PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca umumnya dan penulis
khususnya mengenai mekanisme persalinan normal.
1.3 Manfaat
a. Bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mempelajari,
mengidentifikasi, dan mengembangkan teori yang telah disampaikan
mengenai mekanisme persalinan normal .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1 Anatomi jalan lahir
Jalan lahir dibagi atas bagian keras atau tulang yang meliputi tulang-tulang
panggul dengan sendi-sendinya (artikulasio) dan bagian lunak yang meliputi otot,
jaringan, dan ligamen.2
Ruang panggul mempunyai ukuran yang paling luas di bawah pintu atas
panggul, namun menyempit di panggul tengah untuk kemudian menjadi lebih luas
lagi sedikit. Penyempitan di panggul tengah ini disebabkan oleh adanya spina
2
iskiadika yang kadang-kadang menonjol ke dalam ruang panggul. Sumbu carus
adalah garis yang menghubungkan titik persekutuan antara diameter transversa
dan konjugata vera pada pintu atas panggul dengan titik-titik sejenis di Hodge II,
III, dan IV. Begitu mendekati Hodge III, sumbu itu lurus, sejajar dengan sakrum
yang selanjutnya melengkung ke depan sesuai dengan lengkungan sakrum.2
3
panggul disebut diameter transversa (13,5-14 cm). Jika ditarik garis dari
artikulasio sakro-iliaka ke titik persekutuan antara diameter transversa dan
konjugata vera dan diteruskan ke linea inominata disebut diameter obliqua (oblik)
(12-12,5 cm). Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan berupa
sudut (arkus pubis). Normalnya, besarnya sudut ini 90° atau lebih sedikit. Jika
kurang sekali dari 900, kepala janin akan lebih sulit dilahirkan, karena
memerlukan tempat lebih banyak ke dorsal.2
Dalam obstetrik, dikenal empat jenis klasik panggul yang mempunyai ciri-
ciri PAP sebagai berikut.2
1. Jenis Ginekoid
Panggul paling baik untuk wanita, bentuk PAP hampir bulat. Panjang
diameter antero-posterior kira-kira sama dengan diameter transversa. Jenis ini
ditemukan pada 45% wanita.2
2. Jenis Android
Bentuk PAP hampir segitiga. Umumnya, pria mempunyai jenis seperti ini.
Panjang diameter antero-posterior hampir sama dengan diameter transversa,
namun jenis ini jauh lebih mendekati sakrum. Dengan demikian, bagian
belakangnya pendek dan gepeng, sedangkan bagian depannya menyempit ke
muka. Jenis ini ditemukan 15% pada wanita.2
3. Jenis Anthropoid
4
Bentuk PAP agak lonjong, seperti telur. Panjang diameter anteroposterior
lebih panjang dibandingkan diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada
wanita.2
4. Jenis Platipeloid
Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka
belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar 5% dibandingkan ukuran muka
belakang. Jenis ini ditemukan pada wanita.2
5
Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai di mana bagian
terendah janin turun ke dalam panggul pada persalinan dan terdiri atas empat
bidang:2
1. Bidang Hodge I: bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
simpisis dan promontorium.
2. Bidang Hodge II: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi
bagian bawah simpisis.
3. Bidang Hodge III :bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak
setinggi spina iskiadika kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV:bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III, terletak
setinggi os koksigeus.
6
Gambar 6: Pintu bawah panggul
7
Jarak antara bagian atas simfisis ke prosesus spinosus lumbal V lebih
kurang 18 cm.
