Anda di halaman 1dari 38

INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

(SYNCHRONOUS TEST)

PETUGAS YANG TERLIBAT :


1. Operator Pembangkit
2. Pemilik lnstalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik
PERALATAN KERJA:
1. Radio Komunikasi
2. Log Sheet
3. Ballpoint
4. Kalkulator
PERLENGKAPAN K3:
1. Pakaian kerja
2. Safety sliding shoes
3. Ear Plug
MATERIAL:
Nihil.
ALAT UKUR:
Nihil
PROSEDUR KERJA:
1. Koordinasi dengan pihak pengelola jaringan atau penyedia beban untuk persiapan
start up
2. Operator Pembangkit metakukan persiapan start up
3. Instalasi siap sinkron
4. Pelaksanaan pengujian minimal disaksikan oleh pihak 1, 2 dan 4
5. Instalasi sinkron selama minimal, 30 menit
6. Instalasi tepas sinkron
7. Selama pengujian bertangsung :
- Parameter tegangan, arus, faktor daya, frekuensi, VA, VAR dan WATT dicatat
untuk interval steady state minimal setiap 10 menit
- Parameter tegangan, arus, frekuensi, dicatat untuk interval sub transien dan
transien minimal setiap periode frekuensi nominal
- Alat ukur dan perekam data harus tersedia pada instalasi pembangkit
- Selalu berkoordinasi dengan pengetola jaringan atau penyedia beban
8. Apabila Urutan pelaksanaan pengujian terhenti karena terjadi gangguan dari luar
instalasi pembangkit maka dapat hasit pengujiaan sebetumnya dapat diterima dan
dapat ditanjutkan ke tahap berikutnya setetah gangguan tersebut diatasi
9. Apabila Urutan pelaksanaan pengujian terhenti karena terjadi gangguan dari instalasi
pembangkit itu sendiri maka dapat hasit pengujiaan sebetumnya dibalatkan dan
harus diulang dari awal.
10. Pembuatan Berita Acara
PENGUJIAN KAPASITAS PEMBANGKIT
INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
(AVAILABILITY TEST)

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik
5. Pengelola jaringan atau penyedia beban

PERALATAN KERJA:

1. Radio Komunikasi
2. Log Sheet
3. Ballpoint
4. Kalkulator

PERLENGKAPAN K3:

1. Pakaian kerja
2. Safety sliding shoes
3. Ear Plug

MATERIAL:

Bahan bakar mesin diesel

ALAT UKUR:

Alat ukur yang sudah terpasang di panel


PROSEDUR KERJA:

1. Koordinasi dengan pihak pengelola jaringan atau penyedia beban untuk persiapan
start up
2. Operator Pembangkit melakukan persiapan start up
3. Instalasi siap sinkron
4. Pelaksanaan pengujian minimal disaksikan oleh pihak 1, 2 dan 4)
5. Pembangkit diberi beban dari 0 s.d 25 % kapasitas nominal
6. Beban dipertahankan 25 % kapasitas nominal minimal selama 2 jam
7. Beban dinaikkan mulai 25 % s.d 50 % kapasitas nominal
8. Beban dipertahankan 50 % kapasitas nominal minimal selama 2 jam
9. Beban dinaikkan mulai 50 % s.d 75 % kapasitas nominal
10. 10g. Beban dipertahankan 75 % kapasitas nominal minimal selama 2 jam
11. Beban dinaikkan mulai 75 % s.d 100 % kapasitas nominal
12. Beban dipertahankan 100 % kapasitas nominal minimal selama 2 jam
13. Beban diturunkan mulai 100 % s.d 75 % kapasitas nominal
14. Beban dipertahankan 75 % kapasitas nominal minimal selama 2 jam
15. Beban diturunkan mulai 75 % s.d 50 % kapasitas nominal
16. Beban dipertahankan 50 % kapasitas nominal minimal selama 2 jam
17. Beban diturunkan mulai 50 % s.d 25 % kapasitas nominal
18. Beban dipertahankan 25 % kapasitas nominal minimal selama 2 jam
19. Beban diturunkan mulai 25 % s.d 0 % kapasitas nominal
20. Instalasi lepas sinkron
21. Selama pengujian bertangsung :
- Parameter tegangan, arus, faktor daya, frekuensi, VA, VAR dan WATT dicatat
untuk setiap interval minimal setiap 15 menit
22. Alat ukur dan perekam data hasit ukur harus tersedia pada instalasi pembangkit
- Selalu berkoordinasi dengan pengelola jaringan atau penyedia beban
23. Apabita Urutan pelaksanaan pengujian terhenti karena terjadi gangguan dari tuar
instalasi pembangkit maka dapat hasit pengujiaan sebetumnya dapat diterima dan
dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya setetah gangguan tersebut diatasi
24. Apabila Urutan pelaksanaan pengujian terhenti karena terjadi gangguan dari instalasi
pembangkit itu sendiri maka dapat hasil pengujiaan sebetumnya dibalatkan dan
harus diutang dari awal
25. Pembuatan Berita Acara
PENGUJIAN PENGATURAN TEGANGAN
INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
(VOLTAGE REGULATION TEST)

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA :

1. Radio Komunikasi
2. Log Sheet
3. Ballpoint
4. Kalkulator

PERLENGKAPAN K3 :

1. Pakaian kerja
2. Safety sliding shoes
3. Ear Plug

MATERIAL :

Bahan bakar mesin diesel

ALAT UKUR :

Alat ukur yang sudah terpasang di panel


PROSEDUR KERJA :

1. Untuk pembangkit lama tidak perlu ditakukan


2. Operator Pembangkit melakukan persiapan start up
3. Instalasi datam kondisi siap sinkron
4. Pelaksanaan pengujian minimal disaksikan oleh pihak 1 dan 4
5. Tegangan ketuaran generator diatur mulai dari 0 s.d 25 % tegangan nominal
6. Tegangan dipertahankan 25 % tegangan nominal minimal selama 1 menit
7. Tegangan dinaikkan mulai 25 % s.d 50 % tegangan nominal
8. Tegangan dipertahankan 50 % tegangan nominal minimal selama 1 menit
9. Tegangan dinaikkan mulai 50 % s.d 75 % tegangan nominal
10. Tegangan dipertahankan 75 % tegangan nominal minimal selama 1 menit
11. Tegangan dinaikkan mulai 75 % s.d 100 % tegangan nominal
12. Tegangan dipertahankan 100 % tegangan nominal minimal selama 1 menit
13. Tegangan diturunkan mulai 100 % s.d 75 % tegangan nominal
14. Tegangan dipertahankan 75 % tegangan nominal minimal selama 1 menit
15. Tegangan diturunkan mulai 75 % s.d 50 % tegangan nominal
16. Tegangan dipertahankan 50 % tegangan nominal minimal selama 1 menit
17. Tegangan diturunkan mutai 50 % s.d 25 % tegangan nominal
18. Tegangan dipertahankan 25 % tegangan nominal minimal selama 1 menit
19. Tegangan diturunkan mulai 25 % s.d 0 % tegangan nominal
20. Selama pengujian bertangsung :
- Parameter tegangan, arus, faktor daya, frekuensi, VA, VAR dan WATT dicatat
untuk setiap interval minimal setiap 30 detik
21. Apabila Urutan pelaksanaan pengujian terhenti karena terjadi gangguan dari luar
instalasi pembangkit maka dapat hasil pengujiaan sebelumnya dapat diterima dan
dapat ditanjutkan ke tahap berikutnya setelah gangguan tersebut diatasi
22. Apabila Urutan pelaksanaan pengujian terhenti karena terjadi gangguan dari instalasi
pembangkit itu sendiri maka dapat hasit pengujiaan sebelumnya dibatalkan dan
harus diutang dari awal
23. Pembuatan Berita Acara
PENGUJIAN PENGATURAN FREKUENSI
INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
(FREQUENCY REGULATION TEST)

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA :

1. Radio Komunikasi
2. Log Sheet
3. Ballpoint
4. Kalkulator

PERLENGKAPAN K3 :

1. Pakaian kerja
2. Safety sliding shoes
3. Ear Plug

MATERIAL :

Bahan bakar mesin diesel

ALAT UKUR :

Alat ukur yang sudah terpasang di panel


PROSEDUR KERJA :

1. Untuk pembangkit lama tidak perlu dilakukan


2. Operator Pembangkit melakukan persiapan start up
3. Instalasi dalam kondisi siap sinkron
4. Pelaksanaan pengujian minimal disaksikan oleh pihak 1 dan 4
5. Frekuensi generator diatur mulai dari 0 s.d 25 % frekuensi nominal
6. Frekuensi dipertahankan 25 % frekuensi nominal minimal selama 1 menit
7. Frekuensi dinaikkan mulai 25 % s.d 50 % frekuensi nominal
8. Frekuensi dipertahankan 50 % frekuensi nominal minimal selama 1 menit
9. Frekuensi dinaikkan mulai 50 % s.d 75 % frekuensi nominal
10. Frekuensi dipertahankan 75 % frekuensi nominal minimal selama 1 menit
11. Frekuensi dinaikkan mulai 75 % s.d 100 % frekuensi nominal
12. Frekuensi dipertahankan 100 % frekuensi nominal minimal selama 1 menit
13. Frekuensi diturunkan mulai 100 % s.d 75 % frekuensi nominal
14. Frekuensi dipertahankan 75 % frekuensi nominal minimal selama 1 menit
15. Frekuensi diturunkan mulai 75 % s.d 50 % frekuensi nominal
16. Frekuensi dipertahankan 50 % frekuensi nominal minimal selama 1 menit
17. Frekuensi diturunkan mutai 50 % s.d 25 % frekuensi nominal
18. Frekuensi dipertahankan 25 % frekuensi nominal minimal selama 1 menit
19. Frekuensi diturunkan mutat 25 % s.d 0 % frekuensi nominal
20. Selama pengujian bedangsung :
- Parameter tegangan, arus, faktor daya, frekuensi, VA, VAR dan WATT dicatat
untuk setiap interval minimal setiap 30 detik
- Alat ukur dan perekam data hasil ukur haws tersedia pada instalasi pembangkit
21. Apabila Urutan pelaksanaan pengujian terhenti karena terjadi gangguan dari tuar
instalasi pembangkit maka dapat hasil pengujiaan sebelumnya dapat diterima dan
dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya setelah gangguan tersebut diatasi
22. Apabila Urutan pelaksanaan pengujian terhenti karena terjadi gangguan dari instalasi
pembangkit itu sendiri maka dapat hasil pengujiaan sebelumnya dibatalkan dan
harus diulang dari awal
23. Pembuatan Berita Acara
PENGUJIAN KEANDALAN
INSTALASI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
(RUN AND RELIABILITY TEST)

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik
5. Pengelola jaringan atau penyedia beban

PERALATAN KERJA:

1. Radio Komunikasi
2. Log Sheet
3. Ballpoint
4. Kalkulator

PERLENGKAPAN K3:

1. Pakaian kerja
2. Safety sliding shoes
3. Ear Plug

MATERIAL:

Bahan bakar mesin diesel

ALAT UKUR:

Alat ukur yang sudah terpasang di panel


PROSEDUR KERJA:

1. Koordinasi dengan pihak pengelola jaringan atau penyedia beban untuk persiapan
start up
2. Operator Pembangkit metakukan persiapan start up
3. Instalasi dalam kondisi slap sinkron
4. Instalasi sinkron dengan sistem atau beban
5. Pelaksanaan pengujian minimal disaksikan oleh pihak 1, 2 dan 4
6. Beban diatui- mulai dari 0 s.d diatas 80 % kapasitas nominal
7. Beban dipertahankan antara 80 % s.d 100 % kapasitas nominal minimal selama 72
jam untuk pembangkit baru dan selama 24 jam untuk pembangkit lama
8. Selama pengujian berlangsung :
- Parameter tegangan, arus, faktor daya, frekuensi, VA, VAR dan WATT dicatat
untuk setiap interval minimal setiap 30 menit
- Selama pengujian tetap berkoordinasi dengan pengelola jaringan atau penyedia
beban
9. Alat ukur dan perekam data hash ukur harus tersedia pada instalasi pembangkit
10. Apabila Urutan pelaksanaan pengujian terhenti karena terjadi gangguan dari tuar
instalasi pembangkit maka dapat hasil pengujiaan sebetumnya dapat diterima dan
dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya setetah gangguan tersebut diatasi
11. Apabita Urutan pelaksanaan pengujian terhenti karena terjadi gangguan dari
instalasi pembangkit itu sendiri maka dapat hasit pengujiaan sebelumnya dibatalkan
dan harus diutang dari awal
12. Pembuatan Berita Acara
PEMERIKSAAN VISUAL/FISIK
DATA TEKNIK (NAME PLATE)

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA:

1. Kertas kerja
2. Kain yang dibasahi air
3. Ballpoint
4. Kalkulator
5. Kamera

PERLENGKAPAN K3:

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL:

Nihil

ALAT UKUR:

Nihil
PROSEDUR KERJA:

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Melakukan pemeriksaan data name plate
3. Jika perlu bersihkan name plate dengan kain basah
4. Selama pengujian berlangsung :
- Data-data spesifikasi teknis pada name plate dicatat
- Penandaan harus berupa cetak tuangan atau mesin pres dan tidak mudah
terpisah dari peralatan utamanya
- Data name plate Penggerak Mula berisi :
 Merk.
 Jenis mesin penggerak.
 Tipe.
 Daya (HP-PK)
 Putaran (RPM)
 Nomor Seri
 Nomor Chasis.
 Buatan.
 Tahun pembuatan
- Data Name plate Transformator
 Daya [KVA]
 Hubungan Delta-Bintang primer-sekunder
 Tahun Pembuatan.
 Frekwensi.
 Jenis minyak.
 Kelas isolasi.
 Temperatur kerja.
 System tap Changer.
 Tegangan Impedansi.
 Nomor Seri.

Dalam pemeriksaan fisik dari Penyatur tenaga Listrik kita harus mengetahui komponen-
komponen utama Penyatur Listrik yang merupakan kesatuan yang sating mendukung.
Sehingga dengan diketahuinya komponen-komponen tersebut, diharapkan dapat
dihasilkan pemeriksaan fisik yang lebih tepat.

Name plate biasanya berisi beberapa informasi yang berhubungan dengan alat atau
barang. informasi yang ada pada Name plate alat tersebut dapat berupa tipe, tahun
pembuatan, produsen, nama alat, kapasitas, nomor seri dan sebagainya. Untuk
penulisan Name plate ada yang dicetak pada alat, ditempel pada Mat atau ditutis
langsung pada alat atau komponen tersebut. Sedangkan tetak name plate dari suatu
alat atau komponen ada yang sama ada pula yang berlainan. Letak name plate ada yang
di bagian samping, atas atau bawah. Name plate pada Penyatur listrik berbeda letaknya
tergantung dari produsen. Untuk name plate dengan pembuatan satu set penyatur
biasanya hanya ada satu, sedangkan tainnya dapat terdiri dari satu name plate.
Misalnya jika produsen atau konsumen merencanakan untuk merakit atau membeli
peralatan penyatur, maka akan ditemui suatu rakitan dengan merk yang berbeda.

5. Pembuatan laporan
PEMERIKSAAN VISUAL/FISIK
PERALATAN / PERLENGKAPAN PENGAMAN KEBAKARAN

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA:

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Camera digital

PERLENGKAPAN K3:

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL:

Nihil

ALAT UKUR:

Nihil
PROSEDUR KERJA:

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Melakukan pemeriksaan data pertenglcapan/peralatan pengaman kebakaran
3. Selama pemeriksaan berlangsung Data-data histori pemeliharaan terakhir dicatat
4. Perlengkapan/peralatan pengaman kebakaran yang dicatat berupa :
- Alat pemadam api ringan (APAR)
- Sistem hydrant
- Detektor panas
- Sistem sprinkel otomatis
- Sistem pengaman kebakaran terpadu
5. APAR harus tersedia pada setiap ruangan kerja dan mudah dijangkau dilakukan
pemeriksaan sebagai berikut :
- Alat-alat pemadam kebakaran dihitung jumlahnya, diuji dan dicoba secara fisik,
yaitu:
 Sprinkel.
 APAR.
 Alarm.
- Diteliti jenis media pemadam api.
- Diperiksa tanggal ambang batas pemakaian APAR.
- Jumlah APAR mencukupi atau tidak.
- Petunjuk pemakaian APAR.
- Petunjuk pemeliharaan APAR.
- Kesiapan pemakaian APAR.
- Helm, rangkaian khusus, sepatu pemadam kebakaran.
- Kesiapan personil dalam memakai alat pemadam kebakaran.
- Penempatan APAR pada tempat strategis.
- Tanda-tanda/papan peringatan bahaya api.
- Diperiksa dokumentasi uji coba perlengkapan pengaman kebakaran
6. Pada ruang mesin pembangkit harus terdapat detektor asap dan gas, sistem
pemadam kebakaran otomatis, sistem hidrant yang memadai sesuai standard yang
berlaku
7. Histori pemeliharaan maksimal 1 tahun yang lalu
8. Pengujian hidrant minimal 1 tahun sekali
9. Beberapa Perlengkapan/peralatan pengaman kebakaran didokumentasikan
10. Pembuatan laporan
PEMERIKSAAN VISUAL / FISIK
PERALATAN / PERLENGKAPAN
PELINDUNG TERHADAP BENDA BERPUTAR

