Anda di halaman 1dari 27

AKIBAT KERJA

DAN
SURVEILANS
KESEHATAN
KERJA
Mata kuliah Penyakit Akibat Kerja dan Surveilans Kesehatan Kerja
Term 5
2020
Anggota Kelompok 1:
1. Agus Ronggo Dwi Wibowo (1806142980)
2. Aisyah Raini (1806206290)
3. Amira Zahra (1806206353)
4. Annisa Tria Agustina (1806206315)
5. Azka Hafia (1806143005)
6. Diva Revyanda (1806206441)
7. Dina Zuliana (1806143024)

KELOMPO 8. Haryo Prasetyo


9. Maura Emillia
10. Syahrul Badri
(1806206561)
(1806143062)

K1 (1806206334)
1
Penyakit Akibat Kerja dapat dicegah.
Jelaskan alasannya!
PENYAKIT
AKIBAT
KERJA
● didefinisikan sebagai penyakit yang diderita
akibat pajanan terhadap faktor risiko yang
timbul dari aktivitas kerja (WHSC, 2012).

Workplace Safety and Health Council. Workplace safety and health guidelines diagnosis and management of occupational diseases.
Singapore: WSH Council; 2012. Available: www.wshc.sg/wps/themes/html/upload/cms/file/WSH_Guidelines_Occupational_Diseases.pdf
PENYAKIT AKIBAT
KERJA DAPAT
DICEGAH
karena potensi bahaya PAK dapat diidentifikasi.
Dengan informasi tersebut, kita dapat melakukan
pengendalian potensi bahaya, membuat promosi
kesehatan kerja yang sesuai, serta melakukan upaya
preventif lainnya.

Workplace Safety and Health Council. Workplace safety and health guidelines diagnosis and management of occupational diseases.
Singapore: WSH Council; 2012. Available: www.wshc.sg/wps/themes/html/upload/cms/file/WSH_Guidelines_Occupational_Diseases.pdf
2 FAKTOR RISIKO JENIS APA YANG
BERSUMBER DARI LINGKUNGAN
KERJA? SEBUTKAN MASING-MASING
2 CONTOH PAK BERDASARKAN
FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN
Penyakit Akibat Pajanan Hazard Lingkungan
Kerja
Hazard Lingkungan Kerja Contoh PAK

Faktor Fisik Sinar Ultraviolet Kanker kulit

Radiasi Pengion Anemia Aplastik, Leukimia

Faktor Kimia Pestisida Kanker

Debu Fibrogenik Pneumokoniosis

Faktor Biologi Virus HIV/AIDS

Bakteri Leptospirosis

(Kurniawidjaja, 2015)
PAK APA YANG SERING
3
DITIMBULKAN OLEH FAKTOR RISIKO
ERGONOMI? SEBUTKAN 2 CONTOH
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Low Back Pain (LBP)

● CTS adalah gangguan yang membuat ● LBP adalah rasa nyeri pada pinggang
saraf median yang terdapat pada maupun tulang punggung bagian bawah
pergelangan tangan tertekan akibat yang dapat berasa hingga ke bokong
adanya pembengkakan pada carpal dan paha.(WHO, 2013)
tunnel, sehingga tangan mengalami LBP dapat meningkatkan frekuensi
kesemutan, kelemahan, dan nyeri.
absen pekerja. Faktanya, hampir 85%
(Aroori, 2008)
pekerja yang mengalami LBP
Gerakan yang berulang pada tangan di
mengambil waktu absen dari 1 sampai
tempat kerja dapat mengakibatkan absen
terpanjang dibandingkan eksposur lain 7 hari dalam masa bekerjanya.
yaitu selama 23 hari. (BLS, 2004) (Bevan, 2012)
Di Indonesia, prevalensi CTS masih Angka kejadian pasti dari LBP di
belum diketahui, akan tetapi, penelitian Indonesia bervariasi antara 7,6%
pada petugas rental komputer di Kota sampai 37%.90% kasus LBP
Tasikmalaya memperoleh prevalensi disebabkan oleh oleh kesalahan posisi
sebesar 80%. (Tarwaka, 2004) tubuh dalam bekerja. (Harahap,
2019)
4 SEBUTKAN 5 TINGKATAN
PENCEGAHAN MENGHADAPI LIMA
HAZARD DI TEMPAT KERJA, DAN
BERI 2 CONTOH UNTUK MASING-
masing TINGKATAN PENCEGAHAN
5 TINGKATAN
5 HAZARD DI TEMPAT
PENCEGAHAN
(Leavel & Clark) KERJA