6. Distansia tuberum:
Jarak antara tuber iskii kanan dan kiri lebih kurang 10,5 cm. Untuk
mengukurnya dipakai oscander. Angka yang ditunjuk jangka harus ditambah
1,5 cm karena adanya jaringan subkutis antara tulang dan ujung jangka. Jika
jarak ini kurang dari normal, dengan sendirinya arkus pubis lebih kecil dari
90°.2
8
perinea transversus profundus, dan muskulus koksigeus. Lebih ke dalam lagi,
ditemukan otot-otot dalam yang paling kuat disebut diafragma pelvis, terutama
muskulus levator ani yang berfungsi menahan dasar panggul. Struktur ini
menutup hampir seluruh bagian belakang PBP. Muskulus levator ani berada pada
bagian depan muskulus berbentuk segitiga yang disebut trigonum urogenitalis
(hiatus genitalis). Di dalam trigonum ini terdapat uretra, vagina, dan rektum.2
Perineum merupakan bagian dari PBP yang terletak di antara komisura
posterior dan anus. Pada persalinan, sering terjadi robekan perineum yang perlu
dijahit dengan baik.2
9
Usia kehamilan Tinggi fundus uteri
12 minggu 1-2 jari atas simpisis
16 minggu Pertengahan pusat-simpisis
20 minggu 3 jari bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari atas pusat
32 minggu Pertengahan pusat-proc. xyphoideus
36 minggu 3 jari bawah proc. xyphoideus
40 minggu Pertengahan pusat- proc. xyphoideus
10
2.2.1 Pemeriksaan Leopold
Leopold 1
Uterus gravid sedikit dektrorotasi (deviasi ke kanan) karena posisi kolon
sigmoid. Saat pasien berbaring terlentang, posisi uterus harus dikoreksi
terlebih dahulu, sehingga fundus berada dalam posisi yang seharusnya.
Kemudian tinggi fundus diukur melalui midline ibu, dari puncak uterus hingga
ke batas atas simfisis pubis. Pemeriksaan ini dapat berguna untuk
memperkirakan usia kehamilan, walau ada keterbatasannya.
Gambar 9. Leopold I
Leopold 2
Pemeriksa memegang kedua sisi abdomen untuk mengetahui letak fetus
dengan menggunakan jari-jarinya untuk mengetahui lokasi tulang belakang
fetus dan bagian kesil (ekstremitas). Bagian-bagian janin dapat
diidentifikasikan dengan palpasi saat 25-26 mgg kehamilan. Perhatikan jika
terdapat gerakan janin.
11
Leopold 3
Juga dikenal dengan Pawlik’s grip. Pemeriksa memegang bagian teratas dan
terendah janin dengan meletakan jari di atas simfisis pubis dan di fundus uteri.
Dengan cara ini dapat diketahui presentasi janin. Janin yang sungsang biasanya
teraba lebih besar, lebih lunak, kurang berbentuk dan kurang ballotable dibanding
presentasi kepala.
12
2.2.2 Pemeriksaan Vagina
Sebelum persalinan. Diagnosis presentasi dan posisi janin dengan
pemeriksaan vagina sering tidak dapat ditentukan. Dengan dimulainya
persalinan dan setelah dilatasi serviks, informasi dapat diperoleh. Pada
presentasi verteks, posisi dan variasi dapat diketahui dengan membedakan
berbagai sutura dan ubun-ubun. Presentasi muka dengan membedakan bagian-
bagian wajah. Presentasi bokong diidetifikasi dengan meraba sacrum dan
tuberostias iskhii ibu. Sebaiknya dilakukan empat perasat rutin sebelum saat
dilakukan pemeriksaan vagina untuk menentukan presentasi dan posisi janin,
sebagai berikut :
1. Kedua jari tangan dimasukkan ke dalam vagina dan diarahkan ke bagian
terbawah janin untuk membedakan presentasi janin.
13
Dari ketiga definisi partus berdasarkan waktu tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kehamilan dikatakan aterm apabila usia kehamilan antara 36 minggu
hingga 42 minggu sedangkan jika hasil konsepsi keluar dari uterus sebelum usia
kehamilan 20 minggu dengan berat janin kurang dari 500 gram disebut dengan
abortus.1
Partus normal adalah partus spontan, pada usia kehamilan cukup bulan
dengan presentasi belakang kepala, dan berlangsung kurang dari 18 jam tanpa
adanya komplikasi pada ibu maupun janinnya. Suatu keadaan di mana seorang
wanita akan melahirkan disebut dengan inpartu.1,4
14
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui
secara pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain :
2.Teori oxytosin :
Pada akhir kehamilan kadar oxytocsin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot - otot rahim.
3. Keregangan otot-otot :
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila
dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi
untuk mengeluarkan isinya Demikian pula dengan rahim, maka dengan
majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin
rentan.
4.Pengaruh janin :
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih
lama dari biasa.
5.Teori Prostaglandin :
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi
salah satu sebab permulaan persalinan.
Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa Prostaglandin F2 dan
E2 yang diberikan secara intra vena, intra dan extraamnial menimbulkan
kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong
15
dengan adanya kadar Prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban
maupun darah perifer pada ibu-ibu hamilsebe lum melahirkan atau selama
persalinan.
16
2.3.3 Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai
dari daerah fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding
uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di
dinding uterus daerah tersebut. Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam
keadaan normal mengarah ke daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis
(jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus ke luar. His dapat terjadi
sebagai akibat dari :
17
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his berlangsung adalah :
2. Passage
Jalan lahir terdiri panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus ( lubang luar vagina ) janin harus dapat
menyesuaikan diri dengan jalan lahir tersebut.
3.Passanger
Cara penumpang ( passanger ) atau janin bergerak disepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni : ukuran kepala janin,
presentasi letak kepala, letak, sikap, dan posisi janin.
4.Psikologikal respon
Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara keseluruhan
merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang ia akan perlukan.
5.Penolong
18
2.3.4 Berlangsungnya Persalinan Normal
Mekanisme persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu 1 :
Kala I: kala pendataran dan dilatasi serviks, dimulai ketika telah tercapai
kontraksi uterus yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks,
dan berakhir ketika serviks sudah pembukaan lengkap (sekitar 10 cm)
Kala II: Kala pengeluaran janin (ekspulsi janin), dimulai ketika dilatasi serviks
sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir.
Kala III : Waktu untuk pelepasan dan ekspulsi plasenta
Kala IV: dua jam setelah plasenta lahir lengkap
Kala I (Kala Pembukaan)
Pada kala pembukaan, his belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15
menit dan tidak seberapa mengganggu ibu, sehingga ibu seringkali masih dapat
berjalan. Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek,
kontraksi juga menjadi lebih kuat dan lebih lama. Lender berdarah bertambah
banyak.6
Secara klinis dapat dikatakan partus dimulai apabila timbul his dan wanita
tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang
bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis mulai membuka atau
mendatar. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :
1. Fase laten : Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm
2. Fase aktif : Dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
- Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm
- Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat, dari 4cm, menjadi 9 cm
- Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih
pendek.
19
Gambar 14 . Berbagai fase pembukaan serviks pada kala I
20
Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Fase ini dimulai ketika dilatasi serviks lengkap dan berakhir dengan
pelahiran janin. Durasi sekira 50 menit untuk nulipara dan sekitar 20 menit
multipara, tetapi sangat bervariasi.6,7 Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih
cepat, kontraksi selama 50-100 detik, kira-kira tiap 2-3 menit. Karena biasanya
kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan
pada otot-otot dasar panggul, yaitu secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Ibu merasa pula 6 :
1. Tekanan pada rectum
2. Hendak buang air besar
3. Perineum mulai menonjol dan melebar
4. Anus membuka
5. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam
vulva pada waktu his.
Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan
dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati
perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengelurakan badan dan
anggota bayi.
Tanda pasti kala dua :
Pembukaan serviks telah lengkap, atau
Perlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
21
Gambar 16 Pengukuran engagement
Gambar 17 Sinklitisme
Sutura sagitalis berada di tengah-tengah antara dinding panggul bagian
depan dan belakang. Engagement dengan sinklitisme terjadi bila uterus tegak
lurus terhadap pintu atas panggul dan panggulnya luas. Jika keadaan tersebut tidak
tercapai, kepala berada dalam keadaan asinklitisme.
22
Asinklitisme
Asinklitisme anterior, menurut Naegele ialah arah sumbu kepala membuat
sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula terjadi asinklitismus
posterior yang menurut Litzman ialah apabila keadaan sebaliknya dari
asinklitismus anterior.1
Gambar 20
23
2. Descens (penurunan kepala)
Hal ini merupakan syarat utama kelahiran bayi. Pada wanita nulipara,
engagement dapat terjadi sebelum awitan persalinan dan desensus lebih lanjut
mungkin belum terjadi sampai dimulainya persalinan kala dua. Pada wanita
multipara, desensus biasanya mulai bersamaan dengan engagement. Descens
terjadi akibat satu atau lebih dari empat gaya7 :
a. Tekanan cairan amnion
b. Tekanan langsung fundus pada bokong saat kontraksi
c. Usaha mengejan yang menggunakan otot-otot abdomen
d. Ekstensi dan pelurusan badan janin
3. Fleksi
Ketika desens mengalami tahanan, baik dari serviks, dinding panggul, atau
dasar panggul, biasanya terjadi fleksi kepala. Pada gerakan ini, dagu mendekat ke
dada janin dan diameter suboksipitobregmatika yang lebih pendek menggantikan
diameter oksipitofrontal yang lebih panjang.7
24
Gambar 22 Empat derajat fleksi kepala (A). Fleksi buruk, (B). Fleksi sedang,
(C) Fleksi lebih lanjut, (D) Fleksi lengkap
25
majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III
kadangkadang baru terjadi setelah kepala sampai di dasar panggul6.
5. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul terjadilah
ekstensi atau defleksi kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada
pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Kalau tidak terjadi ekstensi, kepala akan
tertekan pada perineum dan menembusnya. Pada kepala, bekerja dua kekuatan
yang satu mendesaknya ke bawah, dan yang satunya disebabkan oleh tahanan
dasar panggul yang menolaknya ke atas. Resultannya ialah kekuatan ke arah
depan atas6.
26
Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah simfisis, yang dapat maju
karena kekuatan tersebut di atas ialah bagian yang berhadapan dengan subocciput
sehingga pada pinggir atas perineum, lahirlah berturut-turut ubun-ubun besar, dahi
hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang
menjadi pusat pemutaran disebut hipomoklion5.
27
7. Ekspulsi 6
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan
menjadi hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan
menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan
lahir.
Kepala janin Merupakan bagian tubuh yang paling besar dan paling keras
yang akan dilahirkan. Besar dan posisi kepala janin akan sangat menentukan dan
mempengaruhi jalannya persalinan.Trauma pada kepala bayi selama persalinan
dapat mempengaruhi kehidupannya : hidup sempurna, cacat, atau meninggal.
28
Kepala garis besar dapat dibagi menjadi tulang-tulang tengkorak (kranium)
tulang-tulang dasar tengkorak (basis kranii) dan tulang-tulang muka. Tulang
tengkorak (kranium) bayi paling menentukan keberhasilan proses persalinan
pervaginam, karena daerahnya relatif paling luas dan mengalami kontak langsung
dengan jalan lahir.
29
Macam-Macam Presentasi Janin
1. Presenatsi kepala
Presentasi kepala terdiri atas:
1) Presentase belakang kepala
Presentase belakang kepala dengan petunjuk ubun-ubun kecil di
segmen depan, di sebelah kiri depan ( kira-kira 2/3), dan disebelah kanan
depan ( kira-kira 1/3). Presentase belakang kepala adalah posisi yang
normal atau normoposisi. Presentase belakang kepala dengan petunujuk
ubun-ubun kecil di belakang dapat di sebelah kiri belakang, kanan
belakang, dan dapat pula ubun-ubun kecil terletak melintang baik kanan
maupun kiri dan ini adalah posisi yang tidak normal atau malposisi.
30
berubah menjadi letak muka/letak belakang kepala.
Kepala memasuki panggul dengan dahi melintang/miring pada waktu
putar paksi dalam, dahi memutar kedepan depan dan berada di bawah
arkus pubis, kemudian terjadi flexi sehingga belakang kepala terlahir
melewati perinerum lalu terjadi deflexi sehingga lahirlah dagu.
2. Presentasi Bokong
Presentasi bokong adalah keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibawah kavum uteri.
Presentasi bokong terdiri dari:
1. Presentasi bokong murni
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung
kaki setinggi bahu atau kepala janin. Posisi ini paling sering ditemukan yang
terjadi sebesar 75% kejadian presentasi bokong pada primigravida dan 50%
pada multigravida. Penempelan yang baik terhadap serviks mungkin dilakukan
tetapi tungkai yang ekstensi dapat membebat janin yang menghambat fleksi
lateral tubuh. Kelahiran tungkai memerlukan bantuan.
2. Presentasi Bokong Sempurna
Kedua kaki berada disamping bokong.
3. Presentasi Bokong Kaki
Kaki Terlipat pada bagian atas paha dak lekuk lutut.
4. Presentasi Bokong Kaki Sempurna (Complete Breech)
Yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna
dan di samping bokong dapat diraba kedua kaki. Terjadi terutama pada ibu
multigravida dengan diameter pelviks baik atau pada gestasi multipel terdapat
resiko prolaps tali pusat. Proses persalinan secara spontan atau melalui
ekstremitas bawah yang mudah mungkin dapat dilakukan.
5. Presentasi Bokong Kaki tidak Sempurna (Incomplete Breech)
sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Presentasi ini jarang terjadi.
Terdapat penempelan yang buruk pada serviks sehingga memiliki resiko yang
lebih tinggi terjadinya prolaps tali pusat. Presentasi ini dapat mengindikasikan
sectio sesaria.
31
6. Presentasi Kaki
Kaki turun kebawah lebih rendah dari bokong, terdiri dari 2, yaitu :
a) Kaki Sempurna : terbawa 2 kaki
b) Kaki tidak Sempurna : terbawa 1 kaki
7. Presentasi Lutut
Lutut turun kebawah lebih rendah dari bokong, terdiri dari 2 yaitu :
a) Lutut Sempurna : terbawa 2 lutut
b) Lutut tidak Sempurna : terbawa 1 lutut
8. Presentasi Bahu
Presentasi bahu adalah ketika bahu, lengan atau tangan keluar pertama
pada saat partus. Jenis presentasi ini jarang terjadi, kurang dari 1% kasus dan lebih
32
2. Tali pusat memanjang (tanda Ahfeld)
3. Semburan darah tiba-tiba
4. Perasat Manuaba
Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim, sedangkan tangan
kanan memegang dan mengencagkan tali usat. Kedua tangan di terik berlawanan,
dapat terjadi :1
33
Tarikan terasa berat bila tali pusat tidak memanjang, berarti plasenta
belum lepas
Tarikan terasa ringan dan talipusat memanjang, berart plasenta telah lepas.
Plasenta dilahirka secara Crede dengan dorongan pada fundus uteri.
Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelahnya. Waktu
yang paling kritis untuk mencegah HPP adalah ketika plasenta lahir dan segera
setelah itu. Ibu harus dipantau setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran
plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu
tidak stabil, maka harus dilakukan pemantauan lebih sering.3,5,6
34
posisi ibu agar nyaman, duduk bersandarkan bantal atau berbaring
miring. Jaga agar bayi diselimuti dengan baik, bagian kepala
tertutup dengan baik, kemudia berikan bayi ke ibu dan anjurkan
untuk dipeluk dan diberi ASI.
Lakukan asuhan esensial bagi bayi baru lahir.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta,
dan selaput ketuban) dari dalam uterus. Mekanisme persalinan merupakan
serangkaian perubahan posisi dari bagian presentasi janin yang merupakan suatu
bentuk adaptasi atau akomodasi bagian kepala janin terhadap jalan lahir.
Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu: Power (tenaga
atau kekuatan), passanger (janin) dan passage (jalan lahir). Berlangungnya
persalinan melalui 4 kala yaitu kala 1 (dimulai dari kontraksi uterus sampai
pembukaan serviks lengkap), kala 2 (dimulai ketika pembukaan serviks lengkap
dan berakhir dengan lahirnya bayi), kala 3 (dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban) dan kala 4 (dimulai setelah
lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelahnya)
35
DAFTAR PUSTAKA
36
6. March Of Dimes Foundation. Vaginal Birth. Stages of Labor. 2009
(http://www.marchofdimes.com/pregnancy/stages-of-labor.aspx) [diakses
tanggal 20 Agustus 2013)
7. Teori parturisi diakse sdari:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-caturindri-5155-2-
bab2.pdf
37