Anda di halaman 1dari 58

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN TINGKAT STRESS TERHADAP

KEKAMBUHAN GASTRITIS DI RUMAH SAKIT RSU


ANUTAPURA PALU

SKRIPSI

RISQA AMALIA

201801035

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA
PALU 2022
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Pola Makan
Dan Tingkat Stress Terhadap Kekambuhan Gastritis Di Rumah Sakit RSU
Anutapura Palu dalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes Widya
Nusantara Palu.

Palu, 23 September 2022

RISQA AMALIA
Nim. 201801035
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN TINGKAT STRESS TERHADAP
KEKAMBUHAN GASTRITIS DI RUMAH SAKIT
RSU ANUTAPURA PALU
Relationship betwewn diet and stress level on gastritis recurrence in Anutapura hospital,
central sulawesi province.

Risqa Amalia, Tigor H.Situmorang, Moh. Malikul


Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

ABSTRAK

Gastritis suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, maupun lokal.Ciri-ciri
peradangan ini diantarannya anoreksia, perasaan penuh atau tidak nyaman di perut, mual
dan muntah. gastritis atau yang biasa dikenal menjadi penyakit maag ialah penyakit yang
sangat menganggu, umumnya yang biasanya terjadi pada orang yang makannya tidak
teratur yang dapat merangsang produksi asam lambung. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis hubungan pola makan dan tingkat stress terhadap kekambuhan gastritis di
rumah sakit anutapura palu. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan

2
desain analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ialah 40
orang penderita gastritis di RSU Anutapura Palu dengan teknik pengambilan sampel
dengan teknik total sampling. Hasil Penelitian dari 40 responden menunjukkan sebagian
besar responden memiliki pola makan yang kurang dengan tingkat stress yang berat pada
pasien rawat jalan di RSU Anuta pura palu. Simpulannya adalah terdapat hubungan antara
pola makan dan tingkat stress terhadap kekambuhan gastritis di RSU Anutapura Palu yaitu
nilai p menunjukkan angka 0,000 < 0,05. Saran dari penelitian ini bagi Diharapkan dari
hasil penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi petugas medis, dengan
memberikan program pendidikan tentang pentingnya mengatur pola makan dan tingkat
stress dalam meningkatkan kualitas hidup pada pasien gastritis terutama dengan penyakit
kronis.

Kata Kunci : Pola Makan, Stress, Gastritis

ABSTRACT

3
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN TINGKAT STRESS TERHADAP
KEKAMBUHAN GASTRITIS DI RUMAH SAKIT
RSU ANUTAPURA PALU

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

4
RISQA AMALIA
201801035

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN TINGKAT STRESS TERHADAP


KEKAMBUHAN GASTRITIS DI RUMAH SAKIT
RSU ANUTAPURA PALU

SKRIPSI

RISQA AMALIA
201801035
Skripsi Ini Telah Diujikan Tanggal 23 September 2022

Ns. Ni Nyoman Elfiyunai, S.Kep., M.Kes (.………………………........)


NIK. 20210901130

Dr. Tigor H. Situmorang, MH., M.Kes (…………………………….)

5
NIK. 20080901001

Ns.Moh.Malikul, S.Tr.Kep., M.Tr.Kep (…………………………….)


NIK. 20220901132

Mengetahui,
Ketua STIKes Widya Nusantara Palu

Dr. Tigor H. Situmorang, MH., M.Kes


NIK. 20080901001
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN TINGKAT STRESS TERHADAP


KEKAMBUHAN GASTRITIS DI RUMAH SAKIT RSU
ANUTAPURA PALU

PROPOSAL

RISQA AMALIA

201801035

Proposal Ini Telah Disetujui Untuk Diseminarkan

Tanggal …… Mei 2020

Pembimbing I PembimbingII

6
Dr. Tigor H.Situmorang.M.H., M.Kes Ns.Moh.Malikul,STr.Kep.M.Tr.Kep

NIK. 20080901001 NIK. 20220901132

Mengetahui,

Ketua Prodi Ners

Stikes Widya Nusantara Palu

Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep., M.Erg

NIK. 20110901019

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmatnya agar
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Pola Makan Dan
Tingkat Stres Terhadap Kekambuhan Gastritis di RSU Anutapura Palu” skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.KEP)
pada program studi Ilmu keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya
Nusantara Palu. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang senantiasa kita jadikan teladan dalam aktifitas sehari kita.
Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak hanya karena
kemampuan dan usaha penulis sendiri, tetapi juga berkat bantuan dari berbagai
pihak, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua penulis bapak nardi dan ibu sahana yang selalu memberikan doa, kasih sayang,
inspirasi serta dukungan kepada penulis. Oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat :

1. Widyawati Situmorang, B.Sc.,M.Sc, selaku Ketua Yayasan Widya


Nusantara Palu.

7
2. Dr. Tigor H. Situmorang. M,H., M.Kes, Selaku Ketua STIKes Widya
Nusantara Palu, sekaligus pembimbing I yang selalu meluangkan waktunya
untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep., M.Erg Selaku Ketua Prodi Ners Widya
Nusantara Palu.
4. Ns. Moh.Malikul Mulki. S,Tr Kep.,M.Tr Kep pembimbing II saya yang
setiap saat meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ns. Ni Nyoman Elfiyunai,S.Kep.,M.Kes selaku penguji utama yang telah
meluangkan waktunya menguji dan mengarahkan penulis dalam
penyusunan skripsi.
6. dr. Maria Rosa Da Lima selaku direktur RSU Anutapura Palu yang telah
mengizinkan untuk peneliti melakukan penelitian di RSU Anutapura
7. responden yang berada di ruangan Poli penyakit dalam karena telah bersedia
menjadi responden dalam pengambilan penelitian yang peneliti telah
laksanakan sehingga peneliti dapat meneyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak / Ibu Dosen dan Staf STIKes Widya Nusantara Palu yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan selama penulis
mengikuti pendidikan.
9. Terima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu membantu saya dan
memberikan motivasi serta semangat dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan saya IV A Keperawatan dan angkatan 2018
yang banyak memberikan dukungan
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masi jauh dari kesempurnaan, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kemajuan ilmu
pengetahuan, khususnya dibidang ilmu keperawatan.

8
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Tinjauan Teori
B. Kerangka Konsep 19
C. Hipotesis 19
BAB III METODE PENELITIAN 19
A. Desain Penelitian 20
B. Tempat Dan Waktu Penelitian 21
C. Populasi Dan Sampel Penelitian 21
D. Variabel Penelitian 22

9
E. Definisi Operasional 23
F. Instrumen Penelitian 23
G. Tekhnik Pengumpulan Data 26
H. Analisa Data 26
I. Alur Penelitian 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 28
A. Hasil 29
B. Pembahasan 30
C. Keterbatasan Penelitian 31
BAB V SIMPILAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

10
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep


Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

11
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis


kelamin, dan pendidikan di Poli Penyakit Dalam dengan pasien
rawat jalan di RSU Anutapura Palu tahun 2022
Tabel 4.2 Distribusi Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola
Makan Terhadap Kekambuhan Gastritis di RSU Anutapura
Palu tahun 2022
Tabel 4.3 Distribusi Uji Chi-square distribusi hubungan pola makan dan
tingkat stress terhadap kekambuhan gastritis di RSU Anutapura
Palu 2022

12
DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian
2. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal di RSU Anutapura Palu
3. Surat Balasan Pengambilan Data Awal di RSU Anutapura Palu
4. Surat Permohonan Izin Turun Penelitian di RSU Anutapura Palu
5. Permohonan Menjadi Responden (Informed Consent)
6. Kuesioner
7. Permohonan Persetujuan Responden
8. Surat Balasan Selesai Penelitian di RSU Anutapura Palu
9. Master Tabel
10. Hasil Olahan Data Uji Normalitas, Univariat Dan Bivariat SPSS
11. Dokumentasi Penelitian
12. Riwayat Hidup Penulis
13. Lembar Bimbingan Proposal/Skripsi

