2019
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena pertolongan-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalahHealth Risk Assessment di Puskesmas Kecamatan
Cilincing. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan.
Ucapan terimakasih kasih ……………..
Besar harapan kami laporan ini ……………………...
Penulis
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Petugas kesehatan di Puskesmas dapat menderita penyakit yang disebabkan oleh paparan di
tempat kerja sehingga dapat merugikan pekerja itu sendiri, memberikan beban terhadap
keluarga, tempat kerja maupun pemerintah. Petugas kesehatan yang sakit akibat pekerjaannya
dapat menyebabkan angka tidak masuk kerja menjadi tinggi, menghabiskan biaya untuk
berobat, menderita depresi karena penyakitnya sehingga menjadi tidak produktif.
Untuk mengatasi masalah ini paling baik dilakukan pencegahan supaya jangan sampai terjadi
penyakit akibat kerja maupun yang terkait pekerjaan. Pencegahan dapat dilakukan apabila
kita mengetahui bahaya potensial yang berisiko terhadap kesehatan untuk dapat dikendalikan.
Health risk assessment (HRA) merupakan kegiatan penentuan risiko bahaya potensial di
tempat kerja dan penentuan seberapa besar risiko yang bisa didapat oleh pekerja. Dengan
demikian perlu sekali untuk dilakukan HRA di Puskesmas Kecamatan Cilincing. Pada
makalah ini penulis bermaksud untuk mendeskripsikan proses kerja di puskesmas membuat
daftar risiko yang ada, lalu membuat risk rating berdasarkan perhitungan yang dilakukan.
1.2 Permasalahan
Pekerja di puskesmas rentan untuk terpajan faktor risiko yang ada di tempat kerja. Kurangnya
fasilitas yang didapat dan rendahnya kesadaran baik dari pekerja maupun dari manajemen
dapat membuat risiko semakin besar. Oleh karena itu perlu untuk dilakukan penilaian risiko
pada Puskesmas Kecamatan Cilincing.
4
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat risiko yang ada di Puskesmas Kecamatan Cilincing.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui tingkat risiko di masing-masing tempat kerja
Mengetahui prioritasrisiko yang paling tinggi yang ada di Puskesmas Kecamatan
Cilincing.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi pekerja
Dapat bekerja secara aman dan menghindari risiko yang dapat mengganggu
kesehatan.
1.4.2 Bagipihak Puskesmas
Mengetahui risiko-risiko yang ada di berbagai tempat kerja dan melakukan usaha
pengendalian risiko untuk mengurangi besarnya risiko tersebut.
1.4.3 Bagi mahasiswa
Menerapkan keilmuan dengan cara melakukan penilaian risiko di salah satu tempat
kerja berupa fasilitas kesehatan.
5
BAB 2
HASIL KUNJUNGAN
Pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh berbagai dimensi dan melibatkan berbagai
pihak dan disiplin ilmu untuk menjangkaunya. Salah satunya oleh perilaku manusia yang
memerlukan waktu panjang untuk mengubahnya. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan
perlu diletakkan visi dan misi yang jelas dan terukur.
Visi
“Cilincing sehat menuju masyarakat sejahtera”
Misi
6
B. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja puskesmas Kecamatan Cilincing merupakan sebuah bangunan yang terdiri
dari 5 lantai.
Lantai 1 terdiri dari:
- Layanan gawat darurat
- Layanan lansia
- Layanan TB Kusta
- Layanan Apotek
- Pendaftaran, kasir dan layanan BPJS
- Toilet
Lantai 2 terdiri dari:
- Layanan KIA, KB dan imunisasi
- Ruang bersalin, nifas.
- Ruang TFC
- Ruang menyusui
- Toilet
Lantai 3 terdiri dari:
- Layanan MTBS
- Layanan kesehatan remaja
- Layanan kesehatan umum
- Layanan kesehatan gigi
- Layanan gizi
- Layanan sinta
- Layanan konseling
- Layanan laboratorium
- Manajemen UKP
- Sekretariat mutu
7
- Musholla
- Toilet
Lantai 4 terdiri dari:
- Manajemen UKM
- Gudang
- Toilet
Lantai 5 terdiri dari:
- Ruang kepala puskesmas
- Ruang tata usaha
- Ruang kepala TU
- Aula
- Musholla
- Toilet
C. Proses kerja
Proses kerja di puskesmas Kecamatan Cilincing terbagi menjadi dua yaitu pelayanan dan
pekerjaan kantor. Pelayanan mulai dari bagian pendaftaran, poli umum dan gigi, poli KIA,
poli TB, instalasi gawat darurat, PONED, laboratorium dan apotek yang membentuk sebuah
alur pelayanan di puskesmas dan seluruhnya berada di lantai 1, 2 dan 3. Kegiatan kantor
berada di lantai 4 dan 5.
