KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
•
(· ®
©e
l
.
PERDAMI
mMl\IMDCMn• WtlMllMla~Ml '
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA -----------~
KATA PENGANTAR
DIREKTUR KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmatNya, sehingga Konsensus Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja di
Indonesia dapat diselesaikan. Konsensus Tatalaksana Penya kit Aki bat Kerja
ditujukan untuk mendukung pelayanan kesehatan bagi pekerja, khususnya
pada penetapan Penyakit Akibat Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama maupun Rujukan.
Scanned by CamScanner
Konsensus ini merupakan satu langkah untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan pada pekerja. Penghargaan dan ucapan terimakasih kami
sampaikan kepada Pengurus Besar lkatan Ookter Indonesia (PB IOI),
PEROOKI, PEROOKLA, PEROOSPI, PERHATI, POPI, PEROAMI, PAPOI,
PEROOSSI, PEROOSKI, POSKJI, POUi, IOKI, serta para pakar dan praktisi
kesehatan kerja, atas dukungan dan kontribusi sehingga dikeluarkannya
konsensus ini. Semoga upaya yang kita lakukan dapat meningkatkan upaya
kesehatan kerja di Indonesia.
_/;!mi_
drg. Kartini Rustandi, M.Kes
NIP. 196304071987122001
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA ------------J
DAFTAR ISi
BABI
Pendahuluan .......................................................................................................................... 1
BAB II
Aspek Medikolegal Dan Etik Kedokteran Dalam Pelayanan
Penyakit Akibat Kerja ......................................................................................................... 7
BAB Ill
Konsensus Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja ..................................................... 9
BABIV
Penutup ..................................................................................................................................... 21
Lampiran ...................................................................................................... 1 . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAK
IT AKI BAT KERJA
DI INDoNEs1A
SAMBUTAN
KETUA UMUM PB IOI
Scanned by CamScanner
,,..--
'
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _-_1;
.
Ketua Umum
!:: - ---- ~
Dr. Daeng M. Faq;:.;, MH
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KER
JA DI INDQl•
•1Es1.\
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA . .rEIBI «, ""(_ JC ... .. •. ~ • .
.. Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA
PERDAMI
N11W11M mm!lll . . _ .MllMDICM
dr. Nusye E Zamsiar, MS.Sp.OK R.dr. Wawan Mulyawan, S , Bs. dr. . Adi Riyono, Sp.KL
Sp.KP
1:tliL
Sp.KK(K) FINSDV FAADV
Perhimpunan Dolder
dr:1'Jl'."S1dik, Sp.M(K)
Mt
DR. dr. Agus Dwi Susanto
Sp.P(K) FAPSR, FISR
~~a-
~-~-----c::::~~J>
dr. Sally Aman Nasution
Sp.PD-KKV, FINASIM, FACP
~
dr. Eka Viera, Sp.KJ
i
i=..:.:~I'" -~
Leher esla
Scanned by CamScanner
LEMBAR PENYERAHAN
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA
Jakarta, 14 Desember 2018
Oleh,
Kepada,
~D KEMENTERIAN
O ~ KESEHATAN
D REPUBLIK
INDONESIA
DIREKTUR JENDERAL
KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN
Scanned by CamScanner
-----·tMatfl;
LEMBAR PENVERAHAN
KONSENSUS TATALAKSANA PENVAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA
Jakarta, 14 Desember 2018
Oleh,
Kepada,
~}~ BPJS
BPJS Kesehatan
Sadan Penyel~ Jaminan Sosial
~ Ketenagakerjaan
1. BPJS KESEHATAN 2. BPJS KETENAGAKERJAAN
(Endro Sucahyono)
Scanned by CamScanner
~~~~a;:_a-.-----· - - -- -~~- ------ =...,..•11<m
1
•i:oa1
·r-nnww:ai;;
•cm11W·-
~ • Wft'l•ID:I'• LQll• =-· -•1
-
.......- - · · KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA E?:C::~t=:::::::;:=:z::::i::::::::c.:~i8~
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap pekerjaan memiliki potensi untuk menimbulkan masalah
kesehatan yang disebabkan oleh proses kerja, lingkungan kerja serta
perilaku kerja. Hal ini menyebabkan pekerja tidak hanya berisiko menderita
penyakit menular dan tidak menular sebagaimana yang dialami masyarakat
luas tetapi pekerja juga dapat menderita penyakit akibat kerja dan/atau
penyakit terkait kerja. Penyakit Akibat Kerja (PAK) bukan penyakit yang
umum terjadi pada masyarakat karena Penyakit Akibat Kerja terjadi akibat
adanya pengaruh faktor risiko yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau
lingkungan kerja.
Berdasarkan data BPS tahun 2018 menyatakan bahwa sekitar 54%
penduduk Indonesia berada pada usia kerja dan sebagian besarnya
merupakan pekerja. International Labour Organization (/LO) tahun 2013
menyebutkan bahwa setiap tahun ditemukan 2,34 juta orang meninggal
terkait pekerjaan baik penyakit maupun kecelakaan dan sekitar 2,02 juta
kasus meninggal terkait Penyakit Akibat Kerja. Menurut kajian WHO
menunjukkan bahaya di tempat kerja merupakan penyebab atau mem-
berikan kontribusi bagi kematian dini jutaan orang di seluruh dunia dan
mengakibatkan penyakit serta kecacatan bagi lebih dari ratusan orang
setiap tahunnya. Dari 2,2 juta kematian/tahun, 800.000 diantaranya
disebabkan faktor risiko di tempat kerja, seperti bahan kimia karsinogenik,
partikulat yang ada di udara, risiko ergonomik, penyakit infeksi HIVI AIDS
danTBC.
Besarnya jumlah pekerja di Indonesia dan masih tingginya risiko
kesehatan di tempat kerja membawa konsekuensi kemungkinan tingginya
gangguan kesehatan yang disebabkan I terkait dengan aktifitas dan
lingkungan kerja. Namun di Indonesia gambaran penyakit akibat kerja saat
Scanned by CamScanner
per- • = 7
1
- ---~
I i
ini seperti fenomena "Puncak Gunung Es': dimana penyakit akibat kerja yang
dilaporkan masih sangat kecil. Pada tahun 2017, kasus PAK yang dilaporkan
ke BPJS Ketenagakerjaan hanya berjumlah 107 kasus per tahun. Bila
dibandingkan dengan pekerja Indonesia yang berjumlah 121,02 juta orang
maka jumlah kasus PAK yang dilaporkan masih sangat rendah. Hal ini
diantaranya disebabkan karena kompetensi tenaga kesehatan yang belum
optimal dalam mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja. Minimnya identifikasi
Penyakit Akibat Kerja oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan menyebabkan tempat kerja kurang mendapatkan "feed back"
dalam upaya pencegahan dan pengendalian hazard di lingkungan kerja.
Selain itu deteksi dini Penyakit Akibat Kerja seharusnya dapat membatasi
timbulnya keparahan penyakit dan mencegah terjadinya kecacatan.
Selama berjalannya SJSN sejak tahun 2015, telah terjadi ketidak
seimbangan pemanfaatan jaminan pelayanan kesehatan antar berbagai
badan penyelenggara, dimana Penyakit Akibat Kerja yang seharusnya
ditanggung penjamin bidang Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan, PT.
TASPEN, PT. ASABRI), maka menjadi tanggungan BPJS lain, karena tidak
teridentifikasi oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan penguatan fasilitas
pelayanan kesehatan dalam mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja. Sehingga
Organisasi Profesi Kedokteran perlu menyusun konsensus Penyakit Akibat
Kerja di Indonesia yang dapat menjadi acuan bagi dokter untuk melakukan
pelayanan Penyakit Akibat Kerja di semua fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia.
A. TUJUAN
Adanya kesepakatan Organisasi Profesi tentang Tatalaksana Penyakit
Aki bat Kerja di Indonesia.
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA
8. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional.
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyeleng-
garaan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bag i Pegawai Aparatur Sipil
Negara.
11. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jami nan Kesetidi.an
12. Peraturan Presiden tentang Penyakit Akibat Kerja.
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Sistem
Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Penya kit Aki bat Kerja.
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141 Tahun 2018 tentang
Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan dalam Pemberian Manfaat
Pelayanan Kesehatan.
-- Scanned by CamScanner
A. PENGERTIAN:
1. FKTP atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas
kesehatan yang melakukan pelayanan perorangan yang bersifat
nonspesialistik untuk keperluan observasi, promotif, preventif,
diagnosis, perawatan, pengobatan dan/atau pelayanan kesehatan
lainnya.
2. FKRTL atau Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalah
fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan perorangan yang
bersifat spesialistik atau subspesialistik yang meliputi rawat jalan
tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dan rawat inap di ruang
perawatan khusus.
3. Organisasi profesi dalam hal ini adalah lkatan Dokter Indonesia yang
menjadi induk dari organisasi profesi dan meliputi Perhimpunan
Spesialis, Perhimpunan Dokter Umum Indonesia dan Perhimpunan
Keseminatan Kesehatan Kerja.
4. Kompetensi adalah kemampuan seorang dokter untuk menjalankan
praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.
5. Kompetensi dalam diagnosis Penyakit Akibat Kerja adalah kompe-
tensi dokter terkait Penyakit Akibat Kerja yang diperoleh melalui
pendidikan formal atau pelatihan yang terstandar.
6. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan/atau lingkungan kerja.
7. Diagnosis Klinis adalah penentuan jenis penyakit oleh dokter ber-
dasarkan tanda dan gejala serta pemeriksaan fisik dan laboratorium
dengan menggunakan metode, alat dan pemeriksaan penunjang
lainnya.
8. Diagnosis Okupasi adalah penegakan diagnosis Penyakit Akibat
Kerja yang dilakukan melalui pendekatan 7 langkah diagnosa.
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA E!:::::!:!Z!!-:::::::::?:!:'1'!::::::~~~1l:m
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam konsensus ini adalah penapisan, prinsip 7 langkah
diagnosis Penyakit Akibat Kerja, kategori penetapan diagnosis Penyakit
Akibat Kerja, daftar penyakit akibat kerja berdasarkan kategori
penetapan, tatalaksana Penyakit Akibat Kerja, rujuk dan rujuk balik serta
preventif Penya kit Aki bat Kerja.
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA r:citi:3::::lr:£:ctil!DCZ!:~m2i!Z2EEm
BAB II
ASPEK MEDIKOLEGAL DAN ETIK KEDOKTERAN
DALAM PELAVANAN PENVAKIT AKIBAT KERJA
Sehat dan bekerja merupakan hak azasi manusia, namun tempat kerja
dapat berisiko terhadap kesehatan pekerja. Untuk itu Pekerja, Pemberi kerja
dan Pemerintah memiliki peran dan tanggung jawab untuk mewujudkan
tern pat kerja yang sehat dan terbebas dari pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerjaan. Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang dapat
ditimbulkan oleh proses, bahan, alat dan perilaku serta lingkungan kerja,
dimana kondisi tersebut dapat dilakukan upaya pengendalian sehingga
Penya kit Aki bat Kerja dapat dicegah.
Regulasi di Indonesia telah mewajibkan pemberi kerja dan pekerja untuk
mengikuti program jaminan kesehatan nasional dan jaminan kecelakaan
kerja. Fasilitas pelayanan kesehatan dan pemberi kerja wajib untuk
melaporkan Penyakit Akibat Kerja, sebagai salah satu upaya perlindungan
terhadap kesehatan pekerja. Diagnosis Penya kit Akibat Kerja memiliki aspek
legal dimana pemberi kerja/pimpinan tempat kerja juga mempunyai
tanggung jawab terhadap pencegahan terjadinya Penyakit Akibat Kerja.
Berdasarkan regulasi yang ada pekerja berhak mendapat upaya pen-
cegahan dan perlindungan terhadap Penyakit Akibat Kerja serta memiliki
kepesertaan jaminan kecelakaan kerja.
Pada pelayanan kesehatan terhadap pekerja, dokter memiliki hak dan
kewajiban melakukan diagnosis Penyakit Akibat Kerja dalam rangka
perlindungan kesehatan dan kesembuhan pasien {pekerja). Diagnosis
Penya kit Akibat Kerja memiliki konsekuensi aspek legal terhadap kewajiban
pihak pemberi kerja dan di sisi lain pekerja berhak memperolah manfaat
berupa pelayanan kesehatan dan manfaat santunan bila terdapat kecacatan.
Hal ini memerlukan profesionalisme dokter dalam menjalankan tugasnya.
Dokter sebagai profesional mempunyai pengetahuan, keterampilan khusus
serta tanggung jawab dan tugas spesifik dalam memberikan pelayanan
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA ~-
I
I
I
II
1
I
I
I
l
l
I
I!
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA c:=:::::=:l=:iil::!i::i:Z=:i:~~C!C:z::J
BAB Ill
KONSENSUS TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA
{1} PENAPISAN
Setiap dokter yang memberikan pelayanan kesehatan di FKTP dan
FKRTL pada pasien yang bekerja harus mempertimbangkan adanya
pengaruh pekerjaan dan lingkungan kerja sebagai penyebab terjadinya
penyakit.
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA =:m:!::ii:z:i
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA . .. ~ .
..... . "' " ' ":.. ~· ....
.. "' . ·~· - .
Scanned by CamScanner
.1
I
n ======::i
menjadi perancu.
• Faktor individu yang berperan terhadap timbulnya penyakit
antara lain : jenis kelamin, usia, kebiasaan, riwayat penyakit
keluarga (genetik), riwayat atopi, penyakit penyerta.
e Adanya faktor individu dapat menjadi perancu diagnosis Penyakit •
Akibat Kerja, namun belum tentu meniadakan adanya Penyakit
Akibat Kerja. Sehingga interpretasi langkah ini harus dilakukan
secara hati-hati oleh dokter yang memiliki kompetensi dalam
diagnosis Penya kit Akibat Kerja.
I I
Scanned by CamScanner
(3) KATEGORI PENETAPAN DIAGNOSIS PENYAKIT AKI BAT KERJA
Berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat kesulitan dalam mendiagnosis
Penyakit Akibat Kerja serta ketersediaan fasilitas dan sumber daya di
layanan kesehatan, maka proses diagnosis Penyakit Akibat Kerja dibagi
menjadi 3 (tiga) kategori:
Scanned by CamScanner
.'~=====::::J
Scanned by CamScanner
yang dapat ditegakkan di FKRTL (A2) dan kriterianya, masuk
dalam kategori Dugaan Penya kit Aki bat Kerja (B).
Scanned by CamScanner
•t:================~
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA c=:=========:::z:~==~
• Scanned by CamScanner
·--------------~'"""::'.'.::::::::=:::~
(7) LAIN-LAIN
• Penya kit yang merupakan kelanjutan dari kecelakaan kerja (Penya kit
Akibat Kecelakaan Kerja) merupakan Penyakit Akibat Kerja yang
spesifik pada pekerjaan tertentu, seperti Hepatitis B, Hepatitis C dan
HIV pasca kecelakaan kerja tertusuk jarum suntik terkontaminasi
pajanan biologi. Untuk Low back pain dan HNP pasca cedera
vertebra di tern pat kerja jug a termasuk dalam kecelakaan kerja.
• Pencegahan penyakit akibat kecelakaan kerja yang memerlukan
tatalaksana profilaksis dikategorikan sebagai Penyakit Akibat Kerja
yang spesifik pada pekerjaan tertentu, seperti Needle Stick Injury,
Iuka akibat terkena benda ta jam terkontaminasi pajanan biologis dan
penekanan pada vetebra.
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA
FKTP FKTRL
Pasien pekerja
Tidak
Diagnosis klinis tegak
Rujuk Sp. terkait
Tidak Tidak
Rujuk SpOk/SpKl/SpKp
Rujuk SpOk/SpKl /SpKp
Pajan:·yang komplek:--)
sebagai penyebab penyakit t
Penyakit akibat kerja baru l
Penyakit Akibat Kerja Penyakit Akibat Kerja danl atau pajanan baru
Peran lintas profcsi
Adanya keraguan dan atau
I
l
\.._~ctidak~~~~~~~~)
Scanned by CamScanner
•t:==============::::::::==~ KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA - - - ·
l
(8) PREVENT! F PENYAKIT AKI BAT KERJA
• Pada umumnya Penyakit Akibat Kerja bersifat irreversible sehingga
tindakan pencegahan sangat diperlukan, bila tidak dilakukan akan
menimbulkan Penyakit Akibat Kerja pada pekerja lain dengan risiko
pekerjaan yang sama.
• Upaya pencegahan Penya kit Aki bat Kerja antara lain:
a. Melakukan promosi kesehatan untuk upaya pencegahan pada
pekerja lainnya, seperti penggunaan Alat Pelindung Diri, mela-
kukan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja.
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk deteksi dini.
c. Mendorong pasien dan pemberi kerja untuk menjadi agen
perubahan untuk pencegahan penyakit pada pekerja lainnya.
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA c:::=:m====:::::::::::::z:z~
BAB IV
PENUTUP
Scanned by CamScanner
::><::
0
z
(/)
LAMPIRAN I m
z(/)
c
(/)
~
~
r-
)>
A. DAFTAR PENYAKIT AKIBAT KERJA VANG SPESIFIK PADA PEKERJAAN TERTENTU ::><::
(/)
)>
z
)>
DIAGNOSA
z"
JENIS PENYAKIT FAKTOR LAIN KATAGORI m
OKUPASI TAN DA AGEN I LAMA FAKTOR
No. AKIBAT KERJA ICDX PEKERJAAN DILUAR PENETAPAN
(Permenkes PATOGNOMONIK PAJANAN PAJANAN INDIVIDU
(Perpres PAK)
No.56) PEKERJAAN DIAGNOSA ~
7"
1 Tuberkulosis TB Paru Tuberkulo tidakada Mycobacteri Tenaga kesehatan yang Minimall Tidak ada Tidak ada Al dan A2 =i
Akibat Kerja sis Paru um melayani pasien bu Ian kontak dengan )>
(A15.0) Tuberculosis TB Petugas laboratorium penderi1a TB di ~
dari manusia memeriksa spesimen pasien TB, CD
luar tempat
yang Tenaga non kesehatan di kerja. ~
terinfeksi fasilitas kesehatan yang kontak 7"
dengan pasien/spesimenTB m
;>IJ
'-'
)>
0
2 Kankeryang Mesothelioma Mesothelio tidakada Asbes Pekerja pada industriasbes, masa Tidak ada Tidak ada A2 z
disebabkan oleh Akibat Kerja ma pleura pekerja konstruksi, pekerja laten > 15 riwayat 0
asbestos (C45.0) bengkel otomotif, tahun, menggunakan 0
durasi atap asbes di
z
m
pajanan luar tem pat (/)
tidak kerja, Tidak j>
berpengar tingga l di area
uh sekitar industri
as bes
3 Pneumokoniosis yang Asbestosis Pneumoco Pleural plaque As bes Pekerja pada industriasbes, masa Tidak ada Tidak ada A2
Scanned by CamScanner
disebabkanoleh Akibat Kerja niosis pekerja konstruksi, pekerja laten > 15 riwayat
asbestos karena bengkel aotomotif, tahun, menggunakan
asbes dan durasi atap asbes di
serat pajanan luar tempat
mineral minimal15 kerja, Tidak
lainnya I tahun tinggal di area
Asbestosis sekitar industri
(J61) asbes
JENIS PENYAKIT DIAGNOSA
No. AKIBAT KERJA OKUPASI TAN DA
ICDX AGEN I LAMA FAKTOR FAKTOR LAIN KATAGORI
(Perpres PAK) (Permenkes PATOGNOMONIK PEKERJAAN DI LUAR
PAJANAN PAJANAN IN DIVIDU PENETAPAN
No.56) PEKERJAAN DIAGNOSA
4 Asma yang Asma Akibat Asma, Gejala timbul De bu Pembuat rot i, kue dan makanan tidak
disebabkan oleh Kerja tidak Tidak ada Tidak ada Al dan A2
setelah terpajan Tepung, lain yang mengandung tepung, berpengar
penyebab sensit isasi ditentukan riwayat asma alergen di luar
dan berkurang Detergen pekerja perusahaan pembuat uh
a tau zat iritan yang atau alergi pekerjaan yang
(J45.9) a pa bi la bubuk ya ng deterj en bubuk,
d ikenal dalam proses sebelumnya dapat
menghindari mengandun Pekerj a laundy,
pekerjaan menyebabkan
pajanan, g enzym, Pedagang bunga, 7"
timbulnya as ma
Serbu k sari, Pekerj a meubel, 0
Debu z
Cf)
Semen, m
z
Cf)
5 Dermatttiskontak Dermatitis dermatitis Gejala berkurang Sabun I cCf)
Pekerjaan yang menggunakan Durasi Tidak ada tidak ada kontak Aldan A2
ir itan yang kontak iritan kontak apabila Deterjen, bahan pajanan yang bersifat tidak ber- dengan bahan
disebabkanoleh zat akibat kerja
iritan yang timbuldari
iritan
kelompok
menghindariagen
penyebab,
Pelarut,
Minyakdan
iritan. pcngaruh iritan yang ~
aktivitas pekerjaan, agen morfologilesi pelumas,
Pekerja di lingkungan basah
(wet workers scpcrti nclayan,
berada di luar
tempat kerja
~
tidaktermasuk dalam penyebab sesuaidengan produk pembantu rum ah tangga, penjual ~
penyeba b lain; dan utama: pajanan pada area minyak ikan, dll). 7"
(/)
Sabun I kontak, bu mi, Pekerja semen, )>
Deterjen, Asam.alkal i, Penata rambut, z)>
Pela rut. Semen,
Min yak garam -c
m
dan logam, terak z
pelumas.
produk
dan kaca
wol atau ~
7"
minyak bahan iritan =i
bu mi, lainnya. )>
Asam,alka ~
Ii, Semen, Cll
garam ~
Scanned by CamScanner
z
CJ
0
z
m
Cf)
)>
"'0z
en
m
z
en
cen
7 Penyakit yang Varicella Varicella tidakada Virus Tenaga kesehatanyang minimal14 Tidakada Tidak kontak Al dan A2
disebabkanoleh Akibat Kerja zoster viru Varicella melayani pasien varicella hari dengan
faktorbiologi lain di sdari zoster setelah penderita
Scanned by CamScanner
8 Carpal tun nel Carpal Tunnel Carpal tidak ada Gerakan Doktergigi, Pekerja denganalat Minimal a Tidak ada tidak ada Al dan A2
syndrome karena Syndrom Tunnel berulang -ula Jack Hammer, Pekerja bu Ian obesitas, tidak akt1fitas lain di ;:o:::
periode Akibat Kerja Syndrom ng (gerak mengetik, Tukang potongdaging ada lua r pekerjaan 0
berkepanjangan (G.56.0) repetitif), (butcher), pekerja gergaji kehamilan, yang da pat z
en
dengan gerak repetitif pekerjaan (sawmill), pekerja perakita n tidak ada menyebabkan m
yang mengerahkan yang (manufacture), pekerja pelinting riwayat CTS seperti zen
tenaga, pekerjaan melibatkan rokok dengan tangan, pemain d islipidemia, gerakan repetitif,
yang melibatkan getaran, musik d rum dan pekerja lainnya hipertensi, pekerjaan yang
cen
getaran, posisi Posisi yang terpajangerakan berulang OM, melibatkan
ekstrimpada
pergelangantangan,
ekstrim pada
pergelangan
tang an
(gerak repetitif),getaran, posisi
ekstrim pad a pergelanga n
tang an.
Rheumathoid getaran, posisi
Ar th ritis dan ekstrim pada
tidak ada pergelangan
~
r-
terutama riwayat c idera tangan. l>
;:o:::
kombinasi pada en
dari risiko )>
pergelangan
terse but tangan. z
)>
-u
Tidak ada Tidak ada Al m
9 Penyakit otot da n
kerangka lain
Nyeri
Punggung
Simple
LBP
Keluhan terjadi
segera setelah
Manual
handling,
Perawat yang angkat angkut
pasien, Pengendara alat berat ,
Bersifat
riwayat ak1iv itas manual z
~
akut
Bawah angkat angkut whole body Pekerja ku li panggul, penerbang segera trauma tulang handling dan
(M54.5) punggung w hole body ;:o:::
Sederhana saat bekerja vibration helicopter, set el ah
sebelumnya, vibration di luar ~
Akibat Kerja pramugari/ pramugara.mekanik terpajanan
tidak ada pekerjaan. )>
pesawat, Anak Buah Kapa I ;:o:::
bagian mesin. riwayat
Cil
RA/OApada
~
Scanned by CamScanner
tulang
punggung ;:o:::
sebelumnya. m
;io
);!
0
z
0
0
z
m
(/)
i>
;;-;:
DIAGNOSA 0
No.
JENIS PENYAKIT
AKIBAT KERJA OKUPASI TAN DA AGEN I LAMA FAKTOR
FAKTOR LAIN KATAGORI z
Cf)
(Permenkes ICOX PEKERJAAN DI LUAR PENETAPAN m
(Perpres PAK} PATOGNOMONIK PAJANAN PAJANAN INDIVIOU
No.56) PEKERJAAN DIAGNOSA z
Cf)
11 Penya kit yang Katarak Katarak tidakada Ultra Violet, Pengelas, Pekerjaan dengan Minimal6 Tidak ada A1 dan A2
~
;;-;:
disebabkanoleh Juvenilis lainnya Infrared, papa ran radiasl pengion dari bulan riwayat :::::;
radiasi optik, meliputi AkibatKerja Microwave. mesin x-ray, reaktor nuklir, trauma ma ta
(H.26.8) )>
ultraviolet, radiasi PengionRa pandal besi, blower kaca, sebelumnya, ;;-;:
elektromagnetik diasi penerbang dan pekerjadi Tidak ada
(visible light). infra
cc
landasan pesawat.
merah. termasuk
riwayat DM
sebelumnya, ~
laser ;;-;:
•
m
~
12 Penyakit yang Keratitis Photokerat Gejala timbul UV, Infrared Welders, Pekerja peleburan Timbul < Tidak ada Tidak ada
'-'
A1 )>
disebabkanoleh Exposure itis segera setelah logam, Pekerja glass blower, 24jam
radiasioptik, meliputi terpapar exposure Pekerja yang terpapar UV. laser 0
(H16.1) setelah
ultraviolet, radiasi las grade 3-4 (panjang gelombang terpapar
elektromagnetik 532 - 1064 nm) z
(visible light), infra 0
merah, termasuk
0
laser
z
m
Cf)
14 Penya kit yang Olil ic Aero ol itic Tidak ada Perubahan Penerbang, Awak kabin dan atlet Bersifat Tidak ada Tidak ada A2
disebabka n oleh ba rotrauma barotraum tekanan dirgantara, penyelam, tenaga akut
udara bertekanan akibat kerja a kesehal an pendamping ruang segera
a tau udara yang udara Hypobarikdan selelah
(T70.0)
didekompresi; Hyperbarik(TOHB), Pekerja d i lerpajanan
bawah tanah (Compressed Air
Worker (CAW)), tenaga
kesehatan evakuasi medis udara
"'0z
15 Penya kit ya ng Sinus Sinus Tidak ada Pe rubahan Penerbang, Awak ka bin dan atlel Bersifat Tidak ada T idak ada A2 en
disebabkan oleh barot rauma barotraum tekanan dirgantara, penyelam, tenaga akul m
udara bertekanan akibal kerja a kesehatan pendamping ruang segera
z
en
atau udara yang ( T70.1) udara Hypobarikdan selelah cen
d idekompresi; Hyperbarik(TOHB), Pekerja di lerpajanan
bawah tanah (Com pressed Air
Worker (CAW)), tenaga
~
kesehalan evakuasi medis udara ~
r-
l>
"'
(/)
)>
16 Penyakit yang Barotrauma Elek dari T idak ada Perubahan Penerba ng, Awak kabin dan atlet Bersifat Tidak ada Tidakada A2 z
)>
disebabkanoleh (Mata, Saluran tekanan lekanan d irgantara, penyelam, l enaga akut
udara bertekanan Cerna udara dan kesehatan pendamping ruang segera "O
atau udara yang Saluran t ekanan udara Hypobarikdan setelah m
didekompresi Napas, Kulil , air, tidak Hyperbarik(TOHB), Pekerja d i terpajanan
z
Gigi) Akibat spesifik bawah tana h (Compressed Air ~
Kerja (T70.9) Worker (CAW), lenaga
kesehatan evakuasi medis udara "'
::j
)>
"'
Scanned by CamScanner
CD
17 Penyakit yang Penya kit Caisson Tidak ada Perubahan Penerbang, Awak kabin dan atlet Bersifat Tidak ada Tidakada A2
~
disebabkanoleh
udara bertekanan
Dekompresi
Akibat Kerja
disease/de
compressi
tekanan d irgantara, penyelam, tenaga
kesehatan pendamping ruang
akut
segera "'
m
Al
......
