Anda di halaman 1dari 56

Pelaksanaan K3 listrik dalam penerapan

SMK3 (PP No. 50 Tahun 2012)


IKA SRI WULANDARI, ST

Diklat & Kursus : - Diklat Pengawas Ketenagakerjaan Umum, 2008


- Diklat Pengawas Spesialis Penanggulangan Kebakaran, 2011
- Diklat Pengawas Spesialis Listrik, 2014
- Diklat HSE Training Centre Sungai Gerong, 2011
- TOT ILO, 2013
- TOT WISCON ILO, 2014
- ILS Course, Turin 2014
Instansi : Dit. PNK3, Ditjen Binwasnaker dan K3, Kemenakertrans
Email : ikasriwulandari99@gmail.com
1. Pengertian dan Tujuan SMK3
• Pengertian SMK3
bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
• Tujuan Penerapan SMK3
– meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja
– melibatkan unsur managemen dan tenaga kerja dl
– Meningkatkan produktifitas
lanjutan 14. SMK3

• Lima prinsip SMK3


a. penetapan kebijakan K3;
b. perencanaan K3;
c. pelaksanaan rencana K3;
d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3;
dan
e. peninjauan dan peningkatan kinerja
SMK3
2.Kegiatan K3 Listrik dalam Penerapan SMK3

• 5 (lima) prinsip
a. penetapan kebijakan K3;
b. perencanaan K3;
c. pelaksanaan rencana K3;
d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dan
e. peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.
lanjutan 1. Pedoman penerapan

a. penetapan kebijakan K3
 identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko terkait listrik
 melakukan peninjauan terhadap kejadian yang
berbahaya terkait listrik
 penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya listrik
yang disediakan
 Memastikan terdapat penilaian kinerja manajemen
terhadap upaya pengendalian potensi bahaya litsrik
 Masukan pekerja/buruh terhadap pengendalian potensi
bahaya litsrik selalu diperhatikan dan ditinjau.
 Kebijakan K3 memuat pengendalian potensi bahaya
listrik
lanjutan 1. Pedoman penerapan

b. Perencanaan K3
– melakukan identifikasi potensi bahaya listrik
– merencanakan upaya pengendalian potensi bahaya
listrik
– menetapkan kebutuhan Ahli K3 bidang listrik dan
Teknisi K3 Listrik
– merencanakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian
berkala listrik
– menetapkan indikator pencapaian pelaksanaan K3
listrik
– membentuk dan menetapkan pertanggungjawaban
untuk memastikan pekerjaan listrik dalam kondisi aman
lanjutan 1. Pedoman penerapan

c. Pelaksanaan rencana K3
– memastikan yang melakukan perencanaan,
pemasangan, perubahan, pemeliharaan,
pemeriksaan dan pengujian adalah Ahli K3
bidang listrik yang mempunyai SKP yang
masih berlaku
– memastikan yang melakukan pemasangan
dan pemeliharaan adalah teknisi k3 listrik
yang mempunyai lisensi yang masih berlaku
lanjutan 1. Pedoman penerapan

– memastikan adanya prosedur, infomasi dan pelaporan


yang terdokumentasi dalam pemasangan, perubahan,
pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian listrik
– memastikan upaya pengendalian potensi bahaya listrik
menjadi bagian dari kegiatan K3
– memastikan adanya perencanaan/gambar rencana
dalam pemasangan dan perubahan listrik
– memastikan adanya prosedur kerja dan instruksi kerja
listrik (Electrical permit , logout/tagout sistem)
– memastikan pekerjaan listrik dilakukan oleh PJK3
bidang listrik yang mempunyai SKP yang masih berlaku
– memastikan adanya rencana tanggap darurat
kecelakaan listrik
lanjutan 1. Pedoman penerapan

