Anda di halaman 1dari 146

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MENGALAMI

ASMA BRONCHIAL DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN

JALAN NAFAS DI RUANG DAHLIA RSUD PROF. DR. MARGONO

SOEKARDJO PURWOKERTO

KTI

Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir

Pada Program Studi D III Keperawatan Purwokerto

INDAH PERMATA SARI

NIM. P1337420215087

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2018
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIENYANG MENGALAMI

ASMA BRONCHIAL DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN

JALAN NAFAS DI RUANG DAHLIA RSUD PROF. DR. MARGONO

SOEKARDJO PURWOKERTO

KTI

Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir pada

Program Studi D III Keperawatan Purwokerto

INDAH PERMATA SARI

NIM. P1337420215087

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2018

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Indah Permata Sari

NIM : P1337420215087

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan kasus yang saya tulis

ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai laporan

kasus tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan kasus

ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Purwokerto, 3 Mei 2018

Yang membuat pernyataan,

Indah Permata Sari

NIM : P1337420215087

iii
iv
v
MOTTO HIDUP
1. Berpegang teguh dengan iman dan menyadari bahwa hidup itu tidak

terlepas dari agama.

2. Selalu yakin bahwa kesuksesan itu nyata dan Allah akan

mempermudah jalannya.

3. Sukses adalah milik semua orang termasuk kita

4. Berharap pada hal yang benar dan sesuai ketentuan maka tidak akan

muncul kekecewaan

5. Membuat diri lebih baik tiap harinya dan bisa mandiri di saat yang

tepat.

6. Capailah apa yang kau inginkan , wujudkan cita-cita yang kau

impikan.

7. Diri sendiri adalah orang yang harus mencapai apa yang diinginkan

dan dipikirkan , dan yang mencintai atau dicintai adalah yang

menemani dengan pemikiran dan cita-citanya yang ia punya juga.

8. Memahami tiap karakter orang adalah penting karena kita hidup

dengan banyak orang.

vi
PERSEMBAHAN

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu

memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan

tugas akhir jenjang Diploma DIII Keperawatan di Poltekkes Kemenkes Semarang

Program Studi Keperawatan Purwokerto.

Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahan untuk :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah membesarkan, mendidik serta pengorbanan

yang telah diberikan, doa, materi serta dukungan yang tidak pernah putus

yang selalu dipanjatkan untuk saya. Semoga semua selalu mendapat balasan

dari Allah SWT.

2. Kakakku (Diana Nur Baeti) dan seluruh kerabat, terima kasih atas doa,

semangat dan motivasi yang telah diberikan.

3. Buat sahabatku yang telah memberian dukungan, semangat dan doanya yang

telah diberikan.

4. Teman-teman seperjuangan 3A, 3B dan 3C serta semua pihak yang terkait

yang tidak bisa disebutkan satu persatu tetaplah semangat untuk menggapai

cita- cita.

5. Bapak/ibu dosen dan karyawan Program Studi Keperawatan Purwokerto yang

telah memberikan dukungan.

6. Ny.S dan Ny.N serta keluarganya yang telah bersedia bekerja sama dengan

baik menjadi responden dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

7. Para pembaca karya tulis ilmiah ini.

vii
PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

telah memberikan rahmat, hidayah dan Ridho-Nya sehingga penulis mempunyai

kekuatan untuk menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Asuhan

Keperawatan pada Pasienyang Mengalami Asma Bronchial dengan

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr.

Margono Soekardjo Purwokerto” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan .

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan kasus ini banyak kendala

yang dialami. Dengan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak penulis dapat

menyelesaikan laporan kasus dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada :

1. Warijan, S.Pd., A.Kep., M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Semarang.

2. Dr. Haryadi Ibnu Junaedi, Sp.B Direktur Rumah Sakit Umum Daerah

Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.

3. Putrono, S.Kep Ns, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Semarang

4. Walin, SST, M.kes selaku Ketua Program Studi Keperawatan Purwokerto

5. Handoyo, MN selaku dosen pembimbing 1 laporan kasus dan dosen

penguji yang banyak memberikan bimbingan dalam penyusunan hasil

laporan kasus.

viii
6. Subandiyo, S.Pd., S.Kep., Ns., M.Kes. selaku dosen pembimbing 2 dan

penguji dalam penyusunan laporan kasus.

7. Munjiati, S.Kep.,Ns.,MH selaku ketua penguji laporan kasus.

Penulis menyadari dalam laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna

, maka dari itu penulis mengharapkan masukan dan saran yang besifat

membangun agar kualitas laporan kasus ini bisa lebih baik lagi. Semoga dapat

bermanfaat bagi semua kalangan dan khususnya untuk Asuhan keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas dengan asma bronchial.

Purwokerto, 3 Mei 2018

Penulis,

ix
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...................................................................................... i

Halaman Judul ......................................................................................... ii

Lembar Pernyataan Keaslian penulisan ................................................ iii

Lembar Persetujuan pembimbing .......................................................... iv

Lembar Pengesahan ................................................................................. v

Motto Hidup ............................................................................................. vi

Persembahan ............................................................................................. vii

Prakata ...................................................................................................... viii

Daftar Isi ................................................................................................... x

Daftar Tabel............................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ....................................................................................... xiv

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Batasan Masalah.............................................................................. 3

C. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

D. Tujuan ............................................................................................ 4

E. Manfaat .......................................................................................... 5

BAB II Tinjauan Pustaka

A. Konsep Asma Bronchial .................................................................. 7

1. Pengertian .................................................................................. 7

2. Etiologi ...................................................................................... 8

x
3. Klasifikasi.................................................................................. 8

4. Manifestasi Klinik ..................................................................... 9

5. Pathofisiologi ............................................................................ 9

6. Pemeriksaan Diagnostik ............................................................ 10

7. Penatalaksanaan ........................................................................ 10

8. Komplikasi ................................................................................ 12

B. Konsep Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas .............................. 12

1. Pengertian .................................................................................. 12

2. Batasan karakteristik ................................................................. 13

3. Faktor yang Berhubungan ........................................................ 13

4. Pengelolaan ............................................................................... 14

C. Konsep Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

dengan Asma Bronchial .................................................................. 15

1. Pengkajian ................................................................................. 15

2. Diagnosis ................................................................................... 16

3. Intervensi Keperawatan ............................................................. 16

4. Implementasi ............................................................................. 18

5. Evaluasi ..................................................................................... 18

BAB III Metode Penelitian

A. Desain Penelitian ............................................................................. 19

B. Batasan istilah ................................................................................. 19

C. Partisipan ......................................................................................... 20

D. Lokasi dan Waktu penelitian........................................................... 21

xi
E. Pengumpulan Data ......................................................................... 21

F. Uji Keabsahan Data......................................................................... 22

G. Analisis Data ................................................................................... 22

H. Etik Penelitian ................................................................................. 23

BAB IV hasil penelitian dan pembahasan

A. Hasil Penelitian ............................................................................... 24

B. Pembahasan ..................................................................................... 42

BAB V Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan...................................................................................... 57

B. Saran ................................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 IdentitasPasien................................................................... 24

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit.............................................................. 25

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan ( Pendekatan Gordon /

Pendektan Sistem.............................................................................. 27

Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik ( Pendekatan Head to Toe /

Pendekatan Sistem ).......................................................................... 33

Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Diagnostik.......................................... 32

Tabel 4.6 Analisa data....................................................................... 36

Tabel 4.7 Diagnosa Masalah............................................................. 37

Tabel 4.8 Perencanaan...................................................................... 38

Tabel 4.9Pelaksanaan....................................................................... 40

Tabel 4.10Evaluasi............................................................................. 43

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Gangguan Ketidakefektifan Bersihan

Jalan nafas pada Ny. S dan Ny. N Dengan Asma Bronchial Di Ruang

Dahlia RSUD Prof Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

2. Surat Pengantar Pengambilan Kasus Di Instalasi Rawat Inap RSUD Prof.

Dr. Margono Soekardjo Purwokerto

3. Surat Keterangan Pengambilan Kasus Di RSUD Prof. Dr. Margono

Soekardjo Purwokerto

4. SOP Terapi Nebulizer

5. SOP Terapi Batuk efektif

6. Pernyataan kesediaan menjadi responden Pasien 1 ( Ny. S)

7. Pernyataan kesediaan menjadi responden Pasien 1 ( Ny. S)

8. Lembar Bimbingan Penulisan Karya Tulis Ilmiah

9. Daftar Riwayat Hidup

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asma Bronchial adalah gangguan inflamasi kronik pada saluran

nafas. Penderita yang rentan inflamasi akan mengalami wheezing berulang,

sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, khususnya pada malam hari atau

dini hari. Gejala ini berhubungan dengan penyempitan jalan nafas yang

reversibel (Wahyuni & Yulia, 2014).Pada tahun 2013, World Health

Organization (WHO) mencatat sebanyak 235 juta penduduk dunia

menderita asma(Fitri, Priyanto, Rinanda, 2016).

Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun

2013 mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada

semua umur adalah 4,5% (sekitar 46.335 jiwa) dari 93% (sekitar 1.027.763

jiwa) penduduk diIndonesia. Dengan prevalensi asma tertinggi terdapat di

Sulawesi Tengah7,8%, diikuti Nusa Tenggara Timur 7,3%, DI Yogyakarta

6,9%, dan Sulawesi Selatan 6,7%. Prevalensi penyakit Asma di Sulawei

Utara yaitu 4,7% (sekitar 2.745 jiwa) .

Sementara untuk prevalensi kasus asma di Jawa Tengah pada tahun

2013 sebesar sebesar 113.028 kasus mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan tahun 2012 (140.026kasus) dan tertinggi di Kota

Surakarta sebanyak 10.393 kasus. (Dinkes Jateng, 2013). Dan untuk


prevalensi kasus penyakit asma bronkial di kabupaten banyumas 2.303

kasus ( profil kesehatan kabupaten banyumas, 2015 ).

Berdasarkan hasil data dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo

pada tahun 2017. Jumlah klien asma bronchial yang hidup laki-laki

sebanyak 74 orang perempuan 113 orang, sedangkan klien yang meninggal

sebanyak 5 orang. (Rekam Medik RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo,

2017).

Menurut Putri & Sumarno (2013) penyakit asma mempunyai

manifestasi fisiologis berbentuk penyempitan yang meluas pada saluran

pernafasan. sesak nafas mendadak disertai inspirasi yang lebih pendek

dibandingkan dengan fase ekspirasi dan diikuti oleh bunyi mengi

(wheezing), batuk yang disertai serangan sesak nafas yang kumat-kumatan.

Dari tanda dan gejala yang dialami oleh klien Asma Bronchial

dapat terjadi beberapa masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan

bersihan jalan nafas, pola napas tidak efektif, gangguan pertukaran gas,

kurang pengetahuan dan resiko konflik keputusan (Black & Hawks, 2014).

Adapun salah satu masalah keperawatan yang sering muncul yaitu

ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Menurut Doenges Dkk (2015)

ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk

membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas guna

mempertahankan jalan napas yang bersih.

Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas jika tidak segera di

atasidapat menimbulkan efek yang membahayakan. Bronopasme dan


3

bronkokonstriksi, meningkatkan sekresi mukus, dan edema pada jalan

napas mempersempit jalan napas dan mengganggu aliran udara selama

serangan asma akut, menurunkan ketersediaan oksigen di alveous untuk

proses respirasi. Penyempitan jalan napas meningkatkan kerja napas,

meningkatkan kecepatan metabolik dan kerusakan jaringan untuk oksigen

(Priscilla, Karen, Gerene, 2016). Sehingga perlu penanganan yang tepat

untuk mengatasi gangguan bersihan jalan nafas tersebut.

Menurut Priscilla, Karen, Gerene (2016) dan Putri & Sumarno

(2013) tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketidakefektifan

bersihan jalan nafas yaitu letakkan pada posisi semi fowler, berikan terapi

nebulizer dan terapi batuk efektif.

Berdasarkan uraian masalah diatas penulis tertarik untuk menyusun

laporan kasus dengan judul :” Asuhan Keperawatan Keperawatan pada

klien yang mengalami Asma Bronchial dengan FOKUS STUDI

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Ruang Dahlia RSUD Prof.

Dr. Margono Soekardjo. ”

B. Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan

klien yang mengalami asma bronchial dengan ketidakefektifan bersihan

jalan nafas di Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo.


4

C. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami asma

bronchial dengan fokus studi ketidakefektifan bersihan jalan nafas

menggunakan metode terapi nebulizerdi Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr.

Margono Soekardjo.

D. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

asma bronchial dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas dengan

terapi nebulizerdi Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo.

2. Tujuan Khusus

a. Menguraikan konsep dasar teori penyakit asma Bronchial dan asuhan

keperawatannya.

b. Melakukan asuhan keperawatan pada klien asma bronchial dengan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas mulai dari pengkajian sampai

evaluasi dengan menggunakan terapi nebulizerdi Ruang Dahlia RSUD

Prof. Dr. Margono Soekardjo.

c. Menganalisa kesenjangan antara teori dan praktik yang dibahas pada

laporan kasus klien asma bronchial dengan ketidakefektifan bersihan

jalan nafas menggunakan terapi nebulizerdi Ruang Dahlia RSUD

Prof. Dr. Margono Soekardjo.


5

d. Membandingkan dua kasus klien asma bronchial dengan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas menggunakan metode terapi

nebulizer di Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo.

e. Mengambil kesimpulan dan saran dari tindakan yang dilakukan untuk

mengatasi asma bronchial dengan ketidakefektifan bersihan jalan

nafas menggunakan terapi nebulizerdi Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr.

Margono Soekardjo.

E. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat

praktis dalam dunia keperawatan sebagai panduan perawat dalam

pengelolaan kasus keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

pada klien dengan asmabronchial.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perawat

Dapat menambah wawasan dan keterampilan perawat dan

sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada klien dengan asma

bronchial.

b. Bagi Rumah Sakit

Dapat dijadikan sebagai panduan dalam pengelolaan klien

dengan asma bronchial pada perawat yang bekerja di rumah sakit.


6

c. Bagi institusi pendidikan

Dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa Prodi

DIII Keperawatan Purwokerto khususnya dalam pengelolaan

klien asma bronchial.

d. Bagi klien

Menambah pengetahuan klien tentang ketidakefektifan

bersihan jalan nafas dengan asma bronchial dan cara perawatan

atau penanganannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asma Bronchial

1. Pengertian

Asma bronchial adalah penyakit obstruksi saluran pernafasan

akibat penyempitan saluran nafas yang sifatnya reversibel (penyempitan

dapat hilang dengan sendirinya) yang ditandai oleh episode obstruksi

pernafasan diantara dua interval asimtomatik (Djojodibroto,2017).

Sedangkan menurut Putri & Sumarno (2014) Asma bronchial

adalah penyakit radang/inflamasi kronik pada paru, karena adanya

penyumbatan saluran nafas (obstruksi) yang bersifat reversible,

peradangan pada jalan nafas, danpeningkatan respon jalan nafas terhadap

berbagai rangsangan hiperresponsivitas, obstruksi pada saluran nafas bisa

disebabkan oleh spasme/ kontraksi otot polos bronkus, oedema mukosa

bronkus dan sekresi kelenjar bronkus meningkat.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan asma

bronchial adalah penyakit saluran pernafasan yang terjadi karena adanya

penyempitan saluran nafas yang mengakibatkan sesak nafas dimana fase

inspirasi lebih pendek dari fase ekspirasi yang menimbulkan bunyi mengi

(wheezing).

7
8

2. Etiologi

Faktor penyebab asma bronchial menurut Wijaya & Putri (2013)

dan Muttaqin (2008) adalah sebagai berikut :

a. Alergen

Alergen adalah zat-zat tertentu yang bila di hisap atau dimakan

dapat menimbulkan serangan asma bronchial. Misalnya debu rumah,

tengau debu rumah, spora jamur, bulu kucing, bulu binatang, beberapa

makanan laut, hairspray dan minyak wangi.

b. Infeksi saluran pernafasan bawah

Infeksi saluran pernafasan bawah biasanya disebabkan oleh

virus respiratory synchyhal virus (RSV) dan virus para influenza.

c. Refleks gastroesopagus

Iritasi trakeobronkheal karena isi lambung dapat memperberat

penyakit asma bronchial.

d. Psikologis

Keadaan psikologis salah satunya berupa stress. Stress dapat

menurunkan respon tubuh sehingga mudah terjadi inflamasi pada

bronkus yang akan menimbulkan asma bronchial.

3. Klasifikasi

Menurut Djojodibroto (2017) Ada 2 penggolongan besar asma

bronchial, yaitu :

a. Asma bronchial yang berkaitan dengan klien yang mempunyai

riwayat pribadi atau riwayat keluarga dengan kelainan atopik. Dapat


9

disebut asma ekstrinsik (asma alergik) yaitu asma yang mulai terjadi

saat kanak-kanak, kadar IgE serum meningkat, mekanisme

terjadinya berkaitan dengan sistem imun.

b. Asma bronchial pada klien yang tidak ada kaitannya dengan diatesis

atopik. Asma ini golongkan sebagai asma instrinsik atau asma

idiosinkratik yaitu asma yang terjadi saat dewasa, kadar IgE normal

dan bersifat Non-imun.

Klasifikasi yang diambil penulis dalam kasus ini yaitu klasifikasi

asma bronchial yang berkaitan dengan penderita yang mempunyai

riwayat pribadi atau riwayat keluarga kelainan atopik.

4. Manifestasi klinik

Menurut Putri & Sumarno, 2013 manifestasi klinik untuk asma

bronkial adalah sesak nafas mendadak disertai inspirasi yang lebih

pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi dan diikuti oleh bunyi mengi

(wheezing), batuk yang disertai serangan sesak nafas yang kumat-

kumatan.

5. Pathofisiologi

Asma timbul karena seseorang yang atopik (alergik) akibat

pemaparan allergen. Alergen yang masuk tubuh akan ditangkap oleh

makrofag dan selanjutnya akan merangsang pembentukan IgE. IgE akan

segera diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan basofil yang ada

dalam sirkulasi.
10

Ikatan tersebut akan menimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan

terjadi perubahan dalam sel yang menurunkan kadar cAMP. Kadar

cAMP yang menurun itu akan menimbulkan degranulasi sel berupa

histamin dan kinin yang akan menyebabkan bronkospasme.

Bronkospasme akan memicu terjadinya penyempitan bronkus dan

percabangannya. Penyempitan ini akan menimbulkan sesak nafas yang

menghasilkan bunyi nafas tambahan berupa mengi (wheezing). Tanda

gelaja tersebut merupakan tanda dari asma bronkiale (Muttaqin, 2008).

6. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Mubarak, Chayatin, dan Susanto (2015) pemeriksaan

diagnostik pada pasein asma bronchial yaitu :

a. Pemeriksaan laboratorium dapat dilihat leukosit dengan netrofil yang

meningkat menunjukkan adanya infeksi, eosinofil darah meningkat >

250/mm3.

b. Pemeriksaan radiologi pada asma bronchial akan ditandai dengan

adanya hiperinflasi paru-paru diafragma mendatar (wijaya & putri,

2013)

c. Uji kulit dilakukan untuk menunjukan adanya antibody IgE

hipersensitif yang spesifik dalam tubuh.

7. Penatalaksanaan

Menurut Muttaqin (2008) penatalaksanaan pada klien asma

bronchial yaitu :
11

a. Pengobatan Farmakologi

1) Agnosis beta: metaproterenol ( alupent, metrapel). Bentuknya

aerosol, bekerja sangat cepat, diberikan sebanyak 3-4 x semprot,

dan jarak antara semprotan pertama dan kedua adalah 10 menit.

2) Metilxantin :aminofilin dan teofilin. Obat ini diberikan bila

golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan.

3) Kortikosteroid. Diberikan jika agonis beta dan metilxantin tidak

memberikan respon yang baik. Dosis 4 x semprot tiap hari.

Pemberian steroid dalam jangka yang lama harus diawasi dengan

ketat.

4) Terapi nebulizer. Dosis obat untuk pemberian Nebulizer. Jenis

obat yang dipakai yaitu Pulmicord ( budesonide 100 μg, 200 μg,

400 μg/ dosis), Ventolin ( beclomethasone 50, 100, 200, 250, 400

μg / dosis, NaCl 2 ml, Bisolvon larutan (Putri & Sumarno, 2013).

b. Non Farmakologi

Penatalaksanaan non farmakologi untuk klien asma bronchial

yaitu :

a. Batuk Effektif. Batuk efektif merupakan suatu metode batuk

dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga

tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan secret secara

maksimal. Tujuan membantu membersihkan jalan nafas.,

Indikasi pemberian batuk efektif yaitu klien dengan batuk yang

tidak efektif (Putri & Sumarno, 2013)


12

b. Menerapkan posisi semi fowler. Posisi semi fowler dilakukan

untuk membantu mengurangi sesak napas yang terjadi karena

penyempitan jalan nafas (Safitri & Andriyani, 2011).

8. Komplikasi

Apabila tidak segera ditangani asma bronchial dapat menimbulkan

status asmatikus yang merupakan asma yang lama dan hebat dan tidak

berespon terhadap terapi rutin. status asmatikus dapat menyebabkan

gagal napas dengan hipoksemia, hiperkapnia, dan asidosis. Intubasi

endotrakea, ventilasi mekanis, dan terapi obat agresif dapat diperlukan

untuk mempertahankan jiwa. Selain gagal nafas akut, komplikasi lain

terkait status asma, antara lain dehidrasi, infeksi pernafasan, atelektasis,

pneumotoraks, dan kor pulmonale (Priscilla, Karen, Gerene, 2016).

B. Konsep Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

1. Pengertian

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan

seseorang dalam mengeluarkan sekret dari saluran nafas, sehingga

menimbulkan bersihan jalan nafas yang tidakefektif (Herdman &

Kamitsuru, 2015). Ketidakefektifan bersihan jalan nafas juga dapat

didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau

obstruksi dari saluran napas guna mempertahankan jalan napas yang

bersih (Doenges, dkk ,2015).


13

Dari pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa

ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu suatu keadaan dimana terjadi

ketidakmampuan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas yang

disebabkan karena adanya sumbatan jalan nafas berupa penyempitan

jalan nafas ,obstruksi atau sekresi.

2. Batasan karakteristik

Menurut Herdman & Kamitsuru (2015)ketidakefektifan bersihan

jalan nafas mempunyai beberapa batasan karakteristik yaitu batuk yang

tidak efektif dispnea, gelisah,kesulitan verbalisasi, mata terbuka lebar,

ortopnea, penurunan bunyi nafas, perubahan frekuensi nafas, perubahan

pola nafas, sianosis,sputum dalam jumlah yang berlebih, terdapat suara

tambahan,dan tidak ada batuk.

3. Faktor yang Berhubungan

Faktor yang berhubungan dengan ketidakefektifan bersihan jalan

nafas menurut Herdman & Kamitsuru (2015) yaitu:

a. Lingkungan

Faktor lingkungan mempengaruhi individu dengan

predisposisi asma untuk berkembang menjadi asma, yang termasuk

dalam faktor lingkungan yaitu: perokok, perokok pasif dan terpajan

asap rokok, alergen binatang, alergen kecoa, jamur, tepung sari

bunga, polusi udara, baik polusi udara di luar ruangan maupun di

dalam ruangan (Wijaya, 2015).


14

b. Obstruksi jalan nafas

Terdapat faktor adanya jalan nafas buatan, benda asing

dalam jalan nafas, eksudat dalam alveoli, hiperplasia pada dinding

bronkus, mukus yang berlebihan, penyakit paru obstruksi kronis,

sekresi yang tertahan dan spasme jalan nafas.

c. Secara fisiologis

Ada 4 faktor yang berhubungan yaitu asma, disfungsi

neuromuskular, infeksi dan jalan nafas alergik.

4. Pengelolaan

Pada klien asma bronchial yang mengalami ketidakefektifan

bersihan jalan nafas dapat dilakukan terapi Nebulizer. Nebulizer yaitu

suatu pemberian pengobatan melalui aeorosol atau humidifikasi. Terapi

nebulizer digunakan untuk memberikan bronkodilator dan medikasi lain,

kelembapan, membantu mengencerkan secret (Priscilla, Karen, Gerene

2016).

Selain itu juga dapat dilakukan terapi batuk efektif. Batuk efektif

merupakan salah satu upaya untuk mengeluarkan dahak dan menjaga

paru-paru agar tetap bersih. Untuk menyiapkan paru-paru dan saluran

nafas sebelum melaksanakan tehnik batuk, keluarkan semua udara dari

dalam paru-paru dan saluran nafas (Putri & Sumarno, 2013).

Posisi semi fowler efektif di berikan pada klien asma bronhial

sebagai salah satu cara untuk membantu mengurangi sesak napas. Posisi

semi fowler dengan derajat kemiringan 45°, yaitu dengan menggunakan


15

gaya gravitasi untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi

tekanan dari abdomen pada diafragma dan mampu meredakan

penyempitan jalan napas dan memenuhi O2 dalam darah (Safitri &

Andriyani, 2011).

C. AsuhanKeperawatanKetidakefektifan Bersihan Jalan Nafas

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian dilakukan pada klien asma bronkial menurut Wijaya &

Putri (2013) dan Priscilla, Karen, Gerene (2016) meliputi :

a. Identitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin ras dll

b. Informasi dan diagnosa medik yang penting

c. Data riwayat kesehatan

d. Riwayat kesehatan dahulu : pernah menderita penyakit asma

sebelumnya, menderita kelelahan yang amat sangat dengan sianosi

pada ujung jari.

e. Riwayat kesehatan sekarang

1) Biasanya klien sesak nafas, batuk-batuk, lesu tidak bergairah,

pucat, tidak ada nafsu makan, sakit pada dada dan pada jalan

nafas

2) Sesak setelah melakukan aktivitas / menghadapi suatu krisis

emosional

3) Sesak nafas karena perubahan udara dan debu

4) Batuk dan susah tidur karena nyeri dada.


16

f. Riwayat kesehatan keluarga

1) Riwayat keluarga yang mengalami asma

2) Riwayat keluarga positif menderita penyakit alergi, seperti

rinitis alergi, sinustis, dermatitis, dan lain-lain

g. Pemeriksaan fisik : tingkat distres yang tampak ,tanda-tanda vital,

kecepatan pernapasan dan ekskursi, suara napas di seluruh lapang

paru, nadi apikal.

h. Pemeriksaan diagnostik meliputi volume ekspirasi paksa, kecepatan

aliran ekspirasi puncak, gas darah.

2. Diagnosis

Salah satu masalah keperawatan untuk Asma bronkial menurut

NANDA adalah Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan spasme jalan napas (Herdman & Kamitsuru, 2015).

2. Intervensi Keperawatan

Menurut Moorhead, dkk (2016) tujuan perencanaan keperawatan

atau NOC untuk Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu :

NOC : Status Pernafasan : kepatenan jalan nafas dengan indikator

frekuensi pernafasan dalam batas normal (16-24 x/menit), irama

pernafasan reguler, kedalaman inspirasi normal berdasarkan skor awal

dan skor akhir dimana skala indikator (1 : deviasi berat dari kisaran

normal, 2 :deviasi yang cukup berat dari kisaran normal, 3 : deviasi

sedang dari kisaran normal, 4: deviasi ringan dari kisaran normal, 5: tidak

ada deviasi dari kisaran normal).


17

Menurut Bulechek, dkk (2016) Intervensi keperawatan pada

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas meliputi : Managemen jalan nafas,

pengurangan kecemasan, managemen asma.

NIC 1 yaitu Managemen jalan nafas dilakukan dengan intervensi :

a. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi

b. Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif.

c. Kelola pengobatan aerosol, sebagaimana mestinya.

d. Posisikan untuk meringankan sesak nafas.

NIC 2 yaitu pengurangan kecemasan dapat di lakukan dengan intervensi :

a. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

b. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan

c. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi

ketakutan, dengarkan klien

d. Puji / kuatkan perilaku yang baik secara tepat, identifikasi pada saat

terjadi perubahan tingkat kecemasan.

NIC 3 yaitu managemen asma dapat di lakukan dengan intervensi :

a. Monitor reaksi asma

b. Ajarkan teknik yang tepat untuk menggunakan pengobatan dan alat

(misalnya : nebulizer)

c. Identifikasi pemicu yang diketahui dan reaksi yang biasanya terjadi

d. Ajarkan klien untuk mengidentifikasi dan menghindari pemicu, sebisa

mungkin.
18

NIC 4 yaitu managemen monitor tanda- tanda vital dapat di

lakukan dengan intervensi : monitor tekanan darah, suhu dan status

pernafasan dengan tepat.

3. Implementasi

Berdasarkan perencanaan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

yang berhubungan dengan asma bronchial pada tahap intervensi penulis

melakukan implementasi yaitu memposisikan klien untuk memaksimalkan

ventilasi, mengajarkan batuk efektif, memposisikan untuk meringankan

sesak nafas (posisi semi fowler), memberikan terapi nebulizer.

4. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada asma bronchial

teratasi ditandai dengan status pernafasan : kepatenan jalan nafas berupa

frekuensi pernafasan normal yaitu antara 16-24 x/menit, irama pernafasan

reguler (teratur), kedalaman inspirasi normal dengan indikator tidak ada

deviasi dari kisaran normal (Moorhead, dkk , 2016).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan

desain studi kasus dengan pendekatan fenomenologi. Studi kasus pada karya

tulis ilmiah ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan

keperawatan pada klien yang mengalami Asma Bronchial dengan fokus studi

ketidakefektifan bersihan jalan nafas di Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr.

Margono Soekardjo.

B. Batasan Istilah

Asma bronchial yaitu penyakit obstruksi saluran pernapasan yang

disebabkan kontraksi otot, inflamasi, dan penumpukan sekret disekitar

bronkus (Novarin, Murtaqib, Widayati, 2015). Sedangkan ketidakefektifan

bersihan jalan nafas yaitu ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau

obstruksi dari saluran napas guna mempertahankan jalan napas yang bersih.

Doenges, dkk (2014).

Karya tulis ilmiah studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan

berupa serangkaian tindakan yang diberikan secara berkesinambungan yaitu

pengkajian, diagnosa keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi

terhadap tindakan keperawatan serta pendokumentasian yang dilakukan pada

19
20

klien yang mengalami asma bronchial dengan fokus studi ketidakefektifan

bersihan jalan nafas di Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo.

C. Partisipan

Subyek yang digunakan yaitu 2 klien (dua kasus) yang mengalami

masalah keperawatan dan diagnosis yang sama yaitu klien dengan

ketidakefktifan bersihan jalan nafas pada asma bronchial di Ruang Dahlia

RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo yang memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria Inklusi

a. Klien rawat inap di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo yang

mengalami asma bronchial

b. Klien dewasa

c. Klien dengan permasalahan terdiagnosa ketidakefktifan bersihan jalan

nafas dan dirawat minimal 3 hari.

d. Klien bersedia menjadi responden.

2. Kriteria eksklusi

a. Klien anak-anak

b. Permasalahan yang berbeda

c. Klien yang kompleks


21

D. Lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi pengambilan kasus yang digunakan penulis dalam penyusunan

laporan kasus ini adalah di Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr. Margono

Soekardjo.

Sedangkan waktu penyelengaraan kegiatan asuhan keperawatan studi

kasus individu adalah 3 hari untuk klien 1 yaitu pada tanggal 11 April 2018

sampai tanggal 13April 2018 dan untuk klien 2 tanggal 14 April 2018 sampai

tanggal 16 April 2018 .

E. Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam masalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafasdi Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr.

Margono Soekardjo yaitu :

1. Wawancara

Penulis melakukan pengamatan secara langsung kepada klien

untuk mendapatkan data subyektif mengenai masalah ketidakefektifan

bersihan jalan nafas pada klien asma bronchial.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik

Dilakukan dengan pendekatan IPPA (inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi) pada sistem tubuh klien. Pengamatan dilakukan oleh penulis

secara langsung untuk mencari hal-hal mengenai asuhan keperawatan

dalam membantu proses pengamatan sebagai alat pendokumentasian

yang akan di teliti.


22

3. Studi dokumentasi dan angket

Studi dokumentasi dan angket dilakukan penulis untuk

mengumpulkan semua data hasil dari pemeriksaan diagnostik , hasil uji

laboratorium dan data lain yang mendukungkegiatan yang dilakukan

dalam asuhan keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada

klien asma bronchial.

F. Uji keabsahan data

Uji keabsahan data yang penulis gunakan dalam penyusunan karya

tulis ilmiah ini adalah memperpanjang waktu pengamatan atau tindakan pada

asuhan keperawatan yang diberikan dan mencari sumber informasi tambahan

menggunakan triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu klien, perawat dan

keluarga klien yang berkaitan dengan masalah ketidakefektifan bersihan jalan

nafas pada klien dengan asma bronchial di Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr.

Margono Soekardjo..

G. Analisa Data

Kesenjangan data antara teori dan kasus asuhan keperawatan pada

klien yang mengalami asma bronchial dengan studi kasus ketidakefektifan

bersihan jalan nafas dilakukan dengan menelaah seluruh data yang diperoleh,

kemudian dilakukan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,

perencanaan keperawatan, menetapkan diagnosis, melakukan tindakan yang

sesuai perencanaan dan kemudian dilakukan evaluasi dengan bahasa yang

sederhana sehingga mudah di pahami oleh pembaca dan penulis.


23

H. Etik Penelitian

1. Informed Consent (Lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, penulis

memberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari asuhan

keperawatan yang diberikan kepada calon responden. Apabila calon

responden bersedia untuk diteliti maka calon responden harus

mendatangani lembar persetujuan tersebut, dan jika calon responden

menolak untuk diteliti maka penulis tidak boleh memaksa dan tetap

menghormatinya.

2. Anonymity (Tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden penulis tidak

mencantumkan nama responden dalam pengolahan data. Namun Penulis

akan menggunakan inisial nama pada laporan kasus.

3. Confidentiality (Kerahasiaan).

Informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang

terkumpul dijamin kerahasiannya oleh penulis. Caranya data yang

terkumpul akan di musnahkan setelah penelitian selesai dilakukan oleh

penulis.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Gambaran lokasi pengambilan data

RSUD Prof Dr.Margono Soekardjo Purwokerto terletak di jalan

Doktor Gumbreg No. 1, Purwokerto, Berkoh, Purwoketo Selatan,

Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Dalam studi kasus ini dipilih 2

orang sebagai subyek studi kasus yaitu klien I (Ny. S) dan klien II

(Ny. N). Kedua subyek sudah sesuai dengan kriteria yang di tetapkan

sebagai subyek studi kasus.

2. Pengkajian

a. Identitas Klien

Tabel 4.1 Identitas Klien

IDENTITAS Klien 1 Klien 2


KLIEN
Nama Ny. S Ny. N
Umur 54 tahun 53 tahun
JenisKelamin Perempuan Perempuan
Alamat Lemberang Karang sari RT 04/
03/01Sokaraja RW 02 Kembaran
SD SMP
Pendidikan
Ibu Rumah Tangga Pedagang
Pekerjaan
Islam Islam
Agama
Jawa, Indonesia Jawa, Indonesia
Suku/Bangsa

24
25

Tabel 4.1 Identitas Klien Lanjutan


IDENTITAS Klien 1 Klien 2
KLIEN
Status Janda Janda
Perkawinan
No.RM 00695426 00299505
Diagnosa Medis Asma Bronchial Asma Bronchial
Tanggal Masuk 14 April 2018 14 April 2018

b. Riwayat Penyakit

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit

RIWAYAT
PENYAKIT Klien 1 Klien 2
Keluhan Klien mengatakan Klien mengatakan sesak
Utama sesak nafas sering nafas sudah sekitar 3 hari
terjadi pada malam hari berturut-turut dan lebih
saat udara dingin. sering dari pada biasanya.

Riwayat Klien datang ke IGD Klien mengatakan sesak


Penyakit RSUD Prof. Dr. nafas sudah sekitar 3 hari
sekarang Margono. Soekardjo berturut-turut dan lebih
Purwokerto pada sering dari pada biasanya,
tanggal 11 April 2018 sesak nafas biasanya
pada pukul 17.00 WIB, hanya terjadi pada pagi
dengan keluhan sesak hari saat bangun tidur
nafas, batuk berdahak, namun 3 hari ini sesak
sesak nafas setelah nafas menjadi berturut-
banyak melakukan turut dan lebih sering.
aktivitas, sulit tidur Biasanya saat sesak nafas
pada malam hari. klien meminum obat yang
diberikan oleh dokter di
poli saat kontrol, tapi
karena sesaknya tidak
sembuh sehingga
memutuskan untuk datang
ke rumah sakit. Klien
datang ke IGD RSUD
Prof. Dr. Margono.
Soekardjo Purwokerto
26

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Lanjutan


RIWAYAT Klien 1 Klien 2
PENYAKIT
Riwayat Klien mengatakan pada tanggal 14 April
penyakit pernah di rawat di 2018 pada pukul 17.00
dahulu RSUD Prof. Dr. WIB, dengan keluhan
Margono. Soekardjo sesak nafas, batuk
Purwokerto dengan berdahak, sesak nafas
penyakit yang sama pada pagi hari dan
sekitar 2 bulan yang berturut-turut.
lalu.

Riwayat Klien mengatakan ada Klien mengatakan sudah


keluarga anggota keluarga yang pernah di rawat di RSUD
mengalami penyakit Prof. Dr. Margono.
yang sama dengan Soekardjo Purwokerto 4
klien yaitu anak kali dan terakhir yaitu 2
pertama klien, dan tahun yang lalu dengan
tidak ada yang penyakit yang sama.
mempunyai riwayat
penyakit keturunan Klien mengatakan ada
seperti hipertensi, anggota keluarga yang
jantung dan diabetes mengalami penyakit yang
mellitus. sama dengan klien yaitu
nenek klien dan anak
kedua klien, dan tidak ada
yang mempunyai riwayat
penyakit keturunan seperti
hipertensi, jantung dan
diabetes mellitus.
27

c. Perubahan Pola Kesehatan ( Pendekatan Gordon /Pendektan

Sistem

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan ( Pendekatan Gordon

/Pendektan Sistem )

POLA Klien 1 Klien 2


KESEHATAN
Pola Persepsi Sebelum MRS : klien Sebelum MRS : klien
dan mengatakan bahwa mengatakan bahwa
Manajemen kesehatan itu penting, kesehatan itu penting,
Kesehatan apabila ada anggota apabila ada anggota
keluarga yang sakit akan keluarga yang sakit akan
dibawa berobat dibawa berobat
kepuskesmas atau rumah kepuskesmas atau rumah
sakit terdekat. sakit terdekat.
Sesudah MRS : Klien Sesudah MRS : Klien
mengatakan bahwa mengatakan bhwa
kesehatan itu mahal, kalau kesehatan itu mahal, kalau
sedang sakit seperti ini sedang sakit seperti ini
tidak nyaman dan kesulitan tidak nyaman dan
untuk bernafas. kesulitan untuk bernafas.

Pola Nutrisi Sebelum MRS :Klien


dan Metabolik Sebelum MRS : mengatakan sebelum sakit
Klien mengatakan sebelum makan 3x sehari dengan
sakit makan 3x sehari lauk pauk seaanya di
dengan lauk pauk seadanya rumah, minum setiap hari
di rumah, minum setiap hari sekitar 6 x/ hari atau
sekitar 6 x/ hari atau sekitar sekitar 8 gelas perhari
8 gelas perhari SesudahMRS :Klien
SesudahMRS : Klien mengatakan sesudah sakit
mengatakan sesudah sakit klien tidak nafsu makan,
makan masih teratur tiga makan hanya makan
kali sehari tapi hanya seperempat porsi makanan
makan setengah porsi yang disediakan rumah
makanan yang disediakan sakit, minum masih sama
rumah sakit, minum masih 6 x/hari
sama 6 x/hari

Pola Eliminasi Sebelum MRS : Klien Sebelum MRS:Klien


mengatakansebelum sakit mengatakansebelum sakit
BAB 2 x sehari dengan BAB 2 x sehari dengan
konsistensi feses padat, konsistensi feses padat
28

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan ( Pendekatan Gordon / Pendektan


Sistem ) Lanjutan
POLA Klien 1 Klien 1
KESEHATAN
BAK 5-6 x/ hari dengan BAK 5-6 x/ hari dengan
konsistensi kuning bening. konsistensi kuning bening.
Setelah MRS : Klien Setelah MRS : Klien
mengatakan sesudah sakit mengatakan sesudah sakit
BAB 1 x sehari dan BAK BAB 1 x sehari dan BAK
lancar, BAK 5-6 kali lancar BAK 5-6 kali
sehari. sehari.

Pola istirahat Sebelum MRS : Klien Sebelum MRS: Klien


tidur mengatakan tidur pada mengatakan tidur pada
malam hari selama 7 jam / malam hari selama 7 jam /
hari mulai 22.00-05.00 WIB hari mulai 22.00-05.00
dan setelah bangun tidur WIB dan setelah bangun
biasanya klien terlihat bugar tidur biasanya klien
Setelah MRS : Klien terlihat bugar
mengatakan selama dirawat Setelah MRS : Klien
di rumah sakit tidur kurang mengatakan selama
dari 5 jam sehari dirawat di rumah sakit
tidur kurang dari 5 jam
sehari

Pola Aktivitas Sebelum MRS : Klien SebelumMRS:Klien


dan Latihan mengatakan sebelum di mengatakan sebelum di
rawat di rumah sakit dapat rawat di rumah sakit dapat
melakukan aktivitas sehari- melakukan aktivitas
hari sendiri. sehari-hari sendiri.
Setelah MRS : Klien Setelah MRS :Klien
mengatakan selama dirawat mengatakan selama
aktivitas di bantu keluarga dirawat aktivitas di bantu
seperti makan/minum, keluarga seperti
mandi ,toieting, berpakaian, makan/minum, mandi
,toieting, berpakaian,

Pola Persepsi Sebelum MRS : Klien Sebelum MRS: Klien


Kognitif mengatakan panca indranya mengatakan panca
masih berfungsi dengan indranya masih berfungsi
baik dengan baik klien
Setelah MRS :Klien Setelah MRS : Klien
mengatakan panca mengatakan panca
indranya masih
29

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan ( Pendekatan Gordon / Pendektan


Sistem ) Lanjutan
POLA Klien 1 Klien 2
KESEHATAN
dengan baik. indranya masih berfungsi
dengan baik.

Pola Persepsi Sebelum MRS Sebelum MRS


dan a. Identitas diri : Klien a. Identitas diri : Klien
Konsep Diri mengatakan bahwa mengatakan bahwa
klien bernama Ny. S klien bernamaNy. N
dengan jenis kelamin dengan jenis kelamin
perempuan, klien perempuan, klien
mengatakan bahwa mengatakan bahwa
klien mampu klien mampu
mengenali dirinya mengenali dirinya
sebagai seorang ibu sebagai seorang ibu
dan nenek. dan nenek.
b. Ideal diri :klien b. Ideal diri :klien
mengatakan bahwa mengatakan bahwa
klien adalah seorang klien adalah seorang
nenek yang sering nenek yang sering
menyimpulkan segala menyimpulkan
sendirian segala sendirian
Peran diri : klien Peran diri : klien
adalah seorang yang adalah seorang yang
berperan sebagai ibu berperan sebagai ibu
rumah tangga. rumah tangga.
d. Harga diri : c. harga diri : : klien
klien mengatakan mengatakan bahwa
bahwa klien senang klien senang untuk
untuk berkumpul berkumpul dengan
dengan keluarga. keluarga.
e. Gambaran diri : d. Gambaran diri : :
keluarga klien keluarga klien
mengatakan mengatakan
berdasarkan berdasarkan
pernyataan klien pernyataan klien
bahwa klien bukan
merupakan sosok
yang pemalu dengan
kesakitan yang
dialami
Sesudah MRS
30

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan ( Pendekatan Gordon / Pendektan


Sistem ) Lanjutan
POLA Klien 1 Klien 2
KESEHATAN
bahwa klien bukan a. Identitas diri : Klien
merupakan sosok yang mengatakan bahwa
pemalu dengan klien bernamaNy. N
kesakitan yang dialami dengan jenis kelamin
Sesudah MRS perempuan,klien
a. Identitas diri : Klien mengatakan bahwa
mengatakan bahwa Klien mampu
klien bernama Ny. S mengenali dirinya
dengan jenis kelamin sebagai seorang ibu
perempuan, klien dan nenek.
mengatakan bahwa b. Ideal diri :klien
klien mampu mengatakan bahwa
mengenali dirinya klien ingin segera
sebagai seorang ibu sembuh dan kembali
dan nenek. kumpul bersama
b. Ideal diri :klien keluarga dirumah.
mengatakan bahwa c. Peran diri : klien
klien ingin segera adalah seorang nenek
sembuh dan kembali dan klien tidakbisa
kumpul bersama berkumpul dengan
keluarga dirumah. keluarga karena
c. Peran diri : klien sedang di rawat di
adalah seorang nenek rumah sakit.
dan klien tidakbisa d. harga diri : : klien
berkumpul dengan mengatakan bahwa
keluarga karena klien sedikit minder
sedang di rawat di dengan keadaan saat
rumah sakit. ini tapi klien optimis
d. Harga diri : klien untuk sembuh.
mengatakan bahwa e. Gambaran diri : :
klien sedikit minder keluarga klien
dengan keadaan saat mengatakan bahwa
ini tapi klien optimis klien sedih karena
untuk sembuh. dirawat di rumah
e. Gambaran diri : sakit .
31

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan ( Pendekatan Gordon / Pendektan


Sistem ) Lanjutan
POLA Klien 1 Klien 1
KESEHATAN
klien mengatakan bahwa
klien sedih karena dirawat
di rumah sakit .

Pola Peran dan Sebelum MRS : Klien Sebelum MRS : klien


hubungan mengatakan klien adalah mengatakan klien adalah
seorang nenek dan seorang nenek dan ibu.
keluarga klien mengatakan Setelah MRS : klien
bahwa klien sedih karena mengatakan bahwa saat
dirawat di rumah sakit. ini klien merupakan
Setelah MRS : Klien seorang ibu dan seorang
mengatakan bahwa saat ini nenek.
klien merupakan seorang
ibu dan seorang nenek.

Pola Sexual Sebelum MRS : Klien Sebelum MRS :Klien


Reproduksi mengatakan suaminya sudah mengatakan suaminya
meninggal 6 tahun yang lalu sudah meninggal 6 tahun
dan ia tinggal bersama yang lalu dan ia
keluarga yang memberikan tinggalbersama keluarga
kasih sayang. yang memberikan kasih
Setelah MRS : Klien sayang.
mengatakan keluarganya Setelah MRS :Klien
selalu mendampingi klien mengatakan keluarganya
dan memberikan dukungan. selalu mendampingi klien
Hal ini dibuktikan dengan dan memberikan
keluarga yang selalu dukungan. Hal ini
menemani klien. dibuktikan dengan
keluarga yang selalu
menemani klien.

Pola Koping Sebelum MRS : Klien Sebelum MRS : klien


dan Stres mengatakan bahwa klien mengatakan bahwa klien
tidak merasa stres atau tidak merasa stres atau
cemas terhadap sesuatu. cemas terhadap sesuatu.
Klien terkadang cuek Klien terkadang cuek
terhadap kehidupan terhadap kehidupan
sekitarnya. sekitarnya.
Saat MRS : Klien Saat MRS : Klien
mengatakan bahwa klien mengatakan bahwa
tidak cemas ,setelah pulang klien tidak cemas
klien akan dapat
32

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan ( Pendekatan Gordon / Pendektan


Sistem ) Lanjutan
POLA Klien 1 Klien 1
KESEHATAN
mengurangi aktivitas yang ,setelah pulang klien akan
berlebihan. dapat mengurangi
aktivitas yang berlebihan.

Pola Nilai dan Sebelum MRS : Klien Sebelum MRS : keluarga


Keyakinan mengatakan sebelum MRS klien mengatakan
klien rajin untuk sholat dan sebelum MRS klien rajin
berdoa untuk sholat dan berdoa
Saat MRS :Klien Saat MRS :keluarga
mengatakan bahwa klien mengatakan bahwa
keluarga dan klien keluarga dan klien
beranggapan penyakit ini beranggapan penyakit ini
sudah takdir dari Allah swt. sudah takdir dari Allah
Keluarga klien mencoba swt. Keluarga klien
sabar untuk mencoba sabar untuk
menghadapinya menghadapinya
33

c. Pemeriksaan fisik ( Pendekatan Head to Toe / Pendekatan Sistem )

Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik ( Pendekatan Head to Toe / Pendekatan

Sistem )

Pemeriksaan Klien 1 Klien 2


TTV Tekanan darah :160/100 Tekanan darah 130/90
mmhg, nadi 87 x/menit, mmhg, nadi 82 x/menit,
pernafasan 31 x/menit, pernafasan 29 x/menit,
suhu 36,9 oC. suhu 36,8 oC.
Kesadaran Composmentis (E4M6 V5) Composmentis (E4M6
V5)
Pemeriksaan
Head To Toe
Kepala Mesochepal, rambut Mesochepal,
pendek hitam rambutpendek hitam

Mata Konjungtiva tidak anemis, Konjungtiva tidak anemis,


sklera anikterik, pupil sklera anikterik, pupil
isokor, reflek cahaya isokor, reflek cahaya
normal. normal.

Telinga Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada


serumen berlebih, fungsi serumen berlebih, fungsi
pendengaran baik pendengaran baik

Hidung Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


polip, terpasang oksigen polip, terpasang oksigen
nasal kanul nasal kanul

Mulut Mukosa bibir lembab,tidak Mukosa bibir


ada sianosis, tidak ada lembab,tidak ada sianosis,
caries gigi, tidakada tidak ada caries gigi,
stomatitis tidakada stomatitis

Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


kelenjar tiroid kelenjar tiroid

Dada Simetris, Simetris,


Jantung : Inspeksi : Iktuskordis
Inspeksi : Iktuskordis
tidak terlihat
tidak terlihat
Palpasi : Iktuskordis
teraba di IC V mid
clavicula sinistra
34

Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik ( Pendekatan Head to Toe / Pendekatan


Sistem )
Pemeriksaan Klien 1 Klien 1
Palpasi : Iktuskordis Perkusi : Redup
teraba di IC V mid Auskultasi : S2>S1
clavicula sinistra reguler, tidak ada suara
Perkusi : Redup tambahan
Auskultasi : S2>S1
reguler, tidak ada suara
tambahan

Paru-paru Inspeksi : Dinding dada Inspeksi : Dinding dada


simetris, peningkatan simetris, peningkatan
usaha bernafas usaha bernafas
Palpasi : Taktil fremitus, Palpasi : Taktil fremitus,
getaran paru-paru kanan getaran
dan kiri sama paru-paru kanan dan kiri
Perkusi : Sonor sama
Auskultasi : RR 31 x/ Perkusi : Sonor
menit, ada suara Auskultasi : RR 29 x/
tambahan menit, ada suara
tambahan

Abdomen Inspeksi : Cembung Inspeksi : Cembung


Auskultasi : Bising usus Auskultasi : Bising usus
12 x / menit 12 x / menit
Palpasi : Tidak ada nyeri Palpasi : Tidak ada nyeri
tekan, supel tekan, supel
Perkusi : Timpani Perkusi : Timpani

Punggung Tidak ada dekubitus Tidak ada dekubitus

Genetalia Klien perempuan, tidak Klien perempuan, tidak


terpasangkateter terpasangkateter

Ekstermitas Terpasang infus ditangan Terpasang infus ditangan


kanan IVFD Dextrose 5 kanan IVFD RL
%
35

d. Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Klien 1 Klien 2
Pemeriksaan Nilai Normal
Satuan
laboratorium
Hasil
DARAH
LENGKAP
Hemoglobin 12.0 15.0 g/dL 11.7 – 15.5
Leukosit H 13610 H 11670 u/L 3600 - 11000
Hematokrit 40 L 48 % 35 - 47
Eritrosit 4.3 L 5.4 10^6/uL 3.8- 5.2
Trombosit 344.000 153.000 /uL 150000 - 440000
MCV 92.8 89.1 fL 80 - 100
MCH 27.7 27.7 pg/cell 26 - 34
MCHC L 29.9 L 31.1 % 32 - 36
RDW 13.5 13.3 % 11.5 - 14.5
MPV 10.6 11.2 Fl 9.4- 12.3
HITUNG
JENIS
Basofil 0.5 0.2 % 0-1
Eosinofil L 0.0 L 0.9 % 2-4
Batang L 0.7 L 0.7 % 3-5
Segmen H 86.2 H 72.8 % 50 - 70
Limfosit L 10.2 L 19.2 % 25 - 40
Monosit H 2.4 6.2 % 2-8
KIMIA
KLINIK
Ureum darah 21.7 31.7 mg/dL 14.98 - 38.52
Kreatinin 0,74 0,86 mg/dL 0.70 – 1.30
darah H 231 129 mg/dL ≥ 200
Glukosa
sewaktu
Natrium 140 143 mmol/L 134-145
Kalium 4,0 H 4.7 mmol/L 3.4 – 4.5
Klorida L 95 103 mmol/L 96-108
36

3. Analisa data

Tabel 4.6 Analisa data

Data Etiologi Masalah


Klien 1
DS : Klien mengatakan sesak Asma Ketidakefektifan
nafas, sesak nafas sering terjadi  bersihan jalan
pada malam hari saat udara kontraksi otot nafas
dingin, klien mengatakan batuk, polos
dan klien mengatakan sesak 
nafas saat kelelahan beraktivitas Spasme jalan
DO : RR = 31 x/menit, terpasang nafas
NRM 8 liter/ menit, klien
terlihat batuk berdahak,
terdengar suara wheezing, suara
nafas ronchi
Klien 2
DS : Klien mengatakan sesak Asma Ketidakefektifan
nafas sering terjadi pada pagi  bersihan jalan
hari saat bangun tidur. klien kontraksi otot nafas
mengatakan batuk, polos
DO : RR = 27 x/menit, 
terpasang oksigen 4 liter/ menit, Spasme jalan
klien terlihat batuk berdahak, nafas
klien tampak gelisah , terdengar
suara wheezing
37

4. Diagnosa Masalah

Tabel 4.7 Diagnosa Masalah

Klien 1
Data Masalah Etiologi
DS : Klien mengatakan sesak nafas, sesak Ketidakefektifan Spasme
nafas sering terjadi pada malam hari saat bersihan jalan jalan
udara dingin, klien mengatakan batuk, dan nafas nafas
klien mengatakan sesak nafas saat
kelelahan beraktivitas
DO : RR = 31 x/menit, terpasang NRM 8
liter/ menit, klien terlihat batuk berdahak,
terdengar suara wheezing.
Klien 1
DS : Klien mengatakan sesak nafas sering Ketidakefektifan Spasme
terjadi pada pagi hari saat bangun tidur. bersihan jalan jalan
Klien mengatakan batuk, nafas nafas
DO : RR = 27 x/menit, terpasang oksigen
4 liter/ menit, klien terlihat batuk
berdahak, klien tampak gelisah , terdengar
suara wheezing
38

5. Perencanaan
Tabel 4.8 Perencanaan
Dx. Kriteria Hasil Perencanaan
Keperawatan
Klien 1
Dx. NOC NIC
Keperawatan
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Managemen jalan
bersihan jalan keperawatan selama 3x24 jam, nafas
nafas diharapkan ketidakefektifan – Posisikan klien
berhubungan bersihan jalan nafas klien untuk
dengan spasme teratasi dengan kriteria hasil : memaksimalkan
jalan nafas NOC : Status Pernafasan : ventilasi
Kepatenan Jalan Nafas – Motivasi klien
Indikator Tujuan Awal untuk bernafas
pelan, dalam, dan
1. Frekuensi 5 3
batuk.
pernafasan
– Instruksikan
normal
bagaimana agar
2. Irama 5 3
bisa melakukan
pernafasan
batuk efektif
reguler
– Posisikan klien
(teratur)
untuk
3. kedalaman 5 3 meringankan
inspirasi sesak
normal – Berikan Terapi
Keterangan : nebulizer sesuai
1. Sangat berat 4. kebutuhan
Ringan – Monitor status
2. Berat 5. Tidak pernafasan dan
ada keluhan oksigenasi
3. Cukup
Klien 2
Dx. NOC NOC
Keperawatan
Ketidakefktifan Setelah dilakukan tindakan Managemen jalan
bersihan jalan keperawatan selama 3x24 jam, nafas
nafas diharapkan ketidakefektifan – Posisikan klien
berhubungan bersihan jalan nafas klien untuk
dengan spasme teratasi dengan kriteria hasil : memaksimalkan
jalan nafas NOC : Status Pernafasan : ventilasi
Kepatenan Jalan Nafas – Motivasi klien
untuk bernafas
pelan, dalam, dan
39

Tabel 4.8 Perencanaan Lanjutan

Dx. Kriteria Hasil Perencanaan


Keperawatan
Klien 2
Dx. NOC NIC
Keperawatan
Indikator Tujuan Awal – batuk.
– Instruksikan
1. Frekuensi 5 3
bagaimana agar
pernafasan
bisa melakukan
normal
batuk efektif
2. Irama 5 3
– Posisikan klien
pernafasan
untuk
reguler
meringankan
(teratur)
sesak
3. Kedalaman 5 3 – Berikan Terapi
inspirasi nebulizer sesuai
Keterangan : kebutuhan
1. Sangat berat monitor status
2. Berat pernafasan dan
3. Sedang oksigenasi
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
40

6. Pelaksanaan

Tabel 4.9Pelaksanaan

Klien 1
11 April 2018 12 April 2018 13 April 2018
Implementasi Implementasi Implementasi
Pukul 17.00 WIB Pukul 14.10 WIB Pukul 07.00 WIB
Melakukan Menanyakan
Mengkaji keluhan
pengkajian pada keluhan klien
klien
klien, mengkaji KU
klien, dan mengukur
TTV klien
17.20 WIB Pukul 14.20 WIB Pukul 07.30 WIB
Mengukur tanda- Mengukur TTV
Mengkaji keluhan
tanda vital
klien
17.30 WIB Pukul 14.30 WIB Pukul 11.0 WIB
Memberikan dan Mempertahankan
Memonitor pola
menganjurkan klien posisi semifowler
nafas klien dan
untuk minum obat
melakukan
peroral : Ambroxol
auskultasi suara
30 mg
nafas
17.45 WIB Pukul 14.45 WIB Pukul 19.00 WIB
Menganjurkan klien Memberikan
Memposisikan klien
untuk posisi semi terapi oksigen dan
semifowler
fowler Memonitor aliran
oksigen
18.00 WIB Pukul 18.20 WIB Pukul 10.00 WIB
Memberikan terapi Memonitor
Memberikan dan
nebulizer (ventolin 1 tetesan infus
menganjurkan klien
respule dan flexotid i
untuk minum obat
respule)
peroral : Ambroxol
30 mg
18.20 WIB Pukul 18.45 WIB Pukul 12.20 WIB
Memonitor IVFD Memberikan
Memberikan terapi
Dextrose 5 % terapi Nebulizer
nebulizer (ventolin 1
ventolin dan
respule dan flexotid i
flexotide 1
respule)
respule
41

Tabel 49Pelaksanaan Lanjutan


Klien 1
11 April 2018 12 April 2018 13 April 2018
Implementasi Implementasi Implementasi
18.30 WIB Pukul 19.00 WIB Pukul 13.00 WIB
Mengajarkan klien Memberikan aliran Memberikan
untuk batuk efektif oksigen terapi peroral
1.Methylprednisol
one 4 mg
Ambroxol 30 mg
Klien 2
14 April 2018 15 April 2018 16 April 2018
Implementasi
Pukul 14.30 WIB Pukul 14.10 WIB Pukul 07.00 WIB
Melakukan Mengkaji keluhan Menanyakan
pengkajian pada klien keluhan klien
klien, mengkaji
KU klien, dan
mengukur TTV
klien
Pukul 15.00 WIB Pukul 14.20 WIB Pukul 07.30 WIB
Mengkaji keluhan Mengukur tanda- Mengukur TTV
klien tanda vital
Pukul 15.15 WIB Pukul 14.45 WIB 08.00 WIB
Menganjurkan klien
Identifikasi pemicu Menganjurkan
untuk posisi semi
yang di ketahui dan minum air hangat
fowler
reaksi yang
biasanya terjadi
Pukul 15.55 WIB 15.15 WIB Pukul 09.00 WIB
Memposisikan Memberikan
Menganjurkan klien
klien semifowler terapi oksigen dan
minum air hangat
Memonitor aliran
oksigen
42

Tabel 4.9Pelaksanaan Lanjutan


Klien 2
14 April 2018 15 April 2018 16 April 2018
Implementasi
Pukul 17.30 WIB Pukul 18.20 WIB Pukul 10.00 WIB
Memberikan dan Memberikan terapi Memonitor tetesan
menganjurkan nebulizer (combivent infuse
klien minum obat 1 respule)
peroral: n scetyl
systein 200 mg dan
terasma syrup 1
sendok takar.
Pukul 18.45 WIB Pukul 18.45 WIB Pukul 12.20 WIB
Memberikan terapi Memonitor IVFD RL Memberikan dan
nebulizer 20 tpm menganjurkan
(combivent 1 klien minum obat
respule) peroral: n scetyl
systein 200 mg
dan terasma syrup
1 sendok takar.
Pukul 19.15 WIB Pukul 19.00 WIB Pukul 13.00 WIB
Memonitor IVFD Mengajarkan klien Memberikan
RL 20 tpm untuk batuk efektif terapi Nebulizer
combivent 1
respule
Menganjurkan Pukul 20.20 WIB Pukul 13,45 WIB
klien minum air Menganjurkan
Memberikan
hangat melakukan batuk
injeksi
efektif
methylprednisolone
43

7. Evaluasi

Tabel 4.10Evaluasi

Klien 1
Hari 1 Hari 2 Hari 3
S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan
masih merasakan masih merasakan kadang masih merasakan
susah bernafas dan susah bernafas sesak nafas, namunsudah
batuk berdahak berkurang dan dapat berkurang dan tidak batuk
mengeluarkan dahak berdahak

O : Klien tampak O : Klien tampak O : Klien terlihat lebih


batuk, dan berusaha dapat mengeluarkan mudah bernafas , dan
mengeluarkan secret,RR : 26 x/ suara wheezing
secret,RR : 28 x/ menit berkurang, RR : 24 x/
menit, terdapat suara suara wheezing menit
wheezing berkurang
A : Masalah
A : Masalah A : Masalah ketidakefektifan bersihan
ketidakefektifan ketidakefektifan jalan nafas belum teratasi
bersihan jalan nafas bersihan jalan nafas
belum teratasi belum teratasi

P : Lanjutkan P : Lanjutkan P : Lanjutkan intervensi


intervensi intervensi 1. Kaji keluhan
1. Kaji keluhan 1. Kaji keluhan klien
klien klien 2. Anjurkan batuk
2. Ajarkan batuk 2. Anjurkan batuk efektif
efektif efektif 3. Pertahankan klien
3. Posisikan klien 3. Pertahankan klien semi fowler
semi fowler semi fowler 4. Kolaborasi medis
4. Kolaborasi 4. Kolaborasi medis pemberian
medis pemberian Nebulizer
pemberian Nebulizer
Nebulizer
44

Tabel 4.10 Evaluasi Lanjutan


Klien 2
Hari 1 Hari 2 Hari 3
S : Klien S : Klien mengatakan S : Klien mengatakan
mengatakan masih masih merasakan masih merasakan susah
merasakan susah susah bernafas bernafas berkurang dan
bernafas dan batuk berkurang dan dapat tidak batuk berdahak
berdahak mengeluarkan dahak
O : Klien terlihat lebih
O : Klien tampak O : Klien tampak mudah bernafas , dan
batuk, dan berusaha dapat mengeluarkan suara wheezing
mengeluarkan secret, secret, suara berkurang. RR : 22 x/
masih terdapat suara wheezing berkurang. Menit
wheezing. RR : 26 x/ RR : 25 x/ menit.
menit

A : Masalah A : Masalah A : Masalah


ketidakefektifan ketidakefektifan ketidakefektifan
bersihan jalan nafas bersihan jalan nafas bersihan jalan nafas
belum teratasi belum teratasi belum teratasi

P : Lanjutkan P : Lanjutkan
intervensi intervensi P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji keluhan 1. Kaji keluhan 1. Kaji keluhan klien
klien klien 2. Anjurkan batuk
2. Ajarkan batuk 2. Anjurkan batuk efektif
efektif efektif 3. Pertahankan klien
3. Posisikan klien 3. Pertahankan semi fowler
semi fowler klien semi Kolaborasi medis
Kolaborasi medis fowler pemberian Nebulizer
pemberian Nebulizer 4. Kolaborasi
medis
pemberian
Nebulizer
45

B. Pembahasan

Penulis akan membahas kesenjangan antara teori dengan

praktik selama melakuan asuhan keperawatan pada Ny. S dan Ny. N

yang mengalami asma bronchial dengan fokus studi ketidakefktifan

bersihan jalan nafas yang telah dilakukan penulis selama 3 hari pada

tanggal 11 -13 April 2018 (Ny. S) dan selama 3 hari pada tanggal 14-

16 April 2018 (Ny. N) di Ruang Dahlia RSUD Prof. Dr. Margono.

Soekardjo Purwokerto.

a. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 April 2018 untuk

klien 1 dan tanggal 14 untuk klien 2.Pengkajian adalah langkah

awal dalam berfikir kritis dan pengambilan keputusan yang

menghasilkan diagnosa keperawatan (Wilkinson dan Ahern,

2012).

Dalam pengambilan kasus ini, penulis mengumpulkan

data dengan wawancara kepada klien dan keluarga,

mengobservasi secara langsung, status klien dan dari

pemeriksaan fisik. Penulis melakukan pengkajian pada klien I

(Ny. S) berumur 54 tahun, dengan nomor regristasi 00695426

berjenis kelamin perempuan dan klien II (Ny.N) berumur 53

tahun dengan nomer regristasi 00299505 berjenis kelamin

perempuan dengan asma bronchial di ruang Dahlia rawat di

RSUD Prof. Dr. Margono. Soekardjo Purwokerto. Pengkajian


46

meliputi beberapa hal yang berkesinambungan pada klien asma

yaitu meliputi identitas klien, informasi dan diagnosa medik

yang penting, data riwayat kesehatan, data riwayat kesehatan

dahulu, data riwayat kesehatan sekarang dan data riwayat

kesehatan keluarga (Wijaya & Putri ,2013) dan (Priscilla,

Karen, Gerene, 2016).

Pada klien I dan klien II didapatkan keluhan sesak nafas

yang disertai suara nafas tambahan berupa mengi dan batuk

berdahak. Hasil pengkajian klien Ny. S didapatkan bahwa sesak

nafas muncul pada malam hari menjelang tidur dan saat

merasakan kelelahan saat aktivitasberlebih. Hal ini sesuai

dengan teoriBlack& Hawks (2014) bahwa salah satu penyebab

munculnya asma bronchial yaitu adanya aktivitas fisik yang

berlebih. Sedangkan pada Ny. N didapatkan data bahwa klien

merasakan sesak nafas pada pagi hari saat bangun tidur saat

udara dingin. Hal ini sejalan dengan penelitian menurut Laksana

& Berawi (2015) yang mengatakan bahwa Kondisi cuaca yang

berlawanan seperti temperatur dingin, tingginya kelembaban

dapat menyebabkan asma bronchial lebih parah berhubungan

dengan meningkatnya konsentrasi partikel alergenik yang akan

memicu terjadinya sesak nafas pada klien asma bronchial.Dan

didukung oleh penelitian menurut Purnomo (2008)menyebutkan

bahwa perubahan cuaca terutama cuaca dingin dapat


47

meningkatkan risiko terjadinya asma bronchial sebanyak

61,5%.Data- data yang di temukan penulis tersebut sesuai

dengan yang sudah di sampaikan oleh (Wijaya & Putri ,2013).

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Wijayaningsih (2013)

yang menjelaskan bahwa pengkajian dari kasus asma bronkial

diantaranya tanda dan gejala yang muncul yaitu dispneu,

perpanjangan ekspirasi mengi dan batuk.

Untuk hasil pemeriksaan tanda tanda vital pada klien I

(Ny. S) tekanan darah :160/100 mmhg, nadi 87 x/menit,

pernafasan 31 x/menit, suhu 36,9 oC. Sedangkan untuk tanda

tanda vital klien II (Ny. S) tekanan darah 130/90 mmhg, nadi 82

x/menit, pernafasan 29 x/menit, suhu 36,8 oC. Pada pemeriksaan

penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium dan tidak

dilakukan uji kulit hal ini kurang sesuai dengan teori Menurut

Mubarak, Chayatin, dan Susanto (2015) yang mengatakan bahwa

pemeriksaan diagnostik pada pasein asma bronchial yaitu

pmeriklasaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan uji kulit.

b. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat diambil pada Ny. S

dan Ny. N setelah di lakukan pengkajian dapat dirumuskan fokus

diagnosa keperawatan yaitu Ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan spasme jalan nafas sesuai dengan

batasan karakteristik menurut Herdman & Kamitsuru (2015)


48

yaitu batuk yang tidak efektif dispnea, gelisah, kesulitan

verbalisasi, mata terbuka lebar, ortopnea, penurunan bunyi nafas,

perubahan frekuensi nafas, perubahan pola nafas,

sianosis,sputum dalam jumlah yang berlebih, terdapat suara

tambahan, dan tidak ada batuk.

c. Perencanaan

Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus pada Ny.

S dan Ny. N ini didasarkan pada masalah keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas yaitu setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat

menunjukkan Status Pernafasan : kepatenan jalan nafas dengan

indikator frekuensi pernafasan, irama pernafasan, kedalaman

inspirasi dengan kriteria hasil frekuensi pernafasan dalam batas

normal (16-24 x/menit), irama pernafasan reguler, kedalaman

inspirasi normal

Intervensi yang dilakukan adalah managemen jalan nafas :

posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi, Instruksikan

bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif. Kolaborasi medis

pemberian nebulizer sesuai kebutuhan, Posisikan untuk

meringankan sesak nafas. pengurangan kecemasan : gunakan

pendekatan yang tenang dan meyakinkan. Managemen asma :

anjurkan klien minum air hangat.


49

d. Implementasi

Penulis melakukan implementasi pada Ny. S dan Ny. N,

berdasarkan dari intervensi yang telah susun oleh penulis , hal ini

dilakukan untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan

klien.

1. Memposisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi dan

mengurangi sesak nafas dengan posisi semi fowler/

fowler.Dari kedua klien dapat melakukan posisi semi

fowler, ditemukan data pada Ny.S saat hari pertama lebih

nyaman dalam posisi fowler untuk mengurangi sesak nafas.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyimpulkan

bahwa pemberian posisi semi fowler dapat efektif

mengurangi sesak nafas pada klien asma karena posisi semi

fowler dapat membantu mengembangkan paru dan

mengurangi tekanan dari abdomen pada diafragma (Safitri

& Andriyani, 2011)

2. Mengajarkan tentang batuk efektif untuk mengeluarkan

secret untuk Ny. S dan Ny. N. kedua klien dapat

mengeluarkan secret yang menghalangi jalan nafas dan

merasa lebih mudah bernafas saat secret sudah dikeluarkan.

Batuk efektif diperlukan dengan tujuan membuka ventilasi

pernafasan secara maksimal dan meningkatkan gerakan


50

secret ke jalan nafas besar untuk di keluarkan (Mutaqqin,

2008).

3. Managemen asma dengan memberikan air hangat untuk

diminum agar melegakan saluran pernafasan. Hal ini

dilakukan untuk kedua klien dan respon klien yaitu merasa

nyaman setelah diberikan minum air hangat secara rutin. Hal

ini didukung oleh hasil penelitian Adiputra &Rahayu (2017)

yang mengatakan bahwa minum air hangat berguna untuk

melancaran jalan nafas pada klien asma bronchial.

