Anda di halaman 1dari 184

Training Basic Safety Awareness & High Risk Work Policy

PT Multimas Nabati Asahan – Serang


EHS Dept
Agenda

OH & S Policy Wilmar Group

Basic Safety Awareness

Kebakaran

B3 LB3

High Risk Work

Investigasi Kecelakaan
Difinisi K-3

Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dankesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada
umnya, baik jasmani maupun rohani,
- hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dan sejahtera;

»Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit,
dll
(ACCIDENT PREVENTION)
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
Policy Nasional K-3
Menteri Tenaga Kerja RI

Pelaksana Umum Kelembagaan


Dirjen Binawas Cq Dit.K3 P2K3

Pengawasan Langsung
Pengurus/Pengusaha
Pengawas & Ahli K3) Tenaga kerja & orang lain
Definisi
1. Bahaya
Bahaya adalah sumber potensial yang dapat menyebabkan
kerusakan (harm). Hazard dapat berupa bahan-bahan kimia, bagian-
bagian mesin, bentuk energi, metode kerja atau situasi kerja.
2. Resiko
Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi
3. Near Miss
Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu
sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident.
4. Accident
Suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada
manusia, kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan
pencemaran lingkungan.
5. Aman/Selamat
Aman (safe) adalah suatu kondisi dimana atau kapan munculnya
sumber bahaya telah dapat dikendalikan ke tingkat yang memadai
Kecelakaan
Suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada
manusia, kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan
pencemaran lingkungan.

Kondisi tidak aman Tindakan Tidak Aman

Jenis – Jenis Bahaya 1. Tidak Mengetahui


1. Physical Prosedur Kerja
2. Chemical
3. Electrical
2. Tidak kompeten untuk
4. Mechanical bekerja
5. Physiological 3. Kurangnya Pengetahuan
6. Biological LK3
7. Ergonomic
4. Kondisi Tubuh tidak Fit

Seluruh aktifitas yang dikerjakan mengandung potensi bahaya


yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja
Fenomena Gunung Es &
Piramida Kecelakaan

Recordable
Kematian
1
Kecelakaan
30
Serius

Kerusakan Properti /
Peralatan / Bangunan
300
Nyaris Celaka

• Perbuatan & 3000


Kondisi
Tidak Aman 30.000
• Bahaya
Interaksi Aspek Safety Terhadap
Kecelakaan
APPLICABLE

SYSTEM

SOFTWARE

EQUIPMENT
MANPOWER
INTERACTIONS

RELIABLE KNOWLEDGE
HARDWARE BRAINWARE
1. Eleminasi

2. Subtitusi

3. Engineering Control

4. Administrative Control

5. Personal Protective Equipment


Administrasi Control

1. Menganalisa seluruh potensi bahaya dengan Identifikasi Aspek


Dampak
2. Membuat Prosedur Kerja
3. Sosialisasi prosedur kerja
4. Mengetahui Job Desk pekerjaan
5. Memiliki Kompetensi untuk bekerja
6. Memiliki kondisi kesehatan yang memadai
7. Observasi Inspeksi
1. Alat pelindung kepala
2. Alat pelindung pernafasan
3. Alat pelindung pendengaran
4. Alat pelindung mata dan Wajah
5. Alat pelindung tubuh
Pemelihara alat pelindung diri
A. Simpan alat pelindung jauh dari sinar matahari
B. Simpan alat pelindung dengan ventilasi yang baik
C. Jauhkan peralatan dari benda-benda yang mengeluarkan radiasi
D. Jangan simpan bersama cairan yang dapat menimbulkan karat, pelarut
organik, minyak, kosmetik, asam dan sebagainya
E. Jika kotor oleh pasir atau lumpur, bersihkan dengan air dan keringkan
sebelum disimpan
F. Jika kotor dengan keringat, cuci, bersihkan dan keringkan secara sempurna
sebelum disimpan
OH & S Policy Wilmar Group
1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Kebijakan Lingkungan
3. Kebijakan Penggunaan Kamera dan Ponsel
4. Kebijakan Pelaporan & Investigasi Kejadian
5. Kebijakan Minimum Alat Pelindung Diri / APD
6. EHS Life Saving Rules
7. Kebijakan Personal Hygiene
8. Kebijakan Manajemen Keselamatan Proses
Basic Safety Awareness
Tabel Data Kasus Kecelakaan Kerja Tingkat Nasional
Jumlah Kasus Cacat
Tahun Meninggal Cacat Total Cacat Fungsi Sembuh
Kecelakaan Kerja Sebagian

2007 83.714 1.883 57 2.400 4.409 75.325

2008 93.823 2.124 44 2.547 4.018 85.090

2009 96.134 2.114 42 2.713 4.330 87.035

2010 98.712 2.191 36 2.550 4.601 89.874

2011 94.491 - - - - -

2012 103.174 2.332 37 2.685 3.915 85.090

2013 103.235 2.438 44 2.693 3.985 94.125

2014 105.383 2.375 43 2.616 2.618 -

2015 110.285 2.308 - - - -

2016 101.367 2.382 - - - -

2017 123.000 - - - - -

Sumber PT. Jamsostek (BPJS Ketenagakerjaan) . Dari tabel diatas tampak jelas kasus kecelakaan kerja yang terjadi
ditahun 2017 merupakan tertinggi sejak 2007 atau 11 tahun terakhir
Manajemen Resiko K3
A. Bahaya adalah situasi atau benda yang berpotensi merugikan atau mengancam orang, properti,
peralatan atau lingkungan
B. Risiko adalah kemungkinan celaka (kematian, cedera atau penyakit) yang dapat terjadi jika
terpajan suatu bahaya tertentu
C. Pengendalian Risiko adalah tindakan yang diambil untuk menghilangkan resiko terhadap aspek
keselamatan dan kesehatan sejauh mungkin yang dapat dilakukan, namun jika tidak
memungkinkan kurangi resikonya sebesar mungkin. Mengeliminasi bahaya juga akan
menghilangkan risiko terkait dengan bahaya tersebut

A. Jenis Bahya

SOSIAL-
BIOLOGI KIMIA FISIK/MEKANIK BIOMEKANIK
PSIKOLOGI
• Jamur • Bahan/material/ • Ketinggian • Postur/posisi • Stress
• Virus cairan/gas/debu/ • Konstruksi kerja • Kekerasan
• Mikroorganisme uap • Mesin/alat/ • Pengangkatan • Pelecehan
• Tanaman • Berbahaya kendaraan/alat manual • Pengucilan
• Binatang • Beracun berat • Gerakan • Intimidasi
• Reaktif • Ruang terbatas berulang
• Emosi negatif
• Readioaktif • Tekanan • Ergonomi
• Mudah meledak • Kebisingan tempat
kerja/alat/mesin)
• Mudah terbakar • Suhu
• Iritan • Cahaya
• Korosif • Listrik
• Karsinogen • Getaran
• radiasi
B. Wilmar Risk Matriks
C. Hirarki Pengendalian Resiko

