KTI
Wiwit Umayah
NIM. P1337420214082
KTI
Wiwit Umayah
NIM. P1337420214082
i
LAPORAN KASUS
KTI
Wiwit Umayah
NIM. P1337420214082
ii
ABSTRAK
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gangguan Proses Keluarga pada Tahap
Perkembangan Anak Remaja di Kelurahan Mersi RT 05 RW 05 Kecamatan
Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas”. Laporan kasus ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Program Studi Keperawatan
Purwokerto Tahun Akademik 2016-2017.
Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan, bantuan, do’a serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sugiyanto, S.Pd., M.App., Sc selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
2. Putrono, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Semarang.
3. Walin, SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi Keperawatan Purwokerto.
4. Sugeng Riyadi, S.Kep., Ns., M.Si selaku dosen Pembimbing dan Penguji yang
telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan kasus.
5. Meisje M Kuhu, SKM., MPH selaku dosen ketua penguji laporan kasus.
6. Ulfah Agus S, S.Kep., MH selaku dosen penguji laporan kasus.
7. Ruti Wiyati, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik.
8. Segenap Dosen dan staff Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto
Politeknik Kesehatan Semarang.
9. Drs. H. Chaariri shofa, M.Ag dan Dra. Hj. Umi Afifah, M.Si selaku pengasuh
pondok pesantren Darussalam beserta seluruh dewam asatidz dan pengurus
pondok pesantren Darussalam Dukuh Waluh, Purwokerto.
10. Kedua orang tuaku tercinta, adikku tersayang, dan keluarga besar yang selalu
mendo’akan, mendukung dan memberikan semangat.
vii
11. Muhammad Makhludi Djazuli yang selalu mendo’akan dan memberikan
semangat.
12. Teman-teman kamar Ruqoyah pondok pesantren Darussalam yang senantiasa
memberi motivasi untuk maju menggapai masa depan yang lebih baik.
13. Teman-teman mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Purwokerto Poltekkes
Kemenkes Semarang.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan kasus ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kasus ini jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis memohon maaf dengan setulus hati dan penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
laporan ini. Besar harapan penulis semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat.
Amiin.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
E. Analisis ......................................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 16
A. Hasil ............................................................................................. 16
1. Pengkajian .............................................................................. 16
2. Diagnnosa Kepeawatan .......................................................... 18
3. Perencanaan ........................................................................... 19
4. Implementasi ......................................................................... 20
5. Evaluasi ................................................................................. 22
B. Pembahasan .................................................................................. 23
1. Pengkajian ............................................................................. 23
2. Diagnosa Keperawatan .......................................................... 24
3. Perencanaan............................................................................ 25
4. Implementasi .......................................................................... 28
5. Evaluasi .................................................................................. 29
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan........................................................................................ 31
B. Saran .............................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kriteria Hasil Evaluasi NOC Fungsi Keluarga .............................. 10
2.2 Kriteria Hasil Evaluasi NOC Kinerja Pengasuh Remaja ............... 10
2.3 Kriteria Hasil Evaluasi NOC Normalisasi Keluarga ..................... 11
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pengelolaan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan gangguan proses keluarga pada tahap perkembangan anak remaja
di Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas
dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian pada keluarga dengan gangguan proses
keluarga pada tahap perkembangan anak remaja di Kelurahan Mersi
Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
b. Menggambarkan penegakkan diagnosa keperawatan yang ditemukan
pada keluarga dengan tahap perkembangan anak remaja di
Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten
Banyumas.
c. Menggambarkan perumusan rencana keperawatan sesuai dengan
diagnosa yang ada untuk memecahkan masalah pada keluarga
dengan tahap perkembangan anak remaja Kelurahan Mersi
Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
d. Menggambarkan pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana
tindakan yang telah dirumuskan pada keluarga dengan tahap
perkembangan anak remaja Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto
Timur Kabupaten Banyumas.
e. Menggambarkan kemampuan dalam melakukan evaluasi asuhan
keperawatan yang telah dilakukan pada keluarga dengan tahap
perkembangan anak remaja Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto
Timur Kabupaten Banyumas.
4
C. Manfaat Penulisan
1. Pengertian
5
6
Konflik remaja dengan orang tua merupakan salah satu hal yang
banyak mengundang perhatian para peneliti. Area yang menjadi
perhatian pada umumnya adalah frekuensi terjadinya konflik. Banyak
orang beranggapan bahwa konflik orang tua-anak disebabkan oleh sikap
remaja yang menentang orang tuanya. Seagian ilmuwan memandang
penentangan remaja merupakan tanda terkikisnya moral. Cara pandang
orang tua dan remaja terhadap konflik dan ketidaksetujuan dintara
mereka seringkali berbeda. Orang tua selalu melihat dari sudut pandang
kewenangan orang tua dan tatanan sosial (Jamaludin, 2016, p. 88).