• memastikan adanya petunjuk, rambu atau


peringatan di area kerja listrik yang mudah
dipahami dan terlihat dengan jelas oleh semua
pekerja dan tamu/pelangan/pemasok
• memastikan adanya prosedur informasi dan
pelaporan jika terjadi gangguan listrik
• melakukan dokumentasi terhadap pengesahan,
hasil pemeriksaan dan pengujian, hasil
identifikasi, izin kerja dan kalibrasi alat uji listrik
lanjutan 1. Pedoman penerapan

d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3


 melakukan pemeriksaan dan pengujian listrik
 mengawasi pelaksanaan riksa uji yang
dilakukan oleh pihak ketiga untuk memastikan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan dan standar kelistrikan yang
berlaku
 membuat rekomendasi perbaikan
lanjutan 1. Pedoman penerapan

e. Peran Ahli K3 bidang Listrik dalam Peninjauan


Dan Peningkatan Kinerja SMK3
melakukan up dating / pembaharuan pelaksanaan
K3 listrik terkait diterbitkannya Permen no 12
tahun 2015
3.Checklist identifikasi pelaksanaan K3 listrik
dalam penerapan SMK3
• templet
4.Kriteria audit terkait dengan
K3 listrik
• 1.1.4 Kebijakan khusus dibuat untuk
masalah K3 yang bersifat khusus.
• 1.2.1 Tanggung jawab dan wewenang
untuk mengambil tindakan dan melaporkan
kepada semua pihak yang terkait dalam
perusahaan di bidang K3 telah ditetapkan,
diinformasikan dan didokumentasikan.
• 1.2.2 Penunjukan penanggung jawab K3
harus sesuai peraturan perundang-
undangan.
• 1.2.5 Petugas yang bertanggung jawab untuk
penanganan keadaan darurat telah ditetapkan dan
mendapatkan pelatihan.
• 1.4.2 Terdapat prosedur yang memudahkan
konsultasi mengenai perubahan-perubahan yang
mempunyai implikasi terhadap K3.
• 2.1.1 Terdapat prosedur terdokumentasi untuk
identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko K3.
• 2.1.2 Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko K3 sebagai rencana strategi K3
dilakukan oleh petugas yang berkompeten.
• 2.1.3 Rencana strategi K3 sekurang-kurangya berdasarkan
tinjauan awal, identifikasi potensi bahaya, penilaian,
pengendalian risiko, dan peraturan perundang-undangan
serta informasi K3 lain baik dari dalam maupun luar
perusahaan.
• 2.1.4 Rencana strategi K3 yang telah ditetapkan digunakan
untuk mengendalikan risiko K3 dengan menetapkan tujuan
dan sasaran yang dapat diukur dan menjadi prioritas serta
menyediakan sumber daya.
• 2.1.5 Rencana kerja dan rencana khusus yang berkaitan
dengan produk, proses, proyek atau tempat kerja tertentu
telah dibuat dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang
dapat diukur, menetapkan waktu pencapaian dan
menyediakan sumber daya.
• 2.2.2 Terdapat manual khusus yang berkaitan dengan produk,
proses, atau tempat kerja tertentu.
• 2.3.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk
mengidentifikasi, memperoleh, memelihara dan memahami
peraturan perundang-undangan, standar, pedoman teknis, dan
persyaratan lain yang relevan dibidang K3 untuk seluruh tenaga
kerja di perusahaan
• 2.3.3 Persyaratan pada peraturan perundang-undangan, standar,
pedoman teknis, dan persyaratan lain yang relevan di bidang K3
dimasukkan pada prosedur-prosedur dan petunjuk-petunjuk
kerja.
• 2.3.4 Perubahan pada peraturan perundang-undangan, standar,
pedoman teknis, dan persyaratan lain yang relevan di bidang K3
digunakan untuk peninjauan prosedur-prosedur dan petunjuk-
petunjuk kerja.
• 2.4.1 Informasi yang dibutuhkan mengenai kegiatan K3
disebarluaskan secara sistematis kepada seluruh tenaga kerja,
tamu, kontraktor, pelanggan, dan pemasok.
• 3.1.1 Prosedur yang terdokumentasi mempertimbangkan
identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko
yang dilakukan pada tahap perancangan dan modifikasi.
• 3.1.2 Prosedur, instruksi kerja dalam penggunaan produk,
pengoperasian mesin dan peralatan, instalasi, pesawat atau
proses serta informasi lainnya yang berkaitan dengan K3 telah
dikembangkan selama perancangan dan/atau modifikasi.
• 3.1.3 Petugas yang berkompeten melakukan verifikasi bahwa
perancangan dan/atau modifikasi memenuhi persyaratan K3
yang ditetapkan sebelum penggunaan hasil rancangan.
• 5.1.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi yang dapat
menjamin bahwa spesifikasi teknik dan informasi lain yang
relevan dengan K3 telah diperiksa sebelum keputusan
untuk membeli.
• 5.1.2 Spesifikasi pembelian untuk setiap sarana produksi,
zat kimia atau jasa harus dilengkapi spesifikasi yang sesuai
dengan persyaratan peraturan perundang-undangan dan
standar K3.
• 5.1.4 Kebutuhan pelatihan, pasokan alat pelindung diri
