KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto
Inayatul Mufidhah
NIM P1337420214017
KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto
Inayatul Mufidhah
NIM P1337420214017
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil laporan kasus yang saya tulis ini
adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa hasil laporan kasus
ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Inayatul Mufidhah
NIM. P1337420214017
iii
iv
v
PRAKATA
vi
8. Ibu Nofi Setiyani, AMK. sebagai Pembimbing Klinik dalam
penyusunan laporan kasus.
9. Ny. N atas ketersediaan, kerjasama dan dukungannya untuk
melakukan asuhan keperawatan sebagai laporan kasus.
10. Dosen dan staf karyawan Program Studi Keperawatan Purwokerto
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang yang telah memberikan
kenyaman dalam proses menuntut ilmu penulis,
11. Kedua orang tua saya yang telah memberikan cinta, kasih sayang, doa,
motivasi dan semangat sampai saat ini,
12. Sahabat dan rekan-rekan mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang Program Studi D III Keperawatan Purwokerto yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan akan mendapatkan balasan
dari Allah SWT. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dalam pembuatan
laporan kasus ini. Besar harapan penulis semoga laporan kasus ini dapat
bermanfaat untuk kedepannya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
3. Resiko Cedera pada Post Partum dengan Sectio Caesarea
a. Definisi .................................................................................. 10
b. Faktor Resiko ...................................................................... . 10
c. Pengelolaan ........................................................................... 10
B. Konsep Asuhan Keperawatan Resiko Cedera pada Post Partum dengan
Sectio Caesarea
1. Pengkajian............................................................................... . 11
2. Diagnosa Keperawatan ............................................................. 11
3. Perencanaan ............................................................................. 11
4. Implementasi .............................................................................` 13
5. Evaluasi................................................................................ .... 13
BAB III METODE PENULISAN
A. Metoda Penulisan ............................................................................ 15
B. Sampel ............................................................................................ 15
C. Lokasi .............................................................................................. 15
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 16
E. Analisis ............................................................................................ 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ................................................................................................. 17
B. Pembahasan ..................................................................................... 27
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 39
B. Saran ............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1. Pathway keperawatan risiko cedera ........................................... 9
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Dokumen Asuhan Keperawatan
2. Standar Operasional Prosedur Ambulasi Dini
3. Standar Operasional Prosedur Posisi Semi Fowler
4. Standar Operasional Prosedur Memandikan Pasien
5. Standar Operasional Prosedur Vulva Hygine
6. Lembar Bimbingan Penulisan KTI
7. Surat Ijin Pengambilan Data Penulisan KTI
8. Surat Ijin Pengambilan Kasus Penulisan KTI
9. Daftar Riwayat Hidup
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
seperti pada klien pasca operasi lainnya. Pada pasien post seksio sesarea
dianjurkan untuk istirahat pada 8-12 jam pertama, dan pada hari pertama (24
jam) post partum ibu dibantu untuk ambulasi (McKinney, James, Murray,
Nelson dan Ashwill, 2013).
Pada ibu post partum seksio sesarea ambulasi dini sangat dianjurkan
karena dapat memperbaiki sirkulasi, membuat nafas dalam dan menstimulasi
kembali fungsi gastrointestinal normal (Hanifa, Abdul dan Trijatmo, 2010).
Selain itu, ambulasi dini bermanfaat untuk ibu post operasi karena dapat
membuat ibu lebih sehat, mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli,
membuat sirkulasi darah menjadi lancar sehingga dapat mencegah terjadinya
thrombosis dan tromboemboli. Apabila ibu post seksio sesarea tidak
melakukan ambulasi dini dapat terjadi peningkatan suhu tubuh, perdarahan
yang abnormal dan involusi uterus yang tidak baik (Mochtar, 1998 dalam
Aisyah dan Budi (2011)).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus :
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi
3. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Postpartum
a. Definisi
b. Periode Postpartum
2. Sectio Caesarea
a. Definisi
5
6
perut dan rahim (Penny, Janet dan Keppler, 2008). Jadi dapat
disimpulkan, sectio caesarea merupakan suatu tindakan pembedahan
yang dilakukan untuk melahirkan bayi melalui sayatan pada perut
dan dinding rahim.
