Oleh :
KRISTINA MUHALING
711440118122
2019
1
SURAT PERNYATAAN
• Karya Tulis Ilmiah ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar Akademik Ahli Madia Keperawatan, baik di Politeknik
Kemenkes Kesehatan Manado maupun di Akademik lainnya.
• Karya Tulis Ilmiah ini murni gagasan,rumusan dan penelitian Saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan Tim Komisi Pembimbing dan para
Tim Penguji.
• Dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam dafatar pustaka.
• Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketikdak benaran dalam pernyataan ini, yang
telah diperoleh karena karya tulis ini, Saya bersedia untuk menerima sanksi
akamedik serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
Akademik ini.
Kristina Muhaling
2
3
4
CURRICULUM VITAE
Riwayat Pendidikan :
• Tahun 1994 akhir SD Inpres Balehumara
• Tahun 2000 akhir SMP Negeri 1 Tagulandang
• Tahun 2003 akhir SPK Pemda Satal Sangihe Talaud
• Tahun 2019 Akademi Keperawatan Politeknik Kemenkes Kesehatan
Manado
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini dengan judul ”Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Intranatal Kala I Di
Puskesmas Tagulandang Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro”.
Karya tulis ilmiah ini dibuat dan disusun guna melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado. Dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung telah membantu demi terlaksananya dan
terselesaikanya proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain:
Akhirnya penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini terdapat kesalahan kata dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pembaca.
Manado, 20 Agustus 2019
Penulis,
Kristina Muhaling
6
Kristina Muhaling 2019,Asuhan Keperawatan Pada Ny,S Dengan
Intranatal Kala I Di Puskesmas Tagulandang Kecamatan ,Kabupaten Siau
Tagulandang Biaro.(Dibimbing Oleh Ns. Ester Tamunu, S.Kep,M.Kep,Mat
sebagai pembimbing I dan Ns.Moudy Lombogia, S.Kep,M.Kep sebagai
pembimbing II.
ABSTRAK
7
Kristina Muhaling 2019, Nursing Care in Ny, S with First Level
Intranatal at Tagulandang Community Health Center, Siau Tagulandang
Regency, Biaro. (Supervised by Ms. Ester Tamunu, S.Kep, M.Kep, Mat as
supervisor I and Ms. Moudy Lombogia, S.Kep, M.Kep as supervisor II.
ABSTRACT
The first stage is when the opening takes place between 0-10 cm
opening (complete opening). This process is divided into 2 phases, namely the
latent phase (8 hours) where the cervix opens up to 3 cm and is active (7 hours)
where the cervix opens between 3-10 cm. Contractions are stronger and often
occur during the active phase.
At the first stage of labor the labor process begins which is characterized
by regular, adequate contractions, and causes changes in the cervix until it reaches
complete opening.
Childbirth Kala I is the opening time which takes place between zero
opening and complete opening. The first time for Primigravida lasted 12 hours
while multigravida was around 8 hours.
The research method in this case study uses a descriptive research approach. Is all
the processes required in planning and implementation (Suryono, 2013). Case
study research is research that includes one research unit, for example one client
to two clients (Nursalam, 2011). This case study is a study to explore the
problems of Intranatal Care nursing care in the first period at the Tagulandang
Community Health Center, Siau Tagulandang Biaro.
The results of this study and discussion the author will explain the gaps between
theory and practice in the implementation of Nursing Care in the Tagulandang
Health Center, SITARO District with existing theories. In the case of Mrs. S,
three nursing diagnoses appeared, namely the Risk of Fluid Volume Deficiency,
Acute Pain and Maternal Anxiety.
Conclusion there is a gap between theory and practice where some steps in the
handling of theory are not carried out in practice but for continuous nursing
diagnoses with previous theory and research related to the first stage.
8
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
1.LatarBelakang .................................................................................................... 1
2. Rumusaln Masalah Penelitian ........................................................................... 3
3. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
a.Tujuan Umum..................................................................................................... 3
b. Tujuan Kusus ................................................................................................. 3
4. Manfaat Penulisan ............................................................................................. 3
a. Manfaat Teoritis ............................................................................................... 3
b. Manfaat Praktis ............................................................................................... 3
1. Desain Penelitian............................................................................................. 20
2. Subjek Studi Kasus ......................................................................................... 20
9
3.Definisi Operasional......................................................................................... 20
4. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 21
5. Pengumpulan Data .......................................................................................... 21
6. Penyajian Data ................................................................................................ 22
7. Prinsip Etis dalam Penelitian .......................................................................... 22
2. Pembahasan ................................................................................................... 46
a. Kecemasan .............................................................................................. 46
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan Tubuh ..................................................... 48
c. Nyeri ........................................................................................................ 50
BAB V. PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................................... 52
2. Saran ............................................................................................................. 52
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Desain PenelitianAsuhan Keperawatan Pada Klien Intranatal Kala I Di
Puskesmas Tagulandang Kabupaten Sitaro........................................
........................................................................................................ 20
11
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Definisi Operasional PenelitianAsuhan Keperawatan Pada Klien
Intranatal Kala I Di Puskesmas Tagulandang Kabupaten Sitaro ............
............................................................................................................. 20
12
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian........................................................................
Lampiran 5. Surat Keterangan Pengambilan Data……………………………..
Lampiran 6.Dokumentasi ......................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
14
tinggi daripada target MDGs Indonesia, yaitu 102 per 100 ribu. Angka ini
menempatkan Indonesia sebagai negara dengan angka kematian tertinggi
kedua di Asia Tenggara. Urutan pertama ditempat oleh Laos dengan angka
kematian 357 per 100 ribu. Bila dibandingkan dengan tetangga terdekat, yaitu
Singapura dan Malaysia, jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia masih
sangat besar.Singapura pada tahun 2015 memiliki angka kematian ibu
melahirkan tujuh per 100 ribu, dan Malaysia di angka 24 per 100 ribu.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), dan data
dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015, AKI (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 305 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan
negara–negara tetangga di Kawasan ASEAN.
Kasus kematian ibu Provinsi Sulawesi Utara tahun 2016 mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun 2015, dimana pada tahun 2016 terdapat
54 kasus menurun dibandingkan dengan tahun 2015 sebanyak 71 kasus
kematian. (Profil Kesehatan Sulut 2016).
Data yang didapatkan dari situs Biro Pusat Statistik di Sulawesi Utara
menunjukkan bahwa angka harapan hidup penduduk Sulawesi Utara tahun
2016 khususnya Kabupaten Siau Tagulandang Biaro sebanyak 69,07.
Data jumlah ibu bersalin yang didapatkan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten SITARO pada tahun 2018 yaitu sebanyak 210 kelahiran.
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik Puskesmas
Tagulandangdan RSUD Tagulandang jumlah ibu bersalin di Kecamatan
Tagulandangpadabulan Oktober s/d Desember tahun 2018 sebanyak
33persalinan, pada bulan Januari s/d Maret tahun 2019 sebanyak 31
persalinan.
Uraian tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan Asuhan
Keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Intranatal Kala
I”.Di Puskesmas Tagulandang, Kabupaten Siau Tagulandang Biaro.
