Anda di halaman 1dari 13

MODUL PELATIHAN DASAR

JABATAN FUNGSIONAL
PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

MATERI INTI 2.j (MI-2.j)


PELAKSANAAN UPAYA KESEHATAN KERJA
(Pembimbingan Program Kembali Kerja Pasca Sakit)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR
2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

MATERI INTI – MI 2.j


PEMBIMBINGAN PROGRAM KEMBALI KERJA PASCA SAKIT

I. DESKRIPSI SINGKAT
Program kembali kerja (Return to Work – RTW) adalah program yang membantu Pekerja
untuk secepatnya kembali bekerja secara produktif setelah mengalami Penyakit Akibat
Kerja ( PAK )atau Kecelakaan Kerja ( KK ) .
Pada sesi ini akan dibahas tugas pembimbingan dari Pembimbing Kesehatan Kerja terkait
program kembali kerja

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melaksanakan pembimbingan program
kembali kerja pasca sakit.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu :
a. Melakukan identifikasi sisa kemampuan kecakapan, keterampilan, potensi dan motivasi
pada pekerja yang bersangkutan
b. Melakukan bimbingan mengenai pekerjaan yang mungkin dilakukan dan sesuai dengan
kondisi pekerja serta kemungkinan kesempatan atau peluang kerja yang tersedia
c. Mempersiapkan pekerja beradaptasi pada pekerjaan semula atau jenis pekerjaan lain
yang memerlukan keterampilan khusus
d. Menyusun dan menyampaikan saran atau rekomendasi terhadap penempatan pekerja
pada pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya berdasarkan pemeriksaan kondisi medis
dari dokter

III. POKOK BAHASAN

Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Identifikasi Sisa Kemampuan, Kecakapan, Keterampilan, Potensi, dan
Motivasi Pekerja yang bersangkutan
Sub pokok bahasan :
a. Program kembali kerja
b. Identifikasi sisa kemampuan, kecakapan, keterampilan, potensi, dan motivasi
pekerja yang bersangkutan

1 KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR 2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Pokok Bahasan 2. Bimbingan mengenai pekerjaan yang mungkin dilakukan dan sesuai
dengan kondisi pekerja serta kemungkinan kesempatan atau peluang kerja yang tersedia

Pokok bahasan 3. Persiapan pekerja beradaptasi pada pekerjaan semula atau jenis
pekerjaan lain yang memerlukan keterampilan khusus

Pokok Bahasan 4. Penyusunan dan penyampaian saran atau rekomendasi terhadap


penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya berdasarkan
pemeriksaan kondisi medis dari dokter

IV. BAHAN BELAJAR


▪ Handout Materi Program Kembali Kerja
▪ Peraturan perundangan terkait

V. LANGKAH/PROSES PEMBELAJARAN
Langkah 1. Pengkondisian (5 menit)
Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan materi yang akan
disampaikan.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan sebaiknya dengan
menggunakan bahan tayang.

Langkah 2. Penyampaian Materi (120 menit)


Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran dan pokok bahasan. (5
menit)
b. Fasilitator menjelaskan isi materi pembelajaran dan sekaligus memfasilitasi
diskusi/tanya jawab. (35 menit)
c. Fasilitator membagi peserta dalam beberapa kelompok dan memberikan lembar tugas
berupa pertanyaan/ilustrasi studi kasus. (10 menit)
d. Fasilitator memfasilitasi presentasi hasil tugas kelompok dan sekaligus diskusi/tanya
jawab. (60 menit)
e. Sebelum sesi diskusi ditutup, fasilitator melakukan refleksi dengan menanyakan
kepada peserta apakah masih ada yang akan didiskusikan untuk memenuhi harapan
yang sudah disampaikan. Berikan apresiasi terhadap peran aktif peserta dan atau
kelompok peserta selama proses pembelajaran. (10 menit)

2 KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR 2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Langkah 3. Rangkuman dan Kesimpulan (10 menit)


Langkah pembelajaran:
a. Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi
yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan.
c. Fasilitator membuat kesimpulan.