1. Pengertian
2. Batasan karakteristik
3. Penyebab
2. Diagnosa keperawatan
4. Implementasi
5. Evaluasi
Tabel 2.2
Kriteria hasil NOC Kinerja Pengasuh Remaja
Hasil
No. Indikator
Awal Hasil Tujuan
Menunjukkan model peran untuk 4
integritas pribadi
Memberikan kesempatan 4
dilakukanya aktivitas keluarga
Anggota keluarga bisa saling 4
mendukung
Membantu remaja untuk mengatasi 4
emosi secara kostruktif
13
Tabel 2.3
Kriteria hasil NOC Normalisasi Keluarga
Hasil
No. Indikator
Awal Hasil Tujuan
Memenuhi kebutuhan psikososial 4
anggota keluarga
memenuhi kebutuhan psikososial 4
anggota keluarga
mempertahankan aktivitas dan 4
rutinitas yang tepat
menyediakan aktivitas yang sesuai 4
dengan usia dan kemampuan
anggota keluarga yang terkena
dampak.
Keterangan:
1. Tidak pernah menujukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menujukkan
4. Sering menujukkan
5. Selalu menujukkan
BAB III
METODA
A. Metoda Penulisan
Metoda yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan case study, yaitu metode penelitian yang tidak
memerlukan hipotesis, maka demikian tidak membutuhkan uji hipotesis dan
termasuk penelitian observasional (Swarjana, 2015, P. 53). Menurut Hasmi
(2016, P. 5) tujuan dari metode deskriptif yaitu untuk mempelajari distribusi
dan determinan keadaan-keadaan yang berkaitan dengan kesehatan pada
populasi tertentu yang memberikan informasi yang akurat dan berguna dalam
pengambilan kebijakan dan tindakan kesehatan masyarakat.
B. Sample
C. Lokasi
14
15
E. Analisis
A. Hasil
1. Pengkajian
Kedua orang tua Tn. P dan Ny. K juga sudah meninggal karena sudah
lansia.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 24 April 2017
diketahui bahwa Sdri. M sudah tidak sekolah selama 2 minggu
dikarenakan malu dan merasa terbebani dengan biaya yang belum
dibayarkan. Keluarga Sdri. M merupakan keluarga yang tergolong
kurang mampu. Tn. P bekerja sebagai buruh harian lepas atau bisa
dikatakan kerjanya serabutan. Tn. P tidak bekerja apabila tidak ada orang
yang menyuruhnya sehingga penghasilanya pun tidak menentu,
terkadang hanya dapat RP. 20.000 perhari atau paling banyak RP. 50.000
perhari, sedangkan istrinya yaitu Ny. K sebagai ibu rumah tangga yang
mengurusi pekerjaan di rumah seperti masak, mencuci, dan bersih-bersih
rumah. Penghasilan keluarga Tn. P hanya didapat dari Tn. P yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari di rumah,
pembayaran listrik dan pembayaran sekolah anaknya.
Meskipun kedua orangtua Sdri. M tidak berpendidikan tinggi,
tetapi mereka ingin anaknya berpendidikan tinggi karena menganggap
bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan anaknya sehingga
Tn. P rela berkerja keras untuk membiayai sekolah Sdri. M, namun
sekitar 2 bulan yang lalu Tn. P didiagnosis oleh dokter terkena syindrom
iritasi usus (kram usus) sehingga selama 1 bulan Tn. P tidak bekerja
sehingga biaya sekolah Sdri. M belum dibayar selama 3 bulan sehingga
semenjak itu Sdri. M memutuskan untuk berhenti sekolah karena malu
dan takut apabila membebani keluarganya. Dua hari kemudian Sdri. M
mulai bekerja di sebuah toko baju di Dukuh Waluh berangkat pukul 8
pagi dan pulang pukul 9 malam, ia bekerja karena ingin membantu
keluarga supaya tidak menjadi beban keluarga dan ingin memenuhi
keinginanya sendiri, namun demikian orangtua Sdri. M tidak setuju
kalau Sdri. M bekerja karena masih kecil sehingga Ny. K selalu mencoba
membujuk dan memotivasi untuk tetap sekolah demi masa depanya
18
karena watak dari Sdri. M yang keras kepala maka ia selalu membantah
dan membentak apabila ibunya sedang menasehati.
Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan, penulis
mendapatkan data bahwa lima tugas keluarga ada yang terganggu yaitu
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah ditandai dengan
keluarga Tn. P tidak mengetahui bahwa anak usia remaja perlu adanya
dukungan keluarga dalam mencari jati dirinya, ketidakmampuan keluarga
Tn. P dalam mengambil keputusan yang tepat ditandai dengan keluarga
Tn. P tidak mengetahui tindakan yang harus dilakukan ketika anaknya
memutuskan untuk berhenti sekolah dengan alasan biaya,
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yaitu anak
remaja ditandai dengan Sdri. M selalu membantah nasehat ibunya
sehingga keluarga Tn. P tidak peduli dengan keputusan yang diambil
Sdri. M.
Berdasarkan pengkajian penulis diketahui bahwa semua anggota
keluarga Tn. P dalam kondisi sehat tidak ada keluhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital dalam batas normal namun terkadang merasakan pusing
dan pegel linu. Di dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menurun
namun Ny. K pernah mengalami kanker payudara dan dilakukan
pengangkatan payudara sebelah kanan sekitar 7 tahun yang lalu dan Tn.
P sempat didiagnosis oleh dokter terkena sindrom iritasi usus (kram usus)
namun sekarang sudah sembuh.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
B. Pembahasan
Dalam sub bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara
teori dengan kenyataan pada kasus yang telah dilakukan asuhan keperawatan
pada keluarga Tn. K pada tahap perkembangan keluarga anak remaja dari
tanggal 22 April 2017 sampai dengan tanggal 05 Mei 2017 di RT 05 RW 05
Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas.
Tujuan pembahasan adalah untuk menjawab tujuan penulisan atau
bagaimana tujuan penulisan tercapai, termasuk kesenjangan-kesenjangan
yang ditemukan selama melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. P
Dengan diagnosa gangguan proses keluarga pada tahap perkembangan anak
remaja di Kelurahan Mersi RT 05 RW 05 Kecamatan Purwokerto Timur,
Kabupaten Banyumas. Pembahasan difokuskan pada aspek riwayat
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
24
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
mau sekolah lagi dan ingin bekerja karena ingin membantu kedua
orangtuanya dan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, Ny. K mengatakan
sudah mengetahui tentang perkembangan remaja dan peran serta tugas
yang harus dilakukan dalam keluarga tahap perkembangan anak remaja,
Tn. P mengatakan mengetahui bagaimana mengatasi masalah
perkembangan anak remaja, ditandai dengan Sdri. M tidak berada di
rumah namun berada ditempat kerja, keluarga Tn. K dapat menyebutkan
kembali mengenai peran dan tugas yang harus dilakukan dalam keluarga
tahap perkembangan anak remaja serta bagaimana mengatasi masalah
perkembangan anak remaja.
Berdasarkan data yang diperoleh penulis dapat disimpulkan
bahwa masalah gangguan proses keluarga pada tahap perkembangan
anak remaja masih terjadi. Rencana tindak lanjut yang penulis
rencanakan yaitu intervensi lanjutan secara mandiri yang dilakukan
keluarga yaitu dengan mempertahankan dan menerapkan tindakan-
tindakan yang telah diajarkan sehingga masalah gangguan proses
keluarga pada tahap perkembangan anak remaja tidak terjadi.
BAB V
A. Simpulan
31
32
B. Saran
Friedman, M., Vicky, R., & Elaine, G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga
Selatan: As Salam.
Moorhead, Sue., Marion J., Meridean L. M., & Elisabeth, S. (2016).. Nursing
Ilmu.
2 No. 1, (http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/download/76/72
Jakarta: EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GANGGUAN
PROSES KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
REMAJA DI KELURAHAN MERSI RT 05 RW 05
KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 22 April 2017
A. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. P
2. Umur : 57 tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : Tidak tamat SD
5. Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
6. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
7. Alamat : Mersi RT 05 RW 05 Purwokerto
Timur
8. Komposisi Keluarga
Hub
J
No. Nama Umur dg Pendidikan Pekerjaan Agama Keterangan
K
KK
1 Ny. K 48 tahun P Istri Tidak tamat Buruh Islam Sehat
SD harian
lepas
2 Sdri. M 14 tahun L Anak SD Pelajar Islam Sehat
9. Tipe Keluarga : Keluarga inti yang terdiri dari ayah yaitu Tn. P, ibu
yaitu Ny. K, dan anak yaitu Sdri. M.
10. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki = Klien
C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. P termasuk tipe rumah semi permanen dengan luas ± 4
x 9 m terdiri dari 2 ruang kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang
makan, 1 kamar mandi, dan 1 ruang dapur. Lantai rumah terbuat
dari plester dan dapur masih menggunakan lantai tanah.
