PADA PERAWAT
Sandra Andini
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan instrumen yang melindungi pekerja, perusahaan, masyarakat dan
lingkungan dari hal-hal merugikan yang dapat diakibatkan oleh aktivitas pekerjaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) adalah segala kegiatan untuk menjamin serta melindungi
keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan rumah sakit dengan upaya pencegahan kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja di rumah sakit. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit.
Penerapan K3 di Rumah Sakit bagi Tenaga
Kerja Termasuk Perawat
Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)
• Penyakit akibat kerja adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan yang dilakukan setiap
hari atau suatu penyakit yang memiliki hubungan cukup kuat dengan lingkungan kerja. Penyakit
akibat kerja dapat disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.
Dengan adanya penerapan K3 di rumah sakit, tenaga kerja termasuk perawat dapat terlindungi dari
bahaya penyakit akibat kerja.
• Dampak cedera akibat kerja perawat terbesar adalah sprain dan strain, Bergesernya cakram
intervertebralis, tertularnya penyakit HIV/AIDS, Hepatitis B atau C, infeksi patogen, fraktur, dan
cedera kepala
Perawat mamahami bahaya dan risiko dari pekerjaannya (saat melakukan asuhan
keperawatan)
Bahaya
Bahaya fisik Bahaya biologi Bahaya kimia Psikososial
ergonomic
Bahaya fisik didapatkan Bahaya biologi terdapat Postur tubuh yang tidak Terpapar cairan Hubungan kerja yang
pada pekerjaan yang pada tindakan invasif, ergonomic saat desinfektan, pelarut, gas tidak harmonis, beban
menggunakan alat yang merawat luka, melakukan tindakan, berbahaya kerja, shif kerja,
tajam, seperti memasang infuse, dan mengangkat dan perbedaan persepsi
memasang infus dan memberikan obat mendorong pasien
menjahit luka. melalui rektal
Definisi Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja
ini didefinisikan menjadi 3 hal
1. Penyakit akibat kerja
Penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik
dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen
Penyakit Akibat
penyebab yang sudah diakui Kerja Pada
2. Penyakit yang timbul karena hubungan pekerjaan
Penyakit mempunyai beberapa agen penyebab, dimana Perawat
factor pekerja memegang peranan bersama dengan factor
risiko lainnya.
3. Penyakit yang mengenai populasi pekerja
Penyakit yang terjadi pada pekerja tanpa adanya agen
penyebab di tempat kerja, namun dapat diperberat oleh
kondisi pekerja yang buruk
Jenis Penyakit Akibat
Kerja Pada Perawat
1. Penyakit menular akibat kerja
• Penyakit yang disebabkan oleh kontak udara
disekitar pasien seperti: TBC, influenza,
Covid-19, flu burung
• Penyakit yang disebabkan kontak fisik dengan
pasien seperti: herpes, penyakit kulit lainnya
• Penyakit yang disebabkan kontak dengan
cairan pasien seperti: HIV, Hepatitis
2. Penyakit tidak menular akibat kerja
• Cedera musculoskeletal seperti musculoskeletal
disorder (MSDS) yaitu nyeri otot pada punggung,
leher, bahu, pada pergelangan tangan, pada kaki dan
low back pain (LBP)
Jenis Penyakit
• Penyakit yang disebabkan oleh radiasi Akibat Kerja
elektromagnetik
• Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya
Pada Perawat
termasuk bahan obat
• Penyakit yang disebabkan karena kecelakaan
seperti patah tulang, dilokasi, tersengat aliran listrik
• Penyakit yang disebakan karena alergi
a. Identifikasi risiko/bahaya potensial. Dalam tahap ini dilakukan identifikasi
bahaya kesehatan yang berisiki untuk terpajan pada perawat
1) Fisik: suhu, lantai licin
2) Kimia: alcohol, bahan pembersih lantai, desinfectan
3) Biologi: bakteri, virus, tikus, kecoa
4) Ergonomi: posisi statis, mengangkat beban
Upaya
5) Psikososial: beban kerja, hubungan kerja
6) Mekanikal: terjepit, tersayat, tertusuk
Pencegahan
7) Elektrikal: tersengat listrik
8) Limbah
c. Evaluasi risiko. Pada tahap ini tingkat risiko yang telah diukurdibandingkan
dengan standar yang ditetapkan
1) Inspeksi secara periodic
2) Pemeriksaan kesehatan
3) Pengukuran sampel personal
4) Wawancara nonformal dengan perawat
d. Pengendalian risiko.
1) Menghilangkan bahaya
2) Mengganti sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang
tingkat risiko lebih rendah/tidak ada
3) Alat Pelindung Diri (APD)
4) Pengendalian secara Teknik
5) Pengendalian secara administrasi
Upaya
Pencegahan
melalui
e. Monitoring dan evaluasi.
Pemantauan dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan
yang bisa terjadi. Perubahan perlu ditelaah ulang untuk selanjutnya
dilakukan perbaikan
Manajemen
f. Komunikasi dan konsultasi.
Adanya dialog dua arah kepada semua pihak yang berperan pada
Risiko
pengelolaan risiko
Peningkatan kesehatan
Konsep Tingkat
• Imunisasi, hygiene perorangnan, menggunakan APD
Pencegahan
Deteksi dini
Penyakit komplikasi
Akibat Kerja
Membatasi kemungkinan cacat
Pemulihan kesehatan