15
2. Rumusan Masalah Penelitian
Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan pada klien Intranatal kala I di
Puskesmas Tagulandang
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Mengetahui penerapan Asuhan Keperawatan pada Klien Intranatal Kala I di
Puskesmas Tagulandang.
b. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada klien intranatal Kala I di Puskesmas
Tagulandang
2. Menentukan diagnose keperawatan pada klien intranatal kala I di
Puskesmas Tagulandang
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan kepada Klien intranatal kala I
di Puskesmas Tagulandang
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien intranatal kala I di
Puskesmas Tagulandang
5. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada klien intranatal kala I di
Puskesmas Tagulandang
6. Membahas kesenjangan atau teori dan kasus pada klien intranatal kala I
di Puskesmas Tagulandang.
4. Manfaat Penulisan
a. Manfaat teoritis
Sebagai bahan acuan yang diharapkan dapat memperkaya khasanah Ilmu
pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Intranatal Kala IDi Puskesmas
Tagulandang,serta menjadi bahan bacaan dan sumber informasi bagi
penelitian selanjutnya.
b. Manfaat praktis
1) Bagi Ibu Bersalin
16
Mendapatkan asuhan keperawatan dalam masa Intranatal Kala I,
sehingga merasa nyaman, menambah pengetahuan dan informasi pada
pasien tentang persalinan
2) Manfaat bagi Mahasiswa KeperawatanPoltekkes Kemenkes Manado.
Studi kasus ini dapat digunakan sebagai tambahan kepustakaan bagi
Poltekkes Kemenkes Manado khususnya program studi DIII
Keperawatan dengan menitikberatkan pada pentingnya kesejahteraan
ibu selama bersalin.
17
BAB II
TINJAUAN TEORI
18
a). Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
b).Periode dilatasimaksimal : berlangsung selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
c). Periode deselerai : berlangsung lambat, dalam 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap (Nurul, 2017).
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus akan
meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika
terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan bagian terbawah
janin. Dari pembukaan 4 hingga mencapai pembukaan lengkap atau
10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata per jam (primipara)
atau lebih 1 cm hingga 2 cm (multipara) (Nursiah,A dkk 2014).
B. Etiologi Kala I
Teori Penurunan hormon
Satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunankadar
estrogen dan pregesteron, progesteron mengakibatkan relaksasi otot
rahim, sedangkan estrogen meningkatkan kerentanan otot-otot rahim
selama kehamilan terjadi keseimbangan antara kadar estrogen dan
progestreron, tetapi pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar
progesteron sehingga timbul his.
Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang akan menyebabkan iskemik
otot-otot rahim sehingga timbul kontraksi.
Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglio servikale dari pleksus frankenhauser yang
terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi
uterus akan timbul.
Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan – perubahan, sehingga
kadarestrogen dan progesterone menurun yang menyebabkan
19
kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi
rahim.
Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi sebab permulaan
persalinan karena menyebabkan kontraksi pada miomerium pada
setiap umur kehamilan.
Indikasi partus
Partus dapat di timbulkan dengan jalan Gagang laminaria
beberapalaminaria di masukkan dalam kanalis servikalis dengan
tujuan merangsangpleksusfrankenhauser,Amniotomi: pemecahan
ketuban, Oksitosin drips pemberian oksitosin menurut tetesan infus
(Ina Kuswanti dkk,2014).
C. Tanda dan Gejala Persalinan Kala I
Sebelum terjadi persalinan Kala I, memberikan tanda-tanda sebagai
berikut .
a). Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-sifatnya
sebagai berikut : Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut
bagian depan, teratur, makin lama makin pendek intervalnya dan
makin kuat intensitasnya, jika dibawa berjalan bertambah kuat, dan
mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks
( Setiawati, D2013).
b). Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)
Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan pendataran dan pembukaan, lendir yang terdapat di
kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang
menjadikan darah sedikit (Nursiah,A dkk, 2014).
c). Pendataran dan pembukaan Lendir dari canalis servikalis keluar di
sertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabnya
karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim
hingga beberapa kapiler terputus ( Setiawati,D 2013).
20
d).Pengeluaran cairan terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput
ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap tetapi kadang ketuban pecah pada pembukaan
kecil, hal ini di sebut dengan ketuban pecah dini (Setiawati,D 2013).
D. Patofisiologi Kala I
1. Perdarahan pervagina selain dari lender bercampur darah (show).
2. Kurang dari 37 minggu (persalinan kurang bulan).
3. Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental.
4. Ketuban pecah bercampur dengan sedikit mekonium disertai tanda-
tanda gawat janin.
5. Ketuban telah pecah (lebih dari 24 jam) atau ketuban pecah pada
kehamilan kurang bulan (usia kehamilan kurang 37 minggu).
6. Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi : temperature tinggi >38ºC,
menggigil, nyeri abdomen, cairan ketuban yang berbau.
7. Tekanan darah >160/100 dan/ atau terdapat protein urin.
8. Tinggi fundus 40 cm atau lebih.
9. Denyut jantung janin180 x/menit pada dua kali penilaian dengan jarak
5 menit.
10. Primipara dalam persalinan fase aktif dengan palpasi kepala janin
masih 5/5.
11. Presentasi bukan belakang kepala (sungsang, letak lintang, dll).
12. Presentasi ganda/majemuk (adanya bagian janin, seperti lengan atau
tangan, bersamaan dengan presentasi belakang kepala).
13. Tali pusat menumbung (jika tali pusat masih berdenyut)
14. Tanda dan gejala syok:
a. Nadi cepat, lemah (lebih dari 110 x/menit)
b. Tekanan darahnya rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg)
c. Pucat
d. Berkeringat atau kulit lembab, dingin
e. Napas cepat (lebih dari 30 x/menit)
f. Cemas, bingung atau tidak sadar
21
g. Produksi urin sedikit (kurang dari 30 ml/jam)
h. Tanda dan gejala persalinan dengan fase laten yang memanjang :
Pembukaan serviks kurang dari 4 cm setelah 8 jam
Kontraksi teratur (lebih dari 2 dalam 10 menit)
15. Tanda dan gejala belum inpartus :
Kurang dari 2 kontraksi dalam 10 menccit, berlangsung kurang
dari 20 detik.
Tidak ada perubahan serviks dalam waktu satu sampai dua jam.
16. Tanda dan gejala partus lama :
Pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada.
Pembukaan serviks kurang 1 cm per jam.
Kurang dari dua kontraksi dalam waktu 10 menit, masing-
masing berlangsung kurang 40 detik (Ibnu Pranoto, dkk 2014).
E. Penatalaksanaan Kala I
Pemeriksaan fisik umum yang belum dilakukan harus diselesaikan
sesegera mungkin setelah pasien masuk rawat inap. Sebuah rencana yang
rasional untuk memantau persalinan kemudian dapat ditegakkan
berdasarkan kepentingan janin dan ibunya. (Hakimi, 2003)
1. Frekuensi Denyut Jantung Janin
Frekuensi denyut jantung janin dapat diketahui dengan stetoskop janin
atau alat ultrasonik Dopler. Perubahan frekuensi denyut jantung janin
yang kemungkinan besar berbahaya bagi janin hampir selalu dapat
ditemukan setelah kontraksi uterus. Karena itu, jantung janin wajib
diperiksa dengan alat Dopler segera setelah terjadi kontraksi.