dan perubahan terhadap prosedur kerja harus
dipertimbangkan sebelum pembelian dan penggunaannya.
• 5.2.1 Barang dan jasa yang dibeli diperiksa kesesuaiannya
dengan spesifikasi pembelian.
• 5.3.1 Barang dan jasa yang dipasok pelanggan, sebelum digunakan
terlebih dahulu diidentifikasi potensi bahaya dan dinilai risikonya
dan catatan tersebut dipelihara untuk memeriksa prosedur.
• 5.4.1 Semua produk yang digunakan dalam proses produksi dapat
diidentifikasi di seluruh tahapan produksi dan instalasi, jika
terdapat potensi masalah K3.
• 6.1.3 Terdapat prosedur atau petunjuk kerja yang terdokumentasi
untuk mengendalikan risiko yang teridentifikasi dan dibuat atas
dasar masukan dari personil yang kompeten serta tenaga kerja yang
terkait dan disahkan oleh orang yang berwenang di perusahaan.
• 6.1.4 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,
standar serta pedoman teknis yang relevan diperhatikan pada saat
mengembangkan atau melakukan modifikasi atau petunjuk kerja.
• 6.1.5 Terdapat sistem izin kerja untuk tugas berisiko tinggi.
• 6.1.6 Alat pelindung diri disediakan sesuai kebutuhan dan
digunakan secara benar serta selalu dipelihara dalam kondisi
layak pakai.
• 6.2.1 Dilakukan pengawasan untuk menjamin bahwa setiap
pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti prosedur
dan petunjuk kerja yang telah ditentukan
• 6.2.3 Pengawas/penyelia ikut serta dalam identifikasi bahaya
dan membuat upaya pengendalian.
• 6.2.4 Pengawas/penyelia diikutsertakan dalam melakukan
penyelidikan dan pembuatan laporan terhadap terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta wajib menyerahkan
laporan dan saran-saran kepada pengusaha atau pengurus.
• 6.3.2 Penugasan pekerjaan harus berdasarkan
kemampuan dan keterampilan serta kewenangan
yang dimiliki.
• 6.4.1 Pengusaha atau pengurus melakukan
penilaian risiko lingkungan kerja untuk
mengetahui daerah-daerah yang memerlukan
pembatasan izin masuk.
• 6.4.2 Terdapat pengendalian atas daerah/tempat
dengan pembatasan izin masuk.
• 6.4.4 Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai
dengan standar dan pedoman teknis.
• 6.5.1 Penjadualan pemeriksaan dan pemeliharaan sarana produksi serta
peralatan mencakup verifikasi alat-alat pengaman serta persyaratan yang
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan, standar dan pedoman
teknis yang relevan.
• 6.5.2 Semua catatan yang memuat data secara rinci dari kegiatan
pemeriksaan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan yang dilakukan
atas sarana dan peralatan produksi harus disimpan dan dipelihara.
• 6.5.3 Sarana dan peralatan produksi memiliki sertifikat yang masih
berlaku sesuai dengan persyaratan peraturan perundang-undangan dan
standar.
• 6.5.4 Pemeriksaan, pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan setiap
perubahan harus dilakukan petugas yang kompeten dan berwenang.
• 6.5.5 Terdapat prosedur untuk menjamin bahwa Jika terjadi perubahan
terhadap sarana dan peralatan produksi, perubahan tersebut harus
sesuai dengan persyaratan peraturan perundang-undangan, standar dan
pedoman teknis yang relevan.
• 6.5.6 Terdapat prosedur permintaan pemeliharaan sarana dan
peralatan produksi dengan kondisi K3 yang tidak memenuhi
persyaratan dan perlu segera diperbaiki.
• 6.5.7 Terdapat sistem untuk penandaan bagi peralatan yang sudah
tidak aman lagi untuk digunakan atau sudah tidak digunakan.
• 6.5.8 Apabila diperlukan dilakukan penerapan sistem penguncian
pengoperasian (lock out system) untuk mencegah agar sarana
produksi tidak dihidupkan sebelum saatnya.
• 6.5.9 Terdapat prosedur yang dapat menjamin keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja atau orang lain yang berada didekat sarana
dan peralatan produksi pada saat proses pemeriksaan,
pemeliharaan, perbaikan dan perubahan.
• 6.5.10 Terdapat penanggung jawab untuk menyetujui bahwa
sarana dan peralatan produksi telah aman digunakan setelah proses
pemeliharaan, perawatan, perbaikan atau perubahan.
• 6.6.1 Apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan
pelayanan yang tunduk pada standar dan peraturan
perundang-undangan mengenai K3, maka perlu disusun
prosedur untuk menjamin bahwa pelayanan memenuhi
persyaratan.
• 6.7.1 Keadaan darurat yang potensial di dalam dan/atau di
luar tempat kerja telah diidentifikasi dan prosedur keadaan
darurat telah didokumentasikan dan diinformasikan agar
diketahui oleh seluruh orang yang ada di tempat kerja.
• 6.7.3 Tenaga kerja mendapat instruksi dan pelatihan
mengenai prosedur keadaan darurat yang sesuai dengan
tingkat risiko.

• 7.1.5 Laporan pemeriksaan/inspeksi berisi rekomendasi
untuk tindakan perbaikan dan diajukan kepada
pengurus dan P2K3 sesuai dengan kebutuhan.
• 7.1.7 Tindakan perbaikan dari hasil laporan
pemeriksaan/inspeksi dipantau untuk menentukan
efektifitasnya.
• 7.3.1 Terdapat prosedur yang terdokumentasi mengenai
identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan dan penyimpanan
untuk alat pemeriksaan, ukur dan uji mengenai K3.
• 8.4.1 Terdapat prosedur untuk menangani masalah
keselamatan dan kesehatan yang timbul dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• 12.1.1 Analisis kebutuhan pelatihan K3 sesuai persyaratan
peraturan perundang-undangan telah dilakukan.
• 12.1.2 Rencana pelatihan K3 bagi semua tingkatan telah disusun.
• 12.1.4 Pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang berkompeten
dan berwenang sesuai peraturan perundang-undangan.
• 12.3.2 Pelatihan diberikan kepada tenaga kerja apabila di tempat
kerjanya terjadi perubahan sarana produksi atau proses.
• 12.4.1 Terdapat prosedur yang menetapkan persyaratan untuk
memberikan taklimat (briefing) kepada pengunjung dan mitra kerja
guna menjamin K3.
• 12.5.1 Perusahaan mempunyai sistem yang menjamin kepatuhan
terhadap persyaratan lisensi atau kualifikasi sesuai dengan peraturan
perundangan untuk melaksanakan tugas khusus, melaksanakan
pekerjaan atau mengoperasikan peralatan
5.Checklist pemenuhan kriteria audit terkait
K3 listrik
• templet
6.Audit SMK3
• Pengajuan audit
– Sukarela
– wajib bagi perusahan yang mempunyai potensi
tinggi yang telah ditetapkan oleh peraturan
perundangan
• Penyelenggara audit
– Badan audit independen yang ditunjuk Menteri
Ketenagakerjaan
lanjutan 15. Audit SMK3

• Pelaksanaan audit (12 elemen)


– Kategori tingkat awal (64 kriteria)
– Kategori tingkat transisi (122 kriteria
– Kategori tingkat lanjutan (166 kriteria
• Penilaian audit
– Tingkat Penilaian Penerapan Kurang
– Tingkat Penilaian Penerapan Baik
– Tingkat Penilaian Penerapan Memuaskan
7.Manajemen Risiko Bahaya Listrik Berbasis
SMK3
• Definisi
• Tahapan Managemen risiko
• identifikasi bahaya
• Analisa dan perhitungan Risiko
• Penanganan risiko
• Pemanatuan
DEFINISI
Analisa Risiko/Risk Analysis
Kegiatan analisa suatu risiko dengan cara
menentukan besarnya probability/frekuensi dan
tingkat keparahan dari akibat/consequences suatu
risiko

