Anda di halaman 1dari 56

BEHAVIOUR

BASED SAFETY
(BBS)
LATAR BELAKANG
• Tingginya angka kecelakaan di suatu perusahaan
• 80 % Kecelakaan kerja disebabkan oleh Unsafe Action (Perilaku tidak
aman)
• Dalam rangka merubah perilaku Unsafe Action menjadi Safe Action
• Adanya Iceberg Paradigm (Paradigma Gunung Es)

BEHAVIOUR BASED SAFETY

www.pln.co.id |
KERUGIAN Kecelakaan Ketenagalistrikan

www.pln.co.id |
MITOS BBS
(Menurut H.L Kaila) yang menjadi “belenggu” penerapan BBS

HANYA
HANYA MODE /
HANYA AKAL SEHAT HANYA TERAPI MENYALAHKAN
TREND
KARYAWAN

TIDAK ADA TIDAK PERLU


HANYA OBSERVASI HANYA SIKAP
KEPEDULIAN DARI PERBAIKAN
DAN UMPAN BALIK SENTIMENTIL
MANAJEMEN LINGKUNGAN

TIDAK
HANYA HANYA PERUBAHAN
MEMBERIKAN
PERUBAHAN SIKAP DALAM ORGANISASI
KEUNTUNGAN

www.pln.co.id |
TUJUAN BEHAVIOUR BASED SAFETY

BEHAVIOUR
BASED SAFETY

MIND SET OF untuk jangka


SAFE ACTION
UNSAFE ACTION panjang

WORK SAFELY
(untuk jangka
pendek)

www.pln.co.id |
BAGAIMANA BUDAYA TERBENTUK ?

ZERO
BUDAYA SELAMAT ACCIDENT
DIPAKSA TERPAKSA BISA TERBIASA (KARAKTER) (BAHAGIA)

CONTOH :
 Hamka kecil yang disiram air oleh orang tuanya di waktu subuh
 Dipaksa oleh Camera Otomatis di traffic light
 Dipaksa oleh CCTV
 Dipaksa oleh Gadget (HP, Tablet, dll)
 dll

www.pln.co.id |
PENGERTIAN PERILAKU
• Menurut E. Scott Geller :
Apa yang seseorang katakan atau lakukan yang merupakan
hasil dari pikirannya, perasaannya, atau yang diyakininya.

• Menurut Notoatmodjo :
Bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar
organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat tergantung
pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan

www.pln.co.id |
Faktor Penentu Perilaku

• Faktor Internal :
Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan
dan berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar.

TINGKAT
KECERDASAN PERSEPSI MOTIVASI
PENGETAHUAN

• Faktor Eksternal :
Meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non-fisik
SOSIAL DAN EKONOMI DAN
MANUSIA LAIN
BUDAYA POLITIK

www.pln.co.id |
PENGERTIAN BBS

Sebuah pendekatan untuk keselamatan yang berfokus pada


perilaku pekerja sebagai penyebab terbesar terjadinya
kecelakaan dan cedera yang berhubungan dengan pekerjaan.

BBS juga merupakan aplikasi sistematis dari riset psikologi


tentang perilaku manusia pada masalah keselamatan (safety)
ditempat kerja yang memasukkan proses umpan balik secara
langsung dan tidak langsung.

www.pln.co.id |
PENGERTIAN BBS
• Pendekatan pro aktif terhadap manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja
• Pendekatan pro aktif terhadap pencegahan terjadinya
kecelakaan dan cedera
• Fokus terhadap perilaku berisiko atau perilaku tidak aman
yang dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera
• Fokus terhadap perilaku aman dalam bekerja yang dapat
berkontribusi terhadap pencegahan kecelakaan dan
cedera

www.pln.co.id |
7 KRITERIA PELAKSANAAN BBS

1. Melibatkan Partisipasi Karyawan


2. Memusatkan perhatian pada unsafe behavior yang spesifik
3. Didasarkan pada Data Hasil Observasi
4. Proses Pembuatan Keputusan Berdasarkan Data
5. Melibatkan Intervensi Secara Sistematis dan Observasional
6. Menitikberatkan pada Umpan Balik terhadap Perilaku Kerja
7. Membutuhkan Dukungan dari Manager

www.pln.co.id |
PRINSIP ABC DALAM PROSES BBS

(Antecedent) (Behavior) (Consequence)

www.pln.co.id |
MODEL ABC
Model ABC terdiri dari 3 Elemen yaitu :
• Activator/Antecedent
Dapat dideskripsikan sebagai orang, tempat, sesuatu, atau
kejadian yang datang sebelum perilaku terbentuk yang dapat
mendorong kita untuk melakukan sesuatu atau berkelakuan
tertentu.
• Behaviour / Perilaku
Sesuatu yang dilakukan oleh seseorang yang dapat kita lihat
• Konsekuensi
Kejadian-kejadian yang mengikuti perilaku .

www.pln.co.id |
KONSEKUENSI

KONSEKUENSI DIBAGI MENJADI DUA, YAITU :


1. Konsekuensi Positif
Contoh : - Safety Briefing / Safety Induction
- Bekerja sesuai Prosedur dan Instruksi Kerja

2. Konsekuensi Negatif
Contoh : - Merokok di Area mudah terbakar
- Tidak menggunakan APD saat bekerja High Risk

www.pln.co.id |
KONSEKUENSI

HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN KONSEKUENSI , YAITU :


1. REINFORCEMENT
2. PUNISHMENT
3. IGNORING

www.pln.co.id |
REINFORCEMENT
(Penguatan/Memperkuat)
Penguatan berarti memperkuat. Penguatan (reinforcement) adalah
konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan
terjadi. Istilah reinforcement mengacu pada peristiwa-peristiwa yang
memperkuat perilaku. Ada 2 macam Reinforcement (Penguatan) :
1. Reinforcement Positif
2. Reinforcement Negatif

www.pln.co.id |
REINFORCEMENT POSITIF

Reinforcement positif adalah peristiwa menyenangkan dan diinginkan,


peristiwa ramah, yang mengikuti sebuah perilaku.
Contoh : Manajemen akan memberikan penghargaan atau penilaian lebih kepada
para pekerja yang mau menggunakan APD dan melaksanakan prosedur kerja saat
melaksanakan pekerjaan.

www.pln.co.id |
REINFORCEMENT NEGATIF

Reinforcement negatif adalah peristiwa (atau persepsi dari suatu peristiwa)


yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan, ini juga memperkuat
perilaku.
Contoh Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: tidak memberi penghargaan,
menunjukkan perilaku tidak senang, memberikan teguran langsung.

www.pln.co.id |
PUNISHMENT
(Hukuman)

Hukuman (punishment) adalah suatu konsekuensi negatif yang menekan


atau melemahkan perilaku.
Contoh : Manajemen memberikan surat peringatan atau memberikan nilai jelek
terhadap kinerja pegawai yang tidak konsisten menggunakan APD atau melaksanakan
perilaku tidak aman dalam bekerja. Dengan adanya hukuman maka perilaku yang tidak
aman diharapkan dapat dihentikan.

www.pln.co.id |
IGNORING
(Pengabaian)

Merupakan pengabaian terhadap suatu perilaku (baik yang diinginkan


maupun yang tidak diinginkan)
Contoh : Pekerja yang konsisten menggunakan APD atau melaksanakan prosedur, tidak
diberikan penghargaan (penguatan positif) atau sebaliknya ketika pekerja merasa tidak
nyaman menggunakan APD atau prosedur kerja, tidak dilakukan proses pembelajaran
kembali / sosialisasi (penguatan negatif) atau dinilai jelek dalam penilaian kinerja (sebagai
Punishment)

www.pln.co.id |
PEMETAAN ANALYSIS PERILAKU
Memetakan :
Perilaku yang dapat diobservasi, antesenden yang direncanakan atau
antesenden terencana dan penetapan konsekuensi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan


konsekuensi terhadap pekerja,

Perilaku sasaran ada, tetapi tidak dalam frekuensi yang cukup


Contoh: Pekerja menggunakan APD saat melaksanakan tetapi tidak
rutin dalam memakai APD tersebut.
• Perilaku sasaran ada,tetapi tidak dalam jangka waktu yang mencukupi
Contohnya: Pekerja menggunakan APD hanya pada saat dilakukan
audit atau inspeksi

www.pln.co.id |
PEMETAAN ANALISIS PERILAKU
Perilaku sasaran ada,tetapi tidak dalam bentuk yang diharapkan
Contoh : Para pekerja ingin menggunakan APD tetapi APD yang tersedia sangatlah terbatas
untuk digunakan seluruh pekerja
Perilaku sasaran ada,tetapi tidak tepat dalam saat yang tepat
Contoh : Pekerja mengunakan APD pada saat dia mengalami kecelakaan kerja.
Perilaku sasaran tidak ada sama sekali
Contoh : Pekerja tidak mengunakan APD pada saat melakukan pekerjaan.
Ada Perilaku tandingan
Contoh : Pekerja mengunakan APD akan mendapatkan reward dari manajemen
Perilaku sasaran merupakan perilaku kompleks
Contoh : Pekerja yang baru terjun didalam pekerjaan diberikan pendidikan atau pengetahuan
tentang penggunaan APD dan bekerja berdasarkan keselamatan.

www.pln.co.id |
PEMETAAN ANALISIS PERILAKU

www.pln.co.id |
DEVELOPMENT OF CRITICAL BEHAVIOURAL CHECKLIST

(PENGEMBANGAN CHECKLIST PERILAKU KRITIS/BERBAHAYA.


Dalam proses Behaviour Based Safety, terdapat identify critical behavioural atau
mengidentifikasi perilaku kritis / berbahaya.

Langkah awal yang harus lakukan :


Mengidentifikasi perilaku kritis atau berbahaya yang berpotensi menyebabkan cedera atau
kecelakaan

www.pln.co.id |
Langkah - langkah
Langkah untuk mengidentifikasi perilaku kritis atau berbahaya :
•Cermati tren kecelakaan / insiden yang sering terjadi untuk menentukan
risiko terbesar yang menyebabkan kecelakaan
•Lakukan evaluasi terhadap bahaya dari seluruh fasilitas baik peralatan
maupun tempat kerja untuk menentukan daerah-daerah atau peralatan
yang memiliki risiko terbesar yang dapat menyebabkan kecelakaan
•Cermati pekerjaan yang memiliki potensi bahaya
Sebagai contoh : pekerjaan pemeliharaan pada JTM (Jaringan
Tegangan Menengah).

www.pln.co.id |
Langkah - langkah

Setelah perilaku, peralatan, maupun pekerjaan telah


diidentifikasi, kemudian uraikan langkah tersebut ke dalam
proses. Langkah-langkah harus cukup rinci sehingga karyawan
dapat mengevaluasinya. Sebagai contoh, salah satu item pada
checklist adalah alat pelindung diri (APD). Uraikan secara
spesifik tentang APD jenis apa yang diperlukan.

www.pln.co.id |
Langkah - langkah

Uraikan pekerjaan menjadi empat perilaku kritis / berbahaya, yaitu :

APD (Alat Pelindung Diri)


Tentukan apa saja alat pelindung diri yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan. Uraikan secara spesifik sehingga orang yang melakukan
pengamatan tahu persis apa yang harus dicari.

Tata ruang
Pengamat akan mengevaluasi area kerja dan mendokumentasikan
perilaku serta kondisi kritis atau berbahaya dan hambatan untuk
keselamatan kerja.

www.pln.co.id |
Langkah - langkah

Uraikan pekerjaan menjadi empat perilaku kritis / berbahaya,


yaitu :
• Penggunaan Peralatan dan Perlengkapan
pengamat perlu mengetahui alat-alat dan peralatan yang sesuai yang
akan digunakan saat melakukan tugas ini. Mereka juga harus memahami
bagaimana alat-alat yang akan digunakan dengan aman.
• Perlindungan
pengamat akan menentukan apakah karyawan tersebut melaksanakan
tugas dengan cara yang akan melindunginya dari benda jatuh, paparan
bahan kimia, terjatuh dari ketinggian, tersengat listrik dll

www.pln.co.id |
ALUR METODE CHECK LIST

www.pln.co.id |
CHECK LIST

www.pln.co.id |
CHECK LIST

www.pln.co.id |
CHECK LIST

www.pln.co.id |
CHECK LIST

www.pln.co.id |
OBSERVATION METHODOLOGY
(METODE OBSERVASI)
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung
atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau di lokasi
penelitian.

TUJUAN OBSERVASI
Untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan
atau tempat penelitian.

www.pln.co.id |
JENIS OBSERVASI

Observasi Partisipasi
Observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara
langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan
Keuntungan cara ini : peneliti merupakan bagian yang
integral dari situasi yang dipelajarinya sehingga kehadirannya
tidak memengaruhi situasi penelitian
Kelemahan cara ini : Ada kecenderungan peneliti terlampau
terlibat dalam situasi itu sehingga prosedur yang berikutnya
tidak mudah dicek kebenarannya oleh peneliti lain.

www.pln.co.id |
JENIS OBSERVASI

Observasi Non Partisipasi


Observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan
peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini
banyak dilakukan pada saat ini.
Kelemahan cara ini : kehadiran pengamat dapat
memengaruhi sikap dan perilaku orang yang diamatinya

www.pln.co.id |
INSTRUMEN OBSERVASI
1. Check List
merupakan suatu daftar yang berisikan nama-nama responden dan faktor- faktor
yang akan diamati.

2. Rating Scale
merupakan instrumen untuk mencatat gejala menurut tingkatan- tingkatannya

3. Anecdotal Record
merupakan catatan yang dibuat oleh peneliti mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa
yang ditampilkan oleh responden

merupakan alat mekanik yang digunakan untuk memotret peristiwa- peristiwa


tertentu yang ditampilkan oleh responden.

www.pln.co.id |
JENIS OBSERVASI

Observasi Non Partisipasi


Observasi yang dalam pelaksanaannya tidak melibatkan
peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Cara ini
banyak dilakukan pada saat ini.
Kelemahan cara ini : kehadiran pengamat dapat
memengaruhi sikap dan perilaku orang yang diamatinya

www.pln.co.id |
LANGKAH – LANGKAH OBSERVASI
1. Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.
2. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan
diobservasi.
3. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang
diperlukan.
4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data
agar berjalan mudah dan lancar.
5. Harus diketahui tentang cara mencatat hasi! observasi,
seperti telah menyediakan buku catatan, kamera, tape
recorder, dan alat-alat tulis lainnya.

www.pln.co.id |
ALAT – ALAT PENGAMATAN

1. Tape recorder, untuk merekam pembicaraan.


2. Kamera, untuk merekam berbagai kegiatan secara visual.
3. Film atau video, untuk merekam kegiatan objek
penelitian secara audio-visual.
4. Buku dan pulpen, untuk mencatat hasil penelitian.

www.pln.co.id |
COMMUNICATION SKILLS for SAFETY
(KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI UNTUK
KESELAMATAN KERJA)
Komunikasi adalah pemindahan dan pemahaman
makna. Pengertian lain dari komunikasi adalah suatu
proses seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi, dan masyarakat yang menciptakan atau
menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain

www.pln.co.id |
KOMPONEN KOMUNIKASI
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang
mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan
disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan
kepada komunikan.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang
menerima pesan dari pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan
pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
www.pln.co.id |
PROSES KOMUNIKASI
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang
mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan
disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan
kepada komunikan.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang
menerima pesan dari pihak lain
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan
pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
www.pln.co.id |
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI UNTUK KESELAMATAN
1. Agresif :
Perilaku dimana Anda akan mempertahankan Sikap dan Pendapat, tanpa mempedulikan
orang lain, dan menginginkan hasil akhirnya sebagai Pemenang dari Komunikasi yang
terjadi.
• Contoh :
- Terlalu banyak membuat permintaan kepada orang lain
- Terlalu dominan dalam menyuruh dan memerintah orang lain
- Kontak Mata cenderung Tegas dan Melotot kepada lawan bicara
- Bahasa Tubuh kaku dan menunjuk-nunjuk atau mengepalkan tangan
- Postur Tubuh Tegang dan cenderung membusungkan dada
- Ekspresi muka tampak memerah atau menahan emosi
- Intonasi suara tinggi dan berbicara keras dengan berapi-api

www.pln.co.id |
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI UNTUK KESELAMATAN

2. Pasif :
Perilaku atau Sikap Pasif ibarat Anda selalu menghindari Konflik atau Konfrontasi
dengan lawan bicara, demi menjaga suasana damai dan tenang.
Contoh :
- Tidak mampu membuat permintaan kepada lawan bicara atau orang
lain
- Terlalu dominan dalam menyuruh dan memerintah orang lain
- Tidak mampu berkata “tidak” atau menolak permintaan orang lain
- Bahasa Tubuh kaku dan menunjuk-nunjuk atau mengepalkan tangan
- Postur Tubuh Tegang dan cenderung membusungkan dada
- Ekspresi muka tampak memerah atau menahan emosi
- Intonasi suara tinggi dan berbicara keras dengan berapi-api

www.pln.co.id |
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI UNTUK KESELAMATAN

3. Asertif / Tegas :
Perilaku atau Sikap inilah yang merupakan salah satu Tabiat atau Perilaku Manusia Efektif. 
Anda tidak mengorbankan orang lain demi kepentingan pribadi pun sebaliknya tidak semena-
mena menahan diri dari intervensi orang lain.
Contoh :
- Mampu membuat permintaan kepada orang lain dengan cara wajar,
tanpa menunjukkan Sikap Kuasa atau Kata Perintah
- Mampu menolak Permintaan Orang lain dengan Sikap Wajar, Sopan dan
Tidak menyakiti Perasaan Orang lain dan Perasaan Diri Sendiri
- Kontak Mata terjadi secara Wajar, dengan Pandangan yang Tenang
dan pantas
- Berbicara dengan Intonasi Sedang, Volume Suara Cukup, dan terasa
Lemah Lembut

www.pln.co.id |
KOMUNIKASI K3 DALAM PRAKTEK
Walaupun prinsip komunikasi terlihat mudah dan hanya terdiri penyebar
pesan (komunikator), pesan, media/sarana dan penerima pesan, namun
pada pada prakteknya tidak begitu mudah dilaksanakan.

Masing-masing individu mempunyai cara dan pilihan tersediri dalam


menerima pesan / komunikasi, misalnya bagi yang sulit menerima
komunikasi dengan membaca akan memilih dengan cara peragaan, dsb
untuk memudahkan berkomunikasi.

Latar belakang dan pengalaman memegang peranan penting.

www.pln.co.id |
BEBERAPA FAKTOR YANG SANGAT
MEMPENGARUHI KOMUNIKASI K3
DI PERUSAHAAN, ADALAH :

1.KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat menentukan


keberhasilan program k3 di perusahaan. Berhasil tidaknya
komunikasi tergantung dari cara yang digunakan oleh seorang
pemimpin perusahaan (tidak hanya manajemen puncak tetapi
sampai ke tingkat supervisor sesuai peran dan tanggung jawab
masing-masing).

www.pln.co.id |
2. KETELADANAN

Keteladanan pimpinan dalam praktek K3 dapat memantulkan efek yang


positip, berupa kesadaran dan kedisiplinan dalam mematuhi peraturan K3.
Dilain pihak terjadi efek negatip bila ternyata perilaku pimpinan tidak
memberikan contoh yang mempunyai aplikasi terhadap K3, misalnya
meskipun setiap saat selalu memberikan pesan-pesan akan pentingnya K3,
tetapi pada prakteknya pemimpin tidak memakai APD ditempat yang
seharusnya memakai APD atau merokok ditempat yang terdapat larangan
untuk tidak merokok, dsb.

www.pln.co.id |
3. MOTIVASI K3

Pesan yang efektip dapat digunakan oleh komunikator dan dapat


memacu motivasi untuk melaksanakan pesan-pesan K3. Sikap /
pendapat / tingkah laku terhadap semua segi k3 tdk akan berubah
dengan sendirinya kalau tidak diusahakan perubahan melalui
motivasi untuk mengubah perilaku yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip K3. Seorang pimpinan k3 harus bertindak sebagai
motivator atau menunjuk orang lain yang menarik atau memiliki
pengaruh sehingga akan merasa tertarik dan termotivasi untuk
melaksanakan kerja selamat.

www.pln.co.id |
4. PERILAKU K3

Perilaku K3 meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang berkaitan


dengan konsep K3 serta upaya pelaksanaannya. Ada empat faktor
utama seseorang mau melakukan K3, yaitu :
a.Seseorang merasa mudah mendapat kecelakaan
b.Orang percaya bahwa kecelakaan dapat dicegah
c.Orang memandang bahwa kecelakaan dapat berakibat fatal
d.Orang tersebut mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas
K3.

www.pln.co.id |
5. PENGETAHUAN TENTANG K3

Pengetahuan bisa diperoleh secara alami maupun secara terencana melalui


Pendidikan dan Pelatihan.
Pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :
a.Mengetahui, kemampuan utk mengingat / diingatkan kembali
b.Memahami, kemampuan utk menjelaskan secara benar obyek yg diketahui
c.Aplikasi, kemampuan utk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi dan kondisi sebenarnya.
d.Analisis, kemampuan utk menjabarkan suatu materi/obyek kedalam
komponen tetapi masih dlm struktur organisasi tersebut.
e.Sintesis, kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian kedalam suatu
bentuk tertentu yang baru
f.Evaluasi, kemampuan utk melakukan penilaian thd obyek tertentu.

www.pln.co.id |
6. SIKAP MENGENAI K3
Dengan mengambil dasar teori sikap, maka sikap mengenai K3 terdiri tiga
komponen, yaitu :
a.Kepercayaan atau keyakinan terhadap obyek
b.Kehidupan emosional atau evaluasi emosional
c.Kecenderungan untuk bertindak
Contoh:
Seseorang yang telah memiliki keyakinan akibat negatif bila merokok ditempat
yang terdapat bahan kimia, didalam dirinya ada norma subyektif tentang bahaya
merokok maka dia akan membatalkan niatnya untuk merokok di tempat yang
berbahaya. Dengan demikian akan timbul perilaku untuk tidak merokok di
tempat berbahaya.

Sedangkan keyakinan normatif timbul dari seseorang yang telah membaca


petunjuk DILARANG MEROKOK, karena patuh maka ia membatalkan niatnya
untuk merokok pada lokasi/tempat dilarang merokok.

www.pln.co.id |
DALAM PENYAMPAIAN PESAN, YANG PERLU DIPERHATIKAN:

1. Kejelasan, berikan arahan yang jelas


2. Sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman penerima pesan
3. Tidak menghakimi
4. Memacu suatu komunikasi dua arah, adanya umpan balik
5. Keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan.

www.pln.co.id |
PELAKSANAAN BBS (BEHAVIOR BASED SAFETY)

IDENTIFIKASI:
1 OBSERVASI LAPANGAN • PERILAKU AMAN (SAFE BEHAVIOR)
2 • PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE
BEHAVIOR/CRITICAL BEHAVIOR)

3 IDENTIFIKASI ASPEK A,B,C SETIAP PERSONIL


KOMUNIKASIKAN DENGAN SETIAP PERSONIL
4 (KOMUNIKASI DUA ARAH)

5 BUAT KESIMPULAN/REKOMENDASI UNTUK


BERBAGAI PERILAKU
KOMUNIKASIKAN KEPADA
6 MANAJEMEN
PELAKSANAAN PROGRAM PERBAIKAN UNSAFE
7 BEHAVIOR
MENJADI SAFE BEHAVIOR
8 MONITORING DAN EVALUASI (MONEV)

9 PERBAIKAN BERKELANJUTAN

TERCIPTA “WORK SAFELY” & ”SAFETY CULTURE”


(SEMUA PERSONIL BERPERILAKU SAFE
10 BEAHAVIOR/SAFE ACT)
SEKIAN DAN
TERIMA
KASIH

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Anda mungkin juga menyukai