Anda di halaman 1dari 44

RESIKO DAN HAZARD DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

UPAYA MENCEGAH DAN MEMINIMALKAN RISIKO DAN HAZARD DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
MAHASISWA MAMPU MENGIDENTIFIKASI:

1 Resiko & Hazard dlm pengkajian askep

Resiko & Hazard dlm perencanaan Askep


2

Resiko & Hazard dlm Implementasi Askep


3

Resiko & Hazard dlm Evaluasi Askep


4
BAHAYA (HAZARD): Adalah Sumber atau Keadaan yg berpotensi terha-
dap terjadinya kerugian dlm bentuk cedera; atau penyakit.

RISIKO: Kombinasi antara kemungkinan suatu kejadian dlm setiap peristi


wa dgn keparahan akibat yg dinyatakan dalam kerugian.

IDENTIFIKASI BAHAYA: adalah proses mengembalikan adanya suatu ba


haya dan menetapkan karakteristiknya.

PENILAIAN RESIKO :Adalah keseluruhan proses dalam mengestimasi


besarnya suatu risiko
Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu jenis bahaya

Jenis Hazard

1.Hazard kese-
2.Hazard kesela
hatan kerja matan kerja

Fokus pada keselamatan


Berupa bahaya fisik, kimia,
manusia
bio-
yang terlibat dalam proses, perala
logi dan bahaya berkaitan deng
an ergonomi, berdampak kepa tan, dan teknologi
da kesehatan dan
kenyamanan kerja, misalnya Dapat menimbulkan dampak cidera,
penyakit akibat kerja. kebakaran, dan segala kondisi yang dapat
menyebabkan ke- celakaan di tempat kerja
HAZARD KESEHATAN
1.Hazard Fisik
Bentuk dari hazard fisik adalah radiasi, kebisingan, temperature
ekstrim, pencahayaan, getaran.

2.Hazard Kimia
ialah kecederaan akibat sentuhan dan terhidu bahan kimia.
Contohnya bahan-bahan kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut, getah sintetik, gentia
n kaca, pelekat antiseptik, aerosol, insektisida, dan lain-lain.

3.Hazard Biologis
Hazard ini seluruhnya berasal dari makhluk hidup dan berdamp
ak pada kesehatan, berupa jamur, bakteri, virus.

4.Hazard ergonomi
yang termasuk didalam kategori ini antara lain desain tempat kerja yang tidak
sesuai, postur tubuh yang salah saat melakukan aktifitas, desain pekerjaan yang
dilakukan, p ergerakan yang berulang-ulang
HAZARD KESEHATAN
5.Hazard Mekanis
semua jenis bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak atau
bersif at mekanis. Contoh: mesin-mesin pemotong, bahaya getaran

6.Hazard Listrik
Hazard listrik adalah hazard yang ditimbulkan dari arus listrik pe
ndek, listrik statis

7.Hazard Psikososial
Stress, kekerasan ditempat kerja, waktu kerja yang padat, kura
ngnya waktu istirahat
Jenis-jenis safety hazard
Mechanical Hazard
bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang
bergerak yang dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk,
terpotong, terjepit, tergores, terbentur, dan lain-lain.

Electrical Hazard

Merupakan bahaya yang berasal dari arus listrik

Chemical Hazard

Bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif 
 Ada sekitar dua puluh tindakan keperawatan, delegasi, dan mandat
yang dilakukan dan yang mempunyai potensi bahaya biologis, meka
nik, ergonomik, dan fisik terutama pada pekerjaan mengangkat
pasien, melakukan injeksi, menjahit luka, pemasangan infus, menga
mbil sampel darah, dan memasang kateter.
RESIKO DAN HAZARD DALAM PROSES
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Pengkajian adalah pemikiran dasar da


ri proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi atau
data tentang pasien, agar dapat mengi
dentifikasi, mengenali masalah-masalah
, kebutuhan kesehatan dan keperawata
n pasien baik fisik, mental, social, dan
li ngkungan.
Contoh Hazard Dan Resiko Bagi Perawat Saat Melakukan Pengkajian

