KELOPOK 8 :
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
Ada sejumlah lembaga yang memiliki peran dalam pencegahan dan penang gulangan
korupsi, antara lain: Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan
Pengadilan.
1. Kepolisian
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian di samping berfungsi dalam
Harkamtibnas, perlindungan dan pengayoman, pelayanan masyarakat namun juga
bertugas untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindakan
pidana.
2. Kejaksaan
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia, disebutkan bahwa Kejaksaan berwenang untuk melakukan penyidikan
terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang, termasuk di
antaranya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001.
3. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
KPK dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002. Undang-
undang ini terbit dengan pertimbangan penegakan hukum untuk memberantas
tindak pidana korupsi yang dilakukan secara konvensional selama ini terbukti
mengalami berbagai hambatan. Saat ini korupsi telah menjadi kejahatan luar biasa
(extraordinary crime) sehingga harus ditangani secara luar biasa (extraordinary
measures). Persepsi publik terhadap kejaksaan dan kepolisian dan atau lembaga
pemerintah dipandang belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam
penanganan kasus-kasus korupsi sehingga masyarakat telah kehilangan
kepercayaan (losing trust). Selain itu, korupsi terbukti telah merugikan keuangan
negara, perekonomian negara, dan menghambat pembangunan nasional. Untuk itu,
diperlukan metode penegakan hukum secara luar biasa melalui pembentukan suatu
badan khusus yang mempunyai kewenangan luas, serta bebas dari kekuasaan
manapun dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi, yang
pelaksanaannya dilakukan secara optimal, intensif, efektif, profesional, serta
berkesinambungan (Santoso P., 2011)
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 menyebutkan KPK mempunyai
tugas:
a. koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
b. supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
c. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak
pidana korupsi.
d. melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
e. melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
a. melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang
ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat
penegak hukum atau penyelenggara negara.
b. mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat, atau menyangkut kerugian
negara paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).