Alur pelayanan
3. Melakukan tindakan.
Bagian laboratorium
1. Menerima spesimen.
2. Melakukan pemeriksaan dengan alat.
Bagian apotek
1. Menerima resep dan memberikan obat.
2. Mengambilkan obat atau membuat racikan.
3. Melakukan pendataan obat masuk keluar (stock opname).
Untuk ruang rawat inap dikerjakan oleh petugasyang melaksanakan tindakan di Ruang
Bersalin.
Untuk dapur dan laundry dikerjakan oleh petugas tersendiri, yakni sebagai berikut:
1. Mengambil cucian dari RB dan rawat inap.
2. Memisahkan antara cucian infeksi dan non infeksi.
3. Memasukkan ke mesin cuci, pemberian deterjen.
4. Pengeringan dan setrika.
Sedangkan pekerjaan kantor berada di lantai 2 dan terdiri dari manajemen UKM, kepala
Puskesmas, TU dan kepala TU.
Proses kerja:
1. Melaksanakan pekerjaan di depan komputer atau menulis manual.
2. Mengikuti rapat di ruang pertemuan.
Lantai 1
1. Bagian penerimaan
4. Rekam medis
15
5. Poli lansia
6. UGD
Gambar 6. UGD
7. Apotek
Gambar 7. Apotek
Lantai 2
1. Ruang bersalin dan nifas
Lantai 3
1. Layanan MTBS, kesehatan remaja, kesehatan umum, gizi, Sinta, konseling
Gambar 11. Layanan MTBS, kesehatan remaja, kesehatan umum, gizi, Sinta, konseling
24
Tabel 11. Identifikasi bahaya potensial di Layanan MTBS, kesehatan remaja, kesehatan
umum, gizi, Sinta, konseling
3. Laboratorium
Lantai 4
1. Manajemen UKM
2. Gudang obat
3. KPLDH
30
Lantai 5
1. Ruang tata usaha / aktivitas kantor
Untuk penilaian besarnya risiko, penulis mengacu pada matriks derajat risiko dari ILO tahun
2013.
Tabel 18. Matriks derajat risiko
Potential severity or consequences of injury/illness
Penjelasan dari masing-masing tingkatan likelihood, consequences dan risks adalah sebagai
berikut:
Likelihood
A. Low probability: where the risk of someone being harmed would be unlikely or
infrequent; harm is not likely to occur in the present circumstances.
B. Probable: where there is a strong possibility or likelihood of someone being injured or
made ill when working in the present circumstances.
C. Highly probable: work situations in which it is almost certain that someone will suffer
either injury or illness in the present circumstances.
Consequences
32
1. Slightly harmful: this may refer to injury or illness, which may need only minor first aid
treatment, or there could be some short process interruption. It does not keep anyone
off work for more than a couple of days, if at all.
2. Moderately harmful: in this scenario there is the potential for more serious injuries or
ill health that may cause temporary incapacity from which the person can recover. The
injury or illness keeps the victim off work and poorly for a substantial period of time.
The employer can make a claim for lost time injury or illness, or process interruption
may be for a couple of days.
3. Very harmful: potentially serious injury or illness or death and possible long-term or
permanent injury or illness, including death, amputations, and noise-induced hearing
loss. “Life-changing injuries” is a common term in this context.
Risks
1. Low risk: there may be a slight risk of minor injury or ill health occurring. The
probability of anything happening that may cause harm is low and the consequences of
it happening could vary from slight to moderate.
2. Medium risk: this can be assumed when the consequences or the severity of injury or ill
health are serious, even if the likelihood of a causal event is low. It can also be
assumed when the probability is raised, even when less serious harm can be expected
to result, or where more people are likely to be harmed. In other words, the
consequences could be slight, moderate or very harmful.
3. High risk: this scenario is valid when it is probable or highly probable that there would
be moderate or serious injury or illness or death.
re-capping
spuit.
Ruang KIA, Melakukan Tertusuk 3 B H Edukasi cara M
IVA dan KB pemeriksann jarum suntik kerja yang
fisik dan aman. Hindari
tindakan re-capping
spuit.
Dapur Memisahkan Tertusuk 3 B H Edukasi cara M
laundry infeksi dan non- jarum suntik/ kerja yang
infeksi alat tajam/ aman. Hindari
darah/ cairan re-capping
tubuh spuit.
Kegiatan mesin Kesetrum 2 A L Edukasi cara L
cuci kerja yang
aman.
Kebakaran 3 A M Penyediaan M
APAR dan
hydran,
memastikan
ceklist tiap
bulan,
pelatihan
APAR.
Pengeringan dan Kebakaran 3 A M Penyediaan M
setrika APAR dan
hydran,
memastikan
ceklist tiap
bulan,
pelatihan
APAR.
Luka bakar 1 B L Melakukan L
cara kerja
yang aman.
Kegiatan dapur Kebakaran 3 B H Penyediaan M
APAR dan
hydran,
memastikan
ceklist tiap
bulan,
pelatihan
APAR.
Luka bakar 2 B M Edukasi cara L
kerja yang
aman.
Kesehatan Tindakan Tertusuk 3 A M Edukasi cara M
gigi jarum suntik kerja yang
aman. Hindari
re-capping
spuit.
Laboratoriu Mengambil Tertusuk 3 C H Edukasi cara M
m spesimen jarum suntik kerja yang
aman. Hindari
re-capping
35
spuit.
Melakukan Terkena 2 A L Edukasi cara L
pemeriksaan darah/ cairan kerja yang
tubuh aman.
Manajemen Pekerjaan di Kecelakaan 3 A M Edukasi cara M
UKM lapangan lalu lintas kerja yang
aman.
Gudang obat Menyusun Tertimpa 2 A L Menetapkan L
barang barang tinggi
maksimum
tumpukan
barang,
edukasi cara
kerja yang
aman.
Tersandung 2 B M Melakukan L
barang tata kelola
ruang dan cara
kerja yang
aman.
Jatuh 1 A L Melakukan L
tata kelola
ruang dan cara
kerja yang
aman.
KPLDH Pekerjaan di Kecelakaan 3 A M Edukasi cara M
lapangan lalu lintas kerja yang
aman.
Kesimpulan: Peniliaian risiko keselamatan yang mungkin terjadi kecelakaan kategori tinggi
adalah luka tusuk jarum.
3.1. Kesimpulan
1. Puskesmas Kecamatan Cilincing merupakan pusat layanan kesehatan yang melibatkan
banyak tenaga kesehatan di dalamnya.
2. Bahaya potensial yang paling banyak dijumpai adalah bahaya biologi dan ergonomi.
3. Gangguan kesehatan yang paling berisiko terhadap pekerja puskesmas kecamatan
Cilincing adalah penyakit infeksi, low back pain, dan kanker kulit.
4. Risiko kecelakaan kerja yang paling tinggi adalah luka tusukan jarum.
39
3.2. Saran
1. Perlu dilakukan pengendalian terhadap bahaya potensial di Puskesmas Kecamatan
Cilincing.
2. Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap risiko penyakit infeksi dan risiko tusukan
jarum adalah: edukasi cara kerja yang aman; menggunakan APD yang sesuai seperti
sarung tangan, masker, kacamata pelindung, apron pelindung; hindari re-capping spuit;
pemeriksaan kesehatan pra kerja, berkala dan khusus; vaksinasi bagi individu
yang belum imun.
3. Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap risiko LBP adalah: edukasi tentang bahaya
LBP, penyebab dan pencegahannya.
4. Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap risiko kanker kulit adalah pemasangan
kanopi sebagai pelindung atau memindahkan meja penerimaan lebih ke arah dalam
ruangan agar terlindung dari sinar matahari; menggunakan payung atau topi atau
memasang tenda ketika melakukan kegiatan di lapangan; dan penggunaan sunblock
untuk melindungi kulit dari paparan UV.
DAFTAR PUSTAKA
1. Indonesia: Tren Sosial dan Ketenagakerjaan Agustus 2014. Asian Decent Work Decade
2006-2015.[internet] [diakses pada 31 Januari 2018]. Tersedia dari:
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_329870.pdf
2. Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cilincing. 2017.
3. ILO. Training package on workplace risk assessment and management for small and
medium-sized enterprises. Geneva: ILO; 2013.