4. Monitoring vital sign sebelum dan sesudah pemberian

tindakan keperawatan untuk klien I (Ny. S) didapatkan

respon obyektif klien kooperatif tekanan darah 140/ 90, nadi

81 x/menit, suhu 36,2 OC, untuk klien II (Ny. N) di

dapatkan subyek obyektif klien kooperatfi dengan tekanan

darah 120/80 mmhg, nadi 81 x/menit, suhu 36,2 OC,

pernafasan 22x/menit

5. Kolaborasi medis pemberian nebulizer untuk Ny. S dan Ny.

N. Pada Ny. S diberikan terapi nebulizer (ventolin 1 respule

dan flexotid i respule) dengan data subyektif klien

mengatakan merasa lebih lega setelah di berikan nebulizer,

dan data subyektif klien terlihat lebih mudah bernafas,

nebulizer berjalan lancar. Sedangkan pada Ny. N diberikan

terapi nebulizer (combivent 1 respule) dengan data subyektif


51

klien mengatakan merasa lebih lega setelah di berikan

nebulizer, dan data subyektif klien terlihat lebih mudah

bernafas, nebulizer berjalan lancar. Menurut Putri &

Sumarno (2013) salah satu penatalakasanaan untuk klien

asma yaitu terapi nebulizer yang digunakan untuk

melebarkan bronkus.

6. Kolaborasi medis pemberian terapi obat untuk Ny. S dan

Ny. N. Pada Ny. S diberikan terapi IVFD Dextrose 5 % 20

tpm, Injeksi methylprednisolone 2 x 62,5 mg, Injeksi

ranitidine 2x1, Injeksi ceftriaxone 2x1 gr, Per oral

ambroxol, O2 8 liter / menit. Sedangkan pada Ny. N

diberikan IVFD RL 20 tpm, injeksi Ranitidine 2x1 Ampul,

injeksi Ceftriaxone 2x1 gr, PO N Scetyl systein 200 mg ,

terasma syrup 3x1 c, Nebulizer combivent 1 respule / 8 jam,

O2 4 liter/menit, Injeksi methylprednisolone 2 x 62,5 mg

mendapatkan respon obyektif obat telah masuk memalui

selang IV. Pada hasil studi kasus pada program terapi ada

beberapa obat yang diberikan namun pada pelaksanaannya

hanya dua obat itu yang saya berikan secara langsung untuk

terapi obat lainnya sudah diberikan oleh perawat lain.

e. Evaluasi keperawatan

Pada tahap evaluasi penulis akan melakukan evaluasi

untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dalam pencapaian


52

tujuan yang telah di buat. Dalam bab ini penulis hanya

menuliskan evaluasi pada hari terakhir. Evaluasi dilakukan

pada tanggal 13 April 2018 untuk Ny. S , dan evaluasi pada

tanggal 16 april 2018 untuk Ny. N.

Hasil evaluasi Ny. S dan Ny. N selama 3 hari

pengelolaan terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas

klien dimana untuk kriteria hasil yang sudah di rencanakan

dalam perencanaan seperti: frekuensi pernafasan normal yaitu

antara 16-24 x/menit, irama pernafasan reguler (teratur),

kedalaman inspirasi normal.

Hasil evaluasi tindakan keperawatan untuk Ny. S dan

Ny. N setelah dilakukan tindakan nebulizer kedua klien dapat

bernafas lebih lega, sesak nafas berkurang, dan tidak ada batuk,

klien terlihat mudah bernafas. Dimana untuk kedua klien

masalah teratasi sebagian karena klien masih sesak nafas dan

masih ada batuk walau sudah berkurang, dimana kadang masih

terdapat bunyi mengi atau whezing, frekuensi pernafan dan

kedalaman pernafasan dalam kisaran normal, namun

kedalaman pernafasan masih di rasakan klien.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil pengkajian yang sudah di lakukan pada kedua klien didapatkan

bahwa ada perbedaan penyebab dari kedua klien yaitu pada Ny. S

penyebab yang menimbulkan serangan asma yaitu karena kelelahan

aktivitas berlebih.

2. Diagnosa keperawatan yang didapatkan yaitu ketidakefektifan bersihan

jalan nafas, dimana data fokus yang di dapat dari pengkajian kedua klien

masuk dalam batasan karakteristik ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

3. Intervensi yang di berikan pada klien di harapkan dapat menunjukkan

adanya Status Pernafasan : kepatenan jalan nafas dengan indikator

frekuensi pernafasan dalam batas normal (16-24 x/menit), irama

pernafasan reguler, kedalaman inspirasi normal. intervensinya adalah

posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi, Instruksikan bagaimana

agar bisa melakukan batuk efektif. Kolaborasi medis pemberian nebulizer

sesuai kebutuhan, Posisikan untuk meringankan sesak nafas.

pengurangan kecemasan : gunakan pendekatan

53
54

yang tenang dan meyakinkan. Managemen asma : anjurkan klien minum

air hangat. Implementasi yang dilakukan pada kedua klien semua dapat

dilakukan.

4. Implementasi yang bisa di lakukan adalah memposisikan klien untuk

memaksimalkan ventilasi dan mengurangi sesak nafas dengan posisi

semi fowler, mengajarkan tentang batuk efektif , managemen asma

dengan memberikan air hangat untuk diminum agar melegakan saluran

pernafasan, monitoring vital sign, kolaborasi medis pemberian nebulizer,

kolaborasi medis pemberian terapi obat.

5. Evaluasi untuk Ny.S setelah dilakukan tindakan keperawatan pernafasan

klien menjadi 24 x / menit , irama nafas reguler , kedalaman nafas dalam

batas normal, klien merasa lebih lega dan sesak nafas berkurang.

Sedangkan untuk Ny. N setelah dilakukan tindakan keperawatan sesak

nafas berkurang pernafasan klien menjadi 22 x / menit, irama nafas

reguler , kedalaman nafas dalam batas normal.Berdasarkan hasil evaluasi

tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah ketidakefektifan bersihan

jalan nafas klien yang dialami kedua klien teratasi sebagian dengan

respon yang berbeda di antara kedua klien pada saat dilakukan tindakan

keperawatan. Dimana untuk Ny. S dalam mengurangi sesak nafas dalam

ketidakefektifan bersihan jalan nafas lebih lambat dari Ny. N Untuk

kedua klien tetap perlu dilakukan rencana tindak lanjut dan penentuan

waktu pencapaian tujuan. Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan

pengelolaan klien asma bronchial dengan ketidakefektifan bersihan jalan


55

nafas membutuhkan waktu lama dalam program terapi dan tidak cukup

dengan 3 x 24 jam karena serangan asma bronchial dapat terjadi tiba-tiba

saat klien terpapar factor pencetus asma bronchial. Kedua klien harus

mendapatakan pengobatan dan perawatan secara rutin.

B. Saran

Berdasarkan analisa dan kesimpulan, maka dalam sub bab ini penulis akan

menyampaikan beberapa saran diantaranya :

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan perawat pada saat melakukan pengkajian lebih fokus,

lengkap terkait penyebab dari asma bronchial dan data lain yang terkait

dalam proses keperawatan.

2. Bagi institusi

Diharapkan dapat memberikan referensi yang lebih lengkap.

3. Bagi klien dan keluarga

Bagi klien yaitu perlunya perawatan diri yang baik dirumah dan

termotivasi untuk dapat menghindari faktor pemicu yang dapat

mengakibatkan kekambuhan asma, dan dapat menerapkan posisi semi

fowler sesak nafas kambuh, meminum air hangat untuk melegakan nafas

dan diharapkan keluarga memberikan dukungan penuh serta motivasi

bagi klien.
Daftar Pustaka

Adiputra, I. M., & Rahayu, K. M. N. (2017). Mengkonsumsi Air Hangat Sebelum

Tindakan Nebulizer Meningkatkan Kelancaran Jalan Nafas Pada Pasien

Asma , (online), (https:// balimedikajurnal.com /index.php/bmj /article/

download /3/3, diakses 25 Oktober 2017)

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, (online),

(http;//www.depkes.go.id, diakses 25 Oktober 2017).

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah :managemen

klinis untuk hasil yang diharapkan, edisi 8 buku 3 .Jakarta : Salemba

Medika.

Bulechek, M.G.,Howard, K.B.,Joanne, M. D., & Wagner, M.C (2016). Nursing

intervention classification (NIC). United States of America: Elsevier

Mosby.

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten

Banyumas Tahun 2015. Banyumas: Dinkes Banyumas. (online),

(http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOT

A_2015/3302_Jateng_Kab_Banyumas_2015, diakses tanggal 26 Oktober

2017).

Djojodibroto, R.D. (2017). Respirologi (Respiratory Medicine) Edisi 2. Jakarta :

EGC.
Doenges, M. E., Moorhouse, F., Murr, A. C. Dkk. 2015. Manual diagnosis

keperawatan : rencana, intervensi & dokumentasi asuhan keperawatan .

editor edisi bahasa indonesia, Karyuni, P. E. dkk edisi 3. Jakarta : EGC.

Herdman & Kamitsuru. (2015). Diagnosis keperawatan : definisi keperawatan &

klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.

Fitri, R., Priyanto,H., Rinanda, T. (2016). Kepatuhan Pengobatan Asma dengan

Kualitas Hidup pada Pasien Asma Persisten. Jurnal Respir Indo Vol. 36

No.3, (online), (http://jurnalrespirologi.org/wpcontent/uploads/2017 /01/

JRI-2016 -36-3-130.pdf , (diakses tanggal 25 Oktober 2017).

Laksana, M.A., & Berawi, K. N. (2015). Faktor – Faktor Yang Berpengaruh pada

Timbulnya Kejadian Sesak Napas Penderita Asma Bronkial. Journal

Majority Volume 4 Nomor 9, (online), juke.kedokteran.unila.ac.id/inde

x.php/majority/article/download/1409/1253, diakses tanggal 26 Oktober

2017).

Lumbantobing, V. B. (2017). Efektivitas Terapi Nebulizer Dengan Ipratropium

Dan Fenoterol Terhadap Saturasi Oksigen. Jurnal Keperawatan BSI,Vol.5

No.1,(online),(http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/viewFil

e/1916/1423), diakses tanggal 29 Oktober 2017).

Maidartati, (2014). Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Bersihan Jalan Nafas

Pada Anak Usia 1- 5 Tahun Yang Mengalami Gangguan Bersihan Jalan

Nafas Di Puskesmas Moch. Ramdhan Bandung. Jurnal ilmu keperawatan

vol.11No1.(online),(http://ejournal.bsi.ac.id/assets/files/Jurnal_Keperawata
n_Volume_II_No_1_April_2014_Maidartati_47-56.pdf, diakses tanggal

29 Oktober 2017).

Moorhead, S.,Johnson, M., & Mass, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing

outcomes classification (NOC). United States of America: Elsevier Mosby.

Muttaqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.

Novarin,C., Murtaqib, Widayati, N. (2015). Pengaruh Progressive Muscle

Relaxation terhadap Aliran Puncak Ekspirasi Klien dengan Asma Bronkial

di Poli Spesialis Paru B Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember. e-Jurnal

Pustaka Kesehatan, volume 3 nomor 2, (online), (https://jurnal.

unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/ 2615/2119, diakses tanggal 25

Oktober 2017).

Nugroho, Y. A. & Kristiani, E. E. (2011). Batuk Efektif Dalam Pengeluaran

Dahak Pada Pasien Dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Di

Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Baptis Kediri. Jurnal stikes R.S.

Baptis Kediri Volume 4, No. 2,(online), (http://cpanel.petra.ac.id

/ejournal/index.php/stikes/article/viewFile/18621/18384, diakses tanggal

29 Oktober 2017).

Pribadi. Setyaji, M. I. Pertiwi, A. K. (2016). Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap

Ekspektorasi Sputum dan Peningkatan saturasi Oksigen Penderita PPOK

di RSP Dungus Madiun. Jurnal Keperawatan Madiun Vol. 3 No.


1.(online), (http://www.akpermadiun.ac.id/web/file/jurnal/Jurnal%202016-

2.pdf , diakses tanggal 29 Oktober 2017).

Priscilla, L., Karen, M. B., Gerene, B. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah. Jakarta : EGC.

Purnomo. (2008). Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian asma

bronkial pada anak (studi kasus di RS Kabupaten Kudus). Semarang:

Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro . (online), (http://eprints

.undip.ac.id/18656/1/P_U_R_N_O_M_O.pdf, diakses tanggal 29 Oktober

2017).

Putri, H. & Soemarno, S. (2013). Perbedaan Postural Drainage Dan Latihan Batuk

Efektif Pada Intervensi Nabulizer Terhadap Penurunan Frekuensi Batuk

Pada Asma Bronchiale Anak Usia 3-5 Tahun. Jurnal Fisioterapi Volume

13 Nomor 1, (online), (http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-

3896-soemarno.pdf , diakses tanggal 29 Oktober 2017).

Rekam Medik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. 2017.

Safitri, R & Andriyani, A. (2011) . Keefektifan Pemberian Posisi Semi Fowler

Terhadap Penurunan Sesaknafaspada Pasienasma Diruang rawat inap

Kelas iii rsud Dr. Moewardi Surakarta. Gaster, vol. 8, no. 2, (online),

(http://www.jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/viewFile/2

9/26, diakses tanggal 29 Oktober 2017).

Wahyuni, A. H., & Yulia. (2014). Prevalensi Faktor-Faktor Pencetus Serangan

Asma Pada Pasien Asma Di Salah Satu Rumah Sakit Di Jakarta , (online),
(http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-05/S55279-

Anyta%20Hera%20Wahyuni , diakses tanggal 26 Oktober 2017).

Wijaya, A. S., & Putri, Y. S. (2013). Keperawatan Medikal Bedah : keperawatan

dewasa teori dan contoh askep. Yogyakarta : Nuha Medika.

Wijaya, M. K. (2015). Aktivitas Fisik (Olahraga) Pada Penderita Asma. (online),

(https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/viewFile/10

301/6599 , diakses tanggal 26 Oktober 2017).

Wijayaningsih, K. S. (2013). Standar Asuhan Keperawatan, Cetakan Pertama.

Jakarta : Trans Info Media.


Lampiran

ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN

JALAN NAFAS PADA NY. S DENGAN ASMA BRONCHIAL

DI RUANG DAHLIA RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO

PURWOKERTO

DISUSUN OLEH :

INDAH PERMATA SARI

P1337420215087

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN

JALAN NAFAS PADA NY.S DENGAN ASMA BRONCHIAL

DI RUANG DAHLIA RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO

PURWOKERTO

I. PENGKAJIAN

Nama Pengkaji : Indah Permata Sari

Tempat Pengkajian : Ruang Dahlia

Tanggal Pengkajian : Rabu, 11 April 2018 pukul 17.00 WIB

Sumber Pengkajian : Klien, Keluarga, dan Catatan Medis

A. Identitas

1. Identitas Klien

Nama : Ny. S

Umur : 54 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Lemberang 03/01 Sokaraja

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia

No. RM : 00695426

Diagnosa Medis : Asma Bronchial

Tanggal Masuk : 11 April 2018


2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. U

Umur : 43 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Lemberang 03/01 Sokaraja

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Anak

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Klien mengatakan sesak nafas yang sering terjadi pada malam

hari saat udara dingin.

2. Keluhan Tambahan

Klien mengatakan batuk berdahak, sesak nafas saat kecapean

atau banyak melakukan beraktivitas, sesak nafas pada malam

hari menjelang waktu tidur sehingga sulit untuk tidur

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien datang ke IGD RSUD Prof. Dr. Margono. Soekardjo

Purwokerto pada tanggal 11 April 2018 pada pukul 15.00 WIB,

dengan keluhan sesak nafas, batuk berdahak, sesak nafas yang

sering terjadi pada malam hari.


4. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan pernah di rawat di RSUD Prof. Dr. Margono.

Soekardjo Purwokerto dengan penyakit yang sama sekitar 2

bulan yang lalu.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan ada anggota keluarga yang mengalami

penyakit yang sama dengan klien yaitu anak pertama klien, dan

tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti

hipertensi, jantung dan diabetes mellitus.

C. Pola Fungsional Gordon

1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan

Sebelum MRS : Klien mengatakan bawa kesehatan itu penting,

apabila ada anggota keluarga yang sakit akan

dibawa berobat ke puskesmas atau rumah sakit

terdekat.

Sesudah MRS : Klien mengatakan bahwa kesehatan itu mahal,

kalau sedang sakit seperti ini tidak nyaman dan

kesulitan untuk bernafas.

2. Pola Nutrisi dan Metabolik

Sebelum MRS : Klien mengatakan sebelum sakit makan 3x

sehari dengan lauk pauk seadanya di rumah,


minum setiap hari sekitar 6 x/ hari atau sekitar

8 gelas perhari

Sesudah MRS : Klien mengatakan sesudah sakit makan masih

teratur tiga kali sehari tapi hanya makan

setengah porsi makanan yang disediakan

rumah sakit, minum masih sama 6 x/hari

3. Pola Eliminasi

Sebelum MRS : Klien mengatakan sebelum sakit BAB 2 x

sehari dengan konsistensi feses padat, BAK

5-6 x/ hari dengan konsistensi kuning bening.

Setelah MRS : Klien mengatakan sesudah sakit BAB 1 x

sehari dan BAK lancar, BAK 5-6 kali

sehari.

4. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum MRS : Klien mengatakan tidur pada malam hari

selama 7 jam / hari mulai 22.00-05.00 WIB

dan setelah bangun tidur biasanya klien

terlihat bugar

Setelah MRS : Klien mengatakan selama dirawat di rumah

sakit tidur kurang dari 5 jam sehari


5. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum MRS : Klien mengatakan sebelum di rawat di

rumah sakit dapat melakukan aktivitas sehari-

hari sendiri.

Setelah MRS : Klien mengatakan selama dirawat aktivitas

di bantu keluarga seperti makan/minum,

mandi ,toieting, berpakaian.

Item yang Skor Nilai


dinilai
Makan 0 = Tidak mampu 2
(Feeding) 1 = Butuh bantuan memotong, mengoles
mentega dll.
2 = Mandiri
Mandi 0= Tergantung orang lain 0
(Bathing) 1= Mandiri
Perawatan 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
diri 0
1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut,
(Grooming) gigi, dan bercukur
Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju) 1
2 = Mandiri
Buang air 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak
kecil terkontrol
(Bowel) 1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam) 2
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7
hari)
Buang Iair 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu
besar enema)
(Bladder) n 2
1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
t 2 = Kontinensia (teratur)
Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain 1
toilet e
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
r melakukan beberapa halSendiri

pretasi hasil

20 : Mandiri

12-19 : Ketergantungan Ringan

9-11 : Ketergantungan Sedang

5-8 : Ketergantungan Berat

0-4 : Ketergantungan Total

6. Pola Persepsi Kognitif

Sebelum MRS : Klien mengatakan panca indranya masih

berfungsi dengan baik

Setelah MRS : Klien mengatakan panca indranya masih

berfungsi dengan baik.

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

Sebelum MRS

d. Identitas diri : Klien mengatakan bahwa klien bernama Ny. S

dengan jenis kelamin perempuan, klien mengatakan bahwa

klien mampu mengenali dirinya sebagai seorang seorang ibu

dan nenek.
e. Ideal diri :Klien mengatakan bahwa klien adalah seorang

nenek yang sering menyimpulkan segala sendirian

f. Peran diri : Klien adalah seorang yang berperan sebagai ibu

rumah tangga.

g. Harga diri : Klien mengatakan bahwa klien senang untuk

berkumpul dengan keluarga.

h. Gambaran diri : Keluarga klien mengatakan berdasarkan

pernyataan klien bahwa klien bukan merupakan sosok yang

pemalu dengan kesakitan yang dialami

Sesudah MRS

a. Identitas diri : Klien mengatakan bahwa klien bernama

Ny.Sdengan jenis kelamin perempuan, klien mengatakan

bahwa klien mampu mengenali dirinya sebagai seorang

seorang ibu dan nenek.

b. Ideal diri :Klien mengatakan bahwa klien ingin segera

sembuh dan kembali kumpul bersama keluarga dirumah.

c. Peran diri : Klien adalah seorang nenek dan klien tidakbisa

berkumpul dengan keluarga karena sedang di rawat di rumah

sakit.

d. Harga diri : Klien mengatakan bahwa klien sedikit minder

dengan keadaan saat ini tapi klien optimis untuk sembuh.


e. Gambaran diri : Keluarga klien mengatakan bahwa klien sedih

karena dirawat di rumah sakit.

8. Pola Peran dan hubungan

Sebelum MRS : Klien mengatakan klien adalah seorang

nenek dan ibu.

Setelah MRS : Klien mengatakan bahwa saat ini

klien merupakan seorang ibu dan seorang

nenek.

9. Pola Sexual Reproduksi

Sebelum MRS : Klien mengatakan suaminya sudah

meninggal 6 tahun yang lalu dan ia tinggal

bersama keluarga yang memberikan kasih

sayang.

Setelah MRS : Klien mengatakan keluarganya selalu

mendampingi klien dan memberikan

dukungan. Hal ini dibuktikan dengan

keluarga yang selalu menemani klien.

10. Pola Koping dan Stres

Sebelum MRS : Klien mengatakan bahwa klien tidak merasa

stres atau cemas terhadap sesuatu. Klien

terkadang cuek terhadap kehidupan

sekitarnya.
Setelah MRS : Keluarga klien mengatakan bahwa klien

tidak cemas ,setelah pulang klien akan dapat

mengurangi aktivitas yang berlebihan.

11. Pola Nilai dan Keyakinan

Sebelum MRS : Klien mengatakan sebelum MRS klien rajin

untuk sholat dan berdoa

Setelah MRS :Klien mengatakan bahwa keluarga

dan klien beranggapan penyakit ini sudah

takdir dari Allah swt. Keluarga klien

mencoba sabar untuk menghadapinya

D. Genogram

Keterangan :

= Wanita meninggal

= Laki-laki meninggal
= Perempuan

= Laki-laki

= Klien

--------- = Tinggal serumah

= Riwayat Asma

E. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Sedang

b. Kesadaran : Composmentis (E4M6 V5)

c. Tanda-tanda vital :

TD : 160/100 mmHg

N : 87 x/menit

RR : 31 x/menit

S : 36,9C

d. TB dan BB : TB :150 cm BB : 49 kg

e. Pemeriksaan Head To Toe

1. Kepala : Mesochepal, rambut pendek hitam

2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera anikterik, pupil

isokor, reflek cahaya normal.


3. Telinga : Simetris, tidak ada serumen berlebih, fungsi

pendengaran baik

4. Hidung : Tidak ada pembesaran polip, terpasang

oksigen nasal kanul

5. Mulut : Mukosa bibir lembab,tidak ada sianosis, tidak

ada caries gigi, tidak ada stomatitis

6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

7. Dada : Simetris,

a) Jantung :

Inspeksi : Iktuskordis tidak terlihat

Palpasi : Iktuskordis teraba di IC V mid

clavicula sinistra

Perkusi : Redup

Auskultasi : S2>S1 reguler, tidak ada suara

tambahan

b) Paru-paru

Inspeksi : Dinding dada simetris,

peningkatan usaha bernafas

Palpasi : Taktil fremitus, getaran paru-

paru kanan dan kiri sama

Perkusi : Sonor

Auskultasi : RR 31 x/ menit, ada suara

tambahan
c) Abdomen :

Inspeksi : Cembung

Auskultasi : Bising usus 12x/menit

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, supel

Perkusi : Timpani

d) Punggung : Tidak ada dekubitus

e) Genetalia : Klien perempuan, tidak terpasang

kateter

f) Ekstermitas: Terpasang infus ditangan kanan

IVFD Dextrose 5 %

Edema kekuatan otot

5 5

‒ ‒

‒ ‒ 5 5

2. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 11 April 2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


DARAH
LENGKAP
Hemoglobin 12.0 g/dL 11.7 – 15.5
Leukosit H 13610 u/L 3600 - 11000
Hematokrit 40 % 35 - 47
Eritrosit 4.3 10^6/uL 3.8- 5.2
Trombosit 344.000 /uL 150000 -440000
MCV 92.8 fL 80 - 100
MCH 27.7 pg/cell 26 - 34
MCHC L 29.9 % 32 - 36
RDW 13.5 % 11.5 - 14.5
MPV 10.6 fL 9.4 - 12.3
HITUNG JENIS
Basofil 0.5 % 0-1
Eosinofil L 0.0 % 2-4
Batang L 0.7 % 3-5
Segmen H 86.2 % 50 - 70
Limfosit L 10.2 % 25 - 40
Monosit H 2.4 % 2-8
KIMIA KLINIK
Ureum darah 21.7 mg/dL 14.98 - 38.52
Kreatinin darah 0,74 mg/dL 0.70 – 1.30
Glukosa sewaktu H 231 mg/dL ≥ 200
Natrium 140 mmol/L 134-145
Kalium 40 mmol/L 3.4 – 4.5
Klorida L 95 mmol/L 96 – 108

3. Terapi

a. IVFD Dextrose 5 % 20 tpm

b. Injeksi methylprednisolone 2 x 62,5 mg( Intravena )

c. Injeksi ranitidine 2x1 ampul ( Intravena )

d. Injeksi ceftriaxone 2x1 gr( Intravena )

e. Per oral ambroxol 3 x 1

f. O2 NRM 8 liter / menit

g. Nebulizer ventolin dan flexotid 3 x 1 / 8 jam


II. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1. DS : Klien mengatakan sesak Spasme jalan Ketidakefektifan
nafas, sesak nafas sering nafas bersihan jalan
terjadi pada malam hari nafas
saat udara dingin, klien
mengatakan batuk, dan
klien mengatakan sesak
K
nafas saat kelelahan
beraktivitas
e
DO : RR = 31 x/menit,
terpasang NRM 8 liter/
t
menit,klien terlihat
batukberdahak, terdengar
i
suara wheezing.
d2. DS : Klien mengatakan Hiperventilas Ketidakefektifan
kesulitan untuk bernafas, i pola nafas
a klien mengatakan sesak
nafas saat kecapean
k beraktivitas
DO : Klien terlihat pergerakan
e dada yang berat saat
bernafas, klien terlihat
f menggunakan otot bantu
pernafasan, terdengar
e suara wheezing di paru-
paru
k3. DS : Klien mengatakan sulit Dispneu Gangguan pola
untuk tidur dimalam hari, tidur
t klien sering merasa sesak
nafas dan batuk pada
i malam hari dan saat
udara dingin, klien tidur
f kurang dari 5 jam.
DO : klien terlihat kelelahan
a saat pagi hari, klien
terdapat katung mata
n
III. DIAGNOSA KEPEAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungandengan spasme

jalan nafas

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan dipsnea

IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx NOC NIC
I Setelah dilakukan tindakan Managemen jalan nafas
keperawatan selama 3x 24 jam, – Posisikan klien untuk
diharapkan ketidakefektifan bersihan memaksimalkan ventilasi
jalan nafas klien teratasi dengan – Motivasiklien untuk bernafas
kriteria hasil : pelan, dalam, dan batuk.
NOC : Status pernafasan : Kepatenan – Instruksikan bagaimana agar
jalan nafas bisa melakukan batuk efektif
– Posisikan klien untuk
Indikator Tujuan Awal meringankan sesak
– Berikan Terapi nebulizer
1. Frekuensi 5 3 sesuai kebutuhan
pernafasan – Monitor status pernafasan dan
normal oksigenasi
2. Irama 5 3
pernafasan
reguler
(teratur)
3. kedalaman 5 3
inspirasi
normal

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan

II Setelah dilakukan tindakan Monitor pernafasan


Dx NOC NIC
keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan pola – Monitor kecepatan,
napas klien kembali efekif dengan kriteria hasil irama, kedalaman, dan
kesulitan bernafas
Indikator Tujuan Awal
– Monitor suara nafas
1. Kepatenan jalan 5 3 tambahan
nafas – Monitor pola nafas
2. Dipanue saat 5 3 Terapi oksigen
istrirahat
3. Penggunaan otot 5 3 – Berikan oksigen
bantu nafas tambahan sesuai
kebutuhan
:
– Monitor aliran oksigen
NOC : Status pernafasan

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada

III Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC : Peningkatan tidur


3x24 jam, diharapkan gangguan pola tidur klien – Monitor pola tidur
teratasi dengan kriteria hasil : klien dan jumlah jam
NOC : Tidur tidur
– Menciptakan
Indikator Tujuan Awal lingkungan yang
nyaman
Jam tidur 6-8 jam/hari 5 3
– Anjurkan klien untuk
Perasaan segar setelah 5 3 memenuhi kebutuhan
tidur tidur klien
Pola tidur dalam batas 5 3 Monitor tanda-tanda
normal vital
Kualitas tidur dalam 5 3
batas normal

Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

11/04/ I, Melakukan pengkajian DS : Klien mengatakan bernama


2018 II, pada klien, mengkaji KU Ny. S, Umur : 58 tahun
17.00 III klien, dan mengukur TTV DO : Klien dirawat di ruang
WIB klien Dahlia
KU : sedang Indah
TD : 160/100 mmHg
R :31 x/menit
N :87x/menit
S : 36,9 o C

17.20 I, Mengkaji keluhan klien DS : Klien mengatakan sesak


WIB II nafas , batuk berdahak , sesak
nafas sering terjadi pada malam
hari sehingga kesulitan untuk
tidur, klien tidur kurang dari 5 Indah
jam.
DO : RR : 31 x/ menit, terdapat
suara tambahan berupa mengi /
wheezing, klien terlihat
kelelahan saat pagi hari, klien
terdapat katung mata
17.30 I, Memonitor pola nafas DS : Klien mengatakan sesak
WIB II klien dan melakukan nafas
auskultasi suara nafas DO : Terdengar wheezing Indah

17.45 I, Memposisikan klien DS : Klien mengatakan lebih


WIB II semifowler nyaman
DO : Terlihat sesak berkurang Indah
Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

18.00 II Memberikan dan DS : Klien mengatakan sudah


WIB menganjurkan klien untuk minum obat
minum obat peroral : DO : Obat oral masuk , tidak
Ambroxol 30 mg ada alergi Indah

18.20 I Memberikan terapi DS : Klien mengatakan merasa


WIB nebulizer (ventolin 1 lebih lega
respule dan flexotid i DO : Nebulizer berjalan lancar
respule) Indah

18.35 I Mengajarkan klien untuk DS : Klien mengatakan dapat


WIB batuk efektif melakukan batuk efektif
DO : Klien mampu melakukan
batuk efektif untuk Indah
mengeluarkan secret

18.50 I, Memberikan aliran DS : Klien mengatakan


WIB II oksigen merasakan ada udara yang
masuk.
DO : NRM 8 liter/menit Indah

19.35 I, Memberikan injeksi DS : -


WIB II, Ranitidin 1x 50 mg DO : Injeksi masuk IV , tidak
III ada alergi Indah

19.50 I, Memonitor IVFD DS : -


WIB II, Dextrose 5 % DO : IVFD Dextrose 5 % 20
III tpm masuk IV, menetes lancar,
tidak terdapat pembekakan atau Indah
plebitis pada tangan yang
terpasang infus.
Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

20.00 III Memonitor kebutuhan DS : Klien mengatakan tidur


WIB tidur klien selama 4 jam
DO : Klien terlihat mengantuk
tetapi tidak bisa tidur Indah

20.35 I, Menganjurkan klien DS : Klien mengatakan merasa


WIB II minum air hangat lebih nyaman saat minum air
hangat
DO : Klien minum air hangat 1
gelas Indah

21.00 III Menciptakan lingkungan DS : -


WIB yang nyaman dan DO : Klien beristirahat
menganjurkan klien untuk
beristirahat Indah

12 I, Mengkaji keluhan klien DS : Klien mengatakan masih


April II, batuk, sesak nafas saat akan
2018 III tidur, tidur hanya 4 jam.
14.10 DO : RR : 28 x/ menit
WIB Indah

14.20 I, Mengukur tanda-tanda DS : -


WIB II, vital DO : TD : 140/90 , N:86x/
III menit, RR : 28 x/menit, S :
36,50C Indah

14.30 I, Memberikan dan DS : Klien mengatakan obat


WIB II, menganjurkan klien untuk sudah diminum
III minum obat peroral : DO : Obat oral masuk, tidak ada
Ambroxol alergi Indah
Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

14.45 I, Menganjurkan klien untuk DS : Klien mengatakan sesak


WIB II posisi semi fowler berkurang
DO : Klien dalam posisi semi
fowler tampak lebih nyaman Indah

18.20 I Memberikan terapi DS : Klien mengatakan lebih


WIB nebulizer (ventolin 1 lega mulai mudah bernafas,
respule dan flexotid i sesak berkurang
respule) DO : Terlihat sesak berkurang
RR : 26 x/ menit Indah

18.45 I, Memonitor IVFD DS : -


WIB II, Dextrose 5 % DO : IVFD Dextrose 5 % 20
III tpm masuk IV, menetes lancar,
tidak terdapat pembekakan atau
plebitis pada tangan yang
terpasang infus. Indah

19.00 I, Memberikan aliran DS : Klien mengatakan udara


WIB II oksigen masuk dan dapat mudah
bernafas
DO : Terpasang nasal kanul 6 Indah
liter/menit

20.30 III Menciptakan lingkungan DS : -


WIB yang nyaman dan DO : Klien beristirahat
menganjurkan klien untuk
beristirahat Indah
Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

13 I, Menanyakan keluhan DS : Klien mengatakan sesak


April II, klien nafas berkurang, batuk sudah
2018 III tidak berdahak, semalam sudah
07.00 bisa tidur lama Indah
WIB DO : Suara wheezing berkurang

07. 15 III Memonitor pola tidur DS : Klien mengatkan semalam


WIB klien dan jumlah jam tidur dapat tertidur lama, 5 – 6 jam.
DO : Klien terlhat lebih segar,
dan tidak terdapat kantung mata Indah

07.30 I, Mengukur TTV DS : -


WIB II, DO : TD : 140/90, N : 81
II x/menit, RR : 25 x menit, S : Indah
36,2 0 C
11.00 I, Mempertahankan posisi DS : Klien mengatakan sesak
WIB II, semifowler nafas berkurang
III DO : Klien terlihat lebih Indah
nyaman
09.00 II Memberikan terapi DS : Klien mengatakan udara
WIB oksigen dan masuk dan dapat mudah
Memonitor aliran oksigen bernafas
DO : Terpasang nasal kanul 3 Indah
liter/menit

10.00 I, Memonitor tetesan infus DS : -


WIB II, DO : IVFD Dextrose 5 % lancar
III 20 tpm Indah
Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

12.20 I Memberikan terapi DS : Klien mengatakan lega dan


WIB Nebulizer ventolin dan lebih mudah mengeluarkan
flexotide 1 respule nafas
DO : Suara nafas tambahan :
wheezing berkurang Indah

13.00 I, Memberikan terapi DS : Klien mengatakan sudah


WIB II, peroral minum obat
III 1.Methylprednisolone 4 DO : Terapi peroral masuk
mg
Ambroxol 30 mg Indah
VI. EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf

11/04/20 I S : Klien mengatakan masih merasakan susah


18 bernafas dan batuk berdahak
21.00 O : Klien tampak batuk, dan berusasha
WIB mengeluarkan secret, masih terdapat suara
wheezing Indah
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi
Indikator Tujuan Awal Akhir
1. Frekuensi pernafasan 5 3 3
normal
2. Irama pernafasan 5 3 3
reguler (teratur)
3. kedalaman inspirasi 5 3 3
normal
Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
P : Lanjutkan intervensi
5. Kaji keluhan klien
6. Ajarkan batuk efektif
7. Posisikan klien semi fowler
8. Kolaborasi medis pemberian Nebulizer
11/04/20 II S : Klien mengatakan masih sesak nafas
18 O : RR : 31 x/menit, terpasang oksigen 6 liter
21.00 A :Masalah ketidakefektifan pola nafas belum
WIB teratasi Indah
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf

Indikator Tujuan Awal Akhir


1. Kepatenan jalan nafas 5 3 3
2. Dipanue saat istrirahat 5 3 3
3. Penggunaan otot bantu 5 3 3
nafas

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada

P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor pernafasan klien
2. Auskultasi suara nafas
3. Berikan terapi oksigen

11/04/20 III S : Klien mengatakan tidak bisa tidur, tidur


18 kurang dari 5 jam / hari
21.00 O : Klien terlihat kurang rileks, ada lingkar
WIB hitam di mata, klien tampak gelisah
A : Masalah gangguan pola tidur klien belum
teratasi Indah

Indikator Tujuan Awal Akhir

Jam tidur 6-8 jam/hari 5 3 3

Perasaan segar setelah 5 3 3


tidur
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf

Pola tidur dalam batas 5 3 4


normal
Kualitas tidur dalam 5 3 3
batas normal

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada

P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor pola tidur dan jam tidur klien
2. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
3. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Anjurkan klien memenuhi kebutuhan tidur
12/04/20 I S : Klien mengatakan masih merasakan susah
18 bernafas berkurang dan dapat mengeluarkan
20.30 dahak
WIB O : Klien tampak dapat mengeluarkan secret, Indah
suara wheezing berkurang
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi
Indikator Tujuan Awal Akhir
1. Frekuensi pernafasan 5 3 3
normal
2. Irama pernafasan reguler 5 3 4
(teratur)
3. kedalaman inspirasi 5 3 3
normal
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
P : Lanjutkan intervensi
5. Kaji keluhan klien
6. Anjurkan batuk efektif
7. Pertahankan klien semi fowler
8. Kolaborasi medis pemberian Nebulizer
12/04/20 II S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang
18 O : RR : 26 x/menit, terpasang oksigen nasal
20.30 kanul 4 liter
WIB A :Masalah ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi Indah
Indikator Tujuan Awal Akhir
4. Kepatenan jalan nafas 5 3 4
5. Dipanue saat istrirahat 5 3 3
6. Penggunaan otot bantu 5 3 4
nafas

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada

P: Lanjutkan intervensi
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf

1. Monitor pernafasan klien


2. Auskultasi suara nafas
3. Berikan terapi oksigen
12/04/20 S : Klien mengatakan masih sulit tidur, tidur
18 kurang dari 5 jam / hari
20.30 O : Klien terlihat kurang rileks, ada lingkar Indah
WIB hitam di mata, klien tampak gelisah

Indikator Tujuan Awal Akhir

Jam tidur 6-8 jam/hari 5 3 4

Perasaan segar setelah 5 3 4


tidur
Pola tidur dalam batas 5 3 5
normal
Kualitas tidur dalam 5 3 4
batas normal

A : Masalah gangguan pola tidur klien belum


teratasi
Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada

P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor pola tidur dan jam tidur klien
2. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf

3. Ciptakan lingkungan yang nyaman


4. Anjurkan klien memenuhi kebutuhan tidur
13/04/20 I S : Klien mengatakan masih merasakan susah
18 bernafas berkurang dan tidak batuk berdahak
13.00 O : Klien terlihat lebih mudah bernafas , dan
WIB suara wheezing berkurang
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan Indah
nafas belum teratasi
Indikator Tujuan Awal Akhir
4. Frekuensi pernafasan 5 3 5
normal
5. Irama pernafasan reguler 5 3 4
(teratur)
6. kedalaman inspirasi 5 3 4
normal

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
P : Lanjutkan intervensi
5. Kaji keluhan klien
6. Anjurkan batuk efektif
7. Pertahankan klien semi fowler
8. Kolaborasi medis pemberian Nebulizer
13/04/20 S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang
18 O : RR : 24 x/menit, terpasang oksigen nasal
13.00 kanul 3 liter
WIB A :Masalah ketidakefektifan pola nafas belum Indah
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf

Teratasi
Indikator Tujuan Awal Akhir
7. Kepatenan jalan nafas 5 3 4
8. Dipanue saat istrirahat 5 3 4
9. Penggunaan otot bantu 5 3 5
nafas

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada

P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor pernafasan klien
2. Auskultasi suara nafas
Monitor terapi oksigen
13/04/20 S : Klien mengatakan dapat tidur , tidur 6-7 jam
18 / hari
13.00 O : Klien terlihat segar, tidak terdapat lingkar
WIB hitam di mata
A : Masalah gangguan pola tidur teratasi Indah

Indikator Tujuan Awal Akhir

Jam tidur 6-8 jam/hari 5 3 5

Perasaan segar setelah 5 3 5


tidur
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf

Pola tidur dalam batas 5 3 5


normal
Kualitas tidur dalam 5 3 5
batas normal

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada

P :Pertahankan intervensi
1. Monitor pola tidur dan jam tidur klien
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman
3. Anjurkan klien memenuhi kebutuhan tidur
Lampiran

ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN

NAFAS PADA NY. N DENGAN ASMA BRONCHIALDI RUANG

DAHLIA RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO

DISUSUN OLEH :

INDAH PERMATA SARI

P1337420215087

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN

JALAN NAFAS PADA NY. N DENGAN ASMA BRONCHIAL

DI RUANG DAHLIA RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO

PURWOKERTO

I. PENGKAJIAN

Nama Pengkaji : Indah Permata Sari

Tempat Pengkajian : Ruang Dahlia

Tanggal Pengkajian : Rabu, 15 April 2018 pukul 14.30 WIB

Sumber Pengkajian : Klien, Keluarga, dan Catatan Medis

B. Identitas

1. Identitas Klien

Nama : Ny. N

Umur : 53 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Karang sari RT 04/ RW 02 Kembaran

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pedagang

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa, Indonesia

No. RM : 00299505

Diagnosa Medis : Asma Bronchial

Tanggal Masuk : 14 April 2018


2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. W

Umur : 28 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Karang sari RT 04/ RW 02

Kembaran

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Anak

C. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Klien mengatakan sesak nafas sudah sekitar 3 hari berturut-

turut dan lebih sering dari pada biasanya, sesak nafas

biasanya hanya terjadi pada pagi hari saat bangun tidur

namun 3 hari ini sesak nafas menjadi berturut-turut dan lebih

sering.

2. Keluhan Tambahan

Klien mengatakan batuk berdahak.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengatakan sesak nafas sudah sekitar 3 hari berturut-

turut dan lebih sering dari pada biasanya, sesak nafas

biasanya hanya terjadi pada pagi hari saat bangun tidur


namun 3 hari ini sesak nafas menjadi berturut-turut dan lebih

sering. Biasanya saat sesak nafas klien meminum obat yang

diberikan oleh dokter di poli saat kontrol,tapi karena sesaknya

tidak sembuh sehingga memutuskan untuk datang ke rumah

sakit. Klien datang ke IGD RSUD Prof. Dr. Margono.

Soekardjo Purwokerto pada tanggal 14 April 2018 pada pukul

17.00 WIB, dengan keluhan sesak nafas, batuk berdahak,

sesak nafas pada pagi hari dan berturut-turut.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan sudah pernah di rawat di RSUD Prof. Dr.

Margono. Soekardjo Purwokerto 4 kali dan terakhir yaitu 2

tahun yang lalu dengan penyakit yang sama.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan ada anggota keluarga yang mengalami

penyakit yang sama dengan klien yaitu nenek klien dan anak

kedua klien, dan tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit

keturunan seperti hipertensi, jantung dan diabetes mellitus.

D. Pola Fungsional Gordon

1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan

Sebelum MRS : Klien mengatakan bawa kesehatan itu

penting, apabila ada anggota keluarga


yang sakit akan dibawa berobat ke

puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Sesudah MRS : Klien mengatakan bhwa kesehatan itu

mahal,kalau sedang sakit seperti ini tidak

nyaman dan kesulitan untuk bernafas.

2. Pola Nutrisi dan Metabolik

Sebelum MRS : Klien mengatakan sebelum sakit makan 3x

sehari dengan lauk pauk seaanya di rumah,

minum setiap hari sekitar 6 x/ hari atau sekitar 8

gelas perhari

Sesudah MRS : Klien mengatakan sesudah sakit klien kurang

nafsu , klien makan hanya seperempat dari porsi

makanan yang disediakan rumah sakit, minum

4-5 x/hari

3. Pola Eliminasi

Sebelum MRS : Klien mengatakan sebelum sakit BAB 2 x

sehari dengan konsistensi feses padat, BAK 5-6

x/ hari dengan konsistensi kuning bening.

Setelah MRS : Klien mengatakan sesudah sakit BAB 1 x

sehari dan BAK lancar BAK 5-6 kali sehari.

4. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum MRS : Klien mengatakan tidur pada malam hari

selama 7 jam / hari mulai 21.00-04.00 WIB dan


setelah bangun tidur biasanya klien terlihat

bugar

Setelah MRS : Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit

tidur 5 jam sehari.

5. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum MRS : Klien mengatakan sebelum di rawat di rumah

sakit dapat melakukan aktivitas sehari-hari

sendiri.

Item yang Skor Nilai


dinilai
Makan 3 = Tidak mampu 2
(Feeding) 4 = Butuh bantuan memotong, mengoles
mentega dll.
5 = Mandiri
Mandi 0 = Tergantung orang lain 0
(Bathing) 1 = Mandiri
Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, 0
rambut, gigi, dan bercukur
Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
(Dressing) 1 = Sebagian dibantu (misal mengancing
baju) 1
2 = Mandiri
S
Buang air 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan
kecil (Bowel) tidak terkontrol
e
1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
2
t 2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7
hari)
e
Buang air 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu
l
besar enema)
(Bladder) 2
a 1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
h
Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain 1
toilet
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
M melakukan beberapa hal Sendiri

RS : Klien mengatakan selama dirawat aktivitas

di bantu keluarga seperti makan/minum, mandi

,toieting, berpakaian.

Interpretasi hasil

20 : Mandiri

12-19 : Ketergantungan Ringan

9-11 : Ketergantungan Sedang

5-8 : Ketergantungan Berat

0-4 : Ketergantungan Total

6. Pola Persepsi Kognitif

Sebelum MRS : Klien mengatakan panca indranya masih

berfungsi dengan baik klien


Setelah MRS : Klien mengatakan panca indranya masih

berfungsi dengan baik.

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

Sebelum MRS

a. Identitas diri : Klien mengatakan bahwa klien bernama Ny. N

dengan jenis kelamin perempuan, klien mengatakan bahwa

klien mampu mengenali dirinya sebagai seorang seorang ibu

dan nenek.

b. Ideal diri :Klien mengatakan bahwa klien adalah seorang

nenek yang sering menyimpulkan segala sendirian

c. Peran diri : Klien adalah seorang yang berperan sebagai ibu

rumah tangga dan pedagang.

d. Harga diri : Klien mengatakan bahwa klien senang untuk

berkumpul dengan keluarga.

e. Gambaran diri : Keluarga klien mengatakan berdasarkan

pernyataan klien bahwa klien bukan merupakan sosok yang

pemalu dengan kesakitan yang dialami

Sesudah MRS

a. Identitas diri : Klien mengatakan bahwa klien bernama Ny. N

dengan jenis kelamin perempuan, klien mengatakan bahwa

klien mampu mengenali dirinya sebagai seorang seorang ibu

dan nenek.
b. Ideal diri :Klien mengatakan bahwa klien ingin segera

sembuh dan kembali kumpul bersama keluarga dirumah.

c. Peran diri : Klien adalah seorang nenek dan klien tidak bisa

berkumpul dengan keluarga, serta tidak dapat bekerja seperti

biasanya karena sedang di rawat di rumah sakit.

d. Harga diri : Klien mengatakan bahwa klien sedikit minder

dengan keadaan saat ini tapi klien optimis untuk sembuh.

e. Gambaran diri : Keluarga klien mengatakan bahwa klien sedih

karena dirawat di rumah sakit dan ingin segera pulang .

8. Pola Peran dan hubungan

Sebelum MRS : Klien mengatakan klien adalah seorang nenek

dan ibu, serta mempunyai hubungan yang baik

dengan keluarga

Setelah MRS : Keluarga klien mengatakan bahwa saat ini klien

merupakan seorang ibu dan seorang nenek serta

mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga

,keluarga selalu menemani dan memberikan

dukungan kepada Ny. N .

9. Pola Sexual Reproduksi

Sebelum MRS : Klien mengatakan suaminya sudah meninggal 6

tahun yang lalu dan ia tinggal bersama keluarga

yang memberikan kasih sayang.


Setelah MRS : Klien mengatakan keluarganya selalu

mendampingi klien dan memberikan dukungan.

10. Pola Koping dan Stres

Sebelum MRS : Klien mengatakan bahwa klien tidak merasa

stres atau cemas terhadap sesuatu. Klien

terkadang cuek terhadap kehidupan sekitarnya.

Setelah MRS : Klien mengatakan bahwa klien tidak cemas

,setelah pulang klien akan melakukan kegiatan

seperti biasanya.

11. Pola Nilai dan Keyakinan

Sebelum MRS : Klien mengatakan sebelum MRS klien rajin

untuk sholat dan berdoa.

Setelah MRS :Klien mengatakan bahwa keluarga dan klien

beranggapan penyakit ini sudah takdir dari Allah

swt. Klien mencoba sabar untuk

menghadapinya.
E. Genogram

Keterangan :

= Wanita meninggal

= Laki-laki meninggal

= Perempuan

= Laki-laki

= Klien

------------- = Tinggal serumah

= Riwayat asma
F. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Sedang

b. Kesadaran : Composmentis (E4M6 V5)

c. Tanda-tanda vital :

TD : 130/90 mmHg

N : 82 x/menit

RR : 29 x/menit

S : 36,8 C

d. TB dan BB : TB :153 cm BB : 45 kg

e. Pemeriksaan Head To Toe

1. Kepala : Mesochepal, rambut pendek hitam

2. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera anikterik,

pupil isokor, reflek cahaya normal.

3. Telinga : Simetris, tidak ada sirumen berlebih,

fungsi pendengaran baik

4. Hidung: Tidak ada pembesaran polip, terpasang

oksigen nasal kanul

5. Mulut : Mukosa bibir lembab,tidak ada sianosis,

tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis

6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

7. Dada : Simetris,
a) Jantung :

Inspeksi : Iktuskordis tidak terlihat

Palpasi : Iktuskordis teraba di IC V mid

clavicula sinistra

Perkusi : Redup

Auskultasi: S2>S1 reguler, tidak ada suara

tambahan

b) Paru-paru

Inspeksi : Dinding dada simetris,

peningkatan usaha bernafas

Palpasi : Taktil fremitus, getaran

paru-paru kanan dan kiri sama

Perkusi : Sonor

Auskultasi : RR 29 x/ menit, ada suara

tambahan

8. Abdomen :

Inspeksi : Cembung

Auskultasi : Bising usus 12x/menit

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, supel

Perkusi : Timpani

9. Punggung : Tidak ada dekubitus

10. Genetalia : Klien perempuan, tidak terpasang kateter


11. Ekstermitas: Terpasang infus ditangan kanan IVFD

RL

Edema kekuatan otot

5 5

‒ ‒

‒ ‒ 5 5

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 14 April 2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


DARAH LENGKAP
Hemoglobin 15.0 g/dL 11.2 - 15.5
Leukosit H 11670 u/L 3600 - 11000
Hematokrit L 48 % 35 - 47
^
Eritrosit L 5.4 10 6/uL 3.8-5.2
Trombosit 153.000 /uL 150.000 – 440.000
MCV 89.1 fL 80 - 100
MCH 27.7 pg/cell 26 - 34
MCHC L 31.1 % 32 - 36
RDW 13.3 % 11.5 - 14.5
MPV 11.2 fL 9.5 - 12.4
HITUNG JENIS
Basofil 0.2 % 0-1
Eosinofil L 0.9 % 2-4
Batang L 0.7 % 3-5
Segmen H 72.8 % 50 - 70
Limfosit L 19.2 % 25 - 40
Monosit 6.2 % 2-8
KIMIA KLINIK
Ureum darah 31.7 mg/dL 14.98 - 38.52
Kreatinin darah 0,86 mg/dL 0.55 – 1.02
Glukosa sewaktu 129 mg/dL ≥ 200
Natrium 143 mmol/L 134 - 146
Kalium H 4.7 mmol/L 3.4 – 4.5
Klorida 103 mmol/L 96 - 108
G. Terapi
1) IVFD RL 20 tpm

2) injeksi Ranitidine 2x1 mg ( Intravena )

3) Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr( Intravena )

4) PO N Scetyl systein 200 mg

5) terasma syrup 3x1 sendok takar

6) Nebulizer combivent 1 respule / 8 jam

7) O2 4 liter/menit (nasal kanul )

8) Methylprednisolone 2 x 62,5 mg
III. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1. DS : Klien mengatakan Spasme jalan nafas Ketidakefektifan
sesak nafas sering terjadi bersihan jalan
pada pagi hari saat bangun nafas
tidur. klien mengatakan
batuk.
DO : RR = 27 x/menit,
terpasang oksigen 4
liter/ menit, klien
terlihat batuk berdahak,
klien tampak gelisah,
terdengar suara
wheezing.
2. DS : Klien mengatakan Hiperventilasi ketidakefektifan
kesulitan untuk pola nafas
bernafas, klien
mengatakan sesak
nafas.
DO : Klien terlihat ada
pergerakan dada yang
berat saat bernafas,
klien terlihat
menggunakan otot
bantu pernafasan, RR :
27 x/menit.
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
3. DS : Klien kurang nafsu Kurang asupan Ketidakseimban
makan, klien makan makanan gan nutrisi
hanya seperempat dari kurang dari
porsi makanan yang kebutuhan tubuh
disediakan rumah
sakit, minum 4 - 5
x/hari
DO : Klien terlihat hanya
makan seperempat
porsi yang disedikan
rumah sakit, TB : 153,
BB : 45

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan spasme

jalan nafas

2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kurang asupan makanan


III. INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx NOC NIC
I Setelah dilakukan tindakan Managemen jalan nafas
keperawatan selama 3x24 jam, – Posisikan klien untuk
diharapkan ketidakefektifan bersihan memaksimalkan ventilasi
jalan nafas klien teratasi dengan – Motivasi klien untuk
kriteria hasil : bernafas pelan, dalam, dan
Indikator Tujuan Awal batuk.
– Instruksikan bagaimana agar
1. Frekuensi 5 3
bisa melakukan batuk efektif
pernafasan normal
– Posisikan klien untuk
2. Irama pernafasan 5 3
meringankan sesak
reguler (teratur)
– Berikan Terapi nebulizer
3. Kedalaman 5 3 sesuai kebutuhan
inspirasi – monitor status pernafasan
Keterangan : dan oksigenasi
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
II Setelah dilakukan tindakan Monitor pernafasan
keperawatan selama 3x24 jam, – Monitor kecepatan, irama,
diharapkan pola napas klien kembali kedalaman, dan kesulitan
efekif dengan kriteria hasil : bernafas
Indikator Tujuan Awal – Monitor suara nafas
tambahan
1. Kepatenan jalan 5 3
– Monitor pola nafas
nafas
Terapi oksigen
2. Dipanue saat 5 3
– Berikan oksigen tambahan
istrirahat
sesuai kebutuhan
3. Penggunaan otot 5 3 – Monitor aliran oksigen
bantu nafas
Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada
III Setelah dilakukan tindakan Managemen nutrisi
keperawatan selama 3x24 jam, – Kaji adanya alergi makanan
diharapkan Ketidakseimbangan nutrisi – Anjurkan klien makan
kurang dari kebutuhan tubuh sedikit tapi sering
klienteratasi dengan kriteria hasil : Monitor nutrisi
NOC : Status nutris – Monitor mual muntah
Dx NOC NIC
3 Indikator Tujuan Awal Monitor turgor kulit
1. Asupan nutrisi 5 3
2. Asupan makanan 5 3
3. Asupan cairan 5 3

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

14/04/2018 I, Melakukan DS : Klien mengatakan


14.30 WIB II, pengkajian pada bernama Ny. N, Umur : 53
III klien, mengkaji KU tahun
klien, dan mengukur DO : Klien dirawat di ruang
TTV klien Indah
Dahlia
KU : sedang
TD : 130/90 mmHg,R
:29x/menit, N :82 x/menit,
suhu36,8o C
15.00 WIB I, Mengkaji keluhan Klien mengatakan sesak
II, klien nafas sudah sekitar 3 hari
III berturut-turut dan lebih
sering dari pada biasanya,
yang biasanya sesak nafas Indah
hanya terjadi pada pagi hari
saat bangun tidur, klien
batuk berdahak, dan klien
tidak nafsu makan.
DO : RR : 29 x/ menit,
terdapat suara tambahan
berupa mengi (wheezing)
Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

15.15 I Identifikasi pemicu DS : Klien mengatakan


yang di ketahui dan sesak nafas terjadi saat pagi
reaksi yang biasanya hari , dan saat udara dingin.
terjadi DO : Klien terlihat sesak
saat pagi hari dan udara Indah
dingin
15.20 WIB III Mengkaji adanya DS : Klien mengatakan
alergi makanan tidak ada alergi makanan
Indah
DO : -
15.35 WIB I, Mengkaji pola nafas DS : Klien mengatakan
II klien sesak nafas
DO : terdengar wheezing Indah
15.55 WIB I, Memposisikan klien DS : Klien mengatakan
II semifowler lebih nyaman
DO : Terlihat sesak
berkurang Indah
16.15 WIB I Mengajarkan klien DS : Klien mengatakan
untuk batuk efektif dapat melakukan batuk
efektif
DO : Klien mampu Indah
melakukan dan
mempraktekan cara batuk
efektif
16.35 WIB II Memberikan aliran DS : Klien mengatakan
oksigen merasakan ada udara yang
masuk.
DO : Nasal kanul 6 Indah
liter/menit
17.20 WIB I, Memberikan injeksi DS : -
II Ranitidin 1 x 50 mg DO : Injeksi masuk IV ,
dan injeksi tidak ada alergi
ceftriaxone 1 ampul Indah
18.15 III Menganjurkan klien DS : Klien mengatakan
makan sedikit tapi kurang nafsu makan
sering DO : Klien terlihat hanya
menghabiskan seperempat
porsi makanan yang Indah
disediakan rumah sakit
Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

17.30 WIB I Memberikan terapi DS : Klien mengatakan


nebulizer (combivent merasa lebih lega
1 respule) DO : nebulizer berjalan Indah
lancar

18.45 WIB I, Memberikan dan DS : Klien mengatakan


II menganjurkan klien sudah minum obat
minum obat peroral: n DO : Obat oral masuk ,
scetyl systein 200 mg tidak ada alergi Indah
dan terasma syrup
1sendok takar.
19.15 WIB I, Memonitor IVFD RL DS : -
II, 20 tpm DO : IVFD RL 20 tpm
III masuk IV, menetes lancar,
tidak terdapat pembekakan
atau plebitis pada tangan Indah
yang terpasang infus.
19.30 WIB II, Menganjurkan klien DS : Klien mengatakan
III minum air hangat merasa lebih nyaman saat
minum air hangat
DO : Klien minum air Indah
hangat 1 gelas
20.00 WIB III Memberikan injeksi DS : -
Methyl Prednisolone DO : Injeksi masuk IV ,
tidak ada alergi Indah
15/04/2018 I, Mengkaji keluhan DS : Klien mengatakan
14.00 WIB II, klien masih sesak berkurang,
III lebih lega dan batuk
membaik Indah
DO :RR : 26 x/menit
14.10 WIB I, Mengukur tanda- DS : -
II, tanda vital DO : TD : 130/90 , N:86x/
III menit, RR : 26 x/menit, S :
36,4 0C Indah
Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

14.45 WIB I, Menganjurkan klien DS : Klien mengatakan


II,I untuk posisi semi sesak berkurang
II fowler DO : Terlihat sesak
berkurang Indah
RR : 25 x/ menit
15.15 WIB I Menganjurkan klien DS : Klien mengatakan
minum air hangat merasa lebih nyaman saat
minum air hangat
DO : Klien minum air Indah
hangat 1 gelas
15.45 WIB III Menganjurkan klien DS : Klien mengatakan
untuk makan sedikit sudah mau makan
tapi sering DO : Klien terlihat makan
seperempat porsi yag Indah
disediakan
17.30 WIB I, Memberikan injeksi DS : -
II, Ranitidin 1 x 50 mg DO : Injeksi masuk IV ,
III dan injeksi tidak ada alergi
ceftriaxone 1 ampul Indah
17.45 WIB I, Memberikan dan DS : Klien mengatakan
II, menganjurkan klien obat sudah diminum
III minum obat peroral: n DO : Obat oral masuk,
scetyl systein 200 mg tidak ada alergi
dan terasma syrup Indah
1sendok takar.
18.20 WIB I Memberikan terapi DS : Klien mengatakan
nebulizer (combivent lebih lega mulai mudah
1 respule) berfas, sesak berkurang
DO : Terlihat sesak Indah
berkurang
RR : 25 x/ menit
18.45 WIB I, Memonitor IVFD RL DS : -
II 20 tpm DO : IVFD RL 20 tpm
masuk IV, menetes lancar,
tidak terdapat pembekakan
atau plebitis pada tangan Indah
yang terpasang infus.
Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

19. 00 WIB I Menganjurkan klien DS : Klien mengatakan


untuk batuk efektif dapat melakukan batuk
efektif
DO : Klien mampu Indah
melakukan dan
mempraktekan cara batuk
efektif
20.20 WIB I, Memberikan injeksi DS : -
II, methylprednisolone DO : Injeksi masuk IV ,
III tidak ada alergi Indah
16 April I, Menanyakan keluhan DS : Klien mengatakan
2018 II, klien sesak nafas berkurang
07.00 WIB III DO : Suara wheezing
berkurang Indah
07.30 WIB I, Mengukur TTV DS : -
II, DO : TD : 120/80, N : 81
III x/menit, RR : 24 x menit, S
: 36,2 0 C Indah
11.00 WIB I, Mempertahankan DS : Klien mengatakan
II posisi semifowler sesak nafas berkurang
DO : Klien terlihat lebih
rilexs Indah
09.00 WIB II Memberikan terapi DS : Klien mengatakan
oksigen dan udara masuk dan dapat
Memonitor aliran mudah bernafas
oksigen DO : terpasang nasal kanul
4 liter/menit Indah

10.00 WIB I, Memonitor tetesan DS : -


II, infus DO : IVFD RL lancar 20
III tpm Indah
Waktu Dx Implementasi Respon klien Paraf

11.35 III Menganjurkan klien DS : Klien mengatakan


makan sedikit tapi sudah mau makan
sering DS :Klien terlihat
menghabiskan setengah
lebih dari porsi yang Indah
disediakan rumah sakit
12.20 WIB I, Memberikan dan DS : Klien mengatakan
II, menganjurkan klien sudah minum obat
III minum obat peroral: DO : Terapi peroral masuk
n scetyl systein 200
mg dan terasma syrup Indah
1sendok takar.
13.00 WIB I Memberikan terapi DS : Klien mengatakan
Nebulizer combivent lega dan lebih mudah
1 respule mengeluarkan nafas
DO : Suara nafas tambahan
: wheezing berkurang Indah
13.45 WIB I Menganjurkan DS : Klien merasa nyaman
melakukan batuk DO : Klien dapat
efektif melakukan batuk efektif,
secet sedikit Indah
V. EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf


14/04/2018 I S : Klien mengatakan masih merasakan susah
21.00 WIB bernafas dan batuk berdahak
O :Klien tampak batuk, dan berusaha
mengeluarkan secret, masih terdapat suara
wheezing Indah
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan
nafas belum teratasi
Indikator Tujuan Awal Akhir
1. Frekuensi pernafasan 5 3 3
normal
2. Irama pernafasan 5 3 4
reguler (teratur)
3. kedalaman inspirasi 5 3 3
normal

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji keluhan klien
2. Ajarkan batuk efektif
3. Posisikan klien semi fowler
4. Kolaborasi medis pemberian Nebulizer

II S :Klien mengatakan masih sesak nafas


O: RR : 29 x/menit, terpasang oksigen nasal
kanul 6 liter
A :Masalah ketidakefektifan pola nafas belum Indah
teratasi
Indikator Tujuan Awal Akhir
10. Kepatenan jalan nafas 5 3 3
11. Dipanue saat istrirahat 5 2 3
12. Penggunaan otot bantu 5 3 3
nafas
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf
14/04/2018 Keterangan :
21.0 WIB 1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan

P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor pernafasan klien
2. Auskultasi suara nafas
3. Berikan terapi oksigen

14/04/2018 III S : Klien mengatakan tidak nafsu makan ,


21.00 WIB makan saat di bujuk oleh keluarga.
O : Klien terlihat makan hanya seperempat dari
porsi yang di sediakan rumah Indah
A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi klien
belum teratasi

Indikator Tujuan Awal Akhir


1. Asupan nutrisi 5 3 3
2. Asupan makanan 5 3 3
3. Asupan cairan 5 3 4

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan

P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor makanan klien
2. Kaji adanya alergi makanan
3. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
15/04/2018 I S : Klien mengatakan masih merasakan susah
20.30 WIB bernafas berkurang dan dapat mengeluarkan dahak
O :Klien tampak lebih mudah bernafas, dapat
mengeluarkan secret, bunyi suara tambahan mulai
jarang terdengar Indah
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf
belum teratasi
Indikator Tujuan Awal Akhir
1. Frekuensi pernafasan 5 3 4
normal
2. Irama pernafasan reguler 5 3 4
(teratur)
3. kedalaman inspirasi 5 3 3
normal

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji keluhan klien
2. Anjurkan batuk efektif
3. Pertahankan klien semi fowler
4. Kolaborasi medis pemberian Nebulizer

15/04/2018 II S :Klien mengatakan sesak nafas berkurang


20.30 WIB O : RR : 26 x/menit, terpasang oksigen nasal
kanul 3 liter
A :Masalah ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
Indah

Indikator Tujuan Awal Akhir


1. Kepatenan jalan nafas 5 3 4
2. Dipanue saat istrirahat 5 3 4
3. Penggunaan otot bantu 5 3 3
nafas

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor pernafasan klien
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf
1. Auskultasi suara nafas
2. Berikan terapi oksigen
15/04/2018 S : Klien mengatakan masih tidak nafsu makan
20.30 WIB O : Klien terlihat makan hanya seperempat dari
porsi yang di sediakan rumah
A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi klien
belum teratasi
Indikator Tujuan Awal Akhir Indah
1. Asupan nutrisi 5 3 4
2. Asupan makanan 5 3 4
3. Asupan cairan 5 3 5

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan

P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor makanan klien
2. Kaji adanya alergi makanan
3. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
16/04/2018 I S : Klien mengatakan masih merasakan susah
13.00 WIB bernafas berkurang dan tidak batuk berdahak
O :Klien terlihat lebih mudah bernafas
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan Indah
Indikator Tujuan Awal Akhir
1. Frekuensi pernafasan 5 3 5
normal
2. Irama pernafasan reguler 5 3 5
(teratur)
3. kedalaman inspirasi 5 3 4
normal
nafas belum teratasi

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf
5. Tidak ada keluhan
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji keluhan klien
2. Anjurkan batuk efektif
3. Pertahankan klien semi fowler
Kolaborasi medis pemberian Nebulizer
16/04/2018 S : Klien mengatakan sesak nafas berkurang
13.00 WIB O : RR : 22 x/menit, terpasang oksigen nasal
kanul 3 liter
A :Masalah ketidakefektifan pola nafas belum
teratasi
Indikator Tujuan Awal Akhir Indah
4. Kepatenan jalan nafas 5 3 5
5. Dipanue saat istrirahat 5 3 5
6. Penggunaan otot bantu 5 3 4
nafas

Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan

P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor pernafasan klien
2. Auskultasi suara nafas
3. Monitor terapi oksigen

16/04/2018 S : Klien mengatakan sudah mau makan dan


13.00 WIB mau menghabiskan porsi makan yang disediakan
rumah sakit
O : Klien terlihat bersemangat makan makanan
yang di sediakan rumah
A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi klien Indah
teratasi
Indikator Tujuan Awal Akhir
1. Asupan nutrisi 5 3 5
2. Asupan makanan 5 3 5
3. Asupan cairan 5 3 5
Tanggal DX Catatan Perkermbangan Paraf
Keterangan :
1. Sangat berat
2. Berat
3. Cukup
4. Ringan
5. Tidak ada keluhan
P : Pertahankan intervensi
1. Monitor makanan klien
2. Kaji adanya alergi makanan
Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
Lampiran

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

BATUK EFEKTIF

No Hal Nilai
Aspek Yang Dinilai
Ya Tidak
1 Pengertian Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi
dan mengganggu di saluran nafas dengan cara
dibatukkan
2 Tujuan Membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
Mengurangi sesak nafas
3 Prosedure A. Fase Pra Interaksi B. C.
Mempersiapkan alat dan bahan
Persiapan alat
1. Kertas tissue
2. Bengkok
3. Perlak/alas
4. Sputum pot berisi desinfektan
5. Air minum hangat
D. Fase Orientasi E. F.
Mengucapkan salam
Menjelaskan tujuan tindakan
Menjelaskan langkah prosedur
Menanyakan persetujuan / kesiapan klien
G. Fase Kerja H. I.
1. Perawat cuci tangan
2. Alat didekatkan pada sebelah kanan atau kiriJ. K.
penderita
3. Meminta klien meletakkan satu tangan di dada
dan satu tangan diabdomen
4. Melatih klien melakukan nafas perut (menarik
nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan,
jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta klien merasakan mengembangnya
abdomen (cegah lengkung pada punggung)
6. Meminta klien menahan nafas hingga 3 hitungan
7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam
3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup)
8. Meminta klien merasakan mengempisnya
abdomen dan kontraksi dari otot
No Nilai
Aspek Yang Dinilai
Ya Tidak
9. Memasang perlak/alas dan bengkok (di
pangkuan klien bila duduk atau didekat
mulut bila tidur miring)
10. Meminta klien untuk melakukan nafas dalam
2 kali , yang ke-3:inspirasi, tahan nafas dan
batukkan dengan kuat
11. Menampung lender dalam sputum pot
Merapikan klien
L. Fase Terminasi
Cuci tangan
Merapikan alat
Melakukan evaluasi
Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan
selanjutnya
Berpamitan
Jumlah
Lampiran

SOP PEMBERIAN TERAPI NEBULIZER

No Hal Nilai
Aspek Yang Dinilai Ya Tidak

1 Pengertian Penggunaan nebulizer adalah pemberian obat


dalam bentuk uap ( inhalasi ) kepada klien yang
mengalami kesulitan bernafas dengan
menggunakan alat nebulizer dan
perlengkapannya
2 Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan
pemberian nebuliser kepada klien yang
membutuhkan bantuan tambahan obat dalam
bentuk uap, sehingga pernafasannya menjadi
lancar
3 Prosedure M. FasePraInteraksi N. O.
Mempersiapkan alat dan bahan
Alat nebulizer
Obat
Sungkup masker
P. FaseOrientasi Q. R.
Mengucapkansalam
Menjelaskantujuantindakan
Menjelaskanlangkahprosedur

S. FaseKerja T. U.
1. Mencuci tangan
2. Petugas memegang nebulizer kit dengan tangan
kanan dan tidak memiringkan nebulizer kit
melebihi 450
3. Petugas menekan tombol power keposisi 1
(ON), kompresor akan hidup dan nebulizer
akan segera bekerja
4. Petugas menginhalasikan obat sesuai dengan
petunjuk dokter
5. Petugas memasang masker dewasa / anak
V. W.
No Hal Nilai
Aspek Yang Dinilai Ya Tidak

6. hingga menutupi mulut dan hidung, hiruplah


obat, kemudian keluarkan nafas dengan normal
melalui masker
7. Petugasmenginstruksikan klien untuk
menghirup obat dengan nafas normal,
kemudian keluarkan nafas dengan normal
melalui masker
8. Apabila inhalasi sudah selesai, petugas
mematikan alat dengan menekan tombol
keposisi OFF
9. Petugas melepaskan selang dari nebulizer kit
10. Petugas memeriksa dan memastikan selang
telah bersih dari campuran apapun
1. Petugas melapaskan selang dari kompresor dan
lepaskan kabel dari sumber listrik

X. FaseTerminasi
Cuci tangan
Merapikan alat
Melakukanevaluasi
Melakukan kontrak waktu untuk pertemuan
selanjutnya
Berpamitan
Jumlah
11, April 2018
14, April 2018
Lampiran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

1. Nama Lengkap : Indah Permata Sari

2. NIM : P1337420215087

3. Tempat Lahir : Pemalang

4. Tanggal Lahir : 7 Juni 1997

5. Jenis Kelamin : Perempuan

6. Alamatrumah : Desa Pagelaran, Kecamatan Watukumpul,

Kabupaten Pemalang RT 04 / RW 07

7. Telepon :082325320432

8. Email : indahpemky21@gmail.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Pendidikan SD di SDNegeri 1 Pagelaran , lulus tahun 2009

2. Pendidikan SMP di SMP Negeri 2 Bodeh, lulus tahun 2012

3. Pendidikan SMA di MA Negeri 1 Comal, lulus tahun 2015

Purwokerto, 3 Mei 2018

Indah Permata Sari

P1337420215087

Anda mungkin juga menyukai