Penilaian Risiko/Risk Assessment


Penilaian suatu risiko dengan cara
membandingkannya terhadap tingkat atau karena
risiko yang telah ditetapkan
Manajemen Risiko

Penerapan secara sistematis dari


kebijakan manajemen, prosedur dan
aktivitas dalam kegiatan identifikasi
bahaya, analisa, penilaian,
penanganan dan pemantauan serta
review risiko
TAHAPAN
MANAJEMEN PERSIAPAN
PERSIAPAN
RISIKO
IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASIBAHAYA
BAHAYA

Pemantauan
ANALISA
ANALISARISIKO
RISIKO dan tinjuan ulang

AKIBAT KESEMPATAN

PENILAIAN
PENILAIANRISIKO
RISIKO

PENANGANAN
PENANGANANRISIKO
RISIKO
IDENTIFIKASI BAHAYA
Apakah ada sumber untuk menimbulkan cedera?
Sumber bahaya ditempat kerja dapat berasal dari :

BAHAN / MATERIAL
ALAT/MESIN
METODE KERJA
SIFAT PEKERJAAN
LINGKUNGAN KERJA
IDENTIFIKASI BAHAYA
Terget yang mungkin terkena/terpengaruh sumber bahaya :

Manusia
Produk
Peralatan/fasilitas
Lingkungan
Proses
Reputasi
Lainnya??
Ada 3 cara dalam penilaian risiko yaitu:

 Kualitatif
 Semikuantitatif
 Kuantitatif
Analisa Kualitatif
Metode ini menganalisa dan menilai suatu risiko dengan cara
membandingkan terhadap suatu deskripsi/uraian dari parameter
(peluang dan akibat) yang digunakan.Umumnya metode matriks
dipakai.
Analisa Semikuantitatif
Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan analisa kualitatif,
perbedaannya pada metode ini uraian/deskripsi dari parameter yang ada
dinyatakan dengan nilai/score tertentu.
Analisa Kuantitatif
Metode penilaian ini dilakukan dengan menentukan nilai dari
masing-masing parameter yang didapat dari hasil analisa data-
data yang representatif.

Analisa terhadap nilai


peluang atau akibat
dilakukan dengan beberapa
metode seperti ; analisa
statistik, model komputer,
simulasi, fault tree
analysis,dll
SERIOUS SEDANG
SEDANG TINGGI TINGGI
CONSEQUENCES

TINGGI TINGGI
ACCIDENT

SEDANG RENDAH
RENDAH SEDANG
SEDANG TINGGI
TINGGI

RINGAN RENDAH
RENDAH RENDAH
RENDAH SEDANG
SEDANG
SULIT
SULIT JARANG
JARANG SERING
SERING
KEMUNGKINAN UNTUK TERJADI
ANALISA DAN PENILAIAN RISIKO
Peluang (Probability)
Yaitu kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/kerugian
ketika terpapar dengan suatu bahaya

 Peluang orang jatuh karena melewati jalan licin


 Peluang untuk tertusuk jarum
 Peluang tersengat listrik
 Peluang supir menabrak
ANALISA DAN PENILAIAN RISIKO
Akibat (Consequences)
Yaitu tingkat keparahan/kerugian yang mungkin terjadi dari
suatu kecelakaan/loss akibat bahaya yang ada. Hal ini bisa
terkait dengan manusia, properti, lingkungan, dll
Contoh :

 Fatality atau kematian


 Cacat
 Perawatan medis
 P3K
ACUAN DALAM PENILAIAN RISIKO
Agar penilaian yang kita lakukan seobjective mungkin maka
perlu mengumpulkan informasi sebelum menilai resiko dari
suatu akitivitas :
 Informasi tentang suatu aktivitas (durasi, frekuensi,
lokasi dan siapa yang melakukan
 Tindakan pengendalian risiko yang telah ada
 Peralatan/mesin yang digunakan untuk melakukan
aktivitas
 Bahan yang dipakai serta sifat-sifatnya (MSDS)
 Data statistik kecelakaan/penyakit akibat kerja (internal
& eksterbal)
 Hasil studi, survey/pemantauan
 Literature
 Benchmark pada industri sejenis
 Penilaian pihak spesiality/tenaga ahli, dll
PENANGANAN RISIKO
Berdasarkan penilaian risiko kemudian ditentukan
apakah risiko tersebut masih bisa diterima
(acceptable risk) atau tidak (unacceptable risk) oleh
suatu organisasi
Apabila risiko tersebut tidak bisa diterima maka
organisasi harus menetapkan bagaimana risiko
tersebut ditangani hingga tingkat dimana risikonya
paling minimum/sekecil mungkin
Bila risiko mudah dapat diterima/tolerir maka
organisasi perlu memastikan bahwa monitoring terus
dilakukan terhadap risiko itu.
PENANGANAN RISIKO
Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus
dilakukan upaya penanganan risiko agar tidak
menimbulkan kecelakaan/kerugian. Bentuk tindakan
penanganan risiko dapat dilakukan sebagai berikut :
☻ Hindari risiko
☻ Kurangi/minimalkan risiko
☻ Transfer risiko
☻ Terima risiko
Hirarki Pengendalian Risiko K3

Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pemberlakuan sistim ijin kerja
 Pelatihan karyawan
Alat Pelindung Diri
 Helmet
 Safety shoes
Ear plug/muff
 Safety goggles
Pemantauan dan Tinjauan Ulang

Setelah rencana tindakan pengendalian risiko dilakukan


maka selanjutnya perlu dipantau dan ditinjau ulang apakah
tindakan tersebut sudah efektif atau belum.

Bentuk pemantauan antara lain ;


• inspeksi
• pemantauan lingkungan
• audit
8.Latihan Perhitungan Risiko
• menghitung risiko dari pekerjaan listrik dengan
menggunakan semi kuantatif (contoh nilai peluang ,
frekuensi dan konsekuensi terdapat pada) tabel
– tentukan jenis pekerjaan yang akan dianalisa
– tentukan nilai peluang terjadinya bahaya
– tentukan nilai frekuensi
– tentukan nilai konsekuensi
– tentukan nilai risiko
• rsisko = nilai peluang x nilai frekuensi x konsekuensi
– Tentukan skala risiko
• membaningkan dnegan nilai risiko tertingi dan terendah
Likelihood
Likelihood
That Almost Certain : the most likey 10
particular outcome if the event occurs
Consequence Likely : not unsual perhaps 50- 6
Follows the 50 chance
hazard/
Unsual but possible 3
event
Remotely Possible : a possible 1
coincidence
Conceivable : has never 0.5
happened in year of exposure
but is possible
Practically impossible : Not to 0.1
knowledge ever happened
anywhere
Exposure Continuosly or many times daily 10
Frequency of
exposure
To the hazard/ Frequently approximately once daily 6
event

Occasionally : once a week to once 3


a month

Infrequent : once a month to once a 2


year

Rare : has been known to occur 1

Very Rare : not known to have 0,5


occured
Factor Description rating
Semiquantitative rating factors for risk analysis
Consequences Catastropic : multiple fatalities 100
Possible damages, closure of activity, permanent
outcomes extensive damage environtmental
Of event Disaster : fatality, permanent local 50
damage to environmet
Very Serious : permanent disability / ill 25
health, non permanent environtmental
Serious : serious but non permanent 15
injury or ill health, adverse effect on
environtment
Important : Medical attention needed, 5
off site emission but no damage
Noticeable : minor cuts and bruises or 1
sickness, minor damage
Risk Card
R=QxFXP
R=
General Hazard Analysis Card No :
Department/ Unit : Date :
Job Description :
Prepared by :
Hazard Description :
Qonsequences Frequency Likelihood Action
Catastrophic Continuously Almost Certain Stop activity until risk
reduce
Disaster Frequency Likely Deal with immediately
Very Serious Occasional Unusual Correction required
Serious Infrequent Remotely Attention indicated
Possible
Important Rare Conceivable Acceptable
Noticeable Very Rare Practically
impossible
HIRAC

No Unit kerja Risk Konsekuensi pengendalian


1
2
3
4
Quis
• sebutkan lima prinsip SMK3!
• sebutkan min 5 kriteria yang terkait K3 listrik!
• sebutkan jenis analisis risiko !
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai