KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA LISTRIK
 BIODATA
NAMA : Nurul Kamal, S.T, M.Sc
TEMPAT/TGL. LAHIR : Banda Aceh, 23 Maret 1969
AGAMA : Islam
ALAMAT : Lr. Teuku Daud Silang No. 03 Gp. Rukoh, Banda Aceh
23112
STATUS : Kawin
PENDIDIKAN : MIN Banda Aceh
: MTsN I Banda Aceh
: SMAN 3 Banda Aceh
: S.1 Teknik Mesin, FT – Unsyiah
: S.2 Teknik Material & Sumber Mineral, USM, Pulai Pinang,
Malaysia.
Pendahuluan :
Listrik Adalah Satu Bentuk Sumber Daya Atau Energi
Potensial Yang Sanggub Untik Melakukan Usaha Atau Kerja Yang
Dapat Memberikan Banyak Manfaat Untuk Menunjang Aktivitas Di
Berbagai Sektor Kegiatan, Daya Listrik Sangat Ideal Dan Praltis,
Dapat Dimanfaatkan Sebagai Tenaga Penggerak Mekanik, Pemanas,
Pencahayaan Dan Lain – Lain Sebagainya.
Disisi Lain Listrik Dapat Menimbulkan Bahaya Atau
Bahkan Bencana Yang Dapat Merugikan Apabila Perancangan,
Pemanfaatan Sistim Tenaga Listrik Tidak Mengikuti Kaidah –
Kaidah Tehnik Kelistrikan.
 Perkembangan Tehnologi Yang Sangat Pesat Dan Modrent
Dibidang Kelistrikan, Pembangunan Gedung Perkantoran, Pasar,
Tempat Tinggal, Gedung Industri, Dan Penyimpanan Bahan – Bahan
Yang Mudah Terbakat Yang Penggunaannya Sangat Luas, Baik Untuk
Kehidupan Manusia, Maupun Keperluan Industri, Tuntutan Pelayanan
Yang Lebih Efektif Dan Efisien, Maka Fungsi Instalasi Listrik,
Penggunaan Lift, Dan Perlindungan Dari Sambaran Petir Menjadi
Sangat Penting, Untuk Itu Diperlukan Pengawasan Yang Dimulai Dari
Tahap Perencanaan, Pembuatan, Dan Pemakaian Instalasi Listrik, Lift
Dan Instalasi Petir Harus Dilakukan Secara Efektif
 K 3 BIDANG LISTRIK

INSTALASI LISTRIK INSTALASI PETIR INSTALASI LIFT KEBAKARAN

 DASAR HUKUM
1. UNDANG UNDANG DASAR 1945.
a. PASAL 27 AYAT ( 2 ).
“ TIAP-TIAP WARGA NEGARA BERHAK ATAS PEKERJAAN DAN
PENGHIDUPAN YANG LAYAK BAGI KEMANUSIAAN “
b. PASAL 28 D AYAT ( 2 ).
“ SETIAP ORANG BERHAK UNTUK BEKERJA SERTA MENDAPAT
IMBALAN DAN PERLAKUAN YANG ADIL DAN LAYAK
DALAM HUBUNGAN KERJA
( catatan setelah perubahan kedua UUD 1945 )
 UNDANG UNDANG NO.13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN.

PASAL 86 AYAT ( 1 )
“ SETIAP PEKERJA/BURUH MEMPUNYAI HAK UNTUK
MEMPEROLEH PERLINDUNGAN ATAS :
a. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
b. MORAL DAN KESUSILAAN ; DAN
c. PERLAKUAN YANG SESUAI DENGAN HARKAT DAN
MARTABAT MANUSIA SERTA NILAI NILAI AGAMA
PASAL 86 AYAT ( 2 ).

“ UNTUK MELINDUNGI KESELAMATAN

PEKERJA/BURUH GUNA MEWUJUDKAN
PRODUKTIVITAS KERJA YANG OPTIMAL
DISELENGGARAKAN UPAYA KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA “

PASAL 86 AYAT ( 3 ).

