2. Kerjasama tim inter dan multidisiplin 3. Pemberdayaan Masyarakat Perlindungan dan perawatan bagi petugas
Jangan melakukan kerusakan lebih lanjut
Safety diri saat respons ke lokasi. Alat pengaman, rotator (lampu) selalu hidup, sirine hanya saat mengambil korban, persiapan pada kendaraan, parkir 15 m dari lokasi (u kebakaran 30 m dan perhatikan arah angin) Safety diri di tempat kejadian -> minimal berdua. Kordinasi dengan pihak terkait, cara mengangkat pasien, proteksi diri Safety lingkungan -> Waspada bahaya yang mengancam Persiapan untuk perlindungan bagi petugas Kesiapan fisik dan mental personal Kriteria kesiapan fisik dan mental personal meliputi: 1) Secara jasmani dan rohani dinyatakan sehat 2) Memiliki pengetahuan dan pengalaman 3) Memiliki kemampuan analisa 4) Memiliki mutu pribadi (dapat bekerja dalam tim, dapat bekerja dilokasi bencana, memiliki motivasi tinggi dll) Kesiapan sarana dan prasarana 1) Alat Proteksi Diri -> untuk melindungi petugas dari risiko yang mungkin terjadi (ex pengunaan APD dalam penanganan Covid 19) 2) Personal kit 3) Tim kit 4) Peralatan kerja Briefing dan debriefing Briefing merupakan hal harus dilakukan sebelum berangkat, tim menyusun rencana dengan menetapkan: 1) Tujuan tim 2) Informasi yang dibutuhkan 3) Sumber informasi 4) Pembagian tugas 5) Jalur pelaporan 6) Perlengkapan personal, tim dan peralatan kerja 7) Rencana akses transportasi Debriefing merupakan hal yang dilakukan setelah tiba di lokasi, yaitu tim melakukan: 1) Melapor kepada penanggungjawab tim 2) Menetapkan lokasi kerja 3) Memastikan jalur komunikasi (radio komunikasi, telepon/hp, internet, dll) 4) Memastikan dukungan bagi anggota tim (akomodasi, perbekalan, makanan, dll) 5) Mengatur rencana pertemuan (dengan pemda setempat, dinkes, pimpinan rumah sakit, koordinator pengungsi, dll) untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan Batasan masa kerja bagi petugas kesehatan Penentuan batasan waktu masa kerja bagi petugas diperlukan guna menentukan batas maksimal petugas dapat bertugas di lokasi kerja.
Jaminan bagi petugas kesehatan (asuransi)
Jaminan atas diri dan keluarga yang ditinggalkan bagi petugas kesehatan selama bertugas di lokasi merupakan hak yang harus dipenuhi sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. KERJASAMA TIM INTER DAN MULTIDISIPLIN Penanggulangan bencana sangat kompleks dan multidimensional Penanggulangan bencana tidak mungkin hanya dilakukan pemerintah Penanggulangan bencana harus dilakukan bersama sama Penanganan bencana membutuhkan multi disiplin ilmu. Dalam kondisi bencana dibutuhkan dokter, perawat, ahli jiwa, ahli remote sensing, dll Kerjasama tim Kerjasama merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama Kerjasama bisa terjadi ketika individu-individu yang bersangkutan mempunyai kepentingan dan kesadaran yang sama untuk kerjasama dalam mencapai tujuan dan kepentingan bersama Kerjasama merupakan suatu kegiatan yang muncul apabila seseorang mempunyai tujuan dan keinginan yang sama dan juga memiliki pengetahuan dan ilmu yang cukup serta memiliki kesadaran pada dirinya guna mencukupi dan mencapai kepentingan itu Tujuan Kerjasama Tujuan utama: Meningkatkan kemampuan dalam memprediksi bencana dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana Tujuan khusus: Memperkuat kerjasama dan pengurangan risiko becana Menjadi sarana saling mengemukanan pendapat Membuat pelaku kegiatan ini saling mengenal Manfaat
Memunculkan semangat persatuan dan kesatuan
dalam diri Mempererat ikatan bagi orang ataupun klp dalam melakukan penanganan bencana Memudahkan kegiatan/penanganan bencana Mempercepat penyelesaian pekerjaan Kerjasama Interdisiplin dalam Kep Bencana Interdisiplin merupakan interaksi intensif antar satu atau lebih disiplin, baik yang langsung berhubungan maupun tidak, melalui program-program pengajaran dan penelitian dengan tujuan melakukan integrasi konsep metode dan analisis Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok profesional yg mempunyai aturan yg jelas, tujuan umum dan berbeda keahlian ▪ Tim akan berfungsi baik jika ada kontribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan ▪ Interdisiplin merupakan kombinasi dari berbagai disiplin ilmu dalam tugas, namun dalam pemecahan suatu masalah saling bekerjasama dengan disiplin ilmu lain yang saling berkaitan Ciri-ciri Interdisiplin Peran dan tanggungjawab tidak kaku, dapat beralih sesuai perkembangan Menyadari adanya tumpang