Anda di halaman 1dari 95

ADAM HERMAN

Occupational Health

• Work Health
(occupational disease/work related ill health)

• Health Work
(medical fitness for work)
Sakit-Sehat di Tempat Kerja
• Beberapa kondisi medis merupakan suatu
larangan untuk bekerja

• Banyak kondisi berdampak pada pengurangan


relatif pada kemampuan melakukan pekerjaan
tertentu

• Tetapi individu tsb masih dapat produktif

• ‘Penyesuaian Tempat Kerja yang tepat’


Dampak Sakit pada Pekerjaan

• Meningkatkan risiko pada Pekerja sendiri


• Meningkatkan risiko pada teman sekerja
• Mengurangi Produktivitas
Infeksi
Kecelakaan Trauma

Beban Kerja Ansietas


Risiko Tuntutan
Penyakit di Tempat Kerja

• Coincidental / Inter-current
• Kasus Indeks
• Dieksaserbasi oleh Kerja
• Akibat dari Kerja
TugasKesehatan Kerja
• Identifikasi hazard
• Menilai Risiko terhadap kesehatan
• Manage/ mengendalikan risiko

• Menyesuaikan pekerja dengan pekerjaan


Ground rules

Perusahaan mendapatkan manfaat dari


pekerja yang fit dan sehat

Pekerja tidak perlu fit dan sehat betul agar


perusahaan mendapatkan manfaatnya

Pekerja yang tidak fit dan sehat betul dapat


masih dapat bekerja

Keadaan Dapat Diperkerjakan dapat


ditingkatkan dengan merubah kerja dan/atau
tempat kerja.
Matching people to employment –

Assessment of fitness to work

Tujuan evaluasi medis untuk kelayakan bekerja


(fitness to work) adalah untuk
Menentukan apakah seseorang itu sesuai atau
tidak sesuai (fit or unfit) melakukan pekerjaan
secara efektif tanpa risiko pada kesehatan dan
keselamatannya dan orang lain.
Konsep Fit To Work
• Seorang pekerja yg sebelumnya sehat dapat terancam oleh penyakit pada
kondisi kerja yang buruk, untuk itu pemeriksaan kesehatan berkala berguna
untuk mendeteksi efek yg mungkin timbul dari agen berbahaya di lingkungan
kerja

• Sebaliknya, gangguan kebugaran atau kesehatan pada seorang pekerja dapat


meningkatkan risiko hazard dan memberi kontribusi pada lingkungan kerja
yang tidak aman pada pekerja dan teman kerjanya

• Dengan demikian penempatan pekerja pada pekerjaan atau jabatan yg sesuai


dengan status kesehatan dan kapasitas kerjanya (‘fit to work’) amat penting,
dan untuk itu diperlukan pemeriksaan kesehatan untuk mendapatkan pekerja
yang sesuai (fit) dengan risiko kesehatan yg mungkin dihadapinya di tempat
kerja (fit to work) dan sehat.
• Untuk mendapatkan pekerja yang fit to work, perusahaan diwajibkan
melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja yg mencakup
– Pemerisaan kesehatan sebelum bekerja atau pra penempatan
– Pemeriksaan kesehatan berkala
– Pemeriksaan kesehatan khusus
Data Pajanan Hazard di TK
• Untuk mendapatkan pekerja yg fit to work sewaktu
pemeriksaan kesehatan perlu diketahui secara detail
pekerjaan (selain drpd nama jabatan pekerjaan) serta syarat
dan kondisi hazard/ faktor risiko kesehatan di TK.

• Hazard / faktor risiko dapat berupa :


– Hazard tubuh pekerja (hazard somatik)
– Hazard perilaku kesehatan
– Hazard lingkungan kerja (fisik, biologi & kimia)
– Hazard ergonomik
– Hazard pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja
Data Kesehatan Pekerja
• Dari Hasil pemeriksaan kesehatan + riwayat penyakit  didapat hazard
somatik & hazard perilaku pekerja dianalisis  ditetapkan calon
pekerja diterima dengan pemahaman bahwa hazard di TK tdk akan
membahayakan dirinya & pekerja lain di sekitarnya, serta status
kesehatannya tidak mengganggu pekerjaannya
• Selain pemeriksaan kesehatan umum (data pekerja, riwayat penyakit
& pemeriksaan klinis) diperlukan pemeriksaan khusus berdasarkan
hazard yg ada di TK.
• Pemeriksaan kesehatan khusus :
– Audiogram utk pekerja terpajan bising
– Spirometri utk pekerja yg menggunakan apratus pernafasan
– HBsAg utk pekerja kesehatan
– Pemeriksaan mikroskopik atau kultur feses bagi penjamah makanan
Aspek yg perlu diperhatikan pada fitness
for work

• Kondisi fisik pekerja dapat mengurangi


kapasitas melakukan pekerjaan
– Mis. Toleransi kebugaran fisik yang berkurang
pada penyakit jantung atau pernafasan, stroke

