Anda di halaman 1dari 5

LAIK KERJA

Penilaian untuk memastikan bahwa seorang individu SECARA MEDIS dapat melakukan tugas dalam
pekerjaannya secara efektif tanpa menimbulkan risiko berarti bagi dirinya sendiri, pekerja lainnya,
maupun lingkungan

Efektif: • Masih mampu melakukan tugas utama dalam pekerjaannya sesuai dengan uraian tugas dan
target yang diberikan • Dengan memperhatikan perjalanan penyakit/cedera yang dialami

Tanpa risiko yang signifikan: • Kesehatan/disabilitas tidak memburuk akibat pajanan yang dialami di
tempat kerja atau tidak meningkatkan risiko kecelakaan • Dengan keberadaan pekerja tersebut, tidak
boleh meningkatkan risiko untuk pekerja lain atau bahkan lingkungan.

INDIKASI PENILAIAN LAIK KERJA

Atas permintaan pemberi kerja (pra-kerja atau pada saat sudah bekerja) • Sesudah mengalami cedera
• Sesudah dirawat dan/atau didiagnosis penyakit tertentu • Mengalami perubahan anatomis atau fungsi
tubuh, termasuk dari hasil pemeriksaan kesehatan berkala • Pindah Kerja • Penurunan Kinerja.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan saat menilai laik kerja :

Hasil asesmen dilaporkan menurut kapasitas fungsional pasien sesuai kebutuhan pekerjaannya dan
tidak perlu mencantumkan diagnosis penyakit atau keadaan lainnya • Penilaian dilakukan bukan saat
akut/dirawat

Dokter memberikan penilaian laik kerja berdasarkan pertimbangan medis saja dan tidak
“memberhentikan” atau “memindahkan” pekerja • Tindak lanjut hasil penilaian laik kerja dilakukan
oleh pemberi kerja • Harus dicantumkan tanggal penilaian, karena penilaian hanya untuk saat itu •
Untuk yang laik kerja dengan catatan, tidak laik kerja sementara atau tidak laik kerja untuk pekerjaan ini,
perlu dikembangkan program kembali bekerja

7 LANGKAH PENILAIAN LAIK KERJA

1. Uraian Tugas (Job Description) 2. Tuntutan Pekerjaan (Job Demand) 3. Status Kesehatan (Health
Status) 4. Penilaian Disabilitas (Disability Assessment) 5. Penilaian Risiko (Risk Assessment) 6. Toleransi
(tolerance) 7. Kelaikan Kerja (Fit to Work)

1. URAIAN TUGAS (Job Description)

Meliputi Anamnesis Pekerja dan Supervisor, serta pengamatan lingkungan.

Adapun isi2 uraian tugas adalah :


Kegiatan sehari-hari yang rutin • Tugas khusus atau kesiapan khusus • Lingkungan dan lokasi kerja ( hasil
surveilans lingkungan) • Waktu kerja (shift. Lembur) • Pola kerja – (terus menerus, kecepatan) • Materi
yang digunakan • APD yang tersedia • Cara Kerja • Beban Kerja • Waktu istirahat.

Penting untuk dilihat apakah pekerjaan merupakan SAFETY SENSITIVE JOB = Apabila kinerja seseorang
terganggu, apapun penyebabnya meningkatkan risiko terjadinya gangguan keselamatan dan
kesehatan pada pekerja, lingkungan dan pekerja lainnya”. Adanya safety-sensitive jobs, sering
dikaitkan dengan adanya pemeriksaan napza di tempat kerja

2. TUNTUTAN PEKERJAAN (Job Demand)

Fisik pekerja! Motorik!(kemampuan kasar dan halus yang diharapkan) Aspek Lingkungan kerja!
(ketinggian? Bawah laut?) Aspek Organisasi! (mampu bekerja dalam tim, pelayanan public). Aspek
Mental! Aspek Pengindraan! (buta warna pada dokter/driver) Aspek Temporal! (Kerja Shift? Atau work
office) Aspek ergonomic (sikap apa yang dibutuhkan selama bekerja)

3. MEDICAL STATUS

Mempertimbangkan: • Expertise dari dokter spesialis terkait • Status mental (MENTAL JUGA MEDIS) •
Hasil pemeriksaan kesehatan pada perubahan yang dialami pekerja akibat sakit atau cedera • Tidak
berdasarkan diagnosis penyakit saja • Prognosis penting untuk penilaian • Pengaruh obat-obatan perlu
dinilai • Faktor Risiko penyakit

APAKAH STATUS KESEHATAN DAPAT MEMENUHI TUNTUTAN PEKERJAAN?

Apabila pekerja tidak mau menjalani tindakan yang direkomendasikan dokter, maka penilaian BARU
dilakukan bila pasien menjalani tindakan dan bila tidak menjelani tindakan.

Pemeriksaan yang dibutuhkan diluar diagnosis MCU

Pemeriksaan fisik UNTUK BEKERJA : Keadaan umum, kemampuan bekerja secara penuh/shift.
Perjalanan ke tempat kerja = Kemampuan penggunaan exit darurat • Kemampuan jalan, naik tangga,
membungkuk

Pemeriksaan mental UNTUK BEKERJA : Penilaian status mental, trauma psikis, bila perlu obat-obatan.

Medical status ini dapat berkaca pada suatu STANDARD MEDIS yang ada sesuai pekerjaannya. Ada
beberpaa pekerjaan yang sudah memiliki STANDARD MEDIS tertentu, seperti pilot, sopir, masinis. Tiap
Negara memiliki standart berbeda untuk tiap pekerjaan

4. DISABILITAS

Terkait gangguan fungsi / anatomis (IMPAIRMENT).

Apakah IMPAIRMENT ITU membuat karyawan tidak bisa melakukan Activity Dialy Living? =DISABILITAS!.
Apakah IMPAIRMENT ITU membuat karyawan membutuhkan bantuan dair lingkungannya = HANDICAP!
KAPASITAS KERJA TIDAK DITENTUKAN OLEH DIAGNOSIS PENYAKIT – HARUS DINILAU SECARA INDIVIDU

5. RESIKO

Apakah ada peningkatan risiko, bahwa kondisi kesehatan pekerja dapat membahayakan diri sendiri,
rekan kerja atau lingkungan bila pekerja tetap melakukan pekerjaan tersebut • Apakah ada risiko
lingkungan kerja memperberat kondisi kesehatan perkerja • (berdasarkan evidence yang ada)

RISIKO MENINGKAT APABILA MERUPAKAN PENYAKIT AKIBAT KERJA

6. TOLERANSI

Pihak Pekerja : Kembali bekerja biasa/dengan penyesuaian? Dapat menerima keterbatasan atau rasa
tidak nyaman dalam melakukan pekerjaan? Sudah siap bekerja lagi?

Pihak atasan : Apakah menerima kondisi ybs kembali bekerja. ataukah ada pengaturan2 tertentu?

TOLERANSI SERINGKALI HARUS DIBANGUN UNTUK IMPLEMENTASI PROGRAM KEMBALI KERJA

7. STATUS KELAIKAN KERJA

- Laik Kerja : Mampu melakukan pekerjaan semula • Mampu melakukan pekerjaan semula, tetapi
efektivitas menurun, ada keterbatasan, harus tetap berobat, perlu penyesuaian (Laik Kerja dengan
catatan bagi pemberi kerja)

- Tidak Laik Kerja sementara : Tidak mampu secara fisik/mental melakukan semua pekerjaan untuk
sementara waktu • Tidak mampu secara fisik/mental melakukan pekerjaan saat ini untuk sementara
waktu • Perlu dicantumkan periode Re-asesmen

- Tidak Laik Kerja : (ada 4 macam)

Mampu melakukan pekerjaan, tetapi dapat mempengaruhi kondisi medis

Mampu melakukan pekerjaan, tetapi berrisiko bagi pekerja, pekerja lain atau komunitas

Tidak mampu secara fisik/mental melakukan pekerjaan semula (ganti kerjaan)

Tidak mampu secara fisik/mental melakukan semua pekerjaan – TIDAK LAIK KERJA UNTUK SEMUA
PEKERJAAN

FAKTOR PENENTU Kembali KERJA = KAPASITAS KERJA (KEMAMPUAN KERJA) •RISIKO • TOLERANSI
Pelaksanaan Program kembali Kerja

Dilakukan oleh Perusahaan atau tempat kerja • Bisa di dukung oleh pihak ketiga (asuransi) • Sdm
pelaksana: • Dokter yang memiliki kompetensi (Spok, dokter dgn pelatihan khusus) yang berkoordinasi
dengan dokter spesialis lainnya) • Perawat kesehatan kerja, pembina kesehatan kerja • Petugas k3 lain •
Perlu kerja sama tim • Diperlukan case manager.

Anda mungkin juga menyukai