Anda di halaman 1dari 54

UNIVERSITAS

BALIKPAPAN

PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA
Medical Check Up

Andi Surayya Mappangile, SKM.,M.Kes


D4K3 Universitas Balikpapan
Perundang-Undangan

Pemeriksaan Kesehatan Karyawan (PKK)


diatur dalam:
1. Permenaker 02/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan tenaga Kerja;
2. Permenaker 03/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja di Perusahaan;
3. Kepres no 22 tahun 1993 tentang
Penyakit Akibat Hubungan Kerja.
Landasan Hukum
PERMEN NAKER & TRANSMIGRASI No.Per-02/MEN/
1980 tentang PEMERIKSAAN KESEHATAN PRAKERJA
TENAGA KERJA
Pasal 2
(2) Semua perusahaan sesuai dengan Undang-undang
No.1 Tahun 1970, wajib mengadakan pemeriksaan
kesehatan sebelum kerja.
Pasal 3
(2) Semua perusahaan harus melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurang
nya 1 tahun sekali.
Pengertian

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja (awal)


– Sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan
pekerjaan.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala (periodik)
– Setelah tenaga kerja bekerja
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
– Terhadap tenaga kerja tertentu
– Terhadap tenaga kerja dengan kondisis tertentu
TUJUAN:

- Untuk mengetahui apakah tenaga kerja yang dit


erima dalam kondisi kesehatan yang baik.
- Untuk mengetahui apakah mempunyai penyakit menul
ar yang akan mengurangi tenaga kerja lainnya.
- Untuk mengetahui apakah tenaga kerja tersebut
cocok dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
- Mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja.
- Menilai kemungkinan adanya pengaruh dari pekerjaan
seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usah
a pencegahan.
- Untuk menilai adanya pengaruh dari pekerjaan tertentu
terhadap tenaga kerja atau golongan tenaga kerja terte
ntu.
Tujuan Rikes Tenaga Kerja
a. Rikes awal (sebelum kerja)
 Tenaga kerja yang diterima sehat.
 Tidak mempunyai penyakit menular.
 Cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan.
Pemeriksaan ini meliputi :
a. Rikes awal (sebelum kerja)
 Pemeriksaan fisik lengkap
 Pemeriksaan kesehatan jasmani
 Pemeriksaan rontgen paru-paru dan labor
atoriun
 Pemeriksaan lain yang dianggap perlu
Tujuan Rikes Tenaga Kerja
b. Rikes berkala (periodik).
 Mempertahankan derajat kesehatan tenaga
kerja.
 Menilai kemungkinan pengaruh dari pekerja
an
 Untuk pengendalian lingkungan kerja
Pemeriksaan ini meliputi :
b. Rikes berkala (periodik).
 Pemeriksaan fisik lengkap
 Pemeriksaan kesehatan jasmani
 Pemeriksaan rontgen paru-paru dan laboratori
un
 Pemeriksaan lain yang dianggap perlu
Tujuan Rikes Tenaga Kerja
c. Rikes khusus.
 Menilai adanya pengaruh dari pekerjaan tert
entu
 Menilai terhadap tengaa kerja atau golongan
tenaga kerja tertentu.
Pemeriksaan ini meliputi :
c. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap :
 Tk yg telah mengalami kecelakaan / P.A.K sehing
ga memerlukan perawatan > 2 minggu

 Tk berusia diatas 40 tahun / tk wanita dan tk cac


at, serta tk muda yg melakukan pekerjaan terten
tu

 Tk yg terdapat dugaan-dugaan tertentu mengen


ai gangguan kesehatan

 Tk yang akan pensiun (ada / tidak adanya gangg


uan kesehatan akibat kerja
Mekanisme Rikes Tenaga Kerja

1. Rikes tenaga kerja meliputi pemeriksaan fisik, laboratori


um (darah dan urin) rutin dan pemeriksaan khusus lain
nya jika dianggap perlu.
2. Setelah ditemukan diagnosis PAK harus segera dilapork
an (2x24 jam)
3. Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja harus segera
membuat laporan kepada perusahaan dan tembusanny
a kepada Disnaker setempat.
4. Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja harus membu
at laporan kegiatannya kepada Disnaker setempat setia
p setahun sekali.
Manfaat Rikes Tenaga Kerja
1. Menilai kemampuan tenaga kerja melaksanak
an pekerjaan terrtentu, ditinjau dari segi kese
hatan;
2. Mendeteksi gangguan kesehatan yang mung
kin berkait dengan pekerjaan dan lingkungan
kerja;
3. Indentifikasi penyakit akibat kerja (PAK).
Rikes Tenaga Kerja Awal
Anamnesa umum :
1. Riwayat pekerjaan
2. Keluhan yang diderita
3. Kondisi kesehatan yang dirasakan
4. Riwayat perawatan di rumah sakit
5. Riwayat operasi
6. Riwayat kecelakaan yang pernah diderita
7. Kebiasaan yang pernah dilakukan (perokok, peminum
, obat-obatan dll)
8. Umur
9. Pendidikan keadaan keluarga, dll.
Teknis Rikes di Awal
Anamnesa khusus untuk  Penyakit kulit
penyakit :  Penyakit pendengaran
 Alergi  Penyakit pinggang
 Epilepsi  Penyakit kelainan pada
 Kelainan jantung kaki
 Tekanan darah tinggi /
 Hemia
rendah
 Tbc  Hepatitis/penyakit hati
 Kencing manis  Ukuran peptikum
 Asma, brochitis, pneu  Anemia
monia  Tumor
 Gangguan jiwa  Dan lain-lain
Teknis Rikes di Awal
 Pemeriksaan klinis :
a) Pemeriksaan fisik
 Fisik diagnostik (inspeksi, palpasi, peerkusi, aus
kultasi)
 Pengukuran (td,nadi, pernafasan,tb,bb)
 Pemeriksaan penglihatan, pendengaran, peraba
an, reflek, kesegaran jasmani.
 Pemeriksaan lab. (Darah urin, feces)
 Pemeriksaan khusus (rongent, spirometri,ecg, b
uta warna, alergi test dan lain-lain)
b) Pemeriksaan mental (kesadaran, tingkah laku, ko
ntak mental dan perhatian, inisiatif, intelegensia,
proses berpikir)
Klasifikasi hasil pemeriksaan fisik

a. Baik sekali (tidak ada cacat)


dapat bekerja apapun. Misal: seleksi TNI
b. Baik (ada cacat kecil dapat dikoreksi)
dapat bekerja. Misal: caries, koreksi mata, reflek p
atella menurun
c. Baik hanya untuk pekerjaan tertentu
mempunyai kekurangan/kecacatan yang bisa me
mpengaruhi daya kerja. Misal cacat yang sulit dip
erbaiki : hernia, sakit jantung, diabetes, TBC yg su
dah tenang
d. Tidak baik (punya penyakit yang
membahayakan) tidak dapat dipekerjakan. Misal:
penyakit rohani/jiwa, epilepsi, TBC aktif
Hasil Pemeriksaan Kesehatan T
ingkat Awal
 Sehat (tidak didapat kelainan) boleh be
kerja tanpa syarat :
a. Boleh bekeja berat
b.Boleh bekerja ringan
c. Boleh bekerja diberbagai bagian
Hasil Pemeriksaan Kesehatan T
ingkat Awal
 Menderita sakit/ada kelainan :
a. Boleh bekerja pada kondisi kerja tertent
u
b.Ditolak untuk bekerja (ditolak untuk per
manen (tetap) atau ditolak sementara m
enunggu proses pengobatan.
Jenis Pemeriksaan
PERMEN NAKER & TRANSMIGRASI No.Per-02/MEN/19
80 tentang PEMERIKSAAN KESEHATAN PRAKERJA
TENAGA KERJA

Pasal 2
(3) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja meliputi pemeri
ksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru
-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin,
serta pemeriksaan lain yang dianggap perlu.
(4) Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu perlu dilakukan
pemeriksaan yang sesuai dengan kebutuhan guna
mencegah bahaya yang diperkirakan timbul.
Parameter Uji Kesehatan

Parameter uji kesehatan ditetapkan berdasarkan


resiko kesehatan (health hazards) yang ada baik yang
bersumber dari lingkungan hidup seperti sanitasi
lingkungan dan pencemaran, gaya hidup masyarakat
Indonesia yang sedang berubah (transisi demografi),
maupun resiko khusus yang ada dalam pekerjaan
sehari-hari di perusahaan secara kimiawi, fisik,
biologik dan ergonomik.
Perencanaan MCU Karyawan

• Health Risk Assessment


• Matrix Medical Check Up
• Team koordinasi
• Jadwal Pelaksanaan
• Penentuan Provider
• Rencana Pelaksanaan
Health Risk Assessment

• Field Survey: kimia, fisika, biologi,


ergonomi, psikososial.
• Job Task.
• MSDS.
• Health Map.
Tim Koordinasi

• HRD: jadwal, budget;


• Purchasing: harga, tender;
• Maintenance: keselarasan peralatan;
• Industrial Hygiene: identifikasi &
pengukuran hazard, limbah;
• Clinic: mutu, follow up;
Jadwal Pelaksanaan

• Dilakukan di dalam perusahaan atau


diprovider;
• Sekaligus atau satu/satu (ulang tahun);
• Jadwal kerja karyawan daily & shift;
• Sesuaikan dengan persyaratan pemeriksaan
yang diperlukan: puasa? bising? biomonitoring
?
• Kemampuan provider;
Penentuan Provider

• Dibahas oleh team koordinasi;


• Purchasing: memberikan provider2 yg
mengajukan penawaran;
• Team melakukan penelitian untuk menyeleksi
provider, bila perlu melakukan audit langsung
ke provider;
• Dokumen yg perlu: izin, alat, kalibrasi dll;
Expectasy

• Diketahuinya secara dini Adanya gangguan


kesehatan (mis:keluhan,tanda,gejala dan
penyakit) akibat kerja;
• Diketahuinya secara dini penyakit umum yang
bisa dipengaruhi oleh pekerjaan (mis:
hipertensi di tempat panas);
• Kualitas pemeriksaan prima (Mis: administrasi
benar, hasil laboratorium teliti);
• Laporan individual, fitness to work dan analysis
bisa diterima, sebagai alat manajemen;
Pemeriksaan Kesehatan

• Pemeriksaan Kesehatan Prakarya, Berkala dan Khusus


bertujuan untuk Menilai apa Karyawan fit untuk
bekerja;
• Kompetensi Dokter Pemeriksa adalah Kompetensi
Dokter Umum;
• Alat yang dipakai adalah alat yang biasa dipergunakan
oleh Dokter Umum;
• Topik pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan risiko
yang dihadapi pekerja;
• Alatuji yang dipakai adalah alat yang punya sensitivitas
Kerahasiaan

• Semua dokumen pemeriksaan kesehatan ditulis


“RAHASIA KEDOKTERAN”;
• Jika Perusahaan tidak punya Perawat atau
Dokter, sebelum dilakukan Pemeriksaan
kesehatan semua karyawan harus menanda
tangani Deklarasi Pembukaan Rahasia;
• Data karyawan yang dimasukkan ke dalam excel
harus diberi password;
Pelaksanaan

1. Pendaftaran pasien: Pasien diberikan nomor


identifikasi utk semua pemeriksaan, pastikan
nama, departemen, nik;
2. Pengisian formulir questioner, didampinigi
oleh petugas agar diisi dgn lengkap dan
benar;
3. Pemeriksaan; TB, BB, Lingkar perut, tekanan
darah, buta warna, refraksi;
Pelaksanaan

4. Pemeriksaan fisik oleh dokter


5. Pengambilan sample darah dan urine
6. Rontgen Thorax (digital?)
7. Spirometri
8. Audiometri
9. EKG, Treadmill
10. Penyerahan formulir kembali
Pemeriksaan

1. Pemeriksaan pendahuluan (Perawat):


 Riwayat pekerjaan; Riwayat penyakit; Kuesioner;
 Tekanan darah, Nadi, Penglihatan Warna, Visus, dll;
2. Pemeriksaan medik (Dokter):
 Wawancara;
 Pemeriksaan fisik;
3. Pemeriksaan penunjang:
 Rontgen dada/pinggang; Elektrokardiografi;
 Chester test; Audiometry; Spirometry;
4. Pemeriksaan khusus:
 Seperti biomonitoring bisa di outsource;
Kuesioner

• Kuesioner lebih baik diisi melalui wawancara (bahasa,


salah paham dll);
• Pertanyaan menyangkut lingkungan kerja karyawan
sekarang;
• Pertanyaan menyangkut keluhan dan penyakit pekerja
sekarang;
• Jawaban yang positif dibertanda sehingga dokter akan
memberikan perhatian lebih pada masalah itu;
Wawancara / anamnese

• Allergi:
– Obat;
– Bahan kimia;
• Immunisasi:
– Hepatitis A, B;
– Tetanus;
• Perilaku:
– Merokok, Olahraga, Makan, Tidur,
– Stress;
• Yang diderita:
• Kecelakaan:
• Pekerjaan yang lalu:
• Panyakit akibat kerja:
Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan kesehatan
adalah pemeriksaan fisik
bukan pemeriksaan
laboratorium;
• Pemeriksaan terutama
organ target
Tes Buta Warna

• Screening:
– Ishihara;
– Pakai yang 25 plates;
– Tulis apa yang dibaca
– Simpulkan: protan, deutan, total;
• Confirmatory:
– Lantern test;
Ishihara Plate Test
Color Blind Vision
Laboratorium

• Penjaminan mutu laboratorium secara umum


(catatan, manual, suhu dll);
• Rentang waktu pengambilan samples dan
pemeriksaan;
• Narkoba;
Tes Pendengaran

• Audiometer dan Booth:


– Kalibrasi tahunan;
– Kalibrasi biologik;
– SLM di dalam 40 dBA
• Pekerja yang diperiksa:
– Bebas bising 14 jam;
• Teknisi yang memeriksa:
– Pelatihan audiometri;
Tes Pernapasan

• Yang diperiksa:
– Tidak merokok;
– Tidak makan;
• Spirometer:
– Kalibrasi tahunan;
– Kalibrasi harian;
• Pemeriksa:
– Pelatihan SpirometryNIOSH 2004;
Radiology

• Kualitas radiograph:
– 10 persyaratan;
• Pneumokoniosis:
– Standar ILO;
• Awas joki;
– Tanda tangan;
– KTP;
Rekam Jantung

• EKG istirahat;
– Usia > 35 tahun; Perokok; Tak berolahraga;
• Jika ditemukan kelainan baru dilakukan
treadmill test;
Indikasi Treatmill Tes

• Patients with symptoms or signs that are


suggestive of coronary artery diseases (CAD).
• Patients with significant risk factors for CAD.
• To evaluate exercise tolerance when patients
have unexplained fatigue and shortness of
breath.
• To evaluate blood pressure responseto exercise
in patients with borderline hypertension.
• To look for exercise-induced serious irregular
heart beats.
Evaluasi Hasil

• Penerimaan hasil dari provider, rangkap 2, asli


untuk klinik & copy untuk karyawan. Pastikan tidak
tertukarIngat Kerahasiaan!
• Resume dalam bentuk soft copy agar mudah
diolah;
• Presentasi untuk manajemen & karyawan,
upayakan ada perbandingan dengan tahun2
sebelumnya;
• Follow up kelainan yg serius: penyakit yg
berhubungan dgn pekerjaan, penyakit kronis,
penyakit menular;
Laporan Hasil

• Laporan perorangan:
– Dijelaskan kepada pekerja;
– Oleh dokter atau perawat;
• Laporan manajemen:
– Pernyataan fit atau tidak;
– Tanpa data medis;
– Presentasi medis tanpa nama
• Laporan analisis:
– Statistik;
– Sebagai upaya perbaikan lingkungan;
Kriteria kesehatan karyawan & calon karyawan
berdasarkan standar kriteria international labour
organization (ilo)

 FIT / FIT FOR THE JOB


 TEMPORARY UNFIT
 FIT WITH RESTRICTION
 UNFIT
 UNCOMPLETE RESULT
FIT / FIT For The Job

a. Karyawan/ calon karyawan dalam keadaan sehat.


Mungkin ditemukan gangguan kesehatan ringan, tetapi
tidak memerlukan follow up/ perawatan oleh dokter (mis
alnya. Alergi makanan, penyakit kulit ringan, maag, dll)
b. Calon karyawan masih harus memenuhi persyaratan
kerja khusus sesuai dengan penempatannya (misalnya.
Tinggi badan minimum.165 cm untuk operator. Tidak
buta warna untuk mekanik. dll).
c. Karyawan memenuhi persyaratan kesehatan untuk
bekerja.
Temporary Unfit
1. Karyawan mengalami gangguan kesehatan yang
memerlukan follow up/ pengobatan oleh dokter (misalnya
hipertensi, diabetes, kolesterol, hepatitis, jantung, dll)
2. Follow up dilakukan oleh dokter perusahaan atau dokter
spesialis konsulen, atau rumah sakit rujukan.
3. Karyawan tetap dapat melaksanakan pekerjaannya selama
atau setelah masa perawatan (kecuali jika dokter yang
merawat memberikan rekomendasi khusus/ istirahat/ kerja
ringan, yang dibuktikan secara tertulis. ).
4. Status fit/ unfit ditentukan oleh dokter perusahaan, dengan
mempertimbangkan seluruh catatan medis karyawan.

Catatan:
Temporary unfit adalah status kesehatan yang bersifat sementara.
Status finalnya tergantung hasil follow up dokter.
Status final dapat “FIT”jika proses pengobatan terlaksana dengan baik,
Atau ÜNFIT””jika pengobatan gagal / tidak dilakukan.
FIT With Restriction

Calon karyawan tidak mempunyai gangguan kesehatan


tetapi punya masalah dengan kondisi tubuhnya
dihubungkan dengan kondisi pekerjaannya.

Catatan:
a. FIT with restriction adalah status kesehatan yang bersifat sementara.
Status finalnya tergantung pada manajemen (HRD) perusahaan yang
menentukan bisa menjadi FIT atau UNFIT. Status final dapat “FIT”jika
penempatan sesuai dengan kondisi fisiknya, atau” ÜNFIT”jika tidak
ada tempat kerja yang sesuai.
b. Dalam kondisi khusus (yang ditentukan oleh HRD), pengujian ulang
atas status kesehatan calon karyawan dilakukan dengan mengulang “
seluruh paket”medical check up.
UNFIT
Karyawan/ calon karyawan memiliki masalah kesehatan serius
yang memerlukan tindakan medis tertentu.
Dengan demikian kondisi kesehatan karyawan/ calon
karyawan tersebut tidak sesuai untuk semua pekerjaan .

UNCOMPLETE RESULT
Status kesehatan belum dapat disimpulkan. Diperlukan
pemeriksaan medis lain untuk menegakkan diagnosa
kesehatan.
Follow Up

• Apakah ada kemungkinan penyakit akibat


kerja?
• Engenering control, administrasi kontrol, P
PE ?
• Penyuluhan ke karyawan/keluarga: gaya hi
dup, olah raga, diet, penyakit dll
• Follow up terapi: KP, DM, Hepatitis,Kel Ja
ntung, Kel Ginjal, NIHL dll
Conclusion

• The “fitness for work”


• Objectively assessed to establish someone i
s fit for any designated job.
• Can reduce the impacts of health risks
• Indirectly may increase the productivity
• Makes understand everyone that healthy is
needed and important to work
Safety is priority, Healthy is must

Thanks for the attention

Anda mungkin juga menyukai