KTI
DisusununtukmemenuhisebagaisyaratmatakuliahTugasAkhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
iii
iv
v
PRAKATA
vi
8. Teman-teman Program Studi Keperawatan yang telah memberi semangat dan
sapaan sebagai sahabat senasib seperjuangan dalam perjalanan menggapai
cita-cita.
9. Seluruhpihak yang
telahbanyakmembantudalampenyusunanpengelolaantugasakhirini yang
tidakdapatpenulissebutkansatupersatu.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu masukkan dan kritik untuk perbaikan penulisan karya ilmiah pada
masa mendatang sangat penulis harapkan.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
2. Perumusan masalah ..........................................................................9
3. Rencana keperawatan .......................................................................9
4. Evaluasi ..........................................................................................11
BAB III METODA PENULISAN ................................................................12
A. MetodaPenulisan ............................................................................12
B. Sampel ............................................................................................12
C. Lokasi .............................................................................................12
D. TeknikPengumpulan Data ..............................................................13
E. Analisis ...........................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 14
A. Hasil ................................................................................................14
B. Pembahasan ................................................................................... 25
BAB V SIMPULAN ..................................................................................... 34
A. Simpulan .........................................................................................34
B. Saran ...............................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1. Dokumentasi proses keperawatan ..................................................40
Lampiran 2. KPSP pada anak umur 24 bulan .....................................................78
Lampiran 3. Gambar status gizi ..........................................................................79
Lampiran 4. SAP nutrisi anak usia 2-2,5 tahun ..................................................80
Lampiran 5. SAP Alat Permainan Edukatif (APE) .............................................87
Lampiran 6. Lembar surat ijin penelitian ............................................................88
Lampiran 7. Lembar persetujuan penelitian........................................................89
Lampiran 8. Curiculum Vitae..............................................................................90
Lampiran 9. Lembar bimbingan ..........................................................................91
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan risiko keterlambatan
perkembangan pada anak dengan riwayat prematur.
2. Tujuan Khusus dalam melakukan asuhan keperawatan
a. Menggambarkan pengkajian.
b. Diagnosis keperawatan, perencanaan, dan tindakan yang dilakukan
untuk mengatasi masalah keperawatan yang ditemukan pada anak
dengan riwayat prematur.
c. Evaluasi masalah setelah dilakukan tindakan pemecahan masalah.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Profesi Keperawatan
Memberikan masukan bagi profesi keperawatan sebagai panduan
dalam pengelolaan keperawatan risiko keterlambatan perkembangan
pada anak dengan riwayat prematur.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah referensi atau pustaka tentang pengelolaan asuhan
keperawatan risiko keterlambatan perkembangan pada anak dengan
riwayat prematur.
3. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan serta wawasan dalam penanganan masalah
dengan risiko keterlambatan perkembangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
e. Riwayat perkembangan
Riwayat perkembangan pada anak meliputi perkembangan
fisik contoh tinggi badan dan berat badan tidak proporsional,
perkembangan emosional atau perilaku contoh anak hiperaktif dan
anak autis, perkembangan kemampuan kognitif contoh anak
terlambat dalam belajar, perkembangan bahasa contoh anak hanya
mampu mengucapkan kurang dari lima belas kata dan berbicara
tidak jelas, perkembangan motorik kasar contoh anak tidak dapat
menaiki tangga contoh anak tidak dapat menyusun menara balok
empat sampai lima balok.
f. Riwayat fungsional
Riwayat fungsional didapatkan dari wawancara pada
orangtua yang berisi tentang rutinitas harian anak. Contoh ibu
mengatakan pada saat bermain dengan teman sebaya anaknya tidak
jelas dalam berbicara tidak seperti anak yang lainnya.
g. Komposisi keluarga, sumber daya dan lingkungan rumah
Tanyakan status pernikahan, status anak, pengasuh utama
anak, status pekerjaan dan pendapatan serta sumber finansial
keluarga, asuransi keluarga dan keadaan lingkungan rumah.
h. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada anak meliputi pengukuran tanda-
tanda vital, berat dan tinggi badan, pemeriksaan head to toe dan
lihat apakah ada ketidaknormalan dari pemeriksaan fisik. Contoh
tinggi dan berat badan tidak proporsional.
2. Perumusan Masalah
Masalah pada asuhan keperawatan yang akan dilakukan adalah
risiko keterlambatan perkembangan pada anak dengan riwayat
prematur (Hedrman, 2015).
