Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HEALTH RISK ASSESSMENT

DISUSUN OLEH :
CHOIRUNISA FAUZIAH ( 031811017 )
K3 A 2018 B (403)
PENYAKIT AKIBAT KERJA & BIOLOGICAL MONITORING

JURUSAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3)


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS BINAWAN

2020
LAPORAN HEALTH RISK ASSESSMENT

I. LATAR BELAKANG
Setiap lokasi kerja memiliki potensi bahaya yang berbeda beda
bergantung dari kegiatan atau aktivitas yang dilakukan ditempat itu. Dalam
setiap potensi bahaya terkandung kemungkinan (probality) sebagai peluang dan
resiko sebagai dampak (consequency). Dalam dunia bisnis dewasa ini, potensi
bahaya dan resiko telah berkembang oleh karena kemajuan teknologi dan
beragamnya aktivitas operasional sehingga menuntut pengendalian resiko dalam
perencanaan perusahaan kedepan dan memegang peranan penting dalam
keberlangsungan usaha dan proses bisnis utama perusahaan, di mana
pengendalian resiko K3 menjadi aset yang sama penting terhadap aset bisnis
perusahaan (Bahan, Orang, Cara Kerja, Alat dan Lingkungan) dari pencegahan
kerugian (loss prevention) sehingga harus dikelola secara layak dan benar.
Berkaitan dengan perkembangan teknologi, berkembang pula Dampak
terhadap kesehatan yang berkaitan dengan jenis pajanan ditempat kerja yang
lambat laun akan menimbulkan penyakit akibat kerja (PAK, work related
diseases). Penerapan program kerja K3, hygiene industri, tidaklah cukup
dengan hanya mengandalkan komponen teknologi, namun juga harus
mengandalkan komponen lainnya, yaitu berkaitan dengan peningkatan derajat
kesehatan manusia, proses dan lingkungan. Oleh karena itu, penerapan dan
pengelolaan kesehatan pekerja (Health Risk Assessment) menjadi hal penting
dikaitkan dengan program Risk Management perusahaan yang terintegrasi
dengan Sistem Manajemen K3 (Occoupational Safety and Health Management
System) pada perusahaan.
Program Kesehatan kerja yang terukur dapat dicapai dengan menerapkan
HRA pada perusahaan. Agar tercapainya program kesehatan kerja yang tepat
maka HRA diperusahaan perlu dilaksanakan. Perusahaan pada umumnya telah
melakukan pemantauan lingkungan kerja secara rutin. Data pengukuran
dilakukan analisa mengenai dampak kepada pekerja namun belum mengarah
pada risiko kesehatan yang terukur. Sangatlah disayangkan data yang banyak
tidak dilakukan analisa risiko kesehatan lebih lanjut .

II. TUJUAN
Tujuan umumnya adalah diketahuinya nilai resiko kesehatan pada
lingkungan kerja dan saran pengendaliannya

Dan Tujuan khususnya adalah:


1. Diketahuinya potensi bahaya di lingkungan kerja terutama pada laboratorium
klinik dan aktivitas mengecat kolam ikan.
2. Diketahuinya penilaian resiko setiap potensi bahaya di lingkungan kerja
3. Diketahuinya saran pengendalian resiko setiap potensi bahaya di lingkungan
kerja

III. PELAKSANAAN KEGIATAN


Pelaksanaan Health Risk Assessment ini, meliputi kegiatan sebagai berikut;
1. Pengumpulan data sekunder pada setiap kelompok pekerja sesuai pajanan
yang spesifik
2. Pengumpulan data sekunder pengukuran lingkungan kerja.
3. Pengumpulan data primer dengan kuesioner dan wawancara kepada pekerja
4. Penilaian resiko kesehatan kerja pada variabel potensi bahaya yang telah
ditentukan.
5. Memberikan saran pengendalian Resiko Kesehatan
6. Diskusi dan presentasi hasil
IV. MATERI DAN METODOLOGI
Materi HRA ini terdiri atas;
1. Persiapan Melakukan HRA
2. Identifikasi Potensi Bahaya di tempat kerja
3. Penetapan Matriks SEGs (kelompok pajanan)
4. Penilaian Health Resiko (Health Risk Assessment)
5. Metode Kuantitatif berdasarkan SEGs (kelompok pajanan)
6. Mengkomunikasikan resiko kepada pemangku jabatan, apakah resiko bisa
diterima atau ditolak
7. Jika resiko ditolak siapkan rekomendasi pengendalian
8. Penetapan Pengendalian Resiko dan recomendasi sesuai kebijakan dan
peraturan K3
9. Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program Kerja HRA serta evaluasinya
10. Mendokumentasikan hasil catatan HRA
11. Menetapkan petugas yang melaksanakan HRA
12. Survey ke tiap Departemen dengan melakukan wawancara
13. Rating Hazard yaitu penilaian tingkat pajanan dengan melihat jumlah dan
lamanya terhadap nilai, terdapat nilai ambang batas dengan 3 kriteria tingkat
pajanan : :
1. Low < 50% NAB
2. Medium/moderat 50 – 100% NAB
3. High > 100% NAB

V. LAMA PELAKSANAAN
Kegiatan HRA ini teknis lapangan akan dilaksanakan selama 7 hari kerja.

VI. PERSIAPAN KEGIATAN


Bahan informasi: (jika ada)
 incident reports
 Audit reports
 Previous HRAs
 Occupational illnes and injury reports
 Equipment maintenance and fault reports
 Health surveillance records
 Sickness absence reports
 Previous occupational hygiene survey
 Site inspections
 Health and safety meetings
 Material safety data sheets (MSDS)

WALK THROUGH SURVEY

A walk through survey tempat, proses atau alat yang dapat dinilai oleh
pancaindra untuk identifikasi hazard terhadap kesehatan, tingkat pajanan pada jenis
pekerjaan tertentu yang mempengaruhi kesehatan baik fisik maupun psikis.

VII. PENETAPAN HRA

a. HRA digambarkan dalam rumus :

RR = C x PrE x PeE x U
Akibat Tidak Sakit sembuh Sakit dengan Sakit dengan
Kesehatan menimbulkan (15) cacat ringan cacat berat
gejala sakit (1) (50) (100)
Peluang Low (3) Medium (6) High (10)
terpajan
Lamanya Sakit pertahun Beberapa kali Beberapa kali Terus Terus
Terpajan (0,5) pertahun(1) perbulan(2) menerus 2 sd menerus 8
4 jam pershif jam pershif
(6) (10)
Prediksi Resiko dapat Resiko tidak Resiko
diprediksi dapat sangat jelas
diprediksi (2) (3)

hasil perhitungan resiko


≥ 400 resiko tidak dapat ditoleransi/tidak boleh dilanjutkan
200 - 399 resiko sangat tinggi/perlu tindakan perbaikan saat ini juga dengan perbaikan solusi
70 - 199 resiko tinggi/ perlu perbaikan secepat mungkin
20 - 69 berpotensi resiko/ perbaikan dan monitoring
≤ 20 resiko dapat ditoleransi/ monitoring
b. Risk Assessment untuk ergonomi menggunakan RULA dan
REBA
VIII. Hasil Penilaian HRA dan ERGONOMI

TABEL PENILAIAN HRA


TABEL SURVEY HRA DISEKITAR RUMAH

HEALTH RISK
NO LOKASI AKTIVITAS PARAMETER IDENTIFIKASI KELUHAN DURASI NAB PENGUKURAN POTENSI C x PrE x PeE x U KEPASTIAN KEJELASAN PENGENDALIAN
DAN PENGUKURAN PAJANAN PAJANAN LINGKUNGAN PAK RISK HAZARD
PEKERJAAN C PrE PeE U R

1. Perkebunan Pemotongan Fisika Getaran Penyakit 4 Jam 5 Meter/detik² Tidak Terukur Hand Arm 1 6 6 1 36 Berpotensi Risiko Certain Mengurangi Jam
Kayu Pohon akibat / Perbaikan dan kerja untuk
getaran Full Monitoring ( pekerja/karyawan
Body Medium Risk ) dan mengganti mesin
dengan yang minim
getaran

Biologi Bahaya Binatang Tersengat 4 Jam - - Iritasi Kulit 1 3 6 1 18 Resiko dapat Certain Sebaiknya
dan Tanaman binatang dan ditoleransi dan menggunakan APD
jamur di Monitoring . lengkap
batang pohon

2. Rumah Menggunakan Fisika Pencahayaan Pleura ringan 2 Jam 200 lux Tidak Terukur Mata lelah Resiko dapat Certain Berusaha mengatur
( Jl. Kenari laptop ditoleransi dan intensitas cahaya
Rt. 06/06 ) 1 3 6 1 18 Monitoring laptop agar mata
berada diposisi yang
baik dan mengurangi
resiko

Radiasi Mata lelah 2 Jam 0,0004 mW Tidak Terukur Pusing 1 3 6 1 18 Resiko dapat Berusaha mengatur
Cm² ditoleransi dan Certain penggunaan laptop
Monitoring agar tubuh berada
diposisi yang baik
dan mengurangi
resiko
TABEL PENGUKURAN ERGONOMI
TABEL SURVEY RULA DAN REBA

NO Aktivitas Keluhan Gerakan Beban benda yang Kondisi lantai Nilai Pengendalian di sarankan
berulang / diangkat licin/terhalan
menahan g dll A B C R Kriteria
gerakan
1. Menggerinda Stang Motor Nyeri pada Menahan LBS > 2-10kg = +1 Tidak Licin 2 1 2 2 Low Risk, Postur pekerja sudah tepat, memakai
( RULA ) bagian leher dan gerakan > 10 change may be APD dan ergonominya lebih
pergelangan menit = +0 needed diperhatikan agar tidak berpotensi nyeri
tangan otot leher dan pergelangan tangan

2. Menjemur biji kopi ( REBA ) Nyeri pada Gerakan LBS < 5kg = +0 Tidak Licin 4 2 4 4+1= 5 Medium Risk Sebaiknya menggunakan tempat duduk
bagian berulang 4x agar aktivitas lebih mudah dilakukan
pinggang/ low per menit = dan meminimalisir nyeri pinggang
back pain +1
Pembahasan :

1. Menggerinda stang motor (ERGONOMI RULA)


A. Arm Wrist Analysis

 Lengan Atas : menggerakkan tangan ke depan <200 = +1


 Lengan Bawah : aktivitas sampai menekuk ± 1000 = +2
 Pergelangan Tangan : aktivitas lengan tidak lebih 15 0 = +2
 Wrist twist : pergelangan tangan memutar = +1
Total Score A = 2
Dengan Penyesuaiaan Total : postur tubuh statis ditahan > 10 menit = +0
Beban benda : LBS 2-3 Kg = + 1
B. Neck, Trunk, Leg

 Leher : posisi leher agak menunduk <100 = +1


 Punggung : membungkuk 00 = +1
 Kaki : posisi agak berdiri dimana berat tubuh di didtribusikan merata ke
kedua kaki = +1
Total Score B = 1
Dengan Penyesuan Total : postur tubuh statis ditahan > 10 menit = +0
Beban benda : LBS 2-3 kg= +1
TOTAL SCORE C : 2 (low risk )

2. Menjemur biji kopi (ERGONOMI REBA)


A. Neck,Trunk and Leg Analysis
 Leher : posisi leher agak menunduk ke depan = +2
 Postur Badan : badan condong kedepan C = +2
 Postur Kaki : postur kaki menekuk = +2
Score A = 4
Dengan penyesuaian total beban benda < 5 kg = +0
B. Arm and Wrist Analysis

 Lengan Atas : menggerakkan tangan kedepan <200 = +1

 Lengan Bawah : aktivitas agak menekuk 200 = +1


 Pergelangan Tangan : aktivitas > 200 = +2
Score B = 2
Dengan penyesuaian total pegangan tidak licin = +0

TOTAL SCORE C : 4 + 1 = 5 ( medium risk )


IX. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari data yang sudah diperoleh didapatkan aktivitas pada Pemotongan


Kayu, menggunakan laptop, menggerinda stang motor dan menjemur biji kopi.
Pemotongan kayu terdapat bahaya fisikia, biologi dengan pajanan seperti getaran dan
bahaya binatang dan tanaman.. Sedangkan untuk aktivitas menggunakan laptop terdapat
bahaya fisika dengan pajanan pencahayaan dan radiasi. Aktivitas menggerinda stang motor
mendapat total score 2 (low risk), dan aktivitas menjemur biji kopi mendapat total score 5 (
medium risk ).

Dari hasil tersebut, untuk pajanan yang memiliki potensi resiko dapat
menimbulkan penyakit akibat kerja apabila terus-menerus dibiarkan tanpa pengendalian
yang diberikan, maka dari itu sebaiknya dilakukan perbaikan untuk mengurangi paparan
pajanan terhadap pekerja seperti rotasi jam kerja, serta penggunakan APD yang sesuai
dengan standar, dan melakukan monitoring pada setiap proses kerja yang berguna untuk
mengontrol serta mengurangi paparan pajanan terhadap pekerja.

SARAN

1. Melakukan monitoring setiap aktivitas secara berkala.


2. Membuat SOP (Standar Oprational Prosedur) disetiap kegiatan
3. Memahami MSDS (Material Safety Data Sheet) disetiap reagen yang akan
digunakan
4. Menggunakan APD sesuai dengan standar.

Anda mungkin juga menyukai