• Kesehatan pekerja mungkin memburuk akibat


pekerjaan
– Mis. Lumbago karena desain ergonomi yg buruk,
asma kerja
Aspek yg perlu diperhatikan pada
fitness for work
• Perubahan struktur anatomi atau fungsi
(impairment), kecacatan/ disabilitas atau
handicap yg sudah ada sebelumnya dapat
meningkatkan risiko pada pekerja dan teman
sekerja
– Mis. Riwayat serangan epilepsi dan bekerja pada
ketinggian atau mengoperasikan mesin berbahaya
– Ahli bedah yg merupakan karier hepatitis B dan
transmisi infeksi
Istilah
• Impairment = suatu perubahan struktur atau fungsi normal akibat suatu
penyakit, kelainan atau trauma

• Suatu disabilitas = berkurang atau hilangnya suatu kemampuan melakukan


suatu aktivitas
– Mis. Memanjat tangga atau mengangkat beban

• Suatu handicap = kekurangan sosial akibat dari suatu impairment atau


disabilitas, sehingga membatasinya memenuhi suatu peran normal

• Contoh : seorang pengendara motor yang mengalami fraktur femur pada


suatu kecelakaan mengalami impairment pada fungsi tungkai.
disabilitasnya nampak sewaktu dia kesulitan mencoba menaiki tangga
walaupun sudah pulih dan menjalani rehabilitasi, dan dilihat sebagai suatu
handicap oleh pengusaha dan teman kerja pada suatu posisi kerja.
Fit for what?

Tiga aspek standard


• Keselamatan

• Kesehatan

• Kapasitas Fungsi
Kriteria Penerimaan (Fit to Work)

• Kriteria fitness diberlakukan berbeda utk masing-masing


grup pekerja
• DKK tidak dalam posisi untuk menolak atau menerima
calon pekerja (kecuali departemennya), DKK hanya
memberikan advis kepada manajemen tentang kesesuaian
status kesehatan seorang dikaitkan dengan pekerjaannya
• Hak prerogatif manajemen untuk menerima nasehat dokter
perusahaan atau tidak setelah mempertimbangkan semua
hal.
• Hasil pemeriksaan berupa rekomendasi sbb :
– Fit utk semua pekerjaan; Fit utk pekerjaan tertentu
– Unfit sementara, perlu pengobatan & kembali diperiksa ulang
– Unfit utk semua pekerjaan
Model Kerangka Kerja Evaluasi
Medical Fitness for Work A
Pekerja
•Riwayat medis yg relevan
•Kapasitas Fungsional (fisik/psikologis )

Fitness
Risiko for Job
•Pekerja
•Pengusaha Work •Tuntutan Kerja
•Safety critical work
•Teman Kerja
•Jam kerja, travel dll
•Pihak Ke3
(klien/pengguna layanan/publik)
Menilai tingkat fungsi individu
 Keterbatasan kardiorespirasi :
 Umum : stamina, kemampuan mengatasi toleransi olahraga, fungsi nafas,
sehari penuh kerja, atau kerja shift, kapasitas kerja aerobik
kecenderungan lelah
 Kecenderungan tidak sadar : sifat
 Mobilitas : mampu bangkit kerja, dan episod, waktu, faktor presipitasi dll
keluar dengan aman; jalan, panjat,
bungkuk, rangkak dll  Aspek sensoris : penglihatan,
pendengaran
 Lokomotor : umum/fungsi & ruang
lingkup sendi spesifik; jarak gapai lengan,  Komunikasi/bicara
jalan, fungsi punggung dll  Fungsi serebral
 Postur : mampu berdiri atau duduk utk  Status mental
waktu tertentu; keterbatasan postur;  Motivasi
kerja di ruang terbatas dll
 Terapi kondisi
 Otot : kelemahan; tremor; mampu
mengangkat, dorong atau tarik, tes  Prognosis
kekuatan dll  Kebutuhan khusus : diet,
 Ketrampilan manual : deksteritas,  Bantuan alat bantu
mampu menggenggam, dll
 Risiko pihak ketiga yg spesifik
 Koordinasi : koordinasi tangan-mata
 Keseimbangan : ketinggian, vertigo
ASPEK PERSYARATAN PEKERJAAN
• Tuntutan pekerjaan : fisik (mis. Kebutuhan mobilitas, kekuatan untuk aktivitas
tertentu, angkat/bawa, panjat/keseimbangan, bungkuk/rangkak, menggapai,
keterbatasan postur, kemampuan deksteritas/manipulatif

• Lingkungan kerja : aspek fisik, faktor risiko (mis. Fumes/debu, hazard kimia atau
biologi, bekerja pada ketinggian)

• Aspek organisasi/sosial , mis. Bekerja pada kelompok kecil atau sendiri, tekanan
kerja intermiten atau teratur

• Aspek temporal mis. Kebutuhan untuk mulai kerja dini hari, jenis kerja shift, kerja
pagi atau malam, pengaturan istirahat dll

• Aspek ergonomi : tempat kerja (mis. Perlu menaiki tangga, jarak dengan fasilitas
toilet, akses kursi roda dll); meja kerja (mis. Tinggi meja kerja, cahaya yg cukup,
jenis peralatan yg digunakan)
• Perjalanan, mis. Perlu bekerja di daerah yang jauh dari pelayanan kesehatan
D
Matching Jobs and People
• Pekerja: Kesehatan/ Kebugaran, Kerentanan

• Pekerjaan: Ergonomi + Minimalisir Risiko

• Psikososial: Keseimbangan Kerja-Kehidupan,


Stress

• Standard Berdasarkan Fakta (evidence based standard)