1.Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan


keluarga
2. Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan

3.  pPeansigekna djiaan keluarga acuh tak acuh dengan


pertanyaan yang diajukan perawat
4.Kurangnya informasi atau data yg diberikan pasien/
keluarga shg dlm proses pengkajian kurang lengkap

 perawat/dokter akan sala dlm memberikan perawatan shg
 berbahaya pd pasien
5.Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun
udara saat pemeriksaan fisik.
6. Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien
dan keluarganya
CONTOH KASUS 1
Pada tanggal 27 maret 2016 di RS Singapura terjadi kasus nyata kekerasan fisik dan verbal pada saat perawat sedang
melak ukan pengkajian. seperti yang dikutip dalam suatu artikel di media online:

“Seorang perawat di salah satu RS mengalami kekerasan fisik dan verbal pada saat perawat tersebut sed
ang melakukan pengkajian. Seperti yang dikutip dalam suatu artikel di media online:
“Ketika perawat Y, 29 tahun, melakukan pendekatan untuk mengumpulkan data, salah satu pasiennya men
gamuk, berteriak dan memukul-mukul kepalanya ke dinding. Dia mencoba menghentikan dan menenang-
kannya tapi pasiennya secara emosional malah menendang dadanya, membuat dia terluka, dan membuat
mentalnya tergoyang seharian.”

 Analisis Kasus
Hazard: Perawat mendapatkan kekerasan fisik sekaligus verbal pada saat melakukan pengkajian kepada
pasien.
Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap Pengkajian
(Pasien, Perawat, manajemen RS)

1.Perawat harus melakukan setiap adanya tindakan kekerasan dalam bentuk apapun kepada pihak
rumah sakit
2.Memberikan pengertian kepada pasien agar memperlakukan sesama manusia dengan dasar
mar tabat dan rasa hormat
3.Dalam melakukan kontak kepada pasien, perawat seharusnya menjadi pendengar yang baik sala
h satu teknik pengumpulan data pada pengkajian adalah wawancarta. Saat melakukan
wawancar a perawat harus mampu menempatkan diri sebagai tempat curhat pasien sebaik
mungkin
4.Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada perawat tentang cara menghindari tindakann
keker asan verbal dan fisik
5.Ketika pasien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk didekati, perawat d
apat melakukan pengkajian kepada keluarga pasien terlebih dahulu.
Continue…

6.Saat mengkaji, perawat tidak boleh menyampaikan kata-kata yang menyingung pasie
n dan keluarga.
7.Saat melakukan tindakan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan dari
pasien terlebih dahulu.
Manajemen rumah8. it perlu memfasilitasi perawat mempersiapkan diri
sak
untuk meng hadapi hazard dan resiko.
9.Manajemen harus terbuka serta tidak berusaha menutupi terhadap laporan-laporan k
ekerasan fisik maupun verbal terhadap perawat
10. Memodifikasi lingkungan yang nyaman dirumah sakit mulai dari poli, ruangan rawat
in ap, sampai ke unit gawat darurat dan ruang intensif untuk menentramkan
suasana h ati pasien dan keluarga.
Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap Pengkajian
Berdasarkan Kasus Penyakit Akibat Kerja.

1.Batasi akses ketempat isolasi.


2.Menggunakan APD dengan benar.
3.SOP memasang APD, jangan ada sedikitpun bagian tubuh
yang tidak tertutup APD.
4.Petugas tidak boleh menyembunyikan wajahnya sendiri.
5. Membatasi sentuhan langsung ke pasien.
6.Cuci tangan dengan air dan sabun.
7.Lakukan pemeriksaan berkala pada pekerja.
8.Hindari memegang benda yang mungkin terkontaminasi.
Resiko dan hazard dalam perencanaan
askep

  Perencanaan tindakan askep tidak sesuai dgn apa yg harus

diberikan kpd pasien


  Perawat tidak mengetahui rencana tindakan apa yg harus diberikan
kepada pasien
IMPLEMENTASI

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter
& Perry 1997)

Tujuan dari pelaksanaan adl membantu


pasien mencapai tujuan yg telah ditetapkan,
mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan
dan memfasilitasi koping.
3 Prinsip pedoman implementasi keperawatan

