DISUSUN :
DYNA AMANI FADILLAH
P17324415029
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PRODI KEBIDANAN KARAWANG
2018
LAPORAN TUGAS AKHIR
Disusun :
DYNA AMANI FADILLAH
NIM. P17324415029
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KARAWANG
PERNYATAAN ORISINALITAS
Nim : P17324415029
Tanda Tangan :
Tanggal :
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ibu : Siyem
2018)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK
KESEHATAN BANDUNG PROGRAM STUDI KEBIDANAN
KARAWANG LAPORAN TUGAS AKHIR, JUNI 2018
Dyna Amani Fadillah
NIM P17324415029
ABSTRAK
AKI dan AKB di Jawa Barat pada tahun 2015 terjadi kasus 823 kasus. Untuk
kematian bayi pada tahun 2015 sebanyak 4.124 kasus. (Dinkes, 2015). Tujuan
laporan tugas akhir ini adalah Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan
kebidanan pada Ny.S 𝐺2 𝑃0 𝐴1 1 dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Indramayu.
Jenis penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi kasus, observasi dan pengumpulan data dengan wawancara subjek dan
informan. Setelah data terkumpul maka data di analisis menjadi suatu temuan,
kesimpulan dan saran. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa penatalaksanaan
asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan pada kasus Ketuban Pecah Dini pada
Ny. S di Kabupaten Indramayu belum sesuai dengan protap dan standar yang
berlaku, dalam tindakan pra rujukan penegakkan diagnosa petugas terlalu sering
melakukan pemeriksaan dalam, pada kunjungan masa nifas dan bayi baru lahir
petugas kurang memberikan asuhan baik. Kesimpulan Asuhan Kebidanan pada
kasus Ketuban Pecah Dini pada Ny. S belum sesuai dengan Protap dan standar
yang berlaku. Saran bagi petugas senantiasa memberikan penatalaksanaan
Ketuban Pecah Dini sesuai dengan protap dan standar yang berlaku sesuai dengan
kewenangan bidan, serta pemberikan konseling secara lengkap kepada klien
supaya dapat menekan AKI dan AKB.
SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Gambaran
Asuhan Kebidanan pada Ny.Y G2P1A0 dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD
Subang tahun 2017” Laporan Tugas Akhir Prodi Kebidanan Karawang Politeknik
mendapatkan bantuan, bimbingan, saran, doa serta dukungan dari berbagai pihak
baik moril maupun materil yang sangat berarti bagi penulis. Atas bantuan tersebut,
banyak terima kasih terutama kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan penulis untuk menyusun Laporan Tugas Akhir ini, selanjutnya tidak
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari :
2. Dr. Hj. Jundra Darwanty, SST, M.Pd selaku Ketua Program Studi D III
tugas akhir ini yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan tiada henti
memberikan semangat, bimbingan, arahan dan dukungan kepada penulis
5. DR. Imam Makhus, M.Kep selaku Ketua Penguji dalam penyusunan laporan
tugas akhir ini yang selalu memberikan bimbingan, arahan kepada penulis
7. Bidan Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu yang telah memberikan izin
8. Orang tua tercinta dan penulis banggakan Bapak Subiyanto, S.ST dan
Mamah Dra. Siyem M.A, terimakasih atas bantuan moril dan materilnya,
10. Sahabat tersayang Ismayanti Octaviani, Maya Fitriana, Astri Ariyani karena
telah menjadi tempat berkeluh kesah, memberikan canda dan tawa, selalu
perkuliahan.
11. Untuk para pejuang LTA pembimbing bu Yuli Farida M.Keb, Nurmah
Ninda, Sarah P, Dini Zulfa, Dina Tri yang selalu memberikan semangat
12. Untuk alm. Melani Indrihastuti selaku teman yang baik, sabar, lembut dan
13. Teman-teman Crew 23 terimakasih atas persahabatan yang kita jalin selama
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dan demi
perbaikan sangat penulis harapkan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
PENDAHULUAN
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin,
atau 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau
kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di
(WHO, 2014)
Tujuan SDGs 2030 untuk mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah
12/1000 kelahiran hidup dan kematian balita 25/1000 kelahiran hidup. Menurut
laporan WHO tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 289.000 jiwa.
Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000, dan Asia Tenggara
16.000 jiwa. (WHO, 2015) Di Indonesia sendiri, tahun 2015 memiliki angka
kematian ibu yaitu 126/100.000 kelahiran hidup dengan jumlah 6400 kematian
ibu per tahun. Sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 27/1000
kelahiran hidup dengan jumlah 147 kematian balita per tahun. (Depkes RI, 2015)
AKI dan AKB di Jawa Barat pada tahun 2015 terjadi kasus 823 kasus. Untuk
kematian bayi pada tahun 2015 sebanyak 4.124 kasus. (Dinkes, 2015)
Jumlah kematian ibu dan kematian bayi di Kabupaten Indramayu,
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu sejak awal Januari
hingga Juli 2016, kasus kematian ibu telah mencapai 43 kasus. Sedangkan jumlah
kasus kematian bayi mencapai 198 kasus. Jumlah tersebut hampir mendekati
jumlah kasus yang terjadi sepanjang 2015. Dalam kurun waktu setahun, jumlah
kematian ibu mencapai 57 kasus. Sedangkan jumlah kematian bayi mencapai 200
kasus.
Berdasarkan data dari RSUD Indramayu untuk kasus ibu bersalin di ruang
bersalin salah satu tertinggi yaitu KPD (Ketuban Pecah Dini) dalam kurun waktu
timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia kehamilan. Dapat terjadi
tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesaria, atau gagalnya
oligohidramnion yang menekan tali pusat sehingga terjadi asfiksia atau hipoksia
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin secara tepat, cepat dan
cepat dan tepat maka kasus ibu bersalin dengan KPD dapat di tangani dengan
pada Ny. S 𝐺2 𝑃0 𝐴1 dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Indramayu tahun 2018.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui faktor presdiposisi kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ny.
S 𝐺2 𝑃0 𝐴1 di RSUD Indramayu.
b. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas asuhan kehamilan dan pada Ny. S
𝐺2 𝑃0 𝐴1 .
e. Untuk mengetahui asuhan masa nifas dan bayi baru lahir pada Ny. S 𝐺2 𝑃0 𝐴1
di RSUD Indramayu.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1.1 Puskesmas
dan neonatal
Pendidikan dan mahasiswa dalam belajar dan menggali ilmu selama proses
perkuliahan.
LANDASAN TEORI
jam dari waktu pecah ketuban sampai awitan persalinan. (Varney, 2007)
disertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti proses inpartu
sebagai mana mestinya. KPD terjadi apabila ketuban pecah spontan dan
tidak diikuti tanda persalinan, 1 jam atau 6 jam sebelum inpartu, terjadi
melahirkan atau inpartu pada pembukaan <4 cm (fase laten). Hal ini dapat
KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang
memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya
yang paling sering ditemui. Insiden ketuban pecah dini adalah 2,7%-17%,
malpresentasi janin, janin kembar atau adanya infeksi pada serviks atau
2.1.2 Etiologi
seperti septum uterus dan bikornis. Bisa juga karena kasus bedah
membuka tanpa disertai nyeri pada trimester kedua atau awal trimester
amniosintesis
2. Gemelli
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau lebih. Pada
terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan
d. Malpresentasi Janin
akhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air relative berkurang.
Karena bokong dan kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada
kepala maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas
ketuban pecah dini kembali. Hal ini karena akibat adanya penurunan
ketuban pecah dini, terutama pada pasien yang beresiko tinggi karena
1. Infeksi genetalia
(Daili, 2010)
(Sualman, 2009)
d. Faktor Paritas
dilahirkan.
yang pernah hamil sekali dengan janin mencapai titik mampu bertahan
Menurut penelitian Tusi Eka 2016 dapat diketahui bahwa dari 251 ibu
bersalin di RSUD Jendral A. Yani kota Metro tahun 2016 terdapat 172
70 ibu (27.8 %)) yang bersalin pada paritas primipara, dan terdapat 9
e. Trauma
dari 3 kali seminggu diyakini berperan dalam terjadinya KPD. Hal ini
Hasil penelitian oleh Lisda, dkk 2017 didapatkan bahwa ibu bersalin di
tidak menekan perut ibu sedangkan pola seksual yang tidak tepat jika
frekuensi >3 kali, posisi ibu berada di bawah dan penetrasi penis yang
resiko terjadinya ketuban pecah dini (KPD). Ibu yang memiliki pola
2003).
asap rokok dengan kejadian KPD pada ibu hamil menunjukkan bahwa
yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif,
lebih banyak mengandung tar dan nikotin. Wanita yang terpapar asap
asap rokok melekat pada pakaian, tertinggal dalam ruangan, pintu dan
setelah digunakan untuk merokok. Pada saat pintu dan jendela dibuka
sekitarnya.
pre eklampsi, abruptio plasenta dan ketuban pecah dini. Hal ini terjadi
karena kandungan tar dalam asap rokok merupakan radikal bebas yang
akan merusak komponen molekul utama dari sel tubuh dan dapat
ketuban.
kandungan. Namun, risiko peristiwa ini terjadi dapat dikurangi bila ibu
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air yang
(Cunningham, 2005)
juga menemukan dari 170 wanita hamil dengan riwayat PPROM pada
kelompok kasus.
pada level diatas 10 mg/ 108 sel untuk melindungi terjadinya PROM.
Tanda dan gejala pada kehamilan yang mengalami KPD adalah keluarnya
cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis
dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes
atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan ini tidak
akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi
bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya
vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat
2.1.5 Diagnosis
keluar cairan yang banyak secara tiba-tiba. Kemudian lakukan satu kali
cairan yang keluar dari serviks atau menggenang di forniks posterior. Jika
tidak ada, gerakkan sedikit bagian terbawah janin, atau minta ibu untuk
mengedan/batuk.
Pemeriksaan dalam sebaiknya tidak dilakukan kecuali akan dilakukan
Pastikan bahwa:
menjadi biru. Harap diingat bahwa darah, semen, dan infeksi dapat
Selain itu, diperlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa KPD
1. Anamnesa
banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan berbau khas, dan perlu
juga diperhatikan warna, keluarnya cairan tersebut his belum teratur atau
2. Pemeriksaan fisik
dari orifisium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar,
terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium uteri dan
4. Pemeriksaan dalam
Didapat cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi.
bau dan pH nya. Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air
ketuban mungkin juga urine atau sekret vagina. Sekret vagina ibu
kuning.
dalam kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban
banyak macam dan caranya, namun pada umumnya KPD sudah bisa
2007)
Penanganan Umum
Penatalaksanaan KPD memerlukan pertimbangan usia kehamilan,
adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-
tanda
1. Konservatif
dirumah sakit.
selama 7 hari.
lagi.
kehamilan 37 minggu.
intra uterin).
2. Aktif
dan peneliti lain seperti Kappy 1979 dan Varner, dkk 1981
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia
a. Persalinan prematur
b. Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini.Pada
laten.
ketuban pecah.
Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga
pelayanan kesehatan
Lanjutan :
a. Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering
untuk melihat tanda gawat janin akibat kompresi tali pusat atau
(Varney, 2007)
9. Ajari ibu untuk menarik nafas panjang saat ada his, minta ibu untuk
10. Berikan dukungan moral pada ibu supaya tenang dalam menghadapi
persalinan
13. Saat pembukaan lengkap, jelaskan pada ibu untuk hanya meneran
a. Rujukan Medis
Rujukan Medis sesuai Undang Undang Rumah Sakit No. 44 tahun 2009
1. Rujukan Kasus
dialami klien dalam hal ini komplikasi ibu dan bayi baru lahir/neonatus.
2. Rujukan Laboratorium
3. Rujukan Ilmu
Rujukan ilmu pengetahuan diantara tenaga kesehatan dalam rangka
Terdapat dua prinsip yang perlu diperhatikan agar dapat dihasilkan suatu
yaitu:
1. Kolaborasi
2. Pertukaran Informasi
Agar dapat terbangun suatu jejaring sistem rujukan yang efektif dan
c. Si Irma Ayu
informasi bagi ibu hamil, tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dalam
Center
2.2.1 Pengertian
dikandungnya
(Adriaansz, 2009)
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
Bila ibu mengalami masalah, tanda bahaya atau jika merasa khawatir
2010)
b. Demam tinggi
c. Bengkak di kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala dsertai kejang
Segera bawa ibu hamil ke puskesmas, Rumah sakit, dokter dan bidan bila
a. Tujuan:
pemeriksaan hamil.
