DISUSUN OLEH:
MAULIDYA ALISTA
NIM. P17324415013
DISUSUN OLEH :
MAULIDYA ALISTA
NIM. P17324415013
PERNYATAAN ORISINALITAS
Materai
Maulidya Alista
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
LAPORAN TUGAS AKHIR, JUNI 2018
MAULIDYA ALISTA
NIM P17324415013
ABSTRAK
Latar Belakang : Menurut World Health Organization (WHO), angka kejadian
preeklampsia berat di dunia berkisar antara 0,5% -38,4%. Di Negara maju angka
kejadian preeklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%. Preeklampsia
merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya
disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan
aktivasi endotel dan koagulasi. Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah
128.273/tahun atau sekitar 5,3%. Sedangkan di Kabupaten Karawang kasus
preeklampsia berat menyumbang sebanyak 11 kasus kematian (19,32%). Tujuan
: untuk mengetahui gambaran penatalaksanaan asuhan kebidanan Ny. T G3P2A0
dengan Preeklampsia Berat di Wilayah Kerja Puskesmas Kutawaluya tahun 2018.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode pendekatan studi kasus, melalui
observasi dan pengumpulan data. Hasil : penatalaksanaan asuhan kebidanan pada
kasus Ny.T dengan preeklampsia berat di Puskesmas Kutawaluya tidak sesuai
dengan teori dan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku yaitu tidak
melakukan salah satu prasyarat pemberian MgSO4 dan RSUD Karawang sudah
sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku. Saran : Diperlukan
adanya upaya preventif dalam menegakkan kemungkinan terjadinya preeklampsia
secara dini dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan. Serta
diperlukan adanya asuhan yang komprehensif dengan cara melakukan follow up
setelah pasien dipulangkan dari tempat rujukan untuk mendeteksi adanya
komplikasi yang mungkin terjadi.
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
PENYATAAN ORISINALITAS........................................................................ii
ABSTRAK ........................................................................................................vii
DAFTAR ISI....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
2.1.10 Komplikasi..................................................................................... 39
4.1 Kesimpulan................................................................................................ 96
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.8 Standar Pelayanan Bayi Baru Lahir dan Neonatus ............................... 61
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih
kualitas.
Penurunan AKI merupakan salah satu target yang perlu kerja keras
Angka Kematian Ibu menurut WHO tahun 2014 didunia mencapai angka
Serikat mencapai 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia Tenggara
Angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
2015 hingga semester pertama 2017. Jumlah kasus kematian bayi turun dari
33.278 kasus pada 2015 menjadi 32.007 kasus pada 2016. Sementara hingga
pertengahan tahun atau semester satu 2017 tercatat sebanyak 10.294 kasus
kematian bayi. Demikian pula dengan angka kematian ibu saat melahirkan
turun dari 4.999 kasus pada 2015 menjadi 4.912 kasus di tahun 2016,
sementara hingga semester satu di tahun 2017 terjadi 1.712 kasus kematian
Kesehatan, 2017)
Jawa Barat tahun 2016 tercatat jumlah kematian ibu sebanyak 799 orang
orang (8,89%), kelompok umur 20-34 tahun sebanyak 509 orang (63,70%)
dan >35 tahun sebanyak 219 orang (27,41%). (Dinkes Jabar, 2016)
Kematian Bayi pada tahun 2017 sebanyak 173 kasus. Penyebab utama AKB
18%.
sekitar 5,3%. Kecenderungan yang ada dalam dua dekade terakhir ini tidak
Jawa barat ternyata masih menjadi salah satu provinsi teratas sebagai
kasus PEB di Jawa Barat pada tahun 2013 adalah 229 kasus dengan
dan menjadi penyumbang angka kematian ibu terbanyak pada tahun 2017
preeclampsia baik pada masa kehamilan maupun pada saat persalinan tetapi
Meskipun tidak ada kasus kematian akibat kasus preeclampsia berat, tetapi
Kutawaluya)
Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementerian
Ibu di tahun 1996 oleh Presiden Republik Indonesia. Program ini melibatkan
sektor lain di luar kesehatan. Salah satu program utama yang ditujukan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat. Upaya lain yang
agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas,
persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi
1.3 Tujuan
di Puskesmas Kutawaluya
Puskesmas Kutawaluya
6. Mengetahui komplikasi dan penanganan yang terjadi pada kasus
Kutawaluya
Puskesmas Kutawaluya
preeklampsia berat.
preeklampsia berat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
(PNPK,2016)
dkk : 2015)
Preeklampsia berat dibagi menjadi dua, yaitu :
gejala subjektif berupa nyeri kepala yang hebat, gangguan visus, muntah-
(Saifuddin, 2014)
2.1.2 Epidemiologi
kematian ibu di Afrika dan Asia, dan setinggi 26% di Amerika Latin dan
saat masuk untuk persalinan dan persalinan meningkat sebesar 25% dari
Dalam sebuah penelitian tentang rumah sakit yang dikelola oleh Perawatan
yang tidak sehat sebanyak (60,7%). Temuan ini sesuai dengan hasil
menunjukan bahwa perilaku hidup sehat pada ibu preeklampsia pada level
menengah dengan nilai mean 2,4 pada range 1-4. Aspek perilaku hidup
sehat tertinggi adalah pemenuhan nutrisi, dan terendah adalah olah raga.
