Anda di halaman 1dari 32

Abortus

Trias Adam 112020052


Che Siti 112019172
Ruth Vinssagita Sambo
112021110
Amelia Elfisa 112021112
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RSUD KOJA
4 JULI – 10 AGUSTUS 2022
01.
Definisi
● Proses berakhirnya kehamilan
● Belum mampu hidup diluar
rahim
● <20 minggu / <500 gr
02. Etiologi

Fetus Maternal
 Faktor infeksi (CMV,
 Kelainan kromosom Lysteria Monocytogenes,
Parvovirus)
 Ibu merokok
 Ibu minum alkohol
Paternal  Ibu dengan DM
 Kelainan sperma
03. Patofisiologi
 Lebih dari 80 persen
aborsi spontan terjadi di
dalam 12 minggu pertama
kehamilan.
 Kematian biasanya
disertai perdarahan ke
dalam desidua basalis.
 Diikuti oleh nekrosis
jaringan yang berdekatan,
 Sehingga merangsang
kontraksi uterus dan
ekspulsi.
04. Klasifikasi

Berdasarkan terjadinya Berdasarkan gambar klinis


1. Abortus Spontan 1. Abortus Iminens
2. Abortus Buatan 2. Abortus Insipiens
• Medis 3. Abortus Inkomplit
• Kriminal 4. Abortus Komplit
5. Abortus Tertunda (Missed
abortion)
6. Abortus Habitualis
7. Abortus Septik
Diagnosis
Anamnesis
 Nyeri di perut bagian bawah
 Perdarahan pervaginam tanpa disertai jaringan hasil konsepsi.
 RPS: seperti DM yang tidak terkontrol, merokok, konsumsi alkohol dan
riwayat infeksi traktus genitalis.
Pemeriksaan Fisik
 Bercak darah (banyak, sedang atau sedikit)
 Nilai: uterus (besar dan konsistensi).
 Pemeriksaan pelvis.
 Nilai keadaan serviks (terbuka atau tertutup), ditemukan atau tidak sisa hasil konsepsi di
dalam uterus yang dapat menonjol keluar atau didapatkan di liang vagina.
Pemeriksaan penunjang  USG, tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, trombosit.
Abortus Iminens
 Perdarahan pervaginam
 Dilatasi serviks (-)
 Os uteri masih tertutup
 <20 mgg pertama
 Hasil konsepsi masih di dalam
kandungan
Manifestasi Klinis

 Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah


banyak
 Perut nyeri dan kaku.
 Tidak ada hasil konsepsi yang keluar
 Serviks dapat tertutup
Penatalaksanaan

 Tirah baring
 Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan.
 Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada pemeriksaan antenatal
termasuk pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu.
 Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan USG.
Abortus Insipiens
 Perdarahan pervaginam
 Dilatasi serviks (+)
 Os uteri telah terbuka
 <20 mgg pertama
 Hasil konsepsi masih di dalam
kandungan
Penatalaksanaan

 Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu: lakukan evakuasi isi uterus. Jika
evakuasi tidak dapat dilakukan segera:
• Berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
• Rencanakan evakuasi segera dengan AVM.
 Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu:
• Tunggu pengeluaran hasil konsepsi secara spontan dan evakuasi sisa hasil
konsepsi dari dalam uterus.
• Bila perlu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau Ringer
Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu pengeluaran hasil
konsepsi.
Abortus Inkomplit
 Perdarahan pervaginam
 Kontraksi uteri
 Dilatasi serviks (+)
 Os uteri terbuka
 <20 mgg pertama
 Hasil konsepsi keluar sebagian.
Penatalaksanaan

 Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan usia kehamilan kurang
dari 16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang mencuat dari serviks.
 Jika perdarahan berat dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan
evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM) adalah metode yang dianjurkan.
Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan, berikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat
diulang 15 menit kemudian bila perlu).
 Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU oksitosin dalam 1
liter NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk
membantu pengeluaran hasil konsepsi.
Abortus komplit
 Perdarahan pervaginam sedikit
 Kontraksi uterus
 Os uteri tertutup
 Hasil konsepsi keluar seluruhnya.
Penatalaksanaan

 Tidak diperlukan evakuasi lagi.


 Observasi keadaan ibu.
 Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg/ hari selama 2
minggu, jika anemia berat berikan transfusi darah.
Abortus tertunda
(missed abortion)

 Hasil konsepsi yang mati tertahan


di dalam.
 Fundus menetap/kecil
 Perdarahan pervaginam (-)
 Kontraksi uterus (-)
 Dilatasi serviks (-)
 Os uteri terbuka (-)
Penatalaksanaan

 Jika usia kehamilan <12 minggu: evakuasi dengan AVM atau sendok kuret.
 Jika usia kehamilan >12 minggu : pastikan serviks terbuka, bila perlu lakukan
pematangan serviks sebelum dilakukan dilatasi dan kuretase. Lakukan evakuasi
dengan tang abortus dan sendok kuret.
 Lakukan pematangan serviks. Lakukan evakuasi dengan infus oksitosin 20
unitdalam 500 ml NaCl 0,9%/Ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga
terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Bila dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi, evaluasi
kembali sebelum merencanakan evakuasi lebih lanjut.
Abortus Habitualis
Etiologi:
• Disfungsi tiroid
• Plasenta tidak manghasilkan
progesteron sesudah korpus luteum
atrofi.
• Kelainan kromosom – anomali
genetik .
• Asherman syndrome
Diagnosis

 Abortus spontan yang terjadi 3x atau lebih berturut-turut.


 Inkompetensia serviks  dimana serviks tidak dapat menerima beban
untuk tetap bertahan menutup sehingga ostium uteri akan membuka.
Penatalaksanaan

 Memberikan fiksasi pada serviks pada umur kehamilan 12-14 minggu dan
jika kehamilan aterm dan bayi siap dilahirkan, fiksasi dibuka.
Abortus Septik
Abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau
toksin ke dalam peredaran darah atau peritonium

• Gejala: demam tinggi, takikardi, perdarahan


pervaginam berbau, uterus membesar dan lembek,
DIAGNOSIS nyeri tekan, tekanan darah turun.
• Lab: leukositosis
Penatalaksanaan

 Berikan kombinasi antibiotik: Ampicillin 2 g iv/im kemudian 1 g diberikan


setiap 6 jam, Gentamicin 5 mg/kgBB iv setiap 24 jam, Metronidazole 500
mg iv setiap 8 jam.
 Kuretase dilakukan jika keadaan tubuh telah membaik minimal 6 jam
setelah antibiotik adekuat diberikan.
05. Komplikasi

 Perdarahan
 Perforasi uterus
 Infeksi
 Syok
06. Prognosis

 Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi


spontan sebelumnya.
 Pada wanita keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui,
kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar 40-80 %.
TERIMAKASI
References

1. Cunningham, Leveno, etc. Williams obstetricd. 24th Edi, New York:

McGraw Hill Education; 2014.

2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan

Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI. 2013

3. Saifuddin AB. Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi keempat.

Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010.

Anda mungkin juga menyukai