Disusun oleh : 1. Niko Ismanto 2. Novendi Dwi W 3. Achmad Prasetyo Utomo
PROGRAM STUDI S1 / TEKNIK MESIN
Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe Cepu Jl.Kampus Ronggolawe Blok B No.1 Mentul Cepu DISLOKASI
Dislokasi adalah suatu pergeseran atau pergerakan atom-
atom di dalam sistem kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan deformasi plastis (perubahan dimensi secara permanen), kekuatan ( strength ) dan keuletan ( ductility ) atom di dalam melalui tingkat kesulitan atau kemudahan gerakan dislokasi di dalam sistem kristal logam JENIS DISLOKASI
Dislokasi dibedakan atas 2 jenis, yaitu :
1. Dislokasi sisi, ( Terjadinya dislokasi
tepi ini akibat tegangan geser (τ) searah dengan garis dislokasi ) 2. Dislokasi ulir, ( Pada gambar b, merupakan dislokasi ulir. Terjadinya dislokasi ulir akibat gerakan garis dislokasi yang saling tegak lurus dengan tegangan geser ) KONSEP DISLOKASI
Kerapatan dislokasi dalam suatu material dapat ditingkatkan oleh
deformasi plastik.
Proses deformasi plastik yang dihasilkan oleh gerakan dislokasi
disebut slip; bidang kristalografi sepanjang garis dislokasi yang dilintasi adalah bidang slip.
Dislokasi terbentuk pada saat pembekuan material, selama proses
deformasi plastis dan karena tegangan termal pada proses pendinginan cepat. MEKANISME DISLOKASI Seperti ditunjukkan pada Gambar berikut :
Dislokasi di atas merupakan dislokasi sisi. Yang bergerak akibat adanya
energi mekanik yang diberikan oleh tegangan. Arahnya sesuai dengan arah tegangan tersebut, sehingga dislokasi bergerak seperti pada gambar A sampai dengan gambar C yang membentuk kristal yang sempurna dan tidak memiliki dislokasi. Deformasi plastik Makroskopik hanya sesuai dengan deformasi permanen yang hasil dari pergerakan dislokasi, atau slip, sebagai respons terhadap sebuah tegangan geser yang diberikan. Seperti ditunjukan gambar berikut :
Analogi antara gerakan Ulat dan gerakan Dislokasi
KARAKTERISTIK DISLOKASI Beberapa karakteristik dislokasi berpengaruh kepada sifat mekanik material. Termasuk medan regangan yang berada disekitar dislokasi yang akan menentukan mobilitas dislokasi dan kemampuan untuk bertambahnya dislokasi. Jika logam mengalami deformasi, 5% energi deformasi tetap berada pada material, sisanya menjadi panas.. Sebagian besar energi yang disimpan tsb berupa energi regangan dan berada disekitar dislokasi. Energi regangan berupa tekan, tarik dan geser. SISTEM SLIP
Gerakan dislokasi pada suatu bahan tidak
sama ketiap arah, ada bidang yang disukai ( prefer plane ) untuk terjadi gerakan dislokasi, bidang ini disebut bidang slip sedangkan arah gerakan disebut arah slip. Gabungan dari keduanya disebut sistem slip. Slip biasa terjadi pada bidang terpadat dan slip juga tergantung pada struktur kristal logam. DEFORMASI
Deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran objek
diterapkan karena adanya gaya. Ini bisa menjadi hasil dari tarik ( menarik ) kekuatan, tekan ( mendorong ) kekuatan, geser, membungkuk atau torsi ( memutar ). Deformasi sering digambarkan sebagai strain.
Deformasi dibedakan menjadi 2 macam :
1. Deformasi elastis, perubahan bentuk yang terjadi bila ada gaya yang berkerja, serta akan hilang bila bebannya ditiadakan (benda akan kembali kebentuk dan ukuran semula). 2. Deformasi plastis, perubahan bentuk yang permanen, meskipun bebannya dihilangkan. PERBEDAAN DEFORMASI ELASTIS DAN PLASTIS SECARA SKEMATIKA
Dalam suatu diagram tegangan-regangan dpt dilihat pd gambar di bawah
ini. Bila suatu benda dikenai beban sampai daerah plastis, maka perubahan bentuk yg terjadi adl gabungan antara deformasi elastis dan plastis. Bila beban yang bekerja ditiadakan, maka deformasi elastis akan hilang juga, sehingga yang tertinggal adalah deformasi plastis.
Deformasi elastis dan plastis pada kurva tegangan-regangan
MEKANISME DEFORMASI SECARA MICRO Secara mikro, perubahan bentuk baik deformasi elastis maupun plastis disebabkan oleh bergesernya kedudukan atom-atom dari tempatnya semula. Pada deformasi elasitis adanya tegangan akan menggeser atom-atom ke tempat kedudukannya yang baru, dan atom-atom tersebut akan kembali ke tempatnya yang semula bila tegangan tersebut ditiadakan. Jarak pergeseran atom secara elastis, tidak kurang dari 0,5%. Sedangkan pada deformasi plastis, atom-atom yang bergeser menempati kedudukannya yang baru dan stabil, meskipun beban (tegangan) dihilangkan. KLASIFIKASI BERDASARKAN TEMPERATUR PENGERJAAN
Pengaruh temperatur terhadap proses-proses pembentukan adalah hal
mengubah sifat-sifat dan prilaku material. Secara umum kenaikan temperatur akan mengakibatkan turunnya kekuatan material, naiknya keuletan dan turunnya laju pengerasan regangan yang mana perubahannya tersebut mengakibatkan kemudahan material untuk deformasi. Berdasarkan temperatur material pada saat deformasi , proses pembentuka logam dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Pengerjaan panas (Hot working)
2. Pengerjaan dingin (Cold working) PROSES PENGERJAAN PANAS Pengerjaan panas adalah proses pembentukan logam yang mana proses deformasinya dilakukan dibawah kondisi temperatur dan laju regangan dimana proses rekritalisasi dan deformasi terjadi bersamaan. Dalam proses deformasi pada temperatur tinggi terjadi peritiwa pelunakan yang terus menerus, khususnya akibat terjadinya rekristalisasi. Akibat yang konkret ialah bahwa logam bersifat lunak pada temperatur tinggi. Kenyataan inilah yang membawa keuntungan-keuntungan pada proses pengerjaan panas. Yaitu bahwa deformasi yang diberikan kepada benda kerja dapat relative besar. Hal ini disebabkan karena sifat lunak dan sifat ulet, sehingga gaya pembentukan yang dibutuhkan relative kecil, serta benda kerja mampu menerima perubahaan bentuk yang besar tanpa retak. PROSES PENGERJAAN DINGIN Proses pengerjaan dingin didefinisikan sebagai proses pembentukan yang dilakukan pada daerah temperatur dibawah temperatur rekristalisasi. Dalam praktek memang pada umumnya pengerjaan dingin dilakukan pada temperatur kamar, atau dengan lain perkataan tanpa pemanasan benda kerja. Untuk selanjutnya daerah temperatur dibawah temperature rekristalisasi disebut sebagai daerah temperatur rendah. Pada kondisi ini pada logam yang diderformasi terjadi peristiwa pengrasan regangan. Logam akan bersifat semakin keras dan kuat tetapi semakin getas bila mengalami deformasi. Hal ini menyebabkan relatif kecil deformasi yang dapat diberikan pada proses pengerjaan dingin. Bila dipaksakan adanya suatu perubahan bentuk yang besar, maka benda kerja akan retak akibat sifat getasnya. KEUNTUNGAN PROSES PENGERJAAN DINGIN Tidak perlu pemanasan Permukaan akhir lebih baik
Pengaturan dimensi lebih bisa terkendali, sehingga walaupun
ada sangat sedikit sekali proses pemesinan lanjut Produk yang dihasilkan mempunyai reproducibility (mammpu diproduksi kembali dengan kualitas yang sama) interchangeability (mampu tukar) yang lebih baik Kekuatan, kekuatan lelah (fatigue strength) dan ketahanan ausnya lebih baik Sifat-sifat terarah (directional properties) dapat dimunculkan
Masalah kotaminasi dapat dikurangi
KERUGIAN PROSES PENGERJAAN DINGIN Diperlukan gaya yang besar untuk melakukan deformasi Perlu peralatan yang berat dan berdaya besar
Produk menjadi kurang ulet
logam harus bersih dan bebas kerak
Terjadi pengeras regangan (strain hardening) sehingga
perlu poses pelunakan (annealing) antara proses bila digunakan proses deformasi Rusaknya directional properties
Timbulnya tegangan sisa
PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP SIFAT LOGAM
Deformasi akan menyebabkan naiknya kekerasan, naiknya
kekuatan, tatapi disertai dengan turunyanya keuletan Untuk mengembalikan logam kesifat semula (lunak dan ulet) perlu dilakukan proses pemanasan terhadap benda kerja yang telah mengalami pengerjaan dingin. Jadi Prinsip dasarnya ialah bahwa pemanasan terhadap benda kerja yang telah mengalami deformasi akan menurunkan kerapatan dislokasinya. PENGARUH DEFORMASI PLASTIS TERHADAP STRUKTUR MICRO BAJA
Selain terjadi perubahan sifat mekanik, besarnya deformasi
yang diterapkan pada bahan baja juga berpengaruh thd perubahan struktur mikro baja. Perubahan yang terjadi tampak jelas melalui pengamatan secara mikroskopik.
Besarnya deformasi yang telah dialami oleh baja dinyatakan
dengan perubahan luas area penampang dan dinyatakan dengan derajat reduksi. Gambar ini menunjukan struktur mikro dari baja seri 1008 yang mengalami deformasi dgn derajat reduksi berbeda antara 23 -64 %. Deformasi yg diterapkan pada baja seri 1008 tesebut adalah cold working / proses penarikan kawat.
Nilai o% adl baja sebelum deformasi, sedangkan nilai 23 - 64% adalah
nilai besarnya derajat deformasi yang dinyatakan dalam persentasi perubahan penampang area. HUBUNGAN ANTARA DEFORMASI DENGAN DISLOKASI
Akibat adanya tegangan, maka dislokasi akan bergerak menuju
permukaan luar, sehingga terjadi deformasi. Selama bergerak, dislokasi – dislokasi tersebut bereaksi satu dengan yang lainnya. Hasil reaksinya ada yang mudah bergerak dan ada pula yang sukar bergerak. Hasil reaksi yang sukar bergerak justru akan berfungsi sebagai sumber dislokasi baru, sehingga kecepatan dislokasi akan bertambah (dari 106 : 108 dislokasi per cm2 dapat naik menjadi 1010 :1011 dislokasi per cm2 ). Akibat naiknya kerapatan dislokasi, maka gerakan dislokasi akan lebih sulit akibat makin banyaknya hasil reaksi yang sukar bergerak. Akibat nyata dari sukarnya gerakan dislokasi adalah naiknya kekuatan logam. SEKIAN PRESENTASI DARI KAMI, APABILA ADA ADA KATA-KATA YANG KURANG DIPAHAMI DAN SELEBIHNYA KAMI MOHON MAAF …