Anda di halaman 1dari 58

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma

Domestika Val) TERHADAP NYERI GASTRITIS


DI KLINIK BUNGA MERPATI KOTA PALU

SKRIPSI

MARSUJI UTAMI
201601022

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pemberian


Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestika Val) Terhadap Nyeri Gastritis di Klinik
Bunga Merpati Kota Palu adalah benar karya saya dengan arahan dari
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes
Widya Nusantara Palu.

Palu, September 2020

MARSUJI UTAMI
201601022

ii
ABSTRAK

MARSUJI UTAMI. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestika Val) Terhadap
Nyeri Gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu. Dibimbing oleh SRI YULIANTI dan
MAHARANI FARAH DHIFA.

Gastritis biasanya disebut dengan nama sakit “maag” ataupun nyeri ulu hati. Penyakit ini jika tidak
cepat ditangani akan sangat berbahaya, karena dapat memberi kerusakan pada lambung serta bisa
memperbesar risiko terjadi kanker lambung sehingga bisa mengakibatkan kematian. Kunyit sangat
berpengaruh dalam proses penyembuhan penyakit terutama penyakit gastritis, karena kunyit sangat
baik digunakan sebagai pengobatan radang, ulkus lambung serta sakit perut. Tujuan penelitian ini
yaitu dianalisisnya pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val) terhadap nyeri
gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu. Jenis penelitian ialah kuantitatif, menggunakan
metode quasi experiment dengan one group pre and post test without control. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua penderita gastritis sebanyak 31 orang. Jumlah sampel sebanyak 13
orang. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test, dengan variabel independen
pemberian ekstrak kunyit dan variabel dependen nyeri gastritis. Hasil penelitian diperoleh nilai P
= 0,001, terdapat pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val) terhadap nyeri
gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu. Sebelum pemberian ekstrak kunyit, sebagian besar
responden mempunyai skala nyeri gastritis dengan kategori berat dan sesudah pemberian ekstrak
kunyit, terjadi perbedaan dimana semua responden skala nyerinya menurun menjadi ringan.
Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu, dengan nilai P =
0,001 < 0,05.

Kata kunci: ekstrak kunyit, nyeri, gastritis

iii
ABSTRACT

MARSUJI UTAMI. The Influences Of Curcuma Domestica Val Extract Toward Gastritis Pain In
Bunga Merpati Clinic, Palu. Guided By SRI YULIANTI and MAHARANI FARAH DHIFA.

Gastritis is called gastric pain or maag in Indonesian words. This disease will be dangerous if not
be treated well, it caused gastric ulcer and risk for cancer and death even. The Curcuma Domestica
Val extract have good effect for cure process because it mostly consume for inflamation disease,
ulcer and abdominal upset. The aims of research to anlyse the influences of curcuma domestica val
extract toward gastritis pain in Bunga Merpati Clinic, Palu. This is quantitative research with
quasy experiment method and one group pre and post test without control design. Total of
population is 31 gastritis patients and sampling only 13 people. Data analysed by Wilcoxon Signed
Rank Test with curcuma domestica val extract administered as a independent variable and gastric
pain as a dependent variable. The result of research found P value = 0,001, so it means that have
influences of curcuma domestica val extract administered toward gastritis pain in Bunga Merpati
Clinic, Palu. Before administered of curcuma domestica val extract, most of respondents have
severe gastric pain, but after it most of them have slight gastric pain. Conclusion mentioned that
have influences of curcuma domestica val extract administered toward gastritis pain in Bunga
Merpati Clinic, Palu.

Keyword : curcuma domestica val extract, pain, gastritis

iv
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma
Domestika Val) TERHADAP NYERI GASTRITIS
DI KLINIK BUNGA MERPATI KOTA PALU

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

MARSUJI UTAMI
201601022

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020

v
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma


Domestika Val) TERHADAP NYERI GASTRITIS
DI KLINIK BUNGA MERPATI KOTA PALU

SKRIPSI

MARSUJI UTAMI
201601022

Skripsi Ini Telah Diujikan Tanggal 18 September 2020

Ns. Sri Yulianti, S.Kep., M.Kep (………………………………)


NIK. 20170901074

Maharani Farah Dhifa, M.Si., Apt (………………………………)


NIK. 20150901054

Mengetahui,
Ketua STIKes Widya Nusantara Palu

Dr. Tigor H. Situmorang, MH., M.Kes


NIK. 20080901001

vi
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala
karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 ini ialah Gastritis, dengan
judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestika Val) Terhadap
Nyeri Gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu”.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Nyoto
dan Ibunda Katimi tercinta yang telah memberikan dukungan moral kepada
penulis selama menjalani pendidikan sejak bangku sekolah sampai bangku kuliah.
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak
menerima bimbingan, bantuan, dorongan, arahan dan doa dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Dr. Pesta Corry S. Dipl.Mw. S.KM., M.Kes., selaku Ketua Yayasan STIKes
Widya Nusantara Palu.
2. Dr. Tigor H. Situmorang, M.H., M.Kes., selaku Ketua STIKes Widya
Nusantara Palu.
3. Hasnidar, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Widya Nusantara Palu.
4. Ns. Sri Yulianti, S.Kep., M.Kep., selaku pembimbing I yang telah
memberikan masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini.
5. Maharani Farah Dhifa, M.Si., Apt., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam perbaikan skripsi ini.
6. Prof. Dr. Nurdin Rahman, M.Si., M.Kes., selaku penguji utama yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.
7. Dosen dan Staf STIKes Widya Nusantara Palu yang telah banyak memberikan
bantuan kepada penulis selama mengikuti pendidikan.
8. Pimpinan Klinik Bunga Merpati beserta staf atas bantuan dan kerja samanya
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
9. Teman-teman STIKes WNP seangkatan (2016), terima kasih atas bantuan,
dukungan serta semangatnya.

vii
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas bantuan,
dukungan serta semangatnya selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu
pengetahuan, khususnya dibidang ilmu keperawatan.

Palu, September 2020

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
HALAMAN JUDUL SKRIPSI v
LEMBAR PERSETUJUAN vi
PRAKATA vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Gastritis 6
B. Tinjauan Umum Tentang Kunyit 12
C. Kerangka Konsep 15
D. Hipotesis 16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 17
B. Tempat dan Waktu Penelitian 17
C. Populasi dan Sampel Penelitian 18
D. Variabel Penelitian 19
E. Definisi Operasional 19
F. Instrumen Penelitian 20
G. Teknik Pengumpulan Data 21
H. Analisis Data 22
I. Bagan Alur Penelitian 24

ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian 25
B. Hasil Penelitian 25
C. Pembahasan 29
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 36
B. Saran 36
DAFTAR PUSTAKA 37
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Gizi dalam 100 g Kunyit 14


Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di
Klinik Bunga Merpati Kota Palu 25
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Klinik
Bunga Merpati Kota Palu 26
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di
Klinik Bunga Merpati Kota Palu 26
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di
Klinik Bunga Merpati Kota Palu 27
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan skala nyeri
gastritis sebelum pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu 27
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan skala nyeri
gastritis sesudah pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu 28
Tabel 4.7 Pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika
Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota
Palu 28

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Kunyit 12


Gambar 2.2 Rimpang Kunyit 13
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian 16
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 17
Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian 24

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin pengambilan data dari Kampus STIKes Widya Nusantara
Palu
Lampiran 2 Surat balasan pengambilan data dari Klinik Bunga Merpati
Lampiran 3 Surat izin melaksanakan penelitian dari kampus STIKes Widya
Nusantara Palu
Lampiran 4 Surat balasan telah melaksanakan penelitian dari Klinik Bunga
Merpati
Lampiran 5 Permohonan menjadi responden
Lampiran 6 Pernyataan persetujuan menjadi responden
Lampiran 7 Lembar Pemeriksaan
Lampiran 8 Lembar Observasi
Lampiran 9 SOP Ekstrak Kunyit
Lampiran 10 Master tabel penelitian
Lampiran 11 Olah data SPSS
Lampiran 12 Dokumentasi penelitian
Lampiran 13 Riwayat hidup

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan hingga kini masih menghadapi dua


permasalahan, dilain pihak masalah penyakit menular hingga kini masih
menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang belum bisa teratasi, disisi
lainnya kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) masih menjadi perhatian
karena masih tingginya kasus kejadian yang ditimbulkannya akibat gaya hidup
yang kurang baik, dan gastritis menjadi salah satu PTM yang umumnya paling
banyak terjadi1. Gastritis merupakan sebuah peradangan ataupun pendarahan di
mukosa lambung yang dikarenakan berbagai faktor seperti iritasi, infeksi, serta
tidakteraturnya pola makan, contohnya lambat makan, makan terlalu banyak,
menggemari makanan dengan bumbu yang yang merangsang, asam, serta
pedas2.
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) bahwa
prevalensi gastritis secara global dari beberapa negara pada tahun 2018 yaitu
Inggris dengan angka persentase 22%, China dengan angka persentase 31%,
Jepang dengan angka persentase 14,5%, Kanada dengan angka persentase 35%
dan Perancis dengan angka persentase 29,5%. Secara global, kejadian penyakit
gastritis berkisar 1,8-2,1 juta penduduk dalam tiap tahunnya. Asia Tenggara
sendiri menyumbang angka kejadian gastritis sebanyak 583.635 dari
keseluruhan penduduknya3. Menurut data Kemenkes RI (2018) angka
persentase dari kejadian penyakit gastritis di Indonesia adalah 40,8%. Angka
kejadian gastritis tertinggi mencapai 91,6% yaitu di Kota Medan, lalu di
beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%,
Bandung 32,5%, Palembang 35,35%, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2%4.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah ditahun 2018, angka
kejadian gastritis di Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 148.294 kasus, dengan
Kabupaten Poso sebagai penyumbang gastritis terbanyak pertama dibanding