• Masuk Akal / Common Sense


Sarana Klinik Kesehatan Kerja
• 1. Ruang Pemeriksaan & alat medis umum
• 2. Spirometer
• 3. Audiometer
• 4. Treadmill & EKG
• 5. Ishihara Chart
• 6. Snellen Chart
• 7. Laboratorium sederhana utk darah rutin & uriin rutin
• 8. Alat radiologi
• 9. Jejariing laboratorium patologi klinik
• 10. Jejaring laboratorium pengukuran hazard lingkungan
• 11. Jejaring laboratorium biomonitoring pajanan bahan kimia
• 12. Jejaring laboratorium pengukuran faktor risiko ergonomi
SDM Pemeriksaan Kesehatan Kerja

• Minimal :
– 1. DKK (bersertifikat minimal DKK Pratama atau
Dokter hiperkes)
– 2. Perawat Kesehatan Kerja yg terlatih
– 3. Paramedis yg dpt melaksanakan pemeriksaan
audiometri, spirometri
– 4. Petugas administrasi
Mengapa suatu evaluasi medis kelayakan bekerja
diperlukan

1. Kondisi pasien dapat membatasi, mengurangi atau menghalanginya melakukan


pekerjaan secara efektif
– Mis. Kondisi muskulo-skeletal yang membatasi mobilitas atau kemampuan
manipulatif

2. Kondisi pasien dapat diperburuk oleh pekerjaan


– Mis. Pengerahan tenaga berlebihan pada kelainan kardiorespirasi
– Pajanan terhadap alergen tertentu pada asma

3. Kondisi pasien mungkin membuatnya tidak aman melakukan pekerjaan


tertentu
– Mis. Kehilangan kesadaran mendadak pada situasi berbahaya
– Risiko kerusakan mata atau telinga yg masih ada pada pasien dengan
penglihatan monokular atau pendengaran monoaural pada lingkungan
kerja tertentu
Mengapa suatu evaluasi medis kelayakan bekerja
diperlukan

4. Kondisi pasien mungkin membuatnya tidak aman bagi dirinya dan pekerja
lain
– Mis. Pengendara kendaraan umum yang kemungkinan mengalami
kehilangan kesadaran mendadak atau berprilaku abnormal

5. Kondisi pasien memberi risiko pada masyarakat


– Mis. Konsumen produk jika pejamah makan menularkan penyakit

• 2 dan 3 memberi risiko pada pihak pertama


• 5 memberi risiko pada pihak ketiga
• 4 memberi risiko pada pihak pertama & ketiga
Faktor yg perlu dipertimbangkan pada evaluasi
kelayakan bekerja
• Tingkat ketrampilan, kapasitas fisik dan mental, ketajaman
sensoris dll yg diperlukan untuk performans yg efektif
sewaktu bekerja
Keselamatan
• Gangguan kesehatan yang mungkin timbul dari lingkungan
Kesehatan kerja atau pekerjaan itu sendiri
• Implikasi kesehatan dan keselamatan yg mungkin timbul
Kapasitas Fungsi akibat kondisi medis pasien ketika melakukan pekerjaan
pada mereka sendiri, teman sekerja dan/atau masyarakat

• Pada pekerjaan tertentu terdapat komponen emergensi


selain pekerjaan rutin, dan karena itu ada kalanya standard
kebugaran yang lebih tinggi diperlukan
STANDARD MEDIS
• Standard medis dapat bersifat anjuran atau keharusan
• Standard diberikan jika
1. pekerjaan mengharuskan memasuki lingkungan kerja yg dapat
memberikan hazard pada pekerja
– Mis. Tekanan atmosfir yang meningkat atau berkurang pada pekerjaan udara-
terkompresi, menyelam dan penerbangan
– Bekerja pada suhu tinggi di reaktor nuklir
2. Terdapat suatu kondisi medis yg berpotensi menyebabkan suatu
kecelakaan
– Pada transportasi
3. Terdapat potensi menularkan infeksi
– Pada pejamah makanan
4. Organisasi tertentu yg memperkerjakan
– Mis. Industri minyak dan gas offshore
Jenis Evaluasi Medical Fitness
• Pra-Karya / Pra-Penempatan
• Awal Pelatihan
• Evaluasi Berkala
• Perubahan kerja
• Indikasi Klinis
• Kembali Kerja setelah absensi sakit yg lama
• Pensiun
Cara melakukan ?

• Wawancara, Pemeriksaan +/- Investigasi :


– Safety Critical Occupations
• Penerbangan, penyelaman, mengemudi
– ‘At Risk’ Occupations
• Aktivitas Kerja Spesifik
• Pajanan Tempat Kerja Spesifik (Bio, Fis, Kim)
• Kuesioner
– Pekerjaan rutin/Non-Hazardous
• Kuesioner
– Diberikan sendiri
– Diberi perawat kesehatan kerja/ OH Nurse
– Diberikan dokter
• Harus dibaca dan diinterpretasi hanya oleh dokter atau perawatan KK
• Jika kemampuan kerja terganggu atau kecelakaan timbul karena kondisi yg
disembunyikan, maka akan terjadi terminasi kerja

• Utk kebanyakan jenis pekerjaan tidak ada standard medis yang telah
disepakati, dan untuk banyak pekerjaan tidak ada kebutuhan kesehatan
khusus

• Formulir lamaran kerja seharusnya disertai indikasi jelas standard kesehatan


atau kualitifikasi fisiknya yang dibutuhkan dan juga setiap kondisi medis yang
tidak dapat diterima pada jenis pekerjaan tertentu
Rekomendasi setelah evaluasi
1. Mampu bekerja tanpa efek
2. Mampu bekerja tetapi efisiensi atau efektivitas
berkurang
3. Mampu bekerja walaupun dapat mengganggu kondisi
medisnya
4. Mampu bekerja tetapi tidak tanpa risiko besar pada
kesehatan dan keselamatannya, pekerja lain atau
masyarakat
5. Tidak mampu bekerja secara fisik atau mental
Mempertahankan Fitness for Work
Fitness for work tidak
berakhir dengan evaluasi • Medical Assessment/Medical
medis; seorang pekerja harus Screening
tetap fit, yg berarti • Advice to Management
memperhatikan faktor yg • Company Health Policies
dapat mencegah • Worker (& Management)
memburuknya kesehatan al. Education
Kebijaksanaan atau nasehat
• Health Promotion
mengenai merokok, olahraga,
diet dan konsumsi alkohol
KESIMPULAN

• Medical fitness penting jika penyakit atau


trauma mengurangi performans, atau
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan di
tempat kerja;
• Medical fitness juga secara khusus relevan
pada pekerjaan berbahaya di mana standard
medis ada
1. Pemeriksaan Pra-karya
• A. Pemeriksaan Umum
– Pemeriksaan fisik “rutin” merupakan sebagian besar pemeriksaan medikal di klinik
umum dan kesehatan kerja
– Pasien umumnya dipekerjakan di posisi administrasi atau klerk
– Tujuan :
• Menentukan adanya kondisi yang sudah ada sebelumnya
• Menentukan kebugaran termasuk pemeriksaan visus, BB & data
antropometri
• Menentukan kemampuan fisik umum termasuk kebugaran KV, alergi obat,
pengobatan, riwayat medis/operasi dan pemeriksaan status mental
• B. Pemeriksaan kebutuhan khusus
– Pada pekerjan tertentu yg membutuhkan sertifikasi kelayakan
(fitness)
Pemeriksaan Pra-karya
• B. Pemeriksaan kebutuhan khusus
– Pada pekerjan tertentu yg membutuhkan
sertifikasi kelayakan (fitness)
• Dengan tujuan agar perusahaan yakin bahwa standard
yg ditentukan pemerintah telah dipenuhi
• Mis. Pemeriksaan medis untuk kelayakan mengendarai
termasuk mengendarai taksi, izin plumbing usia > 60,
izin senjata, masuk universitas, bergabung olahraga,
wajib militer dan kelayakan mengikuti kegiatan camping
outdoor
Pemeriksaan Pra-penempatan
• Industri Kimia
– Banyak perusahaan kimia yg memperhatikan kelayakan pekerja
mempunyai pemeriksaan pra-karya yang detail
– Yang perlu diperhatikan adalah
• sifat pajanan kimia dan daftar MSDS
• Jam kerja termasuk kerja shift, siklus kerja-istirahat
• Pakaian kerja, laundry, toilet dan mandi, APD, medikasi dan
risiko terhadap fertilitas tau kehamilan
• Riwayat pekerjaan sebelumnya penting utk memperjelas
hubungan pajanan hazard dan timbulnya penyakit
Pemeriksaan Pra-penempatan
• Industri Farmasi
– Yg menjadi perhatian : sifat pajanan terhadap bahan baku (tmsk solven,
asam, obat dan bubuk)
– Pembatasan tertentu untuk bekerja pada industri ini :
• Riwayat eksema & dermatitis terutama DKI & DKA. Urtikaria
kontak. Alasannya karena eksfoliasi kulit mengganggu sterilitas
dan mengkontaminasi obat yang diproduksi
• Riwayat asma yg membutuhkan pengobatan. Kebutuhkan utk
memakai SCBA atau respirator lain membuat asma menjadi
masalah sewaktu serangakerjan di tempat
• Rinitis vasomotor mirip seperti asma
• Alergi obat mungkin berisiko dipekerjakan di industri ini
• Diabetes & hipertensi dapat layak bekerja asalkan pengendalian
nya memuaskan dan kepatuhan pengobatan dipantau
• Industri Farmasi
– Visus yg baik setelah terkoreksi (paling sedikit 6/9 dan N7 pada mata
yg lebih baik) dan tidak adanya buta warna diperlukan untuk
pembacaan display komputer dan QC ampul & vial kaca.
– Lumbago
– Hasil spirometri yang gagal tidak boleh bekerja karena adanya
kebutuhkan memakai SCBA.
– Anemia dan kelainan jantung atau pernafasan tidak dapat diluluskan
karena terdapat tugas menaiki tangga dan mobilitas yg kontan
– Epilepsi yang bebas serangan 3 tahun dapat dipertimbangkan
• Pekerja Offshore
– Letak kerja offshore yang jauh dan adanya potensi lingkungan yang
bermusuhan
• Cuaca buruk dan terisolasi terhadap bantuan medis yang handal
mis. Kondisi padang pasir yang amat dingin atau panas, pajanan
terhadap kelembaban ekstrim dan bekerja di laut
• Terisolasi dari kota berpopulasi sering berarti tidak adanya akses
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yg khusus, ahli bedah,
kesulitan evakuasi
• Gangguan medis ringan sering berisiko terlambat diobati sehingga
memperbesar kemungkin timbulnya komplikasi

– Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik & laboratorium yg detail


untuk memastikan kebugaran yang sering dengan standard lebih
tinggi daripada pekerja kantor
Alasan melakukan evaluasi medis pada
pekerja Offshore
• Pengerahan tenaga & pajanan pada ketinggian
• Jam kerja shift yg panjang mis. Shift 12 jam
• Jauh dari rumah untuk periode yg lama
• Perjalanan helikopter & boat
• Pajanan asap, suara bising, panas atau dingin
• Kebutuhan akan training first aid emergensi, drill evakuasi &
ketrampilan survival
• Kesehatan psikologis & prilaku
• Privasi yg terbatas
• Evaluasi kesehatan mental penting karena penugasan yang jauh dari
rumah & keluarga dengan lama 3-6 bulan dapat berpotensi menimbulkan
peningkatan kelainan psikologis seperti depresi, kesepian, insomnia dan
meningkatnya insidens STD
• Riwayat epilepsi jika ada tidak boleh ada serangan paling sedikit dalam 3
tahun terakhir
• Asma harus sudah terkontrol baik dengan kortikosteroid inhalasi
• Tidak ada penyakit jantung & pernafasan kronik & tidak stabil :
kardiomiopati, angina unstable, aritmia dan COPD
• Obat yg diresepkan harus dicatat dan diberikan dalam jumlah cukup untuk
jangka waktu penugasan
• Kesehatan gigi tidak boleh diabaikan karena masalah gigi sering
merupakan penyebab evakuasi medis dari offshore
• Penyakit muskulo-skeletal & neurologi yg menimbulkan gangguan kemampuan
kerja sering ditolak bekerja, seperti stroke & paralisis
• Gangguan visus perlu dikoreksi (minimal 6/12 pada mata yg lebih baik)
• Murmur jantung dengan fungsi yg baik dapat diterima bekerja
• Spirometri normal biasanya cukup utk menyingkirkan penyakit pernafasan yg
signifikan
• Organomegali tidak dapat diterima kecuali telah diinvestigasi dan penyebabnya
jinak seperti hemokromatosis
• Hernia inguinal tidak dapat diterima karena berpotensi risiko obstruksi usus
• Anemia signifikan (Hb < 10 gr/dl) dapat mengurangi toleransi kerja fisik dan
penyebabnya harus ditentukan untuk menentukan keparahan kondisi anemia.
Anemia defisiensi besi atau nutrisi tidak seserius penyebab keganasan seperti
limfoma & leukemia
• Pernafasan :
– Foto toraks : usia < 39 setiap 3 thn sekali, 40-49 setiap 2
thn sekali, dan setelah 50 setiap tahun
– TBC dan penyakit infeksi lain tidak diperbolehkan bekerja
– Pneumotoraks tidak boleh bekerja kecuali dikoreksi dgn
pleurodesis
• HIV positif masih boleh bekerja, tetapi tidak untuk AIDS
• Kondisi kronik yg terkontrol seperti DM & hipertensi dapat
diterima bekerja dengan syarat melanjutkan pengobatan
• Operator Offshore sering mengadopsi standard yang melebihi yang
direkomendasi oleh UKOOA (UK offshore operators association)
• Frekuensi pemeriksaan yg dianjurkan UKOOA : < 39 th setiap 3 thn, 40-50
thn setiap 2 thn, > 50 thn setiap tahun
• Pemeriksaan meliputi : riwayat penyakit, pekerjaan, sosial. Dapat dengan
kuesioner.
• BMI > 35 ditolak. Gigi harus fit. Staff catering kultur feses
• Pekerja yg membutuhkan antikoagulan, obat sitotoksik, imunosupresan,
insulin, antikonvulsan atau steroid oral tidak fit untuk bekerja offshore.
• Pekerja yg rutin menggunakan psikotropik, tranquilizer, narkotik &
hipnotik juga tidak fit.
PENYELAM (SCUBA,self contained underwater breathing apparatus)

• Penyelam & dokter pemeriksa perlu memahami fisiologi dan kedokteran


penyelaman
• Seseorang “menyelam” jika dia masuk ke dalam air, suatu ruang atau
lingkungan dengan tekanan > 100 milibar di atas tekanan atmosfir &
bernafas dengan udara atau gas dengan tekanan lebih besar drpd tekanan
atmosfir
• Jadi orang yg bekerja pada lingkungan udara terkompresi termasuk pekerja
terowongan juga “menyelam” dan berisiko mengalami komplikasi yg sama
seperti penyelam laut dalam
• Tidak ada batasan yg tegas untuk usia batas atas atau bawah tetapi tidak
biasa mempekerjakan seseorang < 18 thn karena pekerjaan ini memerlukan
kebugaran, training, maturitas dan konfidens untuk menghadapi risiko.
• Umumnya kebutuhkan kebugaran berlaku untuk ke2 jenis kelamin,
perbedaannya hanya karena ada kemungkinan efek berbahaya lingkungan
hiperbarik pada penyelam yg hamil
PENYELAM (SCUBA,self contained underwater breathing apparatus)

• Penyalah gunaan obat, alkohol & narkoba tidak diperbolehkan menyelam.


Perlu skrining
• Karena menyelam merupakan pekerjaan yg stress, kelainan psikologis
terutama psikosis tidak diperbolehkan
• Penyelam sering bekerja dalam tim 2 orang dan seorang “buddy” yg dapat
diandalkan penting untuk alasan keselamatan
• Penyelam yg membutuhkan pengobatan harus dievaluasi mengenai jenis
dan lama menyelam, penyakitnya dan potensi efek samping yg dapat
mempengaruhi kelayakan bekerja, dan akibat yg akan timbul jika terjadi
penghentian obat yg mendadak
• Yg terutama menjadi perhatian adalah diabetes dengan insulin, epilepsi
dan pekerja dengan kelainan mood.
• Obat hipertensi seperti beta bloker merupkan kontra-indikasi karena
kemampuan mengatasi suatu respons stress dapat terganggu
PENYELAM (SCUBA,self contained underwater breathing apparatus)

• Mobilitas dan kewaspadaan penyelam penting


• Perlu dilakukan manuver Valsalva sederhana untuk memastikan ekualisasi
telinga. Otitis media perlu diobati
• Ketajaman penglihatan harus cukup untuk melihat jam, baca tabel
menyelam, mengukur kedalaman dengan diskriminasi warna
• Foto toraks diperlukan pada awal tetapi tidak perlu setiap tahun
• ECG diperlukan pada awal kerja dan setiap tahun setelah usia 40.
• Tes kebugaran fisik diperlukan untuk memberi kepastian akan kelayakan
bekerja menyelam karena tuntutan menyelam sering berat dan
kemungkinan perlu menyelamatkan teman kerja yang mengalami
kecelakaan : step test, times swimming test, ergometer sepeda dan
treadmil
• Audiometri awal dan tahunan
• Diabetes, anemia dan infeksi saluran kemih perlu disingkirkan
Kontra-indikasi menyelam

– BMI > 30 karena obesitas merupakan risiko sakit dekompresi


– COPD, sinusitis kronik
– Infeksi saluran nafas akut mis. Pneumonia
– Riwayat pneumotoraks, Penyakit paru bullosa
– Asma yg membutuhkaan terapi bronkodilator teratur
– Riwayat trauma dada mis adehesi pleura, parut paru
– Penyakit jantung iskemik, kardiomiopati, penyakit katup jantung, aritmia,
pacu jantung & shunt
– Tekanan darah > 140/90
– Epilepsi
– Riwayat trauma kepala dengan tanda fokal
– Migraine dengan gangguan visual, motor atau sensoris
– Klaustrofobia, Narkolepsi
– Gigi berlubang merupakan risiko dekompresi
PENERBANGAN
• Pilot pada pekerjaan dapat terpajan
– Gaya G yang tinggi
– Perubahan suhu & tekanan mendadak
– Hipoksia karena tekanan udara kabin yg rendah
– Siklus kerja/tidur yang tidak teratur
• Evaluasi mirip mirip dengan pada penyelam
– Pemeriksaan mata : visus, jenis koreksi, lapang pandang, persepsi warna,
funduskopi
– ECG
– Tekanan darah baring & duduk disertai evaluasi obesitas, riwayat
merokok, penyakit vaskular, DM & hipertensi & obat-obatan
– Audiometri
– Spirometri
– Riwayat vertigo, migraine & sakit kepala lain
– Usia pilot
• Kontra-indikasi untuk pilot
– Kelainan mental & kepribadian
– Penyalah gunaan alkohol dan obat
– Diabetes yg tergantung insulin

• Kru kabin umumnya tidak memerlukan pemeriksaan medis


khusus tetapi pemeriksaan pra-karya & berkala rutin
• Kehamilan biasanya untuk sementara tidak diterbangkan
• Sebelum keberangkatan, evaluasi medis meliputi
– Kebugaran fisik untuk perjalanan
• Yg perlu diperhatikan :
– Penyakit kronik mi.s DM, hipertensi, penyakit tiroid & jantung dan
kelanjutan pengobatan di luar negeri
– Kesehatan mental dan psikologis
– Penyakit gaya hidup : alkohol, obat, STD
– Vaksinasi : Hep A & B, Influenza, tifus, kolera, yellow fver, meningitis,
Japanese encephalitis & rabies
– Profilaksis malaria
– Bahas : cakupan asuransi, evakuasi medis emergensi, kewaspadaan
personal, nasehat diet, komunikasi dengan fasilitas medis lokal
SAFETY-CRITICAL JOBS
• Pengemudi kendaraan umum
• Pilot
• Pelaut
• Pengemudi kereta
• Air traffic controllers
OTHER SAFETY-CRITICAL JOBS

• Penyelam
• Control room operators
• Pelayan Emergensi
• Angkatan Bersenjata
• Pengguna bahan & peralatan berbahaya
• Pejamah Makanan
• Steel erector
• Personil Medis
Health-critical aspects of jobs

Diabetes
Epilepsi
Nyeri Punggung
Penyakit Kulit
Kesehatan Mental
Operasi Jantung
Fitness to Drive
Health & Driving

• Isu Utama - Kehilangan kesadaran mendadak



• Kewajiban Medis - Individual
- Dokter
Standard Medis

• Apakah ada risiko suatu kejadian yang


melumpuhkan mendadak ?
• Apakah kondisi medis memungkinkan
pengendara tersebut menjadi suatu sumber
berbahaya sewaktu mengemudi ?

• Civil Law  Balance of Probabilities


Pertimbangan Medis

• Kondisi Medis :
– Ketidak-mampuan mendadak (MI, Angina, DM)
– Kurangnya Kendali Motorik (Amputasi)
– Kejadian Neurologi (Epilepsi)
• Penglihatan
– Ketajaman / visus
– Lapang pandang
• Obat-obatan
– Pengaruh pengobatan (Insulin)
• Kelelahan
– Gangguan tidur (Narcolepsi)
– Kelelahan berlebihan (Nyeri kronik, Kerja Shift)
• Alkohol/Obat-obatan
Function-critical
• Umum - fit untuk datang ke tempat kerja
melakukan pekerjaan secara efektif dan aman,
tanpa risiko berbahaya yang berlebihan terhadap
dirinya atau orang lain.

• Spesifik - fit untuk aspek tugas khusus


seperti printers, fabric matchers, pemilih buah-buahan
harus mempunyai penglihatan warna yang normal
Fit for what?
Memperhatikan Keselamatan + Kesehatan
+ Fungsi =

Mampu memutuskan fitness for work,

jika anda mengetahui standard pekerjaan


Dasar Hukum Pemeriksaan
kesehatan
• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja (UU Keselamatan Kerja),

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor


Per-02/Men/1979 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja

– kewajiban perusahaan untuk mengadakan pemeriksaan


kesehatan tenaga kerja,
– 3 (tiga) jenis pemeriksaan kesehatan
• pemeriksaan kesehatan sebelum kerja(bekerja),
• pemeriksaan kesehatan berkala
• pemeriksaan kesehatan khusus.
Tujuan pemeriksaan kesehatan
Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam
penyesuaian diri baik fisik maupun mental, terutama
dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja;

Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan


kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan
kerja;

Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani)


dan kemampuan fisik tenaga kerja; dan

Memberikan pengobatan dan perawatan serta


rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit.
Prinsip dasar pemeriksaan
kesehatan
• adanya interaksi antara kesehatan dan
pekerjaan yang akan atau sedang dilakukan
oleh tenaga kerja
–  pekerja benar-benar mampu secara fisik dan
mental untuk melakukan pekerjaannya
– Mempertahankan, dan bila perlu meningkatkan
kesehatan pekerja
Jenis Pekerjaan

Berdasar sifat pekerjaan dan lingkungan kerja


Fisik
Mental
Sosial
Berdasar berat ringannya
Berat
Ringan
Sedang
Berdasar bahaya
berbahaya tinggi,
Berbahaya sedang,
Berbahaya kurang dan
relatif tidak berbahaya
Perlu perhatian terhadap
kesehatan kerja
• Sektor industri;
• Sektor migas dan sumber daya mineral;
• Sektor transportasi;
• Sektor konstruksi;
• Sektor pertanian dan perkebunan;
• Sektor kehutanan;
• Sektor pariwisata; dan
• Sektor ketenaga-nukliran
Standar pemeriksaan kesehatan

• Pertama, standar pemeriksaan kesehatan


tenaga kerja ditentukan atau mengikuti
ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Standar atas dasar keten-tuan
demikian merupakan hal-hal pokok dan
bersifat pengaturan yang bersifat mini-mal.

• Kedua, standar pemeriksaan kesehatan


tenaga kerja berdasarkan praktek profesi
dokter
Pre-placement Health Examination
Pemeriksaan Kesehatan Prakarya

• pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh


dokter sebelum seorang tenaga kerja
diterima untuk melakukan pekerjaan

• Dapat dimodifikasi, dengan dibagi :


– Pemeriksaan pendahuluan  seleksi awal
– Pemeriksaan kesehatan pra-penempatan ( pre-
placement)
1) Skrining Pra-Karya

Memastikan pekerja baru….

… fit untuk bekerja

… tidak mempunyai kondisi kesehatan yang dapat mempre-disposisi pekerja

… dan meningkatkan risiko PAK / KK

Jika ditemukan masalah kesehatan atau pre-disposisi, bahas dengan pekerja


untuk memungkinkan pekerja mengambil pekerjaan :

1) Eliminasi Risiko
2) Reduksi Risiko
3) Kendalikan Risiko
Tujuan

• agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi


kesehatan yang optimal

• tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai


tenaga kerja lainnya

• cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga


keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang
bersangkutan dan tenaga kerja lainnya dapat dijamin

•  tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain dalam


melakukan pekerjaannya
DASAR PERATURAN PERUNDANGAN PEMERIKSAAN
KESEHATAN TENAGA KERJA

1. UU No.1 thn 1970—tentang


keselamatan kerja.
BAB VI
Pasal 8
• Pengurus diwajibkan memeriksa
kesehatan badan, kondisi mental,
dan kemampuan fisik dari tenaga
kerja yang akan diterimanya
maupun akan dipindahkan sesuai
dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
2. Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga
kerja yang berada di bawah pimpinannya secara
berkala pada dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha yang dibenarkan oleh direktur

3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan


ditetapkan dengan peraturan perundangan
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
No: PER.02/MEN/1980—tentang pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan
keselamatan kerja

Pasal 1
Yang dimaksud adalah
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja adalah
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima
untuk melakukan pekerjaan.
b. Dokter adalah dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan
telah memenuhi syarat sesuai dengan peraturan Menteri
Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No.1/MEN/1976
—(tentang kewajiban latihan hiperkes bagi dokter
perusahaan) dan syarat lain yang dibenarkan oleh
direktur Jenderal Binawasker.
Pasal 2
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja ditujukan
agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi
kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai
penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja
lainnya dan cocok untuk pekerjaan yang dilakukan
sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
yang bersangkutan dan tenaga kerja lainnya dapat
dijamin
HAZARD / BAHAYA DI TEMPAT KERJA

• Pekerja dalam bekerja dapat sakit karena adanya


hazard di tempat kerja
• Perlu pantauan kesehatan tenaga kerja dari awal
bekerja sampai akhir kerja
• Perlu pantauan hazard di lingkungan kerja, ada 5
hazard:
– Fisika
– Kimia
– Biologi
– Ergonomi
– Psycososial
PEMERIKSAAN KESEHATAN SEBELUM KERJA

1. Kegunaan
• Dasar kondisi kesehatan awal
• Fit to the job

2. Cara permintaan pemeriksaan kesehatan


sebelum kerja
• Oleh bagian HRD/SDM
• Permintaan harus mencantumkan pekerjaan
yang akan dikerjakan tenaga kerja nantinya
3. Pemeriksa Kesehatan Pekerja Sebelum Kerja
• Dokter Pemeriksa kesehatan tenaga kerja
• Punya surat penunjukan sebagai dokter
pemeriksa kesehatan tenaga kerja dari Dirjen

4. Hasil Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja


• Dokter menyatakan
Fit / Unfit – untuk pekerjaan yang diminta /
tercantum dalam surat permintaan pemeriksaan
kesehatan sebelum kerja
• Dokter tidak
menyampaikan data
medis kepada HRD /
SDM

• Hasil pemeriksaan
data medis hanya
disampaikan kepada
dokter perusahaan
PENTINGNYA PEMERIKSAAN KESEHATAN SEBELUM
KERJA

1. Bagi perusahaan
• Mempunyai data dasar kesehatan pekerja
• Mencocokkan / serasikan kondisi kesehatan
pekerja dengan pekerjaannya (fit the man to the
job)
• Diharapkan pekerja tetap menjaga dan
meningkatkan kondisi kesehatannya
2. Bagi pekerja
• Mengetahui kondisi kesehatannya
• Kesesuaian antara kesehatan dan pekerjaannya
• Mempunyai data kesehatan untuk
dipertahankan dan ditingkatkan dengan
melaksanakan perilaku hidup sehat
Mencakup

riwayat penyakit atau gangguan kesehatan,


riwayat pekerjaan, riwayat keluarga
Wanita  riwayat menstruasi
pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani
rontgen paru (tidak selalu mungkin yaitu di daerah
yang belum ada peralatan untuk melakukannya),
dan
laboratorium rutin
pemeriksaan lain yang dianggap perlu
Sesuai kebutuhan  untuk jenis pekerjaan tertentu
Special attention

• Sesuaikan antara kondisi pekerja dengan


tuntutan dari pekerjaan yang akan dilakukan
–  review last lesson  fit to work

• Hasil :
– Rekam medis
– Konfidensial
– Sebagai dasar mengambil keputusan apakah calon
pekerja cocok atau tidak dengan pekerjaan
Pemeriksaan Kesehatan Berkala

• pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu


tertentu terhadap tenaga kerja yang
dilakukan oleh dokter
• Biasanya setiap tahun sekali
Tujuan pemeriksaan kesehatan
berkala
• mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja
sesudah berada dalam pekerjaannya,

• menilai kemungkinan adanya pengaruh dari


pekerjaan seawal mungkin  upaya pencegahan.

• deteksi dini gangguan kesehatan baik oleh faktor


di luar maupun dari pekerjaan dan lingkungan
kerja
Cakupan Pemeriksaan

riwayat penyakit atau gangguan kesehatan, dan riwayat


pekerjaan yang dikumpulkan adalah riwayat sejak tenaga
kerja mulai bekerja atau selama jangka waktu antara dua
pemeriksaan kesehatan berkala.

Pemeriksaan fisik, kesegaran jasmani, rontgen paru,


laboratorium disesuaikan menurut keperluan guna menilai
kondisi kesehatan yang dibandingkan dengan hasil
pemeriksaan kesehatan sebelumnya dan sejauh mana
pekerjaan mempengaruhi kondisi kesehatan tenaga kerja.
Follow Up

• Rekomendasi
– Pekerja masih bisa bekerja di posisi sekarang, atau
perlu dipindah, atau perlu modifikasi pekerjaan
atau kondisi lingkungan
– Pemeriksaan lebih lanjut bila ada kecurigaan PAK

• Pelaporan
– Individual  laporan kasus
– Epidemiologis  statistik
To ignore the two way interactions
between work and health is to risk
misdiagnosis, mismanagement and
overall failure to do your best for your
patients and society at large.
• Thank you

Anda mungkin juga menyukai