Gawat janin sangat mungkin terjadi apabila denyut jantung terdengar
kurang dari 120 denyut per menit atau lebih dari 160 denyut per menit.
Denyut jantung janin harus diperiksa segera setelah kontraksi berakhir
setiap 30 menit. Kemudian setiap 15 menit pada persalinan kala II.
2. Kontraksi Uterus
Dengan melakukana penekanan ringan oleh telapak tangan diatas
uterus, pemeriksa dapat menentukan waktu dimulainya kontraksi.
22
Intensitas kontraksi diukur berdasarkan derajat ketegangan yang
dicapai uterus. Pada puncak kontraksi, jari atau ibu jari tangan tidak
dapat menekan uterus. Selanjutnya, dicatat waktu ketika kontraksi
tersebut menghilang. Urutan ini diulangi untuk mengevaluasi
frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi uterus setiap 10 menit.
3. Tanda Vital Ibu
Suhu, denyut nadi, tekanan darah ibu dievaluasi setidaknya setiap 4
jam.
4. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan ini harus dilakukan secara halus dan hati-hati serta
menyeluruh dalam keadaan aseptis menggunakan sarung tangan.
Sementara pasien berada dalam posisi lithotomi atau posisi dorsal
karena dengan posisi tersebut pemeriksaan akan lebih mudah
dilakukan. Dalam pemeriksaan dalam ada beberapa hal yang dapat
diperiksa diantaranya :
a) Vulva Vagina yaitu dimana Ibu ditempatkan pada posisi yang
memudahkan untuk inspeksi dan pemeriksaan.Pada primipara
perineum utuh dan elastis. Pada multipara tidak utuh, longgar dan
lembek. Untuk menentukan dengan menggerakkan jari dalam
vagina ke bawah dan ke samping
b) Konsistensi Portio : dimana akan menjadi tipis dan lunak bahkan
tidak teraba saat pembukaan lengkap.
c) Pembukaan Serviks yaitu ditentukan dengan memperkirakan
diameter rata-rata (ukuran diameter leher rahim yang teregang).
Dilatasi serviks ditentukan dengan pemeriksaan VT dan
dinyatakan dengan diameter serviks.
d) Air Ketuban ( utuh/pecah) yaitu bila cairan ketuban pecahnya
diragukan, masukkan speculum dengan hati-hati dan cairan dicari
di fornik posterior. Cairan diperiksa untuk mengetahui adanya
warna atau mekonium.
e) Presentasi dan posisi janin
23
Presentasi kepala diketahui bila teraba bagian bulat dan keras,
tulang parietal, sutura sagitalis, ubun-ubun besar atau ubun-ubun
kecil. Posisi kepala yang perlu ditentukan adalah letak ubun-ubun
kecil terhadap panggul ibu.
f) Penurunan bagian terbawah janin yaitu untuk menentukan sampai
di mana bagian terendah janin turun ke dalam panggul pada
persalinan maka dapat digunakan bidang Hodge yang terdiri atas
empat bidang:
Bidang Hodge I: bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP
dengan bagian atas simfisis dan promontorium.
Bidang Hodge II: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I
terletak setinggi bagian bawah simfisis.
Bidang Hodge III: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I
dan II, terletak setinggi spina iskiadika kanan dan kiri.
Bidang Hodge IV: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I,
II, dan III, terletak setinggi os koksigeus.
g) Penyusupan kepala janin/ molase
0 = tulang kepala janin terpisah dan sutura dapat teraba
dengan mudah
1 = tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 = tulang kepala janin saling tumpang tindih, tetapi masih
dapat dipisahkan
3 = tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat di
pisahkan.
h) Pengeluaran Pervaginam berupa Lendir campur darah dan cairan
ketuban. (Prawirohardjo, 2008)
5. Asupan Oral
Pemenuhan nutrisi dan hidrasi (cairan) merupakan faktor penting
selama proses persalinan untuk menjamin kecukupan energi dan
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit normal pada Ibu
dan buah hati (Elias, 2009).
24
Faktor Ibu berpengaruh terhadap proses persalinan meliputi keadaan
hidrasi, perubahan sikap/perilaku dan tingkat tenaga yang dimiliki
untuk mengejan. Ibu yang mengalami persalinan harus bebas untuk
makan dan minum sebagai tuntutan tubuh mereka. Kebanyakan Ibu
masih akan merasa nyaman untuk makan cemilan pada awal
persalinan, tapi setelah kontraksi yang sering kecenderungan makan
berkurang. (Saifuddin. 2006)
2. Teori Asuhan Keperawatan dalam masa Intranatal dengan Kala I
Standart asuhan keperawatan atau standart praktik keperawatan
mengacu pada standart praktik profesional dan standart kinerja
professional. Standart praktik proffesional di Indonesia telah
dijabarkan oleh (PPNI 2009), standart praktik profesional tersebut juga
mengacu pada proses keperawatan yang terdiri dari lima tahap
standart, yaitu :
1. Pengkajian
a). Identitas
Identitas diitulis lengkap meliputi nama, Usia dalam tahun,
alamat, pendidikan, agama, status perkawinan, pekerjaan, jenis
kelamin, nomor rekam medis dan diagnosa medisnya.
b). Riwayat Penyakit Sekarang
Menanyakan kepada klien/ keluarga/ pihak yang berkaitan dan
tulis hasilnya, apa yang menyebabkan pasien datang ke
puskesmas, apa tanda dan gejala yang dialami oleh pasien
dirumah untuk menganalisis dan mengatasi masalah ini.
c). Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Dilakukan secara sistematis mulai dari kepala
sampai kaki dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi.
1. Inspeksi, merupakan proses observasi dengan menggunakan
mata, inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik
yang berhubungan dengan status fisik.
25
Tanda-tanda fisik yang harus diperiksa meliputi keadaan
umum, tingkat kesadaran pasien, dan pemeriksaan Head To
Toe.
2. Palpasi, dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau
rabaan. Metode ini dilakukan untuk mendeteksi ciri-ciri
jaringan atau organ.Palpasi pada kehamilan dan persalinan
meliputi
Leopold I, tujuannya yaitu untuk menentukan usia
kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa
yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada
pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di
mana kepala janin.
Leopold III, menentukan bagian janin apa (kepala atau
bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta
apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas
panggul (PAP).
Leopold IV untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin
apa yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk
mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah
memasuki pintu atas panggul.
3. Perkusi, adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.
Perkusi berkaitan dengan sensasi taktil dan bunyi yang
dihasilkan apabila suatu pukulan keras dilakukan pada suatu
daerah yang diperiksa.Tindakan ini dapat memberikan
informasi berharga mengenai struktur organ atau jaringan di
bawahnya. Adanya perbedaan suara ketuk dapat digunakan
untuk menentukan batas-batas suatu organ, misalnya paru,
jantung, dan hati atau mengetahui batas- batas massa
abnormal di rongga abdomen.
26
4.Auskultasi, merupakan metode pengkajian yang menggunakan
stetoskop untuk memperjelas mendengar denyut jantung,
paru-paru, bunyi usus serta untuk mengatur tekanan darah
sedangkan lenek digunakan mendengar denyut jantung janin
(DJJ).
d). Pengkajian Psikososial
Pengkajian psikososial meliputi pengkajian status emosional,
respon terhadap kondisi yang dialami serta pola interaksi klien
terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya.
e). Studi Dokumentasi
Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien
yang bersumber dari catatan, bidan, perawat, petugas
laboratorium dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang
dapat memberi kontribusi dan penyelesaian karya tulis ilmiah
ini.
f). Analisa Data
Analisa data merupakan proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data kedalam pola, kategoti dan satu uraian dasar,
sehingga dapat ditemukan tema tertentu (Moleog, 2007).
Analisa data dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu
pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul.
Teknik analisis yang digunakan dengan cara menarasikan
jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi
wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab
rumusan masalah. Teknik analisis digunakan dengan cara
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang
menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan dan
dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan
rekomendasi dalam intervensi tersebut.
27
Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu:
a. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi, hasil
studi ditempat pengambilan studi kasus. Hasil ditulis dalam bentuk
catatan, kemudian disalin dalam bentuk transkip (catatan terstruktur)
b. Mereduksi data
Data hasil wawancara seluruh data yang diperoleh dari lapangan
ditelaah, dicatat kembali dalam bentuk uraian atau laporan yang lebih
rinci dan sistematis dan dijadikan satu dalam bentuk transkip dan
dikelompokkan menjadi data subjektif dan objektif, dianalisi
berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostok kemudian dibandingkan nilai
normal.
c. Penyajian Data
d.Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan
dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan
perilaku kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Suatu Persalinan klinis mengenai respon klien terhadap masalah
kesehatan atau proses yang dialaminya baik yang berlangsung actual
maupun potensial (SDKI, 2017).
1) Kecemasan b/d tidaktahuan tentang proses Persalinan suatu respon
psikologisseseorang terhadap sesuatu yang dia hadapi ditandai
dengan data subjektif, objektif, klien terlihat tegang
2) Nyeri b/d intesitas kontraksi
Pengalaman sesnsorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional ditandai dengan data
subjektif klien mengeluh nyeri data objektif klien tampak meringis,
pola nafas berubah.
28
3) Devisit Volume cairan b/d intake yang tidak adekuat
Penurunan atau peningkatan percepatan perpindahan cairan dari
intravaskuler, interstial, intraseluler
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah
sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan
tujuan terpenuhinya kebutuhan (Capenito L, 2009)
Keperawatan
Tujuan/NOC NIC Rasional
29
2. Nyeri b/d Nyeri berkurang
proses atau hilang
persalinan Kriteria Hasil:
1. skala nyeri 1. Kaji nyeri 1.untuk mengetahui
berkurang karakteristik lokasi tingkat nyeri
awitan dan durasi
frekwensi kwalitas
dan factor
presipitasinya
2.Tidak ada 2.Berikan analgetik 2.Pemberian
ketegangan yang sesuai analgetik untuk
abdomen program mengendalikan
nyeri
3. Pasien 3.Ajarkan teknik non 3.Meringankan atau
melaporkan pola parmakologis yaitu mengurangi nyeri
tidur yang baik massage dan teknik sampai pada
relaksasi tingkat yang dapat
pernapasan. diterima pasien
3. Nutrisi Mempertahankan
kurang dari keseimbangan cairan
kebutuhan dan elektrolit
tubuh b/d Kriteria Hasil:
intake yang 1. Mukosa bibir 1. Pantau status 1.Untuk
tidak adekuat lembap hidrasi menegetahui
adanya tanda-
tanda dehidrasi
dan mencegah
syok hipolemik
2.Turgor kulit elastis 2.Monitor intake 2.Untuk
cairan dan output mengumpulkan
dan menganalisis
data klien
mengatur
keseimbangan
3.TTV dalam batas cairan
normal 3.Berikan therapy IV 3.Untuk
sesuai program memberikan hidrasi
cairan tubuh secara
4.Tidak ada tanda- parenteral
tanda dehidrasi 4.Anjurkan klien
untuk meningkatkan
5. Intake dan output asupan oral
keseimbangan
cairan
30
4. Pelaksanaan
Pada tahap ini perawat akan melakukan pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan memenuhi
kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah inisiatif dari
rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Doengges,
2005)
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi seorang perawat akan menilai
perkembangan kesehtan pasien, evaluasi berupa proses dan hasil akhir
keperawatan. Evaluasi hasil keperawatan menggunakan catatan
perkembangan SOAP (data subjektif, objektif, assessment dan
planning) ada perbandingan yang sistemik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehtan
lainnya (Brunner & Suddart 2012).
a. Data Subjektif
Merupakan data yang berisi informasi dari klien.Informasi tersebut
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan
dengan diagnosa.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan
pada waktu pemeriksaan laboratorium, USG, dll.Apa yang dapat di
obserfasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari
diagnose yang akan di tegakkan.
c. Assessment
Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan
data objektif yang didapatkan.
d. Planning/Perencanaan
Merupakan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan
kesimpulan yang dibuat (Ai Nursiah, 2014).
31
Pada tahap evaluasi dihasil diharapkan:
1. Kecemasan klien berkurang
2. Klien mampu berada[tasi dengan nyeri
3. Intake yang adekuat
32
BAB III
METODE PENULISAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian dalam studi kasus ini menggunakan pendekatan penelitian
secara deskriptif. Merupakan semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan (suryono, 2013). Penilitian studi kasus
merupakan penilitian yang mencakup satu unit penelitian misal satu klien
sampai dua klien (Nursalam, 2011). Studi kasus ini merupakan studi untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan Intranatal Care dalam masa
kala I di Puskesmas Tagulandang kabupaten Siau Tagulandang Biaro.
2. Subjek Studi Kasus
Subjek penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah ibu bersalin
dalam masa kala I di ruang bersalin Puskesmas Tagulandang. Jumlah subjek
penelitian adalah satu klien masalah keperawatan. Kriteria subjek kasus ini
adalah:
a. Ibu hamil yang merasakan tanda-tanda persalinan Manajemen aktif kala I
mulai dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap.
b. Ibu hamil yang bersedia dijadikan subjek penelitian serta keluarga yang
kooperatif.
3. Definisi Operasional
Asuhan Keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung pada klien pada awal
pengkajian (pengumpulan data, analisa data, dan penentuan masalah),
diagnosis keperawatan, pelaksanaaan tindakan keperawatan (evaluasi)
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Proses ini berlangsung kurang
lebih 18–24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase yaitu fase laten (8 jam) dan fase
aktif (7 jam). Keadaan tersebut dapat dijumpai baik pada primigravidan
maupun multipara, akan tetapi pada multipara fase laten dan fase aktif terjadi
lebih pendek. Berdasarkan kurve fridman, di perhitungkanpembukaan pada
33
primigravida 1 cm/jam dan pembukaan pada multipara 2cm/jam(Sumarah,
dkk, 2011).