3. Perencanaan
Menurut Moorhead (2016) rencana keperawatan risiko
keterlambatan perkembangan pada anak toddler dengan riwayat
10
Keterangan skala :
1. Tidak pernah menunjukkan.
2. Jarang menunjukkan.
3. Kadang-kadang menunjukkan.
4. Sering menunjukkan.
5. Secara konsisten menunjukkan.
11
Keterangan skala :
1. Tidak pernah menunjukkan.
2. Jarang menunjukkan.
3. Kadang-kadang menunjukkan.
4. Sering menunjukkan.
5. Secara konsisten menunjukkan.
`BAB III
METODA PENULISAN
A. Metoda Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam laporan kasus ini adalah
menggunakan metode Deskriptif. Menurut Arwani (2016) menjelaskan
bahwa metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan hasil
asuhan keperawatan dengan memfokuskan pada salah satu masalah
penting dalam kasus disertai analisia data sederhana. Pada proposal ini
penulis melakukan asuhan keperawatan risiko keterlambatan
perkembangan pada anak dengan riwayat prematur di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekardjo Purwokerto.
B. Sampel
Sampel adalah suatu penelitian itu sendiri, yang cara
mendifinisikannya tergantung pada situasi masalah yang terlihat pada
judul penelitian (Lapau, 2013). Pengambilan sampel dalam KTI laporan
kasus ini dilakukan dengan cara conveniece sampling method (non-
probability sampling technique dimana subjek dipilih karena kemudahan /
keinginan penulis. Laporan kasus ini, penulis mengambil satu responden
sebagai sampel studi kasus yaitu anak dengan riwayat prematur di RSUD
Prof. Dr Margono Soekardjo Purwokero. Klien dipilih karena memenuhi
kriteria dari kasus dan masalah keperawatan yang akan dikelola oleh
penulis.
C. Lokasi
Lokasi pengambilan kasus kelolaan yang akan digunakan penulis
untuk menyusun proposal adalah di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto.
12
13
E. Analisa
Analisia data adalah teknik yang diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam
proposal (Sugiyono, 2013). Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis
melakukan analisa data dengan proses keperawatan melalui study pustaka,
wawancara dan observasi yang meliputi pengkajian, merumuskan masalah
keperawatan, membuat perencanaan, melakukan implementasi, dan
mengevaluasi hasil dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penulis akan memaparkan asuhan keperawatan risiko keterlambatan
perkembangan pada anak dengan riwayat prematur di Kelurahan Mersi Rt.
8 Rw. 1 yang penulis laksanakan pada tanggal 29 Maret sampai 26 April
2017. Hasil asuhan keperawatan tersebut meliputi :
1. Biodata
Klien adalah seorang anak laki-laki bernama An. G. lahir di
Banyumas, 19 Maret 2015 sehingga saat ini berusia 2 tahun. An.G
tinggal di Kelurahan Mersi Rt.08 Rw.01 bersama ayah, ibu dan
kakaknya. Ayah bernama Tn. I, bekerja sebagai sopir dan ibu bernama
Ny. A seorang ibu rumah tangga. Penghasilan Tn. I setiap bulan Rp.
500.000,- dan merupakan sumber keuangan satu-satunya di keluarga.
Pendidikan terakhir Tn. I Sekolah Dasar (SD) dan pendidikan terakhir
Ny. A SD. Semua keluarga An. G berasal dari suku Jawa,
berkewarganegaraan Indonesia dan beragama Islam, sehingga bahasa
yang digunakan sehari- hari adalah bahasa Jawa dan Indonesia. Nomor
telepon An. G yang dapat dihubungi 081568246331.
2. Pengkajian (Assesment)
Pengkajian dilakukan tanggal 29 Maret 2017 pukul 13.30 WIB
di kediaman An. G kelurahan Mersi Rt.08 Rw.01 Kecamatan
Purwokerto Timur, melalui wawancara dengan Ny. A, observasi
langsung pada An. G dan informasi data diperoleh dari RSUD Prof. Dr
Margono Soekadjo Purwokerto. Hasil pengkajian meliputi :
a. Riwayat Keperawatan
Ny. A mengatakan An. G sekarang berusia 2 tahun tidak
bisa mengucapkan kata selain bapa dan mama, belum bisa berjalan
14
15
badan An. G 7,3 kg; (3) Pola eliminasi An. G tidak mengalami
masalah, BAB sehari sekali berwarna coklat, padat dan berbau
khas serta BAK kurang lebih 4-5 kali sehari berwarna kuning
bening, berbau khas, tetapi An. G masih mengompol sehingga
masih menggunakan pempers; (4) Pola aktivitas dan latihan,
sehari-hari An. G sangat aktif untuk kegiatan mandi, toillting
dibantu oleh Ny. A dan makan serta berpakaian secara mandiri; (5)
Pola istirahat dan tidur An. G cukup, tidur 9 jam/hari dan kadang
tidur siang, An. G terlihat segar, aktif dan tidak ada lingkar hitam
dibawah mata; (6) Pola persepsi dan kognitif, An. G belum bisa
berbicara dengan jelas hanya bisa mengucapkan dua kata yaitu
mama dan bapa, tidak ada masalah penglihatan dan pendengaran;
(7) Pola konsep diri dan persepsi diri, Ny. A mengatakan An. G
senang diajak berlatih jalan dan bermain peran dengan kakanya; (8)
Pola peran dan hubungan An. G berperan sebagai anak, An. G
merupakan anak kelima dan hubungan dengan saudara cukup baik;
(9) Pola sexualitas, An. G belum mengetahui jenis kelaminnya, dan
An. G belum disunat; (10) Pola koping dan toleransi stres , An. G
mengungkapkan keinginan dan perasaannya dengan menagis,
paling dekat dengan Ny. A; (11) Pola nilai keyakinan, Ny. A
mengatakan seluruh keluarga beragama Islam dan An. G belum
memahami ajaran Islam, tetapi Ny. A tetap berusaha mengenalkan
An. G tentang agama.