2. Ventilasi dan Penerangan
Keadaan ventilasi dan penerangan dalam rumah kurang.
3. Persediaan Air Bersih
Sumber air yang digunakan oleh keluarga Tn. P untuk masak,
minum, mencuci, mandi menggunakan sumur galian. Air yang
digunakan tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.
4. Pembuangan Sampah
Pengolahan sampah keluarga Tn. P dibuang ke tempat yang sudah
disediakan oleh warga.
5. Pembuangan Air Limbah
Pembuangan air limbah lewat pipa ke sungai, saluran air limbah
lancar.
6. Jamban / WC
Rumah Tn. P terdapat satu jamban untuk BAB.
7. Denah Rumah
9m
4 U
6 2
4m
5 3
7 1
Keterangan :
1 = Sumur galian
2 = Ruang tamu
3 = Kamar tidur
4 = Kamar tidur
5 = Ruang makan
6 = Dapur
7 = Kamar mandi
D. SOSIAL
1. Karakteristik tetangga dan komunitas
Jarak rumah Tn. P dengan tetangga sangat dekat, terjalin hubungan
yang baik antara keluarga Tn. P dan tetangganya. Kegiatan rutin di
lingkungan rumah Tn. P yaitu melakukan pengajian rutin setiap
hari rabu dan hari jumat dan Ny. K mengikutinya, sedangkan Tn.
Pmengikuti ronda setiap malam rabu.
2. Mobilitas Geografi keluarga
Tn. P berasal dari Sumbang Kecamatan Kembaran dan istrinya
berasal dari Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur.
Setelah menikah, mereka tetap tinggal di Mersi rt 05 rw 05 sampai
sekarang. Fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lingkungan Mersi
seperti Puskesmas, Klinik dokter, RS mudah terjangkau oleh
keluarga Tn. P.
3. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Semua anggota keluarga dapat berinteraksi dengan baik dengan
anggota keluarga yang lain, namun terkadang anaknya suka
membantah ibunya karena disuruh sekolah tidak mau. Interaksi
keluarga Tn. P dengan masyarakat terjalin baik. Kegiatan yang ada
di masyarakat yaitu pengajian, dimana Ny. K rutin mengikuti
pengajian tersebut Tn. P rutin mengikuti ronda setiap malam rabu.
4. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Tn. P memiliki jaminan kesehatan yaitu BPJS. Jumlah
anggota keluarga yang sehat ada 3 anggota keluarga . keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan salah satunya yaitu puskesmas
untuk berobat bila ada anggota keluarga yang sakit.
E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga berinteraksi dengan menggunakan bahasa Jawa dan
saling terbuka dengan anggota yang lain kecuali anaknya Sdri. M
yang tidak mau cerita tentang masalah yang terjadi di sekolah
sehingga ia memutuskan untuk berhenti sekolah.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Antar anggota keluarga saling menghormati. Pengambilan
keputusan dalam keluarga selalu dimusyawarahkan terlebih dahulu,
dan Tn. P sebagai pengambil keputusan dominan di keluarga.
3. Struktur Peran
Tn. P berperan sebagai ayah, kepala keluarga bagi keluarganya,
dan pecari nafkah. Ny. P berperan sebagai ibu, Sdri. M berperan
sebagai anak dan bertugas menghormati orang tuanya, belajar dan
berbakti kepada kedua orang tua.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. P berasal dari suku Jawa, kultur yang dipakai dalam
keluarga kultur Jawa yang menerapkan sopan santun dan saling
menghormati. Kebiasaan keluarga Tn. P dalam makan
menggunakan sendok dan kadang menggunakan tangan selalu cuci
tangan sebelum makan menggunakan sabun. Tidak ada aturan baku
untuk mencuci tangan sebelum makan.
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. P saling menyayangi satu sama lain, saling
melengkapi dan tolong menolong sudah menjadi kebiasaan
mereka.
2. Fungsi Sosialisasi
Dalam berhubungan sosial dengan masyarakat atau tetangga di
sekitar lingkungan tempat tinggalnya baik, dan tidak ada masalah
dalam sosialisasi.