(Ratnawati, 2016)
2.1.4 Patofisiologi
theories.(Fauziyah, 2012)
kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap mutlak
4. Skotomata
5. Penglihatan kabur
6. Napas pendek
berikut:
1. Primiparitas
3. Ibu yang sangat muda atau ibu yang berusia lebih dari 30 tahun
tahun 2016 menunjukkan bahwa faktor umur ibu yang hamil pada
dkk, 2016)
5. Kehamilan multifetal
dan eklampsia 3 kali lebih sering terjadi pada kehamilan ganda dari
6. Obesitas
dkk, 2017)
2.1.6 Deteksi Dini
penyakit ini dapat dideteksi sedini mungkin. Deteksi dini terhadap kasus
pengkajian yang komprehensif agar semua riwayat dan faktor risiko dapat
secara rutin pada saat pemeriksaan kehamilan (antenatal care). Karena itu
usahakan dilakukan oleh orang yang sama misalnya bidan atau dokter.
2016)
2.1.7 Penegakkan Diagnosis
atau preklampsia berat adalah dengan adanya protein urin, namun jika
protein urin tidak didapatkan, salah satu tanda dan gejala dan gangguan
yaitu:
atas abdomen
5. Edema Paru
(PNPK,2016)
1. Hipertensi:
mg/dL, atau dua kali lipat dari kreatinin serum baseline laboratorium
5. Edema paru.
6. Timbulnya onset gejala neurologis seperti nyeri kepala atau gangguan
visual.
2.1.8 Pencegahan
meskipun belum ada bukti yang kuat dan sahih. Pemberian diuretik
terjadinya preeklampsia.
gestasional.
2.1.9 Penanganan
1. Penanganan kejang
2. Penanganan umum
b. Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar (16 atau lebih)
setiap jam
misalnya furosemide 40 mg
3. Antikonvulsan
kejang berulang
b. Apabila rujukan terlambat, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4
urin
Tabel 2.1
Alternatif II
Dosis awal:
- MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit
Dosis pemeliharaan:
- Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5 g IM dengan 1 ml Lignokain
(dalam semprit yang sama)
- Pasien akan merasa agak panas pada saat pemberian MgSO4
Hentikan pemberian MgSO4, jika:
- Frekuensi pernapasan < 16 kali/menit
- Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)
Jika terjadi henti napas:
- Bantu pernapasan dengan ventilator
- Siapkan antidotum: Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam
larutan 10%) IV perlahan-lahan sampai pernapasan mulai lagi
(Saifuddin, 2014)
Tabel 2.2
4. Antihipertensi
Tabel 2.3
rumah sakit
2 menit
ruang pemeriksaan
indikasi
7. Lakukan pemantauan
2) pertumbuhan janin
tersedia).
8. Persalinan
1) Periksa serviks
dengan prostaglandin
b. Jika persalinan pervaginam diperkirakan tidak terjadi dalam 24 jam
atau bila terjadi gawat janin (denyut jantung janin <100 kali/menit
seksio sesarea.
3) Jika anestesia tidak tersedia, atau jika janin mati, atau terlalu
rumah sakit
2 hari.
pelayanan kesehatan.
9. Perawatan postpartum
kejang terakhir
>110mmHg
c. Pantau urin
d. Rujukan
protein urin dengan tes celup urin. Bila ada pre eklampsia berat,
selama 20 menit.
b. Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 g MgSO4
jumlah urin.
sakit
menit.
4. Pemberian Nifedipin
tubuh.
IV selama 20 menit
dan kanan.
preeklampsia).
darah ulang.
1) Konservatif
2) Aktif
ini:
medicinal.
aktif
caesar
kegagalan jantung
kelainan
Puskesmas Kutawaluya
Tabel 2.4
Karawang
Tabel 2.5
Prosedur Anamnesa
Hamil 5 bulan atau lebih
Kaki terasa bengkak/bisa tidak ada oedema/oedema anasarka
Pemeriksaan fisik
Tekanan darah diatas normal: ≥140/90 mmHg s/d ≥160/110
mmHg
Obstetri: besar rahim sesuai dengan usia kehamilan atau
lebih kecil apabila PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : protein urine, hb, Ht, Trombosit, asm urat,
fungsi ginjal dan fungsi hati
(pada PEB: protein urine +1 (positif 1 atau lebih)
Diagnosa banding
Hipertensi menahun, kelainan ginjal dan epilepsi
Penatalaksanaan
1. Pre Eklamsi
a. Rawat Jalan
1) Banyak istirahat dengan tidur miring
2) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, rendah lemak
dan garam
3) Nifedipine 3x10 mg
4) Kunjungan ulang tiap minggu
b. Rawat Inap
Pada kehamialn pre aterm (<37 minggu)
1) Bila tekanan darah normal selama perawatan
pertahankan persalinan samapi aterm
2) Bila tekanan darah turun tidak sampai normal,
kehamilan diterminasi pada usia kehamilan 37 minggu
3) Pada kehamilan aterm (37 minggu) persalinan ditunggu
spontan atau persalinan pada tanggal taksiran
persalinan (persalinan dapat dilakukan spontan atau
kalau perlu memperpendek parts kalaII dengan extasi
vakum atau forceps
c. Pengobatan obstetric
Terminasi kehamilan dengan cara sesuai
Bila belum inpartu:
1) Induksi persalinan, kateter folley dilanjutkan dengan
infus oksitosin dan amniotomi
2) Seksio sesaria sasaran bila induksi pesalinan gagal
yaitu 12 jam sejak mulai oksitosin belum masuk fase
aktif
Bila sudah inpartu:
1) Kala I: fase laten : sectio caesaria
Fase aktif: amniotomi, bila kemudian pembukaan
belum lengkap, section
2) Kala II: persalinan pervagina, dibantu extraksi forceps
dan vakum
d. Perawatan konservatif
1) Indikasi kehamilan pre aterm (<37 minggu) tanpa
disertai tanda-tanda inpending eklamsi dengan keadaan
anin buruk
2) Pengobatan medisinal:Sama dengan pengobatan
medisinal perawatan aktif, hanya disini tidak dilakukan
terminasi
3) Pengobatan obstetric
Selama pengobatan konservatif dilakukan observasi
dan evaluasi sama seperti pada perawatan aktif,
hanya disini tidak dilakukan terminasi
MgSO4 dihentikan bila sudah mencapai tanda-
tanda pre eklamsi ringan, selambat-lambatnya
dalam 24 jam
bila sudah 24 jam tidak ada perbaikan, dianggap
pengobatan gagal dan dilakukan terminasi
2. Pre Eklamsi berat
segera dirawat dan tentukan jenis perawatan/tindakan yang
akan diambil, aktif atau konservatif
Tindakan aktif: kehamilan di akhiri bersama dengan
pengobatan medicinal.