1.MTeinmdpaekratanh yagn mkaenm


kbeahmaaynaakann k ltiedna.k ha
nya dianggap sbg pelanggaran etika s
tandar keperawatan. Professional jug
a merupakan suatu tindakan pelangga
ran hukum yg dapat dituntut
2.Memberikan asuhan yang efektif 
3.Memberikan asuhan seefisien mungkin
Resiko dan hazard dalam implementasi askep

 Perawat tidak kompeten dalam memberikan tindakan asuhan ke


perawatan
 Perawat beresiko thd tindakannyg dilakukan tidak menggunakan
standar operasional preosedur 
 Perawat gagal dalam melakukan tindakan askep
 Tindakan yg dilakukan tidak sesuai dgn rencana tindakan
Kasus 2

Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif difteri pasca
menangani pasien yang menderita penyakit yang sama

Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif difteri.
Berdasar kan informasi, perawat tsb diduga tertular pasca menangani dan melakukan
tindakan a wal pada pasien positif difteri tsb, perawat yg terkena difteri berinisial Ru
dan bertugas di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Gunung Jati. Ru
diketahui mrpkn perawa
t pertama yg menangani pasien difteri yang masuk RS

 Analisa kasus 2
Hazard yg ada dikasus:
Hazard biologis yaitu perawat tertular penyakit Difteri dari pasien pasca menangani dan
melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri.
Upaya pencegahan kasus 2

Upaya pencegahan dari RS: Upaya pencegahan dari Perawat:

1.RS menyediakan APD yg lengkap (mask 1.Mtaheannjakgaan dtierki dnaikr ia


er, handscoon, scout dll)
2.Menyediakan sarana utk mencuci tangan isnefepktiski dgn memper 
atau alkohol gliserin utk perawat 2.Perawat mematuhi SOP yg sudah ad a
3.RS menyediakan pemilahan tempat sam di RS dan berhati-hati atau jangan
pah medis dan nonmedis terburu-buru dlm melakukan tindakan
4.RS menyediakan SOP utk tindakan kepe
rawatan
KASUS 3

“Ribuan Perawat di Indonesia Tertular Hepatitis B”


Jakarta, Hanter-Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, KemenKes, menunjukkan sebanyak
7.000 tenaga kesehatan terinfeksi Hepatitis B.
Sebanyak 4.900 diantaranya disebabkan karena tertusuk jarum suntik, dan hanya 2.200 yg terinfeksi dari po
pulasi. Hal ini menunjukkan jika nakes mjd profesi yg paling rawan tertular hepatitis B.

Penularan virus hepatitis B terjadi dalam insiden “kecelakaan”. Kecelakaan berupa tertusuk jarum terjadi
saat Nakes mencoba menutup jarum suntik terutama saat selesai melakukan tindakan seperti setelah
selesai me lakukan pemberian obat atau pengambilan sampel darah. Dengan metode penutupan yg salah
dan kurang hati-hati, banyak Nakes yg akhirnya tertusuk jarum.
“Rata-rata empat dari tindakan menutup jarum suntik bekas pakai, satu diantaranya tertusuk jarum” Peneliti d
ari Universitas Indonesia, dr. Lukman Hakim Tarigan Mmeds, ScD, di Jakarta

 Analisa Kasus:
Hazard: Terinfeksi Hepatitis B akibat tertusuk jarum suntik saat menutup jarum suntik setelah digunakan dari
pasien
Upaya pencegahan Kasus 3

1.Memberikan imunisasi Hepatitis pd semua Nakes yg bekerja dan belu


m mendapat imunisasi hepatitis sebelumnya, terlebih pd Nakes yg me
mpunyai Resiko tinggi tertular.

2.Rutin mengadakan konseling dan rutin mengadakan pemeriksaan kese


hatan berkala pd Nakes, terutama Nakes yg bergelut ditempat beresiko
terkena kecelakaan kerja
Contoh upaya mencegah Hazard dan Risiko Implementasi Keperawatan

1.Membantu dalam aktifitas sehari-hari


2. Konseling
3. Memberikan asuhan keperawatan langsung.
4. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
5.Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan
klien utk prosedur.
6. Mencapai tujuan perawatan mengawasi dan mengevaluasi
kerja dari anggota staf lain.
Upaya pencegahan Hazard ergonomi

Upaya pencegahan dari RS/ tempat


kerja: Upaya pencegahan dari Perawat:

1.Kontrol scr teknis 1.M e n g i k u t i p e la ti h a n


2.Kontrol metode kerja at p a s i e n d g n b e n a r
3. Kontrol Administrasi teknik mengangk
4.RS menyediakan SOP utk tindakan kepe 2.Tidak memaksakan diri dlm melaku-
rawatan kan pekerjaan yg berat. Sebisa mung
5.Memberikan waktu istirahat yg cukup ba kin minta tolong oleh rekan sejawat.
gi karyawannya 3. Memenuhi asupan gizi seimbang dan
6.Membuat sebuah alat yg dpt meminimali mengkonsumsi vitamin serta olah ra-
sir penggunaan kekuatan manusia scr b ga teratur 
erlebih. 4. Belajar mengoperasikan alat-alat yg
sudah disediakan oleh pihak
RS
Some common occupational hazards that nurses might face

1. The vast majority of nurses experience persistent job related pain. (M


usculosceletal pain)
2. Work overload and stress are other factors that threaten the health of
nurses and can cause burnout and fatigue
3. Communicable and contagious diseases and exposure to blood-borne
pathogens (e.g., HIV, HCV, HBV, etc) due to needle-stick injuries also
threaten the health of nurses.
Chemical materials are other4. hazardous sources to nurses.
(Disinfect ants and sterility products, hazardous drugs)
5. Nurses, especially in emergency department, continue to experience
high rates of on-the-job violence.
^ ’ ^ ^¥" ^W 7

OF €@ffOF. ol ime {um Jnd ln|nrlc art• ¢kIe lo IltsJrtg and izvrvl‹iJt
p.Jrte'n‹smAeIuully (5).
luzs<s cooLloue to tepat hzgh keels ol job•mLsted y- ¥'hir8 Jz vrkxul a44 »ie>s aze ixhrr Ia‹'tui¥ huh
xa- •¥w•e•m •¥'• ^ * •¥ mene •-a ww •w.•• ¥•..we.w
)i«y aod llIt+est \ññxt Ing cIrvlrnnm‹'itl, nnp‹msit
Ili‹kr$, and Jut¥'s nt nulres put el¥eni tn che lruncl•ile
i•I rium«r uus cv:w rIaa•l hazaid•. t c•xnman
cxcu aacbinal
hacards tžsat ou. aujgb¥ facr ure Ji»ied lase
I- Tbe vau asajosity ol ouzzes ice j›ezsistuzn pzt>
related bt c study ta bazu ua cnr+gc. tAe ••=•' ‘
r<$u>rrcd asusrulo+krletat pain la 3.yJ regir•+s aiut
egt had axusco¥aa celetal pada, ataanfy as I<twez back
( cx\

ol • bad Iousc•J•ašdetaž paus izi at teast uiw


regiozi f7). In az<st fas *g1›dyčn flrmal. 6+K74 rsl nu
cnm$Aained rit n›u•culiaketcsal julii (3} I/p{er
extrealtry, sf«xil‹1ei. and nrck m}uzies xte d•o
w•••••••. azz•oog ncine• (1\ lt
+. ztsat work.refiated zauwulcic¥eletal paan and
znju-
ws arr mmauso anna nurses all oser tke worJd. Moa
cžauaz (5NA\ tke Pt. af --•- cetaated
restswtt ccapbvtocwcus uxhnlon are o expeiwzuJog vevbal af+u+e •ruJ m•xre tkan raw ‹n J¢I
¢he'r uzteck dl1‹!ast'+ that cJn alfllrI nile t12.eg) reyuuted ex• pcr lrmliqt physlral •4eJr'r•rx•(lv)
set, f ncnipaeaanaf haxardc alznig strh rztasiy rxiwr

Same lniencntlon* lncIu•Jle‹g gteat«r vre*s tu {utamc


lllllng aI>l mano f devl‹i•s aad n+Ivr t•u id sak' rs'edIr
• - -- -— - w.. .u..w-- . -

Edit V›ew Wirdow Heıp


4'ne T+¥Q΀ Analic›t eısiko Kace x

*‹^t @ ID Q @ n O z “ü 0 A .
Analisis Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) n
pada Perawat s
i
k
FAultas Eesehatan Masyaıakaı. Uııiversias Mulawamıan o
Euuııl. i_one'rnındntığş ılıoo.co.id
a
z
e
Porawat rocrupakatt pezu as krs<kntaa drngao pros<ntcst u‘rb<sar dau mrasrgczsg peraooo p<atu›g dalaaz
a
g
a
r
u
pada staudar AS.‘WZS 4360 2004 teataag JtÎsi \‹fanqgeınenı Unruk ra eoyta )ı Iıkeltîood, exposuıe,

back pain. Nılai Conzeque»ces tC1, Exposure IEI, dan Likelihood IL ) Jıadn ıındakan ını adalah C:5, E 6. dar L:6.
Rumah sakıt dısarınkan tuttuk nıelnYukan upzva penprtxlslıan lebıh lanjut sesuaı deopan lurarkı peıgendalıuı K3 Aoooe Por Pacx
Xata kuacl: Aoa1us nszko. ıostaIa\t pan‘aI tazurat, kesekatan daı› kesrIauza\aa kcrja, perxy’at

Analvsiı of tlenlth and Work Safetx Risk fiû3l on Nurse

EJ‹t POF
 Analisis risiko K3 pada perawat di instalasi gawat darurat (IGD)

Bahaya level terbesar diperoleh pada tindakan


memasang infus berupa risiko tertusuk jarum sunt
ik, terpapar darah pasien, posisi tubuh yang salah
, terpapar virus hepatitis, dan low back pain.
JKP Volume 5 Nomor 3 Desember 2017

aIis•s_Risiko Kesehotan den kesaJ+matan_¥•esja_KJ pdf • Adobe AccoCat Reed€c K


£dit V›ew He!p
¥ €sP TG€slS A.ell*s *‹ î?‹c' ko „ K+su .. x

Tabel ? 8asll Identtttkasl Babaya dl t’GD RStA dr.H. Soeıuarno Sosroataıodjo Taajuag .'SrIor
Pragrodaknn }yng ada
SOP pssane rufus
Tcrpapar damb pastea. APD: Masker dan Sarung tacgan
Tca}›at tıduı readnh Penpguoaaa k i tenıpat dudıık
Koatrol trınyat tidcır rusak
Peraa’at ttdak o›euzaLat APD

2 Stetqalut lııka GıatıAp SOP)ahıı Imha


Obtt aaaste•i APD Masker dan Saruım tanpan
Jaamn jatut. Pmggunaa kursı tenıpat duA
4le|a tındakın statrs lhdak bisa dıkontml)

A.°D: Masker dan Sarmıe lxcpan


darnh Tezaj›at ttduı reodeh
Pennat ud pakaı
APD
kteraın!n bzntuan prtugas Parfier
Trrupnı ııdur rendah.
Posisı oaktu nıetıpanekat )anggal
's Melakutarı SOP Stıcnon
Sucrıortı»g CaLwtı rubut yasiro. droplrt 6zri pasırzı APD : Sla••ker dan Saıuup ıangan
power kerja
T¥r*0 1 7w¥ee € 67wm we 2 W» in t W

Analisis¿Risiko¿Kesehatan¿dan_Krselamatan_Keja_O.pdf - Adobe Acrobat Reader DC


File Edit View Window Help
Home Tools Analisis_Risi<o Kese... <

No Tindakan Potensi bahaya Pengendalian 3•ang ada


fi Memasang H6amfer Ciarau tubuh pasıeu, urine pasien SOP pasang charmed'_p
APD . Saiung tangaii