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA:

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Camera digital

PERLENGKAPAN K3:

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL:
Nihil
ALAT UKUR:
Nihil
PROSEDUR KERJA:
1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi
2. Melakukan pemeriksaan peralatan/perlengkapan pelindung terhadap benda
berputar
3. Perlengkapan / peralatan pelindung terhadap benda berputar harus terdapat Pada
motor listrik besar
- Pada motor pompa-pompa
- Pada motor conveyor
- Pada motor peralatan utama
- Fly wheel
- Sistem mekanikal
- Serandang/ penutup alternator, kopel motor generator.
- Motor-motor listrik/kipas angin, jika ada
- Konstruksi pelindung harus kokoh dan terpasang dengan baik sedemikian sehingga
tidak menimbulkan potensi bahaya kecetakaan akibat pelindung itu sendiri
- Pelindung harus aikup menutupi seluruh bagian poros yang berputar
- Beberapa Perlengkapan/peralatan pelindung terhadap benda berputar
didokumentasikan
- Pembuatan laporan
PEMERIKSAAN VISUAL/FISIK
PERALATAN / PERLENGKAPAN
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA:

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Alat ukur panjang
4. Katkulator
5. Camera digital

PERLENGKAPAN K3:

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL:

Nihil

ALAT UKUR:

Nihil
PROSEDUR KERJA:

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Metakukan pemeriksaan peralatan/perlengkapan sistem K2 (keselamatan
ketenagatistrikan)
3. Perlengkapan/peralatan sistem K2 (keselamatan ketenagalistrikan) meliputi : Pagar
pengaman trafo
- Cabet tray trafo
- Oil seat trafo
- Kontainer Tanki pelumas / bahan bakar
- Kontainer gas amoniak
- Pipa pelindung kabel tanah tegangan rendah dan tegangan menengah
- Horn ( peringatan kondisi darurat )
- Sistem komunikasi darurat
- Sistem suplai tata udara untuk instalasi bawah tanah
- Tanda peringatan potensi bahaya (ledakan, gas, bertegangan, korosif, tongsor,
licin)
- Tanda peringatan penggunaan pelindung diri
- Jalur evakuasi
- Safety tag, peringatan sedang ada pekerjaan
- Safety botton, emergency shutdown
- Tanda peringatan bahaya listrik (alarm, poster)
- Detektor tegangan (TR, TM)
- Multimeter
- Sistem pembumian peralatan
- Tongkat kerja bertegangan (Mod-Live Line)
- Tongkat hubung tanah arus sisa
- Serandang/pagar penyelamat
4. Konstruksi Perlengkapan/peralatan sistem K2 harus jelas, harus kokoh dan terpasang
dengan baik sedemikian sehingga tidak menimbulkan potensi bahaya kecelakaan,
jarak pengaman dengan obyek harus memadai jika pertu diukur, jumlah dan
kapasitas harus mencukupi, pemeliharaan minimal 1 tahun sekali
5. Konstruksi Perlengkapan/peralatan sistem K2 yang meliputi keselamatan kerja harus
memenuhi ketentuan di bidang keselamatan kerja
6. Beberapa Perlengkapan/peralatan didokumentasikan
7. Pembuatan laporan
PEMERIKSAAN VISUAL/FISIK
PERALATAN / PERLENGKAPAN
PELINDUNG TERHADAP BENDA BERTEGANGAN

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA:

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Low Voltage Potential Test
4. Medium Voltage Potential Test
5. Camera digital

PERLENGKAPAN K3:

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL:

Nihil

ALAT UKUR:

Nihil
PROSEDUR KERJA:

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Melakukan pemeriksaan peralatan/perlengkapan pelindung terhadap Benda
bertegangan
3. Perlengkapan/peralatan pelindung terhadap Benda bertegangan harus terdapat:
- Pada bagian konduktif tidak aktif yang didalamnya dan atau terdapat bagian
padanya konduktif aktif
- Pada peralatan elektrikal utama
- Pada panel listrik
- Pada motor peralatan utama
- Harus terdapat Peringatan tanda bahaya tegangan.
- Harus terdapat Pagar batas yang dibumikan.
- Harus tersedia Sarung tangan isolasi tahan tegangan.
- Harus tersedia Sepatu isolasi tahan tegangan.
- Harus tersedia Pembumian bagian konduktif terbuka dan bagian konduktif extra
4. Konstruksi Perlengkapan/peralatan pelindung terhadap benda bertegangan harus
kokoh dan terpasang dengan baik sedemikian sehingga tidak menimbulkan potensi
bahaya kecelakaan akibat pelindung itu sendiri
5. Pelindung harus cukup mengamankan seluruh bagian konduktif dan dibumikan pada
pembumian pengaman
6. Beberapa Perlengkapan/peralatan pelindung terhadap benda bertegangan
didokumentasikan
7. Pembuatan laporan
PEMERIKSAAN VISUAL / FISIK DAN PENGUJIAN
PEMBUMIAN PERALATAN

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA :

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Camera digital

PERLENGKAPAN K3 :

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL:

Nihil

ALAT UKUR:

Earth Tester ( alat uji ketahanan pembumian )


PROSEDUR KERJA:

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Metakukan pemeriksaan pembumian
3. Pembumian harus terdapat :
- Pada bagian konduktif tidak aktif yang didalamnya dan atau terdapat bagian
padanya konduktif aktif
- Pada peralatan elektrikal utama
- Pada panel tistrik
- Pada motor peralatan utama
4. Konstruksi pembumian harus kokoh dan terpasang dengan baik sedemikian sehingga
tidak menimbulkan potensi bahaya kecelakaan
5. Pembumian harus cukup mengamankan seluruh bagian konduktif dan dibumikan
pada pembumian pengaman
6. Setiap pembumian pengaman harus diukur dan dicatat
7. Beberapa Perlengkapan/peralatan pembumian didokumentasikan
8. Pembuatan laporan
PEMERIKSAAN VISUAL/FISIK
KEBOCORAN MINYAK TRAFO

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga lnspeksi Teknik

PERALATAN KERJA :

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Kain kering
4. Camera digital

PERLENGKAPAN K3 :

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung Langan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL :

Nihil

ALAT UKUR :

Nihil
PROSEDUR KERJA :

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Metakukan pemeriksaan kebocoran minyak trafo pada :
- Trafo utama
- Trafo pemakaian sendiri
- Pemeriksaan Seal/packing isolator, tutup trafo.
- Pemeriksaan kebocoran pada keran.
- Pemeriksaan kebocoran tabung silikagel.
- Pemeriksaan kebocoran tangki expander.
- Pemeriksaan kebocoran seal Bucholz Relay (jika ada).

3. Tidak boleh terdapat kebocoran sedikit pun, untuk meyakinkan dapat dilap terlebih
dahulu
4. Beberapa pemeriksaan didokumentasikan
5. Pembuatan laporan
PENGUJIAN
PERALATAN PENGAMAN (RELEI)

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA :

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Kalkulator
4. Camera digital

PERLENGKAPAN K3 :

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL :

Nihil

ALAT UKUR :

Nihil

PROSEDUR KERJA :

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi dan penguji relei pengaman


2. Melakukan pengujian relei pengaman dengan metode simulasi
3. Untuk relei yang tidak bisa diuji dengan simulasi cukup di cek nilai settingnya
4. Nilai seting harus sesuai dengan standar dan koordinasi proteksi serta nilai yang
diberikan oleh pengelola jaringan
5. Beberapa pemeriksaan didokumentasikan
6. Pembuatan laporan
PENGUJIAN
PERALATAN PENGAMAN MEKANIKAL

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA :

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Kalkulator
4. Camera digital

PERLENGKAPAN K3 :

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL :

Nihil

ALAT UKUR :

Nihil
PROSEDUR KERJA :

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi dan penguji relei pengaman


2. Melakukan pengujian relei pengaman dengan metode simulasi
3. Untuk pengaman yang tidak bisa diuji dengan simulasi cukup di cek nilai settingnya
4. Nilai seting harus sesuai dengan standar
- Mekanisme kerja Circuit Breaker.
- Mekanisme kerja pisau pembumian (Earthing Knife)
- Mekanisme kerja saktar MCB, MCCB.
- Mekanisme kerja relei proteksi.
- Ikatan terminasi penghantar.
- Posisi pemasangan kubiket (miring atau lurus)
- Konstruksi penggelaran kabet.
- Kebenaran penyetelan/data teknis alat proteksi.
- Kebenaran penempatan urutan terminasi berdasarkan urutan fasa.
- Kebenaran warna kabet yang dipasang berdasarkan dokumen/ gambar
rancangan.
- Perlindungan pemasangan instalasi kabel terhadap benda-benda tajam.
- Label-label peringatan
5. Beberapa pemeriksaan didokumentasikan
6. Pembuatan laporan
PENGUKURAN
TINGKAT KEBISINGAN

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA:

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Karkulator
4. Camera digital

PERLENGKAPAN K3:

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL:

Nihil

ALAT UKUR:

Sound Level Meter


PROSEDUR KERJA:

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Instalasi sedang beroperasi dengan beban full load
3. Menentukan tokasi pengukuran dan dicatat nilai serta tokasinya
4. Penmgukuran harus dilakukan disetiap ruangan, didatam area instalasi, diluar pagar
area instalasi dan di area pemukiman terdekat
5. Apabila terdapat lebih dari satu mesin maka pengukuran dilakukan pada saat seluruh
mesin beroperasi
6. Apabila terdapat kontribusi dari instalasi diluar instalasi yang menjadi objek
pengujian maka perlu dilakukan perhitungan kontribusi tesebut
7. Apabila tidak dimungkinkan metakukan pengukuran dengan seluruh mesin
beroperasi maka hasil pengukuran dapat dijumtahkan menurut konribusinya
sesuai denga metode ilmiah yang berlaku
8. Beberapa pemeriksaan didokumentasikan
9. Pembuatan laporan
PEMERIKSAAN LIMBAH

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA :

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Termometer portabel
4. Camera digital

PERLENGKAPAN K3 :

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL :

Nihil

ALAT UKUR :

Nihil
PROSEDUR KERJA :

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Instalasi sedang beroperasi dengan beban full toad
3. Menentukan tokasi pengambilan sampel limbah padat dan cair
4. Pengambitan sampel limbah harus disaksikan oleh operator
5. Untuk limbah cair yang dibuang ke taut/sungai/danau harus diukur perbedaan
temperature keluaran dengan temperature air sekitar, perbedaan temperature
harus memenuhi ketentuan di bidang tingkungan hidup, pengukuran temperatur
harus harus memenuhi ketentuan di bidang lingkungan hidup
6. Sampel dikirim ke laboratorium untuk di analisa
7. Beberapa pemeriksaan didokumentasikan
8. Pembuatan berita acara
9. Pembuatan laporan
PENGUKURAN GAS BUANG

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Pembangkit
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA :

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Termometer portabel
4. Camera digital

PERLENGKAPAN K3 :

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes
5. Ear Plug

MATERIAL :
Nihil

ALAI UKUR :

Gas Analyzer (alat uji emisi gas buang)

PROSEDUR KERJA:
1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi
2. Instalasi sedang beroperasi dengan beban full load
3. Menentukan lokasi pengambilan sampel emisi
4. Pengambilan sampel emsisi harus disaksikan oleh operator
5. Pengambitan sampel emisi :
- Pada stake PLTD
- Udara sekitar
6. Pengukuran emisi di tempat di takukan dengan metode dry analyzer yang
merupakan nilai perkiraan dan harus diperkuat dengan hasil pengukuran dengan
metode wet analyzer di laboratorium
7. Sampet wet analyzer dikirim ke laboratorium untuk di analisa
8. Beberapa pemeriksaan didokumentasikan
9. Pembuatan laporan
PEMERIKSAAN INSTALASI DISTRIBUSI

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Instalasi
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA :

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Thermografi Infra Merah
4. Camera digital

PERLENGKAPAN K3 :

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes

MATERIAL :

Nihil

ALAT UKUR :

1. Alat ukur panjang (ultrasonic atau laser distance meter)


2. EMF Meter
PROSEDUR KERJA :

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Instalasi sedang beroperasi dengan beban full load
3. Menentukan lokasi pengambilan sampel pengukuran emisi electromagnetic field
(EMF)
4. Melakukan pengukuran jarak aman dan ruang bebas secara random dengan
menggunakan ultrasonic atau laser distance meter pada slang hari dengan kondisi
beban penuh
5. Melakukan pengukuran emisi medan listrik dan medan magnet secara random, pada
setiap pengukuran medan listrik harus dilakukan di 7 titik pengukuran yaitu 3 titik
tepat dibawah penghantar fase dan 4 titik diantara dua penghantar fase dimana
ketujuh titik tersebut terdapat pada satu garis horisontal yang apabila di proyeksikan
akan tegak lurus terhadap penghartar, tata cara pengukuran harus sesuai dengan
petunjuk pada alat yang digunakan
6. Memeriksa konstruksi setiap tiang atau menara dan fungsi dari tiang/menara
tersebut, memerilcsa kemiringan, belokan dan ayunan setiap menara, memeriksa
jarang andoogan maksimum yang diperbolehkan
7. Memeriksa tanda/simbol bahaya sesuai dengan SNI dan peringatan benda
bertegangan tinggi, tanda harus jelas, tulisan harus terdapat minimal dalam Bahasa
Indonesia
8. Beberapa pemeriksaan didokumentasikan
9. Pembuatan laporan
PEMERIKSAAN SISTEM PENGUKURAN

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Instalasi
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA :

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Kalkulator
4. Camera digital

PERLENGKAPAN K3 :

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes

MATERIAL :

Nihil

ALAT UKUR :

Nihil
PROSEDUR KERJA :

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Peralatan Sistem pengukuran diteliti/dicocokkan dengan dokumen sistem
pengukuran pada rancangan Instalasi Pembangkit yang meliputi :
- Alat pembatas dan pengukur.
- Kuat hantar arus penghantar.
- Tegangan Operas'.
- Frekuensi System.
- Beban listrik maksimum.
- Jenis kabet instalasi kontrol yang dipakai.
3. Sistem pengukuran dan indikator yang dipakai (CT, PT, alat-alat ukur) dan ditelaah
kesesuaiannya dengan karakteristik rancangan instalasi (tegangan, beban, frekwensi
4. Kesesuaian spesifikasi teknis alat ukur dan karakteristik rancangan instalasi
pembangkit diteliti, antara lain :
- Arus nominal sirkit instalasi.
- Trafo tegangan.
- Alat ukur (A, V, P, cos Meter)
- Kertas alat-alat ukur.
- Indikator bahan bakar mesin pembangkit.
- Indikator pelumas mesin pembangkit.
- RPM/frekwensi meter.
5. Beberapa pemeriksaan didokumentasikan
6. Pembuatan laporan
PEMERIKSAAN CLEARANCE AND CREEPAGE DISTANCES

PETUGAS YANG TERLIBAT :

1. Operator Instalasi
2. Pemilik Instalasi
3. Kontraktor Instalasi
4. Petugas Lembaga Inspeksi Teknik

PERALATAN KERJA:

1. Kertas kerja
2. Ballpoint
3. Kalkulator
4. Camera digital

PERLENGKAPAN K3:

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes

MATERIAL:

Nihil

ALAT UKUR:

Alat ukur panjang

PROSEDUR KERJA:

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Clearance
- Jarak aman instalasi bagian konduktif terhadap bagian konduktif terbuka dan
bagian konduktif extra diperiksa secara fisik.
- Klimatik ruang diperiksa, apakah kondisinya lembab, berdebu atau kering.
3. Creepage Distance
- Hasil test Power Frequency atas besarnya arus bocor
ditelaah/dibandingkan dengan besarnya tahanan pembumian dan tegangan
sentuh yang diijinkan.
- Klimatik ruang diperiksa, apakah kondisinya lembab, berdebu atau kering.
4. Beberapa pemeriksaan didokumentasikan
5. Pembuatan laporan
PEMERIKSAAN KOORDINASI PROTEKSI DENGAN GRID

PETUGAS YANG TERLIBAT

1. Operator Instalasi
2. Pengelola Jaringan
3. Pemilik Instalasi
4. Kontraktor Instalasi
5. Petugas Lembaga lnspeksi Teknik

PERALATAN KERJA:

1. Kertas kerja ( hasil setting relei proteksi )


2. Ballpoint
3. Kalkulator
4. Camera digital

PERLENGKAPAN K3:

1. Pakaian kerja
2. Safety Helmet
3. Sarung tangan
4. Safety sliding shoes

MATERIAL:

Nihil

ALAT UKUR:
Nihil

PROSEDUR KERJA:

1. Koordinasi dengan pihak operator instalasi


2. Rancangan Instalasi Pembangkit dan spesifikasi teknis peralatan / material yang
dipakai diteliti, metiputi antara lain :
3. Short Circuit Level.
4. Jenis relai yang dipakai.
5. Spesifikasi teknis relai yang dipakai.
6. Waktu setting relai
7. Koordinasi proteksi relai instalasi pembangkit dengan relai pada sistem grid diteliti
(misalnya system grid PLN)
8. Retai/gawai porteksi instalasi pembangkit dan relai pada sistem grid.
9. Koordinasi relai pada instalasi pembangkit dengan system grid ditetaah.
10. Beberapa pemeriksaan didokumentasikan
11. Pembuatan laporan

Anda mungkin juga menyukai