Tindakan konservatif: kehamilan tetap dipertahankan
bersama dengan pengobatan medicinal.
a. Perawatan aktif
indikasi: bila perlu didapatkan su atau lebih keadaan di
bawah
1) kehamilan >37 minggu
2) adanya tanda-tanda/gejala inpending Eklamsi
3) kegagalan perawatan konservatif
4) dalam waktu 6 jam setelah pengobatan tekanan darah
naik/setelah 24 jam pengobatan tidak ada perbaikan
pada janin:
adanya tanda-tanda gawat janin
adanya tanda-tanda PJT (Pertumbuhan Janin
terhambat)
5) laboratrik: protein urine +1 atau lebih, gangguan
fungsi hati dan ginjal
6) ditemukan syndrom HELPP
pengobatan medisinal
1) segera masuk rumah sakit tirah baring miring ke sisi
kiri secara intermitten
2) infus asering, ringer laktat atau ringer dextrose 5%
pemberian MgSO4
dosis awal (pilih salah satu saja)
MgSO4 40% 8 gr boka/boki
MgSO4 20% 4 gr IV
MgSO4 5 gr IV
Dosis pemeliharaan:\MgSO4 40% 6 gr dlam
cairan infus RL 500 cc selama 6 jam
Jika terjadi konvulsi setelah 15 menit, berikan
MgSO4 40% 2 gram IV
Syarat-syarat:
Tersedia kalsium glukona 10%
sebagaiantodotum MgSO4, diberikan 10 ml
secara intervena selama 3 menit
Refleksia patella (+)
Frekuensi pernafasan >16 kali/menit
Produksi urine dalam 4 jam sebelumnya >100
ml
Pemberian MgSO4 harus dihentikan apabila
Ada tanda-tanda intoksikasi
Setelah 24 jam pasca persalinan
Dalam 6 jam pasca persalianan sudah terjadi
perbaikan tekanan darah
3) Anti hipertensif diberikan hanya bila tekanan darah
≥180/110 mmhg
Jenis obat: Nifedipine 10-20 mg oral, diulangi setelah
30 menit, maksimum 120 mg dalam 24 jam
Anti diuretika hanya diberikan apabila ditemukan:
Edema paru-paru
Paal antng kongesif
Oedema anasarka
Diet: diberikan secara seimbang, hindari protein dan
kalori yang berlebihan
3. Perawatan eklamsi
a. Perawatan medicinal
1) Obat kejang, 4 gr MgSO4 40% intravena selama 4
menit, di lanjutkan dengan dosis maintenance 6 gr
MgSO4 40% dalam infus RL 500ml selama 6
jam/botol. Apabila terjadi kejang berulang dapat di
berikan tambahan MgSO4 40% 2 gr intravena setelah
pemberian terakhir.
Pengawasan tanda-tanda keracunan MgSO4 harus di
lakukan terus menerus.
2) Obat-obat lain seperti hipertensi, anti diuretika,
antibiotika, kardiotika, di berikan apabila ada indikasi
3) Perawatan serangan kejang
a) Di rawat di kamar yang cukup terang
b) Di pasang oropharyngeal airway (guedel) ke
dalam mulut penderita
c) Kepala di rendahkan dan orofharing di bersihkan
dengan penghisap lendir
d) Fiksasi badan penerita pada tempat tidur jangan
terlalu kuat untuk menghindari terjadinya fraktur
4) Perawatan penderita koma
a) Pasang bed said monitor, monitoring kesadaran
dan dalamnya koma
b) Perhatikan pencegahan dekubitus dan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
5) Perawatan obstetric
Pada dasarnya semua kehamilan dengan eklamsi harus
di lakukan terminasi tanpa memandang umur
kehamilan dan keadaan janin.
Kehamilan di akhiri apabila sudah terjadi stabilisasi
hemodinamika dan metabolisme ibu, yaitu 4-8 jam
setelah (salah satu atau lebih )
a) Pemberian anti obat kejang terakhir
b) Setelah kejang berakhir
c) Penderita mulai sadar
Cara terminasi kehamilan sama seperti pada
preeklampsia berat
Konsultasi
Apabila di perlukan konsultasi spesialis penyakit
dalam,syaraf,mata dan anestesi
Perawatan rumah sakit
Pasien pre eklamsi ringan di rawat apabila setelah 2
minggu rawat jalan tidak menunjukan adanya
perbaikan pasien pre eklamsi harus di rawat
Penyulit
Gagal ginjal, gagal jantung, edema paru-paru, kelainan
pembekuan darah, pendarahan otak, dan kematian janin
Informed concent
Perlu di jelaskan kepada keluarga pasien mengenai
kondisi pasien dan janin serta rencana
perawatan/tindakan yang akan di lakukan
Tenaga standar
Dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan
terlatih
Lamanya rawatan
Pasien di rawat sampai 5 hari pasca persalinan
Masa pemulihan 6 minggu
Output
Sembuh total bila tanpa komplikasi
Patologi anatomi
Tidak di lakukan
(Sumber: RSUD Karawang, 2016)
2.1.10 Komplikasi
yang dapat merusak sel endotel, begitu pula sel endotel yang ada di
count)
3. Gagal Ginjal
2012).
2. BBLR
berisiko 12,69 kali lebih besar melahirkan bayi berat lahir rendah.
3. Asfiksia
asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya
dan biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian
asfiksia.
Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah
(Saifuddin, 2014)
Tabel 2.6
Penilaian
Klinis
0 1 2
Detak Jantung Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
Pernafasan Tidak ada Tak teratur Tangis kuat
Refleks saat
jalan nafas Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin
dibersihkan
Fleksi Fleksi kuat
Tonus otot Lunglai ekstrimitas gerak aktif
(lemah)
Tubuh merah
Merah seluruh
Warna kulit Biru pucat ekstrimitas biru
tubuh
Keterangan Nilai Apgar:
aspirasi.
bradikardia).
8. Menilai pernafasan.
kali/menit.
60 kali/menit.
3. Intubasi endotrakea diperlukan jika bayi tidak berespon
Kompresi Dada :
dengan rasio
Pemberian Obat :
kompresi dada.
Perawatan Lanjutan:
1. Catat Nilai Apgar untuk menit ke-1 dan ke-5 dalam rekam
medis.
neonatus.
Suprapti 2016)
setempat.
rujukan)
pasien.
informasi dan komunikasi rujukan gawatdarurat ibu dan bayi baru lahir.
garis besar :
sesuai dengan form yang ada. Apabila terjadi sesuatu hal sehingga
dokter jaga. Untuk kasus-kasus tertentu, dokter jaga atau bidan wajib
paling tidak berisikan: nama pasien, kasus, tindakan pra rujuk, dokter
bagian/ proses.
SIJARIEMAS.
Tabel 2.7
yang berkaitan dengan kasus preeklampsia berat dan rujukan antara lain
pengkajian yang komprehensif agar semua riwayat dan faktor risiko dapat
meliputi :
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar
atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko hipertensi (tekanan
jantung janin
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit atau
lebih dari 160 kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin, segera
rujuk
setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada
8. Tes laboratorium
b. Tes hemoglobin
penjelasan
inisiasi menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI
tedapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat
berkurang.
1. Tujuan :
2. Pernyataan standar :
3. Hasilnya:
eklampsi
4. Persyaratannya :
tekanan darah
5. Bidan mampu :
Kebidanan)
KEPMENKES 369 tahun 2007
yang umum disebut dengan stressor. Stressor adalah suatu keadaan atau
inferior. Bentuk dari stresor fisik misalnya suhu (panas dan dingin),
Ada beberapa hal dan cara yang dapat mengurangi tingkat stres selama
berikut ini:
Episiotomi
menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan
daruratan pada ibu post partum perlu dicurigai adanya preeklampsia berat
data subyektif serta obyektif.Pelayanan kesehatan ibu nifas oleh bidan dan
Terdapat tiga standar dalam standar pelayanan nifas seperti berikiut ini:
3. Standar 15: pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Pernyataan standar:
rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah
h. Konseling; dan
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. Masa Neonatal adalah masa sejak lahir
sampai dengan 4 minggu (28hari) sesudah kelahiran dimana ada tiga masa
yaitu Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1
bulan sesudah lahir, Neonatus dini adalah usia 0-7 hari dan Neonatus
Tabel 2.8
Kunjungan Penatalaksanaan
Kunjungan Neonatal 1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
ke-1 (KN 1) Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan
dilakukan dalam hanya setelah itu jika tidak terjadi masalah medis dan jika
kurun waktu 6-48 suhunya 36.5 Bungkus bayi dengan kain yang kering dan
jam setelah bayi hangat, kepala bayi harus tertutup
lahir. 2. Pemeriksaan fisik bayi
3. Dilakukan pemeriksaan fisik
a. Gunakan tempat tidur yang hangat dan bersih untuk
pemeriksaan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan lakukan
pemeriksaan
c. Telinga : Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan
kepala
d. Mata :. Tanda-tanda infeksi
e. Hidung dan mulut : Bibir dan langitanPeriksa adanya
sumbing Refleks hisap, dilihat pada saat menyusu
f. Leher :Pembekakan,Gumpalan
g. Dada : Bentuk,Puting,Bunyi nafas,, Bunyi jantung
h. Bahu lengan dan tangan :Gerakan Normal, Jumlah Jari i.
System syaraf : Adanya reflek moro
j. Perut : Bentuk, Penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis, Pendarahan tali pusat? tiga pembuluh,
Lembek (pada saat tidak menangis), Tonjolan
k. Kelamin laki-laki : Testis berada dalam skrotum, Penis
berlubang pada letak ujung lubang
l. Kelamin perempuan:Vagina berlubang,Uretra
berlubang, Labia minor dan labia mayor
m. Tungkai dan kaki : Gerak normal, Tampak normal,
Jumlah jari
n. Punggung dan Anus: Pembekakan atau cekungan, Ada anus
atau lubang
o. Kulit : Verniks, Warna, Pembekakan atau bercak hitam,
Tanda-Tanda lahir
p. Konseling : Jaga kehangatan, Pemberian ASI,
Perawatan tali pusat, Agar ibu mengawasi tanda-tanda
bahaya
q. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu : Pemberian
ASI sulit, sulit menghisap atau lemah hisapan, Kesulitan
bernafas yaitu pernafasan cepat > 60 x/m atau menggunakan
otot tambahan, Letargi –bayi
terus menerus tidur tanpa bangun untuk makan,Warna
kulit abnormal – kulit biru (sianosis) atau kuning,
Suhu-terlalu panas (febris) atau terlalu dingin
(hipotermi), Tanda dan perilaku abnormal atau tidak
biasa, Ganggguan gastro internal misalnya tidak
bertinja selama 3 hari, muntah terus-menerus, perut
membengkak, tinja hijau tua dan darah berlendir, Mata
bengkak atau mengeluarkan cairan
r. Lakukan perawatan tali pusat Pertahankan sisa tali pusat
dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan dengan kain
bersih secara longgar, Lipatlah popok di bawah tali pusat
,Jika tali pusat terkena kotoran tinja, cuci dengan sabun dan
air bersih dan keringkan dengan benar
Kunjungan Neonatal 1. Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering
ke-2 (KN 2) 2. Menjaga kebersihan bayi
dilakukan pada 3. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi
kurun waktu hari bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah
ke-3 sampai dengan pemberian ASI
hari ke 7 setelah bayi 4. Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15 kali
lahir. dalam 24 jam) dalam 2 minggu pasca persalinan
5. Menjaga keamanan bayi
6. Menjaga suhu tubuh bayi
7. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
ekslutif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi
baru lahir dirumah dengan menggunakan Buku KIA
Pada hari Jumat, 09 Maret 2018 pukul 18.30 WIB seorang wanita
ruang bersalin dan memeriksa tanda-tanda vital ibu, tinggi fundus uteri
b. Nadi : 80x/m,
c. Respirasi : 20x/m
d. Suhu : 36,5 ˚C
e. TFU : 31 cm
f. DJJ : 144x/menit
masih jarang sejak 1 minggu yang lalu, pusing, pandangan kabur, nyeri ulu
hati dan mengaku belum keluar lendir bercampur darah dan belum keluar
Ibu G3P2A0 usia kehamilan 37 minggu inpartu kala I fase laten dengan
b. Pukul 19.30 WIB Ny. T dipasang dower kateter dan urine yang keluar
sebanyak ±170 ml
tetes/menit.
memanggil suami Ny.T dan memberitahukan bahwa saat ini keadaan Ny.T
kartu keluarga, KTP suami, dan KTP isteri. Selain itu, bidan E melakukan
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
kecamatan kutawaluya
: 23-06-2017
TP : 30-03-2018
2. Preeklampsia di RS
14.52 WIB Bayi lahir tidak segera menangis, jenis kelamin perempuan, berat
badan: 2590 gram, panjang 46cm, kelainan bawaan: tidak ada, A/S:
6/8, plasenta lengkap, panjang tali pusat: 50 cm, berat 500 gram,
ketuban jernih, anus positif (+), meconium negative (-), cacat
negative (-).
Laporan Resusitasi
1. Menempatkan bayi di infrawarmer
2. Mengeringkan bayi
3. Memposisikan bayi dengan kepala sedikit ekstensi
4. Membersihkan jalan nafas
5. Menghangatkan bayi
15.30 WIB Operasi telah selesai dilakukan dan Ny.T segera dibawa ke ruang
pemulihan (RR). Saat diruang pemulihan Ny.T diobservasi
kembali TTV oleh bidan dengan hasil TD 125/72mmHg, nadi
72x/menit, repirasi 20x/menit, suhu 36˚C
18.30 WIB Pasien dipindahkan ke ruang rawat gabung lalu dilakukan
pemeriksaan kembali dengan hasil KU baik, kesadaran CM, TD
130/90 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36˚C, TFU 2
jari dibawah pusat, kontraksi uterus kuat, luka operasi tertutup, lochea +
Ibu mengaku saat ini tidak ada keluhan apapun hanya merasa sedikit
mulas. Selain itu, ibu mengatakan bahwa telah dilakukan steril (MOW)
(nifedipine) 1x30gr dan diganti balutan pada pukul 09.00 WIB atas
bayi Ny.T dipindahkan dari ruang bayi ke ruang rawat gabung disatukan
suhu 36,8˚C. saat berada di ruang perinatologi bayi telah diberikan neo-K,
Pada tanggal 14 Maret 2018 pukul 15.30 WIB Ny.T dan bayinya
3. Cefadroxil (2x1)
5. Nifedipine (3x1)
Kamis, 15 Maret 2018 (KF 2 dan KN 2 Hari ke 5)
desa yaitu bidan S. Setelah dilakukan anamnesa diketahui bahwa ibu telah
melahirkan anak ketiga 5 hari yang lalu, ibu mengeluh merasa sedikit
ngilu pada jahitan bekas SC. Lalu bidan melakukan pemeriksaan dengan
kali/menit, terlihat tali pusat bayi belum lepas dan tidak ada tanda-tanda
infeksi pada tali pusat. berat badan bayi 2700 gram, ibu mengatakan
bayinya sangat kuat menyusu dan sering terbangun pada malam hari hanya
ulang ke RSUD Karawang untuk kontrol pada hari Senin, 19 Maret 2018
tetapi ibu tidak melakukannya karena suaminya bekerja sehingga tidak ada
mengatakan bahwa luka jahitan ibu sudah bagus sehingga ibu mengira
pada ibu dan didapatkan hasil: ibu tidur siang hanya 30 menit dan tidur
malam 4 jam/hari karena bayi sering menangis ingin menyusu, ibu makan
yaitu nasi, telur, tempe frekuensi BAK ibu 4x/hari dan frekuensi BAB
1x/hari dengan konsistensi lunak, jumlah air putih yang dikonsumsi ibu
setiap hari adalah ±9 gelas, ibu mengatakan saat ini tidak sedang
R 18x/menit, S 36,5˚C,
a. Kepala : warna rambut hitam, bersih, tidak rontok dan tidak ada
benjolan
h. Ekstremitas atas: tidak ada oedema, capillary refill kembali < 2 detik
luka perineum.