1
2

kabupaten lainnya yaitu sebanyak 28.958 kasus. Sementara untuk Kota Palu
dengan jumlah kasus gastritis sebanyak 12.316 kasus5.
Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari Klinik Bunga Merpati Kota
Palu bahwa jumlah kunjungan pasien gastritis ditahun 2018 dengan banyak 208
pasien, meningkat menjadi 327 pasien ditahun 2019. Sementara jumlah
kunjungan pada bulan Januari-April tahun 2020 sebanyak 121 pasien6. Pasien
gastritis yang berkunjung di Klinik Bunga Merpati Kota Palu rata-rata dengan
skala nyeri 4-7.
Gastritis biasanya disebut dengan nama sakit “maag” ataupun nyeri ulu
hati. Penyakit ini jika tidak cepat ditangani akan sangat berbahaya, karena
dapat memberi kerusakan pada lambung serta bisa memperbesar risiko terjadi
kanker lambung sehingga bisa mengakibatkan kematian. Gastritis timbul
karena terjadi mukosa lambung meradang yang bisa berdampak pada
membengkaknya mukosa lambung sampai melepasnya epitel mukosa supersial
yang paling memicu terjadinya masalah pada saluran pencernaan7.
Melepasnya epitel bisa memberi rangsangan pada munculnya proses
inflamasi di bagian lambung yang dilihat dari adanya keinginan mual serta
muntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, berkurangnya nafsu makan ataupun
sakit kepala8. Rasa nyeri pada daerah epigastrium umumnya menyerang
penderita gastritis9.
Keluhan nyeri pada penyakit gastritis umumnya disebabkan adanya
gangguan gastritis fungsional. Gastritis fungsional merupakan nyeri yang
terjadi bukan dikarenakan oleh lambung melainkan seringkali dikarenakan
adanya ketidakteraturan pola makan seperti frekuensi makan, jenis serta jumlah
makanan. Nyeri yang ditimbulkan membuat rasa tidak nyaman, serta makan
menjadi tidak enak. Jika masalah ini diabaikan maka dapat meningkatkan
risiko kanker lambung10.
Pengendalian rasa nyeri gastritis bisa dilakukan dengan berbagai cara, di
antaranya pengobatan farmokologi dan non farmakologi. Pengobatan
farmakologi bisa menggunakan obat omeprazole, esomeprazole, lansoprazole,
dan pantoprazole. Pengobatan ini disesuaikan dengan faktor penyebabnya.
Umumnya nyeri gastritis ringan dapat mereda dengan sendirinya. Namun, jika
3

keluhan nyeri yang dirasakan cukup berat, dapat mengatasinya dengan


mengkonsumsi obat-obat tersebut. Selain mengunakan pengobatan farmakologi
di atas, bisa pula menggunakan pengobatan non farmakologi dalam
menurunkan nyeri saat gastritis menyerang, misalnya seperti penggunaan
tanaman kunyit11.
Kunyit dengan nama latin Curcuma Doemstika Val digunakan sebagai
obat herbal atau tradisional sejak dahulu kala. Kunyit sangat berpengaruh
dalam proses penyembuhan penyakit terutama penyakit gastritis, karena kunyit
sangat baik digunakan sebagai pengobatan radang, ulkus lambung serta sakit
perut12. Kunyit mengandung zat aktif yang disebut kurkuminoid yang dapat
menjadi agen antiulcer sangat baik dalam penanganan gastritis10. Kunyit dapat
diekstrak atau diolah untuk dijadikan ramuan dalam mengobati nyeri gastritis.
Pemberian ekstrak kunyit bersifat gastroprotektor yang bisa memberi
perlindungan pada mukosa lambung serta meredahkan nyeri akibat tingginya
asam lambung13.
Pada penelitian yang dilakukan Sarianti dkk (2018) menunjukkan hasil
bahwa pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestik Val) berpengaruh
signifikan terhadap ulkus lambung (p = 0,000). Prosedur penelitian dilakukan
dengan membuat ekstrak kunyit yang dilakukan dengan menghaluskan kunyit
dan menyeduhnya dengan air. Ekstrak kunyit bisa memberi proteksi pada
mukosa lambung melalui peningkatan sekresi mukus serta berefek vasodilator
yang menyebabkan kunyit bisa memberi peningkatan pada pertahanan mukosa
lambung. Ada pula zat aktif yang terkandung dalam kunyit yang bisa memberi
perlindungan pada mukosa lambung ialah kurkuminoid serta minyak atsiri14.
Penelitian yang dilakukan oleh Marlina (2012) tentang “Pengaruh
minuman kunyit terhadap tingkat nyeri dismenore primer pada remaja putri di
SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam”, diperoleh hasil sebelum
siswi diberikan minuman kunyit, lebih dari setengah jumlah siswi (17 orang)
yang menjadi responden mengalami tingkat nyeri dismenore berat serta
sesudah diberikan minuman kunyit nyeri yang dialami oleh siswi-siswi tersebut
menurun pada tingkat sedang. Hal ini membuktikan adanya pengaruh minuman
4

kunyit terhadap penurunan nyeri dismenore primer yang terjadi pada remaja
putri di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam15.
Hikmah (2019) melakukan penelitian dengan hasil eksperimen
membuktikan bahwa ekstrak tanaman kunyit dapat menyembuhkan penyakit
maag. Keadaan optimum ekstrak tanaman kunyit tercapai dalam kurun waktu 1
bulan. Penyembuhan ini diduga karena aktivitas katalitik ekstrak tanaman
kunyit terhadap penyakit maag. kunyit mengandung senyawa yang berguna
sebagai obat yang disebut kurkuminoid16.
Menurut hasil wawancara awal peneliti pada 3 orang pasien gastritis
yang berkunjung di Klinik Bunga Merpati menunjukkan bahwa selama
menderita gastritis, mereka belum pernah menkonsumsi ekstrak kunyit sebagai
alternatif dalam meredakan nyeri gastritis yang mereka alami, hal ini
dikarenakan ketiga pasien tersebut belum mengetahui bahwa kunyit dapat
dimanfaatkan sebagai pengobatan herbal dalam pengobatan gastritis.
Berdasarkan masalah yang telah dibahas di atas, maka peneliti tertarik
mengangkat judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestika
Val) Terhadap Nyeri Gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yakni apakah terdapat pengaruh


pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di
Klinik Bunga Merpati Kota Palu?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Dianalisisnya pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu

2. Tujuan Khusus
a. Diidentifikasinya nyeri gastritis sebelum pemberian ekstrak kunyit
(Curcuma Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
5

b. Diidentifikasinya nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak kunyit


(Curcuma Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
c. Dianalisisnya pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika
Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan (Pendidikan)


Hasil penelitian ini dapat menambah literatur akademik yang dapat
dipergunakan oleh mahasiswa lain dalam pengembangan pengetahuan
tentang terapi non farmakologi pengaruh ekstrak kunyit terhadap penurunan
nyeri gastritis.

2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang manfaat kunyit dalam menurunkan nyeri gastritis.

3. Bagi Instansi Tempat Meneliti


Hasil penelitian ini dapat memberi infomasi serta masukan bagi pihak
klinik dalam memperomosikan kunyit sebagai altrenatif pengobatan untuk
menurunkan nyeri gastritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Gastritis

1. Definisi Gastritis
Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada mukosa lambung.
Peradangan tersebut berakibat pada membengkaknya mukosa lambung
hingga melepasnya epitel mukosa superfisial yang paling menyebabkan
masalah pada sistem cerna. Melepasnya sel epitel dapat menstimulasi
munculnya peradangan di daerah lambung17. Gastritis merupakan terjadinya
peradangan di lapisan mukosa serta submukosa lambung, yang tumbuh jika
proses protektif mukosa terpenuhi bakteri atau bahan iritan lainny18.

2. Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus,
atau parasit lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis
akut adalah meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi
makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat
menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen19.
Ada beberapa faktor penyebab gastritis akut terjadinya gastritis
yaitu20:
a. Obat-obatan, misalnya obat anti peradangan nonsteroid/OAINS
indometasin, ibuprofen, serta asam salisilat, sulfonamide, steroid, kokain,
agen kemoterapi (mitosin, 5-fluora-2-deoxyuriine) serta digitalis yang
mempunyai sifat memberi iritasi mukosa lambung.
b. Infeksi bakteri misalnya Streptococci, Staphylococci, Proteus spesies,
Clostridium spesies, E. coli, tuberculosis dan secondary syphilis.
c. Virus Sitomegalovirus yang menginfeksi.
d. Infeksi jamur misalnya Candidiasis, Histoplasmosis serta Phycomycosis.
e. Stres fisik yang dikarenakan luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal napas, gagal ginjal, rusaknya susunan saraf pusat, serta refluks usus
lambung.

6
7

f. Makanan serta minuman dengan sifat iritan, makanan dengan bumbu


serta minuman yang mengandung kafein serta alkohol adalah penyebab
iritasi mukosa lambung.
g. Garam empedu, timbul dalam keadaan refleks garam empedu (susunan
terpenting alkali demi aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus
kecil menuju mukosa lambung yang menyebabkan reaksi meradangnya
mukosa.
h. Iskemia, merupakan hal berkaitan karena menurunnya aliran darah
menuju lambung.
i. Trauma langsung pada lambung.

3. Klasifikasi
Gastritis diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya meliputi21:
a. Gastritis akut ialah peradangan akut yang ada pada lambung, umumnya
ada di mukosa. Gastritis akut bisa dikelompokan atas dua yakni gastritis
eksogen akut serta gastritis endogen. Bahan kimia, termis, bakteri adalah
yang menyebabkan terjadinya gastritis eksogen akut, sementara kelainan
tubuh adalah yang menyebabkan gastritis endogen akut.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi mukosa kronis yang memiucu atrofi
mukosa serta metaplasia epitel. Gastritis kronis merupakan inflamasi
yang terjadi menahun di permukaan mukosa lambung. Lambung dengan
peradangan kronis dengan model tertentu yang memberi penyebab
gastritis dari model yang khusus dikenal sebagai gastritis kronis.