VI. URAIAN MATERI

Pokok Bahasan 1.
IDENTIFIKASI SISA KEMAMPUAN, KECAKAPAN, KETERAMPILAN, POTENSI, DAN
MOTIVASI PEKERJA YANG BERSANGKUTAN

a. Program kembali kerja


Menurut American College of Occupational and Environmental Medicine (ACOEM 2008-
2013) yang diadaptasi oleh Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi (PERDOKI),
Return to work (RTW) atau Program Kembali Kerja adalah suatu program yang dilakukan
terhadap pekerja yang mengalami Kecelakaan Kerja (KK) dan atau Penyakit Akibat Kerja
(PAK) yang bertujuan membantu pekerja dalam:
▪ Melakukan penyesuaian pada pekerjaan semula sesegera mungkin atau secara
bertahap
▪ Menemukan pekerjaan lain yang sesuai dengan kemampuan fisik
▪ Mengatasi keterbatasan yang dimiliki untuk melakukan pekerjaannya

Program Kembali Kerja juga merupakan suatu strategi yang digunakan dalam
manajemen pekerja setelah mengalamai KK atau PAK sehingga mengakibatkan
cacat atau disabilitas. Oleh karena itu, Program Kembali Kerja merupakan bagian dari
program rehabilitasi administratif pekerja dari sakit dan kecacatan baik permanen atau
sementara agar dapat kembali bekerja secara produktif.

Program kembali kerja dilaksanakan melalui pendekatan manajemen sistematis antara


pekerja yang sakit/mengalami kecacatan dengan dokter yang merawat, atasan, pusat
rehabilitasi manajemen, bagian sumber daya manusia, personalia dan pihak-pihak lain
yang terlibat dan juga perusahaan asuransi.
Jadi sasaran dari program kembali kerja adalah pekerja setelah menderita sakit berat
atau PAK dan KK yang menimbulkan kecacatan.

Sedangkan lingkup Program Kembali Kerja adalah sejak pekerja mengalami sakit berat
atau kecelakaan kerja, dalam proses penyembuhan (agar lebih cepat sembuh serta

3 KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR 2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

menurunkan tingkat kecacatan dengan memberikan program kerja ringan) dan setelah
ditentukan tingkat kecacatannya oleh dokter yang menangani,untuk mengikuti
program kembali kerja. Atau sejak adanya laporan KK dan atau PAK.

b. Identifikasi sisa kemampuan, kecakapan, keterampilan, potensi, dan motivasi pekerja


yang bersangkutan

Mekanisme pelaksanaan program kembali kerja :

SEHAT

Pek. Transisi
Pekerja: KEMBALI
Program kerja KERJA
KK/PAK/Sakit ringan/mengurangi tk
PROGRAM
berat kecacatan
KEMBALI KERJA

1. Penilaian Laik Kerja


2. Identifikasi Penyesuaian
CACAT 3. Kesepakatan pihak terkait
4.Identifikasi hambatan dan
Penentuan tingkat pendukung
kecacatan 5. Implementasi penyesuaian
6. Monitoring dan evaluasi
(
(dilaksanakan oleh tim)

Diagram 1. Progam Kembali Kerja

Pekerja yang mengalami sakit atau kecelakaan baik akibat kerja maupun bukan akibat
kerja akan mendapat penanganan medis di fasilitas kesehatan atau rumah sakit.
Bila ringan, pekerja tersebut dapat menyelesaikan pengobatan dan kemudian dapat
bekerja kembali tanpa memerlukan program kembali kerja.

Sedangkan bila kondisi medisnya memerlukan penanganan lebih lanjut, dirujuk ke


dokter spesialis terkait atau fasilitas kesehatan yang lebih tinggi dan penanganan oleh
rehabilitasi medis. Setelah mendapat penanganan medis yang diperlukan dilakukan
penialaian awal kondisi medis yang dilakukan oleh dokter, selanjutnya dokter
berwenang menetapkan status kelaikan kerja (fit to work).

4 KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR 2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Penilaian laik kerja dilakukan dengan 7 langkah, yaitu:


1. Uraian pekerjaan atau tugas (job description):
▪ berdasarkan anamnesa dan pengamatan tentang deskripsi tugas pekerja sehari
hari secara rinci. Termasuk tugas yang harus dilakukan, proses kerja, beban kerja
dan lingkungan kerja
▪ informasi mengenai tanggung jawab terhadap orang lain
▪ termasuk tugas tugas yang tidak dilakukan secara rutin dan/atau kebutuhan
kesiapsiagaan tertentu
2. Tuntutan pekerjaan (job demand)
3. Kondisi Kesehatan (medis)
4. Status kecacatan
5. Kemungkinan membahayakan diri sendiri ,rekan kerja atau lingkungan
6. Toleransi pihak atasan maupun rekan kerja
7. Status kelaikan kerja

Hasil penilaian asesmen kembali kerja ditentukan apakah:


▪ Kondisi pekerja tidak mempengaruhi pekerjaannya
▪ Kondisi pekerja membatasi, mengurangi kemampuan
▪ Pekerjaan memperburuk kondisi pekerja
▪ Kondisi pekerja membahayakan keselamatan dirinya, rekan kerja atau masyarakat

Hasil asesmen yang dilaporkan adalah menurut kapasitas fungsional pasien sesuai
kebutuhan pekerjaannya, dilakukan bukan saat akut atau dirawat. Kapasitas fungsional
meliputi fisik, penginderaan, dan psikologis.

Pembimbing kesehatan kerja sebagai pengelola kesehatan kerja di tempat kerja dapat
melakukan identifikasi sisa kemampuan, keterampilan, kecakapan, pekerja yang
bersangkutan berdasarkan hasil laik kerja yang dilakukan oleh dokter pemeriksa. Hasil
kelaikan kerja dari dokter tsb merupakan data dasar dalam mempersiapkan pekerja
pada program kembali kerja. Selain melihat data tersebut, pembimbing kesehatan kerja
harus mempertimbangkan job description dan job demand dari pekerjaan semula
sehingga dapat ditentukan apakah pekerja yang bersangkutan dapat kembali pada
pekerjaan yang semula atau memerlukan pekerjaan transisi atau membutuhkan
pekerjaan yang baru.

Setelah dilakukan identifikasi sisa kemampuan dan keterampilan pekerja maka


selanjutnya dilakukan identifikasi potensi dan motivasi pekerja yang diperkuat dengan
masukan dari SDM/HRD sebagai pihak yang mempunyai data pekerja tsb. Setelah
diketahui motivasi dan potensi pekerja maka dapat diketahui secara lebih rinci pekerjaan
yang tepat bagi pekerja terkait sisa kemampuan yang dimiliki pekerja yang
bersangkutan.

5 KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR 2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Selanjutnya pekerja dapat mengikuti program kembali kerja. Program kembali kerja
dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari: Dokter pemeriksa, manajer kasus, Asisten
manajer kasus, SDM/HRD Perusahaan, Pengelola kesehatan kerja.
Dalam hal ini Pembimbing kesehatan kerja dapat berperan sebagai pengelola kesehatan
kerja yang juga sebagai anggota tim dalam program kembali kerja.

Pokok Bahasan 2.
BIMBINGAN MENGENAI PEKERJAAN YANG MUNGKIN DILAKUKAN DAN SESUAI DENGAN
KONDISI PEKERJA SERTA KEMUNGKINAN KESEMPATAN ATAU PELUANG KERJA YANG
TERSEDIA

Tugas pembimbingan ini bertujuan membantu pekerja:


▪ Melakukan pekerjaan semula sesegera mungkin atau secara bertahap
▪ Melakukan penyesuaian pada pekerjaan semula
▪ Menemukan pekerjaan lain yang sesuai dengan kondisi
▪ Membantu pekerja mengatasi keterbatasan yang dimiliki untuk melakukan pekerjaan

Oleh sebab itu, program kembali kerja juga merupakan bagian dari proses rehabilitasi
administratif. Rehabilitasi administratif dilaksanakan oleh tim penangan kasus (case
management) yang terdiri dari: manajemen, wakil pekerja, pekerja yang bersangkutan,
pengelola kesehatan kerja/pembimbing kesehatan kerja, personalia, hygiene industry dan
pihak-pihak lain yang terkait.

Alur pelaksanaan rehabilitasi administratif perlu disepakati dan dipersiapkan oleh tim.

6 KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR 2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Keputusan
Tim

A. Dicoba bekerja oleh dokter (atas


keputusan tim)
Form A1 -> ditujukan kepada atasan
pekerja
Form A2 -> Arsip dokter/tim
pelayanan Kesehatan Kerja
Form A3 -> Tembusan kepada
Personalia

B. Dipantau kecocokannya selama uji coba


(oleh atasan, dibantu oleh pengelola K3 di
tempat kerja)

Form B1 -> hasil pemantauan atasan pekerja

Form B2 -> hasil pemantauan pemeriksaan


Kesehatan

C. Ketetapan Fit bekerja kembali

Form C1 -> rekomendasi atasan


pekerja
Tidak
Form C2 -> rekomendasi dokter

Form C3 -> Penetapan oleh


Personalia

Alur Rehabilitasi Administratif


(Sumber: Kurniawidjaja, Meily.2011)

7 KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR 2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Pokok bahasan 3.

PERSIAPAN PEKERJA BERADAPTASI PADA PEKERJAAN SEMULA ATAU JENIS PEKERJAAN


LAIN YANG MEMERLUKAN KETERAMPILAN KHUSUS

Salah satu upaya yang dilakukan terkait dengan program Kembali Kerja adalah menyiapkan
pekerjaan transisi bagi pekerja yang baru pulih dari kondisi sakit berat (dibantu oleh
personalia, karena personalia yang mengetahui posisi kosong di tempat kerja).
Pekerjaan Transisi dapat berupa pekerjaan lama yang dimodifikasi, atau pekerjaan yang
baru,dapat dilakukan di tempat kerja semula atau di tempat yang baru. Penempatan pada
pekerjaan transisi ini diputuskan oleh tim penanganan kasus .
Pekerjaan transisi diperlukan bagi pekerja yang belum sembuh total namun dapat masuk
kerja. Pekerjaan transisi dapat berada pada divisi semula ,tempat pekerja tersebut bekerja
(dengan modifikasi pekerjaan) namun dapat pula berada pada divisi lain. Pekerjaan transisi
disesuaikan dengan kondisi fisik dan mental pekerja tsb. (dapat merujuk pada hasil tahapan
laik kerja).
Selama dalam masa pemulihan dan bekerja pada pekerjaan transisi,pekerja tetap selalu
dipantau kesehatannya terutama oleh pengelola kesehatan kerja/pembimbing kesehatan
kerja. Selain itu pekerja juga akan di bina dan di pantau oleh atasan yang bersangkutan.
Pemantauan dan pembinaan tersebut dimaksudkan agar pekerja dapat secara bertahap
kembali ke pekerjaannya semula. Namun jika pekerja diputuskan tidak dapat kembali ke
pekerjaannya semula dikarenakan kondisi fisik maupun mentalnya sakit berat, maka
pekerja akan tetap bekerja di pekerjaan transisi untuk mencegah kemangkiran.

Pokok Bahasan 4.
PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN SARAN/REKOMENDASI TERHADAP PENEMPATAN
PEKERJA PADA PEKERJAAN YANG SESUAI DENGAN KONDISINYA BERDASARKAN
PEMERIKSAAN KONDISI MEDIS DARI DOKTER

Seluruh kegiatan dalam alur rehabilitasi administratif di catat, didokumentasikan, dianalisis,


disimpulkan, diberi saran, disusun dalam bentuk laporan sebagai rekomendasi kepada
pimpinan perusahaan, serta dokumentasi bagi tim penangan kasus (case management).