kehamilan 16 minggu
c. Syarat lainnya:
Bidan bekerja sama dengan tokoh dan kader untuk menentukan ibu
a. Tujuan :
b. Pernyataan standar:
selama kehamilan
2. Meningkatkan pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi
kegawatdaruratan
a. Tujuan
b. Penyataan standar
c. Hasilnya
d. Persyaratannya
kondisi baik
masyarakat
pencacatan
memerlukan rujukan
antenatal.
a. Tujuan
persalinan berlangsung.
b. Pernyataan Standar
a. Tujuan
b. Pernyataan Standar
c. Hasilnya
d. Persyaratannya
a. Pernyataan Standar
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamik, suami, serta
b. Prasyarat :
rumah sakit
tersedia
keadaan DTT/steril
patograf
2.3.1 Pengertian
kata ―puer yang artinya bayi dan ―parous yang arti melahirkan. Yaitu
kandungan kembali seperti pra hamil. Lama pada masa ini berkisar sekitar
6-8 minggu. Masa nifas ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
Tatalaksana pelayanan nifas (PNC) ditujukan pada ibu dan neonatus yang
terjadi:
perdarahan berlanjut.
f. Melakukan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi baru lahir.
dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama setelah kelahiran atau
tanda-tanda penyakit.
fundus bahkan tak teraba, tidak ada perdarahan dan tidak ada bau.
tanda-tanda penyakit.
bayinya
alami
2009)
dan aman selama persalinan kala empat untuk memulihkan kesehatan ibu
dan bayi.Meningkatan asuhan sayang ibu dan sayang bayi. Memulai
2010)
2.4.1 Pengertian
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Bayi baru lahir cukup bulan yang sehat dan memiliki berat badan sesuai
berat badan bayi pada usia gestasinya. Menimbang bayi dilakukan ketika
bayi belum berpakaian, dan hasilnya dibandingkan dengan berat badan saat
lahir. Pada beberapa hari pertama, normal terjadi penurunan berat badan 5-
10%, tetapi penurunan menjadi abnormal jika melebihi 10% dari berat badan
berat badan lahir dalam 7-10 hari. Setelah itu, berat badan naik pada laju
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
Tujuannya adalah menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya
segera dan tepat.Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat untuk
sakit atau melakukan kunjungan ke rumah pada hari ke-tiga, minggu ke dua
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan
makanan bergizi, asuhan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
(Nurmawati, 2010)
BAB III
Ibu hamil anak ke dua, belum pernah melahirkan dan pernah keguguran
sekali. Pada kehamilan kedua ini ibu telah memeriksakan kehamilannya sebanyak
16 minggu dengan keluhan mual muntah. Ibu mengaku haid terakhir pada tanggal
darah B, tes HIV non reaktif (negative), serta telah di imunisasi TT sebanyak
Dilanjutkan pada trimester II sebanyak 2 kali dengan tanpa keluhan, lalu pada
trimester III sebanyak 5 kali dengan 2 kali keluhan batuk pilek dan sisanya tanpa
keluhan. Kenaikan berat badan ibu selama hamil 12kg, dan sudah diberikan tablet
A. Data Primer
banyaknya ± 100cc dari jalan lahirnya tanpa disertai mulas. Pada pukul 21.00 Wib
Ny. S pergi ke Puskemas PONED Kedokan Bunder, karena masih keluar air-air
disertai sedikit mulas. Dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital oleh bidan dengan
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 35,8ºC,
TFU 29cm, DJJ 146x/menit, his 1x10`/10”, pemeriksaan inspeksi terdapat sisa
vernik kaseosa divulva ibu dan terdapat bau khas ketuban. Dilanjutkan
portio: tebal lunak, pembukaan serviks: 1 cm, ketuban: negatif, berwarna jernih,
kehamilan 38 minggu 3 hari inpartu kala I fase laten dengan Ketuban Pecah Dini.
pukul 09.00 Wib tanggal 21-03-2018 melalui Irma Ayu, dan mendapatkan advice
Indramayu kiriman dari Poned Puskesmas Gedokan Bunder ditemani oleh bidan
M, mengeluh keluar air-air sejak kemarin sore tanggal 20-03-18 pukul 18.00 Wib.
Bidan di IGD VK melakukan anamnesa pada Ny. S dan setelah dihitung usia
kehamilan dari HPHT Ny. S yaitu 38 minggu 3 hari dengan taksiran persalinan
tanggal 01-04-2018, serta diketahui data objektif Ny. S yaitu keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi
20x/menit, suhu 36,3ºC, TFU 29cm, DJJ 140x/menit, his 1x/10menit 20 detik,
pemeriksaan dalam vulva vagina tidak ada kelainan, portio tebal, pembukaan 3cm,
ketuban (-), berwarna jernih, presentasi kepala 𝐻1 , sudah terpasang infus RL drip
Pukul 10.05 wib mendapatkan advice dari dr. obgyn untuk inject vicilin 1x1,
lanjutkan induksi persalinan, serta cek darah rutin. Pukul 10.10 wib skin test
vicillin hasil negatif, pukul 10.25 wib inject vicillin 1x1gr, hasil lab Hb 12,2 gr/dl,
Pukul 14.00 Wib operan bidan pagi dan siang, bidan melakukan pemeriksaan
ulang pada Ny. S didapatkan hasil Ny. S mengaku mulas nya masih jarang,
dengan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/80
mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,0ºC, TFU 29cm, DJJ
156x/menit, his 1x/10menit 22 detik pemeriksaan dalam vulva vagina tidak ada
28tts/menit.
Pukul 16.00 wib bidan melakukan pemeriksaan ulang, dengan keluhan mulas
Ny. S semakin sering, dengan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,0ºC,
TFU 29cm, DJJ 142x/menit, his 4x/10menit 51detik, pemeriksaan dalam vulva
vagina tidak ada kelainan, portio tipis, pembukaan 8cm, ketuban (-), berwarna
jernih, presentasi kepala 𝐻𝐼𝐼 , perlimaan 3/5, terpasang infus RL drip Oxytosin 5
Pukul 17.00 wib bidan melakukan pemeriksaan ulang, dengan keluhan Ny. S
mengeluh ingin mengedan seperti ingin BAB, dengan keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi
24x/menit, suhu 36,0ºC, TFU 29cm, DJJ 146x/menit, his 5x/10menit 56 detik,
pemeriksaan dalam vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba,
kateter untuk mngeluarkan urin setelah itu memimpin ibu untuk meneran pada
saat ada kontraksi. Dipimpin meneran hingga ±1 jam tetapi tidak ada kemajuan,
untuk membuka jalan lahir ibu agar lebih lebar. Pada saat kepala sudah lahir bidan
mengecek apakah ada lilitan atau tidak dan didapatkan tidak ada lilitan tali pusat,
kemudian bidan melalukan tarikan curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan
dan melakukan tarikan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang dan
Bayi lahir pukul 18.25 WIB dengan keadaan bayi segera menangis, warna
kulit kemerahan, tonus otot kuat, berjenis kelamin laki-laki dan bayi segera di
keringkan dengan kain. Kemudian asisten bidan mengecek janin ke 2 hasil janin
ke 2 tidak ada, menyuntikan 10 iu oksitosin di 1/3 paha atas bagian luar bagian
kanan secara IM, kemudian bidan melakukan pemotongan tali pusat dan meminta
asistennya untuk segera membawa bayi ke meja bayi untuk dilakukan pengukuran
berat badan, panjang badan, pemberian salep mata, suntik vit K sebanyak 1 mg.
Hasil penimbangan berat badan bayi yaitu 2600 gr dan panjang badan 48 cm
lingkar kepala 30cm lingkar dada 31 cm. Setelah selesai dilakukan pengukuran,
Setelah disuntikkan oxytosin 10 iu di 1/3 paha kanan atas bagian luar secara
IM dilakukan manajemen aktif kala III, plasenta lahir pukul 18.30 Wib, lengkap.
Setelah itu bidan melakukan masase fundus uteri selama 15 detik dan menilai
kontraksi uterus. Setelah dilakukan masase uterus, uterus teraba keras dan
penurunan tinggi fundus uteri yaitu 2 jari bawah pusat. Setelah plasenta lahir,
bidan melakukan eksplorasi untuk memastikan kembali apakah masih ada sisa
plasenta yang tertinggal di dalam atau tidak dan hasil eksplorasi tidak ada sisa
dilakukan penjahitan perineum, asisten bidan membersihkan ibu dari sisa darah
pemantauan atau observasi kala IV yaitu keadaan umum, tanda-tanda vital, tinggi
fundus uteri, keadaan kandung kemih, jumlah perdarahan dan konsistensi uterus
pada Ny. S selama 2 jam pertama setelah persalinan yaitu setiap 15 menit sekali
pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit sekali pada 1 jam kedua. Setelah kondisi
ibu baik Ny. S dipindahkan ke ruang Gincu 4 dan dilakukan pemantauan kembali
Pada pukul 20.45 Wib, di ruang nifas dilakukan pemeriksaan ulang dengan
hasil TD: 110/80 mmHg, N: 80x/menit, respirasi: 19x/menit, suhu: 36,2ºC, TFU 2
jari dibawah pusat, kontraksi uterus teraba keras, kandung kemih kosong,
pertama pasca persalinan (KF1) terpasang infus RL dengan hasil TD: 110/70
dilakukan pembersihan vulva hygiene dan perineum dan ibu sudah melakukan
mobilisasi.
perawatan luka perineum dan mengenai asi eklusif, Hb 12,2 gr% (pemeriksaan Hb
dikunjungi oleh bidan, tetapi Ny. S datang ke Puskesmas Kedokan Bunder. Pada
kunjungan ini dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil, tekanan darah: 100/80
mmHg, nadi: 78x/menit, respirasi: 19x/menit, suhu: 36,0ºC, fundus sudah tidak
teraba, lokhea sanguinolenta, luka perineum masih basah dan tidak ada tanda-
tanda infeksi dalam masa nifas. Bidan memberikan konseling susui bayi sesering
mungkin dan tidak ada pantangan makanan kecuali alergi, serta menyarankan
darah: 110/70 mmHg, nadi: 79x/menit, respirasi: 19x/menit, suhu: 35,8ºC, fundus
sudah tidak teraba, lokhea serosa, luka perineum kering dan tidak ada tanda-tanda
infeksi dalam masa nifas. Bidan memberikan konseling istirahat yang cukup.
suhu: 36,0ºC, fundus sudah tidak teraba, lokhea alba, luka perineum kering dan
tidak ada tanda-tanda infeksi dalam masa nifas. Bidan memberikan konseling
3.1.1.4 Neonatal
Bayi Ny. S lahir tanggal 21 Maret 2018 pukul 18.25 WIB, jenis kelamin laki-
laki, segera menangis, tonus otot lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan
sedikit gerakan, warna kulit normal dengan tangan dan kaki berwarna kemerahan ,
A P G A R Score
1 menit 1 2 2 1 1 7
pertama
5 menit 1 2 2 2 2 9
pertama
Bidan di rumah sakit melakukan pemeriksaan fisik pada bayi (KN1) pada
denyut jantung: 141x/menit, suhu: 36,8ºC, serta hasil pemeriksaan fisik lain
terdapat warna kulit berwarna kemerahan dan tidak ada tanda – tanda infeksi, dan
lain
serta hasil pemeriksaan fisik lain terdapat warna kulit berwarna kuning di daerah
kepala dan leher dan tidak ada tanda – tanda infeksi. Bidan pun menyarankan agar
bayi sering disusui serta dijemur dibawah sinar matahari tiap pagi, dan
memberitahu untuk menjaga suhu bayi tetap normal, serta melakukan kunjungan
36,8ºC, BB 2810 gram, PB 48cm, serta hasil pemeriksaan fisik lainnya dalam
keadaan baik warna kulit kecoklatan dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Bidan
Kedokan Bunder untuk di imunisasi BCG dan polio 1 yang sebelumnya dilakukan
pemeriksaan fisik lainnya dalam keadaan baik warna kulit kecoklatan dan tidak
ada tanda – tanda infeksi, dan sudah di imunisasi. Bidan memberikan konseling
bahwa bekas suntikan BCG berupa semacam bisul kecil di lengan untuk tidak
3.2 Pembahasan
Pada kasus ini dapat ditegakan diagnosa bahwa Ny.S mengalami Ketuban
Pecah Dini. Hal ini didukung dengan temuan hasil pemeriksaan inspeksi
yaitu terdapat sisa verniks caseosa di vulva ibu, bau khas ketuban,
yang perokok berat serta bapak mertua yang juga perokok berat yang
yaitu sejumlah 24 responden atau 75% dengan p value 0,00 atau <0,05
yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif,
lebih banyak mengandung tar dan nikotin. Wanita yang terpapar asap
asap rokok melekat pada pakaian, tertinggal dalam ruangan, pintu dan
setelah digunakan untuk merokok. Pada saat pintu dan jendela dibuka
sekitarnya.
Kondisi ini menyebabkan wanita dengan suami perokok atau tinggal di
pre eklampsi, abruptio plasenta dan ketuban pecah dini. Hal ini terjadi
karena kandungan tar dalam asap rokok merupakan radikal bebas yang
akan merusak komponen molekul utama dari sel tubuh dan dapat
ketuban.
penis.
tidak tepat jika frekuensi >3 kali, posisi ibu berada di bawah dan
waktunya.
Antenatal care
sebanyak 5 kali dengan 2 kali keluhan batuk pilek dan sisanya tanpa
keluhan.
kenaikan berat badan ibu selama hamil 12kg, dan sudah diberikan
e. Tujuan :
f. Pernyataan standar:
berlangsung normal.
kegawatdaruratan
sebagai berikut:
kehamilan
usia <14 minggu. Hal ini dikarenakan Ny. S tidak mengetahui bahwa
3.2.4.1 Pada tanggal 20-03-2018 pukul 18.00 wib, Ny. S mengaku telah
Salah satu tanda bahaya kehamilan yaitu Air ketuban keluar sebelum
dokter dan bidan bila dijumpai keluhan dari tanda bahaya kehamilan.
sakit, dokter dan bidan. Dalam kasus ini Ny. S telah mengalami
3.2.4.2 Dan untuk teori penegakkan diagnosis ketuban pecah dini ditegakkan
spekulum steril untuk melihat adanya cairan yang keluar dari serviks
RI,2013)
Indramayu
berwarna biru.
tidak ada, gerakkan sedikit bagian terbawah janin, atau minta ibu
1. Konservatif
dirumah sakit.
selama 7 hari.
k. Jika umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat selama air
lagi.
kehamilan 37 minggu.
intra uterin).
2. Aktif
pervaginam
tertinggal di dalam atau tidak dan hasil eksplorasi tidak ada sisa
perdarahan potensial.
(2009) salah satunya memberi ASI awal dan rawat gabung. Tetapi
Ny. S selama 12 jam post partum tidak memberi ASI awal dan
luka perineum, tanda bahaya nifas, dan cara menyusui yang baik,
tentang Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas, Bidan
eksklusif.
standar.
Pada kasus ketuban pecah dini Ny. S bayi lahir segera menangis tidak
terjadi Asfiksia pada bayi, dan bayi tidak dilakukan IMD. Pada saat di
S mengaku hanya di beri tahu mengenai asi eklusif dan perawatan tali
lain:
3. ASI kaya akan komponen imun dan non imun yang dapat
berikutnya).
perut dan dada ibu dengan kulit bayi melekat atau bersentuhan
jam dan/atau sampai dengan bayi berhasil meraih puting ibu untuk
saat IMD ditentukan oleh bayi. IMD dapat dilakukan dalam semua
Ayat 1 yaitu :
huruf c meliputi :
b. ASI Eksklusif ;
bintik tidak rata, ruam, ikterik, suhu tidak stabil demam suhu >
kesehatan.
• Bayi baru lahir cukup bulan yang sehat dan memiliki berat badan
dengan berat badan saat lahir. Pada beberapa hari pertama, normal
abnormal jika melebihi 10% dari berat badan lahir dan memerlukan
dalam 7-10 hari. Setelah itu, berat badan naik pada laju 150-200
.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
sampai asuhan bayi baru lahir yang telah dilakukan dalam kegiatan untuk
pada trimester III, dan suami dan bapak mertua perokok aktif sehingga
2. Kualitas dan kuantitas asuhan antenatal pada Ny. S tidak sesuai teori,
nifas padahal pada kasus ibu dengan riwayat Ketuban Pecah dini
b. Asuhan bayi baru lahir pada By. Ny. S tidak terdapat tanda-tanda
memberikan susu formula pada bayi, dan pada saat By. Ny. S
4.2 Saran
4.2.1.1 Puskesmas
berbagai versi.
Ketuban Pecah Dini, sehingga komplikasi bagi janin dan ibu dapat
diminimalkan.
Depkes RI, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan
Dasar Dan Rujukan.
Depkes RI. 2017. Inilah Capaian Kinerja Kemenkes Ri Tahun 2015-2017.
Tersedia dalam www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 29-05-2018
Handayani, Lisda. dkk. 2017. Hubungan Pola Seksual Ibu Hamil Dengan
Kejadian Ketuban Pecah Dini (Kpd) Di Rsud Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin. Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017
Kementerian Kesehatan RI. Kesehatan dalam Kerangka Sistainable Development
Goals (SDG'S). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015.
Kementerian Kesehatan RI. Laporan Tahunan Direktorat Kesehatan Keluarga Ta
2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.
Kusmiyati, Yuni. dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
Yogyakarta: Fitramaya
Manuaba, Ida Ayu. C. dkk. 2007. Ketuban Pecah Dini, Kehamilan Dengan Resiko
Tinggi. Dalam: Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Ayu. C. dkk. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC
Morgan, Geri. Hamilton. 2009. Obstetri & Ginekologi Panduan Prakik. Jakarta:
EGC.
Muntoha, dkk. 2013. Hubungan antara Riwayat Paparan Asap Rokok dengan
Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Hamil di RSUD Dr. H. Soewondo
Kendal. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Vol. 12 No. 1, April 2013
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya
Nurmawati. 2010. Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media
Press
Sujiyatini dkk. 2011. Catatan Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta: Nuha medika
KETUBAN PECAH
< 37 minggu ≥ 37 minggu
Infeksi Tidak ada infeksi Infeksi Tidak ada infeksi
Berikan penicillin, Amoxicillin, Berikan penicillin, Lahirkan bayi
gentamicin, dan eritromicin untuk gentamicin, dan
metronidazole 7 hari metronidazole
Tindakan
(pemberian Keterangan
Keluha Denyut
Tekanan Berat Umur Tinggi Letak Hasil TT,Fe, Nasihat - Tempat Kapan
n Jantung Kaki
Tgl Darah Badan Kehamilan Fundus Janin Pemeriksaan terapi, yang pelayanan harus
Sekara Janin / Bengkak
(mmHg) (Kg) (Minggu) (Cm) Kep/Su/li Laboratorium rujukan, disampaikan - Nama Kembali
ng Menit
umpan pemeriksa
balik
Perten Hb: 10,4 gr% Konseling
Imunisasi
gahan Prot: (-) gizi
25/1 Mual, TT 25/11/1
110/70 42 16 mgg symphi Ball (+) (-) Goldar : B seimbang, PKM
0/17 Muntah Hemfort 7
sis- HIV : non konsumsi
XXX
pusat reaktif tablet Fe
Hemafort
21/1 21/01/1
T.a.k 110/70 47 24-25 mgg 24 cm Kep 138x/m (-) XXX, Baca hal 4-5 PKM
2/17 8
Kalk, Vit C
Hemafort
24/0 Baca hal 6- 24/02/1
T.a.k 120/80 48 28-29 mgg 27 cm Kep 139x/m (-) XXX PKM
1/18 10 8
Kalk
Hemafort
21/0 Batuk, Perbanyak 01/03/1
100/80 50 32-33 mgg 29 cm Kep 134x/m (-) XXX, PKM
2/18 pilek istirahat 8
OBH 3x1
Istirahat,
01/0 Lanjutkan lanjutkan 2
t.a.k 110/80 52 35 mgg 30 cm Kep 136x/m (-) PKM
3/18 hemafort baca hal minggu
berikutnya
Lanjutkan
07/0 Lanjutkan 1
t.a.k 120/70 53 36 mgg 30 cm Kep 140x/m (-) baca hal PKM
3/18 hemafort minggu
berikutnya
Lanjutkan Istirahat ,
10/0 1
Batuk 120/80 53 36 mgg 30 cm Kep 137x/m (-) hemafort, USG dr. PKM
3/18 minggu
OBH 3x1 obgyn
Lampiran 4 : Dokumentasi Kunjungan