b. Etiologi
c. Manifestasi Klinis
d. Patofisiologi
anestesi bisa bersifat regional dan umum. Pengaruh anestesi bagi ibu
sendiri yaitu terjadinya penurunan saraf simpatis yang menyebabkan
kondisi diri menurun. Blokade simpatis akibat anestesi spinal
menyebabkan dilatasi pembuluh darah sehingga menurunkan
resistensi pembuluh darah sistemik yang dapat menyebabkan
hipotensi. Dengan mempertahankan pasien tetap duduk setelah
penyuntikan obat anestesi lokal akan menghasilkan blokade
anestesia yang adekuat, tetapi memiliki kekurangan yang pertama
yaitu penyebaran blok anestesi yang lebih lama setelah penyuntikan
anestetik lokal hiperbarik sehingga pasien akan diposisikan tidur
terlentang untuk menunggu penyebaran blokade anestesi. Yang
kedua yaitu risiko hipotensi yang lebih berat akibat penyempitan
pembuluh darah vena di ekstremitas bawah sehingga pada saat
blokade anestesia tercapai akan memblok persarafan simpatis.
Dengan begitu kondisi ibu yang lemah ini dapat berisiko mengalami
cedera (Halpern dan Douglas, 2005).
e. Indikasi
f. Kontraindikasi
g. Komplikasi
h. Pathway
Seksio sesarea
Resiko cidera
a. Definisi
b. Faktor Resiko
c. Pengelolaan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
Pada ibu post partum dengan seksio sesarea akan timbul diagnosa
keperawatan risiko cedera (Heardman, 2015).
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi :
Evaluasi :
A. Metoda Penulisan
B. Sampel
C. Lokasi
15
16
1. Wawancara
2. Observasi
3. Pengukuran
E. Analisis
Proses analisa data dimulai dari awal yaitu dimulai dari tinjauan
pustaka mengenai seksio sesarea. Data klien diperoleh dari proses
pengumpulan data kemudian dikelompokkan berdasarkan masalah yang
dialami klien dan sesuai dengan kriteria permasalahannya. Setelah data
dikelompokkan maka perawat dapat mengidentifikasi masalah kesehatan
klien (Nursalam, 2008).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pengkajian (Assesment)
a. Biodata Pasien
Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan pada hari Kamis
tanggal 20 April sampai 22 April 2017 pada pukul 12.45 WIB di
ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
didapatkan identitas klien yaitu Ny. N yang berusia 37 tahun dengan
alamat Sidabowa Rt 01 Rw 01, Patikraja, agama yang dianut islam,
pekerjaan seorang ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP.
Sedangkan biodata penanggung jawab yaitu suaminya bernama Tn. S
usia 38 tahun, alamat Sidabowa Rt 01 Rw 01, Patikraja, agama yang
dianut islam, pekerjaan karyawan, pendidikan terakhir SMP.
17
18
minggu sekali dan ketika usia kandungan 9 bulan klien periksa setiap
minggu.
e. Pemeriksaan Diagnostik
3. Perencanaan (Plan)
4. Pelaksanaan (Implementation)
tubuhnya masih terasa kaku dan berat untuk dibawa gerak. Pukul 20.00
WIB memotivasi klien untuk istirahat/tidur, respon : klien mengikuti
sesuai anjuran.
5. Evaluasi (Evaluation)
cedera adalah masalah belum teratasi klien tampak sudah mulai latihan
miring kanan kiri walaupun sebentar, namun klien masih tampak lemas.
Dengan pencapaian indikator klien terbebas dari cedera (skala akhir 2),
klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah cedera (skala
akhir 2), mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah cedera (skala
akhir 2), mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada (skala akhir
3), mampu mengenali perubahan status kesehatan (skala kahir 3).
Rencana tindak lanjut : dukung individu untuk memulai atau melanjutkan
latihan, anjurkan dan bantu klien untuk melakukan ambulasi dini,
dampingi klien setiap akan melakukan perpindahan serta dorong klien
untuk ambulasi secara independen dalam batas yang aman.
B. Pembahasan
1. Pengkajian (Assessment)
c. Pemeriksaan Fisik
e. Pemeriksaan Penunjang
3. Perencanaan (Plan)
4. Pelaksanaan (Implementation)
5. Evaluasi (Evaluation)
A. Simpulan
1. Pengkajian resiko cedera pada klien diperoleh data klien bernama Ny. N
usia 37 tahun post sectio cesarea dengan indikasi CPD. Data obejektif
yang penulis dapatkan meliputi klien masih tampak lemas, pucat, masih
kesulitan dalam menggerakkan anggota tubuhnya, dengan tanda-tanda
vital : tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 68 x/menit, respirasi 20 x/menit
dan suhu 36oC, Hb 11,0 g/dL, untuk aktivitasnya klien masih bergantung
dengan bantuan orang lain.
B. Saran
3. Mahasiswa Keperawatan
4. Penulis
Penulis harus lebih sering membaca buku dan belajar lebih giat lagi
sehingga bisa lebih memahami permasalahan-permasalahan yang dapat
muncul pada ibu dengan post sectio sesarea termasuk resiko cedera.
DAFTAR PUSTAKA
dengan tindakan mobilisasi dini pada ibu nifas 1 hari post sectio caesarea.
(http://journal.unisla.ac.id/pdf/19612014/1.%20Hubungan%20pengetahuan
nyeri pada pasien post sectio cesarea di ruang flamboyant RSUD Dr. R.
(http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:c56Rlq5F0YsJ:scho
lar.google.google.com/+tujuan+latihan+ambulasi+bertahap&hl=id&as_vis.
Kemenkes Semarang.
Bobak, Lowdermilk & Jensen. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas, edisi 4.
Jakarta : EGC.
Carol, J. & Wilkinson. (2012). Rencana asuhan keperawatan maternal & bayi
Hanifa, W., Abdul B. S, & Trijatmo R. (2010). Ilmu bedah kebidanan. Jakarta :
Bina Pustaka.
(https://www.poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/39PENGARUH%20TE
Janet dkk. (2013). Kebidanan oxford : dari bidan untuk bidan. Jakarta : EGC.
No. 2.
(http://jurnalonline.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jkk/article/download/75
Canada : Elsevier.
Singapura : Elsevier.
pada ibu post sectio cesarean di RSUD kota Salatiga. Surakarta : Program
(http://stikeskusumahusada.ac.id/digilib/files/disk1/30/01-gdl-partinist-
Penny, Janet & Keppler. (2008). Panduan lengkap kehamilan, melahirkan & bayi.
Jakarta : Arcan.
Potter & Perry. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan, edisi 4. Jakarta :
EGC.
pada Ny. E dengan post partum sectio caesarea di ruang anggrek rsud
Semarang.
Rahayu, A. P. (2016). Panduan praktikum keperawatan maternitas. Yogyakarta :
Deepublish.
Rasjidi, Imam. (2009). Manual seksio sesarea & laparatomi kelainan adneksia.
Rekam Medik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. (2016). Data
Rini & Kumala. (2016). Panduan asuhan nifas dan evidence based practice.
Yogyakarta : Depublish.
(http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/3031).
Winarsih, K. (2013). Pelaksanaan mobilisasi dini pada klien paska seksio sesarea.
(http://ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.php/JKEP/article/view/25/19).
Disusun oleh :
Inayatul Mufidhah
NIM. P1337420214017
I. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Inayatul Mufidhah
NIM : P1337420214017
Tempat : Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Waktu Pengkajian : Kamis, 20 April 2017 Pukul 12.45 WIB
A. Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Sidabowa Rt 1 Rw 1, Patikraja
No. RM : 02004892
Tanggal masuk RS : Rabu, 19 April 2017
Diagnosa medis : Post sectio cesarea P2A0 indikasi CPD
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan
Pendidikan : SMP
Alamat : Sidabowa Rt 1 Rw 1, Patikraja
Hubungan dengan pasien : Suami
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut yang dioperasi saat
dibawa gerak.
P : Nyeri luka post sectio cesarea
Q : Seperti tersayat-sayat
R : Jahitan dibagian perut bawah
S : Skala 6
T : Saat bergerak
Pasien tampak merintih kesakitan dan menunjukkan daerah nyerinya,
pasien tampak memegangi perutnya.
2. Keluhan Tambahan
Pasien mengatakan masih lemas, pusing, kakinya masih berat dan
kadang kesemutan.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke RSUD Margono Soekarjo Purwokerto pada hari
Rabu, 19 April 2017 untuk kontrol kehamilan ke poli kandungan
rujukan dari puskesmas Sidabowa dengan diagnosa medis G2P1A0
usia kehamilan 38 minggu dengan CPD karena letak oblik atau
miring. Riwayat obstetrik G2P1A0 dengan umur kehamilan 38
minggu, HPHT : 22 Agustus 2016, HPL : 29 Mei 2017. Instruksi
dokter Sp.OG untuk dilakukan tindakan sectio cesarea. Klien masuk
di ruang Flamboyan pukul 14.00 WIB dan dilakukan operasi sectio
cesarea pada tanggal 20 April 2017 pukul 09.40 WIB dengan indikasi
CPD (Cephalopelvic Disproportion) karena letak oblik, bayi lahir
pada pukul 09.45 WIB jenis kelamin laki-laki dengan BB : 3250
gram, PB : 49 cm, LK : 35 cm, LD : 34 cm. Setelah selesai dilakukan
tindakan operasi pasien dan bayinya dipindahkan ke ruang flamboyan
dengan diagnosa P2A0 post SCTP dan pemasangan IUD. Saat dikaji
pada pukul 12.45 WIB klien mengatakan masih lemas, kakinya masih
berat dan kadang kesemutan, sedikit pusing serta nyeri pada perut saat
dibawa bergerak dengan TD : 110/70 mmHg, Nadi : 68x/menit, RR :
20x/menit, Suhu : 36oC.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit saat
melahirkan anak pertamanya. Pasien mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit berat hingga harus dirawat di rumah sakit.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes, maupun jantung dan
belum ada yang pernah melahirkan sesar sebelumnya.
6. Riwayat Ante Natal Care
Trimester I : pasien mengeluh mual, pasien rutin periksa
ke puskesmas 1 bulan sekali.
Trimester II : pasien masih mengeluh mual, pasien rutin
periksa ke puskesmas 1 bulan sekali.
Trimester III : pasien tidak memiliki keluhan, dan
memasuki usia kehamilan 8 bulan tetap rutin periksa ke puskesmas 2
minggu sekali dan seminggu sekali ketika memasuki usia kandungan
9 bulan.
7. Riwayat Persalinan
Riwayat persalinan sebelumnya pasien melahirkan dengan spontan di
RS Wisnu Husada Patikraja berjenis kelamin perempuan, berat badan
3300 gram. Riwayat persalinan sekarang pasien melahirkan dengan
sectio cesarea pada tanggal 20 April 2017 pukul 09.45, berjenis
kelamin laki-laki berat badan : 3250 gram, panjang badan : 49 cm,
lingkar kepala : 35 cm, lingkar dada : 34 cm dengan lama persalinan
55 menit (mulai pukul 09.40 WIB dan selesai pukul 10.35 WIB)
dengan menggunakan anestesi spinal. Setelah pasien kembali ke ruang
flamboyan pasien mendapat perawatan di ruang pengawasan untuk
observasi perdarahan.
C. Riwayat Obstetrik
Menarche umur : 14 tahun
Siklus : 30 hari
Lamanya : 5-6 hari
Teratur/tidak : teratur
Dismenorche : sakit perut
D. Riwayat KB
Pasien mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik 3 bulan sekali,
dan sekarang pasien menggunakan IUD.
E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. Berat Badan : setelah melahirkan 60 kg
4. Tinggi Badan : 153 cm
5. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 68 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36oC
6. Kepala
Rambut : hitam, bersih, panjang dan tidak rontok
Mata : konjungtiva anemis
Hidung : simetris dan bersih tidak ada polip
Telinga : simetris dan bersih tidak ada serumen
Mulut dan gigi : mukosa bibir lembab, gigi bersih dan tidak
ada karies gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
7. Dada
Dinding Dada : simetris kanan kiri
Payudara : lunak, tidak terdapat benjolan kelenjar,
puting susu menonjol, aerola
hiperpigmentasi dan ASI sudah keluar.
Paru-paru : suara nafas vesikuler dan tidak ada bunyi
tambahan.
8. Abdomen : terdapat luka sectio cesarea yang
memanjang horizontal dengan panjang ±10 cm, tidak ada rembesan
pada bekas jahitan, kontraksi uterus keras, tinggi fundus uteri 2 jari
dibawah pusat.
9. Genetalia
Lokhea : rubra
Karakteristik : warna merah, berbau khas amis
Jumlah : kurang lebih 50 cc
10. Ekstremitas
Atas : tidak terdapat edema, tangan kiri terpasang
infus RL 20 tpm.
Bawah : tidak ada edema, tidak ada varises, masih
tampak lemah dan sulit untuk digerakkan
11. Kulit : lembab, turgor kulit baik <2 detik
H. Terapi
1. Tanggal 20 April 2017 :
a. IVFD RL 20 tpm
b. Clindamicin 2x300 mg (P.O)
c. Adver 2x1 tablet (P.O)
d. Asam mefenamat 2x500 mg (P.O)
e. Ketorolac 2x30 mg (IV)
2. Tanggal 21 April 2017
a. Clindamicin 2x300 mg (P.O)
b. Adver 2x1 tablet (P.O)
c. Asam mefenamat 2x500 mg (P.O)
3. Tanggal 22 April 2017
a. Clindamicin 2x300 mg (P.O)
b. Adver 2x1 tablet (P.O)
c. Asam mefenamat 2x500 mg (P.O)
II. ANALISA DATA
Tabel 1.4
Analisa Data pada Ny. N
NO Data Fokus Etiologi Problem
1 DS : Pasien mengatakan nyeri pada Agen injury Nyeri Akut
bagian perut yang dioperasi saat fisik (prosedur
dibawa gerak bedah)
P : Nyeri luka post sectio
cesarea
Q: Seperti tersayat-sayat
R: Jahitan dibagian perut bawah
S : Skala 6
T : Saat bergerak
DO : Saat dikaji pasien tampak
merintih kesakitan dan
menunjukkan daerah nyerinya,
pasien tampak memegangi
perutnya.
V. IMPLEMENTASI
Tabel 1.6
Implementasi Keperawatan pada Ny. N
Tanggal/Jam Dx Implementasi Respon Pasien Paraf
20 April
2017
12.45 WIB I, - Mengkaji keadaan umum dan Keadaan
II, kesadaran pasien umum pasien
III lemah, Inaya
kesadaran
composmentis
21 April
2017
07.00 I, - Mengobservasi keadaan Keadaan
II, pasien umum cukup, Inaya
III kesadaran
composmentis
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi adanya petunjuk nonverbal
mengenai ketidaknyamanan.
- Ajarkan teknik nonfarmakologi (nafas
dalam).
- Dorong pasien untuk memonitor nyeri
dan menangani nyerinya dengan tepat.
- Dukung istirahat/tidur yang adekuat
untuk membantu penurunan nyeri.
- Kolaborasi berikan individu penurun
nyeri dengan peresepan analgetik.
Tabel Lanjutan 1.7
Evaluasi Keperawatan pada Ny. N
Tanggal/Jam Dx Catatan Perkembangan Paraf
II S : Pasien mengatakan untuk aktivitasnya masih
dibantu suaminya dan perawat
O : Pasien terlihat masih dibantu oleh suami
untuk memenuhi kebutuhannya
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Sediakan teampat tidur berketinggian
rendah, yang sesuai
- Dorong untuk duduk ditepi tempat tidur,
disamping tempat tidur, atau dikursi
sebagaimana yang dapat ditoleransi
pasien
- Bantu pasien untuk duduk sisi tempat
tidur untuk memfasilitasi penyesuaian
sikap tubuh
- Bantu pasien untuk perpindahan sesuai
kebutuhan
P : Lanjutkan intervensi
- Dukung individu untuk memulai atau
melanjutkan latihan
- Anjurkan dan bantu pasien untuk
melakukan ambulasi dini
- Dampingi pasien setiap akan melakukan
perpindahan
- Dorong pasien untuk ambulasi secara
independen dalam batas yang aman.
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi adanya petunjuk nonverbal
mengenai ketidaknyamanan.
- Anjurkan untuk menggunakan teknik
nonfarmakologi (nafas dalam) untuk
mengurangi nyeri.
- Dorong pasien untuk memonitor nyeri
dan menangani nyerinya dengan tepat.
- Dukung istirahat/tidur yang adekuat
untuk membantu penurunan nyeri.
P : Pertahankan intervensi
- Sediakan tempat tidur berketinggian
rendah, yang sesuai
- Dorong untuk duduk ditepi tempat tidur,
disamping tempat tidur, atau dikursi
sebagaimana yang dapat ditoleransi
pasien
- Bantu pasien untuk perpindahan sesuai
kebutuhan
P : Lanjutkan intervensi
- Dukung individu untuk memulai atau
melanjutkan latihan
- Dampingi pasien setiap akan melakukan
perpindahan
- Dorong pasien untuk ambulasi secara
independen dalam batas yang aman
P : Pertahankan intervensi
- Dorong untuk duduk ditepi tempat tidur,
disamping tempat tidur, atau dikursi
sebagaimana yang dapat ditoleransi
pasien
P : Pertahankan intervensi
- Dukung individu untuk melanjutkan
latihan
- Dorong pasien untuk ambulasi secara
independen dalam batas yang aman
Lampiran 2
No Kegiatan Ya Tidak
A TAHAP PRA INTERAKSI
1. Melakukan program pengecekan terapi
2. Mencuci tangan
B TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum
kegiatan
C TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi
2. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
3. Mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan
4. Hari pertama
a. Ajarkan pasien untuk miring kanan dan kiri yang
dapat dimulai 6-10 jam setelah ibu sadar.
b. Anjurkan pasien untuk latihan pernafasan dapat
dilakukan ibu sambil terlentang.
5. Hari kedua
a. Bantu pasien untuk duduk diatas tempat tidur 5
menit
1) Tempatkan pada posisi terlentang
2) Pindahkan semua bantal
3) Regangkan kedua kaki perawat disamping
tempat tidur pasien yang paling dekat dengan
kepala tempat tidur
4) Tempatkan tangan perawat yang lebih jauh dari
klien dibawah bahu klien
5) Angkat badan klien untuk posisi duduk
b. Bantu pasien duduk ditepi tempat tidur
1) Tempatkan klien pada posisi miring
2) Pasang pagar tempat tidur pada sisi berlawanan
3) Tinggikan kepala tempat tidur pada ketinggian
yang ditoleransi oleh pasien
4) Berdiri pada sisi panggul klien yang berlawanan
5) Balikkan secara diagonal sehingga perawat
berhadapan dengan pasien dan menjauh dari
sudut tempat tidur
6) Regangkan kaki perawat dengan kaki paling
dekat ke kepala tempat tidur
7) Tempatkan lengan yang lebih dekat ke kepala
tempat tidur dibawah bahu pasien, sokong
kepala dan lehernya
8) Tempatkan tangan perawat yang lain diatas paha
pasien
9) Pindahkan tungkai bawah klien dan kaki ke tepi
tempat tidur
10) Tempatkan poros ke arah belakang kaki, yang
memungkinkan tungkai atas pasien memutar
kebawah
11) Pada saat bersamaan, pindahkan berat badan
perawat ke belakang tungkai dan angkat pasien
12) Tetap didepan klien sampai klien mencapai
keseimbangan. Turunkan tinggi tempat tidur
klien sampai kaki klien menyentuh lantai
6. Hari ketiga
a. Pertama-tama minta klien untuk duduk
b. Dengan tubuh ditahan tangan, geserkan kaki ke sisi
ranjang dan biarkan kaki menggantung sebentar
c. Setelah itu minta klien berdiri perrlahan dengan
bantuan orang lain dan tangan berpegangan pada
ranjang
d. Jika klien merasa pening, minta ibu untuk duduk
kembali untuk menstabilkan diri beberapa menit
sebelum melangkah
e. Letakkan tangan klien disamping badan atau
memegang telapak tangan anda
f. Berdiri disamping klien serta pegang telapak
tangan pada bahu klien
g. Bantu klien untuk berjalan perlahan-lahan
7. Melepas sarung tangan dan cuci tangan
8. Merapikan klien
D TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, bereskan alat
5. Mencuci tangan
6. Dokumentasi
Lampiran 3
No Kegiatan Ya Tidak
A TAHAP PRA INTERAKSI
1. Melakukan program pengecekan terapi
2. Mencuci tangan
B TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum
kegiatan
C TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi
2. Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
3. Mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan
4. Meminta klien untuk memfleksikan lutut sebelum
kepala dinaikkan
5. Menaikan kepala bed 15-45o atau semi fowler
6. Meletakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva
lumbal, jika ada celah disana
7. Meletakkan bantal kecil dibawah kepala klien
8. Meletakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut
sampai tumit
9. Memastikan tidak ada tekanan pada area popliteal dan
lutut dalam keadaan fleksi
10. Meletakkan gulungan handuk disamping masing-
masing paha
11. Meletakkan trochanter roll (gulungan handuk)
disamping masing-masing paha
12. Menopang telapak kaki klien dengan menggunakan
footboard
13. Meletakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan
tangan, bila klien memiliki kelemahan pada kedua
tangan
14. Melepaskan sarung tangan dan cuci tangan
15. Merapikan pasien
D TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, bereskan alat
5. Mencuci tangan
6. Dokumentasi
Lampiran 4
SOP MEMANDIKAN PASIEN
No Kegiatan Ya Tidak
A TAHAP PRA INTERAKSI
1. Melakukan program pengecekan terapi
2. Mencuci tangan
B TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum
kegiatan
C TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi
2. Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
3. Mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan
4. Tinggikan tempat tidur bila perlu
5. Tutup pintu dan sampiran
6. Ganti selimut dengan selimut mandi
7. Tanggalkan baju klien
8. Cuci bagian muka, telinga, leher
a. Letakkan handuk dibawah kepala klien
b. Bersihkan mata dari cantus dalam ke cantus luar
menggunakan waslap, dan tidak diberi sabun,
penggunaan sabun muka disesuaikan dengan
kebiasaan klien, kemudian dibiilas dan dikeringkan
c. Bersihkan daun telinga menggunakan waslap dan
sabun
d. Bersihkan leher menggunakan waslap dan sabun
9. Cuci lengan klien
a. Letakkan handuk dibawah lengan klien yang jauh
dari perawat dan meninggikan lengan dengan cara
memegang bagian siku, kemudian mencuci lengan
dari pergelangan tangan ke ketiak, bilas dengan air
bersih lalu dikeringkan
b. Ulangi lagi untuk tangan yang lain
10. Mencuci dada dan perut klien
a. Miringkan klien kearah membelakangi perawat,
lalu letakkan handuk besar melintang dibawah
punggung klien
b. Kembalikan klien pada posisi supine
c. Turunkan selimut mandi hingga batas atas pubis,
cuci dada hingga perut menggunakan waslap dan
sabun
d. Bilas dada dan perut dengan air bersih, setelah
selesai dikeringkan
11. Mencuci punggung
a. Miringkan pasien membelakangi perawat
b. Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan punggung
sampai pantat
c. Message punggung dapat dilakukan pada tahap ini
12. Oleskan lotion atau baby oil pada bagian-bagian
penonjolan tulang, jika terdapat luka decubitus bisa
oleskan antiseptic
13. Mencuci kaki
a. Membuka selimut mandi 1 sisi kaki (mulai dari
bagian kaki yang terjauh dari perawat)
b. Letakkan handuk dibawah kaki yang akan dicuci
c. Cuci dengan sabun, bilas dan keringkan
d. Cuci kaki yang satu dengan cara yang sama
14. Mencuci genetalia
a. Buka selimut mandi hingga didaerah pubis
b. Atur posisi klien pada posisi litotomi
c. Cuci organ genetalia dengan sabun, bilas dengan
air bersih dan keringkan
d. Kembalikan pada posisi supinasi
15. Bantu klien memakai baju bersih
16. Merapikan pasien
D TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, bereskan alat
5. Mencuci tangan
6. Dokumentasi
Lampiran 5
SOP VULVA HYGINE
No Kegiatan Ya Tidak
A TAHAP PRA INTERAKSI
1. Melakukan program pengecekan terapi
2. Mencuci tangan
B TAHAP ORIENTASI
1. Memberi salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum
kegiatan
C TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi.
2. Memasang selimut mandi.
3. Mengatur posisi dorsal rekumben.
4. Memasang perlak dan pengalas dibawah pantat
5. Ganti gurita, celana dan pembalut dilepas bersamaan
dengan memasang pispot, sambil memperhatikan
lochea. Celana dan pembalut dimasukkan dalam tas
plastik yang berbeda.
6. Pasien ditawarkan BAK/BAB dulu.
7. Perawat memakai sarung tangan.
8. Mengguyur vulva dengan air matang.
9. Pispot diambil.
10. Mendekatkan bengkok ke dekat pasien.
11. Mengambil kapas basah, membuka vulva dengan ibu
jari dan telunjuk tangan kiri.
12. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri dan
kanan, labia minora kiri dan kanan, vestibulum,
perineum. Arah dari atas ke bawah dengan kapas basah
1 kapas 1 kali usap.
13. Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan
perhatikan apakah lepas/longgar, bengkak, iritasi.
Membersihkan luka jahitan dengan kapas basah.
14. Menutup luka dengan kasa yang diolesi salep/bethadin.
15. Mengambil bengkok dan kom kapas serta alas dan
perlak.
16. Memasang celana dalam dan pembalut.
17. Merapikan pasien, mengambil selimut mandi dan
mengganti dengan selimut tidur.
18. Perawat melepas sarung tangan
19. Merapikan pasien
D TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, bereskan alat
5. Mencuci tangan
6. Dokumentasi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Inayatul Mufidhah
NIM. P1337420214017