1
2

Saat menilai suatu resiko harus mempertimbangkan cedera yang paling


mungkin akan diterima dari suatu paparan bahaya, dan seberapa besar
kemungkinan tersebut dapat terjadi
4
3

Dalam pemilihan APD harus sesuai dengan


Permenaker 8 Tahun 2010/SNI maupun
standard code ANSI Series Z
Teori Efek Domino, Piramida & Penyebab Kecelakaan
Penyebab Kecelakaan
Kerja

CEDERA / KERUSAKAN
10% 2%
Unsafe

BIAYA
actions
Unsafe
condition
88% Etc

PROGRAM K3
KURANGNYA PENGAWASAN

CEDERA / KERUSAKAN

BIAYA
Teori Domino

Piramida Kecelakaan
Terori Gunung Es – Biaya Kecelakaan

BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT


• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material
• Terlambat dan ganguan produksi

$5 HINGGA $50 •

Biaya legal hukum
Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: dan peralatan gawat darurat
KERUSAKAN PROPERTI • Sewa peralatan
(BIAYA YANG TAK • Waktu untuk penyelidikan
DIASURANSIKAN)

• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang


$1 HINGGA $3 • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau
biaya melatih
BIAYA LAIN YANG • Upah lembur
TAK DIASURANSIKAN • Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
KEBAKARAN
Teori Api dan Anatomi Kebakaran
• Api adalah hasil dari proses pembakaran atau
reaksi oksidasi
• Kebakaran adalah rekasi oksidasi yang
menghasilkan panas
• Rekasi oksidasi yang berlangsung denga n
lambat dikenal dengan proses perkaratan /
korosi
• Rekasi oksidasi yang berlangsung cepat
adalah kebakaran pada cairan yan mudah
terbakar
• Reaksi oksidasi yang berlangsung sangat
cepat adalah ledakan (explosion)
KLASIFIKASI KEBAKARAN

Jenis kebakaran CIRI KHUSUS

1. Terdapat bara (kayu/arang/kertas)


Klas A Bahan padat kecuali logam
2. Barang yang sulit/tidak ada gantinya

1. Tidak dapat bercampur air


Bahan cair
2. Dapat bercampur air
Klas B
Bahan gas 3. Gas mengalir
4. Karena bereaksi dengan air

Klas C Listrik 1. Aparat listrik bertegangan


2. Peralatan elektrik

Klas D Logam Bertemperatur tinggi


Kalium, litium, magnesium

26
K3-DEPNAKER-
3/7/2019
HEAT
OUT PUT
SEGITIGA API
(FUEL-OXYGEN-HEAT)
DIHUBUNGKAN OLEH
BESARAN ANGKA -ANGKA

VAPOR
FIRE FEEDBACK ? FLAMMABLE RANGE
? ?
FUEL ? • FLASH POINT
• FIRE POINT
• AUTO IGNITION TEMPERATURE

SOURCE ENERGY
BESARAN ANGKA-ANGKA TSB.
HARUS DIKENALI DAN DIKENDALIKAN 27
FLAMMABLE RANGE
Setiap jenis bahan bakar
memiliki batasan LEL & UEL.
Campuran
kurus
Menguap/bocor

FUEL
Campuran
gemuk (LIQUID)
Density lebih berat, uap akan berada dipermukaan tanah,
semakin jauh semakin tipis (kurus)
LEL = Lower Explosive Limit (Batas bawah)
UEL = Upper Explosive Limit (Batas atas)
28
KONDUKSI
KONVEKSI
RADIASI

KONDUKSI

KONDUKSI

29
FLAS OVER - SAAT TERJADI PENYALAAN
SERENTAK
YANG MELIBATKAN SELURUH BENDA YANG ADA
DI DALAM RUANGAN, DITANDAI DENGAN 30
PECAHNYA KACA-KACA 3/7/2019
INTENSITAS Phenomena kebakaran

Flashover
3 - 10 menit
STEDY
Fully
development fires
(600-1000 o C)
INITIATION
FIRE STAGE

TIME

SOURCE
ENERGY
POSKO Lapis III Bantuan
dari lingkungan

Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran

Lapis II
Fire Men Lapis IV
Dinas Pemadam
Prinsip
PEMADAMAN Udara
Dilution

Smothering

Starving Cooling

Bahan bakar
API Heat
ALAT PEMADAM API
RINGAN
Portable Fire Extinguisher
ALAT PEMADAM API RINGAN

• DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG


• UNTUK PEMADAMAN MULA
KEBAKARAN
• SEBATAS VOLUME API KECIL
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA

• JENIS DAN UKURANNYA SESUAI


• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT
MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR,
TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY PORDER
- CO2
- BUSA
- CLEANT AGENT
WATER

POWDER
FOAM

HALON
Tipe konstruksi

STORED

CO2
PRESSURE
( N2 )
CARTRIDGE
Dry Chemical Powder

Prinsip :
Nyala api diselimuti
kabut (serbuk kimia) secara fisik
memutuskan oksigen

Reaksi indotermal
FOAM
JENIS BUSA/FOAM

A
STORED
PRESSURE B
( N2 )
Foam B
Liquid
Chemical Foam
Mechanical
(A) + (B)
Foam
FOAM
Cairan Kimia
HALON (Halogeneted Hydrocarbon)

STORED
PRESSURE
( N2 )
Tipe konstruksi
POWDER

CO2
STORED
PRESSURE
10-15 kg/cm2 CARTRIDGE
( N2 )

Dry Chemical Powder


KEGAGALAN APAR

WATER
HALON
POWDER
2

FOAM
Jenis tidak sesuai

Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan


- bocor
Macet/tidak berfungsi
Menggumpal
Salah penempatan - tunda refill
• belum ditunjuk
Petugas
• tidak trampil
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker -04/80

A Combustible
Material

Flammable
Liquid/gas B C Electrical
Equipment

D Metals

C
ABC

A B
Multi Purpose
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA

Jenis media pemadam


Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
Clean
Air Busa Powder Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat


VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
KEGAGALAN APAR
Daya pemadamannya (fire ratting)
lebih rendah dari volume api/kebakaran
(Fire load)

STANDAR KLASIFIKASI DAYA PEMADAMAN


Notasi : Nilai & Klas
B C D
A
Notasi Fire ratting didasarkan dari hasil
pengujian laboratories
STANDAR APAR

APAR
Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2
dapat mendorong seluruh medianya
(sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik

Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP (65 oC)
- Test pressure 1,5 x WP(65 oC)
- Pengujian ulang tiap 5 tahun

APAR
Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
TANDA PEMASANGAN
Perlu diperhatikan sebelum
pemadaman kebakaran:
• Arah angin (faktor keselamatan dan
keberhasilan pemadaman).
• Jenis bahan yang terbakar (klasifikasi
kebakaran).
• Volume dan potensi bahan yang terbakar (fire
load).
• Letak dan situasi lingkungan (lay out).
• Lamanya telah terbakar.
• Alat pemadam yang tersedia atau yang harus
diadakan berdasarkan kebutuhan
TEKNIK PENGGUNAAN MEDIA PEMADAM
KEBAKARAN.
Media Pemadam Air.
• Pancaran jet.
– pancaran jet utuh (solid stream) Pancaran berasal dari
nosel-nosel yang dari masukan sampai moncongnya tak
ada penghalang kecuali penyempitan diameter (play-pipe
nozzle).

– pancaran jet-lurus (straight stream). Sedang pancaran lurus


berasal dari nosel yang antara lobang masukan dengan
keluarannya terdapat penghalang; umumnya pancaran ini
berasal dari nosel bisa diatur dari spray sampai dengan jet.
Ciri dari semprotan jet :

• jumlah air besar


• jangkauan semprotan jauh
• untuk kebakaran klas A, seperti
pada pemadaman kebakaran,
rumah, hutan atau padang rumput
dan lain-lain.
• untuk kebakaran klas B, secara
tidak langsung untuk pendinginan
tanki.
• Pancaran utuh mempunyai jumlah
air yang lebih banyak dibanding
pancaran lurus.
B. Pancaran tirai (spray).

• jumlah air besar


• jangkauan semprotan dekat/pendek
• untuk kebakaran klas A, (seperti untuk sprinkler )
• dan klas B (untuk pendinginan wadahnya dan dilusi)
• juga dipakai sebagai perisai air untuk menahan
radiasi panas dari api dalam usaha menutup
kerangan, menutup bocoran maupun tugas-tugas
penyelamatan.
C. Pancaran kabut (fog)

• jumlah air relatip sedikit


• jangkauan semprotan dekat/pendek
• untuk kebakaran klas A, B dan C (dengan teknik
khusus), juga bisa dipakai sebagai perisai air
pecahan / pengurang radiasi panas dari api walaupun
tidak sebaik pancaran tirai.
Jenis Gulung Selang, :

• Gulung tunggal (Single Roll)


• Gulung ganda (Double Roll, Dutch Roll,
Donut Roll).
• Lipatan (Flaking/Folding)
Cara Menggulung Selang
“Gulungan Tunggal/Straight Roll”
Gulungan Ganda (Donut Roll)
Prinsip Cara Menggelar Selang

• Arah lemparan dari sumber air kearah api.


• Gelaran selang tidak boleh terpuntir.
• Selang tidak boleh ditarik/diseret sepanjang
permukaan tanah.

Untuk selang gulungan :


• Dengan dilemparkan mendatar kebawah.
• Dengan dibawa berjalan (Khusus Kopling
Instantaneous)
• Untuk Lipatan, ujungnya langsung dibawa kearah api.
Satu Firefighter dapat mengoperasikan selang 1 ½
Tapi jika memungkinkan lebih baik dua orang
Menggunakan tali untuk
membantu mengontrol selang
Hidran
Monitor
Pembagian Tugas Tim Pemadam (4 orang)

Pembagian Alat

Keterangan:
Tugas Penggelaran 1 – orang pertama/komandan
2 – orang kedua/mekanik
3 – orang ketiga/nozzle man
4 – orang keempat/pembantu
Posisi dalam pemadaman

Tugas dalam menggulung


Pembagian Tugas Tim Pemadam (5 orang)
Pembagian Alat

Keterangan:
1 – orang pertama/komandan
2 – orang kedua/mekanik
Tugas dalam penggelaran
3 – oang ketiga/nozzle man
4 – orang keempat/pembantu
5 – orang kelima/nozzle man
Posisi dalam pemadaman

Tugas penggulungan sama dengan penggelaran


Make-Up (Penggulungan)

• Sebelum membuka ikatan-ikatan kopling, tutup


seluruh induk yang ada dipompa (hydrant) dan
menghilangkan (release) tekanan yang ada dalam
selang dengan cara membuka nozzle. Melepas
kopling sewaktu selang masih bertekanan dapat
mengakibatkan selang lepas dan terputar dengan
cepat dan akan melukai tangan kita.
Prinsip Cara Meringkas Selang

• Luruskan selang sehingga tidak terdapat lekukan dan


buang air dalam selang dari arah air kearah api.
• Gulung selang dari arah api kesumber air.
• Letakkan kopling dalam gulungan tunggal/ganda,
Kopling Draad= Laki-laki didalam, betina disebelah
luar. Dan Kopling Instantaneous=Betina didalam, laki-
laki disebelah luar; Kopling Storz & Hemaphrodite =
Sembarang
LB3
Pengelolaan Limbah B3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) yang selanjutnya


disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung B3.
(PP No 101 Thn 2014 Ttg
Pengelolaan LB3)
Karakteristik Limbah B3 :
1. Mudah Meledak.
Sumber limbah B3 : 2. Mudah Menyala.
•Sumber spesifik 3. Beracun.
•Sumber tidak spesifik 4. Korosif.
•Sumber lain ataupun kegiatan lain. 5. Infeksius.
6. Berbahaya bagi lingkungan.
7. Reaktif.
Peraturan Perundanga Mengenai Pengelolaan Limbah B3.

1. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009, tentang Perlidungan Pengelolaan LH


2. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009 tentang Tata
Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3.
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata
Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengeleloaan Limbah B3 serta Pengawasan
Pemulihan Pencemaran Limbah B3 oleh Pemeritan Daerah.
5. Keptusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 128 Tahun 2003 Tentang Cara
dan Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Minyak Bumi dan Tanah Terkontaminasi
Oleh Minyak Bumi Secara Biologis.
6. Keputusan Kepala Bapedal Nomor :Kep-03/Bapedal/09/1995 Tentang Persyaratan
Teknis Pengolahan Limbah B3
7. Keputusan Kepala Bapedal Nomor :Kep-04/Bapedal/09/1995 Tentang Tata Cara
Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan
dan Lokasi Penimbunan Limbah B3.
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 02 Tahun 2008 Tentang
Pemanfaatan Limbah B3.
Dampak Pencemaran Limbah B3

Dampak limbah B3 :
1. Pencemaran
lingkungan.
2. Meracuni ekositem
mahkuk hidup.
3. Menimbulkan
wabah penyakit.
4. Citra perusahaan
menjadi buruk.
Penyimpanan Limbah B3
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
penyimpanan limbah B3, untuk melakukan penyimpanan limbah
B3 harus memiliki izin pengelolaan limbah B3 kegiatan
penyimpanan limbah B3.

Pengajuan Permohonan

Perlengkapan persyaratan
perizinan pengelolaan.

Proses
Perizinan Proses Perizinan pengelolaan
limbah B3 : Administrasi,
Limbah B3 Teknis, Verifikasi, Final

Tidak Keputusan Perizinan


Pengelolaan : YA Atau
TIDAK.

Legalitas Perizinan Penyimpanan


Ya Izin Pengelolaan Limbah B3
terbit.
Limbah B3
PerMen LH No 18 Thn 2009
Daftar limbah B3 (Sesuai izin TPS LB3 PT MNA-Serang)

N Kode Bentuk
Jenis Limbah
o Limbah /Fase
1 A102D Aki Bekas Padat
2 A102D Baterai Bekas Padat
3 A106D Limbah Laboratorium Cair
4 B104D Kemasan Bekas B3 Padat
Sumber Limbah 5 B105D Minyak Pelumas Bekas Cair
B3 di PT MNA
Serang : 6 B107D Limbah Elektronik Padat
1. Lab/QC. 7 B110D Kain Majun Bekas Padat
2. Engineering. 8 A337-1 Limbah Klinis memiliki infeksius Padat
3. Blowmouldin.
9 A337-2 Produk farmasi kadarluarsa Padat
10 A337-3 Bahan kimia kadarluarsa Cair
11 A338-3 Residu sampel Limbah B3 Cair
12 B232-1 Sisa Proses Blasting Padat
13 B324-1 Sludge lemak/minyak Cair
14 A108D Limbah Terkontaminasi B3 Padat
Format Simbol dan Label LB3

Ukuran simbol
(minimal):

ALAT ANGKUT
25 cm x 25 cm

WADAH/KEMASAN
10 cm X 10 cm

Ukuran Label
(Minimal) :
10 x 20 Cm

Berisikan tentang
informasi tentang
limbah B3
SIMBOL LIMBAH B3 SESUAI
PERMEN LH 14/2013 TENTANG
SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3
JENIS-JENIS LABEL LIMBAH B3 SESUAI PERMEN LH 14/2013
TENTANG SIMBOL DAN LABEL LIMBAH B3

Label Petunjuk Tutup Kemasan


Label
Limbah B3

Label Kemasan
Kosong
CONTOH KEMASAN & TATA CARA
PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL

Label Petunjuk
Tutup Kemasan

Label Limbah B3

Simbol Limbah
B3
Dokumen
Limbah B3
Bagian Pertama: No. 1-
12
diisi oleh
pengirim/penghasil
LB3: pengumpul,
pemanfaat, pengolah Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Lingkungan
Hidup dan
Bagian Kedua: 13-22 Kehutanan No 56
diisi oleh pengangkut Tahun 2015
LB3
Tentang Tata
Cara dan
Persyaratab
Teknis
Bagian Ketiga: No. 23-36 Pengelolaan
diisi oleh penerima LB3: Limbah B3.
pengumpul, pemanfaat,
pengolah LB3
HIGH RISK WORK
Pekerjaan Beresiko Tinggi :
Wilmar Global mengklasifikasikan pekerjaan berdasarkan kategori bahaya. Pekerjaan beresiko
tinggi terbagi menjadi :
1. Pekerjaan Panas
Pengelasan, Penggerindaan, Pemotongan Material, Pengecatan
dengan sistem compressor, sandblasting

2. Pekerjaan Diruang Terbatas


a. Bekerja pada tempat yang memiliki area keluar masuk terbatas
b. Bukan didesain untuk bekerja secara terus menerus
c. Memiliki potensi udara berbahaya

3. Pekerjaan Diketinggian
a. Bekerja dengan ketinggian lebih dari 1,8 m
b. Bekerja diatap/permukaan miring
c. Bekerja pada tempian yang tidak terlindungi
d. Seluruh kegiatan yang berpotensi menimbulkan jatuh

4. Pekerjaan Log Out & Tag Out


Seluruh pekerjaan yang berkaitan/membutuhkan isolasi energi
Confined Space Entry
Confined Space Entry ???
• Sebuah ruang terbatas adalah ruang yang :
– Cukup besar bagi seseorang untuk masuk dan bekerja
– Memiliki sarana terbatas atau dibatasi untuk masuk dan keluar
– Tidak dirancang untuk pekerjaan atau aktifitas terus menerus

• Contoh Ruang Terbatas / Confined Space :


– Tangki - Kubah / Vaults
– Vesel - Kolong / Pits
– Silo - Selokan / Sewer
– Penyimpanan Biji-Bijian - Tangki Kakus / Septic Tank
– Lubang Masuk / Manholes - Pipa Saluran / Pipelines
Izin diperlukan Confined Space

• Sebuah izin-diperlukan ruang terbatas setidaknya memiliki salah satu ciri berikut :
– Mengandung atau memiliki potensi untuk mengandung atmosfer yang
berbahaya
– mengandung bahan yang memiliki potensi untuk menelan sebuah peserta
– memiliki konfigurasi internal seperti bahwa peserta dapat terjebak atau
sesak napas
– mengandung lainnya diakui bahaya keselamatan dan kesehatan yang serius
Bahaya Ruang Terbatas

• Kekurangan Oksigen
• Cairan/Bahan Gas Mudah Terbakar dan Uap
• Gas Beracun
• Tenggelam di Padat atau Cair
• Tingkat Kebisingan Tinggi
• Mekanisme Menggiling, Menghancurkan & Pencampuran
• Konfigurasi
• Suhu Ekstrim
• Bahan Kimia
• Kurangnya Pencahayaan
Bahaya Tambahan Ruang Terbatas

• Kebisingan
– Diperkuat karena akustik ruang
– Kerusakan pendengaran dan mempengaruhi komunikasi
• Permukaan Licin atau Basah
– Peningkatan resiko jatuh dan sengatan listrik
• Kerja Panas
• Alat Pelindung Diri
– ppe lebih umum seperti topi keras, sepatu bot berujung keras, kacamata keselamatan,
pelindung wajah, sarung tangan, dan semuanya harus dipakai saat dibutuhkan
50 Kematian dalam 4 Tahun
• Lebih dari 200 kematian ruang terbatas per tahun
• 60% terlibat dalam operasi penyelamatan
• Hampir 90% mati sesak napas
• Lebih dari 95% tidak memiliki pelatihan formal
• Wilmar Statistik…?
• Mereka semua bisa dicegah!!!!!!

Employment Type Cause


Year Fatalities Working at Confined Electro-
Employee Contractor Crush Vehicle LOTO Burns
Heights Space cution
2015 20 5 15 5 8 3 1 2 1 0
2014 6 3 3 3 1 0 0 1 0 1
2013 11 3 8 6 3 2 0 0 0 0
2012 13 7 6 3 0 2 4 2 1 1
50 18 32 17 12 7 5 5 2 2
• KECELAKAAN FATAL RUANG TERBATAS-
– 35% Pengawas atau Lebih Tinggi
– 64% Tidak Perlu untuk Masuk
– 66% Air / Air Limbah / Air Selokan / Konstruksi
– 78% Kekurangan Oksigen atau Racun IDLH
– 95% Tidak ada Training Ruang Terbatas
– 100% Tidak ada (atau tidak memadai) ventilasi yang kuat
– 100% Tidak ada Instrument di unit (untuk mengukur atmosphere yang
berbahaya)
Safe Work Practice – Confined Space

• Selalu lengkapi ijin kerja untuk pekerjaan


beresiko tinggi
• Jangan pernah melakukan pekerjaan
beresiko tinggi kecuali telah terlatih,
berlisensi, dan berwenang
• Prosedur confined space entry permit
dipenuhi
• Pemantauan udara dilaksanakan, hasil
pemantauan dicatat dan dipantau secara
periodik
• Ventilasi digunakan untuk sirkulasi udara
• Alat proteksi pernafasan tersedia
• Harness, lifeline, P3K dan appartaus
tersedia
• Tersedia personil standby saat kegiatan
ruang terbatas
• Pengujian udara mencakup LEL dari
flamabel yang ada, kadar Oksigen serta
parameter keluruhan gas yang ada dalam
ruang terbatas. Untuk bekerja batas Oksigen
minimum 19 % dan maksimum 23%.
2. Metode Keselamatan Pekerjaan Diruang Terbatas :
Identifikasi dan penilaian resiko Sirkulasi udara

Pengukuran atmosfer
LOTO seluruh energi
Pekerjaan berlangsung

Periksa kesehatan pekerja


Personil Penjaga Memastikan dan
berkomunikasi serta mencatat in/out pekerja

Pastikan seluruh perlatan


Pengukuran atmosfer

Baricade area
Pekerjaan Selesai

Berikan tanda Periksa kembali peralatan

Permit / Izin kerja ditutup


Permit / Izin kerja
Hot Work
Praktik Pekerjaan Panas

• Selalu lengkapi analisa resiko pekerjaan & ijin kerja untuk pekerjaan beresiko tinggi
• Jangan pernah melakukan pekerjaan beresiko tinggi kecuali telah terlatih, berlisensi, dan
berwenang
• Izin Kerja Panas akan ditempatkan untuk semua Pekerjaan Panas yang dilakukan di Plant
oleh Karyawan atau Kontraktor
• Form Izin harus diletakkan dilokasi Pekerjaan Panas
• Seorang Pengawas Api Diperlukan (Fire Watcher)
• APAR atau lainnya yang sesuai untuk Peralatan Pemadam Kebakaran harus tersedia,
Pengawas Api harus terlatih dalam penggunaannya
• Menggunakan APD General & Khusus yang sesuai
• Penggunaan tabung gas/tabung bertekanan harus dilengkapi dengan alat proteksi jatuh/trolly
dan wajib diikat
• Setiap isi tabung wajib ditandai
• Penggunaan Flashback arrestor pada tabung dan stick las
• Setiap tabung bertekanan wajib diberikan cap valve jika tidak digunakan/kosong dan dalam
transportasi
• Area Pekerjaan panas wajib di isolasi dengan fire blanket
Klasifikasi Area Pekerjaan Panas

• Area Ditunjuk/Ditetapkan
– Dirancang untuk Pekerjaan Panas
– Tidak diperlukan Izin (Permits)
– Misalnya, Bengkel Perawatan/Workshop
• Area Diizinkan
– Daerah Operasi Umum
– Izin (Permits) diperlukan
• Area Dilarang/Dibatasi
– Tidak ada Pekerjaan Panas diizinkan
– Resiko harus diminimalkan untuk Pengecualian
Contoh Pekerjaan Panas

• Pengelasan, pemotongan, mematri atau membakar dengan obor, busur listrik atau besi solder;
• Menggunakan obor propana;
• Menggunakan api terbuka;
• Mengerinda;
• Merokok;
• Sandblasting (abrasive blasting; baik basah atau kering);
• Pengecatan dengan Spray;
• Mencacah, Merobek, atau Pemotongan lainnya oleh dampak;
• Menghancurkan Dinding/Lantai semen;
• Penggunaan peralatan pembakaran internal (Kendaraan, Genset Portabel, dan Kompresor udara,
Dll)
Bahaya Pekerjaan Panas

– Kebakaran yang disebabkan pengelasan yang tidak aman dan operasi


pemotongan
– Luka Bakar
– Sengatan Listrik
– Radiasi Cahaya – Ultraviolet, infra merah dan cahaya tampak terus menerus
– Kontaminasi udara (gas, bau, asap)
Teori Segitiga API & Dust Explotion
Dasar Pencegahan Kebakaran

– Periksa daerah pengelasan sebelum memulai


– Hilangkan bahaya kebakaran
– Pasang pelindung / fire blanket
– Pengelasan atau Pemotongan TIDAK harus dilakukan kecuali bahaya dihilangkan atau pelindung
dipasang
– Mendapatkan izin kerja panas sebelum memulai operasi untuk memastikan bahwa semua bahaya
kebakaran dikendalikan
– Menempatkan seorang pengawas api 30 menit setelah operasi berhenti
– Tidak pernah mengelas di udara mudah meledak
– Jangan mengelas pada wadah yang digunakan
– Menguji wadah berpotensi meledak untuk udara yang mudah terbakar
– Mematikan katup silinder saat tidak digunakan
Sign , Barricade
1. Metode Keselamatan Pekerjaan Panas :
Identifikasi dan penilaian resiko Tersedia Pengawas Api

Pengukuran atsmofer jika diperlukan


Permit / Izin kerja

Pemeriksaan peralatan Pekerjaan berlangsung

Pemeriksaan alat pelindung diri Pekerjaan Selesai

Baricade area Pengawas api memastikan


kembali areanya

Berikan tanda
Permit / Izin kerja ditutup

Pastikan ketersedian alat


penanggulangan kebakaran
Working at Height
Berdasarkan data Statistik dari U.S
 Bekerja Diketinggian menjadi penyumbang kasus
kematian terbesar dan kegiatan konstruksi
 Rata-rata dalam 1 tahun, 360 kematian akaibat
bekerja diketinggian terjadi
 Salah satu penyebabnya adalah kurangnya dukungan
financial dalan kegiatan kostruksi
Kecepatan Jatuh

• 1/3 detik untuk


.33sec./2 feet sadar/peduli.
• 1/3 detik untuk
.67 sec./7 feet bereaksi
• 2/3 detik untuk tubuh
menyentuh tanah.
1 sec./16 feet

2 sec./64 feet
50 fatalities in 4 years, 20 last
year
Employment Type Cause
Working
Fatalities
at Confined Electro-
Year Employee Contractor Heights Space Crush Vehicle cution LOTO Burns

2015 20 5 15 5 8 3 1 2 1 0

2014 6 3 3 3 1 0 0 1 0 1

2013 11 3 8 6 3 2 0 0 0 0

2012 13 7 6 3 0 2 4 2 1 1

50 18 32 17 12 7 5 5 2 2

• Likely to be fatalities
unreported

• Estimated ratio of 300,000 at-


risk behaviors occur for every
1 fatality
Tujuan
• Mengerti pengertian bekerja diketinggian
• Mengerti dan menerapkan persyaratan bekerja diketinggian
• Mengetahui bahaya bekerja diketinggian
• Familiar dengan aplikasi, peralatan dan alat bantu bekerja diketinggian
• Mengerti tatacara/pengaplikasian izin bekerja diketinggian
• Mengerti peralatan pencegah, pengontrol, pengendali dan penangkap
jatuh
• Mengetahui bagaimana cara memeriksa dan menggunakan peralatan
pelindung jatuh
• Mengetahui persyaratan dan pembuatan tempat mengaitkan peralatan
pelindung (anchorage points)
• Mengetahui prosedur yang berkaitan dengan bekerja diketinggian
Kategori Bekerja Diketingian

• Bekerja dengan ketinggian diatas 2 m


• Bekerja pada lokasi yang miring/lereng (Seperti atap)
• Bekerja pada area tepian yang tidak terlindungi
• Bekerja pada area terbuka yang berpotensi orang
terperosok
• Seluruh aktifitas yang berpotensi menyebabkan terjatuh
Prosedur bekerja diketinggian
• Identifikasi Potensi Bahaya
• Mempertimbangkan metode alternatif untuk melakukan pekerjaan
dan menghilangkan kegiatan bekerja diketinggian
• Melakukan penilaian bahaya
• Permit kerja
• Memastikan seluruh kondisi di permit dipatuhi
• Menyediakan APD yang sesuai dengan pekerjaan
• Memastikan sing dan baricade tersedia
• Memastikan personil penyelamat dan peralatan penyelamat tersedia
• Melakukan pemeriksaan rutin
Persyaratan Minimum

1. Proteksi Potensi Jatuh 2. Barricades

3. Warning Signs

4. Alat Pelindung Jatuh


Kapan Proteksi jatuh dibutuhkan

• Potensi jatuh ke area/peralatan berbahaya

 Pekerjaan mengencangkan/membuat structur dengan


ketinggian diatas 2 meter
 Terdapat perbedaan ketinggian pada lantai kerja

 Lantai kerja yang tidak rata/miring dan pada area


terbuka yang menimbulkan jatuh
 Saat memanjat dari satu tempat ketempat lain
yang berbeda ketinggiannya
 Bekerja ditepian yang berpotensi jatuh
Contoh Pemasangan Proteksi
Kurang Baik Lebih Baik
Alat Bantu Bekerja Diketinggian

For scaffolds 2 metres or more above the work


plane, theWork
following construction is mandatory.
platform must be at least 450 mm wide

Rigid guard rails


Access ladder 900mm to 1100mm
secured and high
lashed

Mid rail or mesh


no less than
Toe board 450mm above
200 mm high platform.

Scaffold planks must be securely lashed at both ends.


Alat Bantu Bekerja Diketinggian
Alat Pelindung Jatuh Minimum

• Anchorage
Tempat pengait

• Body
Full Body Harness
Pemilihan/Penggunaan Body Harness
Alat Pelindung Jatuh Minimum

• Connector

• Descent and Rescue


Rencana Penyelamatan

• Setiap pekerjaan dengan


potensi jatuh yang
menyebabkan pekerja
tergantung/maupun jatuh
harus dibuat rencana
penyelamatannya.

• Potensi bahaya harus


dilakukan dan pekerja
harus dilatih dan terlatih
3. Metode Keselamatan Pekerjaan Diketinggian :
Identifikasi dan penilaian resiko Tersedianya Personil Tanggap Darurat

Periksa kesehatan pekerja


Permit / Izin kerja ditutup
Pastikan seluruh perlatan

Pastikan alat pelindung diri

Baricade area

Berikan tanda

Permit / Izin kerja


LOTO
Energy Isolation
Lockout / Tagout (LOTO)
Dasar Pelatihan

Employment Type Cause


Fatalities Working
at Confined Electro-
Year Employee Contractor Heights Space Crush Vehicle cution LOTO Burns

2015 20 5 15 5 8 3 1 2 1 0

2014 6 3 3 3 1 0 0 1 0 1

2013 11 3 8 6 3 2 0 0 0 0

2012 13 7 6 3 0 2 4 2 1 1

50 18 32 17 12 7 5 5 2 2

• Likely to be fatalities
unreported

• Estimated ratio of 300,000 at-


risk behaviors occur for every
1 fatality
Tujuan
Mengisolasi energi agar tidak ada energi yang tidak terduga
keluar pada saat yang tidak dikhendaki, yang menyebabkan kecelakaan
kerja

Definisi
Lock Out adalah suatu metode yang digunakan untuk mencegah
pelepasan energi sebelum waktunya.

Tag Out adalah suatu metode untuk memberikan informasi pada


peralatan yang sedang dilakukan isolasi energi
Peralatan Loto
Lock Out

Tag Out
Kapan LOTO digunakan
1. Saat kegiatan pembersihan rutin selama proses beroperasi
2. Kegiatan Pemeliharaan Berkala
3. Kegiatan Perbaikan/Maintenance
4. Seluruh aktifitas yang berpotensi terdapat energi yang tidak terduga
menciderai pekerja / menyebabkan kontak langsung dengan mesin.

Siapa yang terlibat dalam LOTO


1. PIC yang mengerjakan Kegiatan yang membutuhkan LOTO
2. Pemilik Area
3. Pengguna Peralatan yang sedang digunakan
Prosedur LOTO
• Identifikasi Potensi Bahaya
• Melakukan penilaian bahaya
• Permit kerja
• Memastikan seluruh kondisi di permit dipatuhi
• Menyediakan APD yang sesuai dengan pekerjaan
• Mencatat setiap penggunaan lock out dan tag out
4. Metode Keselamatan Pekerjaan Lock Out & Tag Out :
Identifikasi dan penilaian resiko Selesai Pekerjaan

Pastikan seluruh peralatan


Permit / Izin kerja ditutup
Pastikan alat pelindung diri

Baricade area

Berikan tanda

Permit / Izin kerja


Lifting Rigging
Pesawat Angkat dan Angkut

Pesawat Angkat dan Angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan, mengangkut muatan baik bahan atau barang atau orang seraca vertikal dan atau
horizontal dalam jarak yang di tentukan

Mobile Crane (Telescopic Boom)


Mobile Crane (Crawler Crane)

Pedestal Crane Overhead Crane Tower Crane


Alat Bantu Angkat / Peralatan Angkat

• Peralatan Angkat adalah alat yang dikonstruksi atau dibuat khusus untuk menngangkat naik
dan menurunkan muatan

Webbing Sling Shackle


Master Link Wire Rope Sling

Lifting Beam Spreader Bar Hook Clamp Plat

Color Coding Wilmar


Jenis Pengangkatan
• General Lifting
• Heavy Lifting ( > 5 ton)

• Syarat Keselamatan Pekerjaan Pengangkatan :


– Prosedur Kerja
– Metode Kerja
– JSA & Permit Kerja
– SIO & SILO
– Sertifikat Rigger / Signal Man
– Lifting Plan (Lifting Rigging Calculation)
– Layout
– Dan dokumen lainnya
Ikatan Pengangkatan
Toleransi Kerusakan Tali Kawat Baja (Wire Rope Sling)
Toleransi Kerusakan Webbing Sling
Safe Work Practice – Lifting Rigging

• Pesawat Angkat Angkut (Wajib Mempunyai


Sertifikat Alat yang masih berlaku)
• Operator, Rigger, Signal man mempunyai
Lisensi K3 / SIO
• Lifting tidak boleh melebihi SWL
• Alat bantu angkat (sling, webing, shackle,
chainblok, dsb ) memiliki sertifikat dan bukti
pengujian
• Menggunakan pesawat angkat dan alat
bantu angkat sesuai dengan fungsinya
• Lifting > 5 ton wajib membuat lifting plan
• Setiap pengangkatan menggunakan tagline
/ tali pemandu
• Penerangan yang cukup minimum 107 lux
• Sesuai SOP pengangkatan PT. MNA
Serang & mengacu ke Permenaker 5 tahun
1985 & Permen 9 tahun 2010
INVESTIGASI KECELAKAAN
Wilmar
Incident Reporting Investigation Standard
Course Objectives

Investigation
Process & Training
GOAL

Incident Group
Investigation PEEPO
Exercise
& ICAM

Actions &
5-Why
ALARP
2015 – YTD 2018 – Fatalities by Circumstance (69)
Fall from Height (16) Confined Space / Explosion (4)
Asphyxiation (12)

Exertion (3)

Crush (10) Fall of Materials (3)

Vehicle (11)

Burns (2)

Electrocution (7)
Introduction to Investigation
Why Investigate?

To prevent an incident re-occurring


“Risk taking behaviour is rarely punished with an injury or even a
near hit, instead it’s consistently rewarded with convenience,
comfort or time saved. The rewards of risky behaviour mean
you’re likely to take more chances and master shortcuts.”
(Scott Geller, Psychology of Safety)

Root Cause Analysis (RCA) or Incident Cause Analysis Method


(ICAM) aim to identify the factors that promote or passively
tolerate risk taking
Who broke the rules?

• Investigations are like sport, a lot depends on how you view the
game and the result you want
Investigation Process Overview

1 2 3 4 5 6 7
Immediate Investigation Data Data Data Recommend Report
Actions Planning Collection Organisation Analysis

Team What happened? Why? Actions Lessons

G O A L
Gather Organise Analyse Learn

Data collection ICAM Recommendations

Actions (hierarchy
PEEPO
of control)

Incident report
Toolbox
ICAM & James Reason’s Swiss Cheese Model

Organisational Task and Individual and Absent or


factors environmental team actions failed defences
conditions

INCIDENT

Limited window(s)
Latent / existing conditions Active failures of opportunity Adapted from J. Reason, 1990

Incident Investigations understand what went wrong


ICAM – Incident Causation

Organisational Task / Individual / Absent / Failed Consequences


Factors Environmental Team Actions Defences
Conditions

– Leadership – Working – Errors and – Interlocks – Near Hit


– Safety culture conditions Violations – Isolation – Incident
– Safe systems – Time pressures – Guards – Equipment
– Safe procedures – Resources – Barriers Failure
– Safe selection – Tool availability – SOPs – Production
– Job access – Loss
– Training JSEAs
– Goals – Task complexity – Awareness
– Risk – Fitness for work – Supervision
– Contractor – Workload – Emergency
– Management of – Task planning Response
change – PPE

Corrective Corrective
Local Learning Human Error
Actions Actions
Investigation Process
Investigation Process Overview

1 2 3 4 5 6 7
Immediate Investigation Data Data Data Recommend Report
Actions Planning Collection Organisation Analysis

Team What happened? Why? Actions Lessons

G O A L
Gather Organise Analyse Learn
Exercise – Dust Explosion

• Microdoser explosion
– Note: This is an actual incident, however details have been altered for this
exercise
Exercise – Pallet Rack Collapse
1
Immediate Actions – Ensure it is Safe Immediate
Actions

• The single most important action is ensuring your safety and the
safety of others in the area
• Never enter an area where an incident has occurred without
ensuring that it is safe for you to do so.
1
Immediate Actions – Preserve the Scene Immediate
Actions

• The site may only be disturbed for the purpose of:


– Protecting the health and safety of anyone in the area
– Aiding an injured person involved in an accident
– Taking essential action to make the scene safe or to prevent a
further occurrence of an incident
– Taking photographs of the scene especially if scene conditions may
be subjected to change and / or evidence degraded.
• It is also important to:
– Take pictures of the scene as soon as it is safe to do so, this will aid
in reconstructing the scene during the investigation
– Preserve all documents that may be relevant to the investigation,
such as shift logs, permits to work, PID etc.
1
Immediate Actions – Reporting Immediate
Actions

• All Level 4 or 5 Incidents must immediately be notified to senior


site management and external emergency authorities as
appropriate
• Once the incident is under control (i.e. area is safe, any injured
parties are receiving treatment, etc.) the Group Technical Head –
EHS, Country EHS Lead and Group Safety Manager must be
notified by phone or messenger
• All incidents must also be entered into Wilmar’s EHS reporting
system (Enablon) within 24hrs.
• Minimum information shall include:
– Date and time
– Location
– Description
– Severity Level
2
Investigation Team Investigation
Planning

• All investigations shall:


– Be assigned an Investigation Lead
– Be undertaken by competent persons; and
– Conducted appropriately to the Severity of the incident
– Level 4 or 5 Incident or Near Hit with a potential for a level 4 or 5
incident reviewed by Senior management
• An investigation team shall include at a minimum:
– The Person In Charge for the area involved in the incident;
– If possible the person/s involved
– The Victim’s Supervisor
– Area Health and Safety Representative;
– Site EHS person (or equivalent) or designate;
– ICAM trained investigator
• The Investigation Lead is responsible for directing the flow and
sequence of the investigation
Investigation Process Overview (Collection)

1 2 3 4 5 6 7
Immediate Investigation Data Data Data Recommend Report
Actions Planning Collection Organisation Analysis

Team What happened? Why? Actions Lessons

G O A L
Gather Organise Analyse Learn

1. Investigation Lead must be independent of the incident and


have no vested interest in a particular outcome
2. Team should have representation from all levels
3
Gathering Data Data
Collection

• Use photos and video


• Take from as many different angles as possible
• Photograph specific items involved
• Photograph damage
• Check quality of photos
• Use recorders
• Make drawings and sketches
• Write factual notes
Gathering Data - Perspective

• Ensure that all angles are examined, don’t only go for the easiest
or the one that supports a preconceived belief

Prince William giving the middle …actually he was saying


finger to the crowd he now has 3 children
3
Data Collection Data
Collection

People
P - all of the people who may have relevant information

Environment
E - consider conditions at the time the event occurred
Equipment
E - any equipment involved or related to the event

Procedures
P - any procedures, JSEA, training, etc. that is relevant
Organisation
O - failings of the organisation
PEEPO
People Environment Equipment Process Organisation
• Witnesses • Weather • Vehicles • SOPs • Structure
• People • Workplace • Plant • Risk • Supervision
associated with • Incident scene assessments • Culture
• Tools
the event
• Infrastructure, • Training records • Attitude
Etc. • Maps • Previous
• Charts incidents
• Photographs, • Policies
Etc.

• Interview • Observation / • Inspection • Review / • Records


• Written Review Comparison
• Testing • Audits
Statement • Inspection /
• Operation • Review /
• Observation Photograph
Comparison
• Event
Reconstruction
4
Organise Data Data
Organisation

Once all of the information is gathered Organising it into logical


groups or patterns allows us to:
• Follow a logical path backwards from the incident point
• Determine what information is relevant and what is not
• Identify where there may be missing information and resolve any
conflicting information
• Help investigators identify significant facts
4
Organise Data - Timelines & 5-Why Data
Organisation

• Timelines • Flow charts


– Simple timeline – 5 Whys
– Parallel timeline – Incident tree
– Event and condition chart – Fault tree analysis
– Time ordered event chart – Root cause analysis

• 5 Whys
1. Ask why an event happened or a condition was present
2. Continue asking why until the question can no longer be answered
3. When why can no longer be answered you have reached
– A control point (organisational factor)
– A point that is beyond organisational control
– A point where more data needs to be collected to answer why
4
Organise Data - Timelines (Sequence of Events) Data
Organisation

• A timeline of the incident helps the investigation team to identify


a chronological sequence of events leading up to, during and
after the incident
• Identify what happens immediately after the event, so that
learnings if any can be obtained from effectiveness of the
responses
– Emergency/first aid response
• Start as early as relevant
• Focus on what people did or didn’t do leading up to the event,
not just materials and equipment
• Make a distinction between events and conditions
– Events are occurrences which have a discrete time associated with
them, something that did or did not happen.
– Conditions are circumstances that are present during the incident
progression
Organise Data – Pallet Racking

3
4

2 6
5

1
Organise Data – Pallet Racking

1 2 3

4 5 6
Investigation Process Overview

1 2 3 4 5 6 7
Immediate Investigation Data Data Data Recommend Report
Actions Planning Collection Organisation Analysis

Team What happened? Why? Actions Lessons

G O A L
Gather Organise Analyse Learn

1. Follow a logical path backwards from the incident point


2. Determine what information is relevant and what is not
3. Identify where there may be missing information and resolve
any conflicting information
4. Help investigators identify significant facts
ICAM Analysis Chart

Organisational Task / Individual / Absent / Failed Consequences


Factors Environmental Team Actions Defences
Conditions

– Leadership – Working – Errors and – Interlocks – Near Hit


– Safety culture conditions Violations – Isolation – Incident
– Safe systems – Time pressures – Guards – Equipment
– Safe procedures – Resources – Barriers Failure
– Safe selection – Tool availability – SOPs – Production
– Job access – Loss
– Training JSEAs
– Goals – Task complexity – Awareness
– Risk – Fitness for work – Supervision
– Contractor – Workload – Emergency
– Management of – Task planning Response
change – PPE

Corrective Corrective
Local Learning Human Error
Actions Actions
Investigation Process Overview

1 2 3 4 5 6 7
Immediate Investigation Data Data Data Recommend Report
Actions Planning Collection Organisation Analysis

Team What happened? Why? Actions Lessons

G O A L
Gather Organise Analyse Learn

Data collection ICAM Recommendations

Actions (hierarchy
PEEPO
of control)

Incident report
Toolbox
Analysis - Assumptions

ABSENT / FAILED
DEFENCES

INDIVIDUAL / TEAM
ACTIONS

TASK /
ENVIRONMENTAL
CONDITIONS

ORGANISATIONAL
FACTORS
Analysis - Assumptions
Pallet Racking

• XX
WHY Analysis

• WHY analysis is used to establish, based on the facts from the


information gathered why something happened.
• Starting at the event:
– Ask why the incident occurred
– Continue asking why
• When why can no longer be answered you will have reached:
– An organisational factor
– A set of circumstances beyond the control of the organisation
– Lack of adequate data and more information is required

• You should continue to ask WHY until you reach an underlying


factor, in our organisation this is more commonly known as a root
cause.
WHY Analysis – Pallet Racking

• What should we ask… Why?


Hierarchy of Control for Actions
Wilmar Risk Matrix
ALARP (As Low As Reasonably Practicable)
Corrective and Preventative Action

• Corrective and Preventative actions need to either eliminate, or


minimise the likelihood of a reoccurrence of a similar event.

• When recommending corrective actions they must:


• Be commercial, practical and sustainable
• Be within the capacity of the organisation to implement
• Result in change when implemented
• Prevent reoccurrence
• Draw attention to the potential of similar events happening else
where in the organisation
• Not introduce new uncontrolled risks
ICAM Analysis Chart – Microdoser

Organisational Task / Environmental Individual / Team Absent / Failed


Factors Conditions Actions Defences

– Failure to identify – Humidity led to rust – Operator and – No remote


Calco C75 as scaling in the hopper Supervisor monitoring on
hazardous & screw housing weren’t aware of screw stop-start
– Doser not on PM the hazard – Heat build-up
schedule not monitored

– Review how SDS’s – Review training – Work with


are used to acssess program for Buhler to include
material controls operators & on PLC
– Develop and Supervisors – Review use of
implement a PM temperature
procedure for the monitoring and
microdoser installation
(thermocouple)
Investigation Process Overview (Lessons)

1 2 3 4 5 6 7
Immediate Investigation Data Data Data Recommend Report
Actions Planning Collection Organisation Analysis

Team What happened? Why? Actions Lessons

G O A L
Gather Organise Analyse Learn

1. Use the hierarchy of control to identify corrective actions


2. Ensure actions do not introduce new risks
3. Ensure that risk is reduced ALARP, if not further controls are
required
Reporting in Enablon

• ALL Events need to be entered into Enablon


• As much information as possible should be attached, it is a
single point of truth for future reference
• Pictures, procedures, etc. anything that is relevant to the
investigation can be included
EHS Alert

• Developed by the site/country team and reviewed by group


• Used to help others to identify similar risks and share lessons
learnt
• Provides a snapshot of the incident, capturing relevant
information in dot point which can be easily interpreted and
understood by personnel not involved in the incident
• Site Supervisors and Managers are responsible to communicate
across their site
Records
• As investigation records, may be required as evidence in any
future legal action, ensure facts are distinguished from opinions in
the report and the basis for conclusions is recorded.

• All investigation records, pictures and other electronic evidence


must be attached as files in Enablon. Confidential medical
information may be stored separately and referenced in Enablon
if local privacy laws require.

Anda mungkin juga menyukai