3. Fungsi Keperawatan Kesehatan
Pembagian masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan :
a. Mengenal Masalah Kesehatan
Keluarga kurang mengenal penyakit apabila ada keluarga yang
sedang sakit dan kurang mengetahui tentang cara perawatanya
sehingga dibawa ke puskesmas..
b. Memutuskan Untuk Merawat
Keluarga mampu memutuskan tindakan dibuktikan dengan
apabila ada anggota keluarga yang sakit keluarga membelikan
obat warung namun apabila dalam 3 hari tidak sembuh
keluarga membawa ke pelayanan kesehatan.
c. Mampu Merawat
Keluarga Tn. P mau merawat kalau ada anggota keluarga yang
sakit.
d. Modifikasi Lingkungan
Keluarga Tn. P kurang mampu memodifikasi lingkungan
untuk meningkatankan kesehatannya, terbukti penataan
ruangana kurang rapi disebabkan karena ekonomi yang kurang.
e. Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Yang Ada
Keluarga Tn. P memanfaaatkan fasilitas kesehatan yaitu
puskesmas bila ada anggota keluarga yang sakit.
f. Fungsi Reproduksi
Tn. P mempunyai 1 orang anak perempuan, dalam keluaraga
Ny. K mengatakan sebelumnya tidak merencanakan jumlah
anggota keluarganya dan sekarang tidak menggunakan KB.
g. Fungsi Ekonomi
Ekonomi keluarga Tn. P tergolong kurang, Tn P bekerja
sebagai buruh harian lepas yang kerjanya dan penghasilanya
tidak menentu, ia bekerja kalau ada yang menyuruhnya kalau
tidak ada Tn P tidak bekerja. Penghasilan paling besar RP. 50.
000 perhari. Penghasilan dalam keluarga Tn. P di gunakan
untuk memnuhi kebutuhan sehari- hari di rumah, pembayaran
listrik dan pembayaran sekolah karena bagi keluarga Tn. P
pendidikan sangat penting, namun sudah 3 bulan pembayaran
SPP anaknya nelum dibayar karena pada waktu itu Tn. P tidak
dapat bekerja disebabkan karena sakit.
H. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn. P mengharapkan supaya anaknya kembali untuk
bersekolah.
I. PEMERIKSAAN FISIK
No. Pemeriksaan
Tn. P Ny. K Sdri. M
fisik
1. Tekanan 130/80 mmHg 120/80 mmHg 120/80 mmHg
darah
2. Nadi 86x/mnt 75x/mnt 82x/mnt
Suhu 36,10 C 36,70 C 36,5º C
RR 24x/mnt 21x/mnt 22x/mnt
Do:
- Sdri. M apabila ditanya
diam saja atau hanya
sesekali menjawab.
- Sdri. M nampak
membantah apabila ibunya
membujuk untuk sekolah.
- Sdri. M berada di rumah
dan tidak berangkat sekolah
dan tidak mau sekolah.
2. Do:
- Keluarga Tn. P mengatakan
anaknya tidak mau sekolah
dan bingung bagaimana
cara membujuknya supaya
mau sekolah lagi.
No. Data Etiologi Problem
- Ny.K mengatakan anaknya
membantah apabila
dinasehati untuk tetap Ketidakmampuan
sekolah. keluarga dalam Defisiensi
- Keluarga Tn. P mengatakan merawat anggota pengetahuan.
tidak mengetahui tentang yang sakit.
perkembangan anak remaja,
tugas dan peran keluarga
pada tahap perkembangan
anak remaja.
Do:
- Keluarga terlihat pasrah
terhadap keputusan
anakanya yang berhenti
sekolah.
- Sdri. M nampak membatah
apabila ibunya sedang
menasehatinya.
- Keluarga tidak bisa
menjawab pertanyaan yang
disampaikan mengenai
perkembangan remaja.
3. Ds: ketidakmampuan Resiko
- Ny. K mengatakan Sdri. M keluarga dalam hambatan
apabila ditanya sering diam merawat anggota interaksi
atau hanya menjawab yang sakit. sosial.
sesekali dan anakny kurang
terbuka.
Do:
- Sdri. M nampak diam
apabila ditanya atau hanya
menjawab sesekali saja.
Setelah
3 Setelah dilakukan Kognitif Keluarga Tn. P NOC: Communication impaired
3 III dilakukan tindakan mampu memahami verbal
asuhan keperawatan Kaji tentang masalah NIC:
keperawatan selama 6 kali yang menyebabkan - Kaji tentang masalah yang
selama 6 kali pertemuan resiko hambatan menyebabkan resiko hambatan
kunjungan, keluarga mampu: interaksi sosial interaksi sosial.
diharapkan 1. Mengenal - Identifikasi perubahan perilaku
tidak terjadi masalah tertentu.
gangguan mengenai - Fasilitasi klien dalam memberi
proses resiko masukan dan membuat
keluarga. hambatan perencanaan.
interaksi sosial
No. Dx Tujuan Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
2. Mengambil Afektif Keluarga Tn A mampu - Jelaskan akibat jika tidak
keputusan memutuskan tindakan dilakuakan tindakan penanganan
yang tepat apa yang akan yang tepat.
dalam dilakukan untuk dapat - Bantu pasien meningkatkan
keluarga tahap berinteraksi dengan kesadaran tentang kekuatan dan
perkembangan baik dengan anggota keterbatasan dalam berkomunikasi
anak remaja. keluarga. dengan orang lain.
