ABSTRAK
Perkembangan industri minyak dan gas bumi di Indonesia yang semakin pesat serta untuk
meningkatkan keselamatan dalam suatu pekerjaan yang dapat memaksimalkan hasil kerja dan
aset pemerintah ditentukan oleh perawatan dan pemeriksaan rutin dengan cara inspeksi untuk
menjamin peralatan yang bekerja selalu dalam kondisi aman pada saat digunakan dengan tidak
mengurangi performa dari peralatan itu sendiri. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka
penulis terdorong untuk melakukan penelaahan laporan mengenai salah satu alat yang penting
dalam industri migas yang dipergunakan sebagai alat bantu angkat hook pada pesawat angkat,
jika tidak dilakukan pemeriksaan dengan benar maka alat tersebut tidak dapat mengangkut
beban ataupun pada saat pengangkatan beban maka mulut hook tersebut terbuka, dan alat
yang diangkat dapat menimpa pekerja yang pada saat itu ada dibawah. Metode penulisan yang
digunakan adalah melalui studi literatur, dimana Penulis menyadur dari beberapa sumber yang
berhubungan dengan hook pada pesawat angkat dan mencari referensi tata cara pemeriksaan
alat bantu hook itu sendiri serta standar perbaikan atau penggantian sebelum melanjutkan
untuk mengunakan hook yang berdasar ASME B.30.10 mengenai removal kriteria hook.
Ketika persyaratan yang lebih ketat untuk hook dinyatakan dalam standar untuk peralatan
khusus, maka harus memenuhi ketentuan klasi kasi pemeriksaan awal, pemeriksaan rutin dan
pemeriksaan berkala terutama di area kritis pada hook dengan metode uji visual dan uji non
destructive test untuk menjaga performa dari alat tersebut.
Swara Patra 29
Gambar 1. Komponen-komponen Hook
4. Pembuatan Hook
Gambar 2. Mata Kait Tunggal Proses penempaan secara terbuka (open die-
forging), cetakan memiliki bentuk geometris
b. Ramshorn Hooks : sederhana (misalnya paralel datar, setengah
Hooks jenis ini mempunyai dua mata kait dan lingkaran). Open die-forging biasanya diguna-
untuk kapasitas sama dapat dibuat mata kait kan untuk benda kerja besar. Penempaan me-
yang lebih kecil dibandingkan single hooks. miliki struktur butiran dan kombinasi terbaik
Pengawasan terhadap uliran dan panjangnya dari sifat mekanik.
serta tegangan tarik-tekan yang terjadi sama Kait yang besar dibuat dengan proses open
seperti pada single hooks. Tetapi pada hooks die-forging karena bentuk yang besar sulit
jenis ini ada kemungkinan beban yang diang- untuk dilakukan closed die forging karena
kat mengakibatkan beban yang tidak sama proses pembuatan cetakannya sulit. Proses
pada tiap mata kait. Hal ini terjadi bila kedu- open die-foging yang dilakukan untuk mem-
dukan sling tidak simetris. Cocok digunakan buat kait (hook) yang besar dari ingot dipanas-
untuk mengait webbing sling. Lihat gambar 3. kan sehingga ingot berubah menjadi merah
Gambar 3. Ramshorn Hook menyala, lalu dilakukan proses penempaan
menggunakan sebuah mesin pressure.
c. Triangle Eye Hooks
Dilakukan hal berulang-ulang hingga mem-
Hooks jenis ini untuk beban-beban besar, se- bentuk produk yang diinginkan. Untuk pem-
dang slings untuk pengangkat beban harus da- buatan hook besar tidak menggunakan dies
pat masuk ke dalam lubang hooks ini.. Lihat (cetakan) yang rata melainkan dies yang ber-
gambar 4. bentuk roda untuk mempermudah proses
pembuatan lengkungan (pengait) dibagian
bawah.
Gambar 4. Triangle Eye Hooks Sedangkan kait yang kecil dibuat dengan cara
Swara Patra 31
tidak ada, maka crane tidak dapat digunakan. sampai bulanan
- Pemakaian Sangat Berat – Setiap
2. Prosedur Inspeksi Pada Hook
hari sampai mingguan
Prosedur Inspeksi pada hook berkaitan de-
4) Kondisi yang menyebabkan hook diremo-
ngan pemeriksaan serti kasi peralatan dan
val atau kondisi lain yang dapat menga-
maintenance record. Hal ini diperlukan untuk
kibatkan bahaya sehingga hook dihapus
menjaga keamanan dan keselamatan dalam
dari pemakaian. Hooks tidak akan dikem-
pekerjaan. Untuk memenuhi standar prosedur
balikan ke pemakaian sampai dengan di-
tersebut maka dilakukan beberapa pemeriksa-
setujui kembali oleh orang yang meme-
an sebagai berikut sehingga hook layak dan
nuhi syarat.
aman untuk digunakan. Adapun pemeriksaan
tersebut antara lain : c. Inspeksi Berkala
b. Identi kasi bebannya hilang atau tidak b. Hooks memiliki kerusakan atau keausan
terbaca sebagaimana dibawah ini harus diperba-
iki atau diganti :
c. Pitting berlebihan atau korosi
1) Retak, goresan, dan gouges. Perbaik-
d. Retak, goresan, atau gouges
an retak, goresan, dan gouges harus
e. Aus = setiap keausan melebihi 10% (atau dilakukan oleh orang yang ditunjuk
seperti yang direkomendasikan oleh pro- dengan menggerinda longitudinal,
dusen) dari dimensi bagian asli dari hook mengikuti kontur hook, dengan keten-
atau pin muatannya tuan tidak ada pengurangan dimensi
f. Deformasi = setiap tikungan tampak jelas lebih dari 10% (atau seperti yang di-
atau twist dari bidang lurus hook rekomendasikan oleh pabrikan) dari
g. Pembukaan mulut hook – distorsi menye- penampang lainnya.
babkan peningkatan dalam pembukaan 2) Keausan melebihi 10% (atau seperti
mulut hook dari 5% dan tidak melebihi yang direkomendasikan oleh produ-
¼ inch (6 mm) (atau seperti yang direko- sen) dari penampang asli
mendasikan oleh produsen)
3) Setiap lekukan tampak jelas atau pun-
h. Ketidakmampuan untuk mengunci = se-
tiran dari bidang lurus hook
tiap hook self-locking yang tidak mengun-
ci 4) Setiap distorsi menyebabkan pening-
i. Latch berfungsi (jika diperlukan) = seti- katan pembukaan mulut hook lebih
ap latch rusak atau latch rusak yang tidak dari 5%, tidak melebihi ¼ inch (6
menutup mulut hook mm) (atau seperti rekomendasi produ-
sen)
j. Rusak, hilang, tidak berfungsinya latch
atau rusaknya hook attachment dan alat 5) Ketidakmampuan self-locking hooks
pengaman untuk mengunci.
k. Ulir aus, kerusakan, atau korosi - Latch (kait) hook yang tidak da-
l. Bukti paparan panas yang berlebihan atau pat dioperasikan harus diperbaiki,
Swara Patra 33
diganti atau dihapus jika tidak di- digunakan untuk melihat keausan, puntiran,
perlukan. dan goresan ataupun cacat yang terjadi pada
hook terutama didaerah kritis dengan meng-
- Jika latch tidak bisa dioperasi dan
gunakan alat bantu sederhana maupun de-
tidak dapat segera diperbaiki atau
ngan cairan penetran test.
diganti, hook harus cukup longgar
untuk menahan beban sampai lat- Langkah-langkah untuk melakukan penetran
ch diperbaiki atau diganti. test sebagai berikut :
- Ketika menyusun kembali kait 1) Siapkan peralatan penetrant test dan pro-
shank, metode pengamanan asli sedur standar yang digunakan misalkan
atau rekomendasi pabrikan harus ASME V Prosedur untuk non destructive
diikuti. test.
- Semua komponen pengganti seti- 2) Pembersihan pada area uji dengan meng-
daknya harus sebanding dengan gunakan sikat kawat/amplas/gerinda, ke-
spesi kasi pabrik asli. mudian bersihkan permukaan material
atau sambungan yang akan diperiksa de-
5. Area Kritis pada Hook ngan menggunakan cleaner atau solvent.
Beberapa area kritis pada hook terdapat di 3) Berikan cairan penetran ke permukaan
lima tempat yang memungkinkan terjadinya atau sambungan yang akan diperiksa dan
keausan ataupun kerusakan. Dan posisi ke- tunggu selama 7 menit (penetrating dwell
mampuan kait dalam mengangkat beban ber- times)
gantung dari operator yang cakap dalam me- 4) Bersihkan sisa cairan penetrant dengan
laksanakan kerja. menggunakan lap yang telah disemprot-
kan cleaner
Hook akan memberikan kemampuan maksi-
mum, apabila posisi hook benar-benar tegak 5) Berikan cairan developer pada permuka-
lurus (100% Kemampuan an yang telah dibersihkan cairan penet-
rannya.
Angkat Beban Aman), apabila posisi hook
6) Interpretasi dan dokumentasikan apabila
tidak tegak lurus akibat tegangan sling yang
ada cacat yang timbul
tidak seimbang, maka kemampuan hook ber-
kurang. 7) Lihat keberterimaan/ accepted criteria ca-
cat yang muncul dengan menggunakan
standar keberterimaan yang digunakan
Gambar 6. Area Kritis pada Hook dan berikan rekomendasi tentang mate-
rial atau peralatan yang diperiksa.
8) Lakukan post cleaning atau bersihkan
Gambar 7. Posisi Kemampuan Hook kembali material dari cairan developer
sampai bersih, karena cairan penetran
dan developer memiliki sifat yang sangat
korosif terhadap material yang diperiksa.
6. Prosedur Pengujian dengan metode
Non Destructive Examination
a. Penetran Test
Gambar 8. Pengujian dengan Penetran Te
Metode pengujian ini merupakan cara yang
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi No. 84.K/38/DJM/1998 tentang Pedoman
dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang
Dipergunakan dalam Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan
Sumber Daya Panas Bumi
ASME B30.10 Hooks (Proposed revision of ASME B30.10-2009)
Anggi Kurniawan, 2014. Analisa kekuatan struktur crane hook dengan perangkat lunak elemen
hingga untuk pembebanan 20 Ton.
Swara Patra 35
http://khairulamriengineering.blogspot.co.id/2012/01/penetran-test.html
https://www.scribd.com/document/346530802/crane-hook
https://www.slideshare.net/govindakumar2/02-forging