Kesehatan Kerja yang diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah
berhasil dalam melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga mencapai
nihil kecelakaan (zero accident).
Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diberikan kepada perusahaan yang telah
berhasil mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa menghilangkan waktu
kerja.
Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diberikan dalam bentuk piagam dan plakat
yang ditetapkan melaui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia.
60
120
240
450
50
100
200
-
2.
Kaki dan Jari Kaki (hari)
Amputasi seluruh atau sebagian dari tulang
Ibu Jari
Ruas ujung
150
Ruas tengah
Ruas pangkal
300
Telapak (antara jari-jari dan pergelangan)
600
Kaki sampai pergelangan
2400
Jari-Jari Lainnya
35
75
150
350
3.
Lengan (hari)
Tiap bagian dari pergelangan sampai siku
Tiap bagian dari atas siku sampai sambungan bahu
3600
4500
3000
4500
4.
5.
Kehilangan Fungsi (hari)
Satu mata
Kedua mata dalam satu kasus kecelakaan kerja
Satu telinga
Kedua telinga dalam satu kasus kecelakaan kerja
1800
6000
600
3000
6.
Lumpuh Total & Kematian (hari)
Lumpuh total permanen
Kematian
6000
6000
7. *catatan : untuk setiap luka ringan dimana tidak terdapat amputasi tulang, maka
kerugian hari kerja ialah jumlah sesungguhnya selama tenaga kerja tidak mampu
bekerja.
8. Kehilangan waktu kerja dimana tenaga kerja tidak mampu bekerja kembali pada shift
normal berikutnya sesuai jadwal kerja.
Perhitungan keseluruhan jam kerja dimulai sejak terjadinya kecelakaan kerja (insiden) yang
dapat mengakibatkan angka perhitungan jam kerja menjadi 0 (nol) yaitu kriteria kecelakaan
kerja yang menghilangkan waktu kerja, dan bertambah secara kumulatif sesuai jam kerja
yang dicapai.
Perhitungan jam kerja keseluruhan meliputi semua jam kerja nyata tenaga kerja yang
melaksanakan kegiatan perusahaan termasuk kontraktor dan sub-kontraktornya pada masingmasing bidang pekerjaan.
Pengertian (Definisi) Tempat Kerja dalam K3 secara umum merujuk pada 2 (dua) sumber
yaitu : Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja serta OHSAS
18001:2007 Occupational Health & Safety Management System.
Pengertian (Definisi) Tempat Kerja menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1970 ialah tiap
ruangan atau lapangan baik terbuka atau tertutup, bergerak maupun menetap dimana terdapat
tenaga kerja yang bekerja atau sering dimasuki orang bekerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahayasebagaimana diperinci sebagai berikut :
1.
Tempat kerja baik di darat, di permukaan air, di dalam tanah, di dalam air maupun di
udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
2.
Tempat kerja dimana dibuat, dicoba, dipakai atau yang menggunakan mesin, pesawat,
alat, perkakas, peralatan ataupun instalasi berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan,kebakaran ataupun peledakan.
3.
Dibuat, diolah, digunakan, dijual, diangkut ataupun disimpan bahan atau barang yang
dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, ataupun
bersuhu tinggi.
4.
5.
6.
Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan emas, perak, logam ataupun bijih logam
lainnya, batu-batuan, gas, minyak ataupun mineral lainnya baik di permukaan maupun di
dalam bumi ataupun di dasar perairan.
7.
8.
Dikerjakan bongkar muat barang muatan pada kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun,
ataupun gudang.
9.
10. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah ataupun perairan.
11. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan.
12. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara ataupun suhu udara yang tinggi ataupun
rendah.
13. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan benda,
terkena lemparan benda, terjatuh ataupun terperosok, hanyut ataupun terlempar.
Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas / keselamatan kerja.
2.
3.
4.
5.
Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja merupakan tanggung-jawab bersamasama. Dengan saling menunaikan kewajiban di tempat kerja, maka diharapkan tidak terjadi
kejadian saling menyalahkan di tempat kerja terkait dengan masalah K3. Perusahaan dan tenaga
kerja sama-sama memiliki kewajiban terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan pada tempattempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3
di tempat kerja yang dipimpinnya.
2.
Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
3.
Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin
maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja merupakan tanggung-jawab bersamasama. Dengan saling menunaikan kewajiban di tempat kerja, maka diharapkan tidak terjadi
kejadian saling menyalahkan di tempat kerja terkait dengan masalah K3. Perusahaan dan tenaga
kerja sama-sama memiliki kewajiban terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
DILARANGG !!!!......
Program zero accident (kecelakaan nihil) ialah tanda penghargaanKeselamatan dan Kesehatan
Kerja yang diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil dalam
melaksanakanprogram Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga mencapai nihil kecelakaan
(zero accident).
Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diberikan kepada perusahaan yang telah berhasil
mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa menghilangkan waktu kerja.
Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diberikan dalam bentuk piagam dan plakat yang
ditetapkan melaui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Dasar Hukum pelaksanaan program zero accident (kecelakaan nihil) di tempat kerja antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
Perusahaan Besar : jumlah tenaga kerja keseluruhan lebih dari 100 (seratus) orang.
2.
Perusahaan Menengah : jumlah tenaga kerja keseluruhan antara 50 (lima puluh) orang
sampai dengan 100 (seratus) orang.
3.
Perusahaan Kecil : jumlah tenaga kerja keseluruhan sampai dengan 49 (empat puluh
sembilan) orang.
Kecelakaan kerja yang menyebabkan tenaga kerja tidak dapat kembali bekerja dalam
waktu 2 x 24 jam.
2.
Kecelakaan kerja ataupun insiden tanpa korban jiwa (manusia/tenaga kerja) yang
menyebabkan terhentinya proses/aktivitas kerja maupun kerusakan
peralatan/mesin/bahan melebihi shift kerja normal berikutnya.
Kehilangan waktu kerja akibat kecelakaan kerja karena perang, bencana alam ataupun
hal-hal lain di luar kendali perusahaan.
2.
Perhitungan kehilangan waktu kerja akibat kecelakaan kerja menurut program zero
accident(kecelakaan nihil) di tempat kerja antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut :
1.
Ibu
Jari
Ruas ujung
300
100
75
60
50
Ruas tengah
200
150
120
100
Ruas pangkal
600
400
300
240
200
900
600
500
450
3000
Ruas ujung
150
35
Ruas tengah
75
Ruas pangkal
300
150
600
350
2400
LENGAN (hari)
Tiap bagian dari pergelangan sampai siku
3600
4500
3000
4500
1800
6000
Satu telinga
600
3000
6000
Kematian
6000
7.
*catatan : untuk setiap luka ringan dimana tidak terdapat amputasi tulang, maka kerugian hari kerja ialah
jumlah sesungguhnya selama tenaga kerja tidak mampu bekerja.
8.
Kehilangan waktu kerja dimana tenaga kerja tidak mampu bekerja kembali pada shift
normal berikutnya sesuai jadwal kerja.
Perhitungan keseluruhan jam kerja dimulai sejak terjadinya kecelakaan kerja (insiden) yang dapat
mengakibatkan angka perhitungan jam kerja menjadi 0 (nol) yaitu kriteria kecelakaan kerja yang
menghilangkan waktu kerja, dan bertambah secara kumulatif sesuai jam kerja yang dicapai.
Perhitungan jam kerja keseluruhan meliputi semua jam kerja nyata tenaga kerja yang
melaksanakan kegiatan perusahaan termasuk kontraktor dan sub-kontraktornya pada masingmasing bidang pekerjaan.
Ketentuan pemberian penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) antara lain :
1.
Bagi perusahaan besar : tidak terjadi kecelakaan kerja (insiden) yang menghilangkan
waktu kerja berturut-turut selama 3 (tiga) tahun atau telah mencapai 6.000.000 (enam
juta) jam kerja tanpa kecelakaan kerja (insiden) yang menghilangkan waktu kerja.
2.
3.
Bagi perusahaan kecil : tidak terjadi kecelakaan kerja (insiden) yang menghilangkan
waktu kerja berturut-turut selama 3 (tiga) tahun atau telah mencapai 300.000 (tiga ratus
ribu) jam kerja tanpa kecelakaan kerja (inseden) yang menghilangkan waktu kerja.
4.
Bagi perusahaan sektor konstruksi : perusahaan kontraktor utama yang telah selesai
melaksanakan pekerjaan tanpa terjadi kecelakaan kerja (insiden) yang menghilangkan
waktu kerja dengan waktu pelaksanaan kegiatan minimal 1 (satu) tahun. Perusahaan subkontraktor merupakan pendukung data bagi perusahaan kontraktor utama. Apabila terjadi
kecelakaan kerja (insiden) yang menyebabkan hilangnya waktu kerja baik pada
perusahaan kontraktor utama maupun pada perusahaan-perusahaan sub-kontraktor, maka
seluruh jam kerja yang telah dicapai menjadi 0 (nol) secara bersama.
Tata cara pengajuan serta penilaian untuk memperoleh penghargaan zero accident (kecelakaan
nihil) antara lain :
1.
2.
3.
Jumlah jam kerja nyata keseluruhan tenaga kerja selama 3 (tiga) tahun berturutturut dan diperinci dalam jumlah jam kerja tahunan.
Jumlah jam kerja lembur nyata keseluruhan tenaga kerja selama 3 (tiga) tahun
berturut-turut dan diperinci dalam jumlah jam kerja lembur tahunan.
Jumlah jam kerja nyata keseluruhan tenaga kerja kontaktor maupun subkontraktor (yang dianggap bagian dari perusahaan) selama 3 (tiga) tahun
berturut-turut dan diperinci dalam jumlah jam kerja kontraktor dan atau subkontraktor tahunan.
Jumlah jam kerja lembur nyata keseluruhan tenaga kerja kontaktor maupun subkontraktor (yang dianggap bagian dari perusahaan) selama 3 (tiga) tahun
berturut-turut dan diperinci dalam jumlah jam kerja lembur kontraktor dan atau
sub-kontraktor tahunan.
4.
5.
6.
Hasil penilaian dilaporkan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia untuk selanjutnya ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia.
7.
Penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) diserahkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia ataupun pejabat lain yang ditunjuk.
8.
Biaya yang timbul sebagai akibat pemberian penghargaan zero accident (kecelakaan nihil)
menjadi beban perusahaan bersangkutan.
9.
Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pemberian penghargaan zero accident (kecelakaan
nihil) dapat dilakukan dengan mempertimbangkan saran-saran dari perusahaan
bersangkutan.