UPAYA MENCEGAH DAN MEMINIMALKAN RISIKO DAN HAZARD DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
MAHASISWA MAMPU MENGIDENTIFIKASI:
Jenis Hazard
1.Hazard kese-
2.Hazard kesela
hatan kerja matan kerja
2.Hazard Kimia
ialah kecederaan akibat sentuhan dan terhidu bahan kimia.
Contohnya bahan-bahan kimia seperti asid, alkali, gas, pelarut, getah sintetik, gentia
n kaca, pelekat antiseptik, aerosol, insektisida, dan lain-lain.
3.Hazard Biologis
Hazard ini seluruhnya berasal dari makhluk hidup dan berdamp
ak pada kesehatan, berupa jamur, bakteri, virus.
4.Hazard ergonomi
yang termasuk didalam kategori ini antara lain desain tempat kerja yang tidak
sesuai, postur tubuh yang salah saat melakukan aktifitas, desain pekerjaan yang
dilakukan, p ergerakan yang berulang-ulang
HAZARD KESEHATAN
5.Hazard Mekanis
semua jenis bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak atau
bersif at mekanis. Contoh: mesin-mesin pemotong, bahaya getaran
6.Hazard Listrik
Hazard listrik adalah hazard yang ditimbulkan dari arus listrik pe
ndek, listrik statis
7.Hazard Psikososial
Stress, kekerasan ditempat kerja, waktu kerja yang padat, kura
ngnya waktu istirahat
Jenis-jenis safety hazard
Mechanical Hazard
bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang
bergerak yang dapat menimbulkan dampak, seperti tertusuk,
terpotong, terjepit, tergores, terbentur, dan lain-lain.
Electrical Hazard
Chemical Hazard
Bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair, dan padat yang
mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan korosif
Ada sekitar dua puluh tindakan keperawatan, delegasi, dan mandat
yang dilakukan dan yang mempunyai potensi bahaya biologis, meka
nik, ergonomik, dan fisik terutama pada pekerjaan mengangkat
pasien, melakukan injeksi, menjahit luka, pemasangan infus, menga
mbil sampel darah, dan memasang kateter.
RESIKO DAN HAZARD DALAM PROSES
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
“Seorang perawat di salah satu RS mengalami kekerasan fisik dan verbal pada saat perawat tersebut sed
ang melakukan pengkajian. Seperti yang dikutip dalam suatu artikel di media online:
“Ketika perawat Y, 29 tahun, melakukan pendekatan untuk mengumpulkan data, salah satu pasiennya men
gamuk, berteriak dan memukul-mukul kepalanya ke dinding. Dia mencoba menghentikan dan menenang-
kannya tapi pasiennya secara emosional malah menendang dadanya, membuat dia terluka, dan membuat
mentalnya tergoyang seharian.”
Analisis Kasus
Hazard: Perawat mendapatkan kekerasan fisik sekaligus verbal pada saat melakukan pengkajian kepada
pasien.
Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap Pengkajian
(Pasien, Perawat, manajemen RS)
1.Perawat harus melakukan setiap adanya tindakan kekerasan dalam bentuk apapun kepada pihak
rumah sakit
2.Memberikan pengertian kepada pasien agar memperlakukan sesama manusia dengan dasar
mar tabat dan rasa hormat
3.Dalam melakukan kontak kepada pasien, perawat seharusnya menjadi pendengar yang baik sala
h satu teknik pengumpulan data pada pengkajian adalah wawancarta. Saat melakukan
wawancar a perawat harus mampu menempatkan diri sebagai tempat curhat pasien sebaik
mungkin
4.Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada perawat tentang cara menghindari tindakann
keker asan verbal dan fisik
5.Ketika pasien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol dan susah untuk didekati, perawat d
apat melakukan pengkajian kepada keluarga pasien terlebih dahulu.
Continue…
6.Saat mengkaji, perawat tidak boleh menyampaikan kata-kata yang menyingung pasie
n dan keluarga.
7.Saat melakukan tindakan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta persetujuan dari
pasien terlebih dahulu.
Manajemen rumah8. it perlu memfasilitasi perawat mempersiapkan diri
sak
untuk meng hadapi hazard dan resiko.
9.Manajemen harus terbuka serta tidak berusaha menutupi terhadap laporan-laporan k
ekerasan fisik maupun verbal terhadap perawat
10. Memodifikasi lingkungan yang nyaman dirumah sakit mulai dari poli, ruangan rawat
in ap, sampai ke unit gawat darurat dan ruang intensif untuk menentramkan
suasana h ati pasien dan keluarga.
Upaya Meminimalkan Resiko dan Hazard pada Perawat dalam Tahap Pengkajian
Berdasarkan Kasus Penyakit Akibat Kerja.
Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif difteri pasca
menangani pasien yang menderita penyakit yang sama
Seorang perawat di RSUD Gunung Jati, Kota Cirebon, diketahui positif difteri.
Berdasar kan informasi, perawat tsb diduga tertular pasca menangani dan melakukan
tindakan a wal pada pasien positif difteri tsb, perawat yg terkena difteri berinisial Ru
dan bertugas di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Gunung Jati. Ru
diketahui mrpkn perawa
t pertama yg menangani pasien difteri yang masuk RS
Analisa kasus 2
Hazard yg ada dikasus:
Hazard biologis yaitu perawat tertular penyakit Difteri dari pasien pasca menangani dan
melakukan tindakan awal pada pasien positif difteri.
Upaya pencegahan kasus 2
Penularan virus hepatitis B terjadi dalam insiden “kecelakaan”. Kecelakaan berupa tertusuk jarum terjadi
saat Nakes mencoba menutup jarum suntik terutama saat selesai melakukan tindakan seperti setelah
selesai me lakukan pemberian obat atau pengambilan sampel darah. Dengan metode penutupan yg salah
dan kurang hati-hati, banyak Nakes yg akhirnya tertusuk jarum.
“Rata-rata empat dari tindakan menutup jarum suntik bekas pakai, satu diantaranya tertusuk jarum” Peneliti d
ari Universitas Indonesia, dr. Lukman Hakim Tarigan Mmeds, ScD, di Jakarta
Analisa Kasus:
Hazard: Terinfeksi Hepatitis B akibat tertusuk jarum suntik saat menutup jarum suntik setelah digunakan dari
pasien
Upaya pencegahan Kasus 3
OF €@ffOF. ol ime {um Jnd ln|nrlc art• ¢kIe lo IltsJrtg and izvrvl‹iJt
p.Jrte'n‹smAeIuully (5).
luzs<s cooLloue to tepat hzgh keels ol job•mLsted y- ¥'hir8 Jz vrkxul a44 »ie>s aze ixhrr Ia‹'tui¥ huh
xa- •¥w•e•m •¥'• ^ * •¥ mene •-a ww •w.•• ¥•..we.w
)i«y aod llIt+est \ññxt Ing cIrvlrnnm‹'itl, nnp‹msit
Ili‹kr$, and Jut¥'s nt nulres put el¥eni tn che lruncl•ile
i•I rium«r uus cv:w rIaa•l hazaid•. t c•xnman
cxcu aacbinal
hacards tžsat ou. aujgb¥ facr ure Ji»ied lase
I- Tbe vau asajosity ol ouzzes ice j›ezsistuzn pzt>
related bt c study ta bazu ua cnr+gc. tAe ••=•' ‘
r<$u>rrcd asusrulo+krletat pain la 3.yJ regir•+s aiut
egt had axusco¥aa celetal pada, ataanfy as I<twez back
( cx\
*‹^t @ ID Q @ n O z “ü 0 A .
Analisis Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) n
pada Perawat s
i
k
FAultas Eesehatan Masyaıakaı. Uııiversias Mulawamıan o
Euuııl. i_one'rnındntığş ılıoo.co.id
a
z
e
Porawat rocrupakatt pezu as krs<kntaa drngao pros<ntcst u‘rb<sar dau mrasrgczsg peraooo p<atu›g dalaaz
a
g
a
r
u
pada staudar AS.‘WZS 4360 2004 teataag JtÎsi \‹fanqgeınenı Unruk ra eoyta )ı Iıkeltîood, exposuıe,
back pain. Nılai Conzeque»ces tC1, Exposure IEI, dan Likelihood IL ) Jıadn ıındakan ını adalah C:5, E 6. dar L:6.