b. Pemeriksaan Fisik
Penulis mendapatkan data pemeriksaan fisik meliputi
kesadaran pasien composmentis, keadaan baik, suhu tubuh 36,30C,
nadi 105 kali/menit, respirasi 35 kali/menit dan tinggi badan 85 cm
serta berar badan 7,3 kg.
Pemeriksaan head to toe didapatkan bentuk kepala
Mesochepal, rambut merah tipis, tidak ada luka dan kebersihan
cukup. Mata simetris, pupil ishokor, sklera tidak ikterik,
17
3. Perumusan Masalah
Penulis mengelompokkan data pengkajian menjadi data
subjektif dan data objektif. Data subjektif perumusan masalah ini yaitu
Ny. A mengatakan An. G sekarang berusia 2 tahun belum bisa
mengucapkan kata selain mama dan bapa, tidak dapat mebuat garis
lurus dan lingkaran karena belum bisa menggunakan pensil dengan
benar, dan kini An. G dapat melepas pakaiannya dan makan sendiri
tanpa bantuan dari ibunya. Data objektif perumusan masalah ini yaitu
19
4. Perencanaan
Perencanaan keperawatan ini bertujuan setelah dilakukan
selama 8 kali kunjungan diharapkan klien tidak mengalami
keterlambatan perkembangan .
Intervensi menurut Bulechek (2016) tindakan yang akan dilakukan
pada kasus ini antara lain adalah peningkatan perkembangan anak :
bangun hubungan saling percaya dengan anak, demonstrasikan kepada
orang tua mengenai kegiatan yang mendukung tumbuh kembang anak,
dengarkan dan diskusikan musik yang disukai anak, fasilitasi bermain
peran dan aktivitas sehari-hari orang dewasa dalam dunia anak,
ceritakan atau bacakan cerita bagi anak, berikan kesempatan yang
mendukung aktivitas motorik, ajarkan anak untuk melompat melewati
objek.
Keterangan skala yang digunakan pada intervensi diagnosa yaitu : (1)
tidak pernah menunjukkan; (2) jarang menunjukkan; (3) kadang
menunjukkan; (4) sering menunjukkan; (5) secara konsisten
menunjukkan.
5. Pelaksanaan
Implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan yang
penulis lakukan didasarkan pada intervensi atau perencanaan yang
telah penulis buat, implementasi yang penulis lakukan pada hari Rabu
20
6. Evaluasi
Berisi hasil evaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilakukan. Evaluasi yang digunakan berupa evaluasi sumatif sesuai
dengan Subjek, Objek, Assesment, dan Planning (SOAP) yang
dilakukan selama 8 kali kunjungan dan evaluasi sumatif yang
dilakukan diakhir pengelolaan.
Evaluasi secara sumatif dilakukan pada hari Rabu, 26 April
2017 dengan hasil sebagai berikut :
Ny. A mengatakan An. G belum bisa berjalan masih ketakutan apabila
tangannya dilepas sewaktu titah dan belum bisa membuat garis lurus
atau horisontal, hanya dapat mencoret-coret kertas, namun kini An. G
dapat mengucapkan kata tanpa dibimbing oleh Ny. A dan menunjukka
arti serta keinginan secara lisan. O : An. G masih tampak ketakutan
jika dilepas tangannya sewaktu titah, An. G terlihat memegang pensil
masih belum benar, An. G terlihat hanya mencoret-coret kertas yang
diberikan Ny. A, An. G mengucapkan kata nenen dan terlihat senang
ketika berhasil mengucapkan dan mendapatkan apa yang diinginkan. A
: Masalah risiko keterlambatan perkembangan teratasi sebagian. P :
Demonstrasikan kepada orang tua mengenai kegiatan yang mendukung
tumbuh kembang anak, ceritakan atau bacakan cerita, berikan
kesempatan dan mendukung aktivitas motorik.
25
Tabel 4.1
Evaluasi Masalah Risiko Keterlambatan Perkembangan
Skala
Indikator
Awal Tujuan Akhir
Melempar Bola 3 5 5
Membuat Lingkaran dan garis horisontal
1 5 2
dengan crayon
Menyusun empat samai lima balok 3 5 5
Makan dengan sendok dan garpu sendiri 2 5 1
Mengikuti perintah dua langkah 1 5 5
Menunjukkan keinginan secara verbal 1 5 5
Mendengarkan cerita sambil melihat
3 5 5
gambar
Keterangan skala :
1. Tidak pernah menunjukkan.
2. Jarang menunjukkan.
3. Kadang-kadang menunjukkan.
4. Sering menunjukkan.
5. Secara konsisten menunjukkan.
B. Pembahasan
Berisi pembahasan kesenjangan yang terjadi antara teori dengan
kondisi nyata pada asuhan keperawatan risiko keterlambatan
perkembangan pada An. G dengan riwayat prematur di RSUD Prof. Dr
Margono Soekardjo Purwokerto yang dilakukan pada 29 Maret 2017
hingga 26 April 2017. Kesenjangan tersebut meliputi :
1. Biodata Pasien
Pasien bernama An. G, berjenis kelamin laki-laki dan lahir di
Banyumas, 19 Maret 2015 sehingga saat ini berusia 2 tahun. Pasien
tinggal di Kelurahan Mersi Rt.08 Rw.01 bersama ayah, ibu dan
kakaknya. Ayah pasien bernama Tn. I, bekerja sebagai sopir dan ibu
pasien bernama Ny. A, seorang ibu rumah tangga. Penghasilan Tn. I
setiap bulan Rp. 500.000,- dan merupakan sumber keuangan satu-
satunya di keluarga. Pendidikan terakhir Tn. I Sekolah Dasar (SD) dan
26
2. Pengkajian
Menurut Triyoga dan Dewi (2015) pengkajian adalah metode
yang sistematis untuk memperoleh data dan informasi penting tentang
keadaan dan status kesehatan klien dalam rangka pemenuhan
28
3. Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan adalah menjelaskan masalah yang
terjadi saat ini sesuai data klinik yang ditemukan. Syarat untuk
menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur problem,
etiology, dan symptom (Yanti, 2013).
Data subjektif perumusan masalah ini yaitu Ny. A mengatakan
An. G sekarang berusia 2 tahun belum bisa mengucapkan kata selain
mama dan bapa, tidak dapat mebuat garis lurus dan lingkaran karena
belum bisa menggunakan pensil dengan benar, dan kini An. G dapat
melepas pakaiannya dan makan sendiri tanpa bantuan dari ibunya.
Data objektif perumusan masalah ini yaitu An. G terlihat hanya
bisa merangkak, An. G terlihat tidak bisa memegang pensil dengan
benar, pada pemeriksaan KPSP terdapat tiga item yang belum dapat
dicapai yaitu An. G tidak dapat menaiki tangga, An. G tidak dapat
berbicara tiga kata selain mama dan bapa yang terakhir tidak dapat
mundur lima langkah, An. G lahir pada saat usia kehamilan tujuh
30
bulan dengan berat badan 1300 gram. Dari data subjektif dan objektif
tersebut penulis menyimpulkan masalah keperawatan yang muncul
yaitu risiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan
prematuritas.
Diagnosa keperawatan diatas sudah sesuai dengan Herdman
dan Kamitsuru (2015). Risiko keterlambatan perkembangan adalah
keterlambatan 25% atau lebih pada satu area sosial atau perilaku
regulasi diri, ketrampilan kognitif, bahasa, motorik kasar, motorik
halus yang dapat mengganggu kesehatan. Faktor risiko keterlambatan
perkembangan antara lain prenatal, individual, lingkungan, dan
pemberian asuhan. Terkait dengan penegakkan diagnosa, penulis
membahas risiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan
prematuritas karena berdasarkan penelitian Yliherva dalam Puspita
(2016) yaitu lebih dari 8.000 anak ditemukan adanya hubungan
prematuritas dengan kejadian keterlambatan perkembangan dimana
orangtua seringkali terlambat menyadari bahwa anak mengalami
keterlambatan pekembangan, untuk itu penulis ingin mencegah agar
anak tidak mengalami keterlambatan perkembangan.