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian asuhan keperawatan dilakukan di Ruang Bersalin Puskesmas
Tagulandang Kabupaten SITARO. Penelitian dilakukan pada bulan Mei tahun
2019. Studi kasus di Puskesmas lama waktu sejak klien masuk dan dirawat di
puskesmas sampai kala dua persalinan dimulai.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2011). Metode pengumpulan data yang digunakan diantaranya :
a. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dilakukan dengan tanya
jawab (dialog) langsung antara pewawancara dengan responden
(Anggraini & Saryono 2012). Wawancara meliputi hasil anamnesis
tentang identitas klien dimana sumber data berasal dari klien, keluarga dan
perawat lainnya.
b. Observasi dan pemeriksaan fisik
Pengamatan dapat dilakukan dengan seluruh indera, tidak terbatas hanya
apa yang dilihat . Observasi dapat dilakukan dilakukan melalui penciuman,
pendengaran, peraba dan pengecap. Peneliti melakukan pengamatan atau
observasi langsung terhadap subyek penelitian (Anggraini & Saryono
2013). Observasi yang dilakukan dalam studi kasus asuhan keperawatan
klien yang dalam proses persalinan kala I dengan melakukan pendekatan
secara IPPA yaitu Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi pada sistem
tubuh klien.
c. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen, rapat,
legger, dan agenda (Anggraini & Saryono, 2013). Dari studi kasus ini
34
didokumentasi berupa hasil dari pemeriksaan diagnostic data lain yang
relevan serta Pencatatan lembar Partograf.
Pencatatan pada lembar belakang partograf,halaman belakang partograf
merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses
persalinan dan kelahiran, serta tindakan – tindakan yang di lakukan sejak
pesalinan kala I hingga IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya
bagian ini di sebut sebagai catatan persalinan.Dokumentasi ini sangat
penting untuk membuat keputusan klinik, terutamam pada pemantaun kala
IV (mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan). Selain itu, catatan
Persalinan ( yang sudah di isi dengan lengkap dan tepat) dapat pula di
gunakan untuk menilai atau memantau sejauh mana telah di lakukan
pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman.
6. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks
naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas
dari klien.
7. Prinsip Etis dalam Penelitian
Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia menjadi isu
sentral yang berkembang saat ini. Pada penelitian ilmu keperawatan, karena
hampir 90 % subjek yang dipergunakan adalah manusia, maka peneliti harus
memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak dilaksanakan,
maka peneliti akan melanggar hak-hak (otonomi) manusia yang kebetulan
sebagi klien.
Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data dapat
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Prinsip Manfaat
1) Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan
kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.
2) Bebas dari eksploitasi
35
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan
yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakunkan bahwa
partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan,
tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek
dalam bentuk apapun.
3) Risiko (benefis ratio)
Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan
yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.
b. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
1) Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)
Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak
memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak,
tanpa adanya sangsi apa pun atau akan berakibat terhadap
kesembuhannya, jika mereka seorang klien.
2) Hak untuk mendapat jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to
full disclosure)
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta
bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada subjek
3) Informed consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed
consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya
akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
c. Prinsip Keadilan
1. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair
treatment)
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan
sesudah keiukutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya
diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan
dari penelitian.
36
2. Hak dijaga kerahasiaanya (right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity)
dan rahasia (confidentiality). (Nursalam, 2008)
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN
1. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
Secara geografi, Puskesmas Tagulandang berada di Kecamatan
Tagulandang terletak pada 2°18’16”-2°22’30” lintang utara dan 125°20’40”-
125°25’8” bujur timur dengan ibukota Kecamatan Tagulandang adalah
Buhias, yang terletak di Kelurahan Bahoi. Wilayah Kecamatan
Tagulandangmeliputi 3 Pulau yakni : Tagulandang, Ruang dan Pasige. Pulau
Tagulandang dan Pulau Ruang merupakan dua pulau yang berpenghuni
sedangkan Pulau Pasige merupakan daerah hutan bakau yang dilindungi dan
tidak berpenghuni. Kecamatan Tagulandang memiliki satu buah gunung aktif
bertipe Stratovolcano yang terletak di sebelah barat Pulau Tagulandangyaitu
Gunung Ruang. Gunung ini terletak di sebelah barat dari Pulau
Tagulandang.Kecamatan Tagulandang memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tagulandang Utara
Sebelah Timur dengan Laut Maluku
Sebelah selatan dengan Selat Biaro
Sebelah Barat dibatasi Laut Sulawesi.
2. PENGKAJIAN
Data diambil tanggal : 18 Mei 2019 Jam 09.00
Ruang rawat/ kelas : Ruang Bersalin
No. Rekam Medik :-
38
a. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ibu “S” Nama Suami : Bapak “F”
Umur : 25 Tahun Umur : 27 Tahun
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Protestan Agama : Protestan
Pendidikan: SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Tani
Alamat : Kampung Mulengen Alamat :Kampung
Status Perkawinan: Menikah Mulengen
Lama Menikah : ± 1 Tahun
b. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan Utama : - Nyeri perut bagian bawah menjalar kebelakang
Ingin melahirkan.
b. Riwayat Penyakit saat ini GIP0A0 usia kehamilan 39 Minggu 6 Hari,
Nyeri tak tertahankan (Skala : 7) Nyeri seperti ditusuk-tusuk.
c. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : sejak usia 14 Tahun
Umur : 14 Tahun
Banyaknya : Normal
HPHT : 07 Agustus 2018
Siklus : 28-30 hari
Lamanya : 4-5 hari
Keluhan :-
39
b. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Anakke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
Um
ur Las
Penyul Penolo Infek Perdarah Jenis
NO Thn keha Jenis Penyulit eras BB TB
it ng si an Kelamin
mila i
n
- - - - - - - - - - - - -
c. Genogram
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Laki-laki Meninggal
: Perempuan Meninggal
: Klien
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
40
d. Kehamilan Sekarang
41
g. Aspek Psikososial
42
ml. Tidak ada keluhan apapun yang dirasakan saat BAK dan belum
pernah menggunakan Kateter.Frekuensi BAB Ibu 1 x/ Hari berwarna
kuning kecoklatan berbau Khas, konsistensi Padat dan tidak ada
keluhan pada saat BAB.
e. Pola Kognitif dan Perseptual
Berdasarkan hasil pengkajian klien mengatakan Nyeri dirasakan
Semakin intensif, Nyeri Seperti ditusuk-tusuk,daerah nyeri disekitar
abdomen,Skala Nyeri 7,nyeri dirasakan hilang timbul
f. Pola Konsep Diri
Klien mengatakan sangat senang dengan kehamilannya sehingga klien
merasa akan menjadi lengkap sebagai seorang wanita dimana dapat
merasakan proses melahirkan dan tidak sabar lagi ingin melihat
anaknya dengan sehat dan kuat.
