Anda di halaman 1dari 17

TATA KERJA INDIVIDU

PEMASANGAN PIPING EARLY TIE–IN TRAIN–A


(PARTIAL SHUTDOWN)

Nomor Dokumen:
015/TKI/CEP-PRY/IX/2021

Revisi-0

PERTAMINA HULU KALIMANTAN TIMUR


CONSTRUCTION MANAGEMENT
I. TUJUAN
Prosedur/tata kerja individu ini dibuat untuk pekerjaan Sepinggan Cooler Early Tie-in Train A (Partial
Shutdown), dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut ini:

1. Lifting dan Rigging


2. Pemasangan dan Pembongkaran Perancah (Scaffolding)
3. Isolation dan LOTO
4. Install Spade Blind, Blind Flange untuk Positive Isolation
5. Modifikasi Piping Pada TP 29-TP 30 & Tp 43-Tp 44
6. Touch-Up Painting Hasil Pengelasan

Pada pekerjaan Sepinggan Cooler Early Tie-in Train A (Partial Shutdown) pekerjaan dilakukan pada line
berikut ini:
• TP 29 – TP 30
• TP 43 – TP 44

II. METODE/ TEKNIK ALAT


a. Metode
- Pengangkatan material maupun peralatan akan dibantu menggunakan alat angkat crane Barge
dan Crane Sepinggan Production Platform.
- Untuk pekerjaan pengelasan akan menggunakan System penyambungan las Listrik sesuai
dengan spesifikasi dan desain engineering yang telah di Setujui.
- Gas detector dan Thermacam (jika di perlukan) di gunakan untuk mengidentifikasi gas
berbahaya sebelum, selama dan setelah pekerjaan hot work di lakukan yang di laksanakan oleh
personil yang berkompeten (QGT , Fire Watcher)
- Welding habitat akan di pasang di area hot work dan area sekitar yang berpotensi terkena
percikan api yang bisa mengakibatkan kebakaran
- Pekerjaan ini melibatkan aktifitas lifting, hot work, working at height dan by pass critical
protection

b. Teknik
a) Install scaffolding WAH
b) Welding habitat
c) Pembongkaran Stud Bolt
d) Pemasangan Spade Blind
e) Demolish dan Pemotongan spool existing Menggunakan Cutting Torch
f) Pengelasan menggunakan las listrik SMAW & GTAW

c. Alat (Tools)
a) Kunci scaffolding
b) Level
c) Lever Block
d) Chain Block

Hal. 2 dari 17
e) Hamer (Palu)
f) Siku
g) Waterpas (Level)
h) Hamer Wrench
i) Meteran
j) Wire sling
k) Webbing Sling
l) Welding machine
m) Cutting torch Viktor Set
n) Grinding machine
o) Crane
p) Manual lifting tools
q) Gas detector

III. PENGERTIAN
Pekerjaan ini mempunyai resiko bahaya yang cukup tinggi karena di dalamnya terdapat pekerjaan
mobilization, Lifting dan pekerjaan panas, maka perlu pengawasan dalam pelaksanaannya. Melibatkan
orang-orang yang tepat, mengetahui jenis pekerjaan didukung perilaku yang bertanggung jawab dengan
memperhatikan:
- Semua potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan harus diidentifikasi, dan diantisipasi
sebelumya.
- Gunakan SWA (Stop Work Authority) jika ditemukan potensi bahaya sesegera mungkin
- Pastikan MKJSA dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan prosedur.
- Libatkan orang yang kompeten dalam melengkapi langkah-langkah yang diperlukan dalam proses
berlangsungnya pekerjaan.
- Pastikan peralatan, tools dan equipment yang digunakan sudah diinspeksi, bersertifikasi sehingga layak
dan aman untuk digunakan.
- Pekerjaan pengelasan pada pipa existing merupakan pekerjaan berisiko tinggi, sehingga pengawasan
ketat perlu diperhatikan dan selalu mengikuti prosedur pekerjaan hotwork.
- Pekerjaan pengangkatan barang atau material merupakan pekerjaan berisiko tinggi, sehingga
pengawasan ketat perlu diperhatikan. Operator dan Rigger yang bersertifikat diperlukan dalam hal ini
dan selalu mengikuti PHKT lifting & rigging procedure.
- Sebelum melakukan pekerjaan semua dokumen pendukung sudah disiapkan dan harus dibuat untuk
mengetahui potensi bahaya yang dapat timbul di area kerja, segera melakukan tindakan pencegahan
yang di sosialisasikan kepada semua pekerja yang terlibat

IV. REFERENSI
INFORMASI MENGENAI KESEHATAN, KESELAMATAN DAN LINGKUNGAN (HES)
1. Pastikan MKJSA melibatkan dan diketahui oleh semua tim yang bekerja.
2. Hindari lintasan bahaya (line of fire) di lokasi kerja terutama saat lifting berlangsung.
3. Hindari pinch point untuk menghindari terjepit.
4. Jaga threepoint contact saat naik / turun tangga.
Hal. 3 dari 17
5. Pastikan alat bantu angkat yang digunakan sudah diinspeksi, bersertifikasi sehingga layak dan
aman untuk digunakan.
6. Mengangkat beban dengan hand carry tidak melebihi 20 kg per orang (sendiri). Jika pengangkatan
manual dilakukan 2 orang atau lebih, maka beban yang diangkat tidak lebih dari 15 kg per orang.
7. Memastikan Operator dan Rigger yang familiar dan mempunyai SIO dan CLOVER yang masih
berlaku.
8. Swing & rest boom secara perlahan dan dikomando dari satu orang (rigger).
9. Gunakan tag line/ pull stick untuk mengarahkan beban saat pengangkatan.
10. Proses pengangkatan mengacu dengan kecepatan angin (alam) pengangkatan dapat dilakukan jika
kecepatan angin dibawah 20 knot.
11. Untuk pengangkatan per piece menggunakan sling wire dicokker apabila material tidak dilengkapi
dengan pad eyes
12. PTK mengkomunikasikan ke Team Leader / Operation sebelum melakukan hot work.
13. Pastikan Gas detector yang digunakan untuk pengecekan gas di sekitar area hot work berfungsi
dan terkalibrasi (gunakan portable gas detector bukan personnel gas detector) jika perlu
didampingi dengan Thermacam
14. Lakukan pengecekan gas (Gas Detector tersertifikasi) sebelum hot work dimulai. Pastikan LEL di
bawah 10% dari batas LEL.
15. Pemasangan welding habitat mengcover semua area yang berpotensi terkena percikan api.
16. Standby Fire Watch selama hot work berlangsung.
17. Stop pengelasan ketika hujan yang akan berpengaruh pada kualitas pengelasan ataupun dari
electrical hazard.
18. Pastikan pemasangan kabel grounding dekat dengan titik pengelasan dan harus pada material yang
di Las
19. Gunakan Face Shield saat menggerinda
20. Kelengkapan PPE yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
a. General PPE b. Specific PPE for Hot Work
1. Helmet 1. Welder Gloves
2. Safety shoes 2. Welder Helmet c/w welding
3. Safety glasses shield (cap welder)
4. Hand Glove 3. Face Shield
5. Wearpack 4. Appron las

c. Specific PPE for Painting d. Additional PPE


1. Respirator Catridge 1. Dust Masker (P100→for Welder)
2. Ear plug
3. Safety Body Harness

21. Normal, Abnormal dan Situasi Emergency


a. Kondisi Normal
Pekerjaan ini akan dilakukan jika dalam kondisi :
1) Izin kerja telah disetujui.

Hal. 4 dari 17
2) Kondisi cuaca aman untuk melaksanakan pekerjaan.Tidak ada hujan yang membahayakan
dan angin yang membahayakan serta petir yang membahayakan
3) Penerangan cukup ditempat kerja.
4) Pekerjaan dilakukan saat siang hari dengan kondisi cuaca yang memungkinkan.
5) Peralatan kerja dalam kondisi bagus dan standard.
6) Sudah dilakukan pengecekan gas dengan LEL di dalam batas aman dan welding habitat
telah terpasang dengan benar sebelum pekerjaan hot work.
7) Sudah dimitigasi sumber bahaya sebelum hot work dimulai.
8) Tidak ada peralatan listrik yang membahayakan.
9) Alat angkat telah diperiksa / tersertifikasi sebelumnya dan dalam kondisi yang aman.

b. Kondisi Abnormal
Pekerjaan dihentikan sementara ketika :
1) Terindikasi adanya gas bocor yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran.
2) Peristiwa emergency dan instruksi dari operator dimana harus meninggalkan platform /
area kerja.
3) Terjadi shut down, ledakan / kebakaran.
4) Hujan, petir dan keadaan alam yang bisa membahayakan keselamatan.
5) Alarm Emergency berbunyi.
6) Penghentian “Lifting activity” ketika kecepatan angin melebihi 20 knot.
7) Penghentian pekerjaan panas jika tidak ada fire watch jaga (stand by ditempat).
8) Alat angkat belum di sertifikasi atau alat angkat (di temukan cacat/tidak layak pakai)

c. Emergency Response
Jika terjadi emergency :
1) Hentikan pekerjaan dengan aman dan jangan panik.
2) Lakukan komunikasi ke pekerja lainnya.
3) Jika terjadi kebakaran pada tahap awal (api masih kecil) maka padamkan api dengan
APAR (Fire Extinguisher). Jika api membesar / tidak padam, segera tinggalkan area.
4) Jika hujan/angin kencang,dan keadaan alam yang kurang aman,segera hentikan pekerjaan
dan menuju ke tempat aman
5) Tinggalkan lokasi menuju muster point. Jika ada kecelakaan & korban segera laporkan ke
Supervisor / Representative Incharge.
6) Station bill dalam kondisi emergency:
Emergency Call : 0800 1888 123 / 123
Control Room Sepinggan : 62225/62201
Control Room Sepinggan : 65054
Medic Sepinggan : 62222
Radio Room : 62200
HSE Sepinggan : 62231
FERT Sepinggan : 62235
Construction : 62243

Hal. 5 dari 17
V. KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Semua Pekerja memiliki HES passport
2. Kompetensi pekerja Personel yang melakukan Fit Up harus berpengalaman dan Welder yang
melakukan pengelasan harus memiliki Qualifikasi Welding SMAW
3. Pekerjaan ini membutuhkan Permit to Work sebagai sarana komunikasi antara pemberi pekerjaan
dan pelaksanaan pekerjaan

VI. INSTRUKSI KERJA


No. Action Remark
1. PERSIAPAN
1.1. Mempersiapkan Work Permit dan prosedur pendukung.
1. Pastikan MKJSA melibatkan dan diketahui oleh semua tim yang bekerja.
2. Pastikan MKJSA yang di uraikan sesuai dengan langkah demi langkah pekerjaan Const
yang akan dilakukan dihari tsb.
1.2. Melakukan safety meeting sebelum pekerjaan dilaksanakan.
1. Membicarakan rencana aktifitas yang akan di kerjakan.
2. Menyusun daftar hadir dan topik yang dibahas. Const
3. Mengkomunikasikan prosedur langkah kerja dan analisa bahaya kepada semua
pekerja yang terlibat.
1.3. Mempersiapkan PPE
1. Helmet
2. Ear Plug
3. Safety shoes
4. Safety glasses
5. Hand glove
6. Dust Masker Const
7. Welder Helmet untuk pengelasan
8. Welder Gloves untuk pengelasan
9. Safety Body harness bila bekerja di ketinggian
10. Apron las
1.4. Melakukan Pre-use check pada :
1. Peralatan/equipment yang akan digunakan selama aktifitas Pekerjaan berlangsung.
2. Perkakas /tools yang akan digunakan selama aktifitas pekerjaan berlangsung.
3. Pastikan alat bantu angkat yang digunakan sudah diinspeksi, bersertifikasi
Const
sehingga layak dan aman untuk digunakan.
4. Pastikan alat penunjang keselamatan dapat berfungsi dan beroperasi dengan baik
dan terkalibrasi.
5. Pastikan Gas detector yang digunakan untuk berfungsi dan terkalibrasi (gunakan
portable gas detector bukan personnel gas detector)
6. Pastikan pekerja yang terlibat telah bersertifikat dan masih berlaku validitasnya.

Hal. 6 dari 17
1.5. Survey lokasi untuk identifikasi potensi bahaya dan estimasi kebutuhan peralatan dan
material yang akan digunakan. Const

MOBILISASI MATERIAL, GENERAL LIFTING ACTIVITY, PEMASANGAN


2.
SCAFFOLDING DAN PEMASANGAN WELDING HABITAT
2.1 Lifting & Rigging
Permit Lifting Rigging sesuai dengan Lifting Plan yang telah di setujui & di tanda
tangani oleh Superintendent lokasi PHKT.
Pemeriksaan Lokasi Kerja:
a. Lakukan Operasi pengangkatan dalam batas-batas operasional normal: Const
- Kondisi angin kurang dari 20 knots atau mengacu pada lifting plan yang sudah
disetujui, pada pengangkatan kritis dilakukan pembatasan lebih ketat lagi dengan
rekomendasi dari SME Lifting.
- Tidak terdapat petir atau kilat disekitar lokasi
- Hindari pengangkatan pada kondisi hujan lebat dan pandangan Crane Operator
terbatas
- Hindari pengangkatan pada cuaca berkabut tebal, sehingga Crane Operator tidak
bisa melihat objek yang diangkat

b. Operasi Pengangkatan Beban


- Apabila pengangkatan dikategorikan sebagai critical lift gunakan lifting plan dan
direview dan disetujui oleh SME lifting.
- Crane Operator familier dengan tempat dan fungsi alat keselamatan yang
terdapat disekitar cabin crane, misalnya:
▪ Antitwo block
▪ Upper limit dan lower limit
▪ Load indicator dan load chart beserta alarm yang terpasang
▪ Crane brake
▪ Parking brake
▪ Tombol Engine kill
▪ Emergency shut off valve
▪ Emergency tool kit
▪ Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
▪ Tombol/ switch lampu-lampu
- Aktivitas lifting dihentikan jika kondisi cuaca buruk termasuk adanya petir.
- Jangan menggunakan peralatan lifting yang telah rusak. Hindari timbulnya
serabut tali kabel yang putus dan tajam. Periksa tali kabel secara rutin dan jangan
dipakai jika ada tanda-tanda kerusakan.
- Jangan memberi beban berlebih pada hoist dan peralatan rigging lainnya.
Pengetahuan mengenai kapasitas angkat, posisi, sudut dari peralatan rigging
untuk menjamin praktek kerja aman.
- Pastikan bahwa beban yang diangkat pada kondisi yang bebas, tidak terikat.
- Jangan menyambung sling atau tali kabel.
- Jangan menggunakan sling secara paralel untuk menyesuaikan kebutuhan.
- Jangan melepaskan baut atau material penyambung lainnya.
- Jangan menyambung sling dengan cara di las.
- Hindari potensi terjadinya abrasi pada kabel swing.
- Jangan berdiri atau berjalan di bawah material yang sedang diangkat.

Hal. 7 dari 17
- Arahkan beban yang diangkat sedapat mungkin menghindari area yang terdapat
aktivitas orang di bawahnya. Gunakan police line jika diperlukan.
- Dilarang menaiki ataupun bergantung di hook.
- Angkatlah pelan-pelan, perhatikan posisi sling pada gear.
- Posisi hook harus tepat berada diatas beban untuk mencegah beban mengayun
jika diangkat.
- Letakkan beban pada landasan, jangan langsung mengenai kabel sling.
- Sudut antara sling tidak boleh lebih dari 30 derajat, untuk menghindari
meningkatnya tegangan dan berkurang kapasitas kabel sling.
- Gunakan metode pengangkatan basket, choke maupun vertical mengikuti
panduan pada peralatan lifting yang digunakan dan tidak boleh melebihi masing-
masing SWL.
- Hindari kontak langsung antara tangan dan beban. Tag lines dengan panjang
tertentu harus digunakan untuk mengontrol lifting.
- Gunakan “tool push stick” (alat yang biasa digunakan untuk mendorong/
menarik dan meraih tag line).
- Jika menggunakan chain hoist, periksa bukti/ tanda inspeksi terakhir dan jangan
melebihi beban angkat rata-rata.
- Semua peralatan hoist harus mempunyai batas angkat yang aman. Tertera pada
label/ tagging SWL/ WLL pada masing masing peralatan.
- Dilarang mengaitkan sling secara lansung, gunakan shackle.
- Peralatan rigging dan slinging harus ditempatkan pada tempat yang telah
ditentukan jika tidak digunakan.
- Memastikan shackle yang dipakai dilengkapi dengan cotter pin

c. Komunikasi pada proses pengangkatan:


- Komunikasi yang jelas dan mudah dipahami
- Tugas dan tanggung jawab Crane Operator dan Rigger harus jelas dalam
memberikan sinyal pengangkatan.
Masukan dari Crane Operator dan Rigger dipertimbangkan dalam menentukan
keputusan sebelum pengangkatan, baik tehnikal maupun saran.
- Gunakan isyarat pengangkatan yang standard
- Gunakan radio komunikasi pada channel yang disepakati bersama, untuk
membantu penyampaian informasi dan koordinasi.

Hal. 8 dari 17
- Penempatan material di deck sesuai yang disepakati atau diarahkan oleh Rigger.
- Pada pengangkatan yang tidak terlihat langsung oleh Crane Operator
direncanakan dengan matang dan menggunakan tambahan komunikasi radio dan
personel.
- Lokasi penempatan material dan welding machine

2.2 Install scaffolding dan Scaffolding untuk pemasangan welding habitat pada early
Tie-In piping Area gas cooler
Lakukan pemeriksaan lokasi kerja dimana perancah akan didirikan dan peletakan Const
peralatan kerja.
- Identifikasi potensi bahaya disekitar area kerja, perhatikan ketentuan jarak aman
pada jaringan listrik disekitar area kerja.
- Perhatikan akses keluar masuk area kerja, jangan menutup jalan darurat.
- Peralatan safety disekitar area kerja pastikan tidak terhalang.
- Tentukan anchorage point.

Hal. 9 dari 17
- Pasang Barikade sesuai kebutuhan saat pendirian perancah.

Siapkan semua peralatan berikut:


- Kunci khusus untuk membangun perancah.
- Full Body Harness dengan double lanyard (Harness harus sudah di inspeksi dan
dalam keadaan baik).
- Klem mati, klem hidup dan klem jenis lainnya untuk perancah.
- Pipa perancah.
- Metal Plank atau Asiba.
- Baricade/ police line tape.

Membangun perancah:
- Pastikan barikade terpasang didaerah dimana perancah akan dibangun untuk
mencegah pekerja yang tidak berkepentingan memasuki area kerja.
- Perancah tidak boleh membatasi akses atau jalan keluar dari area kerja, jalan
keluar atau keamanan/ rute darurat. Langkah-langkah alternatif harus
dilaksanakan untuk menghindari pembatasan akses atau jalan keluar.
- Perancah harus dirancang, didirikan, diperiksa, diberi label, dan dibongkar oleh
petugas yang kompeten, terlatih, dan bersertifikat.
- Perancah harus menggunakan sistem penandaan dan inspeksi. Tanda Merah
untuk perancah yang sudah dipasang dan belum diperiksa. Tanda Hijau untuk
perancah yang sudah dipasang dan diperiksa oleh orang yang kompeten dan/atau
bersertifikat.
- Tanda-tanda peringatan dan hambatan untuk perancah yang tidak lengkap harus
ditampilkan ketika mendirikan atau membongkar perancah dan perancah harus
secara efektif terisolasi dari jalan masuk.
- Pastikan menggunakan body harness dengan double lanyard.
- Petugas yang mengenakan sistem penahan jatuh tidak boleh bekerja sendiri dan
harus menggunakan tie off 100 persen.
- Pastikan body harness digantungkan pada struktur tetap yang terdekat.
- Pastikan area dibawah lokasi dari perancah tidak ada personel lain.
- Pastikan semua pipa dan klem terpasang dengan benar.
- Perancah harus diperiksa secara berkala sekurang-kurangnya setiap 7 hari oleh
orang yang kompeten, atau mengikuti modifikasi apa pun, atau sesegera
mungkin jika perancah telah kelebihan beban, rusak atau terkena kondisi cuaca
ekstrim.
- Perancah harus diperiksa setiap hari dan sebelum digunakan oleh mereka yang
menggunakan perancah.
- Perancah harus ditopang dengan aman dan mampu menahan beban yang
diperlukan.
- Perancah harus dipasang dengan papan yang terkunci sepenuhnya untuk
mencegah jatuhnya barang di antara papan lantai.
- Platform kerja harus cukup lebar untuk memberikan jalan yang lapang.
- Bagian samping dan ujung yang terbuka pada ketinggian kerja enam kaki (183
cm) atau lebih di atas permukaan harus dilengkapi dengan rel atas (handrail), rel
tengah (middle rail), dan papan tumpuan kaki (toe board) dengan pagar atas
setinggi 42 inci (120 cm) di atas permukaan platform.
- Posisi pembangunan perancah akan dijelaskan lebih detail pada WAH Plan.

Hal. 10 dari 17
Scaffolding untuk pekerjaan pada TP 29 – TP 30

Scaffolding untuk pekerjaan pada TP 43 – TP 44


2.3 Pemasangan welding habitat
1. Pemasangan welding habitat mengcover semua area yang berpotensi terkena
percikan api Const
2. Blanket dibasahi terlebih dahulu sebelum dilakukan hot work untuk meminimalis
percikan api
3. Pastikan Blanket telah melindungi titik berbahaya seperti adanya liquid/minyak dll
4. Pemasangan welding habitat di koordinir oleh Fire Watch / Safety man
5. Standby Fire Watch selama hot work berlangsung.
6. Pemasangan fire blanket mengecu ke GMP
3. ISOLASI DAN LOTO
1. Jika terdapat F&G system maka perlu di lakukan By Pass sebelum hotwork di
lakukan
2. By Pass di lakukan oleh Operator dan mengacu pada prosedur by pass PHKT Const &
Production Operation
3. PTK mengkomunikasikan ke Operation sebelum melakukan hot work.
4. PTK tidak diperbolehkan melakukan isolasi, by pass dan melakukan LOTO sendiri.
4. INSTALL SPADE BLIND, BLIND FLANGE FOR POSITIVE ISOLATION
1. Pastikan dan tandai flange yang akan di kerjakan sudah sesuai dengan drawing
2. Pastikasn titik isolasi yang dibuat Operation sudah benar dan sesuai dengan Const &
drawing Operation
3. PTK mengkomunikasikan ke Operator production bahwa replace akan dimulai

Hal. 11 dari 17
4. Lakukan penngupasan cat yang ada di studbolt Untuk mempermudah pada saat
membuka Studbolt menggunakan PAINT REMOVER (apabila mengalami
kesulitan pada saat membuka Stud Bolt)
5. Lakukan penggantian studbolt dengan cara melepas satu persatu secara menyilang
untuk mempermudah pemasangan spade blind dan blind flange

Sekuens de-bolting flange

6. Lakukan Plashing Agar tidak ada potensi Gas yang mudah Terbakar
7. Saat pemasangan spade blind dan blind flange pastikan bahwa pressure pada line
pipa yang akan di buka pressure sudah ZERO (Nol) melalui pressure Gauge
8. Siapkan portable contaimen
9. Buka/Renggangkan existing spool dan pasang spade blind Menggunaka Hydraulic
FlangeSpreader
10. Setelah Flange Di renggangkan pasang spade blind
5. MODIFIKASI PIPING PADA TP 29-TP 30 & TP 43-TP 44

5.1 Modifikasi Piping outlet gas line cooler train A 2nd Stage E-2A: TP-29 dan TP-30
Preparation
• Pastikan Work Permit sudah diajukan dan disetujui.
• Pastikan jenis material di dalam pipa, dan gunakan PPE sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan.
• Pastikan equipment dan material yang akan digunakan dalam pekerjaan tersedia
dan mudah diakses.
• Isolasi flowline. Isolasi flow line yang akan dikerjakan dengan menutup valve
pada pipeline yang terkoneksi dengan line yang akan dikerjakan. Pastikan area
pekerjaan tidak memiliki pressure (pressureless) dan ambient temperature Const
mencapai suhu ruang.
• Pastikan telah dilakukan positif isolation menggunakan blind flange. Titik yang
akan dipasang blind seperti dibawah ini:

Hal. 12 dari 17
Titik
Pemasangan
Blind Flange

Lokasi pemasangan Blind Flange

Modifikasi Pipe outlet gas pada TP 29 dan TP 30 (SP‐PP‐PIP‐ISO‐PHKT‐000‐


00235‐00)
1. Dismantle line yang akan dimodifikasi dengan menggunakan alat bantu angkat
(chain/lever block)

Gambar line yang akan di dismantle

2. Pastikan welding habitat terpasang mengcover semua area dengan baik agar tidak
ada potensi untuk keluar spark atau percikan api & basahi Fire Blangket sebelum
hotwork dilakukan
3. Persiapkan Fire watcher dan hose reel & Apar pada saat pemotongan/Hotwork
berlangsung
4. Lakukan pemeriksaan gas content di titik titik yang diperkirakan sebagai titik
keluarnya/ mengandung hidrokarbon. Penentuan titik pengecekan gas akan
berkoordinasi dengan pihak operation (Area Controler).
5. Memodifikasi line 235-D-4” existing menggunakan cutting tourch (dilakukan
pemotongan), pemotongan dilakukan di Above Mini Deck Sepinggan Production.
6. Melakukan pengelasan dengan spool sesuai dengan drawing.

Hal. 13 dari 17
Gambar line baru yang akan dipasang

7. Lakukan monitoring pada titik pengelasan selama pekerjaan berlangsung


8. Lakukan NDT pada spool yang sudah dilakukan pengelasan
9. Fitup dan pasang spool number SPL-000-00235-00-01 kemudian Fitup dan pasang
spool number SPL-000-00235-00-02 dan ball valve 4 dan lepas spade blind.
5.2 Modifikasi Piping Inlet Water Line Cooler Train A 3rd Stage E-3A: TP-43 dan TP-
44
Preparation
7. Pastikan Work Permit sudah diajukan dan disetujui.
8. Pastikan jenis material di dalam pipa, dan gunakan PPE sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan.
9. Pastikan equipment dan material yang akan digunakan dalam pekerjaan tersedia
dan mudah diakses.
Const
10. Isolasi flowline. Isolasi flow line yang akan dikerjakan dengan menutup valve
pada pipeline yang terkoneksi dengan line yang akan dikerjakan. Pastikan area
pekerjaan tidak memiliki pressure (pressureless) dan ambient temperature
mencapai suhu ruang.
11. Pastikan telah dilakukan positif isolation menggunakan blind flange. Titik yang
akan dipasang blind seperti dibawah ini:

Hal. 14 dari 17
Titik
Pemasangan
Blind Flange

Modifikasi Pipe inlet gas pada TP 43 dan TP 44 (SP‐PP‐PIP‐ISO‐PHKT‐000‐


00115‐00)
1. Dismantle line yang akan dimodifikasi dengan menggunakan alat bantu angkat
(chain/lever block)

Gambar line yang akan di dismantle

2. Pastikan welding habitat terpasang mengcover semua area dengan baik agar tidak
ada potensi untuk keluar spark atau percikan api & basahi Fire Blangket sebelum
hotwork dilakukan
3. Persiapkan Fire watcher dan hose reel & Apar pada saat pemotongan/Hotwork
berlangsung

Hal. 15 dari 17
4. Lakukan pemeriksaan gas content di titik titik yang diperkirakan sebagai titik
keluarnya/ mengandung hidrokarbon. Penentuan titik pengecekan gas akan
berkoordinasi dengan pihak operation (Area Controler).
5. Memodifikasi line 115-Q-4” existing menggunakan cutting tourch (dilakukan
pemotongan), pemotongan dilakukan di Above Mini Deck Sepinggan Production.
6. Melakukan pengelasan dengan spool sesuai dengan drawing.

Gambar line baru yang akan dipasang

7. Lakukan monitoring pada titik pengelasan selama pekerjaan berlangsung


8. Lakukan NDT pada spool yang sudah dilakukan pengelasan
9. Fitup dan pasang spool dan lepas spade blind.
6 TOUCH UP PAINTING HASIL PENGELASAN

1. Persiapan peralatan painting dan pastikan masih dalam keadaan standar.


2. Memastikan cat di lengkapi dengan MSDS dan di sosialisasi kan ke pekerja yang
terlibat. Const
3. Menggunakan PPE tambahan seperti Respirator Catridge.
4. Pengecekan hasil pekerjaan.
7 PENUTUPAN: PENYELESAIAN PEKERJAAN

7.1 Housekeeping
1. Rapikan alat-alat kerja dan kumpulkan dalam tool box yang telah di sediakan
Const
2. Rapikan kabel-kabel digulung dengan rapi dan simpan dengan baik
3. Masukan sisa sampah kedalam bak sampah yang telah di sediakan dan sesuai
fungsinya
4. Bersihkan area kerja

Hal. 16 dari 17

Anda mungkin juga menyukai