istirahat tidur, serta memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas. Ibu
kuning dan konsistensi lunak, bayi hanya diberikan ASI saja secara on
demand. Ibu mengatakan lama bayi setiap kali tidur yaitu 2-3 jam dan
terbangun karena ingin menyusu atau BAK dan BAB dan tali pusat bayi
Pemeriksaan fisik:
dan cepal hematoma, tidak ada kelainan dan lingkar kepala 33 cm.
b. Mata: letak simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada
d. Mulut: warna bibir merah muda, terdapat palatum, gusi merah muda
e. Telinga: letak telinga terhadap mata sejajar, tidak terdapat cairan atau
f. Leher: tidak ada pembengkakan KGB dan tyroid, pergerakan aktif dan
g. Dada: bentuk dada datar, lingkar dada 34 cm, ada tonjolan putting,
i. Ekstremitas atas: gerakan aktif, jumlah jari lengkap kanan dan kiri,
kelainan
m. Ekstremitas bawah: gerakan aktif, jumlah jari lengkap kanan dan kiri,
swallowing (+), refleks tonic neck (+), refleks graps (+), refleks
menjaga kebersihan bayi, dan kehangatan bayi. Ibu mengaku paham atas
bayinya.
selaku bidan desa hanya datang satu kali melakukan kunjungan rumah
pada saat ibu pulang dari RSUD. Bidan S melakukan kunjungan rumah
23 Maret 2018.
Ibu mengaku saat ini dalam keadaan sehat, dan tidak merasakan ada
keluhan. Ibu sudah tidak merasakan sakit pada luka jahitan dan lochea ibu
saat ini berwarna coklat. Saat ini ibu sudah melakukan pekerjaan rumah
tangga seperti biasa, ibu selalu menyempatkan diri untuk tidur siang
dan ibu rutin BAB 1x/hari, selain itu ibu juga mengaku bahwa ia telah
81x/menit, respirasi 19x/menit, suhu 36,5°C, TFU sudah tidak teraba, luka
Ibu mengaku saat ini bayi telah diberi nama yaitu An.N, tidak ada keluhan
yang dialami bayi saat ini, bayi semakin sering menyusu, frekuensi BAK
pemeriksaan pada bayi dan didapatkan hasil: BB bayi 3100 gram, PB bayi
ketiga, telah melahirkan dua kali dan belum pernah keguguran. Ibu
Bd.E secara normal. Namun, pada saat melahirkan anak pertama, Ny.T
preeclampsia berat. Pada kehamilan yang ketiga ini, ibu telah melakukan
Posyandu.
bulan dengan keluhan telat haid dan akhirnya ibu melakukan pp test
sendiri dan hasilnya positif. Ibu mengaku haid terakhir tanggal 23-06-
2017. Ibu mulai melakukan awal pemeriksaan pada usia kehamilan 1 bulan
gr% dan pada saat usia kehamilan 9 bulandengan hasil Hb 12 gr%. Ibu
mengaku pernah melakukan USG satu kali pada saat usia kehamilan 9
bulan di puskesmas Kutawaluya. Ibu mengaku mengalami perubahan pola
makan selama hamil yaitu pada awal kehamilan karena merasa mual.
tahun setelah anak kedua lahir. Ibu mengaku tidak memiliki riwayat
penyakit sedang atau pernah diderita. Ibu mengatakan tidak ada riwayat
hipertensi saat sebelum hamil, tidak ada riwayat penyakit paru-paru atau
serta tidak ada keluhan nyeri ulu hati, mual muntah dan bengkak pada
tungkai saat usia kehamilaan lebih dari 5 bulan. Pada saat hamil ibu
garam dengan alasan karena sudah terbiasa saat sebelum hamil. Ibu
tetapi sendiri, dan ibu mengaku lingkar lengannya belum pernah diperiksa
tetapi tidak ada keluhan yang ibu rasakan. Bidan desa langsung
3.3 Pembahasan
Pada kasus Ny.T terjadinya preeclampsia berat pada ibu diduga karena
yaitu pada saat ibu hamil anak kedua dengan riwayat tekanan darah
Hal ini sejalan dengan teori yang terdapat dalam buku American
dilakukan oleh Fatkhiyah, dkk tahun 2015 yang menyatakan bahwa ibu
Sesuai dengan teori dan hasil penelitian yang telah disebutkan bahwa
sebagai ibu rumah tangga.Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
63,5%. Karena pekerjaan dikaitkan dengan adanya aktifitas fisik dan stress
Pada kasus ini, Ny.T mulai mengalami kenaikan tekanan darah pada
tekanan darah ibu tidak pernah mengalami kenaikan yang drastis. Saat
tekanan darah ibu ditemukan tinggi pada kujungan ke-6 dari total 9 kali
dengan hasil Hb 12gr%, protein positif (+1), glukosa negatif (-). Lalu
bidan memberikan pendidikan kesehatan mengenai tanda gejala
puskesmas karena tekanan darah ibu tinggi dan ibu mempunyai riwayat
diagnosis dini dapat ditegakkan dan intervensi yang tepat dapat diberikan.
Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
diketahui secara pasti maka salah satu upaya guna mencegah terjadinya
2016)
Selain itu, hal ini juga sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
berkualitas.Hal ini sesuai dengan teori dan hasil penelitian yang ada,
pemeriksaan rutin antenatal care dan ini terbukti pada kasus Ny.T yang
mengukur tekanan darah tinggi secara rutin setiap kali ibu melakukan
dipstick dengan hasil positif (+1), selain itu dilihat dari keluhan ibu yang
merasa pusing, pandangan kabur, nyeri ulu hati yang merupakan tanda
adanya beberapa gangguan diantaranya nyeri ulu hati, sakit kepala dan
pandangan kabur. Kasus ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang
tekanan darah normal, gangguan fungsi hati, nyeri ulu hati, timbul nyeri
merujuknya.
3.3.3.2 Penegakkan Diagnonis di Rumah Sakit
Rumah Sakit atas dasar pemeriksaan yang telah dilakukan oleh bidan
keluhan yang ibu rasakan yaitu pusing, penglihatan kabur, mual, nyeri
ulu hati.
Hal ini sesuai dengan teori PNPK yang mengemukakan bahwa salah
satu tanda gejala dan gangguan lain dapat digunakan untuk menegakkan
kabur dan sakit kepala. Kasus ini juga sesuai dengan hasil penelitian
preeclampsia.
dengan usia kehamilan atau lebih kecil apabila ada PJT (Pertumbuhan
Janin Terhambat)
±170ml kemudian bidan memberikan terapi MgSO4 dosis awal yaitu 4gr
advice SIJARIEMAS.
Sebelum memberikan MgSO4, bidan tidak melakukan pengecekan
reflex patella pada pasien dengan alasan karena melihat kondisi pasien
yang masih bisa berjalan pada saat datang ke PONED sehingga bidan
dalam 500 ml larutan Ringer Laktat/ Ringer Asetat, lalu berikan secara
RS.
Sedangkan untuk prasyarat pemberian MgSO4 tidak sesuai dengan
reflex patella (+), dan frekuensi pernapasan > 16 kali/ menit. Selain itu
refleks patella.
prasyarat pemberian MgSO4 bidan tidak sesuai dengan teori dan standar
yang ada agar kasus preeklampsia berat dapat ditangani dengan benar
dan baik serta menurunkan angka mortalitas dan mordibitas ibu karena
sesarea.
Pada kasus ini, setelah bidan melakukan tindakan stabilisasi pada Ny.T
bidan.
dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal baik baik secara
dan diserah terimakan oleh petugas, agar petugas dan kendaraan pengantar
tugasnya sesuai dengan fungsi dan peran bidan serta wewenang dan
berat.
3.3.6 Komplikasi Preeklamsia Berat
3.3.6.1 Asfiksia
Pada pukul 14.52 WIB lahir bayi perempuan Ny.T dengan keadaan
Hal ini sesuai dengan teori Setyarini & Suprapti, 2016 yang
menyatakan bahwa penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin
dan plasenta.Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia. Kasus ini
preeclampsia berat. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, selain itu menurut hasil
asfiksia neonatorum.
resusitasi pada bayi baru lahir dilakukan diruang operasi oleh dokter dan
bidan dengan cara menempatkan bayi di infrawarmer, lalu mengeringkan
bayi dan memposisikan bayi dengan kepala sedikit ekstensi setelah itu
menghangatkan bayi.
Hal ini telah sesuai dengan standar pelayanan kebidanan standar ke-
bayi baru lahir dengan tepat dan memberikan perawatan lanjutan yang
tepat.
Hal ini juga sejalan dengan teori setyarini, dkk yang mengemukakan
aspirasi setelah itu keringkan, stimulasi, ganti kain yang basah dengan
kain yang kering, dan reposisi kepala.tindakan yang dilakukan sejak bayi
lahir sampai reposisi kepala dilakukan lebih dari 30 detik, lalu menilai
pernafasan jika bayi mulai bernafas secara teratur dan memadai, periksa
dengan benar dan tepat sesuai dengan teori maupun SOP yang berlaku
Pada kasus ini, bidan desa tidak melakukan KF3 karena bagi pasien
kali saat berada di Rumah Sakit dan 1 kali saat kunjungan rumah. Untuk
sudah lengkap.
Hal ini tidak sesuai dengan kuantitas yang ditetapkan oleh Kemenkes
Untuk kualitas pelayanan pada masa nifas bidan telah sesuai dengan
pada nifas.
Tetapi untuk kualitas pelayanan masa nifas pada saat pemeriksaan bidan
Pada kasus ini, bidan tidak melakukan KN 3 karena bagi pasien yang
kali, 1 kali saat di Rumah Sakit dan 1 kali saat dilakukan kunjungan
rumah. Pada saat memberikan asuhan pada bayi, bidan telah melakukan
Hal ini tidak sesuai dengan kuantitas yang telah ditetapkan oleh
Kemenkes RI dalam buku KIA tahun 2015 yang menyatakan bahwa bayi
baru lahir dan neonatus dianjurkan untuk diperiksa minimal 3 kali, yaitu
saat KN 1 pada 6-48 jam setelah lahir, KN 2 pada 3-7 hari setelah lahir
kasus ini telah sesuai dengan teori Saifuddin 2014 yang menyatakan
imunisasi HB-0. Pada KN 2 menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan
menjaga suhu tubuh bayi, dan melakukan penanganan dan rujukan kasus
bila diperlukan.
neonatus pada bayi Ny.T belum sesuai dengan standar yang diberlakukan
yang telah dilakukan oleh bidan sudah sesuai dengan teori dan standar
yang berlaku.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
2. Bidan telah melakukan deteksi dini preeclampsia berat pada kasus Ny.T
berlaku.
7. Asuhan masa nifas pada Ny.T tidak sesuai dengan standar yang
8. Asuhan bayi baru lahir dan neonatus pada bayi Ny.T tidak sesuai dengan
4.2 Saran
Dari hasil penelitian ini, maka muncul beberapa saran untuk pihak-pihak
tertentu, diantaranya:
mengikuti aturan yang terdapat pada SOP setempat. Selain itu, diharapkan
melakukan pemeriksaan.
