Dosen Pengampu :
Dr.Jujuk Proboningsih,S.Kep.,M.Kes
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Asuhan Keperawatan Pasien dengan Pemenuhan
Kebutuhan Keamanan dan Proteksi”.
Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun seanantiasa kami harapkan. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Uraian Masalah
1.2 Skala Masalah
1.3 Kronologis Masalah
1.4 Solusi Masalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pemenuhan Kebutuhan Keamanan dan Proteksi
2.2 Definisi Masalah Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Keamanan dan Proteksi
2.3 Macam-macam Definisi Pemenuhan Kebutuhan Keamanan dan Proteksi
2.4 Penyebab Pemenuhan Kebutuhan Keamanan dan Proteksi
2.5 Tanda dan Gejala Subjektif dan Objektif
2.6 Kondisi Klinis Terkait
BAB 111 PROSES ANALISA DATA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Risiko Infeksi
a. AIDS.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi oleh HIV.
b. Luka bakar
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan
tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, bahan
kimia, listrik, maupun radiasi) atau zat-zat yang bersifat membakar
baik berupa asam kuat dan basa kuat (Safriani, 2016). Luka bakar
yang disebabkan oleh benda-benda yang dialiri arus listrik.
c. Penyakit paru obstruktif.
Penyakit Paru Obstruksi Kronik atau sering disingkat PPOK
merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru-paru yang berlangsung lama. Penyakit ini menghalangi
aliran udara sehingga menyebabkan penderita mengalami kesulitan
dalam bernafas.
d. Diabetes melitus.
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai
dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin.
e. Tindakan invasi.
Permenkes RI No 290 tahun 2008, tindakan invasif adalah suatu
tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan
jaringan tubuh pasien. Contoh tindakan invasif adalah pemasangan
kateter, pemberian injeksi, pemasangan akses infus dan pengambilan
sampel darah melalui darah vena maupun arteri.
f. Kondisi penggunaan terapi steroid.
Steroid merupakan obat anti radang, (umumnya jenis kortikosteroid
karena dihasilkan oleh bagian luar dari kelenjar anak ginjal). Steroid
merupakan obat yang memiliki senyawa dengan aktivitas anti
peradangan dan juga dapat menekan sistem imunitas tubuh. Senyawa
ini dapat dijumpai pada berbagai makhluk hidup, termasuk pada
hewan, manusia dan tumbuhan.
Pada dasarnya, kortikosteroid dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
jenis alami dan sintetis. Kortikosteroid alami diproduksi oleh tubuh
kita sendiri terutama pada kelenjar anak ginjal (adrenal) dalam
bentuk hormon-hormon seperti glukokortikoid (kortisol) serta
mineralokortikoid. Hormon glukokortikoid berperan terutama dalam
pengaturan metabolisme karbohidrat dan fungsi sistem imun,
sementara mineralokortikoid berfungsi dalam proses pengaturan
keseimbangan cairan dan elektrolit/garam-garam tubuh. Hormon
seksual seperti androgen (termasuk testosteron), estrogen, dan
progesteron juga termasuk hormon steroid. Di sisi lain, sejumlah
obat-obatan turut mengandung steroid, sehingga dinyatakan sebagai
kelompok steroid sintetis. Obat-obat tersebut umumnya dikenali
dengan akhiran -son atau -solon seperti deksametason,
metilprednisolon, prednison, betametason, hidrokortison,
triamsinolon, fluosinolon asetonid, maupun golongan lain seperti
klobetasol propionat.
g. Penyalahgunaan obat.
Penyalahgunaan obat adalah suatu penggunaan obat yang dapat
menimbulkan keadaan yang tak terkuasai oleh individu dan
dilakukan di luar pengawasan medis, atau yang dapat menimbulkan
keadaan yang membahayakan/ mengancam masyarakat.
h. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW).
Ketuban pecah dini adalah kondisi saat kantung ketuban pecah lebih
awal sebelum proses persalinan atau ketika usia kandungan belum
mencapai 37 minggu. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi
bahkan membahayakan nyawa ibu maupun janin. Normalnya,
kantung ketuban pecah dalam waktu kurang lebih 24 jam sebelum
kelahiran.
i. Kanker.
Kanker merupakan sekelompok besar penyakit yang ditandai dengan
tumbuhnya sel abnormal di dalam tubuh, sel abnormal ini dapat
tumbuh dan menyerang bagian tubuh manapun. Kanker sendiri
merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di seluruh dunia
setelah stroke dan serangan jantung.
j. Gagal ginjal.
Gagal ginjal adalah suatu kondisi penurunan fungsi ginjal dalam
menyaring limbah sisa metabolisme tubuh dari dalam darah dan
membuangnya melalui urin. Kondisi tersebut menyebabkan kadar
racun dan cairan berbahaya akan mengendap dalam tubuh dan dapat
berakibat fatal apabila tidak ditangani.
k. Imunosupresi.
Imunosupresi adalah berkurangnya kapasitas sistem kekebalan tubuh
untuk merespon antigen asing secara efektif, termasuk antigen
permukaan pada sel tumor.
l. Lymphedema.
Lymfedema mengacu pada pembengkakan jaringan yang disebabkan
oleh akumulasi cairan berisi protein, yang biasanya dialirkan melalui
sistem limfatik tubuh. Kondisi ini sering kali memengaruhi lengan
atau kaki, tapi juga bisa terjadi di dinding dada, perut, leher, dan alat
kelamin.
m. Leukositopedia.
Leukositopedia merupakan kondisi yang terjadi ketika seseorang
memiliki kadar darah putih yang rendah. Padahal, sel darah putih
atau leukosit adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh
manusia.
n. Gangguan fungsi hati.
Gangguan fungsi hati ini terjadi ketika organ hati terluka dan
kehilangan fungsinya. Gangguan fungsi hati ini bisa disebabkan
banyak faktor. Misalnya, infeksi virus dan parasit, penyalahgunaan
alkohol, efek samping obat-obatan dan produk herba, faktor genetik,
kanker, hati, hingga obesitas.
BAB 3
PROSES ANALISA DATA
No. Diagnosa
keperawatan