4. Manifestasi Kinis
Manifestasi klinis yang ada pada gastritis snagat beragam, diawali dari
keluhan ringan sampai timbulnya perdarahan di bagian saluran pencernaan
bagian atas. Berbagai individu, masalah tersebut tidak memicu gejala yang
khas22. Manifestasi gastritis akut serta kronik bisa diakatakan serupa, yaitu22:

a. Manifestasi gastritis akut


1) Anoreksia
8

2) Nyeri di bagian epigastrium


3) Mual serta muntah
4) Perdarahan pada saluran pencernaan (Hematemesis Melena)
5) Kurang darah (tanda lebih lanjut)
6) Nyeri tekan yang ringan yang terjadi di epigastrium
7) Kembung serta terasa sesak
8) Keluar keringat dingin
9) Turunya nafsu makan
10) Suhu badan naik
11) Pusing
12) Pucat
13) Lemas
b. Manifestasi gastritis kronis
1) Keluhan nyeri pada ulu hati
2) Anoreksia
3) Naucea
4) Nyeri misalnya ulkus peptik

5. Patofiologi Gastritis
Bermula dari adanya mukosa lambung yang mengikis karena
mengkomsumsi minuman keras, obat anti peradangan nonsteroid, infeksi
Helicobacter pylory, memicu reaksi inflamasi. Peradangan pada lambung
bisa pula dikarenakan meningkatnya sekresi asam lambung. Ion H+ sebagai
susunan yang mendasar pada asam lambung yang dibentuk adanya sel
parietal lambung yang menggunakan pertolongan enzim Na+/K+ ATPase
yang bisa memicu meningkatnya stimulasi pada saraf, seperti kecemasan,
stres, marah, dengan cara serabut parasimpatik vagus denpat mengalami
peningkatan transmitter asetilkolin, histamine, gastrin releasing peptide bisa
memberi peningkatan sekresi lambung. Meningkatnya ion H+ tidak disusul
pula oleh meningkatnya penawarnya misalnya prostaglandin, HCO3+,
mukus, lapisan mukosa lambung bisa mengalami reaksi peradangan7.
Meningkatnya sekresi lambung akan menyebabkan stimulasi serabut
9

aferen nervus vagus yang mengarah ke medulla oblongata dari


kemoreseptor yang kandungannnya terbanyak adalah neurotransmitter oleh
rasa mual serta muntah, yang menyebabkan kurangnya gizi yang dapat pula
menurunkan cairan tubuh serta cairan darah. Berkurangnya cairan dapat
menstimulasi pusat muntah agar memberi peningkatan sekresi Antideuretik
Hormone (ADH) yang memicu timbulnya retensi cairan, hilangnya NaCl
serta NaHCO3 yang berlebih akan ditambah dengan hilangnya natrium
melalui muntah sehingga orang yang menderita bisa mengalami hipotermia.
Muntah berakibat pula pada kehilangan K+ (hipokalemia) serta orang yang
menderita bisa terjatuh dalam keadaan alkalosis dengan hypokalemia
sebagai faktor yang memperburuk. Menutupnya celah dengan luka
dilakukan dari migrasi sel epitel serta membelahnya sel yang distimulasi
adanya insulin like growth factored serta gaster7.

6. Faktor-faktor Resiko Gastritis


a. Pola makan
Individu yang mempunyai pola makan tidak teratur akan gampang
menderita gastritis, karena disaat perut yang mestinya diisi, namun
dibiarkan dalam keadaan kosong ataupun ditunda pengisiannya, maka
yang terjadi asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung yang
pada akhirnya memicu rasa nyeri23.
b. Merokok
Kadungan nikotin yang ada pada rokok bisa menekan rasa lapar, ini
yang menjadi penyebab individu tidak merasa lapar akibat merokok,
yang menyebabkan peningkatan asam lambung serta bisa memicu
terjadinya gastritis22.
c. Kopi
Zat yang ada pada kandungan kopi ialah kafein, kafein bisa
memicu terjadinya rangsangan pada susunan saraf pusat (otak), sistem
pernafasan, sistem pembuluh darah serta jantung. Maka dari itu tak heran
taip mengkonsumsi kopi dengan frekuensi yang wajar (1-3 cangkir),
tubuh merasa segar, merasa gairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah
kelelahan ataupun rasa ngantuk. Kafein bisa memberi penyebab
10

rangsangan pada sistem saraf pusat yang menyebabkan peningkatan


aktivitas lambung serta sekresi hormon gastrin di lambung serta pepsin.
Sekresi asam yang mengalami peningkatan bisa memicu iritasi serta
peradangan di mukosa lambung yang berdampak pada gastritis22.
d. Obat AINS (Anti Inflamasi Non Steroid)
Secara kimia obat AINS adalah golongan obat besar yang berbeda
yang dapat memberi hambatan aktifitas siklooksigenasi, yang memicu
menurunnya sintesis prostaglandin serta prekursor tromboksan yang ada
di asam arakhidonat24. Siklooksigenase adalah enzim terpenting dalam
membentuk prostaglandin dari asam arakhidonat. Prostaglandin mukosa
adalah satu dari berbagai faktor defensif mukosa lambung yang
terpenting, bukan hanya memberi hambatan terbentuknya prostaglandin
mukosa, aspirin serta obat anti peradangan nonsteriod tertentu bisa
memberi kerusakan pada mukosa secara topikal, rusaknya topikal akibat
dari kandungan asam yang ada pada obat tersebut yang mempunyai sifat
korosif yang menyebabkan rusaknya sel-sel epitel mukosa. Pemberian
aspirin serta obat anti peradangan nonsteroid bisa pula memberi
penurunan sekresi bikarbonat serta mukus dari lambung, yang
menyebabkan terganggunya kemampuan faktor defensif. Apabila dalam
menggunakan obat-obat itu cuman sesekali maka bisa saja munculnya
gangguan pada lambung akan kecil. Namnu bila mengkonsumsinya
dengan terus menerus ataupun terlalu berlebihan bisa memicu gastritis
serta ulkus peptikum. Memakainya setiap hari dalam kurun waktu
minimal 3 bulan bisa mmeicu gastritis21.
e. Alkohol
Alkohol bisa memberi iritasi serta mengikis mukosa di dinding
lambung yang menyebabkan dinding lambung mudah mengalami asam
lambung sekalipun dalam keadaan normal22.

f. Makanan pedas
Makanan pedas yang dikonsumsi dengan berlebihan dapat
11

menstimulasi sistem pencernaan, khsususnya lambung serta usus. Hal ini


memicu rasa panas serta nyeri pada ulu hati yang disusul adanya rasa
mual serta muntah. Hal demikian menjadikan orang yang menderita kian
menurun nafsu makannnya. Jika makan makanan pedas dibiasakan lebih
dari sekali setiap 1 minggu selama sekurangnya 6 bulan ataupun
dilakukan terus menerus bisa memicu iritasi di lambung yang dikenal
sebagai gastritis25.
g. Usia
Banyak orang yang menderita gastritis terjadi bukan hanya pada
usia dini, usia muda bahkan terjadi pula pada usia dewasa yang masuk
pada usia produktif di negara yang sedang berkembang, yang mana usia
produktif paling memiliki risiko terjadi gastritis sebab terlalu sibuk yang
menjadikan pola makannya menjadi tidak teratur serta stres akibat
pekerjaan dan buruknya pola hidup20.
h. Stress Psikis
Stres dapat pula menjadi penyebab berubahnya hormon pada tubuh
serta memberi rangsangan produksi asam lambung dengan frekuensi
yang berlebih. Efek yang dirimbulakn berupa lambung menjadi sakit,
nyeri, mual, mulas, bahkan menyebabkab luka20.
i. Stres Fisik
Dampak dari pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluk
empedu serta infeksi berat merupakan faktor pencetus stres fisik yang
dapat menimbulkan penyakit gastritis, ulkus dan perdarahan lambung.
Stres fisik bisa membuat perfusi mucosa lambung terganggu yang
mengakibatkan infark kecil serta meningkatkan produksi asam
lambung20.

7. Komplikasi
a. Gastritis akut
Komplikasinya yaitu terjadinya perdarahan Saluran Cerna Bagian
Atas (SCBA), bisa pula meliputi hematemesis (muntah darah) serta
melena (berak darah), yang akhirnya memicu shock hemoragik. Jika
prosesnya hebat, terjadi ulkus, tetapi jarang smpai menimbulkan
12

perforasi22.
b. Gastritis kronis
Gastritis ini memiliki komplikasi berupa terjadi gangguan
penyerapan vitamin B12, yang memicu terjadinya kurang darah
pernesiaosa, yakni masalah penyerapan zat besi, serta menyempitnya
daerah pylorus (pelepasan dari lambung ke usus dua belas jari)22.

B. Tinjauan Umum Tentang Kunyit

1. Definisi
Kunyit (Curcuma Domestica Val.) adalah satu dari berbagai tanaman
obat potensial, bukan hanya menjadi bahan baku obat namun digunakan
pula untuk bumbu dapur serta zat pewarna alami. Kunyit memiliki habitat
asli di bagian wilayah Asia, terutama Asia Tenggara. Tanaman ini bisa
hidup liar di ladang, di hutan maupun di sekitar rumah, di dataran rendah
serta tinggi dengan ketinggian hampir 200 m di atas permukaan laut. Di
samping itu, kunyit bisa pula hidup dengan baik di tanah yang tatanan
pengairan cukup baik, dan curah hujannya cukup tinggi26.