13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gastritis suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,
maupun lokal. Ciri-ciri peradangan ini diantarannya anoreksia, perasaan
penuh atau tidak nyaman di perut, mual dan muntah. gastritis atau yang
biasa dikenal menjadi penyakit maag ialah penyakit yang sangat
menganggu, umumnya yang biasanya terjadi pada orang yang makannya
tidak teratur yang dapat merangsang produksi asam lambung. Infeksi
mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan gastritis1.
berasal dari angka peristiwa gastritis di Indonesia berdasarkan WHO
di tahun 2015 artinya terdapat 40,8% serta nomor kejadian gastritis di
beberapa daerah di Indonesia relative tinggi menggunakan nomor insiden
274.396 masalah asal 238.452.952 juta penduduk, sesuai profil kesehatan
Indonesia tahun 2015, gastritis ialah keliru satu penyakit dari 10 penyakit
terbanyak pada pasien rawat inap pada rumah sakit Indonesia menggunakan
jumlah 30.154 masalah (4,9%). Sesuai data dinas kesehatan Indonesia
provinsi Sumatra barat, gastritis menempati urutan ke-3 asal dari 10
penyakit terbanyak di sumtra barat tahun 2016 yaitu sebesar 86.874 perkara
(10,94%).
Berdasarkan data dari dinas kesehatan di Sulawesi tengah pada tahun
2020 yaitu di dapatkan jumlah penyakit gastritis berjumlah 100,525 kasus,
dan data dari kota palu terdapat kasus gastritis berjumlah 19,480 kasus.
Berdasarkan data yang diambil dari RSU Anutapura Palu pada tahun 2021
terdapat 40 orang yang menderita penyakit gastritis.
Gejala awalyang terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak
nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala serta mual yang dapat

14
menganggu kegiatan sehari-hari, rasa tak nyaman pada epigastrium, muntah,
perih atau sakit seperti terbakar pada perut permukaan yang bisa menjadi
lebih baik atau lebih buruk, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung.
Bisa juga disertai demam, menggigil (kedinginan), serta cegukan (hiccup)2.
Jika gastritis ini tidak segera diobati, dapat menyebabkan
konsekuensi atau penyakit lain. Gastritis akut dapat menimbulkan efek
serupa berupa perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA. Konsekuensi
lain yang mungkin dari gastritis kronis adalah gangguan penyerapan vitamin
B12. Penyerapan vitamin B12 yang tidak mencukupi dapat menyebabkan
anemia, gangguan penyerapan dan struktur zat besi, dan pelepasan pylorus
dari lambung ke (duodenum) jika dibiarkan, gastritis dapat mengganggu
fungsi lambung dan meningkatkan risiko keganasan lambung yang dapat
berujung pada kematian2.
Gastritis merupakan penyakit awal yang terjadi di negara
berkembang. Kehiduan awal dan dewasa termasuk dalam kategori usia
subur, yang rentang terhadap gastritis. Diantarannya adalah di mana
berbagai aktivitas dilakukan karena pekerjaan dan aktivitas lainnya3.
Dampak yang terjadi jika gastritis tidak cepat ditangani ialah terjadi
komplikasi yang serius, seperti Tukak lambung, perdarahan pada lambung
serta dapat menyebabkan kanker pada lambung4.
Pola makan ialah suatu susunan jenis serta jumlah makanan yang
dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu yang tertentu terdiri
dari frekuensi makan, jenis makan serta porsi makan. Menu seimbang perlu
juga dimulai dan dikenal dengan baik sehingga akan berbentuk kebiasaan
makan makanan seimbang dikemudian hari. Kebiasaan makan adalah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan kebiasaan kebiasaan dan perilaku
yang berhubungan dengan pengaturan pola makan, pola makan yang tidak
teratur dan tidak baik dapat menyebabkan gangguan system pencernaan.
Jumlah dan frekuensi makan perlu diperhatikan untuk menringankan
pekerjaan saluran pencernaan dimana sebaiknya makan 3 kali sehari dalam
jumlah porsi kecil. Jenis makanan yang dapat merangsang perlu juga
diperhatikan agar tidak dapat merusak lapisan mukosa pada lambung5.

15
Stress merupakan perubahan pada tubuh akibat terpapar bahaya atau
ancaman. Stress juga dapat menimbulkan suatu pengaruh yang tidak
menyenangkan pada seseorang berupa gangguan atau hambatan dalam
pengobatan, meningkatkan resiko kesakitan pada seseorang, menimbulkan
kembali penyakit yang sudah mereda. Stress memiliki efek yang sangat
negative melalui mekanisme neuro endokrin terhadap saluran pencernaan
sehingga beresiko untuk mengalami gastritis. Produksi asam lambung akan
meningkat pada keadaan stress, misalnya pada beban berat, panik tergesa-
gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat mengakibatkan iritasi
mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan maka dapat menyebabkan
terjadinya peradangan mukosa lambung atau gastritis6.
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Ariyana di wilayah
puskesmas tarok kota payakumbuh pada tahun 2017 menyatakan terdapat 88
responden yang memiliki perbedaan signifikan antara pola makan dengan
terhadap kekambuhan gastritis. Sedangkan Penelitian lain yang dilakukan
oleh Gustin di poliklinik penyakit dalam Rsup Dr. M Jamil Padang Tahun
2018 menyatakan bahwa 30 responden yang mengalami gastritis didapatkan
bahwa proporsi kejadian gastritis lebih tinggi pada responden yang
mengalami stress dan hal ini juga dapat mempengaruhi kejadian
kekambuhan terhadap gastritis7
Pada saat pengambilan data awal didapatkan data bahwa di RSU
Anutapura Palu dimana penyakit ini merupakan penyakit yang dominan
diderita oleh Orang dewasa, orang tua maupun lansia yang berada di RSU
Anutapura Palu, penderita penyakit ini pada tahun 2021 responden yang
memiliki penyakit gastritis berjumlah 30 orang. Peneliti juga melakukan
wawancara pada beberapa pasien yang rawat jalan dan rawat inap. Menurut
penuturan para responden, pola makan mereka teratur sehari 3x akan tetapi
porsi makanan tidak dapat dihabiskan atau hanya ¼ yang dapat dihabiskan
dan responden juga mengatakan bahwa jika mereka mengalami stress pola
makan mereka jadi tidak teratur dan hanya makan 1 atau 2x sehari akan
tetapi hanya ½ saja yang dihabiskan mereka, Maka dari itu peneliti tertarik

16
untuk melakukan penelitian Hubungan pola makan dan tingkat strees
terhadap kekambuhan gastritis di wilayah RSU Anutapura Palu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan pola makan dan tingkat stress
terhadap kekambuhan gastriris?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis Hubungan Pola Makan Dan Tingkat Stress Terhadap
Kekambuhan Gastritis Di Rumah Sakit Anutapura Palu.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi Pola Makan Terhadap Kekambuhan Gastritis Di
Rumah Sakit Anutapura Palu.
b. MengidentifikasiTingkat Stress Terhadap Kekambuhan Gastritis Di
Rumah Sakit Anutapura Palu.
c. Menganalisis Pola Makan Dan Tingkat Stress Dengan Kekambuhan
Gatritis Di Kerja Rumah Sakit Anutapura Palu.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi Bermanfaat diantaranya:
a. Bagi Rumah Sakit
Sebagai sumber untuk memperoleh informasi dan mengidentifikasi
masalah psikologis pasien Gastritis terutama yang berhubungan dengan
pola makan dan tingkat stress sehingga dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan pada pasien Gastritis baik yang rawat inap dan yang rawat
jalan.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi yang dapat digunakan dalam usaha mengurangi
terjadinya keterlambatan pola makan dan tingkat stress pada pasien

17
Gastritis dan sebagai informasi dalam menjalankan pola hidup yang sehat
di kehidupan sehari-hari.
c. Bagi Ilmu Kesehatan
Penelitian ini diharapkan memberikan acuan untuk digunakan
sebagai reverensi untuk peneliti pada penelitian selanjutnya.

BAB II

18
TINJAUN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Konsep Gastritis
Menurut Smeltzer Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung
yang biasanya terjadi akibat pola makan yang sembarangan. Secara umum,
individu makan terlalu banyak, terlalu cepat, dan makan makanan beraroma
atau dimasak yang mengandung mikroba yang menyebabkan gastritis.1.
Gastritis adalah pada mukosa lambung. perasaan penuh atau tidak
nyaman di perut bagian atas, mual, dan muntah. Peradangan mukosa ini
berkembang jika program perlindungan mukosa bertemu dengan bakteri
atau iritasi lainnya. Gastritis atau yang disebut penyakit maag merupakan
penyakit yang sangat menganggu. Umumnya, gastritis terjadi pada orang
yang makannya tidak teratur dan mengkonsumsi makanan yang merangsang
produksi asam lambung. Beberapa infeksi mikroba juga dapat menyebabkan
gastritis2.
Gastritis ( penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung
sehingga mengakibatkan inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa
perih dan mulas3.
Gastritis sendiri terbagi 2 jenis yaitu gastritis akut dan gastritis
kronis. Gratitis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut, gastritis akut paling sering diakibatkan oleh makan yang terlalu
cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang
berminyak maupun pedas. Penyebab lain yaitu alcohol, aspirin ataupun
terapi radiasi. Sedangkan gastritis kronis adalah suatu perdangan bagian
mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh bakteri Helocobacter
Pylori. Bakteri ini menetap pada tempat dengan asam lambung yang pekat4.
Menurut penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
gastritis adalah peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung yang
disebabkan oleh factor iritasi infeksi dan ketidak teraturan dalam pola