Rumah sakıt dısarınkan tuttuk nıelnYukan upzva penprtxlslıan lebıh lanjut sesuaı deopan lurarkı peıgendalıuı K3 Aoooe Por Pacx
Xata kuacl: Aoa1us nszko. ıostaIa\t pan‘aI tazurat, kesekatan daı› kesrIauza\aa kcrja, perxy’at
EJ‹t POF
Analisis risiko K3 pada perawat di instalasi gawat darurat (IGD)
Tabel ? 8asll Identtttkasl Babaya dl t’GD RStA dr.H. Soeıuarno Sosroataıodjo Taajuag .'SrIor
Pragrodaknn }yng ada
SOP pssane rufus
Tcrpapar damb pastea. APD: Masker dan Sarung tacgan
Tca}›at tıduı readnh Penpguoaaa k i tenıpat dudıık
Koatrol trınyat tidcır rusak
Peraa’at ttdak o›euzaLat APD
7 Memberikan obat Jarum siuitik, terpapar dnrah, ñ dak pakai SOP Tindxka@
Injeksi APD APD Snrung tangan
g Melakukan resusitasi Pekeijam cepat dar beralaag, Tempat soP bantuan bidup dasar
(BH1
jantung pani tindakan tidak punya matras tesusitasi, APD : Saning tangan
posisi keqa membungkuk, Keluarga pasien
a am ruangafı
9 Merawat Lé ka Darah pasien , Meja tindakan reııdah SOPmezwzluka
IDSsungbngeyce1mmk
10 Memberi iejeksi Memakai Janim suntik, tidab pakai APD SOPt /@jeksi
APD : Sannig tangan
UPAYA MENCEGAH DAN MEMINIMALKA
RISIKO DAN HAZARD DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN
TAHAP PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Keselamatan awal seorang pasien ditentukan dari cara seorang perawat melakukan
proses pengkajian
Perawat harus mampu mengumpulkan informasi mengenai kondisi pasien scr akurat,
tepat dan aktual
Perencanaan mrpk dasar bagi seorg perawat dalam melaksanakan implementasi kep
erawatan.
Diagnosa kep. Adl menganalisis data subjektif dan objektif utk membuat diagnose ke
perawatan. Diagnosa mrpk dasar utk perawat merumuskan tindakan kep.
Jk terdpt kesalahan pd saat perawat melakukan proses diagnose atau terdaat hal yg t
elewatkan, k rencana tindakan yg akan disusun mjd tidak tepat.
Maka, PERAWAT HARUS MAMPUBERPIKIR SCR KRITIS DAN TEPAT SHG TIDA
K TERJADI KESALAHAN ATAU RESIKO DAN HAZARD YG DPT MENGANCAM
NYAWA.
TAHAP IMPLEMENTASI ASKEP
Perawat saat melakukan proses implememtasi hrs menjamin bahwa tindakan yg aka
n dilakukan adl tindakan yg tepat. Perawat juga hrs mampu menilai kemampuan scr p
Pasien safetru ditentukan jg dr peralatan medis dan lingkungan sekitar pasien. Hal t
sb perlu diperhatikan agar pasien dpt terhindar dari infeksi lain akibat melakukan ko
ntak dgn benda asing atau lingkungan diluar tubuhnya
TAHAP EVALUASI ASKEP
Evaluasi mengacu kpd penilaian, tahapanm dan perbaikan. Tahap ini perawat menem
ukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (cer
Jk pd tahap evaluasi perawat menemukan tindakan atau kejadian yg salah, maka hal
-hal tsb dpt segera diperbaiki shg mencegah tjdnya kondisi buruk pd pasien serta me
njaga keselamatan pasien
Oleh krn, proses kep sgt berhubungan erat dg patien safety. Jk seorng perawat mel
akukan kesalaan saat menjalani salah satu proses kep, dlmmenangani pasien, mk k
esalahan tsb akan memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja yg dpt menganam ny
awa