tindih kompetensi dan menerapkan dalam praktek sehari hari Menemui dan menggali keunikan peran sebagai disiplin yang tidak bisa diabaikan dan merupakan modal bersama Ranah perluasan ilmu dan keterampilan yang dimiliki dan akan diterapkan merupakan hal yang paling komprehensip, terdapat keinginan untuk memikul beban bersama, hasrat untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan Interdisisplin dimulai dari disiplin setelah itu mengembangkan permasalahan seputar disiplin tersebut Kerjasama Multidisiplin dalam Kep Bencana Merupakan kombinasi dari berbagai disiplin ilmu, tidak harus bekerja secara terintegrasi atau terkoordinasi, dimana dalam pemecahan suatu masalah menggunkan berbagai sudut pandang ilmu yang relevan multidisiplin atau multidisipliner mengacu pada tim dimana sejumlah orang atau individu dari berbagai disiplin ilmu terlibat dalam suatu proyek namun masing-masing individu bekerja secara mandiri. Setiap individu dalam tim multidisiplin memiliki keterampilan dan keahlian yang berbeda namun saling melengkapi satu sama lain Tim multidisiplin adalah kelompok pekerja kesehatan yang terdiri dari anggota dengan latar belakang ilmu profesi yang berbeda dan masing2 anggota tim memberikan pelkes ke pasien Ciri-ciri multidisiplin
Setiap bagian ikut berperan cukup besar,
melakukan perencanaan pengelolaan bersama Setiap bagian beraktivitas berdasarkan ilmunya Konseptual dan operasional terpisah pisah Dalam pelayanan kesehatan berbagai disiplin ilmu berupaya mengintegrasikan pelayanan untuk kepentingan pasien/korban, namun setiap disiplin membatasi diri untuk tidak memasuki ranah ilmu lain Anggota tim multidisiplin 1. Dokter a. Peran dalam keadaan bencana ▪ Melakukan penanganan kasus kegawat daruratan trauma maupun non trauma ▪ Melakukan pemeriksaan umum korban bencana ▪ Mendiagnosa korban dan ikut menentukan status triase korban ▪ Menetapkan diagnosa dan mencegah kecacatan ▪ Memberikan pelayanan pengobatan darurat ▪ Melakukan tindakan medis yang dapat dilakukan di posko tanggap bencana ▪ Memberikan rekomendasi rujukan bencana b. Peran dalam tim penanggulangan kritis ▪ Tim gerak cepat: bergerak dalam wkt 0-24 jam setelah kejadian bencana ▪ Tim Penilaian cepat kesehatan (tim RHA) ▪ Tim bencana kesehatan : Merupakan tim yg diberangkatkan berdasarkan kebutuhan stlh tim gerak cepat dan tim RHA kembali dengan laporan hasil kegiatan mereka di lapangan 2. Perawat Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya paling besar dan berada di garis depan perawatan kesehatan pada saat bencana berlangsung. Perawat memberikan perawatan, advokasi, dan tenaga promosi kesehatan saat bencana berlangsung (disaster nursing). Kemampuan esensial perawat yang dibutuhkan saat bencana adalah manajeman korban bencana yang tepat meliputi berpikir kritis (critical thinking), beradaptasi (adaptability), bekerja dalam tim (teamwork), dan kepemimpinan (leadership). Tujuan disaster nursing adalah untuk memastikan bahwa tingkat keperawatan tertinggi dapat dicapai melalui identifikasi advokasi, dan caring pada seluruh korban bencana pada seluruh fase bencana termasuk didalamnya upaya perencanaan dan kesiapsiagaan bencana. Fungsi dan tugas perawat dlm situasi bencana 1. Pase pera bencana ▪ Mengikuti pendidikan dan pelatihan penanggulangan bencana ▪ Terlibat dalam berbagai organisasi maupun lembaga dlm memberikan penyuluhan dan simulasi penanggulangan bencana kpd masyarakat ▪ Terlibat dalam program promosi kesehatan dlm meningkatkan kesiapan masyarakat spt: pertolongan pertama pada anggota klg yg lain; usaha pengobatan diri sendiri 2. Fase Bencana ▪ Bertindak cepat ▪ Berkonsentrasi pada tugas yang dilakukan ▪ Kordinasi dan menciptakan kepemimpinan 3. Pasca bencana ▪ Menangani stres psikologis dan post traumatik stress disorder ▪ Bersama tim kes lain, profesi lain yg terkait dan masyarakat bekerjasama dg lintas sektor menangani masalah kesehatan masyarakat pasca bencana 3. Tim Kesehatan lain ▪ Ahli gizi: mulai dari menyusun menu; pendampingan penyelengaraan makanan dari persiapan sampai pendistribusian; pengawasan logistik bantuan makanan dan minuman; memantau keadaan gizi terutama klp khusus; pelaksanaan konseling gizi dan pemberian suplemen zat gizi ▪ Fisioterapi: Melakukan perawatan terutama untuk pemulihan setelah mengalami perawatan 4. Tim lain ▪ Pekerja sosial ▪ Tim keamanan: TNI, POLRI ▪ Tim SAR Berperan sesuai dengan disiplin dan kemampuan masing-masing bidangnya Komunikasi Multidisiplin Dalam Keperawatan
1. Menciptakan hubungan interpersonal yang baik
Menciptakan dan memelihara hubungan yang baik adalah penting dalam upaya penanganan dan perawatan pasien. 2. Bertukar informasi ▪ Anggota tim yakni dokter perlu memperoleh sebanyak mungkin informasi dari pasien agar dapat mendiagnosa dengan tepat jenis penyakit yang diderita pasien dan merumuskan rencana penanganan dan perawatan. ▪ Bagi pasien, pasien perlu mengetahui, memahami, merasa dikenal, dan dipahami oleh anggota tim. ▪ Perlu melakukan komunikasi dua arah sebagai upaya untuk saling bertukar informasi PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Dasar Hukum ▪ UU no 24 Tahun 2007: Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. ▪ UU No 36 Tahun 2009 : Bagian Kesepuluh : Pelayanan kesehatan pada bencana -> Pasal 82 ayat (1) : Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan pada bencana ▪ Permenkes No 64 Tahun 2013: Krisis kesehatan adalah peristiwa yang mengancam kesehatan individu atau masyarakat yang disebabkan oleh bencana dan atau nerpotensi bencana Pemberdayaan Masyarakat Menurut Ife(1997) dalam Zubaedi (2007), pemberdayaan merupakan upaya untuk meningkatkan kekuasaan dan kemampuan kelompok yang rentan dan lemah. Konsep dalam pemberdayaan masyarakat adalah untuk mengimbau suatu kelompok masyarakat supaya mampu melakukan tindakan terbaik bagi kepentingan bersama. Konsep dari pemberdayaan masyarakat mencerminkan paradigma pembangunan yang bersifat people-centered, participatory, empowering, dan sustainable. Penolong Tercepat Mereka yang terdekat dengan korban, bukan hanya petugas kesehatan tetapi juga masyarakat Peran masyarakat perlu untuk a. Diberdayakan b. Diatur perannya c. Disiapkan tempat untuk mencari bantuan lanjutan Sasaran Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana + pemerintah setempat Pengalaman dapat menjadi kearifan lokal dan pengetahuan yang bisa dimanfaatkan sebagai media untuk membuka ruang kesadaran masyarakat tentang persoalan kebencanaan dan cara menanggulanginya Perubahan paradigma Selama ini masyarakat selalu sebagai pihak yang diselamatkan /ditolong harus menjadi penyelamat atau penolong
Diselamatkan -> penyelamat
Ditolong -> Penolong Pemberdayaan masyarakat akan lebih efektif jika masyarakat sadar akan pentingnya peran mereka dalam Penanggulangan Bencana Sadar Memiliki pengetahuan Keterampilan Etika moral Sikap Komitmen tentang masalah PB Langkah-langkah kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana dan kegawatdaruratan bencana Rapat kordinasi antar warga dengan pimpinan setempat (kepala desa, camat, dll) Menetapkan komando posko (kades/camat) ketua tim kesehatan Ketua tim kesehatan menetapkan pembantu pelaksana lapangan: tim triage, tim bantuan hidup dasar, tim evakuasi, kendaraan evakuasi dan sopir Tim kesehatan jika terjadi bencana atau kegawatdaruratan kesehatan Puskesmas, dinkes kab/kota/provinsi bertanggungjawab untuk pelatihan-pelatihan tentang kesehatan spt bantuan hidup dasar dll Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan masyarakat terdiri dari 1. Masyarakat 2. Organisasi Kemasyarakatan 3. Pelaku usaha atau dunia usaha Berbasis masyarakat Segala upaya bersifat non instruktif Guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat Untuk secara andiri mengidentifikasi masalah dan merencanakan pemecahanya Dengan memanfaatka potensi dan fasilitas dari instansi lintas sektor maupun lsm Peran masyarakat Mengurangi risiko bencana dengan memelihara lingkungan hidup Terlibat aktif dalam pembuatan program pengurangan risiko bencana di wilayahnya masing2 (program prb di bidang kesehatan seperti PHBS) Mengikuti simulasi/pelatihan bencana Melakukan penanggulangan bencana sesuai kearifan lokal Peran organisasi masyarakat Terlibat aktif dalam pembuatan kurikulum pelatihan kesiapsiagaan bagi masyarakat Mendampingi masyarakat dalam mendesain program-program pengurangan risiko bencana Mengorganisir pelatihan-pelatihan bencana untuk masyarakat Melakukan sosialisasi dan edukasi bencana untuk masyarakat Peran Dunia Usaha Melibatkan perusahaan dalam program-program pengurangan risiko bencana melalui CSR (Corporate social responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan Melibatkan perusahaan dalam pembuatan kebijakan Melibatkan perusahaan dalam aksi tanggap darurat saat bencana hinga masa pemulihan setelah bencana Contoh bentuk peran masyarakat TERIMA KASIH