g. Pola Koping
Klien mengatakan keluarga merupakan koping terbesar pada saat
proses kehamilan ini, ditunjang suami yang siaga dalam menghadapi
persalinan
h. Pola Seksual Reproduksi
Klien mengatakan tidak bermasalah
i. Pola peran Hubungan
Klien mengatakan keluarga maupun tetangga memiliki hubungan baik
dengan dirinya sehingga semuanya memberikan dukungan agar ibu
dan bayinya sehat
j. Pola Kepercayaan
Ibu merupakan orang Kristen yang taat yang sering bergereja pada
hari minggu
43
D. PEMERIKSAAN FISIK
Pada saat ibu masuk ke ruang bersalin Puskesmas dilakukan pemeriksaan fisik
Head to toe dan deperoleh hasil yaitu Keadaan Umum Baik, Tekanan Darah
120/80 mmHg, Resperasi 20 x/ menit, Nadi 84 x/Menit, Suhu 36,8ºC,
Kesadaran Composmenstis, Tinggi badan 155 cm, BB Sebelum Hamil 45 Kg,
BB Saat Ini 51 kg dan Lingkar Lengan 26 cm.
a. Kepala diraba tidak ada benjolan dan Keluhan nyeri tekan
b. Mata Konjungtiva berwarna Merah muda, Sklera berwarna Putih, Pupil
Hitam, Ketajaman Penglihatan ibu Baikdan tidak ada keluhan apapun.
c. Hidung tidak ditemukan Polip, pernapasan cuping hidung dengan nafas
Flaring dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan.
d. Keadaan Mulut dan tenggorokan terdapat Karies pada gigi Geligi, tidak
mengalami kesulitan pada saat menelan,Mukosa ada dan bibir dalam
keadaan normal.
e. Keadaan Pernapasan yaitu Jalan Napas dalam keadaan normal, Suara
Napas Bersih, tidak ada keluhan berupa sesak napas dan tidak ada
menggunakan otot bantu pernapasan.
f. Bentuk Dada simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan atau
benjolan pada payudara, Aerolamammae mengalami hyperpigmentasi,
papilamammae dalam keadaan normal dan terdapat kolustrum danaksila
juga mengalami hyperpigmentasi.
g. Pemeriksaan Sirkulasi JantungIrama jantungDup Loop, tidak ada kelainan
bunyi jantung dan nyeri dada.
h. Pada pemeriksaan Extremitas dan integumen turgor kulit dalam keadaan
lembab, warna kulit yaitu sawo matang, tidak ada kesulitan dama
pergerakan, kekuatan otot dalam keadaan normal dan refleks (+) kiri dan
kanan.
i. Pemeriksaan Abdomen terlihat adanya Linea Nigra dan belum tampak
strea ataupun luka bekas operasi. Dilakukan pemeriksaan Leopold dengan
hasil Leopold I TFU 28 cm, berisi atau Teraba Bokong. Leopold II teraba
punggung Kiri dan bagian kecil Kanan dimanaterdengar denyut jantung
44
janin 132x/menit menggunakan Dopler. Leopold III teraba bagian bawah
janin yaitu kepala telah melewati PAP. Dan Leopold IV yaitu kedua
tangan pemeriksa membentuk jarak tidak bertemu (divergen) penurunan
2/5. Ada Kontraksi Uterus / HISsebanyak 3x dalam 10 Menit durasi 25-30
detik.
j. Genitourinaria didaptkan hasil pemeriksaan pengeluaran pervaginam
berupa Lendir dan darah, air ketuban masih utuh dan menonjol, portio
teraba lunak dan tebal dengan pembukaan 5 cm.
45
ANALISA DATA
46
No Data Etiologi Masalah
2 DS : Kehamilan 37-42 Resiko nutrisi krg
Klien mengeluh tidak nafsu Minggu dari kebutuhan
makan tubuh
Klien mengatakan tidak
mau makan hanya suka
tidur saja
DO : Proses Persalinan
Klien Tampak meringis
Klien hanya beristirahat
saja dan tidak mau makan Kala 1
Makanan tidak dihabiskan
Klien makan porsi tidak di
habiskan karena nyeri yang Kontraksi Uterus
dirasakan
TTV:
TD: 120/80 mmhg Nyeri
N : 84x/m
R : 20x/m
Sb : 36,8 C Ketidaknyamanan
beraktifitas
Penurunan nafsu
makan
47
No Data Etiologi Masalah
3 DS : Kehamilan 37-42 Kecemasan
Klien bertanya ttg Minggu
persalinan
Klien mengatakan cemas
dalam menjalani proses
persalinan
DO : Proses Persalinan
TTV:
TD: 120/80 mmhg
N : 84x/m Kala 1
R : 20x/m
Sb : 36,8 C
Klien Tampak Meringis Kontraksi Uterus
Klien Tampak Cemas
Kurangya
informasi
Kecemasan
48
2 DIAGNOSIS KEPERAWATAN
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Intervensi Implementasi
Hasil
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. Kaji TTV 1. mengkaji TTV
Berhubungan dengan tindakan Hasil : TD:120/80 mmHg
Peningkatam keperawatan N: 84x/m R: 20x/m
Kontraksi Rahim di selama 3x 24 jam SB: 36, 8ºC
tandai dengan diharapkan nyeri 2. Kaji Skala Nyeri,Intesitas 2. mengkaji Skala Nyeri
DS: dapat berkurang Nyeri,Frekuensi,awitan,d Hasil : P = Nyeri Kontraksi
Klien mengatakan dengan Kriteria urasi nyeri Q: Nyeri seperti mau BAB
nyeri perut Hasil : R: Nyeri dirasakan di
semakin terasa Ds: Klien Abdomen
Klien mengatakan mengungkapkan S: Skala nyeri 7
perut terasa nyeri berkurang T: Nyeri hilang timbul
kencang Do: TTV dlm
DO : batas normal 3. Ajarkan teknik non 3. Mengajarkan teknik
P: Nyeri Kontraksi farmakologis yaitu relaksasi nafas &
Q: Nyeri Seperti mau massage dan teknik massage
BAB relaksasi pernapasan Hasil: Setelah dilakukan
R: Nyeri dirasakan di Teknik relaksasi nafas dan
49
abdomen message nyeri berkurang
S:Skala Nyeri 7 tetapi nyeri tetap hilang
T: Nyeri Hilang timbul timbul
TTV:
TD: 120/80 mmHg
N: 84x/m
R: 20x/m
SB: 36,8 ºC
50
dan tidak mau 4. Anjurkan untuk makan 4. Menganjurkan untuk
makan karena porsi sedikit tapi sering makan porsi sedikit tapi
nyeri yang sering
dirasakan Hasil : Klien makan
Makanan tidak sedikit-sedikit
dihabiskan
5. Kolaborasi pemberian 5. Berkolaborasi
IVFD pemberian IVFD
Hasil : Pemasangan IVFD
Sol RL 14 gtt/m
51
TTV : TD: 120/80 proses persalinan berikan penjelasan yang Hasil : Keluarga dank klien
mmHg N: 84x/m mudah di mengerti mendengarkan dengan
seksama penjelasan dari
R: 20x//m keluarga dank lien
perawat
SB: 36,8ºC berhubungan dengan
52
4. IMPLEMENTASI
Asuhan keperawatan pada NY.S dengan Intranatal Kala I
Hari/Tgl Dx Kep Intervensi/Tindakan Evaluasi
Senin Nyeri Akut 1. Kaji TTV J: 12.00
18-05-2019 Hasil :
J: 09.45 TD :120/80 mmhg S:
N: 84x/m Klien mengatakan
R:20x/m nyeri berlangsung
Sb:36,8 C semakin intensif
Klien mengatakan
J: 09.55 2. Kaji nyeri sudah tak
Skala,Intesitas,Frekuensi tertahankan
