Anda di halaman 1dari 6

Essay keperawatan Bencana

“Perencanaan Penanggulangan Bencana diberbagai Area dan


Pemberdayaan Masyarakat (kerja sama tim inter dan multidisiplin serta
pemberdayaan masyarakat )”
Oleh Megiwati Inka Wello
Pendahuluan
Perencanaan penanggulangan bencana diberbagai area dan pemberdayaan
masyarakat sangat penting di lakukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik dalam (Rahman, 2020)
adalah suatu kondisi dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah
tangga tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup. Kesejahteraan
masyarakat menurut United Nations Development Program (UNDP) diukur
dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator komposit
dari tiga indikator sektor pembangunan: pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Untuk itu depertemen kesehatan Indonesia melakukan terobosan baru untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat
melalui kebijakan program Desa Siaga. Desa Siaga adalah suatu kondisi
masyarakat desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta
kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Beberapa Masalah pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan pada program Desa Siaga adalah sebagai berikut:
 Paradigma sehat sebagai paradigma pembangunan kesehatan telah
dirumuskan, namun belum dipahami dan diaplikasi semua pihak.
 Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menetapkan daerah 2 (kabupaten/kota) memegang
kewenangan penuh dalam bidang kesehatan, namun kewenangan
tersebut belum berjalan optimal.
 Revitalisasi puskesmas dan posyandu hanya diartikan dengan
pemenuhan fasilitas sarana.
 Dinas kesehatan kabupaten/kota lebih banyak melakukan tugas-
tugas administratif.
 Keterlibatan masyarakat bersifat semu yang lebih berkonotasi
kepatuhan daripada partisipasi dan bukan pemberdayaan
masyarakat.
Pembahasan
Konsep Kerjasama Tim Interdisiplin

 Kerjasama tim interdisiplin merupakan sekelompok professional yang


mempunyai aturan yang jelas tujuan umum dan berbeda keahlian, . Tim
akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim dalam
memberikan pelayanan kesehatan terbaik. ( Risnawati, 2021)
 Ciri-Ciri Interdisiplin dimana peran dan tanggung jawab tidak kaku, dapat
beralih sesuai dengan perkembangan, menyadari adanya tumpang tindi
kompetensi dan menerapkan dalam praktek sehari-hari, menemui dan
mengenali keunikan peran berbagai disiplin yang tidak bisa diabaikan dan
merupakan modal bersama, ranah perluasan ilmu dan ketrampilan yang
dimiliki dan akan diterapkan merupakan yang paling komprehensif,
terdapat keinginan untuk memikul beban berat bersama, hasrat untuk
saling berbagi pengalaman dan pengetahuan.Interdisiplin dimulai dari
disiplin, setelah itu mengembangkan permasalahan seputar disiplin
tersebut.
 Anggota tim interdisiplin yaitu BMKG yang dikoordinasikan oleh Menteri
yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.
Konsep Kerjasama Tim multidisiplin

 Menurut Wywialowski (2004), multidisiplin atau multidisipliner mengacu


pada tim dimana sejumlah orang atau individu dari berbagai disiplin ilmu
terlibat dalam suatu proyek namun masing-masing individu bekerja secara
mandiri. Setiap individu dalam tim multidisiplin memiliki keterampilan
dan keahlian yang berbeda namun saling melengkapi satu sama lain.
Pengalaman yang dimiliki masing-masing individu memberikan kontribusi
yang besar bagi keseluruhan upaya yang dilakukan. Tim multidisiplin
adalah sebuah kelompok pekerja kesehatan atau pekerja medis yang terdiri
dari anggota – anggota dengan latar belakang ilmu profesi yang berbeda
 Ciri - ciri Tim multidisiplin antara lain Setiap bagian ikut berperan cukup
besar dan melakukan perencanaan pengelolaan bersama, Setiap bagian
beraktivitas berdasarkan batasan ilmunya, Konseptual dan operasional
serta terpisah-pisah, Dalam pelayanan kesehatan, berbagai bidang ilmu
berupaya mengintegrasikan pelayanan untuk kepentingan pasien. Namun
setiap disiplin membatasi diri secara ‘tegas’ untuk tidak memasukan ranah
ilmu lain.
 Anggota tim multidisiplin yaitu
1) Dokter perannya yaitu :
 Dalam keadaan bencana : a) Melakukan penanganan
kasus kegawat daruratan trauma maupun non trauma seperti
PPGD-GELS, ATLS, ACLS) b) Melakukan pemeriksaan
umum terhadap korban bencana. c) Mendiangnosa keadaan
korban bencana dan ikut menentukan status korban triase.
d) Menetapkan diagnosa terhadap pasien kegawat daruratan
dan mencegah terjadinya kecatatan pada pasien. e)
Memberikan pelayanan pengobatan darurat f) Melakukan
tindakan medis yang dapat dilakukan di posko tanggap
bencana. g) Memberikan rekomendasi rujukan ke rumah
sakit apabila memerlukan penanganan lebih lanjut h)
Melakukan pelayanan kesehatan rehabilitative
 Dalam penanggulangan kritis : Tim gerak cepat, Tim RHA,
Tim bencana kesehatan
2) Perawat
Fase pra bencana a) Perawat mengikuti pendidikan dan
pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam penanggulangan
ancaman bencana untuk setiap fasenya. b) Perawat ikut
terlibat dalam berbagai dinas pemerintahan, organisasi
lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan
dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana
kepada masyarakat. c) Perawat terlibat dalam program
promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan
masyarakat dalam menghadapi bencana
Fase bencana a) Bertindak cepat b) Perawat seharusnya
tidak menjanjikan apapun dengan pasti, dengan takut
memberikan harapan yang besar pada para korban selamat.
c) Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan d)
Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan.
Fase pasca bencana a) Bencana tentu memberikan bekas
khusus bagi keadaan fisik, sosial, dan psikologis korban. b)
Stress psikologis yang terjadi dapat terus berkembang
hingga terjadi Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) yang
merupkan sindron dengan tiga kriteria utama. Pertama,
gejala trauma pasti dapat dikenali. Kedua, individu tersebut
mengalami gejala ulang traumanya melalui flashback,
mimpi, ataupun peristiwa – peristiwa yang memacunya.
Ketiga, individu akan menunjukkan gangguan fisik. Selain
itu individu dengan PTSD dapat mengalami penurunan
konsentrasi, perasaan bersalahm dan gangguan memori. c)
Tim kesehatan bersama masyarakat dan profesi lain yang
terkait bekerja sama dengan unsure lintas sector manangani
masalah kesehatan masyarakat pasca bencana.
3) Ahli gizi, perannya yaitu 1) Menyusun menu bagi sekelompok
masyarakat korban bencana alam. 2) Pendampingan
penyelenggaraan makanan sejak dari perisapan samppai
perindistribusian. 3) Pegawasan logistik bantuan bahan makanan
dan minuman. 4) Memantau keadaan gizi pengungsian khusus
balita dan ibu hamil. 5) Pelaksanaan koseling gizi gratis yang
disediakan untuk masyarakat korban bencana alam. 6) Pemberian
suplemen zat gizi makro (kapsul vitamin A, untuk balita dan tablet
besi untuk ibu hamil).
4) Fisioterapi dengan peran : 1) Fisioterapi harus mampu mebina
hubungan baik secara intense dengan instansi yang diakui secara
internasional / LSM untuk memastikan bahwa layanan professional
dikoordinasikan dan dimasukkan sebagai bagian dari program
rancangan pembangunan nasional yang berkelajutan dalam
kerangka manajemen bencana. 2) Mitigasi dan kesiapan adalah
cara utama untuk mengurangi dampak bencana dan mitigasi dan
kesiapsiagaan berbasis masyarakat/manajemen harus menjadi
praktek manajemen fisioterapi. 3) Korban bencana yang
mengalami luka fisik dapat di fase awal dapat mendapat perawatan
di rumah sakit terdekat, atau pada langkah sementara dilokasi
dengan bantuan medis oleh tim bantuan bencana local secaara
organisasi bantuan internasional.
5) Pekerja sosial
6) POLRI, memiliki peran untuk, 1) Meningkatkan pembinaan
masyarakat melalui kegiatan community policing sehingga
masyarakat diharapkan mampu mencegah dan 12 menghindari
terjadinya tindakan kejahatan yang akan menimpa dirinya mampu
kelompoknya. 2) Melaksanakan sosialisasi antisipasi terhadap
bencana melalui pelatihan penyelamat saat terjadinya bencana serta
terbentuknya sistem deteksi dini adanya bencana yang dapat
dimengerti oleh masyarakat. 3) Meningkatkan kepatuhan hukum
dari masyarakat agar tidak melakukan tindakan yang melanggar
hukum pada saat terjadinya bencana penyuluhan dan
pengorganisasian kelompok masyarakat sadar hukum. 4)
Melakukan kegitan kepolisian dalam rangka memberikan jaminan
rasa aman kepada masyarakat baik jiwa maupun harta melalui
kegiatan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat
serta penegakan hukum yang professional dengan menjunjung
tinggi HAM. 5) Melakukan pembenhan dan peningkatan
internasional organisasi polri melalui peningkatan kuantitas dan
kualitas personil medasari paradigma baru polri, meningkatkan
sarana dan prasarana pelayanan masyarakat, menciptakan sistem
dan metode serta anggaran yang mampu mendukung operasional
polri dalam penggulangan bencana.
7) Tim SAR
 Komunikasi Multidisplin dalam Keperawatan Bencana, yaitu :
Menciptakan hubungan interpersonal yang baik, Bertukar informasi,
Mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian, Penggunaan bahasa yang
tepat, Bahasa tubuh dan penampilan, Bersikap jujur, Memperhatikan
kebutuhan pasien, Mengembangkan sikap empati
Konsep Pemberdayaan Masyarakat

 Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk


menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali,mengatasi,memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Dalam pemberdayaan masyarakat peran
masyarakat sangat vital, karena masyarakat yang menjadi pemeran
utamanya, namun peran petugas kesehatan juga tidak bisa dihilangkan.
Dalam pemberdayaan masyarakat, petugas kesehatan memiliki peran
penting juga, yaitu memfasilitasi masyarakat melalui kegiatankegiatan
maupun program-program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan
dan pengorganisasian masyarakat, memberikan motivasi kepada
masyarakat untuk bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan
pemberdayaan agar masyarakat mau berkonstribusi terhadap program
tersebut, melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat vocational.
 Tujuan dari Pemberdayaan Masyarakat yaitu utnuk menumbuhkan
kesadaran, pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan bagi individu,
kelompok, atau masyarakat, selanjutnya untuk meningkatkan kemauan dan
kehendak sebagai salah satu bentuk lanjutan dari kesadaran dan
pemahaman terhadap objek, dalam hal ini kesehatan , kemudian untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat di bidang kesehatan yang berarti
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok telah mampu
mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk tindakan
atau perilaku sehat
 Adapun beberapa Prinsip Pemberdayaan Masyarakat yaitu :
Menumbuhkembangkan potensi masyarakat, Mengembangkan gotong
royong masyarakat, Menggali konstribusi masyarakat , Menjalin
kemitraan dan Desentralisasi.
 Ciri pemberdayaan Masyarakat
1) Community leader: petugas kesehatan melakukan pendekatan
kepada tokoh masyarakat atau pemimpin terlebih dahulu. Misalnya
Camat, lurah, kepala adat, ustad, dan sebagainya.
2) Community organization: organisasi seperti PKK, karang taruna,
majlis taklim,dan lainnnya merupakan potensi yang dapat dijadikan
mitra kerja dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
3) Community Fund: Dana sehat atau Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang dikembangkan dengan prinsip
gotong royong sebagai salah satu prinsip pemberdayaan
masyarakat.
4) Community material : setiap daerah memiliki potensi tersendiri
yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan.
Misalnya, desa dekat kali pengahsil pasir memiliki potensi untuk
melakukan pengerasan jalan untuk memudahkan akses ke
puskesmas.
5) Community knowledge: pemberdayaan bertujuan meningkatkan
pengetahuan masyarakat dengan berbagai penyuluhan kesehatan
yang menggunakan pendekatan community based health education.
6) Community technology: teknologi sederhana di komunitas dapat
digunakan untuk pengembangan program kesehatan misalnya
penyaringan air dengan pasir atau arang.
 Jenis-jenis pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah
posyandu, Pos Obat Desa, Polindes, dana sehat, LSM, upaya kesehatan
tradisional, pos gizi, pos KB desa, pos kesehatan pesantren, Sakabhakti
Husada, Pos Upaya Kesehatan Kerja, Kelompok pemakai Air, Karang
taruna husada, pelayanan puskesmas,dan pelayanan puskesmas pembantu
(Pustu) dsb.
 Sanksi Pemberdayaan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 yaitu sebagai berikut : Tentang Kesehatan: Pasal 52 ayat (1)
Mengatakan bahwa pelayanan kesehatan terdiri atas: pelayanan kesehatan
perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pasal 53 ayat (2) lebih
tegas juga mengatakan bahwa “pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
suatu kelompok dan masyarakat”, hal ini sangat jelas bahwa dalam
keadaan bagaimanapun teanga kesehatan harus mendahulukan pertolongan
dan keselamatan jiwa pasien
Kesimpulan

Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekelompok


professional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda
keahlian. Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota tim
dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Sedangkan Tim multidisiplin
adalah sebuah kelompok pekerja kesehatan atau pekerja medis yang terdiri dari
anggota – anggota dengan latar belakang ilmu profesi yang berbeda

Dalam pemberdayaan masyarakat peran masyarakat sangat vital, karena


masyarakat yang menjadi pemeran utamanya, namun peran petugas kesehatan
juga tidak bisa dihilangkan. Dalam pemberdayaan masyarakat, petugas kesehatan
memiliki peran penting juga, yaitu memfasilitasi masyarakat melalui
kegiatankegiatan maupun program-program pemberdayaan masyarakat meliputi
pertemuan dan pengorganisasian masyarakat, memberikan motivasi kepada
masyarakat untuk bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar
masyarakat mau berkonstribusi terhadap program tersebut, melakukan pelatihan-
pelatihan yang bersifat vocational.

Daftar pustaka
Hikmat, 2001. Masyarakat dalam Kesehatan.Agung Sentosa. Jakarta.
Nurbeti, M. 2009.Pemberdayaan masyarakat dalam konsep “kepemimpinan yang
mampu menjembatani”. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2007, Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
Bagian Ilmu Kesmas FK Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prodi Penyuluhan
Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Bagian Gizi Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta
Rahman, Ainur. 2020. Konsep Kesejahteraan Masyarakat Sosial Indonesia
diterbitkan oleh Ardi Gunawan
Risnawati. 2021. Pentingkah sebuah uji kompetensi. Media Sains Indonesia

Anda mungkin juga menyukai