- Berikan umpan balik positif jika
pasien berinteraksi dengan orang
lain.
3. Keluarga Tn. Psikomotor Keluarga Tn. P - Anjurkan bersikap jujur dan apa
P mampu mampu berinteraksi adanya dalam berintraksi dengan
merawat dengan baik dengan orang lain.
anggota anggota keluarga yang - Anjurkan menghargai orang lain.
keluarga pada lain. - Minta dan harapkan adanya
tahap . komunikasi verbal.
perkembangan
anak remaja.
D. IMPLEMENTASI
22 April I, II, III - Membina hubungan saling S: - Ny. K mengatakan mempunyai anak
2017, percaya dengan keluarga tunggal yang duduk dikelas 2 SMP, namun
jam Tn. P sudah 2 minggu tidak berangkat sekolah.
10.00 - Menjelaskan maksud dan - Ny. K mengatakan suaminya kerjanya
I, II, III tujuan kunjungan serabutan dan penghasilanya tidak
- Memberikan jaminan menentu, Tn. P tidak bekerja apabila tidak
I, II, III kerahasiaan ada yang menyuruh
- Melakukan pengkajian
I, II, III pada keluarga Tn. P O: - Sdri. M nampak sedang duduk dirumah
- Melakukan kontrak dengan Ny. K dan tidak berangkat sekolah
I, II, III pertemuan sela daan Tn. P tidak berada di rumah karena
sedang bekerja
P: - Lanjutkan Intervensi
Bantu keluarga untuk mengidentifikasi
masalah atau situasi yang sedang
dialami keluarga Tn. P
Bantu keluarga untuk memprioritaskan
kemungkinan alternatif penyelesaian
masalah.
Tanggal 24 April 2017
No. Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
khususnya orangtua.
- Mendorong Sdri. M untuk
selalu berkomunikasi verbal
I, II, III dengan anggota keluarga yang
lain dan selalu terbuka.
- Menganjurkan keluarga untuk
dapat ke fasilitas kesahatan
I, II, III terdekat apabila ada anggota
keluarga yang sakit.
I, II, III - Melakukan kontrak pertemuan
selanjutnya.
VI. EVALUASI
No. Tanggal Diagnosa Evaluasi Sumatif Paraf
Gangguan proses keluarga S: - Sdri. M mengatakan tidak mau sekolah lagi dan
berhubungan dengan ingi bekerja karena ingin membantu kedua orang
ketidakmampuan keluarga tuanya dan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
dalam merawat anggota yang - Ny. K mengatakan Sdri. M terkadang masih
sakit. membatah apabila dinasihati ibunya.
1. 5 Mei 2017,
- Ny. K mengatakan sudah mengetahui tentang
jam 16. 00 perkembangan remaja dan peran serta tugas yang
harus dilakukan dalam keluarga tahap
perkembangan anak remaja.
O: - Sdri. M tidak berada di rumah namun berada
ditempat kerja.
- Keluarga Tn. K dapat menyebutkan kembali
mengenai peran dan tugas yang harus dilakukan
dalam keluarga tahap perkembangan anak
remaja.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan Intervensi
- Anjurkan keluarga untuk mempertahankan
dan menerapkan tindakan-tindakan yang
telah diajarkan.
No. Tanggal Diagnosa Evaluasi Sumatif Paraf
Defisiensi pengetahuan S:- Tn. P mengatakan mengetahui bagaimana
berhubungan dengan mengatasi masalah perkembangan anak remaja.
ketidakmampuan keluarga O:- Keluarga Tn. K dapat menyebutkan kembali
2. 5 Mei 2017, dalam merawat anggota yang bagaimana mengatasi masalah perkembangan
sakit. anak remaja.
jam 16. 00
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan Intervensi
Anjurkan keluarga untuk mempertahankan dan
menerapkan tindakan-tindakan yang telah
diajarkan.
Resiko hambatan interaksi S:- Ny. K mengatakan Sdri. M apabila ditanya sering
sosial berhubungan dengan diam atau hanya menjawab sesekali dan anaknya
ketidakmampuan keluarga kurang terbuka.
3. 5 Mei 2017, dalam merawat anggota yang O:- Sdri. M nampak diam apabila ditanya atau hanya
sakit. menjawab sesekali saja..
jam 16. 00
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan Intervensi
Anjurkan keluarga untuk mempertahankan dan
menerapkan tindakan-tindakan yang telah
diajarkan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
2. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang perkembangan psikologis
remaja, diharapkan keluarga Tn. P dapat mengetahui tentang perubahan-
perubahan psikologis yang terjadi pada masa remaja sehingga dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut serta remaja mampu
menghadapi masalah yang biasa terjadi pada masa remaja.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang perkembangan psikologis
remaja, peserta diharapkan dapat :
1) Menjelaskan perubahan psikologis yang terjadi pada masa remaja
2) Mengetahui masalah-masalah psikologis yang umum terjadi pada
remaja
3) Mengetahui penyelesaian dari masalah yang akan dihadapi
3. Materi
a. Pengertian Remaja
b. Ciri Kejiwaan dan Psikososial pada Remaja Secara Umum
c. Perubahan / Perkembangan Psikologi Spesifik yang Terjadi Pada Remaja
d. Karakteristik dan Permasalahan pada Remaja
e. Solusi Permasalahan yang Dihadapi Remaja
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi & Tanya jawab
5. Media
a. Laptop
b. Leaflet
6. Kegiatan Penyuluhan
Memberi salam
Menjawab salam,
Memberi pertanyaan apersepsi
mendengarkan,
Menjelaskan tujuan dari
dan memberikan
penyuluhan
respon
Melakukan kontrak waktu
Menyebutkan materi yang akan
disampaikan
2 Kegiatan Inti 25 mnt
Menjelaskan definisi remaja
Menjelaskan ciri kejiwaan dan
psikososial pada remaja secara Mendengarkan
umum dan
remaja
Mengajak peserta untuk
berdiskusi menyelesaikan
masalah – masalah yang sering
terjadi pada remaja.
Menjelaskan solusi dari
permasalahan yang sering terjadi
pada remaja
3 Penutup 5 mnt
lisan
Memberikan salam penutup
7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Rumah Tn. P di
Kelurahan Mersi RT 05 RW 05 Purwokerto Timur.
b. Evaluasi Proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar.
Pertanyaan:
a) Bagaimana ciri Kejiwaan dan Psikososial pada Remaja Secara
Umum ?
b) Bagaimana perubahan / Perkembangan Psikologi Spesifik yang
Terjadi Pada Remaja ?
c) Bagaimana Solusi Permasalahan yang Dihadapi Remaja ?
c. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan
tujuan khusus
8. Referensi
Kusmiran, Eny. 2011. Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta
: Salemba Medika
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja
Grafindo Persada
Zulkifli. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Lampiran Materi :
1. Definisi
Perkembangan psikologis adalah suatu perkembangan pada diri
manusia yang berkaitan dengan aspek kejiwaan terkait di dalamnya adalah
aspek emosi, mental, kemauan dan keadaan moral seperti dikemukakan oleh
Sri Rumini, dkk (1993) disimpulkan bahwa perkembangan psikologis adalah
suatu proses perubahan yang progresif berdasarkan pertumbuhan kematangan
dan belajar atau pengalaman dengan cara mengaktualisasi diri secara
memuaskan. Sedangkan pendapat tentang usia remaja sendiri bervariasi
antara beberapa ahli, organisasi,atau lembaga kesehatan. Usia remaja
merupakan periode transisi perkembangan dari anak ke masa dewasa yaitu
usia antara 10-24 tahun. Secara etimiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi
dewasa”. Remaja adalah mulai dewasa sudah sampai umur untuk kawin
(KBBI, 2001).
Definisi remaja (adolesecence) menurut organisasi kesehatan dunia
(WHO) adalah periode usia antara 10-19 tahun, sedangkan menurut PBB
menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15-24 tahun. Sementara itu,
menurut The Health Resource and Services Administrations
Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan
terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja
menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini
kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people)yang
mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran,2011).
Menurut Kusmiran (2011), definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari
tiga sudut pandang yaitu:
Selain itu, masih ada 8 tugas perkembangan lain pada masa remaja, yaitu:
3. Ciri kejiwaan dan psikososial remaja menurut Kusmiran (2011), antara lain :
a. Usia Remaja Muda (12-15 tahun)
1) Sikap protes terhadap orang tua
Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai hidup
yang diajarkan orangtuannya, sehingga lebih sering menunjukkan
sikap protes. Mereka berusaha mencari identitas diridan sering kali
disertai dengan menjauhkan diri dari orangtuanya. Dalam upaya
pencarian identitasdiri, remaja cenderung melihat kepada tokoh-
tokoh diluar lingkungan keluarganya, yaitu:guru, figure ideal yang
terdapat difilm atau tokoh idola.
2) Preokupasi dengan badan sendiri
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang
cepat sekali.perubahan-perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi
diri remaja.