Gambar 2.1 Tanaman Kunyit

2. Khasiat dan Kandungan Kunyit


Bagian terpenting yang ada pada tanaman kunyit ialah rimpangnya
yang merupakan tempat tumbuhnya tunas. Kulit rimpangnya yang memiliki
warna agak coklat serta dibagian dalamnya memiliki wanra kekuningan
yang tua, kuning jingga, ataupun kuning jingga agak merah hingga warna
coklat. Rimpang utama mempunyai bentuk bulat panjang mirip ukuran telur
13

yang merupakan induk rimpang (bulb) yang umumnya dinamai empu


ataupun kunir lelaki. Rimpang induk membentuk cabang yang letaknya
lateral serta bentuknya seperti jari (fingers) yang lurus maupun melengkung.
Induk rimpang memiliki rasa kepahit-pahitan, getir, kaya akan pigmen serta
resin. Sementara anak rimpang memiliki rasa kemanis-manisan serta baunya
aromatis26.
Rimpang kunyit memiliki khasiat dalam menurunkan demam,
mengobati mencret, sesak napas, serta perradangan pada hidung.
Rimpangan kunyit mengandung zat kimia seperti saponin, flavonoida,
polifenol serta minyak atsiri. Berbagai riset sudah memberi bukti jika kunyit
memiliki khasiat sebagai antiinflamasi, dalam penelitian tersebut kunyit bisa
memberikan persen inhibisi radang sebesar 78,37% pada dosis 1000 mg/kg
BB27. Pada penelitian Raudhatun (2019) menunjukkan bahwa dengan
pemberian rebusan kunyit selama 10-15 menit dapat menurunkan skala
nyeri yang dirasakan responden28.

Gambar 2.2 Rimpang Kunyit

Kandungan gizi ekstrak kunyit sebagai berikut29:


Tabel 2.1 Kandungan Gizi dalam 100 g Kunyit
14

No Bahan Aktif Jumlah


1 Energi 390,00 Kcal
2 Kalsium 20,00 mg
3 Karbohidrat 6990,00 mg
4 Lemak 890,00 mg
5 Asam askorbat 50,00 mg
6 Zat besi 4750,00 mg
7 Niasin 4,80 mg
8 Kalium 200,00 mg
9 Fosfor 260,00 mg
10 Protein 850,00 mg
11 Riboflavin 0,19 mg
12 Natrium 30,00 mg
13 Tiamin 0,09 mg
14 Air 60,00 mg
Sumber: Titiglory (2016)

3. Manfaat Kunyit
Rimpang kunyit umumnya dipakai untuk mewarnai masakan serta
minuman, menjadi bumbu dapur, untuk kecantikan misalnya lulur serta
kosmetik, dan menambah nafsu makan untuk anak. Di bidang kesehatan
kunyit memiliki fungsi dalam antioksidan, antitumor, antikanker,
antimikroba, antipikun serta antiracun. Secara tradisional kunyit digunakan
pula untuk penyakit diabetes melitus, demam tifoid, apendisitis, disentri,
leukorea, ketidaklancaran haid, dismenore, obat luka, diare, sakit perut,
melancarkan peredaran darah, sakit maag, hepatitis, sariawan, rematik, serta
bisa memberi penurunan kolesterol30.

4. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestika Val) Terhadap


Nyeri Gastritis
Kunyit mengandung curcumin serta minyak atsiri yang memiliki efek
serupa dengan obat-obatan golongan analgesik yang bisa memberi
penurunan terhadap nyeri melalui cara menghambatnya terbentuknya
prostaglandin melalui mekanisme biosintesis sehingga bisa memblokade
impuls-impuls nyeri yang berasal dari korteks nyeri yang terdapat di
medulla oblongata31. Dosis normal untuk pemberian kunyit yaitu antara 40-
60 g bagi usia dewasa32.
15

5. Standar Operasional Prosedur Pemberian Ekstrak Kunyit


Prosedur pembuatan ekstrak kunyit dibuat dengan cara sebagai
berikut16:
a. Alat:
1) Parutan (Fackelmann Double Grater Productnation)
2) Pisau (Ideal)
3) Saringan (Stainless Stell)
4) Gelas ukur
5) Gelas keramik
6) Mangkok keramik
b. Bahan:
1) Kunyit 50 gram
2) Air mineral 50 ml
c. Prosedur pembuatan ekstrak kunyit:
1) Mengambil 50 gram kunyit
2) Mencuci
3) Mengeringkan sebentar
4) Membersihkan dari kulitnya
5) Memarut kunyit di dalam mangkok keramik
6) Menambahkan air sebanyak 50 ml kemudian di peras
7) Menyaring perasan ekstrak tanaman kunyit
8) Memasukan ekstrak pada gelas
9) Siap untuk diminum
10) Mengulangi langka tersebut setiap hari selama 1 minggu.

C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep yaitu justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang
dilakukan serta memberi landasan topik yang dipilih sesuai dengan identifikasi
masalahnya33. Dalam penelitian disini peneliti menentukan variabel bebas
adalah Curcuma Domestika Val sedangkan variabel terikat yaitu nyeri pada
pasien gastritis. Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut:
16

Variabel independen Variabel dependen

Pemberian
Nyeri Gastritis
Ekstrak Kunyit

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Ket:
: Variabel independen
: Variabel dependen
: Berpengaruh

D. Hipotesis
Ada pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val)
terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ialah kuantitatif, menggunakan metode penelitian adalah


eksperimen, dan desain quasi experimental menggunakan rancangan one group
pre and post test without control. Observasi dilakukan dua kali yakni sebelum
diberikan perlakuan (01) dinamakan pretest, serta sesudah diberikan perlakuan
(02) dinamakan dengan posttest34. Secara sederhana desain penelitian bentuk
one group pre and post test without control. dapat dilihat di bawah ini:

Pretest (01) Perlakuan (X) Postest (02)

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian

Keterangan:
01 : Nyeri gastritis sebelum pemberian ekstrak kunyit
X : Perlakuan tindakan (intervensi) pemberian ekstrak kunyit
02 : Nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak kunyit.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat
Penelitian telah dilaksanakan di Klinik Bunga Merpati Kota Palu.
2. Waktu
Waktu penelitian telah dilakukan pada tanggal 10 - 24 Agustus tahun
2020.

17
18

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi
Populasi ialah keseluruhan subjek penelitian33. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua penderita gastritis pada bulan April tahun 2020
yang berkunjung di Klinik Bunga Merpati yaitu sebanyak 31 orang.

2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi33. Sampel pada penelitian
ditentukan melalui rumus analisis kategorik-numerik berpasangan yaitu35:

( )
2
[ Zα+ Z β ] s
n=
x 1−x 2
Keterangan:
n = Jumlah subjek
Zα = Nilai standar alpha 5%, ditetapkan 1,96
Zβ = Nilai standar beta 20%, ditetapkan 0,84
x 1−x 2 = Selisih yang dianggap bermakna, ditetapkan 4,616
s = Simpangan baku selisih perbedaan nyeri disminore sebelum dan sesudah
diberikan ramuan kunyit, berdasarkan kepustakaan = 5,7736

( )
2
[ Zα+ Zβ ] s
n=
x 1−x 2

( )
2
[ 1,96+0,84 ] 5,77
n=
4,616
2
n=( 3,5 )
n=12,25=13 orang
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 13 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel


Cara menentukan sampel pada penelitian ini dengan teknik purposive
sampling, yakni satu dari berbagai teknik sampling non random sampling
yang mana peneliti sendiri yang menentukan sampelnya melalui cara
menetapkan ciri-ciri khusus sesuai dengan tujuan penelitian agar diharapkan
bisa menjawab permasalahan dalam penelitian 34, dengan kriteria inklusi
serta eksklusi yang sudah ditetapkan peneliti sebagai berikut:
19

a. Inklusi
1) Responden berusia 35-54 tahun (batas usia ini merupakan batas usia
produktif menurut Depkes RI)37
2) Responden yang sering mengalami nyeri pada lambung
3) Responden yeng mempunyai keluhan mual/muntah
4) Responden yang mempunyai keluhan nafsu makan menurun.
5) Responden tidak menggunakan obat nyeri lambung
b. Eksklusi
1) Responden yang tidak mampu dilakukan pengobatan secara oral.
2) Responden yang mempuyai komplikasi selain penyakit gastritis
3) Penderita gastritis yang tidak bersedia menjadi responden.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen
Variabel independen ialah variabel yang memberi pengaruh atau yang
menyebabkan berubahnya atau munculnya variabel dependen35. Variabel
independen di penelitian ini ialah pemberian ekstrak kunyit.

2. Variabel Dependen
Variabel dependen ialah variabel yang dikarenakan adanya variabel
independen35. Variabel dependen di penelitian ini ialah nyeri gastritis.

E. Definisi Operasional

1. Ekstrak Kunyit
Definisi : Kunyit yang diolah dengan cara menghaluskan
kunyit kemudian menyeduhnya dengan air.
Alat dan bahan : a. Parutan (Fackelmann Double Grater
Productnation)
b. Pisau (Ideal)
c. Saringan (Stainless Stell)
d. Gelas ukur
e. Gelas keramik
20

f. Mangkok keramik
g. Kunyit 50 gram
h. Air mineral 50 ml
Cara ukur : Observasi
Prosedur pembuatan: Mengambil 50 gram kunyit, dicuci, kemudian
dikeringkan sebentar, lalu dibersihkan dari kulitnya.
Setelah bersih kunyit di parut di dalam mangkok
keramik dan ditambahkan air sebanyak 50 ml
kemudian di peras. Hasil perasan ekstrak kunyit di
saring kemudian dimasukan ke dalam gelas dan siap
untuk diminum. Mengulangi langka tersebut setiap
hari selama 1 minggu.

2. Nyeri Gastritis
Definisi : Perasaan menyakitkan pada lambung yang timbul akibat
peningkatan asam lambung.
Alat ukur : Lembar pemeriksaan Numeric Rating Scale (NRS) dengan
skala 0-10 dan lembar observasi
Cara ukur : Observasi
Skala ukur : Interval
Hasil ukur : 1-3 skala nyeri ringan
4-6 skala nyeri sedang
7-10 skala nyeri berat

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur nyeri gastritis


menggunakan lembar observasi NRS dengan skala 0-10. Skala yang digunakan
adalah Numerical Rating Scale (NRS) dari penelitian yang telah digunakan
oleh Tamsuri (2012)38. Untuk ekstrak kunyit menggunakan Standar
Operasional Prosedur (SOP) sesuai yang ada pada penelitian Hikmah (2019)16.
21

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Cara Pengumpulan Data


Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu tahap pertama (pre
test) dilakukan observasi untuk mengukur nyeri gastritis sebelum diberikan
ekstrak kunyit. Selanjutnya tahap kedua setelah memperoleh skor nyeri
kemudian diberikan ekstrak kunyit selama 1 minggu dengan frekuensi dua
kali pemberian dalam sehari yaitu pagi dan sore, sehingga total pemberian
ekstrak kunyit selama 1 minggu yaitu sebanyak 14 kali. Selama pemberian
ekstrak kunyit, peneliti tetap mengobservasi skala nyeri yaitu dua hari
sekali, sehingga total observasi selama pemberian ekstrak kunyit ditambah
observasi pre test dan post test yaitu sebanyak 5 kali. Tahap ketiga (post
test) dilakukan pada hari terakhir penelitian yaitu dengan mengukur skala
nyeri setelah pemberian ekstrak kunyit selama 1 minggu.

2. Jenis Data
Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah:
a. Data primer ialah data yang didapatkan langsung melalui responden
dengan memakai lembar observasi NRS, berupa data skala nyeri gastritis
sebelum dan sesudah diberikan ekstrak kunyit, serta data identitas dari
responden.
b. Data sekunder ialah data yang berasal dari arsip di Klinik Bunga Merpati.

3. Pengolahan Data
Sebelum melakukan analisa data, maka terlebih dahulu akan
dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Editing
Peneliti melakukan pemeriksaasn lembar jawaban terhadap
kuesioner yang telah dibagikan kepada responden pada saat penelitian
berlangsung peneliti memeriksa data atau identitas responden serta
pengisisn lembar jawaban pertanyaan yang diajukan kemngkinan adanya
kesalahan dalam pengisisan kuesioner.
22

b. Coding
Coding adalah memberikan nomor kode maupun skor dijawaban
yang memiliki sifat kategori yang dalam penelitian ini adalah jawaban
benar dan salah.
c. Cleaning
Clening adalah pembersihan data dengan melihat variabel yang
dipakai sudahkah data yang didapat benar atau salah.
d. Tabulating
Tabulating adalah penyususun dan perhitungan data berdasarkan
variabel yang diteliti.
e. Describing
Describing adalah menggambarkan atau menjelaskan hasil data
yang sudah dikumpulkan.

H. Analisis Data

1. Analisis Univariat
Analisis univariat dipergunakan dalam mengetahui distribusi frekuensi
pada masing-masing variabel serta karakteristik responden, menggunakan
rumus distribusi frekuensi yaitu39:
f
P= x 100 %
n
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekuensi tiap kategori
n = Jumlah Sampel

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dipergunakan dalam melihat perbedaan atau
keterkaitan antara dua variabel. Uji hipotesis yang dipakai pada penelitian
ini ialah Paired Sample t-test, dengan alasan karena kelompok data dalam
penelitian ini berpasangan, skala ukur penelitian yang digunakan adalah
interval dan tujuan dari penelitian ini adalah melihat perbedaan data
sebelum dan sesudah perlakuan. Syarat uji Paired Sample t-test yakni data
23

harus terdistribusi normal, kedua kelompok data dependen (berpasangan)


dan variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan
hanya 2 kelompok). Sebelum data diuji menggunakan Paired Sample t-test,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk melihat data berdistribusi
normal atau tidak, jika data berdistribusi normal, maka uji lanjut yang
digunakan tetap Paired Sample t-test. Akan tetapi bila data tidak
berdistribusi normal maka alternatif uji alternatif yang dipakai ialah
Wilcoxon Signed Rank Test demi melihat pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat, interprestasinya adalah sebagai berikut39:
a. Terdapat pengaruh bila nilai p-value ≤ 0,05
b. Tidak terdapat pengaruh bila nilai p-value > 0,05.
24

I. Bagan Alur Penelitian

Mengidentifikasi masalah di lapangan

Menentukan lokasi
penelitian
Mengajukan surat izin penelitian dari pihak
Kampus STIKES Widya Nusantara Palu ke Klinik Bunga Merpati

Uji turnitin

Ujian proposal

Waktu penelitian pada bulan Agustus 2020

Mengajukan surat rekomendasi penelitian dari pihak Kampus STIKES


Widya Nusantara Palu ke Klinik Bunga Merpati

Pelaksanaan penelitian

Pemberian ekstrak kunyit dan pengukuran


skala nyeri

Pengolahan data dan analisis


data
Hasil skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan
ekstrak kunyit

Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Uji turnitin

Ujian skripsi

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Klinik Bunga Merpati beroperasi sejak tahun 2016, terletak di Jalan


Merpati Lorong 3 No. 10 Tanamodindi Mantikulore Palu Sulawesi Tengah.
Klinik Bunga Merpati berada di atas lahan dengan ukuran 14-20 meter dan
dengan jumlah ruangan sebanyak 6 ruangan, yaitu Ruang FO (Front Office),
Ruang Dokter, Ruang Bersalin, Ruang Apotek, Ruang Perawatan Kelas I dan
Ruang Perawatan Kelas III.
Jumlah tenaga kesehatan di Klinik Bunga Merpati berjumlah 7 orang,
yang terdiri dari 1 orang dokter, 4 orang bidan, 1 orang perawat dan 1 orang
apoteker. Adapun jam pelayanan di Klinik Bunga Merpati yaitu buka
pelayanan pada senin-sabtu dari jam 08.00 s/d 21.00 (minggu tutup), praktek
dokter 14.00 s/d 21.00, praktek bidan 08.00 s/d 21.00 dan persalinan 24 jam.
Terdapat 10 penyakit tertinggi di Klinik Bunga Merpati dengan urutan yaitu
ISPA, Gastritis, Hipertensi, Diare, Pharingitis, Dermatitis, Rhinitis,
Osteoartitis, Bronchitis dan ISK.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden
a. Jenis kelamin
Berdasarkan penelitian ini, jenis kelamin dibedakan menjadi dua
kategori yaitu laki-laki dan perempuan, hal ini dapat dilihat pada Tabel
4.1.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di
Klinik Bunga Merpati Kota Palu

Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


Laki-laki 3 23,1
Perempuan 10 76,9
Total 13 100,0
Sumber: Data primer 2020

25
26

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 13 responden dalam penelitian


ini, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 10 orang
(76,9%) dan sebagian kecil adalah laki-laki yaitu 3 orang (23,1%).
b. Umur

Berdasarkan penelitian ini, umur dibedakan menjadi dua kategori


menurut pembagian Kemenkes RI (2011) yaitu 36-45 tahun (dewasa
akhir) dan 51 tahun (lansia awal)40, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Klinik
Bunga Merpati Kota Palu

Umur Frekuensi (f) Persentase (%)


36-45 tahun 12 92,3
51 tahun 1 7,7
Total 13 100,0
Sumber: Data primer 2020

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 13 responden dalam penelitian


ini, sebagian besar responden berumur 36-45 tahun yaitu 12 orang
(92,3%) dan sebagian kecil berumur 51 tahun yaitu 1 orang (7,7%).
c. Pendidikan
Berdasarkan penelitian ini, pendidikan dibedakan menjadi tiga
kategori yaitu SMA, D3 dan S1, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di
Klinik Bunga Merpati Kota Palu

Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)


SMA 9 69,2
D3 1 7,7
S1 3 23,1
Total 13 100,0
Sumber: Data primer 2020

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 13 responden dalam penelitian


ini, sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu 9 orang (69,2%)
dan sebagian kecil berpendidikan D3 yaitu 1 orang (7,7%).
d. Pekerjaan
Berdasarkan penelitian ini, pekerjaan dibedakan menjadi enam
kategori yaitu buruh, PNS, swasta, URT, wiraswasta dan wirausaha, hal
27

ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.


Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Klinik
Bunga Merpati Kota Palu

Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)


Buruh 1 7,7
PNS 4 30,8
Swasta 2 15,4
URT 4 30,8
Wiraswasta 1 7,7
Wirausaha 1 7,7
Total 13 100,0
Sumber: Data primer 2020

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 13 responden dalam penelitian


ini, sebagian besar responden adalah PNS dan URT yaitu 4 orang
(30,8%) dan sebagian kecil adalah buruh, wiraswasta dan wirausaha yaitu
1 orang (7,7%).
2. Variabel Penelitian
a. Skala nyeri gastritis sebelum pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
Berdasarkan penelitian ini, skala nyeri gastritis pada responden
sebelum (pretest) pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val)
dibagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang dan berat, hal ini dapat
dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan skala nyeri gastritis
sebelum pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val)
di Klinik Bunga Merpati Kota Palu

Skala nyeri Frekuensi (f) Persentase (%)


Ringan 0 0
Sedang 5 38,5
Berat 8 61,5
Total 13 100,0
Sumber: Data primer 2020

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 13 responden


sebelum pemberian ekstrak kunyit, sebagian besar responden mempunyai
skala nyeri gastritis dengan kategori berat yaitu sebanyak 8 orang
(61,5%) dan sebagian kecil dengan kategori sedang yaitu 5 orang
28

(38,5%). Median pada skala nyeri gastritis sebelum (pretest) pemberian


ekstrak kunyit sebesar 7 dengan standar deviasi sebesar 0,660.
b. Skala nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak kunyit (Curcuma
Domestika Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
Berdasarkan penelitian ini, skala nyeri gastritis pada responden
sesudah (posttest) pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val)
dibagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang dan berat, hal ini dapat
dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan skala nyeri gastritis
sesudah pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val)
di Klinik Bunga Merpati Kota Palu

Skala nyeri Frekuensi (f) Persentase (%)


Ringan 13 100,0
Sedang 0 0
Berat 0 0
Total 13 100,0
Sumber: Data primer 2020

Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan dari 13 responden setelah


pemberian ekstrak kunyit, terjadi penurunan skala nyeri yaitu 1-2 dengan
skala nyeri ringan yaitu 13 responden (100%).
3. Analisis Bivariat
Pengaruh dari pemberian ekstrak kunyit terhadap nyeri gastritis di
Klinik Bunga Merpati Kota Palu diuji menggunakan Wilcoxon Signed Rank
Test karena skala ukur data adalah kategorik, dengan hasil dapat dilihat pada
Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val)
terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu

Min-Max Min-Max
Skala nyeri gastritis P
Pretest Posttest
Pretest
5-7 1-2 0,001
Posttest
Sumber: Data Primer 2020

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak


kunyit (Curcuma Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga
Merpati Kota Palu, hal ini dibuktikan dari analisis bivariat dengan
29

menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test, diperoleh nilai P = 0,001 ≤


0,05. Nilai minimum dan maximum pada penurunan skala nyeri gastritis
sebelum pemberian ekstrak kunyit adalah 5-7 dan nilai minimum dan
maximum pada penurunan skala nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak
kunyit adalah 1-2.

C. Pembahasan

1. Nyeri gastritis sebelum pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika


Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum pemberian ekstrak
kunyit, sebagian besar responden mempunyai skala nyeri gastritis dengan
kategori berat yaitu sebanyak 8 orang (61,5%) dan sebagian kecil dengan
kategori sedang yaitu 5 orang (38,5%). Median pada skala nyeri gastritis
sebelum (pretest) pemberian ekstrak kunyit sebesar 7 dengan standar deviasi
sebesar 0,660.
Menurut asumsi peneliti, intensitas nyeri pada gastritis merupakan
tingkat keparahan pada nyeri lambung yang dirasakan oleh setiap
responden. Setiap responden memiliki respon yang berbeda dalam
mempersepsikan nyeri yang dirasakannya. Responden sebagian besar
mempunyai skala nyeri gastritis dengan kategori berat sebelum pemberian
ekstrak kunyit karena dipengaruhi oleh faktor umur, dimana responden yang
berusia 40 lebih banyak mempunyai skala nyeri berat dibanding responden
yang berumur 40 tahun ke bawah. Bertambahnya umur dapat meningkatkan
risiko nyeri yang diderita, karena dengan bertambahnya umur maka terjadi
perubahan fisiologi tubuh, selain itu diikuti berbagai penyakit yang
menyertai usia lanjut yang menyebabkan risiko nyeri gastritis semakin
berat. Sejalan dengan teori Suiraoka bahwa secara keseluruhan, pengaruh
usia terhadap nyeri bersifat kompleks yaitu adanya peningkatan risiko
berbagai penyakit pada pertambahan usia dan bergantung pada perubahan
patofisiologi, farmakokinetik, dan farmakodinamik yang terjadi dapat
memperbesar risiko peningkatan nyeri yang dialami. Fleksibilitas sendi dan
otot akan menurun pada usia lanjut dikarenakan terjadi suatu proses
30

degeneratif sehingga terjadi perubahan pada persendian, otot atau jaringan


ikat dan tulang rawan, sehingga hal ini dapat meningkatkan rasa nyeri41.
Selain itu faktor yang mempengaruhi skala nyeri gastritis tersebut
adalah jenis kelamin, dimana semua responden yang mempunyai skala nyeri
berat berjenis kelamin perempuan sedangkan laki-laki mempunyai skala
nyeri sedang, hal ini karena pengaruh hormon dalam modulasi nyeri, seperti
jika sedang sedih atau stres, sekresi hormon-hormon tidak sebanyak saat
normal atau saat bahagia, maka fungsi desendan modulasi yang bertugas
untuk mengurangi amplifikasi rasa nyeri ini juga akan berkurang, sehingga
rasa nyeri akan meningkat. Selain itu adanya faktor psikososial seperti peran
jenis kelamin, dimana sebagian besar perempuan lebih banyak
menghabiskan waktu dalam mengurus rumah tangga, sehingga terkadang
menimbulkan stres, adanya stres dapat meningkatkan rasa nyeri gastritis.
Insidensi nyeri pada perempuan memiliki nilai yang konstan yaitu lebih
tinggi dibandingkan jumlah pasien nyeri pada laki-laki. Mekanisme yang
terkait adalah adanya faktor biologis yaitu hormon dalam modulasi nyeri
dan adanya faktor psikososial seperti peran jenis kelamin42.
Hal ini didukung pula oleh Redho (2019) dalam penelitiannya bahwa
perempuan lebih banyak dengan skala nyeri berat dibanding laki-laki, hal ini
terjadi karena laki-laki memiliki sensitifitas yang lebih rendah (kurang
mengekspresikan nyeri yang dirasakan secara berlebihan) dibandingkan
perempuan atau kurang merasakan nyeri43.
Selain itu menurut asumsi peneliti tingkat nyeri gastritis dengan
kategori berat pada responden dipengaruhi pula oleh kemampuan responden
dalam mengontrol faktor-faktor pemicu peningkatan asam lambung seperti
pola makan yang tidak terkontrol, dengan adanya jenis makanan seperti
padas, berminyak, asam, minuman berkafein dan tingkat stres. Semakin
sering responden tidak mengontrol dan menjaga pola makan, serta semakin
stres maka semakin meningkat nyeri gastritis yang dialami oleh responden.
Menurut teori Hermawan menyatakan nyeri gastritis yang diakibatkan
oleh asam lambung yang berlebihan, dapat diperparah oleh kondisi-kondisi
waktu makan tidak teratur, gizi atau kualitas makanan yang kurang baik,
31

jumlah makanan terlalu banyak atau bahkan terlalu sedikit, jenis makanan
yang kurang cocok atau sulit dicerna, kurang istirahat dan porsi pekerjaan
yang melebihi kemampuan fisik/psikis yang dapat menimbulkan stres44.
Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan mengalami
gastritis. Hal ini dikarenakan sebagian besar perempuan lebih
mengutamakan postur tubuhnya dibanding laki-laki, sehingga perempuan
akan melakukan segala cara untuk mendapatkan badan yang ideal termasuk
harus melakukan diet. Hal inilah yang banyak membuat perempuan lebih
beresiko menderita gastritis dikarenakan program diet yang mereka jalankan
sering kali tidak sesuai SOPnya. Sebagian besar responden berusia 36-45
tahun yang mengalami gastritis. Hal ini dikarenakan usia 36-45 tahun
merupakan usia yang aktivitasnya lebih padat dibanding usia 51 tahun,
sehingga rentan terhadap stres, gaya hidup yang kurang baik serta akibat
dari kesibukan membuat mereka sering telat makan. Adanya stres dapat
meningkatkan produksi asam lambung sehingga timbul nyeri gastritis.
Sebagian besar responden berpendidikan menengah (SMA) menderita
gastritis. Hal ini dikarenakan responden berpendidikan menengah belum
melakukan pencegahan gastritis akibat dari pengetahuan yang masih minim
terhadap gastritis. Sebagian besar responden adalah PNS dan URT
menderita gastritis. Hal ini dikarenakan faktor kesibukan bekerja dan
mengurus rumah tangga yang membuat responden menjadi tidak teratur
pola makannya sehingga memicu gastritis.
Pria lebih toleran terhadap gejala-gejala gangguan lambung seperti
nyeri daripada wanita. Keadaan seperti ini akan menyebabkan wanita lebih
mudah merasakan nyeri lambung daripada pria45. Berdasarkan jenis
kelamin, wanita lebih sering terkena penyakit gastritis. Hal ini disebabkan
wanita sering diet terlalu ketat karena takut gemuk, sehingga makan tidak
beraturan46.
Gastritis biasanya paling sering menyerang usia produktif, hal ini
karena tingkat kesibukan, tingkat stres, serta gaya hidup yang buruk
membuat pola makan (jenis makanan, jadwal makan, frekuensi makan, dan
asupan makanan) menjadi tidak tepat47.
32

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah tingkat


pendidikan, yang mana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
dia akan lebih mudah menerima dan menyelesaikan hal-hal baru 48. Keluhan
gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Rendahnya pengetahuan seseorang tentang
pencegahan gasritis menjadi pemicu timbulnya masalah ini 49. Menurut
Sukarmin bahwa pada umumnya orang yang bekerja suka menunda-nunda
waktu makan karena alasan kesibukan atau padatnya pekerjaan. Hal tersebut
merupakan faktor pemicu gastritis50.
Secara ilmiah, stres dapat memicu tubuh untuk memproduksi asam
lambung secara berlebih. Produksi asam lambung yang berlebih inilah yang
menyebabkan peradangan lambung dan yang menyebabkan gastritis atau
sakit maag. Stres juga dapat merangsang area tertentu pada otak yang
meningkatkan sensitifitas terhadap nyeri, termasuk nyeri pada bagian ulu
hati. Produksi hormon kortisol saat stres bisa menyebabkan penurunan
limfosit dan menurunkan kekebalan tubuh terhadap benda asing sehingga
menyebabkan terjadinya gastritis51.

2. Nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika


Val) di Klinik Bunga Merpati Kota Pal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesudah pemberian ekstrak
kunyit, terjadi perbedaan dimana semua responden yang berjumlah 13 orang
(100%), skala nyerinya menurun menjadi ringan. Median pada penurunan
skala nyeri gastritis sesudah (posttest) pemberian ekstrak kunyit sebesar 1
dengan standar deviasi sebesar 0,376, nilai median yang lebih besar dari
standar deviasi mengindikasikan hasil yang cukup baik, artinya semakin
kecil nilai standar deviasi maka semakin banyak responden yang terjadi
penurunan pada skala nyeri gastritis yang dialaminya.
Menurut asumsi peneliti bahwa terjadi perbedaan dimana semua
responden mengalami penurunan skala nyeri menjadi kategori ringan
sesudah pemberian ekstrak kunyit karena ekstrak kunyit dipercaya mampu
menurunkan skala nyeri yang dialami oleg responden. Kandungan zat
kurkuminoid yang ada pada kunyit berperan sebagai obat untuk
33

menghilangkan atau melapisi dinding mukosa lambung yang terluka dan


menurunkan kadar asam lambung yang terdapat pada lambung, sehingga hal
ini yang menyebabkan nyeri gastritis menurun.
Sejalan dengan pernyataan Endang bahwa ekstrak kunyit dapat
menurunkan kadar asam lambung dan mencegah kenaikan asam lambung
kembali karena kunyit mempunyai efek anti reseptor H2 yang digunakan
untuk mencegah ataupun mengobati ulkus lambung akibat pelepasan
histamin. Kandungan yang ada pada kunyit seperti kurkuminoid mampu
meredahkan nyeri yang diakibatkan oleh peningkatan asam lambung, karena
kandungan tersebut dapat melapisi dinding mukosa lambung yang terluka
sehingga hal ini yang meredahkan nyeri akibat gastrtitis52.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sarianti dkk (2018) tentang
“Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica Val) Terhadap Ulkus
Lambung Mencit BALB/c Akibat Pemberian Aspirin Secara Mikroskopis”
bahwa terdapat perbedaan tingkat nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak
kunyit (Curcuma Domestik Val), dimana tingkat nyeri gastritis menurun dari
yang kategori berat menjadi ringan14.

3. Pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val)


terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian
ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik
Bunga Merpati Kota Palu, hal ini dibuktikan dari analisis bivariat dengan
menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test, diperoleh nilai P = 0,001 ≤
0,05. Nilai minimum dan maximum pada penurunan skala nyeri gastritis
sebelum pemberian ekstrak kunyit adalah 5-7 dan nilai minimum dan
maximum pada penurunan skala nyeri gastritis sesudah pemberian ekstrak
kunyit adalah 1-2.
Menurut asumsi peneliti bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak
kunyit (Curcuma Domestika Val) terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga
Merpati Kota Palu, karena efek yang ditimbulkan dari kandungan yang ada
pada kunyit, salah satu kandungan yang ada yaitu kurkuminoid yang dapat
memberi perlindungan pada mukosa lambung yang luka melalui
34

peningkatan sekresi mukus serta memberi efek pada vasodilatator, sehingga


ketika responden merasakan nyeri pada lambung akibat pola makan yang
tidak baik, lalu responden minum kunyit yang telah diekstrak secara teratur
maka nyeri yang ditimbulkan akibat ulkus pada lambung perlahan akan
menurun. Sejalan dengan pernyataan Sukarmin bahwa ekstrak kunyit dapat
memblok reseptor histamin H2 (RH2) secara langsung dan menghambat
reseptor gastrin sehingga sekresi asam lambung menurun. Di samping itu
ekstrak kunyit dapat memproteksi mukosa lambung yang terluka dengan
meningkatkan sekresi mukus dan mempunyai efek vasodilatator. Dengan
mekanisme-mekanisme di atas, kunyit berpengaruh meningkatkan
pertahanan mukosa lambung dan memberi efek pada penurunan nyeri akibat
ulkus lambung53.
Menurut Fenda kunyit berkhasiat sebagai antiperadangan, antibakteri,
dan antikanker. Hasil penelitian lain membuktikan bahwa kurkumin yang
terkandung dalam rimpang kunyit berpotensi sebagai agen terapeutik
penyakit peradangan, seperti pankreastitis, arthritis, dan gastritis 54.
Konsumsi ekstrak kunyit berkhasiat untuk membantu memelihara kesehatan
fungsi pencernaan, fungsi hati, mengurangi nyeri pada sendi, dan membantu
memelihara kesehatan kulit55.
Menurut Surya bahwa efek terapeutik kunyit untuk penyakit lambung
akibat adanya efek stimulasi mukus. Bahkan penyembuhan gastritis dengan
kunyit dapat berupa menetralkan asam lambung, mengurangi produksi asam
lambung, mengobati infeksi pada selaput lendir lambung, dan mengurangi
rasa sakit akibat iritasi selaput lendir atau kekejangan otot dinding lambung.
Usaha identifikasi kandungan aktif kunyit yang bermanfaat untuk
mengobati gastritis adalah mengarah pada penemuan curcumin. Secara
eksperimental, curcumin efektif dalam mencegah dan memperbaiki luka
lambung. Curcumin dapat meningkatkan mukus lambung, sehingga aktivitas
tukak lambung dapat dijelaskan melalui stimulasi produksi mukus. Oleh
sebab itu, penyembuhan sakit mag dapat pula dilakukan dengan
menggunakan tanaman herbal, seperti kunyit55.
35

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sarianti dkk (2018)


menunjukkan hasil bahwa pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestik
Val) berpengaruh signifikan terhadap ulkus lambung (p = 0,000). Prosedur
penelitian dilakukan dengan membuat ekstrak kunyit yang dilakukan
dengan menghaluskan kunyit dan menyeduhnya dengan air. Ekstrak kunyit
bisa memberi proteksi pada mukosa lambung melalui peningkatan sekresi
mukus serta berefek vasodilator yang menyebabkan kunyit bisa memberi
peningkatan pada pertahanan mukosa lambung. Ada pula zat aktif yang
terkandung dalam kunyit yang bisa memberi perlindungan pada mukosa
lambung ialah kurkuminoid serta minyak atsiri14.
Adapun implikasi keperawatan terkait penelitian ini adalah dengan
memberikan edukasi pada pasien serta meyakinkan pasien tentang manfaat
dan khasiat kunyit dalam mengatasi nyeri gastritis berdasarkan hasil
penelitian-penelitian terdahulu.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti menarik
simpulan sebagai berikut:
1. Sebelum pemberian ekstrak kunyit, sebagian besar responden mempunyai
skala nyeri gastritis dengan kategori berat

2. Sesudah pemberian ekstrak kunyit, terjadi perbedaan dimana semua


responden skala nyerinya menurun menjadi ringan

3. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak kunyit (Curcuma Domestika Val)


terhadap nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati Kota Palu

B. Saran
1. Bagi Ilmu Pengetahuan (Pendidikan)
Diharapkan pihak institusi agar meningkatkan kapasitas dan kualitas
pendidikan keperawatan dengan menambahkan bahan ajar mengenai
tanaman tradisonal sebagai alternatif pengobatan. Keterbatasan dalam
penelitian ini adalah tidak semua pasien gastritis di Klinik Bunga Merpati
bersedia menjadi responden sehingga waktu penelitian berlangsung lebih
lama.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar pasien aktif mencari inormasi mengenai gastritis
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan pasien dalam
upaya pencegahan nyeri gastritis.
3. Bagi Instansi Tempat Meneliti
Diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan sebagai sumber acuan
dalam penatalaksanaan nyeri gastritis di Klinik Bunga Merpati serta
memberikan informasi kepada pasien maupun masyarakat mengenai
manfaat kunyit dalam menurunkan nyeri gastritis.

36
DAFTAR PUSTAKA

1. Irianto, K. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan


Klinis. Bandung: IKAPI; 2014.

2. Suparyanto. Etiologi dan Penanganan Gastritis. Yogyakarta: Nuha


Medika; 2012.

3. Tussakinah W., Masrul dan Burhan IR. Hubungan Pola Makan dan
Tingkat Stres terhadap Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Taro Kota Payakumbuh. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018.
(2): 7.

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan


Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.

5. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi


Sulawesi Tengah Tahun 2018. Palu: Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah;
2018.

6. Klinik Bunga Merpati. Laporan Klinik Bunga Merpati. Palu: Klinik


Bunga Merpati; 2020.

7. Suyono H. Gastritis. Jakarta: Nuha Medika; 2013.

8. Sukarmin. Keperawatan pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pelajar;


2012.

9. Surantum. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Medika; 2012.

10. Saydam. Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit Pernapasan dan


Gangguan Pencernaan). Bandung: Alfabeta; 2011.

11. Wijoyo PM. 15 Ramuan Penyembuh Gastritis. Jakarta: Bee Media


Indonesia; 2013.

12. Komang A. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:


Sagung Seto; 2011.

13. Winarto WP. Khasiat dan manfaat kunyit bagi Kesehatan. Jakarta:
Agromedia Pustaka Tim Lentara. 2014.

37
38

14. Sarianti Br., Simbolon., Katar Y dan Rusjdi SR. Efektivitas Ekstrak
Kunyit (Curcuma Domestica Val) Terhadap Ulkus Lambung Mencit
BALB/c Akibat Pemberian Aspirin Secara Mikroskopis. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2018. (1): 7.

15. Marlina E. Pengaruh Minuman Kunyit Terhadap Tingkat Nyeri


Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Tanjung
Mutiara Kabupaten Agam. Padang: Universitas Andalas; 2012.

16. Hikmah CN. Study Kinetika Reaksi: Ekstrak Kunyit Kuning Dalam
Penyembuhan Penyakit Maag. Jurnal KF Study Kinetika Reaksi. 2019
April 18; https://doi.org/10.31227/osf.io/xav3g.

17. Endang L. Gangguan Saluran Pencernaan. Jakarta: Rineka Cipta; 2011.

18. Muttaqin A. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika;


2011.

19. Dewit SC., Stromberg., Holly dan Dallred C. Medical Surgical Nursing:
Concept and Practice. Philadelphia: Elsevier; 2016.

20. Muttaqin A dan Kurmala S. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi


Asuhan. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medika; 2012.

21. Abata QA. Ilmu Penyakit Dalam. Madiun: Al-Furqon; 2014.

22. Brunner dan Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.


Jakarta: EGC; 2013.

23. Smeltzer SC. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC;
2010.

24. Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC; 2011.

25. Sediaoetama DA. Ilmu Gizi. Jakarta: Salemba Medika; 2011.

26. Said A. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta : PT. Sinar Wadjar
Lestari; 2012.

27. Rustam E., Atmasari I dan Yanwirasti. Efek Anti inflamasi Ekstrak
Etanol Kunyit (Curcuma domestika Val.) Pada Tikus Putih Jantan
Galur Wistar. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 2017. (2): 12.

28. Raudhatun NZ. Perbandingan Rebusan Kunyit Asam dan Kompres


Hangat terhadap Penurunan Dismenorea pada Siswi SMK Negeri 03
Banda Aceh. Journal of Healthcare Technology and Medicine. 2019
April; 5(1): 24-33.
39

29. Titiglory TW. Gambaran Histopatologi Endometrium Mencit BALB/C


dalam Periode Gestasi yang Diberi Ekstrak Kunyit Asam (Curcuma
domestica dan Tamarindus indica) dengan Dosis Bertingkat. Semarang:
Universitas Diponegoro; 2016.

30. Winarto IW. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka;
2014.

31. Mcphee S dan Ganong W. Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju


Kedokteran Klinis. Jakarta: EGC; 2011.

32. Thomas AN. Tanaman Obat Tradisional 1. Yogyakarta: Kanisius; 2012.

33. Noor J. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya.


Ilmiah. Jakarta: Kencana; 2011.

34. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta; 2012.

35. Dahlan SM. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. 4th ed. Jakarta: Epidemiologi
Indonesia; 2016.

36. Wulandari A., Rodiyani dan Sari RD. Pengaruh Pemberian Ekstrak
Kunyit (Curcuma longa linn) dalam Mengatasi Dismenorea. Jurnal
Majority. 2018. (2): 7.

37. Depkes RI. Gambaran Umum Kependudukan Indonesia. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI; 2010.

38. Tamsuri A. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC; 2012.

39. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta; 2012.

40. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Demografi Penduduk


di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI; 2011.

41. Suiraoka. Penyakit Degeneratif Mengenal, Mencegah dan Mengurangi


Faktor Resiko. Yogjakarta: NuhaMedika; 2012.

42. Ikawati Z. Farmakoterapi Penyakit Sistem Syaraf Pusat. Yogyakarta:


Bursa Ilmu; 2011.

43. Redho A. Pengaruh Self Healing Terhadap Penurunan Skala Nyeri


Pasien Post Op; 2019. Journal of Telenursing. Vol. 1: (1).
40

44. Hermawan D & Rahayuningsih T. Keperawatan Medikal bedah Sistem


pencernaan. Yogyakarta : Gosyen Publishing; 2012.

45. Prio AZ. Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Respon Nyeri dan
Frekuensi Kekambuhan Nyeri Lansia dengan Gastritis di Wilayah
Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok. Jakarta: FKUI; 2014.

46. Sitorus R. Makanan Sehat dan Bergizi. Bandung: CV.Yrama Widya;


2011.

47. Nurminda E. Gastritis dan Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press; 2011.

48. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.

49. Rianto H. Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Gastritis di RSU Dr


Fl Tobing Sibolga. Jakarta: FKM UI; 2013.

50. Sukarmin. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar; 2012.

51. Selviana BY. Effect Of Coffee And Stress With The Incidence of
Gastritis. Jurnal Majority. 2015 Januari;4(2):1.

52. Endang. Gangguan Saluran Pencernaan. Jakarta: EGC; 2014.

53. Sukarmin.. Keperawatan Pada SIstem Pencernaan. Celemba Timur:


Pustaka Pelajar; 2012.

54. Fenda A. Pengaruh pemberian kunyit (Curcuma Domestica Val)


terhadap kerusakan histologi mukosa gaster mencit (Musmusculus)
yang diinduksi aspirin [skripsi]. Surakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret; 2015.

55. Surya D. Penatalaksanaa Gangguan Saluran Cerna. Padang: Fakultas


Farmasi Universitas Andalas; 2015.
1
Irianto, K. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: IKAPI;
2014.
2
Suparyanto. Etiologi dan Penanganan Gastritis. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.
3
Tussakinah W., Masrul dan Burhan IR. Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres terhadap
Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Taro Kota Payakumbuh. Jurnal Kesehatan
Andalas. 2018. (2): 7.
4
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
5
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun
2018. Palu: Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah; 2018.
6
Klinik Bunga Merpati. Laporan Klinik Bunga Merpati. Palu: Klinik Bunga Merpati; 2020.
7
Suyono H. Gastritis. Jakarta: Nuha Medika; 2013.
8
Sukarmin. Keperawatan pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pelajar; 2012.
9
Surantum. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info
Medika; 2012.
10
Saydam. Memahami Berbagai Penyakit (Penyakit Pernapasan dan Gangguan Pencernaan).
Bandung: Alfabeta; 2011.
11
Wijoyo PM. 15 Ramuan Penyembuh Gastritis. Jakarta: Bee Media Indonesia; 2013.
12
Komang A. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto; 2011
13
Winarto WP. Khasiat dan manfaat kunyit bagi Kesehatan. Jakarta: Agromedia Pustaka Tim
Lentara. 2014.
14
Sarianti Br., Simbolon., Katar Y dan Rusjdi SR. Efektivitas Ekstrak Kunyit (Curcuma Domestica
Val) Terhadap Ulkus Lambung Mencit BALB/c Akibat Pemberian Aspirin Secara Mikroskopis.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2018. (1): 7
15

Marlina E. Pengaruh Minuman Kunyit Terhadap Tingkat Nyeri Dismenore Primer pada Remaja Putri
di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam. Padang: Universitas Andalas; 2012.
16
Hikmah CN. Study Kinetika Reaksi: Ekstrak Kunyit Kuning Dalam Penyembuhan Penyakit Maag.
Jurnal KF Study Kinetika Reaksi. 2019 April 18; https://doi.org/10.31227/osf.io/xav3g.
17
Endang L. Gangguan Saluran Pencernaan. Jakarta: Rineka Cipta; 2011.
18
Muttaqin A. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika; 2011.
19
Dewit SC., Stromberg., Holly dan Dallred C. Medical Surgical Nursing: Concept and Practice.
Philadelphia: Elsevier; 2016.
20
Muttaqin A dan Kurmala S. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan. Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: Salemba medika; 2012.
21
Abata QA. Ilmu Penyakit Dalam. Madiun: Al-Furqon; 2014.
22
Brunner dan Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC; 2013.
23
Smeltzer SC. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC; 2010
24
Brooker C. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC; 2011.
25
Sediaoetama DA. Ilmu Gizi. Jakarta: Salemba Medika; 2011
26
Said A. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta : PT. Sinar Wadjar Lestari; 2012.
27
Rustam E., Atmasari I dan Yanwirasti. Efek Anti inflamasi Ekstrak Etanol Kunyit (Curcuma
domestika Val.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 2017.
(2): 12.
28
Raudhatun NZ. Perbandingan Rebusan Kunyit Asam dan Kompres Hangat terhadap Penurunan
Dismenorea pada Siswi SMK Negeri 03 Banda Aceh. Journal of Healthcare Technology and
Medicine. 2019 April; 5(1): 24-33.
29
Titiglory TW. Gambaran Histopatologi Endometrium Mencit BALB/C dalam Periode Gestasi yang
Diberi Ekstrak Kunyit Asam (Curcuma domestica dan Tamarindus indica) dengan Dosis Bertingkat.
Semarang: Universitas Diponegoro; 2016.
30
Winarto IW. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: AgroMedia Pustaka; 2014.
31
Mcphee S dan Ganong W. Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran Klinis. Jakarta:
EGC; 2011.
32
Thomas AN. Tanaman Obat Tradisional 1. Yogyakarta: Kanisius; 2012.
33
Noor J. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya. Ilmiah. Jakarta: Kencana; 2011.
34
Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.
35
Dahlan SM. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. 4th ed. Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2016.
36
Wulandari A., Rodiyani dan Sari RD. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma longa linn)
dalam Mengatasi Dismenorea. Jurnal Majority. 2018. (2): 7.
37
Depkes RI. Gambaran Umum Kependudukan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2010.
38
Tamsuri A. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC; 2012.
39
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2012.
40
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Demografi Penduduk di Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI; 2011
41
Suiraoka. Penyakit Degeneratif Mengenal, Mencegah dan Mengurangi Faktor Resiko. Yogjakarta:
NuhaMedika; 2012.
42
Ikawati Z. Farmakoterapi Penyakit Sistem Syaraf Pusat. Yogyakarta: Bursa Ilmu; 2011.
43
Redho A. Pengaruh Self Healing Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pasien Post Op; 2019. Journal
of Telenursing. Vol. 1: (1).
44
Hermawan D & Rahayuningsih T. Keperawatan Medikal bedah Sistem pencernaan. Yogyakarta :
Gosyen Publishing; 2012
45
Prio AZ. Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Respon Nyeri dan Frekuensi Kekambuhan
Nyeri Lansia dengan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok. Jakarta:
FKUI; 2014.
46
Sitorus R. Makanan Sehat dan Bergizi. Bandung: CV.Yrama Widya; 2011.
47
Nurminda E. Gastritis dan Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2011.
48
Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.
49
Rianto H. Gambaran Pengetahuan Klien Tentang Gastritis di RSU Dr Fl Tobing Sibolga. Jakarta:
FKM UI; 2013.
50
Sukarmin. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2012.
51
Selviana BY. Effect Of Coffee And Stress With The Incidence of Gastritis. Jurnal Majority. 2015
Januari;4(2):1.
52
Endang. Gangguan Saluran Pencernaan. Jakarta: EGC; 2014
53
Sukarmin.. Keperawatan Pada SIstem Pencernaan. Celemba Timur: Pustaka Pelajar; 2012.
54
Fenda A. Pengaruh pemberian kunyit (Curcuma Domestica Val) terhadap kerusakan histologi
mukosa gaster mencit (Musmusculus) yang diinduksi aspirin [skripsi]. Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret; 2015
.
55
Surya D. Penatalaksanaa Gangguan Saluran Cerna. Padang: Fakultas Farmasi Universitas Andalas;
2015.

Anda mungkin juga menyukai