Anda di halaman 1dari 38

MANUAL

PLASENTA
LEO SIMANJUNTAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN
2
3
4
5
6
Retensio plasenta

Retensio plasenta adalah


plasenta tertahan dalam
uterus atau plasenta belum
lahir setelah 30 menit anak
lahir.
7
EPIDEMIOLOGI
• Retensio plasenta terjadi pada 1% - 3% kehamilan
• Faktor Risiko
• Grandemultipara
• Plasenta Previa.
• Riwayat pembedahan pada uterus: SC,
Miomektomi.
• Konsepsi IVF dimana lapisan endometrium tipis.
• Persalinan preterm
• Kuretase.
• Kelainan uterus kongenital
• Riwayat retensio plasenta sebelumnya

8
Etiologi
3. Plasenta inkreta, yaitu
1. Plasenta adhesiva. bila jonjot korion
Adalah implantasi jonjot memasuki miometrium.
korion yang kuat pada
dinding uterus sehingga 4. Plasenta perkreta, yaitu
sulit dilepaskan secara bila jonjot korion
fisiologis. menembus miometrium.
2. Plasenta akreta, yaitu 5. Plasenta inkarserata,
implantasi jonjot korion yaitu bila plasenta sudah
sampai kelapisan lepas tapi tertahan dalam
miometrium. uterus oleh karena
konstriksi ostium uteri.
9
“ Placenta Accreta
Spectrum Disorder
(PASD)
adalah invasi trofoblas abnormal
sebagian atau seluruh placenta ke
dalam myometrium dinding rahim

10
Pembagian:
• Berdasarkan kedalaman tumbuhnya vili korealis maka plasenta adhesiva
dibagi menjadi tiga kategori yaitu :

Plasenta akreta dimana vili melekat langsung pada


miometrium tanpa melibatkan desidua

Plasenta inkreta dimana vili tumbuh menembus


kedalam myometrium

Plasenta perkreta dimana vili menembus lapisan serosa dan dapat


mencapai organ disekitarnya seperti kandung kemih. Istilah plasenta
akreta umum dipakai untuk menggambarkan kelainan invasi vili
korialis.
11
12
EPIDEMIOLOGI
• Pada tahun 1980 insidensi plasenta akreta 1/2500 persalinan dan
pada tahun 2012 menurut American College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG), kejadian plasenta akreta meningkat
hingga 1 setiap 533 persalinan

• Faktor risiko plasenta akreta memiliki kesamaan dengan faktor


risiko plasenta previa. Dua faktor risiko yang paling berperan
dalam terjadinya plasenta akreta adalah plasenta previa dan
riwayat seksio sesarea.
13
Dalam praktek terdapat 3 jenis retensio
plasenta:
1. Plasenta sudah lepas sebagian/ akreta parsial. Biasanya
perdarahan banyak, talipusat terjulur, serviks uteri terbuka,
sering disertai syok.
2. Plasenta sama sekali belum lepas. Perdarahan sedikit,
talipusat tidak terjulur,serviks terbuka TFU sepusat, bila
talipusat ditarik fundus uteri ikut tertarik, pinggir plasenta
sulit ditentukan karena implantasi yang dalam.

14
“ 3. Plasenta inkarserata,
plasenta sudah lepas,
perdarahan sedang,
talipusat terjulur,serviks
konstriksi,TFU 2 jari
bawah pusat.

15
DIAGNOSIS

Manifestasi Klinis
• Jika plasenta akreta juga disertai plasenta previa,
maka akan terjadi perdarahan pada antepartum
umumnya terjadi pada trimester kedua.
• Namun jika terjadi plasenta akreta tanpa disertai
plasenta previa, maka plasenta akreta dapat
diketahui pada saat persalinan.

16
USG
• Lakuna plasenta
• Zona hipoekoik pada retro-plasenta yang menghilang
• Pada pasien dengan riwayat seksio sesarea dan plasenta previa, tampak :
• Kantong gestasional letak rendah
• Intraplacental lakes dengan aliran turbulen
• Desidua basalis yang menghilang (ketebalan myometrium < 1 mm)
• Menghilangnya batas permukaan yang halus dengan vesika urinaria
• Terdapat penonjolan (proyeksi) nodular yang fokal ke vesika urinaria pada
plasenta perkreta

17
MRI
• Uterus yang tampak menonjol
• Gambaran intensitas sinyal yang
heterogen pada plasenta
• Dark intraplacental bands pada T2.

18
TATALAKSANA

“ 1.Plasenta akreta parsial / separasi parsial.


• Pasang infus RL + oksiosin 20 IU tetesan
40 tts/mnt, bila perlu kombinasi dengan
misoprostol 400mcg, rektal. Ergometrin
tidak diberikan karena dapat terjadi
konstriksi ostium uteri.
• Lakukan peregangan talipusat terkendali
(PTT)

19
• Bila dengan PTT belum
berhaslil,lakukan manual
plasenta.
• Berikan antibiotika profilaksis,
yaitu gabungan ampisilin
dengan metronidazol.

20
2. Plasenta akreta / belum lepas.
“ Pada fasilitas kesehatan dasar
upaya yang dapat dilakukan
adalah menentukan diagnosis,
stabilisasi pasien dan merujuk
ke RS karena memerlukan
tindakan operatif.

21
Dilakukan eksplorasi:

“ Tertanam sebagian---------Manual plasenta,


bila gagal atau sebagian tertanam dalam
lakukan histerektomi.

Tertanam seluruhnya------ Histerektomi.

22
3. Plasenta inkarserata.

“ Plasenta dilahirkan dibawah anestesi umum.


Bila tidak tersedia anestesi umum dapat
dilakukan dengan maneuver sekrup.

Cara maneuver sekrup:


>Berikan analgetik Tramadol 100 mg IV, atau
petidin 50 mg IV dan sedatif Diazepam 5 mg IV.

23
• Pasang spekum sims.
“ • Jepit portio dengan klem oval pada
jam 12, 4, 8 dan lepaskan spekulum.
• Talipusat diklem lalu ditarik kesisi
lateral sehingga plasenta tampak pada
sisi berlawanan lalu dijepit sebanyak
mungkin.
• Lakukan hal yang sama padasisi
sebelah lagi.
24

• Lalu satukan kedua klem yang
menjepit plasenta, sambil diputar
searah jarum jam plasenta ditarik
perlahan sampai keluar melalui ostium
uteri.

• Selanjutnya pantau kala IV.

25
LANGKAH
MANUAL
PLASENTA
26
Lakukan bila plasenta tidak lahir setelah 30 menit bayi lahir dan telah disertai
01 LANGKAH

manajemen aktif kala III.

Dan atau tidak lengkap keluarnya plasenta dan perdarahan berlanjut.


02 LANGKAH

Lakukan persetujuan tindakan medis (informed consent).


03 LANGKAH

04 LANGKAH
Berikan sedatif diazepam 10 mg IM/IV.

Antibiotika dosis tunggal (profilaksis):


05 LANGKAH
• Ampisilin 2 g IV + metronidazol 500 mg IV, ATAU
• Cefazolin 1 g IV + metronidazol 500 mg IV
06 LANGKAH
Cuci tangan dan pasang sarung tangan panjang steril.

Jepit tali pusat dengan klem dan tegangkan


07 LANGKAH

sejajar dengan lantai.

Masukkan tangan dalam posisi obstetri dengan


08 LANGKAH
menelusuri bagian bawah tali pusat seperti gambar berikut.
Tangan sebelah dalam menyusuri tali pusat hingga masuk ke dalam kavum uteri,
09 LANGKAH
sedangkan tangan di luar menahan fundus uteri, untuk mencegah inversio uteri.
Menggunakan lateral jari tangan, disusuri dan dicari pinggir perlekatan (insersi)
10 LANGKAH

plasenta.

Tangan obstetri dibuka menjadi seperti memberi salam, lalu jari-jari dirapatkan.
11 LANGKAH

Tentukan tempat implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah.
12 LANGKAH

Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke arah kranial hingga
13 LANGKAH
seluruh permukaan plasenta dilepaskan.

Jika plasenta tidak dapat dilepaskan dari permukaan uterus, kemungkinan


14 LANGKAH

plasenta akreta. Siapkan laparotomi untuk histerektomi supravaginal.


Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta.
15 LANGKAH

Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis untuk menahan uterus saat plasenta


16 LANGKAH

dikeluarkan.

Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada
17 LANGKAH

dinding uterus.

Periksa plasenta lengkap atau tidak, bila tidak lengkap, lakukan eksplorasi ke
18 LANGKAH

dalam kavum uteri.


Jika plasenta tertinggal karena cincin konstriksi atau apabila
beberapa jam atau hari telah berlalu setelah persalinan, tidak
memungkinkan untuk seluruh tangan dapat masuk ke dalam uterus.
Keluarkan fragmen plasenta menggunakan 2 jari, forsep ovum, atau
kuret.
Dalam hal perdarahan dan sulit menentukan batas antara desidua
dan plasenta, segera rujuk
Komplikasi: refleks vagal, infeksi, perforasi
PASCA
MANUAL
PLASENTA
35
Berikan oksitosin 10 unitdalam 500 mL cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) 60
01 LANGKAH
tetes/menit + masase fundus uteri untuk perangsangan kontraksi

Bila masih perdarahan banyak:


• Berikan ergometrin 0,2 mg IM.
02
LANGKAH
• Rujuk ibu ke rumah sakit.
• Selama transportasi, rasakan apakah uterus berkontraksi baik. Bila tidak, tetap
lakukan masase dan beri ulang oksitosin 10 unit IM/IV.
• Lakukan kompresi bimanual atau kompresi aorta bila perdarahan lebih hebat
berlangsung sebelum dan selama transportasi.
Duffy, S., 2018. How to perform Manual Removal of the Placenta. [video] Available at: <https://www.youtube.com/watch?v=4iHSXADzc98> [Accessed 3 37
September 2022].
Thanks!

Do you have any


questions?

38

Anda mungkin juga menyukai