DAFTAR REFERENSI
Aminah, Andi Nur. 2017, August 17. Kemenkes sebut angka kematian bayi dan
ibu melahirkan turun. nasional.republika.co.id. diaskes pada tanggal 15 Mei
2018
Diba, Zaira Farah. 2016, Juni 25. Rendahnya Informasi Sebabkan AKI dan AKB di
Jawa Barat Masih Tinggi. http://jurnalposmedia.com diakses tanggal 23 Mei
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
DIPA Program Kesehatan Anak
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Lim, Kee-Hak. (2018, Februari 16). Preeclampsia. April 15, 2018.
https://emedicine.medscape.com/article/1476919 diakses pada tanggal 11
April 2018
Lombo, E Giovanna., Freddy W. Wagey., & Linda S. Mamengko. 2017.
Karakteristik Ibu Hamil dengan Preeklampsia di Rsup Prof Dr. R. D. Kandou
Manado. Jurnal Kedokteran Klinik (Jkk), Volume 1, No 3 di unduh pada
tanggal 22 Mei 2018
Ningsih, Rizqi Restu., Maulita Listian Eka Pratiwi. 2018. Hubungan Tingkat Stress
Dengan Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Rsud Muntilan. Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta. diakses pada tanggal 9 Juni 2018
Pertanyaan Jawaban
1. Berapa usia ibu saat ini ? Saat ini usia ibu 27 tahun
2. Apa pekerjaan ibu saat ini? Di rumah saja
3. Apakah pada saat hamil ini ibu iya, pernah
pernah mengalami stress?
4. Apa hal yang menganggu ibu Bertengkar dengan adik, ibu ingin
sehingga membuat ibu stress? adiknya membantu membersihkan rumah
mengingat kehamilan ibu yang sudah
semakin besar tetapi adiknya tidak
mau membantu sehingga membuat ibu
kesal dan stress
5. Berapa jumlah kehamilan dan Ini kehamilan yang ke 3, sudah bersalin
persalinan ibu saat ini ? dua kali
6. Apakah ibu memiliki keturunan Ibu tidak memiliki penyakit darah
atau riwayat darah tinggi? tinggi ataupun keturunan darah tinggi
7. Apakah ibu kandung ibu Setau saya tidak pernah
mengalami hipertensi atau gejala
yang serupa dengan yang dialami
ibu pada saat kehamilan dan
persalinan?
8. Apakah ibu pernah mengalami Pernah, pada saat hamil anak kedua
kejang atau penyulit yang sama tekanan darah ibu tinggi 150/100
pada saat kehamilan sebelumnya? mmHg dan tanda gejala sama seperti
kehamilan saat ini sehingga ibu harus
bersalin di rumah sakit dan ibu pernah
mengalami kejang pada saat melahirkan
anak pertama di rumah
9. Siapa penolong persalinan ibu Saat melahirkan a nak pertama dan
pada saat melahirkan anak kedua ditolong oleh bidan
pertama dan kedua
10. Apakah ada keluhan pusing, nyeri Ada, saat akan bersalin
ulu hati, pandangan kabur,mual
muntah dan bengkak pada tungkai
saat hamil lebih dari 5 bulan?
11. Apa saja makanan yang ibu Apa saja karena tidak ada yang
konsumsi selama kehamilan ini ? dipantang
12. Jenis makanan apa saja yang ibu Ibu senang makan makanan yang asin
konsumsi saat hamil? seperti ikan asin serta makanan yang
pedas seperti sambal.
13. Apakah ibu memiliki penyakit Tidak ada
yang pernah atau sedang di derita
saat ini ?
14. Apakah ibu sering memeriksakan Sering periksa hamil, udah 9 kali.
kehamilan ibu? Berapa kali? Pertama periksa kehamilan ke bidan.
15. Apakah setiap ibu memeriksakan Iya, selalu ditensi
kandungan, ibu selalu diperiksa
tekanan darahnya?
16. Apakah tenaga kesehatan yang Iya pernah, kaya darah tinggi, pusing,
ibu temui memberikan informasi bengkak
mengenai tanda bahaya ibu hamil
dan ibu bersalin?
17. Pada saat pertama kali ditemukan Ngasih tau suruh ke puskesmas periksa
tekanan darah tinggi pada ibu, apa lab sama kalo lahiran langsung ke
yang dilakukan oleh tenaga puskesmas aja biar kalo ada apa apa engga
kesehatan yang ibu temui kepada ribet, bisa langsung dirujuk
ibu?
18. Apakah saat ini ibu ada keluhan? Tidak ada
19. Bagaimana dengan luka jahitan Alhamdulillah udah kering
bekas operasi ibu?
20. Sekarang pengeluaran lochea ibu Warnanya kecoklatan dan sudah sedikit
berwarna apa?
21. Apakah ibu pernah mengalami Alhamdulillah tidak pernah mengalami
tanda baha pada masa nifas? tanda bahaya itu
Perdarahan, pengeluaran
berbau,pusing yang hebat, nyeri
ulu hati, pandangan kabur dan
bengkak pada wajah dan tangan?
22. Saat bidan melakukan kunjungan Iya suka di periksa tensi darah, sama
rumah apakah ibu dan bayi di bayinya juga di periksa
periksa? Khususnya pemeriksaan
tekanan darah
Lampiran 54 : Transkip
Foto Wawancara
Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana standar Pendokumentasian seluruh asuhan antenatal
pendokumentasian yang berlaku di Puskesmas menggunakan standar buku
di Puskesmas? KIA dan buku register Puskesmas
2. Apakah Ny.T rutin melakukan Iya, Ny.T sering periksa anc ke posyandu
pemeriksaan antenatal care di
posyandu?
5. Pada saat akan dilakukan Karena pada saat datang ke PONED pasien
pemberian MgSO4 kenapa tidak bisa berjalan berarti reflex patellanya positif jadi
dilakukan pemeriksaan reflex tidak usah diperiksa lagi, kecuali jika pasien
patella datang dalam keadaan tidak sadar baru dilakukan
pemeriksaan reflex patella