Nyeri Klien mengatakan
Hasil : nyeri semakin
P: Nyeri Kontraksi Uterus bertambah dan
Q: Nyeri sperti mau BAB semakin lama
R:Nyeri di abdomen durasinya
S:Skala Nyeri 7
T: Nyeri Hilang timbul O:
Klien Tampak
J:10.20 3. Ajarkan teknik relaksasi meringis kesakitan
nafas dalam Kontraksi ditandai
Hasil : dengan HIS semakin
Klien mengikuti anjuran dgn bertambah seiring dgn
melakukan teknik relaksasi pembukaan jalan lahir
nafas dalam sesuai arahan Skala Nyeri 7
perawat Nyeri Hilang timbul
A:
Nyeri belum teratasi selama
53
KALA 1 Persalinan
P:
Lanjutkan Intervensi Non
Farmakologis yaitu teknik
relaksasi nafas dalam
54
IVFD Nutrisi kurang dari kebutuhan
Hasil : Pemasangan IVFD Sol tubuh belum menjadi masalah
RL 14 gtt/m aktual
P:
Lanjutkan Pemberian Cairan
parenteral IVFD untuk
memenuhi nutrisi pasien
55
mendengarkan dengan seksama P:
penjelasan dari perawat Lanjutkan Intervensi
Pendidikan Kesehatan
4. Memberikan kesempatan
J:11.30 keluarga dank lien
memberikan pertanyaan
56
5 EVALUASI
No DIAGNOSA EVALUASI
1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan S: Klien mengatakan
kontraksi Rahim tandai dengan nyeri berlangsung
semakin lama semakin
DS: sering
Klien mengatakan nyeri perut O: klien tampak
semakin terasa meringis kesakitan,
kontraksi HIS
bertambah seiring
dengan jalan
pembukaan jalan lahir
Klien mengatakan perut terasa P: nyeri kontraksi
kencang Q: nyeri seperti teriris
R: nyeri diabdomen
S: skala nyeri 7
T: berlangsung secara
bertahap
DO:
P: nyeri kontraksi A: nyeri belum teratasi
Q: nyeri seperti mau BAB
R: nyeri dirasakan di abdomen P: lanjutkan intervensi
S: skala nyeri 7
T: nyeri hilang timbul
TTV:
TD: 120/80 mmHg
N: 84x/menit
57
R: 20x/menit
SB: 36,8 oC
DO:
Klien tampak meringis A: Masalah belum
58
DS: O:
klien bertanya-tanya tentang Klien tampak cemas
Persalinan Klien tampak gelisah
klien mengatakan cemas dalam Klien tampak tegang
menjalani proses persalinan
DO: A:
TTV : TD: 120/80 mmHg Kecemasan belum
N: 84x/menit teratasi
R: 20x/menit
SB: 36,8 oC P: lanjutkan intervensi
6. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan
yang terjadi antara teori dan praktek dalam pelaksanaan Asuhan Keperawat di
Puskesmas Tagulandang kabupaten SITARO dengan teori yang ada.
Pembahasan ini dimaksud agar dapat diambil suatu pemecahan masalah dari
kesenjangan-kesenjangan yang terjadi, sehingga dapat dijadikan sebagai
tindak lanjut dalam Asuhan Keperawatan.
Pada kasus Ny S muncul tiga diagnose keperawatan yaitu ResikoDefisit
volume cairan, Nyeri Akut dan Kecemasan ibu.
a. Kecemasan
Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai
dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, kepribadian dan rasa takut
yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda
59
(Alkinson, 2010). Kecemasan adalah respon emosional terhadap
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, kondisi ini tidak memiliki objeck
yang spesifik (Stuart & Sundeen, 2011). Sedangkan Suliswati (2005)
mengatakan bahwa kecemasan sebagai respon emosi tanpa objek yang
spesifik yang secara subjectif dialami dan dikomunikasikan secara
interpersonal. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada
sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan
dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya dan
kecemasan tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang
padawaktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan
reaksi normalterhadap situasi yang sangat menekan kehidupan
seseorang. Kecemasan bisamuncul sendiri atau bergabung dengan
gejala-gejala lain dari berbagaigangguan emosi (Savitri Ramaiah,
2003). Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang
mengancam,dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai
perkembangan, perubahan,pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukanidentitas diri dan arti hidup.
Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialamisiapapun. Namun
cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadigangguan
akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya.Diagnosa
Kecemasan merupakan diagnose yang sering muncul dan dirasakan oleh
pasien. Setiap pasien yang akan menjalani rawat inap atau mengalami
gangguan kesehatan pasti dengan sendirinya akan mengalami gangguan
kecemasan.
Dalam kasus Ny S Kecemasan timbul karena persiapan untuk proses
melahirkan, kecemasan yang dialami Ny S seperti yang dikeluhkannya
antara lain cemas bagaimana dia bisa melalui proses melahirkan bayinya,
cemas bagaimana keadaan bayinya nanti apakah akan selamat atau sehat
nantinya, cemas karena takut akan proses yang akan di laluinya selama
60
melahirkan, cemas bagaimana kesiapannya untuk memiliki seorang bayi
ataupun cemas tentang pembiayaan selama dia di rawat.
Kasus Ny S memiliki kesamaan pencetus kecemasan seperti penelitian
yang di lakukan Rahmi (2011) ada beberapa kecemasan yang dialami
para ibu primigravida menjelang persalinan pertamanya, mulai dari
cemas akan bayi lahir prematur, cemas terhadap perkembangan
janin dalam rahim, cemas akan kematian bayinya,
cemasakankelahiranbayinyacacatcemasakanproses Persalinan
cemasakankemungkinankomplikasi saat persalinan,dancemas akan
nyeri saat persalinan
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di kala 1 dapat
muncul ketika di dukung data subjktif maupun objektif dimana data
subjektifnya seperti klien mengeluh tidak mau makan akibat nyeri yang
dirasakan, nafsu makan menurun karena proses his yang dirasakan, klien
tidak mampu makan atau bergerak dalam rangka pemenuhan nutrisi yang
diakibatkan nyeri yang dialami dan data objektif seperti adanya
peningkatan peristaltic usus karena kosongnya lambung akibat tidak
adekuatnya intake makanan, mukosa bibir kering, turgor kulit kurang.
Dalam kasus Ny S diagnose nutrisi muncul seperti umumnya karena
pada kala I ini ny S merasakan frekuensi Nyeri yang hilang timbul dan
seiring bertambah lama nyeri semakin intensif muncul. Kehamilan
menyebabkan perubahan-perubahan pada tubuh ibu yang mana
perubahan-perubahan tersebut dalam rangka penyesuaian tubuh ibu
pada keadaan kehamilannya. Perasaan kurang enak badan
menyebabkan ibu lebih banyak istirahat sehingga keperluaan tubuh
akan makanan menjadi berkurang. Pada bulan-bulan pertama kehamilan
nafsu makan berkurang, mual,muntah,kembung. Gejala-gejala ini bisa
terjadi pada waktu pagi atau sore hari. Tapi gejala-gejala ini akan
hilang setelah kandungan mencapai minggu ke-16.
61
Menurut Musrifatul (2015) Nutrisi adalah jumlah semua interaksi
antara suatu organisme dan makanan yang dikonsumsinya. Dengan
kata lain, Nutrisi adalah sesuatu yang dimakan seseorang dan
bagaimana tubuh menggunakannya. Zat gizi adalah zat organik dan
anorganik yang dijumpai dalam makanan dan dibutuhkan untuk
fungsi tubuh. Manusia memerlukan zat gizi esensial dalam makanan
untuk pertumbuhan dan untuk memelihara semua jaringan tubuh dan
fungsi normal semua proses tubuh.
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi,seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin,dan mineral. Makanan
terkadang dideskripsikan berdasarkan kepadatan nutrisi mereka, yaitu
proporsi nutrisi yang penting berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan
dengan kepadatan nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau gula
adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi rendah nutrisi. (Potter &
Perry, 2010).
Nutrisi pada ibu hamil adalah makanan yang bergizi yang
dimakan oleh ibu hamil. Nutrisi yang bagus membawa wanita
menyiapkan tubuhnya untuk menjadi seorang ibu karena proses
kompleks yang terjadi selama masa kehamilan membutuhkan banyak
suplai protein, vitamin dan mineral untuk ibu dan bayi.
(Indriyani,Diyan, 2013).
Penelitian ini sejalan dengan Sukaesih (2011) dimana pada kala 1
persalinan juga muncul diagnose nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
diamana penyebab munculnya diagnose ini diakibatkan factor nyeri yang
membuat ibu cenderung lebih suka beristirahat akibat nyeri yang
dirasakannya.pada kala 1 faktor utama pencetus ketidak adekuatan nutrisi
ini tidak muncul juga akibat mual maupun muntah yang dirasakan ibu
selama masa kehamilan, dari penelitan di Surabaya oleh fitri (2009) Juga
sejalan dengan penelitian ini dimana nutris kurang dari kebutuhan tubuh
62
dipengaruhi ketidak mampuan ibu mengatasi rasa nyeri yang
mengakibatkan ibu tidak mau makan akibat dari nyeri tersebut.
c. Nyeri
Diagnosa nyeri dapat di kategorikan menjadi dua yaitu nyeri akut
yang merupakan nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga
kurang dari 6 bulan biasanya dengan awitan tiba-tiba dan umumnya
berkaitan dengan cidera fisik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa
kerusakan atau cidera telah terjadi. Jika kerusakan tidak lama terjadi
dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya menurun sejalan
dengan terjadinya penyembuhan. Nyeri ini umumnya terjadi kurang
dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Salah satu
nyeri akut yang terjadi adalah nyeri pasca pembedahan(Meliala &
Suryamiharja, 2007) dan nyeri kronismerupakan nyeri konstan atau
intermitern yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini
berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan
sering tidak dapat dikaitakan dengan penyebab atau cidera fisik.
Nyeri kronis dapat tidak memiliki awitan yang ditetapkan dengan tepat
dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini sering tidak
memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada
penyebabnya (Strong, Unruh, Wright & Baxter, 2002). Nyeri kronik
ini juga sering di definisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama
enam bulan atau lebih, meskipun enam bulan merupakan suatu
periode yang dapat berubah untuk membedakan nyeri akut dan nyeri
kronis (Potter & Perry, 2005).
Dalam kasus persalinan kala 1 nyeri yang muncul dapat di
kategorikan nyeri akut karena terjadi hanya selama proses persalinan.
Nyeri sering sekali dijelaskan dan istilah destruktif jaringan seperti
ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, pada perasaan takut,
mual dan mabuk. Terlebih, setiap perasaan nyeri dengan intensitas
sedang sampai kuat disertai oleh rasa cemas dan keinginan kuat
untuk melepaskan diri dari atau meniadakan perasaan itu. Rasa nyeri
63
merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan
rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan
memindahkan stimulus nyeri (Guyton & Hall, 1997
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan,
bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam
halskala ataupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang
dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya
(Tetty, 2015).Menurut Smeltzer & Bare (2002), definisi keperawatan
tentang nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan
individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu
mengatakkannya.
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya
rangsangan. Reseptor nyeri tersebar pada kulit dan mukosa
dimana reseptor nyeri memberikan respon jika adanya stimulasi atau
rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimia seperti
histamine, bradikinin, prostaglandin dan macam-macam asam yang
terlepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan
oksigen. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik, atau mekanis
Penelitian dari Selianti (2010) menyatakan nyeri akut merupakan
masalah utama yang sering muncul di kala 1 persalinan dan
mengakibatkan munculnya diagnose yang lain seperti nutrisi yang kurang
karena ibu tidak dapat memenuhi kebutuhannya karena disebabkan nyeri
di kala I dan ini sejalan dengan kasus ny S dimana klien juga
mengeluhkan nyeri yang muncul yang semakin lama semakin intensif
terjadi.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian keperawatan pada klien kala 1 di puskesmas tagulandang telah
dilakukan
2. Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan pengkajian
yaitu,kecemasan, nyeri akut, dan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Penyusunan rencana tindakan keperawatan telah dilakukan pada klien kala
1 di puskesmas tagulandang
4. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien kala 1 persalinan di
puskesmas tagulandang telah sesuai dengan penyusunan tindakan
keperawatan yang meliputi Pengkajian mandiri, Helath education dan
Kolaborasi
5. Evaluasi keperawatan terdiri dari Subjek,Objek,Assesment,dan Planing
yang sudah disesuaikan dengan setiap diagnose yang muncul
6. Terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dimana beberapa langkah
penanganan di teori tidak dilakukan di praktik namun untuk diagnose
keperawatan berkesinambungan dengan teori serta penelitian sebelumnya
yang terkait persainan kala I.
B. Saran
1. Untuk Puskesmas Tagulandang lebih memperhatikan lagi standar
pelayanan sesuai dengan SOP agar dapat meningkatkan pelayanan secara
lebih baik lagi kedepannya
2. Untuk Ibu Bersalin agar dengan penelitian ini dapat menambah
pengetahuan serta keterampilan dalam rangka menjalani masa persalinan
khususnya dalam kala 1.
3. Untuk mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado supaya
dengan penelitian ini menambah informasi dan pengetahuan dalam
proses persalinan khususnya kala 1
65
DAFTAR PUSTAKA
66
67
68
69
70
71