7 Memberikan obat Jarum siuitik, terpapar dnrah, ñ dak pakai SOP Tindxka@
Injeksi APD APD Snrung tangan

g Melakukan resusitasi Pekeijam cepat dar beralaag, Tempat soP bantuan bidup dasar
(BH1
jantung pani tindakan tidak punya matras tesusitasi, APD : Saning tangan
posisi keqa membungkuk, Keluarga pasien
a am ruangafı
9 Merawat Lé ka Darah pasien , Meja tindakan reııdah SOPmezwzluka
IDSsungbngeyce1mmk

10 Memberi iejeksi Memakai Janim suntik, tidab pakai APD SOPt /@jeksi
APD : Sannig tangan
UPAYA MENCEGAH DAN MEMINIMALKA
RISIKO DAN HAZARD DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN
TAHAP PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Keselamatan awal seorang pasien ditentukan dari cara seorang perawat melakukan
proses pengkajian

Perawat harus mampu mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien scr akurat,
tepat dan aktual

Maka, PERAWAT HARUS MAMPU MENGIDENTIFIKASI SCR BENAR DAN ME


NINGKATKAN KOMUNIKASI SCR EFEKTIF AGAR TDK TERDAPAT INFORMASI
YG SALAH DIMENGERTI OLEH PERAWAT ATAU INFORMASI YANG TDK TEPAT
DAN TDK CUKUP

TAHAP PERENCANAAN ASKEP

Rencana tindakan keperawatan mrpk serangkaian tindakan yg dpt mencapai tujuan k


husus. Perencanaan kep meliputi perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkai

an aske pd klien berdasarkan analisis pengkajian

Perencanaan mrpk dasar bagi seorg perawat dalam melaksanakan implementasi kep
erawatan.

Maka, PERAWAT HARUS MAMPU MENYUSUN RENCANA TINDAKAN YG AKAN


DIBERIKAN KPD PASIEN SCR SISTEMATIS DAN TEPAT.
TAHAP DIAGNOSA ASKEP

Diagnosa kep. Adl menganalisis data subjektif dan objektif utk membuat diagnose ke
perawatan. Diagnosa mrpk dasar utk perawat merumuskan tindakan kep.

Jk terdpt kesalahan pd saat perawat melakukan proses diagnose atau terdaat hal yg t
elewatkan, k rencana tindakan yg akan disusun mjd tidak tepat.

Maka, PERAWAT HARUS MAMPUBERPIKIR SCR KRITIS DAN TEPAT SHG TIDA
K TERJADI KESALAHAN ATAU RESIKO DAN HAZARD YG DPT MENGANCAM
NYAWA.
TAHAP IMPLEMENTASI ASKEP

Implemetasi adl pengolahan dan perwujudandari rencana kep. Yg telah disusun pd ta


hap perencanaan.

Perawat saat melakukan proses implememtasi hrs menjamin bahwa tindakan yg aka
n dilakukan adl tindakan yg tepat. Perawat juga hrs mampu menilai kemampuan scr p

ribadi dlm melaksanakan proseersik iamnp tlienmdaeknatans pi da pgaasr itednk


terjadi kesalahan saat memb

Pasien safetru ditentukan jg dr peralatan medis dan lingkungan sekitar pasien. Hal t
sb perlu diperhatikan agar pasien dpt terhindar dari infeksi lain akibat melakukan ko
ntak dgn benda asing atau lingkungan diluar tubuhnya
TAHAP EVALUASI ASKEP

Evaluasi mengacu kpd penilaian, tahapanm dan perbaikan. Tahap ini perawat menem
ukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (cer 

min bagi perawat thd setiap tindakan yg telah dilakukannya)

Jk pd tahap evaluasi perawat menemukan tindakan atau kejadian yg salah, maka hal
-hal tsb dpt segera diperbaiki shg mencegah tjdnya kondisi buruk pd pasien serta me
njaga keselamatan pasien

Oleh krn, proses kep sgt berhubungan erat dg patien safety. Jk seorng perawat mel
akukan kesalaan saat menjalani salah satu proses kep, dlmmenangani pasien, mk k
esalahan tsb akan memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja yg dpt menganam ny
awa

TAHAP PERENCANAAN ASKEP

Anda mungkin juga menyukai