4. Perencanaan
Rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang
asuhan keperawatan kepada klien yang meliputi tujuan perawatan,
penetapan pemecahan masalah, menentukan tujuan perencanaan untuk
mengatasi masalah klien (Aziz, 2002 dalam Yanti, 2013 ).
Rencana keperawatan yang penulis lakukan selama delapan
kali kunjungan diharapkan tidak terjadi keterlambatan perkembangan.
Dengan NOC menurut Moorhead (2016) perkembangan anak 2 tahun.
Indikator yang diharapkan yaitu : (1) Melempar bola menunjukkan
secara konsisten (dari skala 1 ke 5); (2) Membuat lingkaran dan garis
horisontal dengan crayon menunjukkan secara konsisten (dari skala 1
ke 5); (3) Menyusun empat sampai lima balok menunjukkan secara
31
konsisten (dari skala 1 ke 5); (4) Makan dengan sendok dan garpu
sendiri menunjukkan secara konsisten (dari skala 1 ke 5); (5)
Mengikuti perintah dua langkah menunjukkan secara konsisten (dari
skala 1 ke 5). NIC menurut Bulechek (2016) pada diagnosa risiko
keterlambatan perkembangan, yaitu: Peningkatan Perkembangan
Anak : bangun hubungan saling percaya dengan anak, demonstrasikan
kepada orangtua mengenai kegiatan yang mendukung tumbuh
kembang anak, dengarkan dan diskusikan musik yang disukai anak,
fasilitasi bermain peran dan aktivitas sehari-hari orang dewasa dalam
dunia anak, ceritakan atau bacakan cerita bagi anak, berikan
kesempatan dan mendukung aktivitas motorik, lakukan tes medis pada
waktu yang tepat. Penulis dalam menyusun perencanaan tidak
mengalami kesulitan karena sudah sesuai dengan Bulechek (2016).
Menurut penulis, dalam merencanakan tindakan keperawatan
telah terlaksana dan mengacu pada teori. Berdasarkan hasil dapat
disimpulkan dari tindakan keperawatan sesuai, namun tindakan yang
belum dilakukan seperti melakukan tes medis pada waktu yang tempat
karena keterbatasan biaya. Implikasi yang dilakukan yaitu
menganjurkan kepada orang tua untuk mengunjungi pelayanan
kesehatan agar melakukan tes medis dengan memanfaatkan bantuan
dari pemerintah yaitu berupa Kartu Banyumas Sehat (KBS) serta
perawat melakukan kolaborasi dengan tenaga medis lainnya
khususnya fisioterapi.
5. Pelaksanaan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik (Nursalam, 2008 dalam Yanti, 2013).
Secara umum teori pelaksanaan keperawatan risiko keterlambatan
perkembangan berhubungan dengan prematuritas yaitu : membina
hubungan saling percaya dengan anak, mengkaji faktor penyebab
mengapa terdapat perkembangan yang belum dicapai,
32
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan pernyataan yang memberikan informasi
yang penting tentang pengaruh intervensi yang direncanakan pada
status kesehatan klien (Nursalam, 2008 dalam Yanti, 2013). Evaluasi
33
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan dan tujuan laporan kasus
pengelolaan keperawatan risiko keterlambatan perkembangan pada An. G
dengan anak riwayat prematur di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo,
penulis menyimpulkan :
1. Pengkajian pada An. G melalui Ny. A dengan risiko keterlambatan
perkembangan didapatkan data subjektif Ny. A mengatakan An. G
berusia 2 tahun tidak bisa mengucapkan kata selain bapa dan mama,
belum bisa berjalan hanya dapat merangkak, tidak dapat membuat
garis horisontal maupun lingkaran karena belum bisa memegang pensil
dengan benar dan kini An.G dapat melepas pakaian dan makan sendiri.
Dari data penunjang yang diperoleh dimana Kuesioner Praskrining
anak usia 24 bulan menunjukkan hasil An. G tidak dapat mengucapkan
paling sedikit tiga kata yang memiliki arti, tidak dapat berjalan menaiki
tangga dan berjalan mundur sebanyak lima langkah. Data objektif
penulis melakukan observasi mengenai perkembangan yang telah
dicapai oleh An. G.
2. Diagnosis keperawatan yang muncul ditegakkan berdasarkan data
fokus pada An. G pada saat pengkajian dengan hasil pemeriksaan pada
KPSP terdapat tiga item yang belum dapat dicapai yaitu An. G tidak
dapat menaiki tangga, An.G tidak dapat berbicara tiga kata selain
mama dan bapa, tidak dapat mundur lima langkah, An. G lahir pada
saat usia kehamilan tujuh bulan dengan berat badan 1.300 gram.