1. Health Promotion at The 1. Hazard Lingkungan


Workplace 2. Hazard Somatik
2. Specific Protection 3. Hazard Perilaku Pekerja
3. Early Diagnosis and Prompt 4. Hazard Ergonomi
Treatment 5. Hazard Pengorganisasian &
4. Disability Limitation Budaya Kerja
5. Rehabilitation

● Kurniawidjaja, L Meily. (2015). Budaya Pencegahan Menuju Pekerja Sehat dan Selamat.
HAZARD LINGKUNGAN
Hazard lingkungan merupakan hazard yang berpotensi
mengganggu kesehatan para pekerja jika intensitas dan Hazard lingkungan berupa faktor fisik, kimia, dan biologi.
kadar paparannya melampaui toleransi kemampuan
tubuh pekerja.

Health Promotion Specific Protection Early Diagnosis Disability Rehabilitation


at the workplace and Prompt Limitation
Treatment

Komunikasi hazard Penilaian risiko Pertolongan pertama Pengobatan Rehabilitasi medik


yang terdapat di kesehatan yang pada penyakit akut
lingkungan kerja terdapat di lingkungan
kerja

Pelatihan mengenai Penyediaan portal Tanggap darurat Perawatan Program kembali


hazard yang ada online sebagai wadah medik kerja
sesuai dengan profil untuk pekerja
pekerjaan seperti first melaporkan segala
aid dan fire fighting tindakan tidak aman

● Kurniawidjaja, L Meily. (2015). Budaya Pencegahan Menuju Pekerja Sehat dan Selamat.
● Kurniawidjaja, L Meily. (2015). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja.
HAZARD SOMATIK
Hazard somatik (tubuh pekerja) merupakan hazard yang
berasal dari dalam tubuh pekerja itu sendiri, contohnya
seperti riwayat penyakit atau status kesehatan pekerja.

Health Promotion Specific Protection Early Diagnosis Disability Rehabilitation


at the workplace and Prompt Limitation
Treatment

Sosialisasi tentang Medical Check-up Surveillans kesehatan Pengobatan Pemindahan tugas


pola hidup bersih dan secara berkala kerja pekerja
sehat secara berkala

Pelaksanaan program Program imunisasi Penerapan program Kontrol rutin Pemberian waktu
kesehatan di tempat untuk pekerja “fit to work” istirahat/cuti kerja
kerja seperti sampai waktu yang
pelaksaanaan ditentukan
program yoga
seminggu sekali

● Kurniawidjaja, L Meily. (2015). Budaya Pencegahan Menuju Pekerja Sehat dan Selamat.
● Kurniawidjaja, L Meily. (2015). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja.
HAZARD PERILAKU KESEHATAN
Hazard perilaku kesehatan merupakan hazard yang
berhubungan dengan perilaku pekerja, seperti pola kerja
dan pola hidup yang buruk

Health Promotion Specific Protection Early Diagnosis Disability Rehabilitation


at the workplace and Prompt Limitation
Treatment

Bekerja sesuai Menerapkan pola kerja Surveilans kesehatan Perawatan yang Rehabilitasi medik
dengan SOP (pola yang baik kerja teratur
kerja yang baik)

Promosi pola hidup Menerapkan pola Pertolongan pertama Pengobatan pada Program Return to
bersih dan sehat hidup bersih dan sehat ketika terjadi penyakit penyakit kronik Work
akibat pola hidup yang
buruk

● Kurniawidjaja, L Meily. (2015). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja.


HAZARD ERGONOMI
Hazard Ergonomi merupakan unsur-unsur tempat kerja
yang berhubungan dengan ketidaknyamanan yang dialami Hazard Ergonomi dapat berupa gerakan yang berulang,
pekerja saat bekerja , dan jika diabaikan dapat menambah postur janggal, mengangkat beban, dll.
kerusakan pada tubuh pekerja (UCLA-LOSH)

Health Promotion Specific Protection Early Diagnosis Disability Rehabilitation


at the workplace and Prompt Limitation
Treatment

Promosi pola hidup Penilaian risiko program fit to work. Pengobatan pada Penyesuaian
sehat dengan Ergonomi di tempat pekerja yang cedera pekerjaan dengan
berolahraga dan kerja setelah mengangkat kapasitas yang
istirahat yang cukup beban berlebih dimiliki pekerja

Promosi Penyesuaian desain Pertolongan pertama Kontrol rutin rehabilitasi medik


menggunakan alat kerja yang ergonomis ketika pekerja
pelindung diri yang mengalami gangguan
benar dari postur janggal

● Kurniawidjaja, L Meily. (2015). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja.


HAZARD PENGORGANISASIAN & BUDAYA
Hazard pengorganisasian dan budaya kerja merupakan
hazard yang berasal dari ketidakefektifan
KERJA
pengorganisasian dan budaya di tempat kerja. Contohnya
adalah stress kerja.

Health Promotion Specific Protection Early Diagnosis Disability Rehabilitation


at the workplace and Prompt Limitation
Treatment

Penerapan program Pengaturan jam kerja, Surveillans Kesehatan Perawatan Konseling


manajemen stress rotasi kerja, dan beban Kerja
seperti perbaikan kerja
kondisi kerja

Pelaksanaan Pengadaan sarana Analisis kondisi kerja Kontrol rutin Program kembali
pelatihan untuk hiburan untuk para dan evaluasi kondisi kerja
pemberdayaan pekerja seperti stress kerja individu
mekanisme coping lapangan olahraga
individu beserta peralatannya

● Kurniawidjaja, L Meily. (2015). Budaya Pencegahan Menuju Pekerja Sehat dan Selamat.
● L.Vishnu, D. (2018). Occupational Health Surveillance.
5
MENGAPA KASUS PAK DI INDONESIA
YANG DILAPORKAN JAUH DIBAWAH
KEJADIAN KECELAKAAN KERJA.
ADAKAH USULAN PERBAIKAN?
MOHON DIJELASKAN USULAN
Menurut Data Statistika Kecelakaan
Kerja dan Penyakit Akibat Kerja, dalam
lima tahun terakhir, jumlah kasus
penyakit akibat kerja yang dilaporkan
masih sangat kecil, yakni di bawah 100
kasus, sedangkan kecelakaan kerja
dilaporkan terdapat 173.105 kecelakaan
kerja.

(BPJS Ketenagakerjaan, 2018)


Mengapa lebih kecil kasus PAK daripada
kecelakaan kerja?
PAK terjadi dalam jangka waktu yang lama sedangkan kecelakaan kerja terjadi dalam
jangka waktu yang cepat.

PAK membutuhkan waktu yang lama untuk diidentifikasi diagnosisnya dan diketahui
apakah berasal dari pekerjaan atau tidak, sedangkan kecelakaan kerja dapat langsung
diketahui melalui waktu dan tempat terjadi.
USULAN PERBAIKAN
Kasus PAK sama pentingnya dengan kasus kecelakaan kerja.

Usulannya untuk perusahaan dan instansi lainnya, diantaranya:

- Cek atau skrining beberapa masalah kesehatan di awal bekerja.


- Perusahaan memantau kesehatan pekerja dengan cara pengecekan rutin
kesehatan pekerja yang difasilitasi oleh perusahaan.
- Melakukan pendataan penyakit yang diidap pekerja secara tepat.
- Evaluasi rutin terhadap PAK yang terjadi demi terkumpulnya laporan
kesehatan dari pekerja serta untuk mengevaluasi lingkungan kerja dan
faktor-faktor penyebab agar diharapkan berkurangnya kejadian PAK.
6
RAYHAN 25 TAHUN, PRAMUSAJI DI
RESTO YANG TERLETAK DI JALAN
PANGLIMA POLIM, SELAMA MASA
TRANSISI BEKERJA 3 HARI SEMINGGU,
Seminggu yang lalu demam, hasil pcr positif
dan didiagnosis covid 19, apakah rayhan
Apakah termasuk PAK?
Penyakit Akibat Kerja (Occupational Diseases)

Adalah penyakit yang mempunyai penyebab spesifik atau asosiasi kuat dengan
pekerjaan yang sebab utama terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
(Direktorat Kesehatan kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan RI, PERDOKI, 2011)

BUK
AN
Pada pekerjaan pramusaji tidak memiliki task yang spesifik atau asosiasi yang kuat terhadap
agen penyebab COVID-19 asalkan menerapkan protokol kesehatan yang sesuai dalam
pencegahan penularan COVID-19, seperti:
● Pengunjung diwajibkan menggunakan masker saat masuk, sebelum dan sesudah makan.
● Pengunjung diwajibkan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum masuk restoran
dan setelah meninggalkan restoran.
● Pramusaji diwajibkan menggunakan APD seperti face shield, masker, serta sarung
(Direktorat Kesehatan
kerja dan Olahraga
tangan sekali pakai, serta selalu mencuci tangan dengan sabun.
Kementerian Kesehatan ● Dll
RI, PERDOKI, 2011)
7
DOKTER EEN YANG BEKERJA DI WISMA
ATLIT MENANGANI PASIEN COVID-19,
JUGA DIDIAGNOSIS COVID-19,
IA DITANGANI SEBAGAI PENDERITA
PENYAKIT AKIBAT KERJA, JELASKAN
KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA Bahwa tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan dalam melaksanakan
NOMOR pekerjaannya untuk menangani Corona
HK.01.07/MENKES/327/2020 Virus Disease 2019 (COVID-19) berisiko
tinggi terkena Corona Virus Disease 2019
Tentang Penetapan CoronaVirus Disease 2019
(COVID-19) sehingga dapat menyebabkan
(COVID-19) Akibat Kerja yang Spesifik Pada
Pekerjaan Tertentu penyakit akibat kerja

(KEMENKES,
2020)
DITANGANI SEBAGAI PENYAKIT AKIBAT
KERJA
Dokter Een sebagai Tenaga Kesehatan menangani pasien penderita covid, sama
artinya dokter memiliki risiko tinggi terpapar virus [hazard biologi] sehingga masuk
kedalam PAK (telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan)

Sebagai Pekerja, bila terpapar penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja, hal tersebut tergolong dalam penyakit akibat kerja (Perpres No 7
Tahun 2019 Pasal 1 tentang Penyakit Akibat Kerja)

(PERPRES, 2019)
REFERENSI
Aroori, S. and Spence, R., 2008. Carpal Tunnel Syndrome. The Ulster Medical Journal, 77(1), pp.6-17.

Badraningsih L., Enny Zuhny K. Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja. [online]
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131572389/pendidikan/materi-ajar-k3-ft-uny-20152-kecelakaan-akibat-kerja-da
n-penyakit-akibat-kerjabadraningsih-l.pdf
[Accessed 13 September 2020]

Bevan, S., 2012. The Impact Of Back Pain On Sickness Absence In Europe. [online] Bl.uk. Available at:
<https://www.bl.uk/britishlibrary/~/media/bl/global/business-and-management/pdfs/non-secure/i/m/p/impact-
of-back-pain-on-sickness-absence-in-europe.pdf> [Accessed 13 September 2020].

BLS, 2004. Repetitive Motion Results In Longest Work Absences : The Economics Daily : U.S. Bureau Of Labor
Statistics. [online] Bls.gov. Available at: <https://www.bls.gov/opub/ted/2004/mar/wk5/art02.htm> [Accessed 13
September 2020].

Direktorat Kesehatan kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan RI dan PERDOKI. Buku Pelatihan Diagnosis PAK.
Jakarta, April 2011.

Harahap, P., Marisdayana, R. and Al Hudri, M., 2019. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan Low Back Pain
(LBP) pada pekerja pengrajin batik tulis di Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2018. Riset Informasi
Kesehatan, 7(2), p.147.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/327/2020 Tentang


Penetapan CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) Akibat Kerja yang Spesifik Pada Pekerjaan Tertentu
REFERENSI
Kurniawidjaja, L Meily. (2015). Budaya Pencegahan Menuju Pekerja Sehat dan Selamat. UI Press: Depok.

Kurniawidjaja, L Meily. (2015). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. UI Press: Depok.

L.Vishnu, D. (2018). Occupational Health Surveillance. Indian Journal of Occupational Health and Environement
Medicine; 22 (3): 117-120. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6309353/ (Accessed 13
Sept 2020)

Perpres No 7 Tahun 2019 Pasal 1 tentang Penyakit Akibat Kerja

Purnawati, S. (2014). Program Manajemen Stress Kerja di Perusahaan: Sebuah Petunjuk untuk Menerapkannya. Buletin
Psikologi Volume 22, No. 1, 36-44 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Available at: jurnal.ugm.ac.id >
buletinpsikologi > article > download (Accessed 13 Sept 2020).

Tarwaka, Bakri, S.H.A., Sudiajeng, L., 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. UNIBA
Press, Surakarta.

WHO, 2013. Low Back Pain. [online] Who.int. Available at:


<https://www.who.int/medicines/areas/priority_medicines/BP6_24LBP.pdf> [Accessed 13 September 2020].

Workplace Safety and Health Council. Workplace safety and health guidelines diagnosis and management of
occupational diseases. Singapore: WSH Council; 2012. Available:
www.wshc.sg/wps/themes/html/upload/cms/file/WSH_Guidelines_Occupational_Diseases.pdf

Anda mungkin juga menyukai