19
makan seperti telat makan, makan-makanan pedas, asam. Hal tersebut dapat
menyebabkan gastritis5.
2. Etiologi
Menurut Muttaqin, Arif & Sari, Kumala, banyak factor yang
menyebabkan gastritis akut, seperti beberapa jenis obat-obatan alcohol,
bakteri, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau keracunan bahan
makanan dan minuman, garam empedu, iskemia, dan trauma langsung6.
a. Obat-obatan, seperti Obat Anti Inflamasi Nonsteroid/OAINS
(Indometasin, Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfanomide, Steroid,
Kokain, agen kemoterapi (Mitomisin,5-fluro-2-deoxyuridine), Salisilat,
dan Digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
b. Minuman beralkohol: seperti whisky, vodka, dan gin.
c. Infeksi bakteri: seperti H. pylori (paling sering), H. heilmanii,
Streptococci, Staphylococci, Proteus spesies, Clostridium spesies, E.
coli, Tuberculosis, dan secondary syphilis.
d. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus.
e. Infeksi jamur: seperti Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis.
f. Stress fisik akibat luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal nafas,
gagal ginjal, kerusakan sistem saraf pusat, refluks gastrointestinal, dll.
g. Makanan dan minuman perangsang. Makanan dan minuman beraroma
yang mengandung kafein dan alcohol dapat mengiritasi lapisan lambung.
h. Garam empedu, yang terjadi pada kondisi refluk garam empedu
(komponen penting dari basa yang mengaktifkan enzim gastrointestinal)
dari usus kecil ke mukosa lambung, menyebabkan respons inflamasi
mukosa.
i. Iskemia, yang berhubungan dengan penurunan aliran darah ke lambung.
j. Trauma lambung terkait dengan keseimbangan antara mekanisme
serangan dan pertahanan yang menjaga integritas mukosa, dapat
mneyebabkan respon inflamasi mukosa..
k. Secara patofisiologi, beberapa factor dapat menyebabkan kerusakan
mukosa lambung, antara lain:

20
1) gangguan sawar mukosa yang mengakibatkan peningkatan difusi balik
ion H+
2) gangguan perfusi mukosa lambung
3) kandungan asam lambung yang tinggi.
3. Klasifikasi Gastritis
Gastritis artinya inflamasi pada mukosa serta submucosa lambung.
Secara hispatologi hal ini dapat ditunjukkan menggunakan infiltrasi
penyusupan sel-sel inflamasi pada daerah tersebut. Secara umum, gastritis
merupakan penyakit yang dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu7:
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan parah pada mukosa
lambung bagian atas. Gastritis akut mengacu pada proses inflamasi
yang akut dan umunya terjadi sementara di mukosa lambung. Kendaan
ini paling sering berkaitan dengan penggunaan dosis tinggi obat
antiinflamasi nonsteroid (terutama aspirin) dan minum berlebihan dan
merokok.4.
Selain itu, stress berat dan trauma juga dapat menyebabkan
gastritis akut. Demikian juga penggunaan kemoterapi, uremia, infeksi
sistemik, konsumsi zat asam atau basa, iritasi lambung, trauma
mekanik, dan gastrektomi distal5.
b. Gastritis Kronis
Gastritis Kronis berarti peradangan jangka Panjang yang dapat
menyebabkan sakit atau disebabkan oleh Helicobacter Pylory.

4. Tanda Gejala Gastritis


Tanda-tanda lain yang muncul adalah nyeri ulu hati disertai dengan
mual, pusing, lemas, kehilangan keseimbangan, seperti pingsan, muntah
darah atau cairan agak kecokelatan, darah dalam tinja. Tanda-tanda ini bisa
akut atau kronis, dan dianggap kronis jika gejalanya menetap lebih dari
sebulan6.

21
Keluhan utama yang berhubungan dengan gastritis adalah rasa nyeri
dan panas serta pedih pada lambung disertai dengan mual, bahkan terkadang
sampai muntah. Keluhan-keluhan dan juga pemeriksaan fisik tidak dapat
menegakkan diagnose secara tepat, diagnose ditegakkan dengan cara
pemeriksaan endoskopi dan hispatologi. Pemeriksaan hispatologi sebaiknya
menggunakan pemeriksaan kuman Helicabacter Pylory. Kebanyakan orang
tidak Nampak gejala dan apabila tidak diobati penyakit ini akan bertahan
seumur hidup7.
a. Faktor Resiko Gastritis
Menurut Smetzer factor-faktor resiko yang sering menyebabkan
gastritis, diantarannya8:
1) Pola makan
dengan kebiasaan makan tidak teratur mudah terjangkit penyakit
asam lambung. Disaat perut harus diisi, akan tetapi apabila perut
dibiarkan kosong atau ditunda untuk mengisi perut.
2) Helicobacter Pylori
Helicobacter pylori adalah bakteri garam yang sangat negative dan
hasilnya berbentuk kurva dan berbentuk batang helicobacter pylori
yang artinya merupakan bakteri yang dapat menyebabkan
peradangan kronis (gastritis) pada lapisan lambung pada manusia.
Infeksi helicobacter pylori jarang dianggap sebagai penyebab utama
tukak lambung dan gastritis.

3) Terlambat Makan
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung
setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan
biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan
terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu
jumlah asam lambung terstimulasi, bila seseorang telat makan sampai
2-3 jam maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan

22
berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta
menimbulkan rasa nyeri disekitar epigastrium.
4) Makanan Pedas
Makan terlalu banyak makanan pedas dapat mengiritasi system
pencernaan, terutama kontraksi gastrointestinal. Hal ini dapat
menyebabkan mulas dan sakit perut, Bersama dengan mual dan
muntah. Tanda-tanda ini dapat mengurangi nafsu makan pasien. Jika
makanan pedas > 1 kali seminggi selama 6 bulan adalah normal, maka
akan menyebabkan iritasi lambung, yang disebut gastritis.
5. Komplikasi
Kompliksai gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna bagian
atas, seperti hematemesis dan melena, dll. Perdarahan berlebihan bisa
mengakibatkan syok hemoragik, berujung pada kematian, bahkan
menyebabkan terjadinya ulkus. Kemungkinan komplikasi gastritis kronis
adalah atrofi lambung, yang menyebabkan malabsorpsi vitamin B12, yang
kurang dapat menyebabkan anemia prematuritas karena kurangnya vitamin
B12, penyerapan zat besi dapat terganggu dan penyempitan area atrium
dapat terjadi1.
6. Penatalaksanaan
Cara terbaik untuk mengatasi adalah melakukan pencegahan.
Pencegahan dilakukan dengan mempebaiki pola makan zat-zat makanan
yang dikonsumsi. Gastritis merupakan penyakit pencernaan sehingga
peraturan terhadap zat makanan merupakan faktor utama untuk menghindari
gastritis seperti tidak menggunakan obat-obatan yang mengiritasi lambung,
makan teratur atau tidak terlalu cepat, mengurangi makan makanan yang
pedas, berminyak, hindari merokok, minum kopi atau alkohol dan kurangi
stres1.
Mengurangi makan makanan yang merangsang pengeluaran asam
lambung, seperti makanan berbumbu, pedas, cuka, dan lada berlebihan.
Beberapa jenis makanan yang telah diakui memberikan rangsangan yang
kurang enak terhadap perut juga dihindari. Setiap orang orang mengetahui

23
makanan apa yang dapat menimbulkan rasa tidak enak diperut. Hal tersebut
dapat memperkecil kemungkinan infeksi bakteri penyebab gastritis kronis2.
Pengobatan yang dilakukan terhadap pada penyakit gastritis
tergantung apa saja penyebab dari penyakit gastritis tersebut, obat antibiotic
dapat digunakan untuk menghilangkan infeksi pada daerah lambung.
Pengobatan lain juga diperlukan bila timbul komplikasi atau dampak yang
terjadi yang berasal dari penyakit gastritis tersebut3.
B. Konsep Pola Makan
1. Definisi Pola Makan
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan dan jenis
makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan
kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.
Pola makan merupakan berbagai informasi yang memberi ggabaran macam
dan model bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari, yang meliputi
frekuensi makan, jenis makanan dan porsi akan. Pola makan atau food
pattern adalah cara seseorang atau sekelompok orang memanfaatkan pangan
yang tersedia sebagai reaksi terhadap ekonomi dan sosial-budaya yang
dialaminya berkaitan dengan pola makan1.
Pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau
sekelompok orang dalam memilih, emnggunakan bahan makanan dalam
mengkonsumsi pangan setiap hari yang meliptu frekuensi makan, porsi
makan dan jenis makanan2.

a. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan


1) Faktor Genetik
Obesitas dapat diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab
genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga
makanan dan kebiasaan gaya hidup. Yang bisa mendorong terjadinya
obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup
dengan faktor genetik.
2) Faktor Lingkungan

24
Lingkungan seseorang juga memegang peran yang cukup penting.
Yang termasuk dalam hal ini adalah perilaku atau gaya hidup,
misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan, serta
bagaimana aktivitasnya setiap hari. Seseorang tidak dapat mengubah
pola genetiknya namun dapat mengubah pola makan dan
aktivitasnya.
3) Faktor Psikososial
Karakteristik psikologis dan emosional berperan dalam hal ini.
Apabila penderita memiliki harga diri renfah dan sulit mengontrol
perilaku yang bersifat implusif, maka hal ini yang dapat dilakukan
adalah mengatur mood atau ekspresi kemarahn.
4) Faktor Kesehatan
Terdapat beberapa penyakit yang dapat menyebabkan gangguan
pola makan yang tidak teratur. Mengkonsumsi obat-obatan juga dapat
menyebabkan terjadinya penyakit, yaitu seperti obat-obatan eksklusif
seperti steroid dan beberapa depressant lainnya, bisa mengakibatkan
penambahan berat badan secara drastis.
5) Faktor Perkembangan
Penambahan ukuran serta jumlah sel-sel lemak bisa menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang tersimpan di dalam tubuh.
Penderita obesitas, terutama yang sebagai gemuk pada saat masa
kanak-kanak, bisa memiliki jumlah sel lemak 5x lipat lebih banyak di
bandingkan dengan seseorang yang mempunyai berat badan yang
normal. Jumlah sel-sel lemak tidak bisa dapat dikurangi, oleh sebab
itu penurunan berat badan hanya bisa dilakukan dengan cara seperti
yaitu mengurangi sel lemak pada tubuh.
6) Faktor Sosiokultural
Teori sosiokultural menitik beratkan pada tekanan serta asa dari
rakyak perempuan muda sebagai perkembangan gangguan makanan.
Tekanan untuk mencapai standar tubuh kurus yang tidak realistis
dikombinasikan dengan pentingnya factor penampilan sehubungan
dengan peran remaja dimasyarakat dapat menyebabkan remaja tidak

25
puas dengan puas dengan tubuh mereka. Ketidakpuasan ini dapat
mengakibatkan diet yang berlebihan dan perkembangan perilaku akan
menjadi terganggu.
7) Faktor Psikis
Ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri artinya factor penting pada
gangguan pola makan. Ketidakpuasan dalam tubuh membuat usaha
perjuangan yang madalaptive, yaitu dengan sengaja menahan lapar
atau serta memuntahkan banyak makanan yang telah di makannya itu
hanya untuk mencapai berat badan atau bentuk tubuh yang diidam-
idamkan.
2. Macam-Macam Pola Makan
Pola makan adalah tentang, jenis makanan dan porsi makan.Pola makan
terdiri dari1:
a. Jenis Makanan
Jenis makanan yang dapat dimakan juga dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu makanan pokok dan makanan selingan. Makanan pokok
adalah makanan yang dimakan orang saat sarapan, makan siang dan
makan malam termasuk makanan utama, sayuran, buah-buahan dan
minuman.
b. Porsi Makanan
Jumlah atau porsi makanan merupak suatu ukuran maupun takaran
makanan yang dikonsumsi pada tiap kali maan. Jumlah (porsi) makanan
sesuai dengan anjuran makanan bagi remaja. Jumlah (porsi) standar bagi
remaja antara lain: makanan pokok berupa nasi, rotitawar, dan mie
instan. Jumlah atau porsi makanan pokok antara lain: nasi 100 gram dan
ukuran kecil 60 gram. Ada dua kelompok lauk nabati dan lauk hewani,
dengan porsi 50 gram daging, 50 gram telur, 50 gram tempe (dua
potong), dan 100 gram tahu (dua potong). Sayuran adalah komponen
pangan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, jumlah atau proporsi
sayuran dari berbagai jenis sayuran, antara lain: 100 gram sayuran. Buah
adalah hidangan yang disajikan sebagai makanan penutup setelah makan

26
utama. Potongan atau porsi buah berukuran 100 gram, dan ukuran
potong dadu 75 gram.
c. Pantangan makanan1
Makana yang menjadi pantangan bagi yang menderita penyakit gastritis
adalah gorengan, makanan yang berlemak, makanan yang pedas,
makanan yang asin, susu, keju, coklat, kentang goreng, buah jeruk,
nanas, apel hijau, tomat dan cabe.
d. Makanan yang dianjurkan2
Penderita gastritis sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
sayuran hijau, daging tanpa lemak, pisang, oatmeal, Roti dan bubur.
C. Konsep Tingkat Strees
1. Definisi Tingkat Stress
Stress adalah kondisi yang diperoleh ketika transaksi antar
individu menggunakan keadaan yang mengarah pada perbedaan
pengalaman individu, apakah spesifik atau tidak1.
Stress adalah respon nonspesifik tubuh terhadap tubuh yang
sangat gelisah. Stress adalah realitas yang ada di mana-mana dalam
kehidupan sehari-hari tidak dapat dihindari, dan semua orang
mengalaminya. Stress mengkomunikasikan dampak keseluruhannya
pada individu2.
Stress pada dasarnya tidak selalu negative, karena terkadang
dapat merangsang individu untuk berperilaku positif. Stress yang juga
berdampak positif disebut dengan eustress sedangkan stress yang
berdampak negative disebut distress. stress bukan hanya sebuah
stimulus atau respon, karena setiap orang dapat merespon secara
berbeda terhadap stimulus yang sama, dan perbedaan karakteristik
individu menyebabkan repon yang berbeda berikan rangsangan 3.
2. Jenis-Jenis Stress1
a. Eustress, merupakan dampak positif yang disebabkan tertekan yang
berupa timbulnya rasa gembira, perasaan bangga menerima menjadi
tantangan, merasa cakap serta bisa, meningkatnya motivasi buat
prestasi, semangat kerja tinggi, produktivitas tinggi, ada harapan

27
buat bisa memenuhi tuntutan bekerja. Serta meningkatnya reaktivitas
dalam situasi kompetitif.
b. Distress, adalah akibat negative, yang merugikan asal stress,
misalnya perasaan bosan, putus harapan, kecewa, kelehan fisik,
gangguan pola tidur, praktis muka, sering menimbulkan masalah,
muncul perilaku keraguan, menurunnya motivasi, meningkatnya
absensi, serta timbulnya perilaku apatis.
3 Faktor Yang Mempengaruhi Stress
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi stress antara lain, yaitu1:
a. Hubungan dengan pola makan1
Hubungan dengan pola makan adalah dimana saat orang mengalami
stress tapi memiliki keinginan makan walaupun sebenarnya tidak merasa
lapar pada saat mengalami stress. Stress juga dapat menyebabkan nafsu
makan menurun dan bisa menekan nafsu makan.
b. Hubungan dengan lingkungan social
Hubungan dengan lingkungan social adalah dukungan social yang
diterima dan integrase dalam hubungan interpersonal.
c. Strategi Koping
Strategi koping adalah merupakan rangkaian respon yang melibatkan
unsur-unsur pemikiran untuk mengatasi permasalahan sehari-hari dan
unsur stress yang menyangkut tuntutan dan ancaman yan berasal dari
lingkungan sekitar
d. Jenis Kelamin2
Pada penderita ini yang paling banyak mengalami adalah perempuan di
banding laki-laki, disebabkan karna perempuan lebih mudah mengalami
stress. Pasalnya, tidak sedikit yang akhirnya melampiaskan stress
kemakanan tinggi lemak dan kalori yang kurang baik bagi lambung.
Sehingga memicu hormonal tubuh yang merangsang produksi asam
lambung yang sangat berlebih.
e. Sosial ekonomi3
Penerapan pola makan pada penderita gastritis tidak terlepas dari faktor
sosial ekonomi. Hal ini mungkin karena banyaknya masalah ekonomi