Rumusan diagnosa yang muncul sesuai dengan Herdman dan
Kamitsuru (2015). Terkait dengan penegakkan diagnosa penulis
membahas risiko keterlambatan perkembangan berhubungan dengan
prematuritas karena orangtua seringkali terlambat menyadari bahwa
34
35
B. Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada An. G dengan
risiko keterlambatan perkembangan maka penulis memberi saran yang
diharapkan bermanfaat untuk penyusunan karya tulis selanjutnya yaitu :
36
1. Tahap pengkajian
Bagi perawat selanjutnya pada saat melakukan pengkajian diharapkan
mengisi lengkap data agar proses asuhan keperawatan berjalan dengan
lancar serta dalam melakukan pengkajian khususnya pada anak
menggunakan metode yang menyenangkan agar anak tidak merasa
ketakutan sehingga mudah dilakukan pengelolaan pada anak dengan
risiko keterlambatan perkembangan.
2. Tahap Evaluasi
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan perawat hendaknya dalam
tindakan keperawatan risiko keterlambatan perkembangan lebih baik
jika kunjungan dilakukan lebih sering lagi serta melibatkan orang tua
dan keluarga agar hasil yang didapatkan lebih maksimal.
.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. (2011). Tumbuh kembang anak dan terapi bermain anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Amiruddin, R., & Hasmi. (2014). Determinan kesehatan ibu dan anak. Jakarta:
Arwani, Wagiyo, Supriyatno, H., & Shobirun. (2016). Panduan penulisan karya
Fadhli, Aulia. (2010). Buku pintar kesehatan anak. Yogyakarta: Pustaka Anggrek.
Jakarta: Depdiknas.
Kyle, T., & Carman, S. (2015). Buku ajar keperawatan pediatri. Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Indonesia.
Marmi & Raharjo, K. (2015). Asuhan neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah.
Moorhead, S., Johnson, M., Maaas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Oktarina, M. (2016). Buku ajar asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir.
Medika.
3350901/ganjar-pranowo-tetapkan-umk-2017-untuk-35-daerah-di-jateng-
bicara anak usia 3-6 tahun. Jurnal Pendidikan Non Formal. 15 (2), 49-50.
2017).
Di susun oleh :
P1337420214001
III A
I. Pengkajian
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Ny. A mengatakan An. G sekarang berusia 2 tahun mengalami masalah
pada berat badannya yang selalu dibawah garis merah, sulit untuk
makan dan terkadang tidak menghabiskan makanan.
2. Keluhan Tambahan
Ny. A mengatakan An. G tidak bisa mengucapkan kata selain mama
dan bapa, belum bisa berjalan hanya dapat merangkak, tidak dapat
membuat garis horisontal maupun lingkaran karena belum bisa
memegang pensil dengan benar dan kini An. G dapat melepas pakaian
dan makan sendiri tanpa bantuan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat ini An. G berusia 2 tahun mengalami masalah pada berat
badannya. Pada buku KMS berat badan (BB) An. G selalu dibawah
garis merah dan sempat menurun dari 8 menjadi 7,8 pada bulan Maret
2017 dan turun kembali pada bulan April 2017 menjadi 7,3 Kg
dikarenakan anak sulit untuk diajak makan dan terkadang makanan
yang diberikan oleh Ny. A tidak dihabiskan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Prenatal
Ny. A mengandung An. G pada usia 42 tahun merupakan kehamilan
kelima, tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya. Selama
hamil nafsu makan Ny. A baik dan pada saat Ny. A hamil
mengalami hipertensi yang mempengaruhi kehamilannya, ANC
(Antenatal Care) trimester 1 dilakukan satu bulan sekali di
Puskesmas, trimester 2 dilakukan dua bulan sekali dan trimester 3
dilakukan pemeriksaan satu minggu sekali di bidan.
b. Natal
Ny. A mengatakan An. G lahir pada tanggal 19 Maret 2017 saat usia
kehamilan 7 bulan dengan berat badan 1300 gram secara SC (Sectio
Cessaria) dikarenakan hipertensi yang dapat mengancam nyawa Ny.
A dan anaknya yaitu 180/120 mmHg.
c. Postanatal
Ny. A mengatakan setelah dilahirkan An.G langsung menangis.
d. Riwayat waktu kecil
Ny. A mengatakan dahulu An. G sering mengalami batuk, pilek dan
diare.
e. Riwayat dirawat di Rumah Sakit
Ny. A mengatakan An. G belum pernah dirawat di Rumah Sakit.
f. Riwayat obat-obatan yang dikonsumsi
Ny. A mengatakan An. G tidak mengkonsumsi obat apapun saat ini
g. Alergi
Ny. A mengatakan An. G tidak memiliki alergi terhadap makanan,
debu, obat, udara, ataupun zat lainnya.
h. Kecelakaan
Ny. A mengatakan An. G pernah terjatuh ketika berlatih berjalan
namun tidak sampai menimbulkan luka parah hanya lecet saja.
i. Imunisasi
Ny. A mengatakan An. G telah mendapatkan imunisasi lengkap yaitu
BCG, polio, DPT dan yang terakhir campak. Dilakukuan pada umur
satu hari imunisasi hepatitis B0. Usia satu bulan dilakukan imunisasi
BCG (Bacilus Calmetta Guerin) dan polio 1. Pada usia dua bulan
dilakukan imunisasi hepatitis B1, DPT (Diptheria Pertusis Tetanus)
dan polio . Usia tiga bulan dilakukan imunisasi B2, DPT 2 dan Polio
3. Usia 4 bulan dilakukan imunisasi hepatitis B3, DPT 3, dan polio
4. Pada usia sembilan bulan imunisasi campak.
j. Riwayat Keluarga
Ny. A mengatakan Ny. A anak kelima dari enam bersaudara, kaka
pertama Ny. A laki-laki, kaka kedua perempuan, kaka ketiga dan
keempat laki-laki dan adik Ny. A perempuan semuanya dalam
kondisi sehat. Keluarga Ny. A memiliki penyakit menurun yaitu
hipertensi dari orangtua Ny. A. Ayah Ny. A telah meninggal karena
jantung. Ayah Tn. I dalam kondisi sehat. Ibu Tn. I telah meninggal
karena stroke, tetapi saudaranya sehat tidak ada yang menderita
hipertensi dan DM (Diabetes Mellitus).
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Klien
: Garis keturunan
: Penyakit keturunan
3 April
2017
08.25 II - Membina hubungan - Anak mau berjabat
saling percaya seperti tangan walaupun
mengajak anak untuk dengan bimbingan
berjabat tangan. Ny. A.
- Membina hubungan
6 April II
saling percaya - Anak mau berjabat
2017 seperti mengajak tangan tanpa Fitri
anak untuk berjabat bimbingan dari
08.30
tangan. ibunya.
Tanggal Dx Implementasi Respon Klien Paraf
Jam
08.30 II - Memberikan - An. G terlihat
reward berupa senang ketika
pujian positif diberi pujian
kepada An. G walaupun belum
karena mau memahami maksud
Fitri
berjabat tangan. dari reward yang
diberikan.
- Memberikan - An. G dapat
8.32 II
kesempatan dan melempar
mendukung kembali bola
aktivitas motorik kearah
Fitri
anak seperti perawat.
bermain lempar
bola.
- Memberikan - An. G
08.49 II
kesempatan dan mengingat
mendukung kata yang
aktivitas motorik telah diajarkan
anak seperti dan
mengulang menyebutkan Fitri
kembali kata yang kata dengan
telah diajarkan. benar.
- Membacakan - An. G
09.45 II
cerita untuk An. G mendengarkan
agar meningkatkan cerita dari
kemampuan memperhatikan
verbalnya seperti gambar yang
snow white. terdapat dibuku Fitri
cerita.
23 April
2017
- Mengajak An. G - An. G mau
09.00 II
untuk berjabat berjabat
tangan dengan tangan dengan
perawat. perawat. Fitri
Tanggal Dx Implementasi Respon anak Paraf
Jam
09.02 II - Memberikan - An. G terlihat
reward kepada senang ketika
An. G karena mau diberi reward
berjabat tangan. walaupun belum
memahami Fitri
maksud dari
reward tersebut.
- Ny. A
mengatakan
masih belum
bisa berjalan,
An. G kini dapat Fitri
09.05 I - Mengkaji mengucapkan
perkembangan An. kata “ee” tanpa
dan
G melalui Ny. A bimbingan serta
II menunjukkan
keinginannya
dengan cara
menyampaiakan
nya pada Ny. A
dan kini nafsu
makan An. G Fitri
baik.
Jawaban
No Tindakan Pemeriksaan Aspek
Ya Tidak
1 Jika anda sedang melakukan Sosialisasi dan
pekerjaan rumah tangga, apakah kemandirian
√
anak meniru apa yang anda
lakukan?
2 Jika anda menggelindingkan bola Gerak kasar
ke anak, apakah ia
√
menggelindikan/melempar kembali
bola pada anda?
3 Apakah anak dapat meletakkan 1 Gerak halus
buah kubus diatas kubus yang lain
√
tanpa menjatuhkan kubus itu?
Kubus yang digunakan 2,5-5 cm
4 Apakah anak dapat mengucapkan Bicara dan bahasa
paling sedikit tiga katayang
√
mempunyai arti selain mama dan
papa
5 Dapatkah anak melepas pakaiannya Gerak halus,
seperti : baju, rok, atau celananya? sosialisasi, dan √
kemandirian
6 Dapatkah anak berjalan naik tangga Gerak kasar
sendiri? Jawab YA jika ia naik
tangga tanpa dengan posisi tegak
atau berpegangan pada dinding
atau pegangan tangga. Jawab
√
TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak
membolehkan anak naik tangga
atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
7 Tanpa bimbingan, petunjuk atau Gerak halus
bantuan anda, dapatkah anak
menunjuk dengan benar paling
√
sedikit atau satu bagian badannya (
rambut, mata, hidung, mulut atau
bagian yang lainnya)
8 Dapatkah anak makan nasi sendiri Gerak halus,
√
tanpa banyak tumpah kemandirian
9 Dapatkah anak membantu Gerak halus dan
√
memungut mainannya sendiri kemandirian
10 Apakah anak dapat berjalan Gerak kasar
mundur lima langkah atau lebih √
tanpa kehilangan keseimbangan
Lampiran 3
1
Lampiran 4
I. Latar Belakang
Gizi seimbang adalah komposisi atau zat-zat yang cukup atau ideal untuk
menjalankan proses didalam tubuh. Kebutuhan gizi seimbang sangat penting dalam
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada balita, mengingat manfaat
nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan balita,
serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang gizi dalam tubuh seperti
kekurangan energy dan protein, anemia, defisiensi yodium.
Balita tidak bertumbuh sepesat saat masa bayi, tetapi kebutuhan nutrisi mereka
tetap merupakan prioritas utama. Di masa balita ini nutrisi memegang peranan penting
dalam perkembangan seorang anak. Masa balita adalah masa transisi, terutama di usia
1-2 tahun, dimana seorang anak akan mulai makan makanan padat dan menerima rasa
dan tekstur makanan yang baru. Di masa balita, anak Anda membutuhkan nutrisi dari
berbagai sumber dan makanan. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka diharapkan
dengan adanya penyuluhan ini, nantinya kebutuhan gizi seimbang pada balita bisa
terpenuhi secara optimal.
4. Menyebutkan karakteristik anak usia 2 tahun dengan benar tanpa melihat catatan/
leaf let
5. Menyebutkan cara mengatasi masalah sulit makan pada anak dengan benar tanpa
melihat catatan/ leaf let
6. Mengetahui menu sehari pada anak usia 2 tahun dengan benar tanpa melihat
catatan/ leaf let
V. Metode
1. Ceramah dan diskusi
VI. Kegiatan Penyuluhan
Tahap K e g i a t an
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
5 Pembukaan 1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
menit mengucapkan salam. 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri. pembukaan yang
3. Menjelaskan tujuan dari disampaikan oleh
penyuluhan. pemateri.
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan.
5. Menyampaikan kontrak waktu.
3
Tahap K e g i a t an
Waktu
Kegiatan Penyuluh Sasaran
1. Pengertian Gizi Mendengarkan dan
2. Pentingnya gizi memberikan umpan balik
3. Kebutuhan gizi pada anak usia terhadap materi yang
2 tahun disampaikan
10 Kegiatan 4. Karakteristik anak 2 tahun
menit inti 5. Cara mengatasi masalah sulit
makan pada anak
VII. Evaluasi
1. Prosedur : post tes
2. Jenis tes : pertanyaan secara lisan
3. Butir-butir soal :
a. Sebutkan pengertian gizi !
b. Sebutkan pentingnya gizi !
c. Sebutkan kebutuhan gizi anak usia 2 tahun !
d. Sebutkan cara mengatasi masalah sulit makna pada anak !
4
5
Lampiran Materi
1. Pengertian Gizi
Gizi berasal dari bahasa Arab “Al-Gizzai” yang beratri dari makanan yang bermanfaat
untuk kesehatan.
2. Pentingnya Gizi
Gizi sangat penting bagi anak untuk :
a. Pertumbuhan
b. Produksi tenaga
c. Pertahanan tubuh
d. Perkembangan otak
A. Pendahuluan
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya
dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya
dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan
kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak
yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan
yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang
lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang
masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, orang tua mampu memahami alat permainan
edukatif.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, orang tua diharapkan:
a. Mampu memahami keuntungan bermain
b. Mampu memahami macam-macam bermain bagi anak.
c. Mampu memahami alat permainan edukatif.
d. Mampu memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermain.
e. Mampu memahami bentuk-bentuk permainan.
C. Materi Penyuluhan
1. Keuntungan bermain
2. Macam-macam bermain bagi anak
3. Alat permainan edukatif
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermain
5. Bentuk-bentuk permainan
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Kegiatan Belajar Mengajar