“ PERLIDUNGAN SEBAGAIMANA AYAT (1) DAN

AYAT (2) DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN
PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN YANG
BERLAKU “.
 Dasar hukum :

2. Undang undang No 1 tahun1970

Keselamatan Kerja

PASAL 2 AYAT (1)

YANG DIATUR OLEH UNDANG UNDANG INI
IALAH KESELAMATAN KERJA DALAM
SEGALA TEMPAT KERJA, BAIK DIDARAT, DI
DALAM TANAH, DIPERMUKAAN AIR, DI
DALAM AIR MAUPUN DI UDARA, YANG
BERADA DI DALAM WILAYAH KEKUASAAN
HUKUM REPUBLIK INDONESIA
PASAL 2 AYAT (2).

“ KETENTUAN – KETENTUAN DALAM AYAT

(1) TERSEBUT BERLAKU DALAM TEMPAT
KERJA “ :

Sub.Q

“ Dibangkitkan, diubah, dikumpulkan listrik,

gas,minyak dan air.
 Dasar hukum :

Undang undang No 1 tahun 1970

Keselamatan Kerja

Pasal 3 ayat (1) huruf q

(Objective)

Dengan peraturan perundangan

ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya
 Dasar hukum :
3. Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja

Peraturan
Menteri Tenaga Kerja &
Transmigrasi RI

No Kep 75/Men/2002

Pemberlakuan
PUIL 2000
4. PERATURAN MENTERI TENAG KERJA NO,
PER.03/MEN/1999,TENTANG SYARAT – SYARAT K3
UNTUK PENGANGKUTAN ORANGBARANG

5. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO.PER-

02/MEN/1989, TENTANG PENGAWASAN INSTALASI
PENYALUR PETIR.

6. KEPMENAKERR NO. KEP-407/M/BW/1999,TENTANG

KOPETENSI TEHNISI LIFT.

7. KEPUTUSAN DIRJEN BINAWAS NO. KEP-311/BW/2002

TENTANG SERTIFIKASI KOPETENSI K3 BAGI THE-
NISI LISTRIK.
TUJUAN PEMBELAJARAN :

1. MENDAPATKAN PANDANGAN YANG SAMA

TENTANG INSTALASI LISTRIK, LIFT LISTRIK
DAN INSTALASI PENYALUR PETIR.

2. MEMAHAMI DAN MENGETAHUI MASALAH

INSTALASI LISTRIK, PESAWAT LIFT, DAN
INSTALASI PENYALUR PETIR.

3. MAMPU DAN DAPAT MELAKUKAN

PENGAWASAN INSTALASI LISTRIK, LIFT,
LISTRIK DAN INSTALASI PENYALUR PETIR.
RUANG LINGKUP :

1. NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA LISTRIK KHUSUSNYA MENGENAI
INSTALASI LISTRIK YANG MELIPUTI :
A. TEMPAT KERJA YANG MENGGUNAKAN
PEMBANGKIT LISTRIK SENDIRI ( PLS )
ADALAH DARI MULAI PEMBANGKIT
LISTRIKNYA SENDIRI, DISTRIBUSI DAN
SAMPAI PEMANFAATAN LISTRIKNYA.
B. TEMPAT KERJA YANG MENGGUNAKAN
LISTRIK DARI PLN DAN JUGA MEMAKAI
PEMBANGKIT SENDIRI ADALAH DARI
MUALI KWH METER, DISTRIBUSI HINGGA
PEMANFAATAN LISTRIKNYA.
2. NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA LIFT, KHUSUSNYA MENGENAI MOTOR
MOTOR LISTRIK DAN PERALATANNYA.

3. NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN

INSTALASI PENYALUR PETIR NON RADIO
AKTIF YANG DIPASANG PADA BANGUNAN
TEMPAT KERJA.
ISTILAH-ISTILAH:
1. INSTALASI LISTRIK ADALAH : SUSUNAN
PERLENGKAPAN LISTRIK YANG BERTALIAN
SATU DENGAN YANG LAIN SERTA MEMILIKI
CIRI TERORGANISASI UNTUK MEMENUHI
SATU ATAU SEJUMLAH TUJUAN TERTENTU.
2. PEMBANGKIT LISTRIK ADALAH : SUATU PERALATAN
TERDIRI DARI PENGGERAK MULA DAN GENERATOR,
YANG MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK UNTUK
PENERANGAN DAN SUMBER TENAGA.
3. DISTRIBUSI IALAH : ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN DARI
PEMBANGKIT SERTA DISALURKAN MELALUI TRANSMISI KEMUDIAN
DIBAGI – BAGIKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN BEBAN MELALUI
INSTALASI LISTRIK.
4. PERALATAN LISTRIK ADALAH : KESELURUHAN
PERALATAN YANG MENGGUNAKAN ENERGI LISTRIK
MAUPUN YANG MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK
CONtoh MOTOR LISTRIK, GENERATOR, STRIKA, BOR,
TRANSFORMATOR, DAN LAIN LAIN
5. PENGAMAN IALAH : PERLENGKAPAN LISTRIK YANG
DIGUNAKAN UNTUK MENGAMANKAN JARINGAN,
RANGKAIAN DAN PERALATAN LISTRIK CONTOH : MCB,
ZEKRING ( PENGAMAN LEBUR ), SAKLAR, KOTAK
KONTAK, DAN LAIN LAIN.
6. LIFT LISTRIK ADALAH : PESAWAT DAN PERALATAN
YANG MEMPUNYAI SANGKAR BERGERAK MENGIKUTI
REL – REL PENGANTAR TEGAK LURUS YANG DIPASANG DI
DALAM BANGUNAN DAN DIPERGUNAKAN UNTUK
MENGANGKUT ORANG DAN BARANG ATAU KHUSUS
BARANG.
7. INSTALASI PENYALUR PETIR IALAH :
SELURUH RANGKAIAN PENYALUR PETIR
YANG TERDIRI DARI PENERIMA, HANTARAN
PENURUNAN, PEMBUMIAN, TERMASUK
PERLENGKAPAN YANG DIPERUNTUKKAN
UNTUK MELINDUNGI KESELAMATAN MANU
SIA DAN KEAMANAN HARTA BENDA TERHA
DAP SAMBARAN PETIR.
 SEJARAH STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88
 Persyaratan Umum
Instalasi Listrik
Peluncuran perdana 24-10-
2001

Ditetapkan
Sebagai Standar Wajib
Kep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral
No. : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun
 PENGERTIAN

Instalasi listrik adalah bangunan mulai dari

pembangkit tenaga sampai titik
penggunaan akhir

Peralatan listrik adalah setiap alat pemakai

listrik

Perlengkapan listrik adalah komponen-

komponen yang diperlukan pada jaringan
instalasi
HAL – HAL YANG DIATUR DALAM PUIL :

- BAGIAN 1 : PENDAHULUAN, RUANG LINGKUP.

- BAGIAN 2 : PERSYARATAN DASAR .

- BAGIAN 3 : PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN.

- BAGIAN 4 : PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK,

- BAGIAN 5 : PERLENGKAPAN LISTRIK.

- BAGIAN 6 : PAPAN HUBUNG BAGI ( PHB ) DAN

KOMPONENYA.

- BAGIAN 7 : PENGHANTAR DAN PEMASANGANNNYA.

- BAGIAN 8 : RUANG KHUSUS.

- BAGIAN 9 : PENGUASAAN INSTALASI LISTRIK.

( LAMPIRAN – LAMPIRANT LAINNYA ).

SYARAT – SYARAT KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA :

> BAGIAN 1.5.1 : INSTANSI YANG BERWENANG.

> BAGIAN 9.5.3.1 : ORANG YANG DIBERI TANGGUNG

JAWAB HARUS MEMAHAMI K3.
( PERANCANG, PEMASANG, PEME
RIKSA DAN PENGUJI ).

> BAGIAN 9.5.3.2 : ORANG YANG MENGAWASI PEMA

SANGAN INSTALASI LISTRIK.

> BAGIAN 9.10.4 : PENGUSAHAAN LISTRIK > 200 KVA

HARUS MEMILIKI ORGANISASI
YANG BERTANGGUNG JAWAB
KHUSUS
KECELAKAAN AKIBAT LISTRIK DAPAT
MENGAKIBATKAN :

1. KECELAKAAN MANUSIA.

2. KERUSAKAN INSTALASI SERTA PERLENGKAPAN.

3. KERUGIAN :

* KERUGIAN MATERI ( DALAM RUPIAH ) AKI

BAT KERUSAKAN INSTALASI, BANGUNAN,
BESERTA ISINYA.

* TERGANGGUNYA PROSES PRODUKSI.

* MENGURANGI KENYAMANAN, MISALNYA

LAMPU PADAM, AC MATI, SUPLAI AIR TER
GANGGU DAN LAIN - LAINNYA.
 BAHAYA YANG DAPAT
TIMBUL KARENA LISTRIK

Tegangan sentuh yang

berbahaya:
N > 50 V di ruang normal,
N > 25 V di ruangan lembab
3. BAHAYA MEKANIK :
BAHAYA MEKANIK YANG TIMBUL ADALAH PADA
KOPLING ( SAMBUNGAN ) ANTARA MOTOR
DIESEL DENGAN GENERATORNYA.

HARUS DIBUAT TUTUP

PENGAMANNHA.

MOTOR DIESEL
4. GANGGUAN KESEHATAN PADA PEMBANGKIT
LISTRIK ANTARA LAIN :

1. PENGLIHATAN, KARENA KURANGNYA CAHAYA

DIRUANG KAMAR MESIN

2. KEBISINGAN, YANG MELEBIHI NAB. ( 85 dB ) SE

KALA, A. UNTUK WAKTU 8 JAM SEHARI

3. PANAS .
 Pembebanan lebih
 Sambungan tidak sempurna
 Perlengkapan tidak standar
 Pembatas arus tidak sesuai
 Kebocoran isolasi
 Listrik statik
 Sambaran petir
PENGAMAN EFEK BUSUR LISTRIK :

KOTAK KONTAK, SAKLAR PADA SAAT DIBUKA MAUPUN

PADA SAAT DIHUBUNGKAN SEPERTI MISALNYA PADA SAAT
MENGHIDUPKAN DAN MEMATIKAN LAMPU ATAU
PERALATAN LISTRIK LAINNYA AKAN TERJADI LENTIKAN
BUNGA API, EFEK BUSUR LISTRIK TERSEBUT DAPAT
MEMICU TERJADINYA KEBAKARAN APA BILA DI SEKITAR
TERDAPAT UAP, GAS ATAU DEBU
YANG MUDAH TERBAKAR.
SISTEM DISTRIBUSI UNTUK PERALATAN DAN
RUANGA KHUSUS :

1. DISTRIBUSI SUPLAI DAYA LISTRIK UNTUK

LIFT DAN PROTEKSI KEBAKARAN.

LIFT DAN POMPA HYDRAN, SPLINGKER

ATAU SISTEM PENGAMAN LAINNYA
HARUS SEGERA MENDAPAT ARUS LISTRIK
PADA SAAT SUPLAI UTAMA TERGANGGU
MAKA SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK
SESEGERA MUNGKIN MENDAPAT ARUS DA
RI POWER LAINNYA ( HARUS DITARIK DA
RI SISI SUPLAI ) SEBELUM SAKLAR UTAMA.
DARI SUPLAI PLN.

DISTRIBUSI LISTRIK UNTUK GENERATOR SENDIRI

LIFT DAN PROTRKSI KEBAKARAN

G
M

3 X 450 A

3 X 300 A 3 X 100 A

KE UNIT KHUSUS LIFT DA

KEBAKARAN, ( UNTUK RS

PEMAKAIAN OPERASI NORMAL

DISTRIBUSI SUPLAI DAYA LISTRIK DI RUMAH SAKIT.

KELOMPOK 1 : INSTALASI UNTUK UTILITAS BANGUNAN

TIDAK BERPENGARUH LANGSUNG TER
HADAP PASIEN.

KELOMPOK 2 : INSTALASI LISTRIK UNTUK INSTALASI

MEDIK YANG BERFUNGSI LANGSUNG
DENGAN PENDERITA , BILA ARUS LISTRIK
TERPUTUS DALAM TEMPO KURANG DARI
10 DETIK HARUS SEGERA MENDAPAT
CATU DAYA PENGGANTI KHUSUS ( CDPK )

KELOMPOK 3 : INSTALASI LISTRIK UNTUK INSTALASI

MRDIK BERFUNGSI LANGSUNG DENGAN
PENDERITA, BILA TERPUTUS HARUS
LANGSUNG MENDAPAT CATU DAYA
PENGGANTI KHUSUS ( CDPK )
SUMBER NORMAL SUMBER EMERGENSI
BATERAI ( UPS )
G

< 0,5 DETIK

< 10 DETIK

RUANG KELOMPOK 1 RUANG KELOMPOK 2 RUANG KELOMPOK 3

PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Jarak aman atau diluar jangkauan

Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung

1. Sistem
Pembumian Pengaman (PP)
2. Sistem
Hantaran pengaman (HP)
3. Sistem
Pembumian Netral Pengaman
(PNP)
1.Sistem Pembumian Pengaman (PP)
Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan
tersalur ke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya
arus sehingga pengaman akan terputus secara otomatik

Fasa tunggal 2 kawat

Aktif
Nol/Netral
2. Sistem Hantaran pengaman (HP)
Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan
tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman
sehingga arus meningkat dan pengaman akan terputus
secara otomatik
Fasa tunggal 3 kawat
Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman

5/1/2012 created by Ganjar Budiarto 34

3. Sistem Pembumian Netral Pengaman
(PNP)
Fasa tunggal 3 kawat

Nol &
Ground
dihubungkan

5/1/2012 created by Ganjar Budiarto 35

Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung

2. SNI 225 1987 (PUIL 1987)

Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsunglangsung

Instalasi penyalur petir yang tidak

memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
+ + + + +PELEPASAN
+ MUATAN LISTRIK
+++++ ++++++
+ + + + +- + DARI AWAN KE AWAN + + + + +
++++++
-------
-------
-------
-------
------
- DARI AWAN KE BUMI - - - - - -
 AWAN KE AWAN

Arus : 5.000 ~ 200.000 A

Panas: 30.000 oC

AWAN KE BUMI

KERUSAKAN
• THERMIS,
• ELEKTRIS, Sasaran
• MEKANIS,
OBYEK YANG TERTINGGI
YANG PEMBUMIANNYA
TIDAK SEMPURNA
 Instalasi penyalur petir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya

Grounding tidak sempurna

Berbahaya

GROUNDING TIDAK BOLEH

LEBIH DARI 5 OMH ( 5 Ω )
BAHAYA SAMBARAN PETIR

SAMBARAN LANGSUNG

SAMBARAN TIDAK
LANGSUNG

KERUSAKAN
PADA ALAT ELEKTRONIK
BAYAHA YANG TIMBUL KARENA SAMBARAN PETIR

> KORBAN JIWA.

> LUKA BAKAR.

> PINGSAN.

> TIMBULNYA PELEDAKAN.

> KEBAKARAN.
KONSEPSI PROTEKSI BAHAYA SAMBARAN PETIR

 PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG

Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

 PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG

Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING

PENERIMA
(AIR TERMINAL)

 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)
 PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL

Semua bagian konduktif dibonding

Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi
listrik semua kawat RSTN
RSTN tegangannya sama tidak ada beda potensial RSTN

ARRESTER

GROUNDING
 MENGANDUNG POTENSI BAHAYA &
BERAKIBAT FATAL

LIFT
 K3 LIFT
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 2 ayat (1) huruf f

Keselamatan Kerja

(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dilakukan pengangkutan barang,
binatang atau manusia, baik di
daratan, melalui terowongan,
permukaan air, dlm air maupun
udara
TERKURUNG DALAM SANGKAR LIFT
Syarat Teknis :

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999

tentang Syarat K3 pada pesawat lift pengangkutan orang
dan barang

Syarat Kompetensi :

Keputusan Menteri Tenaga Kerja N0. 407/M/BW/1999

Tentang Syarat kompetensi teknisi lift

Instalasi pesawat lift yang belum memenuhi

syarat K3 tidak boleh beroperasi (ijin)
KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT
KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99

• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan

• TEKNISI (Adjustment)
Melaksanakan Comissioning,

• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift

• PENYELIA OPERASI LIFT

Mengawasi kelaikan operasi lift