atau udara yang (Caisson on udara Hypobarikdan setelah )>
didekompresi Disease) sickness Hyperbarik(TOHB), Pekerja di terpajanan
bawah lanah (Compressed Air Q
(T70.3)
Worker (CAW)), lenaga z
kesehatan evakuasi medis udara 0
0
z
m
en
j;
6z
(/)
m
z
(/)
LAMPIRAN II
Erysipelothrix rhusiopathiae dari hewan yang Pertanian dan hewan kerja peternakan, bekerja
A26.- Erysipeloid A26.0 Cutaneous
hewan, pekerjaan rumah potong hewan, pekerjaan
terinfeksi
erysipeloid pengolahan daging dan pekerjaan lain yang melibatkan
kontakdengan babi, sapi, unggas atau ikan
interrogans Leptospira dari hewan (terutama Pertanian dan hewan kerja peternakan, bekerja
A27.· leptospirosis
tikus), urin hewan atau tanah yang tercemar hewan, pekerjaan rumah potong hewan, pekerjaan
susu, pekerjaan pengolahan daging, bekerja
dengan kontak dengan tanah yang terkontaminasi
(misalnya tebu dan pekerja lapangan), nelayan air
tawar dan penangan ikan, pekerjaan limbah,
pengumpul sampah
Clostridium tetani dari tanah, limbah atau Pertanian dan kerja militer. pekerjaan konstruksi,
A35 Tetanus
hewan melalui Iuka yang mendalam pekerjaan limbah, bekerja dengan kontak dengan
uncleaned tanah yang terkontaminasi
Penyakit Lyme Borrelia burgdorferi dari gigitan kutu yang Pekerjaan luar, misalnya pertanian dan kehutanan
A69.2
terinfeksi
A70 Chlamydia psittaci infeksi Chlamydia psittaci dari burung Pekerjaan yang melibatkan kontak dengan unggas,
(Ornithosis) unggas atau kotoran mereka
J1 6.0 Pneumonia klamidia Chlamydia pneumoniae dari manusia Pekerjaan perawatan kesehatan
(Perhatikan juga pneumonia
lainnya di JIO-J18)
A77.- Demam Spotted (tick-borne rickettsii rickettsia dan Rickettsia jenis Kerja laboratorium, pekerjaan luar
rickettsioses) lainnya
A78 demam Q Coxiella burnetii dari hewan domestik (sapi, Domba dan sapi pertanian, pekerjaan laboratorium,
domba, kambing) atau lebihjarang melalui kerja tekstil, pekerjaan rumah potong hewan,
gigitan kutu pekerjaan hewan
A70 Chlamydia psittaci Chlamydia psittaci dari burung Pekerjaan yang melibatkan kontak dengan unggas,
infeksi unggasatau kotoran mereka
(Ornithosis)
J16.0 Pneumonia klamidia Chlamydia pneumoniae dari manusia Pekerjaan perawatan kesehatan
(Perhatikan juga pneumonia
lainnya di J10-J18)
A77.- Demam Spotted (tick-borne rickettsii rickettsia dan Rickettsia jenis Kerja laboratorium, pekerjaan luar
rickettsioses) lainnya
A78 demAm Q
Coxiella burnetii dari hewan domestik (sapi, Domba dan sapi pertanian, pekerjaan laboratorium,
domba, kambing) atau lebihjarang melalul kerja tekstil, pekerjaan rumah potong hewan,
gigilan ku lu pekerjaan hewan
AB2.· pe nya~jt anjing gila
Virus biasanya dari gigilan Perlanian dan peternakan bekerja, bekerja hewal\
terinfeksihewan liar alau domcslik pckerjaan laboratorium hewan, personcl kontrol
hewan, pekerja salwa liar
Scanned by CamScanner
r:c=::====::1:1 KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA
A84.- Tick-Borne ensefalilis viral Virus dari kutu Pekerjaan luar, misalnya pemburu, petani, tukang
kebun, ahli geologi
A98.- Demam berdarah virus Virus dari hewan pengerat Pekerja per1anian, penggembala, pekerja kontrol
lainnya. tidak diklasifikasikan
hewan pengerat
di tempat lain
BOl.- vancella Varicella zoster virus dari manusia Perawatan kesehatan dan pekerjaan laboralorium
B05.- Campak Virus dari manusia Perawatan kesehatan dan pekerjaan laboratorium
Bt6.- Hepalitis B akut Virus hepatitis B dari darah yang terinfeksi Perawalan kesehatan dan pekerjaan laboratorium, stat
penjara, polisi dan personil ambulans
B17.- Lainnya akul virus hepatitis Virus hepatit is C dari darah yang terinleksi Perawatan kesehatan dan pekerjaan laboratorium, star
B17.0 akul hepatitis C penjara, polisi dan person ii ambulans
B20.-to Human immunodeficiency Virus HI dari darah yang terinleksi Perawatan kesehatan dan pekerjaan laboratorium
624.- virus penyakit (HIV)
B38.- coccidioidomycosis Coccidioides immilis dari tanah (endemik kerja pertanian, pekerjaan laboratorium, pekerjaan
barat Amerika Ulara) militer
B39.- histoplasmosis Histoplasma capsulalum dari tanah;burung kerja pertanian, bekerja dengan unggas, pekerjaan
atau kelelawar koloran (endemik Amerika laboratorium
Utara bagian timur)
642.- sporotrichosis Schenkii Sporothrix dari sisa-sisa tanaman. Pertanian kerja, tukang kebun, toko bunga
pohon dan lanaman kebun kulit
658.- toksoplasmosis Toxoplasma gond1i dari kucing (alau burung, kerja pertanian, pekerjaan hewan, pekerjaan rumah
domba. kambing. babi, sapi dll) potong hewan, toko hewan peliharaan kerja
B65.- schistosomiasis Schistosoma spesies dari kontak dengan air kerja pertanian, pengairan apapun (misalnya
yang terkontaminasi pembangunan bendungan, bekerja dengan kolam
irigasi dan kanal)
667.- Ecchmococcosis Ecchinococcusspesies dari anjing dan hewan gembala
temak dalam negeri
C22.- neoplasma ganas hati dan vinil klorida Pembuatan vinil klorida, vinil
duktus empedu intrahepatik
C30.- Ganas neoplasma dari rongga debu kayu Kayu. lemari dan furniture pembuat
hidung dan telinga tengah produsen kromium, pelapisan logam,
C32.- neoplasma ganas faring Asbes 1ndustri asbes dan pemanfaat (lihat C45)
C34.- neoplasma ganas bronkus As bes industri asbes dan pemanfaat (lihat C45)
dan paru-paru
C40.-to Neoplasma ganas tulang dan radiasi pengion Pekerjaan dengan paparan radiasi pengion dari mesin
tulang rawan artikular x-ray. reaktor nuklir d ll, pekerjaan yang melibatkan
C41.- isotop
C67.- neoplasma ganas kandung amina aromatik Karel dan pewarna pekerja
kemih
C91.- ke leukemia radiasi pengion Pekerjaan dengan paparan radiasi pengion dari mesin
C95.- C91 limloid leukemia x-ray, reakl o r nuklir dll, pekerjaan yang melibatkan
C92 myeloid leukemia isotop
C94 lain dari jenis sel tertenlu Benzene Pekerjaan dengan paparan benzena, misalnya coke
oven, penggunaan benzena mengandung pelarut
059.- Mengakuisisi hemolitik Arsenik hidrida (arsine) Proses elektrolisis, mineral arsenikpengolahan
anemia Naflalin
Tributyl timah
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI IND
ONESIA
074.- Methaemoglobinaemias amino aromatik dan nitrocompounds Bahan peledak dan industri pewarna
074.8
methaemo-globinaemias
Lainnya
parkinson sekunder
G21.2 parkinson sekunder
karena penyebab eksternal Mangan pertambangan dan pengolahan, metalurgi,
G21.- lainnya Manggan pembuatan baterai, pengelasan
G25.- ekstrapiramidal lainnya dan Merkuri dan senyawanya produksi, baterai produksi, pembuatan lungisida,
gangguan gera k metalurgi merkuri, pembuatan peralatan yang
mengandung merkuri (misalnya termometer)
G56.- Mononeuropati ekstremitas Untuk G56.0: kuat pekerjaan berulang-ulang, Untuk G56.0: Pekerjaan yang melibatkan gerakan
alas getaran dan postur ekstrim pergelangan berulang kuat, bekerja dengan alat getar, pekerjaan
G56.0 Carpal tunnel tangan. terutama kombinasi dari risiko melibatkan postur ekstrim pergelangan tangan,
syndrome tersebut misalnya daging, unggas dan pengolah ikan, sawmill
G56.2 Lesi dari saraf ulnaris dan creamery pekerja, pekerja konstruksi
G56.3 Lesi saraf radial
G56.8 mononeuropati lain
ekstremitas atas
G62.- Polineuropati karena agen Arsen dan yang Senyawa Acrylamide, karbon Arsenik pertambangan, tembaga peleburan,
beracun lainnya agen disulfida, etilen oksida, N-Hexane dan Metil dan penggunaan pestisida arsenik, herbisida 8~'/iduksi
beracun n, butil keton, lead, Air raksa, insektisida, tanning. pembuatan kaca, industri
Organophosphorous. Rayon manufaktur. karet dan peke~aan plastik
Radiasi laboratorium, Etilena operator sterilisasi oksida,
G92 ensefalopati toksik Lead, Air raksa, Pelarut misalnya: Toluena Timah dan seng pertambangan dan metalurgi,
Xylene, styrene, pentana industri konstruksi, pipa, akumulator tanaman,
white spirit pembuatan amunisi, pembuatan keramik atau kristal
1,1,2, trichlorethane pembuatan baterai penyimpanan timbal, pengelasan
dan pemotongan produksi elektrolit klorin. produksi
baterai, pembuatan fungisida, merkuri industri
metalurgi Pekerjaan dengan paparan pelarut.
HlO.· konjungtivitis Banyak alergen yang disebulkan dalam asma Lihat 145
kerja (J45) dan rhinitis kerja (130.3) juga dapal
konjunglivitis If 10.8 Lainnya
mcnyebabkan konjunglivilis kerja (Ii hat
bagian A.9.2)
....
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA
H26.- katarak lainnya Ultra Violet. Infrared, Microwave, Pengion Teknisi microwave dan radar. pekerjaan dengan
H26.8 lainnya katarak Aadiasi paparan radiasi pengion dari mesin x-ray. reak1or
ditentukan nuklir. pekerjaan yang melibatkan isotop Pandai Besi,
blower kaca, petani, nelayan
H55 Nistagmus dan gerakan mata Sinar petir penambang
yang tidak teratur lainnya
H83.3 efek kebisingan pada telinga kebisingan yang berlebihan Berbagai industri dan pekerjaan
bagian dalam
J61 Pneumoconiosis karena Asbes lndustri asbes dan pemanfaat (tambang misalnya
asbes dan serat mineral asbes dan pertambangan. industri produk asbes,
lainnya (Asbestosis) insulasi pekerjaan, pekerjaan konstruksi, kerja
debu anorganik
J63.2 Beryll1osis Berilium Graphite debu debu Iron Ekstraksi berilium dan metalurgi, industri
J63.3 Graphite fibrosis kedirgantaraan, Produksi industri nukhr dari artikel
(paru-paru) grafit, produksi grafit buatandari minyak batubara
J63.5 Stannosis Tin debu dan asap pertambangan timah dan metalurgi
190 Efusi pleura, tidak As bes industri asbes dan pemanfaat (lihat J61, halaman
diklasifikasikan di tempat fain sebelumnya)
J92..- plak pleura Asbes industri asbes dan pemanfaat (lihat J61, halaman
J92.0 pleura plak dengan sebelumnya)
kehadiran asbes
184.- Interstitial penyakit paru Logam keras (cobalt) Sintering, pekerja yang terpapar debu dari fogam
J84.1 Lain penyakit paru Catalan: Selain pneumokoniosis, penyakit sinter (misalnya penggilingan ala! logam keras)
interstitial dengan fibrosis logam keras- mungkin memiliki manifestasi
194.- Kondisi pleura fainnya J94.8 Yang berhubungan dengan asbes penebalan industri asbes dan pemanfaat (lihat J61, halaman
kondisi pleura d1tentukan lain pleura d1fus sebelumnya)
JJ 0,3 rhinitis alergi lainnya Banyak agen yang menyebabkan asma Lihat J45
pekerjaan, juga dapat menginduksi rhinitis
alergi asal kerja (lihat J45)
)45.- Asma !lerbagal macam zat kimia dan biologl. pekerjaan kimia, semprot lukisan. pembuatan busa
J45.0 asma Terutama alergi contoh isosianat, tepung dan biji-bijian debu poliuretan, penggunaan polyurethane- perekat
J45.1 Non-alergi Epitel hewan dan ekskresi, dcbu kayu, berbasis !laking, pertanian kerja laboratorium.
J45.8 asma Campur J45.9 Tanaman debu pewarna reaktlf. Persulfates. pertanian. kayu be~erja, tukang kayu, Peke~aan
asma Asma, tidak drtentukan Laleks (karet alam), dengan paparan debu dari tanaman pencelup Tekstil
penata rambul. pekerjaan perawatan kesehatan
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA
)66.- Airway penyakit akibat Kapas, rami, rami, dan debu sintetis cotton- pekerja industri kapas, bekerja dengan paparan deb-:-
tertentu l66.0 debu organik debu rami, debu organik, seperti debu organik (misalnya kerja pertanian)
)67.- Pneumonitis hipersensitif Pneumonitis hipersensitif dapatdisebabkan Pekerjaan yang melibatkan paparan jamur atau spora
akibat debu organik jamur dari sumber yang berbeda atau debu jamur (lihat pembagian J67 untuk beberapa
J67.0 Farmer ' paru-paru s organik lainnya pekerjaan risiko)
J67.1 Bagassosis
J67.2
Bird pelamun' paru-paru s
J67.3 Suberosis
J67.4 Maltworker' paru-paru
s
J67.5 Jamur-pekerja 's paru
K7t.- penyakit hati beracun Berbagai bahan kimia dapat menyebabkan Pajanan pada pekerja Dry cleaning, industry plastic,
kerusakan hati beracun.Contoh: Carbon tetra pertanian dan pekerja lain yang terpapar bahan
chloride, vinyl chloride, herbiside paraquat, tersebut. Pembuatan bahan peledak, rodentisida dan
PCB, Khloroform pupuk
Kuning (putih) fosfor
M65.- Sinovitis dan tenosinovitis gerakan berulang, pengerahan tenaga kuat Pekerjaan yang melibatkan gerakan berulang,
M65.4 Radial styloid dan postur ekstrim pergelangan pengerahan tenaga kuat dan postur ekstrim
tenosynovitis (de Quervain} tangan.Terutama kombinasi faktor-faktor pergelangan tangan.Misalnya daging, ikan dan
M70.- gangguan jaringan lunak gerakan berulang, pengerahan tenaga kuat Sama seperti di atas karpet dan lapisan lantai
dan postur ekstrim pergelangan
terkait dengan
tangan.Terutama kombinasi faktor-faktor
menggunakan, berlebihan
risiko.
dan tekanan
"177.- L.ainnya enthesopathies kerja kuat berulang-ulang pekerja konstruksi, seperti installators papan dinding.
M77.0 Medial epicondylitis tukang atap dan tukang batu, pemotong daging.
M77.1 Lateral epicondy\ltis pengepakan, pekerjaan lain yang melibatkan gerakan
berulang dan kuat
N14.- Obat dan berat-logam yang Logam berat: misalnya kadmium, Dye dan manufaktur, ma nufaktur baterai nikel-kadmium,
d1sebabkan kondisl plgmen Halogenasl hidrokarbon: misalnya elektro plating, Pekerjaan industri plastik dengan
tubuloint~r ~t1tial dan tubular karbon tetraklorida, trichloroethylene eksposur, pelarut yang mengandung hidrokarbon
N14.3 Nefropati d1sebabkan terhalogenasi
oleh berat logam
NMA Toxic ncfropatl, tidak
d1tcrnpat lain
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA
TI5.3 Mabuk pcrjalanan Percepatan atau gerakan lain yang Pcnerbang, pramugari/a, atlet dirgantara, , tenaga
disebabkan oleh perjalanan menggunakan kesehatan evakuasi medis udara, anak buah kapal,
pesawat, transportasi laut pekerja anjungan lepas pantai, tenaga penunjang
H04.1 Sindrom mata kering Kelembaban, suhu Penerbang, pcmandu lalu lintas udara
Z58.3 Stressful work schedule Jadwal kerja, beban kerja Penerbang, pramugari/a, pengatur lalu lintas udara,
pekerja di landasan pesawat udara, anak buah kapal.
Z73.0 Burn-Out Jadwal kerja, beban kerja fisik dan mental Penerbang, pramugari/a, pengatur lalu /intas udara
F43.1 Post traumatic stress Trauma Penerbang, pramugari/a, pengatur lalu /intas udara,
disorder
pekerja di landasan pesawat udara
L92 Granuloma disorder of skin Mycobacterium marinum Nelayan penyelam
and subcutaneus tissue
(swimmer elbow)
M90.3 Osteonecrosis in caisson Tekanan udara tinggi Penyelam, compressed air worker, attendance terapi
disease oksigen hiperbarik.
T58 Toxic effect of carbon Udara tekanan tinggi Nelayan penyelam tradisional
monoxide
T59.7 Toxic effect of carbon dioxide Udara tekanan tinggi Nelayan penyelam tradisional, penyelam sircuit
tertutup.
T41.5 Toxic effect of oxigen Oksigen tekanan tinggi Pekerja attendant terapi oksigen hiperbarik,
penyelam sirkuit tertutup.
T59.0 Toxic effect of nitrogen Udara tekanan tinggi Penyelam, compressed air worker. pekerja attendant
terapi oksigen hiperbarik
C92.0 Akut mieloblastik leukemia Hidrocarbon aromatic Anak buah kapal, nelayan, pekerja anjungan lepas
kapal.
T65.8 Aerotoksik syndrome Bah an kimia di pesawat antara lain: minyak Penerbang, pramugari dan pramugara
sintetik mesin jet, cairan hidrolik dan
de-icing, gol. TAP (Triacryl Phosphate), gol.
Organofosfat, amine oxidants, TCP
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA
llillliiiiilli:Dllll11o..
DAFTAR
KONTRIBUTOR
Scanned by CamScanner
KONSENSUS TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA DI INDONESIA c:::======::::l::=:=::::::=::::J
Scanned by CamScanner