28
keluarga yang mereka alami dan kesulitan dalam memecahkan masalah
tersebut sehingga menimbulkan stress.
f. Umur4
Semakin tua seseorang maka orang tersebut semakin rentan mengalami
stress, seseorang akan rentan mengalami stress pada usia 21-40 tahun
dan pada usia 40-60 tahun.
4 Sumber Stress (Stressor)
Sumber stress dapat berubah-ubah, sejalan dengan perkembangan
manusia tetapi kondisi stress juga dapat terjadi di setiap saat sepanjang
kehidupan. Stress merupakan semua factor yang mempengaruhi timbulnya
stress yang menggangu keseimbangan dalam tubuh, sumber-sumber stress
antara lain yaitu2:
a. Dari pada diri sendiri : stress juga akan timbul pada seseorang melalui
penilaian yang berasal dari kekuatan motivasional yang melawan
apabila seorang mengalami perseteruan, perseteruan artinya sumber
primer stress.
b. Pada dalam keluarga : tertekan bisa bersumber dari interaksi si antara
para anggota keluarga seperti dalam persoalan keuangan, kehadiran
anggota family baru. Ada yang beberapa stressor pada keluarga yaitu
perselisihan dalam duduk perkara keuangan, perasaan siling acuh,
perbedaan yang tajam dalam memilih tujuan, kebisingan karena radio,
televisi atau tape yang di nyalakan menggunakan bunyi yang sangat
keras, family yang tinggi dilingkungan yang terlalu sesak, serta
kehadiran saudara termuda. Stressor lainnya pada keluarga adalah
kehilangan anak yang sangat disanyangi akibat mala alam, kesakitan,
kematian suami atau istri.
5. Gejala Stress
Ada beberapa Gejala stress antara lain sebagai berikut1:
a. Gejala Fisiologis, mecakup: denyut jantung bertambah cepat, banyak
berkeringat (terutama keringat dingin) pernafasan terganggu, otot terasa
tegang, jarang ingin buang air kecil, insomnia, gangguan lambung serta
seterusnya.

29
b. Gejala Psikologis, mencakup: gundah, sering merasa resah, sulit
berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, tidak enak perasaan,
kewalahan dan lain sebagainya.
c. Tingkah laku, mencakup: berbicara sangat cepat, mengigit kuku,
menggoyang-goyangkan kaki, gemetaran, berubahnya nafsu makan
(berkurang ataupun bertambah) dan seterusnya.

B. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen

Pola Makan
Kekambuhan
Gastritis

Tingkat Stress

: Yang Diteliti

: Alur Penelitian

30
Gambar 2.1 Kerangka Konsep

C. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
a. Apakah Ada Hubungan Pola Makan Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis.
b. Apakah Ada Hubungan Tingkat Stress Terhadap Kekambuhan Penyakit
Gastritis.

31
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana metode penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang dipakai dengan tujuan menjawab
permasalahan dengan teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-
variabel yang telah di tentukan, dan menghasilkan simpulan-simpulan yang
bisa digeneralisasikan keluar dari konteks waktu dan keadaan serta model data
yang di kumpulkan terutama data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
teknik random sampling, dimana instrument penelitian ini adalah kuesioner
untuk mendapat data pola makan makan, tingkat stress dan kekambuhan
gastritis pada responden.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di RSU Anutapura Palu.

32
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli Tahun 2022.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi mengacu pada keseluruhan, totalitas atau generalisasi dari
unit-unit individu, obyek atau subjek yang akan dipelajari dengan jumlah
karakteristik tertentu, yang dapat berupa orang, objek, lembaga, dll. Dari
mana diperoleh informasi penelitian atau disediakan kemudian bisa ditarik.
Menurut Sugiyono populasi merupakan tempat wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas serta ciri khas
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti buat dipelajari dan lalu ditarik
kesimpulannya populasi pada penelitian ini ialah 40 orang penderita gastritis
di RSU Anutapura Palu1.

2. Sampel
Sampel ialah waktu atau sebagian asal populasi yang
mendeskripsikan populasi, sebagai akibatnya semua populasi penelitian
dapat terwakili. Teknik pengambilan sampel membantu untuk peneliti
menggeneralisasi tentang populasi yang mereka wakili1.
Sampel adalah anggota populasi dari suatu program yang mewakili
populasi. Sampel ini digunakan jika populasi yang diteliti lebih besar dan
tidak memungkinkan para peneliti menyelidiki seluruh populasi yang ada.
Kendala yang dapat terjadi yaitu tersebut terjadi karena keterbatasan biaya,
tenaga, dan waktu peneliti. Sampel yang digunakan dari populasi harus
benar-benar valid dan benar-benar mewakili populasi yang sedang diteliti.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu:
a. Kriteria Inklusi Pada Penelitian Ini adalah:
1) pasien yang berada di ruangan poli RSU Anutapura Palu
2) pasien yang bersedia menjadi responden
3) pasien yang bisa membaca dan menulis

33
b. Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
1) pasien yang menolak (Refused) untuk menjadi responden penelitian
2) pasien yang tidak berada dirumah sakit saat dilakukan penelitian

D. Variabel Penelitian
1. Variabel yang diteliti
Adapun varibael yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel (dependent) adalah status kekambuhan penyakit Gastritis.
b. Variabel (independent)
1.) Variabel pola makan
2.) Variabel stress

E. Definisi Operasional
1. Pola Makan
Definisi : Pola makan merupakan makanan yang tersusun meliputi dari
jumlah, jenis bahan makanan, yang biasa di konsumsi pada
saat tertentu. Pola makan yang benar adalah makanan pokok,
lauk-pauk, buah-buahan dan sayur-sayuran, serta dikonsumsi
secukupnya dan tidak berlebihan.
Cara Ukur : Mengisi Kuesioner
Skala Ukur : Ordinal
Alat Ukur : Pengisian Kuesioner
Hasil Ukur : 1. Pola Makan Tidak Baik, jika skor = 7 - 10
2. Pola Makan kurang Baik, jika skor = 4 - 6
3. Pola Makan Baik, Jika Skor = 0 – 3

2. Tingkat stres
Definisi : Stres adalah respon nonspesifik tubuh terhadap tubuh yang
Sangat gelisah. Stres adalah realitas yang ada di mana-
mana dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dihindari,

34
dan semua orang mengalaminya.
Cara Ukur : Mengisi Kuesioner
Skala Ukur : Ordinal
Alat Ukur : Pengisian Kuesioner
Hasil Ukur : 1. Tingkat Stres Berat, jika skor = 41 - 50
2. Tingkat Stres Sedang, jika skor = 31 - 40
3. Tingkat Stres Ringan, jika skor = 0 – 30

3. Lembar Observasi
Defini : Lembar Observasi adalah merupakan instrument yang
digunakan untuk megumpulkan data melalui pengamatan
di lapagan pada saat melakukan penelitian.
Cara Ukur : Mengisi Lembar Observasi
Skala Ukur : Ordinal
Alat Ukur : Pengisian Lembar Observasi
Hasil Ukur : 1. Kekambuhan Berat = 6 - 10
2. Kekambuhan Ringan = 0 - 5

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan media atau alat yang digunakan
untuk melakukan penelitian. Dalam menilai variable pola makan
digunakan kuesioner pola makan. Kuesioner penelitian terdiri dari 5
pertanyaan yang memiliki 3 pilihan dengan hasil ukur, Pola makan tidak
baik = 7 – 10, Pola makan kurang baik = 4 – 6, Pola makan baik = 0 – 3.
Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang telah dilakukan uji
validitas.

35
Menilai variable tingkat stress menggunakan kuesioner yang terdiri
dari 17 pertanyaan yang memiliki 3 pilihan dengan hasil ukur, Tingkat
stress berat = 41 – 50, Tingkat stress sedang = 31 – 40, Tingkat stress ringan
= 0 – 30. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang telah
dilakukan uji validitas.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data utama dalam penelitian ini dikumpulkan dari wawancara yang
dilakukan dengan responden dalam penelitian, dan panduan kuesioner
yang mencakup variabel: Pola makan dan tingkat stres.
2. Data Sekunder
Data Sekunder pada hal penelitian ini merupakan yaitu data yang
diperoleh berdasarkan data- data juga rekam medis RSU Anutapura yaitu
kekambuhan pasien gastritis.
Melakukan pengolahan data melalui tahap Editing, Coding, Scoring,
dan Tabulastions1:
a. Editing dilakukan untuk memeriksa adanya kesalahan atau kurangnya
data yang di isi oleh responden.
b. Coding adalah kegiatan mengklasifikasikan data dengan cara memberi
kode untuk memudahkan peneliti pada saat melakukan entri data.
c. Tabulastions adalah penyusunan data yang berdasarkan variabel yang
di teliti.
d. Entri adalah proses pemasukan data kedalam program komputer untuk
selanjutnya di analisa.
e. Cleaning yaitu membersihkan data melihat variabel yang telah di
gunakan apakah data-datanya sudah benar atau belum.
f. Describing yaitu menggambarkan atau menjelaskan data yang sudah
dikumpulkan.

H. Analisa Data
Untuk melakukan pengajuan sebuah hipotesis analisa data yang diterapkan
dalam penelitian adalah :

36
1. Analisis Univariat
Analisi univariat tujuannya buat menyebutkan dan menggambarkan
karakteristik setiap individu variabel penelitian. Di penelitian ini
karakteristik pola makan serta tingkat stress yang menggunakan peristiwa
gastritis disajikan dalamm bentuk distribussi serta presentase.
2. Analisi Bivariat
Analisi bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berkolerasi atau bekerja sama pada penelitian ini. Analisi bivariat
dilakukan untuk mengetahui korelasi antara pola makan dan stress
terhadap kekambuhan gastritis. Pengetahun analisis bivariat ini
menggunakan memakai donasi komputerisasi SPSS. Uji statistik yang
pada pakai artinya menggunakan uji chi square.
Jika Syarat uji chi-square tidak terpenuhi, digunakan alternatif lain
diantaranya:
a. Untuk tabel 2x2, alternatif uji chi-square adalah fisher’s
b. Untuk tabel 2xk adalah uji kolmogorov-smirnov
c. Penggabungan sel adalah langkah alternatif uji chi-square tebel 2x2 dan
2xk sehingga terbentuk suatu tabel B x K yang baru. Setelah dilakukan
penggabungan sel, uji hipotesis dipilih sesuai tabel B x K yang baru
tersebut.

37
I. Bagan Alur Penelitian

Identifikasi Masalah

Lokasi Penelitian
RSU Anutapura Palu

Populasi dalam penelitian ini Sampling


adalah para penderita gastritis di Random sampling
RSU Anutapura Palu

Pengumpulan
Informed Consent
Data

Peneliti
menggunakan
Variable independen
lembar observasiKekambuhan
Pola makan
Gastritis
Tingkat stress

Hasil

Analisa Data

38

Pengolahan Data
Kesimpulan
Editing, Coding, Skoring, Tabulating, Data Entry
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian hubungan pola makan dengan


tingkat stress terhadap kekambuhan gastritis dan juga pembahasan dari data
yang sudah dikumpulkan dengan dilakukan pengisian kuesioner pada
responden. Waktu pengumpulan data dilakukan selama 2 minggu yaitu pada
tanggal 01 September 02 sampai September 2022. Jumlah total sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 40 responden pasien yang menjalani
hemodialisis yang memenuhi kriteria inklusi.

A. Hasil
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Anutapura Palu adalah milik pemerintah
Kota Palu, dengan status kelas B, mengalami 3 kali perubahan struktur
organisasi dari Rumah Sakit Umum Daerah Anutapura Palu, kemudian
menjadi Rumah Sakit Umum Kota Palu yang digunakan sampai
sekarang adalah Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.
Rumah Sakit Umum Anutapura palu sebagai rumah sakit Badan
Layanan Umum daerah (BLUD) sejak 1 januari tahun 2009, disamping
itu RSU Anutapura Palu dinilai telah berhasil menciptakan inovasi
perbaikan dalam upaya meningkatkan kinerja penyelenggara pelayanan
dan masuk dalam kelompok predikat baik. Oleh karena itu, RSU
Anutapura diberikan penghargaan berupa piagam PRATAMA “CITRA
PELAYANAN PRIMA” berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Renofasi Birokrasi Nomor 354
tahun 2010 tanggal 5 November 2010 yang diserahkan langsung oleh
Wakil Presiden (Wapres).
Rumah Sakit Umum Anutapura Palu terletak di jalan Kangkung
No. 1 Palu, Kecamatan Palu Barat, luas tempatnya 35.527 m2 dengan
luas bangunan 12.679.93 m2, dengan lokasi strategis dan dikelilingi oleh
pusat pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya RSU Anutapura palu
sebagai rumah sakit BLU diberikan legalitas untuk melakukan
pelayanan kesehatan secara holistik komperensif. Wujud dari kebijakan
tersebut RSU Anutapura palu menggambarkan bahwa pelayanan
“Center Of Exellence” yang memberikan pelayanan terpadurawat jalan,
rawat inap maupun penunjang pelayanan dan tindakan. Center Of
Exellence yang telah ada adalah Intensif Care Unit, Endoscopy, ASKES
Center.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSU Anutapura Palu
berdasarkan pedoman pada peraturan pemerintah RI No. 41 Tahun 2007
Tentang organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Kota Palu
No.6 Tentang Pembukaan Organisasi dan tata kerja lembaga teknis
daerah RSU Anutapura Palu. Kualifikasi sumber daya manusia yang ada
hingga saat ini terdiri dari 218 karyawan/karyawati yang berstatus
Pegawai Negri Sipil, 829 karyawan/karyawati yang berstatus Non PNS.
2. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang poli penyakit dalam RSU
Anutapura Palu. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan
cara meminta persetujuan kepada pasien agar dijadikan sebagai
responden dengan menandatangani Informed Consent dan juga mengisi
kuesioner. Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh
hasil sebagai berikut:
a. Karakteristik Responden
Tabel 4.1 distribusi karakteristik responden berdasarkan umur,
jenis kelamin, dan pendidikan di Poli Penyakit Dalam dengan pasien
rawat jalan di RSU Anutapura Palu tahun 2022 (f=40)a

Karakteristik Subjek Frekuensi (f) Presentase (%)


Usia
40-45 Tahun 10 25,0
45-50 Tahun 12 30,0
51-55 Tahun 8 20,0
55-60 Tahun 6 15,0
61-65 Tahun 4 10,0
Jenis Kelamin
Laki-Laki 19 47,5
Perempuan 21 52,5
Pendidikan
SMP 13 32,5
SMA 15 33,7
S1 12 30,0
Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 40 responden di


dalam penelitian ini,sebagian besar responden berusia 40-50 tahun
yaitu sebanyak 12 responden (30,0%), dalam penelitian ini juga
menunjukkan sebagian besar respon den berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 21 responden (52,5%), dan sebagian besar responden
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 15 responden (33,7%).
b. Analisis Univariat
Analisis Univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap
variabel penelitian dengan mendeskripsikan hasil penelitian daklam
bentuk distribusi frekuensi. Hasil analisis univariat dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan
Terhadap Kekambuhan Gastritis di RSU Anutapura Palu
tahun 2022 (f=40).

Pola Kambuh (f/%)


Makan Ya Tidak
Baik 10 (22,9%) 4 (90,0%)
Kurang 24 (77,1%) 2 (10,0%)
Total 34 (100%) 6 (100%)
a
Total sampel keseluruhan. Sumber Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 40 responden
dalam penelitian ini, frekuensi tertinggi berada pada Pola Makan
kurang dengan kekambuhan gastritis yaitu sebanyak 24 responden
(77,1%), sedangkan pada frekuensi terendah yaitu pola makan yang
baik dengan kekambuhan gastritis sebanyak 10 responden (22,9%).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Stres
Terhadap Kekambuhan Gastritis (f=40).

Tingkat Kambuh (f/%)


Stres Ya Tidak
Berat 18 (84,3%) 3 (10,0%)
Ringan 17 (15,7%) 2 ( 90,0%)
Total 35 (100%) 5 (100%)
a
Total sampel keseluruhan. Sumber Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 40 responden
dalam penelitian ini, frekuensi tertinggi berada pada Tingkat Stres
Berat dengan kekambuhan gastritis yaitu sebanyak 18 responden
(84,3%), sedangkan pada frekuensi terendah yaitu Tingkat Stres Yang
Ringan dengan kekambuhan gastritis sebanyak 17 responden
(15,7%).
c. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan pola makan dan tingkat stress terhadap
kekambuhan gastritis di rumah sakit anutapura palu. . Pada penelitian
ini peneliti menggunakan uji Chi-square. Dari penelitian ini
didapatkan hasil sebagai berikut :
Table 4.4 Uji Chi-square distribusi hubungan pola makan dan tingkat
stress terhadap kekambuhan gastritis di RSU Anutapura
Palu 2022 (f=40)a.
Kekambuhan
Pola Tingkat Stress Gastritis P
Total
Makan Value
Berat Ringan Berat Ringan
N % n % n %
Baik 6 75.0 19 72.0 25 72.4 0,000
Kurang Baik 19 72.0 10 28.0 15 27.6
Bersarkan tabel 4.4 dari 40 responden (100), Hasil analisis
bivariat dengan menggunakan uji alternative Chi-Square didapatkan p
value 0,000 yang berarti memiliki nilai bermakna yaitu terdapat
hubungan antara pola makan dan tingkat stress terhadap kekambuhan
gastritis di RSU Anutapura Palu.

B. Pembahasan
Hasil pengolahan data yang dilakukan dari hasil penelitian tentang
hubungan pola makan dan tingkat stress terhadap kekambuhan gastritis di
rumah sakit anutapura Palu.
1. Pola Makan Terhadap Kekambuhan Gastritis Di Rumah Sakit
Anutapura Palu
Berdasarkan hasil analisis univariat pola makan pada pasien rawat
jalan di RSU Anutapura Palu didapatkan bahwa dari 40 responden dalam
penelitian ini, frekuensi tertinggi berada pada Pola Makan kurang dengan
kekambuhan gastritis yaitu sebanyak 24 responden (77,1%), sedangkan
pada frekuensi terendah yaitu pola makan yang baik dengan kekambuhan
gastritis sebanyak 10 responden (22,9%).
Menurut asumsi peneliti, Pola makan Dapat menyebabkan
kekambuhan Gastritis seseorang dikarena kurang memperhatikan pola
makan dan dikarenakan banyaknya aktivitas yang menyebabkan seseorang
tidak memperhatikan pola makannya.
Asumsi Penelitian di dukung oleh teori yang menyatakan bahwa dari
penderita gastritis yang mengalami kekambuhan sebagian besar
mempunyai pola makan yang kurang baik.

2. Tingkat Sterss Terhadap Kekambuhan Gastritis Di Rumah Sakit


Anutapura Palu.
Berdasarkan hasil analisis unuvariat Tingkat Stress pada pasien rawat
jalan di RSU Anutapura Palu didapatkan bahwa menunjukkan bahwa dari
40 responden dalam penelitian ini, frekuensi tertinggi berada pada Tingkat
Stres Berat dengan kekambuhan gastritis yaitu sebanyak 18 responden
(84,3%), sedangkan pada frekuensi terendah yaitu Tingkat Stres Yang
Ringan dengan kekambuhan gastritis sebanyak 17 responden (15,7%).
Menurut asumsi peneliti, stress dapat menyebabkan kekambuhan
gastritis seseorang akibat banyaknya tekanan dari kerjaan maupun
banykanya pikiran seseorang yang membuat orang tersebut mengalami
stress dan dapat mengakibatkan kekambuhan gastritis.
Asumsi peneliti didukung oleh teori yang menyatakan bahwa jumlah
responden yang mengalami kekambuhan yang dalam kondisi stres lebih
banyak pada penderita gastritis yang mengalami stres dari pada yang tidak
mengalami stress. apabila stres dan emosi dibiarkan maka tubuh akan
berusaha menyesuaikan diri dan bertahan hidup dengan tekanan tersebut,
Sebagai akibatnya, akan timbul penyakit tukak lambung atau gastritis.

3. Hubungan Pola Makan Dan Tingkat Stress Pada Pasien Rawat Jalan
Terhadap Kekambuhan Gastritis Di Rumah Sakit Anutapura Palu.
Tabel 4.4 diatas menunjukkan taraf signifikansi p = 0,000 < 0,05,
hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak. Artinya Ha diterima yaitu adanya
hubungan Pola Makan Dan Tingkat Stres Terhadap Kekambuhan Gastritis
Di Rumah Sakit Antapura Palu.
Menurut asumsi peneliti, Pola makan Dapat menyebabkan
kekambuhan Gastritis seseorang dikarena kurang memperhatikan pola
makan dan dikarenakan banyaknya aktivitas yang menyebabkan seseorang
tidak memperhatikan pola makannya.
Menurut asumsi peneliti, stress dapat menyebabkan kekambuhan
gastritis seseorang akibat banyaknya tekanan dari kerjaan maupun
banykanya pikiran seseorang yang membuat orang tersebut mengalami
stress dan dapat mengakibatkan kekambuhan gastritis.
Asumsi peneliti didukung oleh penelitian yang menyatakan bahwa
pola makan positif dan signifikan tingkat stres. berdasarkan hasil uji
diperoleh nilai probabilitas signifikansi kecerdasan intelektual sebesar
0.005. Dengan demikian 0,005> 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,
yang berarti pola makan dan tingkat stress sangat mempengaruhi
kekambuhan gastritis.
Hasil penelitian serupa menyatakan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara tingkat stress terhadap kekambuhan gastritis dan terhadap
hubungan yang signifikan antara pola makan terhadap kekambuhan
gastritis. Maka dari itu terhadap hubungan antara hubungan pola makan
dan tingkat stress terhadap kekambuhan gastritis

C. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengakui adanya beberapa
kelemahan dan kekurangan yang peneliti alami sehingga memungkinkan hasil
yang ada belum optimal atau bisa dikatkan belum sempurna. Adapun
Kelemahan atau hambatan dalam penelitian tentang hubungan pola makan dan
tingkat stress terhadap kekambuhan gastritis di Rumah Sakit Umum Anutapura
Palu adalah sebagai berikut :
1. Dalam melaksanakan penelitian peneliti hanya mampu memberikan
kuesioner maksimal 10 responden dalam sehari dikarenakan pengisian
kuesioner harus di perhatikan dengan baik karena ada beberapa pertanyaan
dalam isi dari kuesioner yang kurang di pahami oleh responden dan
membutuhkan waktu ± 15 menit dalam 1 responden.
2. Ada beberapa responden dan keluarganya menolak untuk di jadikan sebagai
responden dalam penelitian ini dengan alasan responden tersebut saat
hemodialisis berlangsung pasien sedang tidur dan di tinggal oleh
keluarganya, serta sama sekali tidak mau untuk memberikan informasi
terkait keadaan yang responden alami.
Pengambilan data dilakukan saat responden sedang menjalani hemodialisis,
sehingga ada beberapa responden kurang konsentrasi dalam mengisi
kuesioner. Kemudian pengisian kuesioner ini sangat dipengaruhi oleh
kejujuran atau keadaan yang dirasakan, daya ingat dan pemahaman
responden. Berdasarkan hal tersebut gangguan dari konsentrasi dan
penurunan daya ingat akan mempengaruhi jawaban yang diberikan oleh
responden.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar pola makan yang kurang pada pasien dengan kekambuhan
gastritis yaitu sebanyak 24 responden (77,1%).
2. Sebagian besar tingkat stress berat berada pada pasien dengan
kekambuhan gastritis yaitu sebanyak 18 responden (84,3%).
3. Ada Hubungan pola makan dengan tingkat stress terhadap kekambuhan
gastritis di RSU Anutapura Palu.

B. Saran
a. Bagi institusi
Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi serta dapat menambah bahan
kepustakaan dan wawasan mahasiswa STIKES Widya Nusantara Palu khususnya
jurusan keperawatan.
b. Bagi rumah sakit
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi petugas medis, dengan memberikan program pendidikan
tentang pentingnya mengatur pola makan dan tingkat stress dalam
meningkatkan kualitas hidup pada pasien gastritis terutama dengan
penyakit kronis.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat menambah ilmu pengetahuan serta referensi bagi peneliti selanjutnya
dengan variabel-variabel lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wahyuni SD, Rumpiati, LestaRiningsih REM. Hubungan


Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja. Glob
Heal Sci [Internet]. 2017;2(2):149–54.
Available from: http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs
2. Irianty H, Hayati R, Suryanto D. Kejadian Gastritis
Berdasarkan Aspek Promosi Kesehatan Dan Pola Makan
Article history : in revised form 23 Juni 2020 Universitas
Muslim Indonesia Accepted 26 Juni 2020 Address : Available
Email : Phone : tahun 2017 jumlah penderita gastritis di
seluruh ru. J Kesehat. 2020;3(3):251–8.
3. Hudha L. hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik
terhadap obesitas pada remaja kelas II SMP theresiana I
Yayasan Bernadus Semarang. J Kesehat. 2006;
4. Abata, Qorry A. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Madiun.Al-
Furqon.
5. Alfiana, Arini D. 2013.Regulasi Diri Mahasiswa Ditinjau
Dari Keikutsertaan Dalam Organisasi Kemahasiswaan.
Malang: Fakultas Psikologi UMM.
6. Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik: Jakarta: Rineka Cipta.
7. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung
8. Bahria & Triyanti. 2010. Faktor-faktor yang terkait dengan
konsumsi buah dan sayur pada Remaja di 4 SMA Jakarta
Barat.FKM UI.
9. Beck, E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet: Hubungan Dengan
Penyakit-penyakit Untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta:
ANDI
10. Boediman, Drajat. 2015. Sehat Bersama Gizi. Jakarta:Sagung
Seto. Brunner & Suddarth. 2016. Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC.
11. Digiulio, Mary. 2014. Keperawatan Medikal
Bedah.Yogyakarta:Rapha Deepublish.
12. Duha, Timotius. Perilaku Organisasi. 2016. Yogyakarta.
Deepblish.
13. Feldam, Mark, Dkk. 2010.Gastrointestinal And Liver Disease:
Pathophysiology/
14. Ika. 2010. Hubungan Kecemasan dan Tipe Kepribadian
Introvert dengan Dyspepsia Fungsional.
15. Inayah, Iin. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Pencerrnaan. Jakarta: Salemba Medika.
16. Jauriah, Rapida, Dkk. 2014. Hubungan Pola Makan Dengan
Kejadian Gastritis di puskesmas pulubala Kecamatan Pulubala
Kabupaten Gorontalo: FIKK UNG.
17. Kasjonoo, Heru Subaris & Yasril. 2015. Teknik Sampling
Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
18. Mawey, Kevin B, Dkk. 2014. Hubungan Kebiasaan Makan
Dengan Pencegahan Gastritis Ppada Siswa Kelas X dI SMA
Negeri 1 Likupang. FK Universitas Sam Ratulangi Manado.
19. Mitayani & Sartika, Wiwi. 2013. Buku Saku Ilmu Gizi.
Jakarta: Trans Info Media.
20. Mulia, A. 2010. Pengetahuan Gizi, Pola Makan Dan status
Gizi Mahasiswa Pendidikan Teknologi Kimia Industri (PTKI)
Medan Tahun 2010.
21. Muttaqin, Arif& Sari, Kumala. 2011. Gangguan
Gastrointestinal: Aplikasi Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: Salemba Medika.
22. Nasution, Kurniati N, Dkk. 2015. Hubungan Pola Makan
Dengan Kejadian Sindrom Dispepsia Pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat.
23. Pratomo, Arief & Hidayati, Maftuhah Y. 2014. Karakter Dan
Keaktifan Berorganisasi Dalam Pencapaian Indeks Prestasi
Komulatif Mahasiswa PGSD FKIP UMS.
24. Priyanto, Agus. 2016. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta:
Salemba Medika.
25. Putri, Mahaji SR, Dkk. 2010. Hubungan Pola Makan Dengan
Timbulnya Gastritis Pada Pasien di Universitas
Muhammadiyah Malang Medical Center (UMC). Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Trihuwana Tunggadewi Malang.
26. Rahma M. Ansar J. Rismayanti. 2012. Faktor Risiko Kejadian
Gastritis Di wilayah Kerja Puskesmas Kampili Kabupaten
Gowa.
27. Robbins. 2013. Buju Ajar Patologi. Jakarta: EGC.
28. Rosyidah, Hikmah & Wijayanti, Lono. 2011. Hubungan
Antara Personal.
29. Soetjiningsih.2010. Tumbuh Kembang Remaja Dan
Permasalahannya.Jakarta: Sagung Seto.
30. Sopiyudin.2010. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan
Sampel. Jakarta: Salemba Medika.
31. Tapia Pancardo D, Jesus Sandoval R, et al. 2012. Identification
Of Life Habits Factors As Risk For Gastritis And Colitis
Occurrence In A Mastizo Population Of Chabeklumil:
Chiapas. Maxico. Open J Nursing.
32. Tarigan, C.2003. Perbedaan Depresi Pada Pasien Dyspepsia
Fungsional Dan Dyspepsia Organik. Diunduh Tanggal 09 Juni
2017.
LAMPIRAN
JADWAL PENELITIAN

2021 2022
No Jadwal Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Konsultasi judul
2 Bimbingan proposal
3 Ujian proposal
4 Perbaikan hasil ujian proposal
5 Penelitian
6 Bimbingan hasil
7 Ujian hasil
LAMPIRAN
KUESIONER

Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :

I. Kebiasaan makan

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1 Apakah sehari-hari makanan anda teratur?

2 Apakah anda sering mengkonsumsi sarapan


sebelum beraktivitas sehari-hari?

3 Apakah anda mengkonsumsi makanan pokok


3 kali sehari?

4 Apakah anda sering mengkonsumsi makanan


yang pedas?

5 Apakah anda sering mengkonsumsi makanan


yang asam?

Keterangan:

YA : 2 , TIDAK : 1

Pola Makan Tidak Baik = 7 - 10

Pola Makan Kurang Baik = 4 - 6

Pola Makan Baik = 0 - 3


II. Stress

NO PERTANYAAN 1 2 3
Tidak Kadang Sering
Pernah -kadang
1 Apakah Anda merasa tegang atau cemas
tanpa alasan yang tepat ?

2 Apakah Anda merasa kaget/ cemas ketika


kejadian peristiwa yang tidak terduga di
alami dalam kehidupan sehari-hari?

3 Apakah Anda menyalahkan orang


lain ketika keadaan atau nasib
berjalan tidak sesuai dengan yang
diinginkan?

4 Apakah Anda mempunyai banyak


masalah?
5 Apakah Anda merasa tidak dapat
mengatasi masalah yang dialami?
6 Apakah Anda merasa tidak ada kasih
sayang yang besar di sekitar lingkungan
anda?
7 Apakah Anda merasa tidak ada yang
menghormati anda?
8 Apakah Anda tidak bisa mengendalikan
atau menahan emosi?
9 Apakah Anda sering merasa gugup?
10 Apakah Anda merasakan khawatir yang
berlebihan tentang masa depan?
11 Apakah Anda merasa jengkel dan
marah?
12 Apakah Anda merasa sulit
berkonsentrasi?
13 Apakah Anda sulit tidur pada malam
hari?
14 Apakah Anda merasa sakit kepala?
15 Apakah Anda sering merasakan jantung
berdebar-debar karena keadaan takut
atau cemas?
16 Apakah Anda sering merasa bingung?
17 Apakah Anda seing tidak nafsu makan?
Keterangan:
1. Tingkat Stres Berat, jika skor = 41 - 50
2. Tingkat Stres Sedang, jika skor = 31 – 40.
3. Tingkat Stres Ringan, jika skor = 0 – 30

LEMBAR OBSERVASI

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah sering mengeluh mual?
2 Apakah sering mengeluh mual hingga muntah?
3 Apakah sering merasakan pahit di mulut?
4 Apakah mengalami nyeri pada perut?
5 Apakah bagian perut terasa kembang saat gejala
gastritis kambuh?
6 Apakah nyeri pada bagian perut?
7 Apakah sering mengalami sembelit?
8 Apakah mengalami nyeri pada bagian ulu hati?
9 Apakah merasakan seperti terbakar dibagian atas
perut?
10 Apakah mengeluh mulut kering dan keringat
dingin?
PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informant Concent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


No. Responden :
Hari/Tanggal :

Bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang dilakukan


oleh RISQA AMALIA Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes
Widya Nusantara Palu, sampai dengan berakhirnya masa penelitian yang
dimaksud.
Bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian sesuai
dengan kondisi yang sesungguhnya.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dalam keadaan sadar dan
tidak sedang dalam paksaan siapapun dan untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Palu, 25 September 2022

Responden
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :
Yth. Bapak – Ibu
Di Tempat.

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan STIKes Widya Nusantara Palu :
Nama : RISQA AMALIA
NIM : 201801035
Judul Penelitian : Hubungan Pola Makan Dan Tingkat Stress Terhadap
Kekambuhan Gastritis di RSU Anutapura Palu.

Dengan ini memohon kesedian saudara untuk menjadi responden dalam


penelitian ini guna membantu dalam penyusunan skripsi. Segala hal yang bersifat
rahasia akan saya rahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Untuk itu, saya mengharap kesediaan saudara secara sukarela untuk menjadi
responden dalam penelitian saya.
Atas bantuan dan kesediaan saudara menjadi responden, saya ucapkan
terima kasih.

Palu, 25 September 2022

Peneliti
(RISQA AMALIA)
RIWAYAT HIDUP

Penulis adalah seorang yang tumbuh dan dibesarkan dari keluarga yang
sederhana, dilahirkan di Palu pada tanggal 31 Mei 2000 dari pasangan suami istri
yaitu ayah Ahmad Siddiq dan ibu Ivat Gatot, Penulis adalah putri merupakan
pertama. Pendidikan yang penulis tempuh selama menimbah ilmu mulai lulus
SDN Inpres 1 Tanamodindi tahun 2012, lulus SMPN 14 Palu 2015, lulus SMK
Nusantara 2018 dan pada Tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk STIKes
Widya Nusantara Palu melalui jalur PMDK Rapor di STIKes Widya Nusantara
Palu dan diterima di Program Studi SI Ilmu Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai