Anda di halaman 1dari 87

KELOMPOK 1

CONFINED SPACE
ENTRY

1.ADI SETIAWAN (16350636)


2.BAGAS INDRA P (16350637)
3.BINTANG KRISTANTO (16350638)
4.NOVENDI DWI WICAKSONO (16350644)
Daftar Isi
Dasar Hukum Confined Space
Pengertian Confined Space
Penerapan K3 di confined space
Potensi Bahaya Confined Space
Resiko yang di timbulkan di dalam pekerjan
Pengendalian terhadap potensi dan faktor bahaya pada confined space
Hazard identification
Alat pelindung diri
Tahap pekerjaan di dalam pelaksanaan CSE
Surat ijin kerja /permit
Cara pembuatan laporan
Kimia Api
Kelas Kebakaran (NFPA)
Teknik Pemadaman

 continued
 APAR (alat pemadam api ringan)
 Alat pemadam api besar
 Gas detector
 Prinsip kerja gas detector (jembatan wheatstone)
 Cara penggunaan gas detector
 SCBA
 Komponen dan fungsi scba
 Perhitungan scba
 Cara penggunaan scba
 Jenis peralatan yang di gunakan
 Air line ( kompresor)
 Prinsip kerja
 Penanganan First aid
­Dasar Hukum Confined Space

 Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187/Men/1999 tentang

Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja

 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187/Men/1999 tentang

Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja


Pengertian Confined Space
(Ruang Terbatas)

 Ruang tertutup (confined space) merupakan ruang yang tidak cukup


besar yang kecil kemungkinannya orang untuk masuk ke dalamnya
untuk melakukan pekerjaan dan memiliki keterbatasan untuk keluar
atau masuk. Menurut OSHA (lembaga K3 Amerika), Confined space
adalah sebuah ruangan yang mempunyai tiga karakteristik, yaitu
mempunyai luas yang terbatas dan dikonfigurasi agar tubuh pekerja
dapat masuk dan melakukan tugasnya, mempunyai keterbatasan
pintu untuk masuk dan keluar dan tidak di disain untuk pekerjaan
yang terus menerus.
Penerapan K3 di Ruang Terbatas (confined space)

 Ruang terbatas (confined space) adalah ruang yang cukup besar dan luas
serta memungkinkan pekerja masuk dan bekerja di dalamnya dan pekerja
mempunyai akses untuk masuk dan keluar yang terbatas serta tidak dirancang
untuk tempat kerja. Ciri-ciri dari confined space adalah sebagai berikut:
1. Memiliki bukaan yang terbatas baik untuk masuk maupun keluar
2. Ada ruang untuk masuk yang cukup besar atau setidaknya
sebagian terbuka
3. Tidak dirancang untuk manusia berada didalamnya terus menerus
4. Ventilasi yang tidak memadai
5. Berpontensi mengandung gas beracun
Kategori Ruang Terbatas
( Confined Space )
Ada dua kategori ruang terbatas menurut HSE Corporate 2010, yaitu :
Ruang terbatas dengan keharusan mempunyai izin masuk yang
sifatnya adl :
a. Berisi/berpotensi menyimpan udara yg berbahaya, kekurangan
maupun terlalu tinggi kadar oksigen, adanya udara beracun
ataupun bersifat iritasi terhadap manusia.
b. Berisi bahan yang berpotensi menghambat jalur masuk / keluar.
c. Mempunyai bentuk tertentu yang dapat membuat seseorang yang
masuk terperangkap di dalam / terhimpit dinding / lantai yang
miring ke bawah dan berpotensi terdorong masuk ke alam
lobangnya
d. Berisi bahan2 peralatan yang berbahaya secara fisik misalnya
peralatan mekanik, listrik, cairan / gas
 KETIKA BEKERJA
 Prosedur yang harus dilakukan dalam bekerja adalah sebagai berikut:
 Ketika bekerja di Confined Space, pastikan minimal ada 1 orang yang

berjaga di luar untuk mengawasi para pekerja.


 Letakan ID badge Anda di control board yang telah tersedia diluar man

way jika ingin masuk ke dalam confined space.


 Selalu cek kandungan gas dantemperature dalam confined space.
 Selalu cek kondisi oksigen pada peralatan bantu pernapasan Anda

(breathing apparatus).
 Lakukan istirahat, setelah anda memasuki confined space maksimum 1jam

sekali
Syarat-syarat masuk ruang terbatas
1a. Tanpa Breathing Apparatus 1b. Harus memakai Breathing Apparatus
LEL ˂ 1 % LEL < 25%
O2 : 19,5% > O2 < 22,20% O2 : Berapapun
H2S < 1 PPH H2S < 20 PPM
CO < 1 PPH CO < 250 PPM
2. Harus menggunakan safety harness & life line yang ujungnya dipegang
oleh standby man
3. Mengerti kode sinyal dengan life line :
- 1 sentakan : how are you ? Jawab 1sentakan : I’m ok
- 2 sentakan : perhatikan saya
- Banyak dan cepat : SOS
- Atau kode apapun utk memastikan seseorang yg berada di dalam ruang
terbatas dalam kondisi baik dan selalu melakukan pengecekan 1 menit sekali.
Persyaratan Operasional
 Sebelum bekerja pastikan anda mengecek kondisi tubuh ke klinik, untuk memastikan kondisi
anda dalam keadaan baik.
 Identifikasi bahaya serta mitigasinya dengan membuat Job Safety Analysis(JSA) dan Surat
Ijin Kerja Aman (SIKA)
 Cek kandungan gas yang ada di dalam confined space dan jangan masuk jika belum
dinyatakan aman.
 Siapkan peralatan pendukung jika diperlukan untuk memasuki area Confined Space seperti
SCBA, gas detector dan  blower. Cek selalu kondisi oksigen yang terdapat pada tabung
SCBA.
 Pastikan area yang akan dimasuki telah terisolasi dengan menerapkan blind system dan
LOTO.
 Lakukan safety briefing sebelum melakukan pekerjaan.
Jenis aktifitas yang menyebabkan
masuk ruang terbatas
 Perawatan atau pembersihan
 Pemeriksaan
 Pekerjaan panas ( pengelasan, penggerindaan, pemotongan )
 Perbaikan atau pemasangan peralatan
 Penyelamatan dan memberikan pertolongan kepada pekerja yang cidera
atau pingsan dari ruang terbatas, dan
 Jenis pekerjaan lain yang mengharuskan masuk ke dalam ruang
terbatas
Prosedur memasuki ruang terbatas
 Melakukan identifikasi kontruksi dan kondisi ruang terbatas tersebut
dan potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan, apakah termasuk
ruang terbatas dengan ijin khusus atau dapat dilakukan tanpa ijin
khusus. Mempersiapkan perijinan khusus untuk ruang terbatas
dengan ijin khusus,
 Memastikan jenis pekerjaan, jumlah personel yang dibutuhkan, waktu
pekerjaan dan peralatan kerja,
 Melakukan uji kondisi gas termasuk kadar oksigen,uji kandungan gas
yang dapat terbakar terbakar, maksimal 10 % dari nilai Lower
Explosive Limit ( LEL ),
 Melakukan sistem isolasi
 Mempersiapkan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan kebutuhan
 Ijin kerja, termasuk tanggal, lokasi, waktu dan nama atau kode
ruang terbatas, tujuan memasuki ruang terbatas dan bahaya di
dalam ruang terbatas,jangka waktu berlakunya ijin kerja, nama
petugas atau pekerja,hasil pengujian kondisi udara di dalam
ruang terbatas, dan prosedur keadaan darurat.
Potensi Bahaya Di Ruang Terbatas
(Confined Space)
Setelah dapat di tentukan bahwa suatu pekerjaan termasuk kategori ruang
terbatas, maka perlu dilakukan identifikasi. Potensi bahaya yang mungkin
terjadi dg pekerjaan ruang terbatas adl :
 Bahaya energi mekanis

 Berubahnya kadar oksigen

 Kadar oksigen yang di ijinkan untuk bekerja adalah 19.5 – 23.5%

 Gas mudah terbakar

 Faktor yang mengaruhi terjadinya kebakaran adalah oksigen/uap/

bahan yang mudah terbakar


 Terpapar gas atau cairan beracun yang berasal dari gas di sekitar tersebut

seperti SO2, NH3, CO. bisa jg berasal dari sifat pekerjaan misalnya
pengelasan / penggerindaan.
 Bahaya lainya seperti aliran listrik, terbentur, terpeleset dll
Resiko Bahaya yang mungkin
ditimbulkan pada ruang terbatas
 Luka karena terkena putaran mekanik
 Tersengat arus listrik
 Resiko serius peledakan
 Kehilangan kesadaran akibat sesak nafas yang disebabkan
adanya gas, asap, uap, atau minimnya oksigen.
 Kehilangan kesadaran karena kenaikan suhu tubuh
 Iritasi kulit karena terpapar zat kimia tertentu
Upaya pengendalian terhadap potensi
dan faktor bahaya pada ruang terbatas
 Isolasi energi, setiap pekerja yg akan memasuki ruang terbatas
diharuskan menonaktifkan / mematikan segala macam jenis energi yang
ada, tujuannya adalah
1. Mencegah kecelakaan melalui isolasi energi berbahaya terhadap
pekerja yang terpapar langsung dari energi berbahaya tsb.
2. Sebagai bukti pelaksanaan isolasi energi berbahaya yang benar.
3. Dihilangkan kemungkinan ketidak sengajaan atas pengaktifan energi
berbahaya yang dapat berkontak langsung dengan pekerja.
 Ventilasi, sisa gas yg masih di dalam ruang terbatas itu
selanjutnya harus di bersihkan dengan cara menghembus dengan
udara, menghiap dengan kipas hisap melalui bagian yang terbuka
di atas dan di bawah dari ruang terbatas itu. Jenis ventilasi:
1. Ventilasi alami : penggunaan arus udara alami untuk
menggerakan udara melalui suatu ruang.
2. Ventilasi mekanis : pergerakan udara yang disebabkan oleh
penggunaan kipas atau alat penggerak udara mekanis lain.
 Mengukur udara dalam ruang terbatas
Setelah dilakukan pembesihan/pengosongan gas dalam ruang terbatas,
sebelum orang di izinkan masuk, uji seluruh tempat ruang terbatas
( atas, tengah , bawah ) krn kemungkinan terperangkapnya gas di
bagian-bagian tertentu dalam ruang terbatas. Pengujian gas dilakukan (
di saat awal dan secara terus menerus ) untuk memastikan tidak
adanya asap / gas yang bisa menimbulkan bahaya.
Hazard identification
 Alat pelindung diri
alat pelindung diri seperti sarung tgn, helmet, sepatu dll tdk bisa
menghilangkan bahaya, peralatan itu hanya berfungsi utk
mengurangi akibat dari bahaya yang bisa menimpa pemakai apd tsb.
Untuk pekerjaan di ruang terbatas, peralatan pernafasan mungkin
diperlukan apabila udara di dalam ruangan itu berbahaya atau
beracun yang membahayakan pekerja seperti pasokan udara bersih
melalui selang ( hose ), masker dan peralatan dengan tangki udara
(SCBA). Di samping itu, apd tambahan yang diperlukan utk
keperluan komunikasi dan pertolongan harus juga disediakan.
 APD yang digunakan untuk melakukan pekerjaan Confined Space adalah
sebagai berikut:
 Gunaka safety Helm
 Gunakan Breathing Apparatus
 Gunakan  Full Body Suit
 Gunakan Hand Glove
 Gunakan Full Body Harness
 Gunakan  Sufflied Air Respirator
 Gunakan Life Line
 Gunakan Safety Boot
 KETIKA BEKERJA
 Prosedur yang harus dilakukan dalam bekerja adalah sebagai berikut:
 Ketika bekerja di Confined Space, pastikan minimal ada 1 orang yang berjaga
di luar untuk mengawasi para pekerja.
 Letakan ID badge Anda di control board yang telah tersedia diluar man way
jika ingin masuk ke dalam confined space.
 Selalu cek kandungan gas dantemperature dalam confined space.
 Selalu cek kondisi oksigen pada peralatan bantu pernapasan Anda ( breathing
apparatus).
 Lakukan istirahat, setelah anda memasuki  confined space maksimum 1jam
sekali
Tahapan pekerjaan di dalam
pelaksanaan CSE
 Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama
yaitu: awareness Building, CSR Assessement,
dan CSR manual building.

Awareness Building merupakan langkah awal


untuk membangun kesadaran mengenai arti
penting CSR dan komitmen manajemen.
Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui
seminar dll.
 CSR Assessement merupakan upaya untuk
memetakan kondisi perusahaan dan
mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu
mndapatkan prioritas perhatian dan langkah-
langkah yang tepat untuk membangun struktur
perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR
secara efektif. Langkah selanjutnya adalah
membangun CSR manual. Hasil assessment
merupakan dasar untuk penyusunan manual atau
pedoman implementasi CSR.
Surat Izin Kerja/Permit
 Confined space dikasifikasikan menjadi :
1. Confined space dengan ijin masuk
Katagori confined space dengan ijin masuk adalah apabila terdapat 1 atau lebih
potensi bahaya sbb:
a. Mengandung gas atmosfir yang berbahaya
b. Mengandung material yang berpotensi memerangkap pekerja di dalamnya.
c. Mengandung konfigurasi / dtruktur yang sedimikian rupa sehingga pekerja dapat
terperangkap
d. Mengandung bahaya lainnya (listrik, panas, dll)
2. Confides space tanpa ijin masuk.
Tidak mengandung potensi bahaya diatas
Cara Pembuatan Laporan
 Pembuatan laporan kecelakaan kerja di antaranya :
1. Respon dengan segera artinya bila memungkinkan, pekerja
yang mengalami kecelakaan kerja harus melapor kpd atasan
sesegera mungkin, tp apabila harus segera mendapatkan
perawatan medis, rekan kerja yang melihat langsung dapat
melapokan kpd atasan.
2. Temukan fakta. Begitu ada laporan kecelakaan kerja, korban sdh
mendapatkan pertolongan pertama / peawatan medis dan tempat
kerjadian sdh dipastikan aman investigasi lokasi kerja harus
dilakukan supervisor
KIMIA API
 Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material
dalam proses pembakaran kimiawi, yang
menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi
kimia lainnya. Proses oksidasi yang lebih lambat
seperti pengkaratan atau pencernaan tidak termasuk
dalam definisi tersebut. Api berupa energi berintensitas
yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan
panjang gelombang juga di luar spektrum visual
sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia)
dan panas yang juga dapat menimbulkan asap.
 Warna api dipengaruhi oleh intensitas cahayanya yang
biasanya digunakan untuk menentukan apakah suatu
bahan bakar termasuk dalam tingkatan kombusi sehingga
dapat digunakan untuk keperluan manusia (misal
digunakan sebagai bahan bakar api unggun, perapian
atau kompor gas) atau tingkat pembakar yang keras yang
bersifat sangat penghancur, membakar dengan tak
terkendali sehingga merugikan manusia (misal,
pembakaran pada gedung, hutan, dan sebagainya).
 Rumus kimianya tidak ada, karena api sendiri adalah suatu
proses atau fase zat bereaksi.
 Sebuah api tercipta karena adanya suatu zat/benda yang

bereaksi menghasilkan cahaya dan panas.


 Jadi rumus atau persamaannya tergantung dari zat apa

yang bereaksi.
 Contoh, bensin (hidrokarbon) terbakar saat terkena gas

oksigen yang dipancing dulu dengan busi di dalam sepeda


motor. Rumusnya dijabarkan sebagai berikut
 Bensin + O2 - > CO2 + H2O
 Rumusnya akan berbeda jika api berasal dari nyala logam

Sodium (Na) (lih gambar di bawah)


 Na + O2 - > Na2O
KELAS KEBAKARAN (NFPA)
 Sebelum Anda membeli alat pemadam api, sangat
penting bagi Anda untuk mengetahui alat pemadam api
seperti apa yang tepat sehingga efektif dalam
penanganan kebakaran. Ada beberapa jenis kebakaran
yang diklasifikasikan berdasarkan bahan penyebab
kebakaran.
 Setiap alat pemadam api memiliki kriteria masing-
masing yang dibuat khusus untuk penanganan jenis
kebakaran tertentu. Dengan mengetahui kelas-kelas
kebakaran tersebut tentunya akan membantu Anda
mengenali risiko yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.
Klasifikasi Kebakaran Kelas A
Kebakaran kelas A adalah kebakaran
yang disebabkan oleh benda padat yang
mudah terbakar seperti kayu, kain, kertas,
atau plastik.

 Klasifikasi Kebakaran Kelas B


Kebakaran kelas B adalah kebakaran yang
disebabkan oleh benda cair atau gas yang
mudah terbakar seperti bensin, cat,
thinner, gas LPG, dan gas LNG.
 Klasifikasi Kebakaran Kelas C
Kebakaran kelas C adalah kebakaran yang
disebabkan oleh penggunaan komponen
elektrik (listrik) seperti televisi, refrigerator,
instalasi listrik, dan lain sebagainya.

  Klasifikasi Kebakaran Kelas D


Kebakaran kelas D adalah kebakaran yang
disebabkan oleh benda metal yang mudah
terbakar seperti potassium, sodium,
aluminium, dan magnesium.
Media Alat Pemadam Api
 Pemilihan media alat pemadam api dapat
disesuaikan dengan lokasi atau tempat yang
ingin diproteksi agar lebih efektif. Berikut
Media alat pemadam api untuk memadamkan
kebakaran yang sesuai dengan kelasnya:
 Media Alat Pemadam Api Cair
 Media alat pemadam api cair biasa digunakan
untuk kebakaran kelas A dan B.
 Media Alat Pemadam Api Powder
 Media alat pemadam api dry powder atau dry
chemical powder digunakan untuk mengatasi
kebakaran kelas A, B, C, dan D.
 Media Alat Pemadam Api CO2 (Karbon Dioksida)
 Media alat pemadam api CO2 atau karbon
dioksida (carbon dioxide) dapat digunakan
untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.
 Media Alat Pemadam Api Foam
 Media alat pemadam api foam dapat digunakan
untuk memadamkan kebakaran kelas A dan
TEKNIK PEMADAMAN API

Diantara kita pasti sudah mengetahui bahwa Api terbentuk


karena 3 Hal, atau biasa disebut dengan segitiga api,
 
3 hal tersebut ialah :
 
* Bahan bakar
* Panas
* Dan Oksigen
* satu hal lagi additional yg disebut chain reaction
 
Kalau salah satu dari tiga parameter diatas dapat di
matikan maka Api otomatis akan juga ikut mati.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dirumuskanlah
beberapa cara untuk memadamkan api.
 
Segitiga api
Flamable range
Tabel LEL dan UEL
TEKNIK PEMADAMAN
1.Pendinginan (cooling)

Suatu kebakaran dapat dipadamkan dengan mendinginkan permukaan dari

bahan yang terbakar dengan menggunakan semprotan air sampai suhu dibawah

titik nyala. Untuk bahan bakar dengan titik nyala yang rendah seperti bensin,

pendinginan dengan menggunakan bahan air kurang efektif. Pendinginan

digunakan dalam memadamkan kebakaran yang melibatkan bahan bakar

dengan titik nyala yang tinggi.


2.Penyelimutan (Smothering)
Suatu kebakaran dibatasi dengan memutus hubungan
bahan bakar dengan oksigen atau udara yang
diperlukan bagi terjadinya proses pembakaran.
Menyelimuti suatu kebakaran dengan CO 2 atau busa
akan menghentikan supply udara untuk kebakaran.
3.Memisahkan bahan yang dapat terbakar (Starvation)
Metode ketiga untuk memadakan api adalah dengan
memisahkan bahan yang dapat terbakar dengan jalan
menutup aliran bahan bakar yang menuju tempat
kebakaran atau menghentikan supply bahan bakar.
4.  Memutus reaksi rantai kimia (Break chain reaction)
Terjadinya proses pembakaran dari gabungan ketiga unsur
menghasilkan gas-gas lainnya seperti H2S, NH3, HCN (sesuai dengan
benda yang terbakar). Hasil reaksi yang penting adalah atom bebas
O dan H yang dikenal sebagai atom-atom radikal yang membentuk
OH dan pecah menjadi H2 dan O. Atom radikal O dapat membentuk
api lebih besar. Maka cara pemadaman ini adalah dengan memutus
rantai reaksi pembakaran dengan media pemadam api yang bekerja
secara kimia.
Contoh Pengunaan APAR yang berisi CO2
5. Fire Blanket atau selimut api merupakan solusi untuk
memadamkan api yang bersumber dari minyak. Pemadam ini
terbuat dari kain serat kaca yang dilapisi dengan bahan resistan
api. Cara kerjanya adalah dengan  menghentikan suplai udara
ke dalam api. Masih ingat dengan segitiga
api, faktor pembentuk api ? Api dapat terjadi ketika 3 faktor
pembentuk api terpenuhi, yaitu panas, bahan bakar, dan
oksigen. Jika satu saja faktor tidak mencukupi, maka api tidak
akan terbentuk. Pemadam ini bekerja dengan cara menghalau
salah satu faktor segitiga api, yaitu oksigen.
6. Dilusi (DILUTION)
◦ Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.

◦ Menggunakan media gas CO2.

Contoh penggunaan pemakaian APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


APAR
Gambar konstruksi apar Gambar konstruksi apar
(catridge system) (storage pressure)
 Jenis-jenis APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Berdasarkan Bahan pemadam api yang digunakan, APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) dapat digolongkan menjadi beberapa
Jenis. Diantaranya terdapat 4 jenis APAR yang paling umum
digunakan, yaitu :
 1. Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water
 2. Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam (AFFF)
 3. Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical
Powder
 4. Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida / Carbon Dioxide
(CO2)
1. Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water
 APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan
oleh Air dengan tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini
merupakan jenis APAR yang paling Ekonomis dan
cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh
bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain,
Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A).
Tetapi akan sangat berbahaya jika dipergunakan pada
kebakaran yang dikarenakan Instalasi Listrik yang
bertegangan
(Kebakaran Kelas C).
2. Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam (AFFF)
APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan
kimia yang dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film
Forming Foam) yang disembur keluar akan menutupi bahan
yang terbakar sehingga Oksigen tidak dapat masuk untuk
proses kebakaran. APAR Jenis Busa AFFF ini efektif untuk
memadamkan api yang ditimbulkan oleh bahan-bahan padat
non-logam seperti Kertas, Kain, Karet dan lain sebagainya
(Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang dikarenakan oleh
bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti Minyak,
Alkohol, Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).
3. Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder

APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire Extinguisher

terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari  Mono-

amonium danammonium sulphate. Serbuk kering Kimia yang dikeluarkan


akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga memisahkan Oksigen

yang merupakan unsur penting terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry

Chemical Powder ini merupakan Alat pemadam api yang serbaguna

karena efektif untuk memadamkan kebakaran di hampir semua kelas

kebakaran seperti Kelas A, B dan C.

APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan untuk digunakan

dalam Industri karena akan mengotori dan merusak peralatan produksi

di sekitarnya. APAR Dry Chemical Powder umumnya digunakan pada

mobil.
4. Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida /
Carbon Dioxide (CO2)
APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR
yang menggunakan bahan Karbon Dioksida (Carbon
Dioxide / CO2) sebagai bahan pemadamnya.  APAR
Karbon Dioksida sangat cocok untuk Kebakaran
Kelas B (bahan cair yang mudah terbakar) dan Kelas
C (Instalasi Listrik yang bertegangan).
Cara Menggunakan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan)
Untuk mempermudah dalam mengingat proses
ataupun cara penggunaan Alat Pemadam Api, kita
dapat menggunakan singkatan T.A.T.A. yaitu :
1. TARIK Pin Pengaman (Safety Pin) APAR
2. ARAHKAN Nozzle atau pangkal selang ke sumber
api (area kebakaran)
3. TEKAN Pemicu untuk menyemprot
4. AYUNKAN ke seluruh sumber api (area kebakaran)
Rating pada apar
ALAT PEMADAM API BERAT
Alat Pemadam Api Berat Pastinya anda sudah mengerti
bagi anda untuk APAB DAN APAR Alat pemadam api
berat atau APAB. Terutama bagi yang memilki
pekerjaan berhubungan dengan kontruksi bangunan
atau memiliki usaha dibidang properti bangunan. Alat
pemadam kebakaran merupakan salah satu peralatan
yang wajib dipenuhi pada property yang anda miliki.
Untuk menjaga dari Kebakaran yang terjadi APAB
memiliki fungsi yang sama dengan Alat Pemadam ,
yang membedakan antara keduanya yaitu hanya berat
tabung yang digunakan dan juga penempatannya.
 Alat Pemadam Api Berat APAB memiliki beban

perlindungan yang lebih luas jika dibandingkan dengan

APAR karena berkaitan dengan perbedaan berat kedua alat

pemadam api tersebut. bentuknya yang besar berukuran

20 sampai 300kg pada alat pemadam api berat, bertujuan

untuk memadamkan api pada jankauan yang lebih luas

seperti di lpangan SPBU . Karena itu penempatan Alat

Pemadam Api Berat APAB yang sesuai seperti rumah sakit,

perusahaan, pabrik, sekolah, bandara, universitas,

perumahan dan bebepa tempat lainnya. pengertian dari

alat pemadam api berat APAB sendiri sebetulnya sangatlah

luas, untuk penjelasan secara detail dapat kita pelajari

dibawah ini.
ALAT UKUR GAS
A. Pentingnya Deteksi Gas

Banyak jenis gas yang tak diinginkan di area kerja karena


memiliki potensi bahaya. Potensi Bahaya :
1. Kebakaran dan Peledakan
      

2. Toksik (Keracunan) - H2S


      

3. Kekurangan Oksigen 
      

B. Syarat Uji Gas

Uji keberadaan gas diperlukan untuk semua kerja panas (hot work)
dan masuk ke ruang terbatas (confined space) serta beberapa
kerja dingin (cold work). Uji keberadaan gas dilakukan oleh
personal yang telah terlatih.

C. Penanggung Jawab

1. Melakukan cek dan memastikan bahwa instrumen/alat uji gas


      

bekerja dengan baik sebelum digunakan di lapangan.


2. Melaksanakan uji gas pada semua lokasi/posisi kritis. 
      

3. Menyediakan metode kerja aman untuk bekerja di suatu


      

tempat/lokasi, pemakaian APD. 


D. GAS DETECTOR

Gas Detector adalah alat yang digunakan untuk


mendeteksi (mengetahui) keberadaan gas-gas di udara dan
mengukur konsentrasi/kadar gas-gas di udara. Contoh gas-
gas atau uap di udara yang diukur : hidrokarbon (HC),
karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen
sulfida (H2S), oksigen (O2)

E. JENIS GAS DETECTOR


1. Combustible / Flammable.
      

2. Gas Detector (Explosimeter)


      

3. Toxic Gas Detector.


      

4. Oxygen Analyzer
      

5. Combination Gas Detector


      

F. PEMILIHAN GAS DETECTOR


1. Sesuai bahan yang akan diukur
      

2. Efektif dan efisien


      

3. Tingkat ketelitian tinggi


      

4. Mudah dioperasikan (simpel)


      

5. Mudah dikalibrasi
      

6. Suku cadang mudah didapat


      
PEMILIHAN GAS DETECTOR

 Sesuai bahan yang akan diukur


 Efektif dan efisien
 Tingkat ketelitian tinggi
 Mudah dioperasikan (simpel)
 Mudah dikalibrasi
 Suku cadang mudah didapat
G. EXPLOSIMETER
Combustible/ Flammable Gas Detector adalah alat
 yang  digunakan  untuk  mendeteksi  dan mengukur
kandungan gas atau uap suatu zat yang mudah menyala  /
mudah  terbakar di udara. Explosimeter terdiri dari 2 (dua)
jenis :
a. Explosimeter Portable
       

b. Explosimeter fixed
      

Explosimeter Portable 
Pada salah satu sisinya terpasang aspirator bulb untuk
menghisap  contoh  udara,  dan pada  sisi yang lain yang
berlawanan terpasang saluran tempat masuknya contoh
udara. Explosimeter (portable) terdiri dari filament detector
dalam kesatuan sirkuit Jembatan Wheatstone. Sumber
tenaga berasal dari battery 9 Volt (enam buah battery
kering 1,5 Volt DC size D) atau model charge dengan
tegangan listrik 110 / 220 Volt AC.
H. Pengukuran Explosimeter
Hasil pengukuran pada Explosimeter dalam prosentase (%) di bawah LEL
(Lower Explosivity Limit). Dapat dilihat pada meter dalam bentuk skala prosentase
yang ditunjukkan mulai dari 0 % sampai dengan 100 % LEL. 
Data Flamabilitas
NO Material LEL UEL FP {c} AIT
{c}
1 Hydroge 4 75 Gas 585
n
2 Methan 5 15 Gas 538
e
3 Prophan 2 9.5 -104 466
e
4 Naphtha 1.1 5.9 -18 288

5 Diesel 0.7 5 32 - 96 256

6 Fuel Oil 1 5 66 262 -


407
Jembatan Wheatstone.

Kegunaan dari Jembatan
Wheatstone adalah untuk
mengukur nilai suatu hambatan
dengan cara arus yang mengalir
pada galvanometer sama
dengan nol (karena potensial
ujung-ujungnya sama besar).
Sehingga dapat dirumuskan
dengan perkalian silang.
  
PART PER MILLION (PPM) DAN PART PER BILLION (PPB)

Bila larutan sangat encer di gunakan satuan konsentrasi parts per million,

ppm (bagian persejuta =), dan parts per billion ppb (bagian per milliar=).

1 ppm =1mg/kg atau 1 ml/L


Contoh:

1kg sample kacang tanah di analisa untuk mengetahui kandungan cemaran

logam berat Pb. Dari hasil analisa contoh sampel mengandung 5,0g Pb.

Berapa konsentrasi logam Pb dalam ppm?

Jawab:

(Pb) =5g/1kg

=5000mg/kg

=5000 ppm
  
Jenis peralatan yang digunakan

 SCBA
 KOMPRESOR
SCBA
SELF CONTAINS BREATHING
APPARATUS
 Alat Bantu Pernapasan - SELF CONTAINS BREATHING
APPARATUS lebih sering disebut SCBA.
SCAB/SCABA (Self Contain Air Breathing / Apparatus)
SCUBA (Self Contain Underwater Breathing Apparatus)
Peralatan tersebut diatas pada dasar memiliki prinsip
yang sama yaitu sebagai alat bantu pernapasan,
dimana pada saat bekerja pada tempat kerja yang
memiliki kandungan jumlah udara bersihnya dibawah
ambang batas minimal, khususnya oksigen (O2).
Adapun bagian-bagian penting dari SCAB/A atau SCBA / SCUBA
terdiri dari komponen penting, yaitu:

 1. Backpack plate, berfungsi untuk mengakomodasi tabung udara (cylinder)


 2. Reducer Valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan dalam tabung udara
(cylinder) dari tekanan tinggi menjadi tekanan rendah. Tekanan dalam tabung
bervariasi berkisar 150 Bar / 200 Bar / 300 Bar menjadi tekanan rendah yaitu
menjadi 8 Bar
 3. Lung Demand Valve (LDV), berfungsi sebagai bagian penting mengatur
komsumsi pemakaian udara dari tabung dan dihirup melalui masker tertutup
(Full face Mask)
 4. Full Face Mask, sebagai penutup wajah dan hidung untuk terhindar dari
tekanan udara bebas yang terkontaminasii gas beracun atau jumlah oksigen
(O2) kurang dari ambang batas minimal.
 5. Pressure Gauge (Pengukur Tekanan), untuk mengetahui tekanan dalam
tabung udara.
 6. Warning Whistle, pluit penanda sebagai peringatan bahwa
tekanan udara dalam tabung tinggal beberapa saat, untuk
memperingatkan pemakai segera meninggalkan tempat
berbahaya pada tempat yang lebih aman.
Warning visual, bisa berbentuk vibrasi (getaran) atau Sound
(bunyian) kisaran 110dB pada jarak 100 cm. Sehingga mudah
untuk didengar atau dirasakan oleh pemakai.
 7. Cylinder (Tabung Udara), Tabung udara sesuai dengan
perkembangan teknologi, banyak variasi dengan besar dan
kecilnya volume udara dalam tabung. Dan terbuat dari
bermacam bahan mulai dari Alloy (Alumunium), Steel (Baja) dan
Fiber Composite.
 Kapasitas dalam tabung biasanya berkisar: 2L, 3L,
4L, 5L, 6L, 6.8L, atau 9 L
Tekanan dalam tabung berkisar; 150 Bar, 200 Bar,
300 Bar.
Dari besar dan jenis bahan dasar tabung dapat
mempengaruhi durasi pemakaian dan beratnya
peralatan tersebut.
PERHITUNGAN SCBA
 Sebagai contoh tabung terbuat dari seamless steel cylinder
kapasitas 6L dengan tekanan 300 bar, dapat digunakan pada
waktu +/- 45 Menit

Untuk mengetahui durasi pemakaian SCBA atau SCUBA adalah:

Volume udara dalam tabung x Tekanan Tabung


Komsumsi pemakaian dalam pernafasan

Komsumsi Pernapasan dikelompokan:


1. Rendah   : 20 Lpm
2. Medium  : 40 Lpm
3. Tinggi      : 80 Lpm
 Bagian-bagian SCBA
◦ Pengisian botol SCBA dilakukan dengan menggunakan
Air Breathing Compressor bertekanan tinggi yang
dilengkapi dengan filter-filter khusus untuk menyaring
udara dan mengurangi kadar air. Udara yang dihasilkan
compressor ini secara berkala dilakukan uji kandungan,
yang bertujuan untuk memastikan kondisi dan
komposisi udara yang dihasilkan. Selain itu, botol SCBA
juga secara berkala dilakukan Hidro Test untuk
memastikan kondisi dan kekuatan botol terhadap
tekanan.
Rumus waktu penggunaan SCBA adalah sebagai berikut :

Volume botol (liter) X pressure (bar)


Waktu penggunaan = 40 liter/menit

dimana: 40 liter / menit adalah kebutuhan udara rata-rata


seseorang pada saat bekerja berat.

Contoh :
Bila diketahui volume botol = 6.8 liter,

tekanan = 300 bar,

maka : 6.8 liter X 300 bar


Waktu penggunaan = 40

2040
= ———— = 51 menit

40
 Waktu penggunaan SCBA secara optimum adalah hasil
perhitungan dikurangi 10 menit sebagai waktu sebelum
pemakaian masker dan 10 menit waktu cadangan,
sehingga dari contoh tersebut diatas, maka waktu
optimumnya adalah 31 menit.

 SCBA akan mengeluarkan bunyi seperti peluit sebagai


tanda bahwa tekanan
udara dari dalam botol sudah hampir habis dan segera
mengevakuasi diri ke tempat yang aman.
 Hal-hal penting yang berhubungan dengan SCBA diantaranya
adalah :
 • Pastikan SCBA selalu dalam kondisi siap digunakan.
• Pastikan tekanan udara dalam kondisi penuh / sesuai dengan
kapasitasnya.
• Tempatkan SCBA dalam posisi :
– Mudah dijangkau.
– Terhindar dari suhu udara yang panas, karena akan
mengakibatkan pemuaian pada botol sehingga tekanan udara akan
naik.
– Terhindar dari kotoran.
• Pakailah SCBA dengan benar dan cepat, mengingat fungsi SCBA
sebagai peralatan bantu pernafasan pada kondisi darurat karena
paparan gas berbahaya.
 • Lakukan perawatan rutin, jika terdapat kebocoran atau

kerusakan segera laporkan untuk diperbaiki dan dilakukan

pengisian ulang.

• Proses pengisian ulang SCBA akan mengakibatkan botol

menjadi panas,karena perubahan tekanan pada ruang tertutup

akan berbanding lurus dengan perubahan suhu, sehingga

lakukan peredaman panas dengan merendam botol selama

proses pengisian, tujuannya adalah untuk keselamatan kerja

dan mempertahankan kondisi botol tetap dalam suhu stabil,

sehingga ketika pengisian selesai dan botol menjadi dingin,

tekanan udara tetap.


Kompresor
 Pemampat atau kompresor adalah alat mekanik yang
berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida mampu
mampat, yaitu gas atau udara. tujuan meningkatkan
tekanan dapat untuk mengalirkan atau kebutuhan proses
dalam suatu system proses yang lebih besar (dapat system
fisika maupun kimia contohnya pada pabrik-pabrik kimia
untuk kebutuhan reaksi). Secara umum kompresor dibagi
menjadi dua jenis yaitu dinamik dan perpindahan positif
Jenis kompresor :

1. Kompresor dinamik
◦ Kompresor Sentrifugal
◦ Kompresor Axial
2. Kompresor perpindahan positif (possitive
displacement):
A. Kompresor Piston (Reciprocating Compresor)
 Kompresor Piston Aksi Tunggal
 Kompresor Piston Aksi Ganda
 Kompresor Piston Diagfragma
B. Kompresor Putar
 Kompresor Ulir Putar (Rotary Screw Compressor)
 Lobe
 Vane
 Liquid Ring
 Scroll
 Prinsip kerja kompresor udara hampir sama dengan pompa
ban sepeda atau mobil. Ketika torak dari pompa ditarik
keatas, tekanan yang ada di bawah silinder akan mengalami
penurunan di bawah tekanan atmosfir sehingga udara akan
masuk melalui celah katup ( klep) kompresor. Katup (klep)
kompresor di pasang di kepala torak dan dapat
mengencang dan mengendur. Setelah udara masuk ke
tabung silinder kemudian pompa mulai di tekan dan torak
beserta katup (klep) akan turun ke bawah dan menekan
udara,sehingga membuat volumenya menjadi kecil.
 Tekanan udara menjadi naik terus sampai melebihi
kapasitas tekanan di dalam ban, sehingga udara yang
sudah termampat akan masuk melalui katup (pentil).
Setelah di pompa terus menerus tekanan udara di dalam
ban menjadi naik. Proses perubahan volume udara yang
terletak pada silinder pompa menjadi lebih kecil dari
kondisi awal ini di sebut proses pemampatan
(pengkompresan udara) Kompresor udara di bagi menjadi
dua bagian, yaitu Dynamic Compressor dan Displacement
Compressor.
 Dynamic Compressor menggunakan vane atau impeller yang
berputar pada kecepatan tinggi sehinggah menghasilkan
volume udara kompresi yang besar. Dynamic Compressor
memiliki dua jenis, yaitu kompresor sentrifugal (radial flow)
dan aksial.
 Compresor sentrifugal menggunakan sistem dengan putaran
tinggi. Udara yang masuk melalui tengah tengah inlet
kompresor di alirkan melalui impeller yang berputar di dalam
volute casing sebelum keluar menuju outlet kompresor.
 Kompresor aksial menggunakan sistem putaran dinamis yang
memiliki serangkaian kipas airfoil yang berfungsi untuk
menekan aliran fluida. Kompresor aksial biasanya di gunakan
untuk turbin gas/udara seperti mesin kapal kecepatan
tinggi,mesin jet,dan pembangkit listrik skala kecil.
.

                                                  
Penanganan First aid
 Menggunakan peralatan komunikasi
 Menggunakan peralatan pemantau udara ( gas detector )
 Bersertifikat sebagai gas tester
 Menggunakan alat bantu pernafasan ( Emergency Escape Breathing
Apparatus–EEBA
 Contained Breathing Apparatus ( SCBA )
 Emergency and rescue procedure
TERIMA KASIH
http://artikel-k3.blogspot.com/2015/11/confined-
space-bekerja-diruang-terbatas-bahaya-
pengendaliannya.html

https://nuruddinmh.wordpress.com/2012/03/14/
potensi-bahaya-pekerjaanconfined-space/

Anda mungkin juga menyukai