3) Kesetiakawanan dengan kelompok seusia
Para remaja pada kelompok umur ini merasakan keterikatan dan
kebersamaan dengan sekelompok usia dalam upaya
mencaripersamaan nasib. Hal ini tercermin dalam cara berprilaku
social.
4) Kemampuan untuk berpikir secara abstrak
Daya kemampuan berpikir seorang remaja mulaiberkembang dan
dimanifestasikan dalam bentukdiskusi untuk mempertajam
kepercayaan diri.
5) Perilaku yang labil dan berubah-ubah
Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah–ubah, pada
suatu waktu tampak bertanggung jawab, tapi pada waktu lain tampak
masa bodoh. Perilaku demikian menunjukkan bahwa dalam diri
remaja terdapat konflik yang memerlukan penanganan dan
pengertian secara bijaksana.
b. Usia Remaja Penuh (16-19 tahun)
1) Kebebasan dari orang tua
Remaja mulai merasakan kebebasan,tetapijuga merasa kurang
menyenangkan. Timbul kebutuhan untuk terikat dengan orang lain
melalui ikatan cinta yang stabil.
2) Ikatan terhadap pekerjaan dan tugas
Seringkali remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu yang
ditekuni secara mendalam. Mulai mengembangkan cita-cita dan
mulai memikirkan melanjutkan sekolah atau bekerja.
3) Pengembangan nilai oral dan etis yang mantap.
Remaja mulai menyusun nilai-nilai moral dan etis sesuai dengan
cita-citanya.
4) Pengembangan hubungan pribadi yang labil.
Adanya tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil
menyebabkan terbentuknya kestabilan pada diri remaja.
5) Penghargaan kembali pada orang tua dalam kedudukan yang sejajar.
4. Permasalah pada Masa Remaja
Beberapa permasalahan yang sering terjadi pada remaja, antara lain:
a. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dari para remaja terlihat dari menurunnya prestasi.
Sebenarnya kesulitan belajar dan berprestasi yang lebih dapat dilakukan
remaja apabila dia mau sungguh-sungguh untuk mengatasi kesulitannya.
Faktor penyebab kesulitan belajar remaja yaitu kondidi fisio-logis,
kepribadian, daya intelektual, aktivitas remaja, dan sosio-ekonomi.
Adapun dampak buruk dari kesulitan belajar adalah Under achieve.
b. Kesulitan Bergaul
Sebenarnya, pergaulan merupakan media dalam mencapai suatu
keberhasilan. Akibat buruk dari kesulitan bergaul yaitu berorientasi
pikiran sempit dan tidak objektif, sulit memberikan dan menerima
pendapat orang lain, bertingkah laku serba salah atau kaku, berprasangka
buruk hubungan personal dan apatis, menarik diri dan kurang partisipasi
dalam kegiatan sosial.
c. Kesulitan Hubungan Keluarga
Ketidakmatangan remaja membina hubungan harmonis dengan keluarga
terlihat dari frekuensi pertengkaran sesama anggota keluarga, mengkritik,
dan membuat komentar yang merendahkan penampilan atau perilaku
anggota keluarga lainnya. Hubungan keluarga yang buruk juga bisa
berkembang keluar rumah seperti ketidakmatangan menyesuaikan diri.
Dampak ketidakmampuan menyesuaikan diri antara lain :
1) Tidak bertanggung jawab dan mengabaikan tanggung jawab.
2) Mencari kebebasan dan dukungan sosial dari kelompoknya.
3) Sikap agresif dan percaya diri, namun mudah menyerah.
4) Merasa kurang aman sehingga patuh pada standar kelompok.
5) Merasa ingin pulang bila jauh dari lingkungan yang tak dikenal.
6) Banyak mengkhayal, perilaku regresi akibat kurang perhatian.
d. Perilaku Moral
Ketidak-matangan moral remaja terlihat dari tingkat pelanggaran pada
peraturan keluarga atau lingkungan, membenarkan setiap perbuatan yang
salah, kenakalan remaja (berkelahi atau tawuran), sikap antisosial,
(merusak, perilaku kriminal, merampok, atau menggunakan narkoba).
e. Perilaku Agresi
Karakteristik dari perilaku agresi remaja antara lain :
1) Perilaku agresi yang bersifat verbal, seperti memaki, mencaci,
mengejek, berbohong, dan menghina.
2) Perilaku agresi yang bersifat nonverbal, seperti mencuri tanpa atau
dengan menyerang terhadap orang lain atau anggota keluarga, kabur
dari rumah, dengan sengaja melakukan pembakaran, bolos sekolah
dan membuat onar, berkelahi, menyiksa teman atau anggota
keluarganya (Kusmiran, 2011).