Anda di halaman 1dari 7

Nama : Agriva Sinaga

Kelas : MRKG 6A

Nim : 1705141013

PEKERJAAN PANAS
( HOT WORK)
Pekerjaan panas adalah setiap pekerjaan yang menggunakan/ menghasilkan api
terbuka seperti pengelasan, pemotongan, dan pekerjaan lainnya. Pekerjaan panas ini memiliki
potensi bahaya ledakan atau kebakaran, tersengat listrik atau gangguan kesehatan dari gas
yang dihasilkan yang akibatnya bisa fatal.

 PERSYARATAN DAN OPERASI


EQUIREMENTS AND OPERATION

1. IZIN KERJA DAN RAMBU


(WORK PERMITS AND SIGNS)

a.Pekerjaan panas (pekerjaan yang menghasilkan api atau bunga


api atau berpotensi terjadinya kebakaran) dengan menggunakan
semua peralatan (trafo las, blander las potong, pengelasan, dan unit
generator) harus mengajukan izin kerja panas.
Izin kerja panas harus dilengkapi dengan sket lokasi kerja.

b. Sebelum menyetujui izin kerja yang diajukan, harus dilakukan


pemeriksaan peralatan, proteksi bunga api, lokasi kerja, material,
perlengkapan pemadam api, APD yang akan digunakan, dan
fasilitas evakuasi bila pengelasan dilakukan di ruang terbatas,
serta pemeriksaan alat bantu kerja (perancah) bila pengelasan
dilakukan di ketinggian.

c.Setelah izin kerja disetujui, pasang izin kerja di lokasi dimana


pekerjaan akan dilakukan.

d.Pastikan rambu bahaya pengelasan dipasang pada area


pengelasan dan area di bawah bila pengelasan dilakukan di
ketinggian

e.Sediakan alat pemadam kebakaran, APAR minimal 2 tabung,


air, dan karung basah.

2. WALDER DAN APD


(WALDER AND PPE)

a.Juru las harus menggunakan masker las/kedok las, masker,


sarung tangan kulit, sepatu keselamatan, pelindung lengan dari
kulit dan apron/celemek las dari kulit.

b.Juru las harus memiliki sertifikat juru las sesuai posisi yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah berwenang.

3. LINGKUNGAN KERJA
(WORK ENVIRONMENT)

a. Area kerja aman (jauh dari titik api, jauh dari bahan mudah
terbakar, dll.).

b. Pindahkan semua bahan mudah terbakar/meledak: oli, bensin,


tiner, kertas, kain, kayu, dll. (jarak min. 10 m dari area kerja).

c. Jika tidak bisa dipindahkan, maka harus ditutup dengan karung


basah atau selimut api.

d. Lapisi lantai yang mudah terbakar dengan pasir basah, terpal


tahan api, selimut api atau karung basah.

e. Proteksi bunga api harus benar-benar rapat (proteksi bisa


menggunakan karung basah atau selimut api).
f. Jika melakukan pengelasan di area ketinggian, pasang proteksi
untuk menghalangi bunga api jatuh ke bawah (baik melalui
lubang, perimeter atau area terbuka yang lain) dan tersedia
pengawas di area bawah pengelasan serta area di bawah harus
dibarikade dan terpasang rambu peringatan.

g. Lakukan penyiraman setiap 30 menit (jika proteksi


menggunakan karung basah).

4.PENGELASAN DENGAN TRAFO LAS


(WELDING WITH WELDING TRANSFORMER)

a. Trafo las rutin diperiksa dan terpasang stiker status inspeksi


BAIK/ TIDAK BAIK.

b. Sumber listrik harus dilengkapi dengan ELCB.

c. Harus dilengkapi dengan landasan.

d. Tidak ada kerusakan pada isolator dari pegangan las.

e. Pastikan penjepit disimpan dengan baik saat tidak digunakan.

f. Kondisi kabel dan sambungan dalam kondisi baik.

g. Kabel massa harus terulur seluruhnya, tidak ada yang


tergulung.

h. Pastikan terpasang landasan pada trafo las.

i. Gunakan trafo las yang kapasitas > 250 A, untuk pengelasan


pipa yang bertekanan.

f. Jarak pengelasan dengan trafo las jangan terlalu jauh agar


mudah mematikan bila terjadi sesuatu.

5. PENGELASAN/PEMOTONGAN DENGAN BLANDER LAS POTONG


(WELDING/CUTTING WITH CUTTING TORCH)

a. Tabung, regulator, dan selang sudah diperiksa (gunakan air


sabun) serta dipastikan tidak ada sambungan dan kebocoran.

b. Penempatan tabung harus berdiri, terikat pada 2 titik atau


ditempatkan pada keranjang yang aman.

c. Tabung harus bebas dari oli.


d. Pastikan regulator terpasang penahan arus balik dan blander
las potong terpasang mini cupla.

e. Segera ganti selang yang sudah tidak elastis, retak, atau ada
sambungan.

f.Penempatan tabung tidak boleh kena matahari langsung, harus


diproteksi dengan karung basah (suhu maks. 40oC).

g.Pasang penutup sebelum dipindahkan atau selama disimpan.

6.METODE KERJA
(WORK METHOD)

Prosedur sebelum bekerja pekerjaan panas adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi bahaya serta mitigasinya dengan membuat Job Safety Analysis (JSA) dan


Surat Ijin Kerja Aman (SIKA)

2. .Lampirkan rencana kerja, sket, dan JSA pada izin kerja yang dipasang di lokasi kerja

3. Jangan gunakan trafo las pada kondisi hujan dan berlumpur.

4. Gunakan APD yang tepat dan sesuai dengan jenis pekerjaan dan pastikan dalam
keadaan baik.

5. Siapkan APAR pada posisi yang mudah terjangkau.

6. Bersihkan lokasi dari material yang mudah terbakar.

7. ika di sekitar lokasi ada sewer, kondisi sewer harus keadaan tertutup.

8. Jika menggunakan tabung acytilene, pastikan telah mengecek kondisi selang dan


sambungan untuk menghindari kebocoran gas.

9. Lakukan gas test untuk mengecekkan kandungan Hidrocarbon atau gas lain yang
mudah terbakar.

10. Letakkan mesin las di luar ruang terbatas (dengan disertai tombol darurat).

11. Sebelum memulai pekerjaan pastikan koordinator pekerjaan telah memberikan safety
briefing kepada rekan kerja yang lain.

Prosedur ketika bekerja Pekerjaan Panas adalah sebagai berikut:

1. Selama bekerja pastikan coordinator pekerjaan melakukan pengawasan pada


pekerjaan yang sedang dilakukan.
2. Pastikan ada seorang fire watch atau pemantau api yang bertugas mengawasi
perkerjaan panas.

3. Posisikan alat pemadam api ringan atau apar mudah terjangkau.

Prosedur setelah Bekerja Pekerjaan Panas sebagai berikut:

1. Pastikan semua peralatan dirapihkan dan dikembalikan pada kondisi semula.


2. Menutup Ijin Kerja.

 IDENTIFIKASI BAHAYA
IDENTIFCATION HAZARD

Hasil observasi pada proses pengelasan menunjukan pekerjaan tersebut terdapat berbagai
potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan pekerja, Seperti :

Activity Hazard/Bahaya Risk/Resiko Consequence/Akibat

Welding and 1. Cahaya las Terpapar cahaya Iritasi mata


cutting
2. fume Terpapar fume Infeksi saluran
pernafasan
3. Percikan api Terpercik api Luka
bakar/kebakaran
4. Kebisingan Terpapar bising Kemampuan
mendengar berkurang
5. Aliran listrik Kesetrum/tersengat Kejut listrik/ luka
listrik bakar

 ANALISIS RESIKO
RISK ANALYSI

N IDENTIFIKASI Kejadian Pengaruh Analisa Penggolongan


O matriks resiko
f D (f x D)
1 Mata Pekerja Terkena 5 3 15 High
serpihan
material (gram)
2 Kulit pekerja terkena 4 2 8 Medium
percikan api
las
3 Iritasi Mata terpapar fume 5 2 10 Medium
logam
atau asap las
4 Pekerja tersengat arus 5 3 15 High
listrik (las
elektroda)
5 Hubungan arus pendek atau 3 5 15 High
Konsleting (kabel power)
6 Pekerja terkena ledakan 2 5 10 Medium
tabung
LPG (las LPG)
7 Kebakaran akibat percikan 3 5 12 High
api

Skala Penilaian (f):


1 = Sangat jarang
2 = Jarang
3 = Tidak terlalu sering
4 = Sering
5 = Sangat sering

Skala Penilaian (D)


1 = Sangat tidak berpengaruh
2 = Tidak terlalu berpengaruh
3 = Cukup berpengaruh
4 = Berpengaruh
5 = Sangat berpengaruh
Dari hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada 4 hal yang sangat
berpengaruh untuk Pekerjaan Pengelasan,Pemotongan (Hot Work) terkait resiko keselamatan
kerja yaitu:
1. Mata pekerja terkena serpihan material (gram) (15)
2. Pekerja tersengat arus listrik (las elektroda) (15)
3. Hubungan arus pendek atau konsleting (kabel power) (15)
4. Kebakaran akibat percikan api (15)

 PENANGANAN RESIKO
RISK MANAGEMENT

Anda mungkin juga menyukai