8 KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR 2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

VII. REFERENSI
▪ Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi RI No
13 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan Angka
Kreditnya
▪ Kurniawidjaja, Meily. 2011. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta : UI-Press
▪ Pedoman Perhitungan Kecacatan DK3N
▪ Disability Evaluation, Stephen L Demeter dan Gunnar B.J. Andersson, 2003
▪ Modul Pelatihan Penyakit Akibat Kerja, Kemenkes RI, 2010
▪ Modul pelatihan Kesehatan Kerja bagi Petugas Puskesmas, Depkes RI 2008
▪ Tata Laksana Layanan Rehabilitasi Medik dalam Program return to Work BPJS
Ketenagakerjaan, Perdosri 2014
▪ Rehabilitation Medicine Guide, OHS 5108, Edith Cowen Univ,1997
▪ Slide presentasi RTW – Kolegium Kedokteran Okupasi Indonesia, Perdoki, 2014

9 KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR 2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

VIII. LAMPIRAN

▪ Lembar Kasus
a. Tugas:
▪ Mengidentifikasi sisa kemampuan kerja, kecakapan, ketrampilan, potensi
dan motivasi pekerja
▪ Mempersiapkan pekerjaan yang sesuai, pekerjaan transisi jika diperlukan
▪ Mempersiapakan adaptasi
▪ Melakukan pembimbingan
▪ Menyusun rekomendasi

b. Contoh:
Identitas Pekerja : Wanita Ny.RDG 37 tahun,
Keterangan Pekerjaan : sekretaris ,bekerja selama 15 tahun,bekerja
8jm/hr,40jm/mg; tambahan jam kerja 8 jm/bulan
Resume Kasus : Laik dengan pembatasan
Diagnosa PAK : De Quervein Tendosinovitis
Disability : nyeri saat menggenggam benda dengan tangan
kanan/bekerja menggunakan computer
Risiko : bertambah berat jika melakukan pekerjaan tsb

Tabel Identifikasi
Tuntutan Sisa Kemampuan Potensi Motivasi
Uraian Tugas Ket.
Pekerjaan Keterampilan yang ada Pekerja
▪ Duduk lama ▪ Menulis, Tangan kanan Tangan kiri Besar
▪ Mengetik mengetik berkurang (penuh)
▪ Menerima dengan kemampuan /
telpon tangan kanan
keterampilan Tangan
▪ Berjalan ▪ Menerima,
meletakkan memegang kanan
berkas telepon dengan
dengan gerak ringan
tangan kiri

10 KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR 2014
MODUL PELATIHAN DASAR
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA

Hasil identifikasi, pekerja ditempatkan pada:


Rencana
Pekerjaan Pekerjaan Adaptasi
Pekerjaan baru Pembimbingan
semula transisi
▪ Dengan - Public Relation, ▪ Uraian tugas ▪ Pengenalan
pengurangan pekerjaan yang tidak baru, lingkungan
uraian tugas banyak mengunakan ▪ pendampingan kerja baru
▪ Diberikan
tangan kanan untuk
rentang
mengetik/menggunakan waktu,
komputer dilakukan
evaluasi

Kesimpulan:
Kondisi setelah evaluasi dalam rentang waktu tertentu adalah………

Rekomendasi:
▪ Dapat ditempatkan pada pekerjaan baru
▪ Tetap pada pekerjaan lama dengan uraian tugas baru

c. Diskusi Kelompok

Kasus 1
Pekerja wanita, 35 tahun, operator mesin produksi pada PT.X, mengalami KK 2 jari
tangan kiri terkena mesin press, tidak dapat digerakkan.

Kasus 2
Pekerja laki-laki, 47 tahun, pekerjaan sebagai supir truk molen beton, keluhan nyeri
pungung bawah, kesemutan, baal pada kedua ekstremitas, tidak kuat menyetir lebih
dari tiga jam

11 KEMENTERIAN KESEHATAN RI – BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSDIKLAT APARATUR 2014
BAPELKES CIKARANG
Jl. Raya Lemahabang No. 1, Kec. Cikarang Utara
Kab. Bekasi – Jawa Barat (Tel. 021-8901075)
e-mail : http://bapelkescikarang.bppsdmk.kemkes.go.id/

Di Cetak Tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai