OLEH:
TANTI DARBI T. SOLO
KELAS C
Persalinan adalahproses membuka dan menipisnya cerviks, dan janin turun kedalam jalan lahir.
Pada persalinan harus diperhatikan beberapa faktor yaitu jalan lahir (passage),kekuatan yang ada
pada ibu (power), janin (passanger) dan psikis ibu.
Jalan lahir terdiri dari dua bagian yaitu bagian lunak dan bagian keras.
A. Bagian Lunak
1. Fungsi bagian lunak panggul wanita :
a. Membentuk lapisan dalam jalan lahir
b. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi normal saat hamil maupunnifas
c. Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran dari kala uri
2. Yang membentuk dasar panggul disebut diafragma pelvis. Yang dibentuk oleh:
a. Pars muskularis levator ani yang terdiri dari :
1) Muskulus pubo coccygeus dari ossis pubis ke septum anococcygeum
2) Muskulus ilio coccygeus, dari arcus tendineus muskulus levator ani ke osscoccygeus dan
septum anococcygeum
3) Muskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke pinggir oss sacrum danoss coccygis..
b.Pars membranasea
1) Hiatus urogenitalis.Terletak antara kedua muskulus pubococcygeus.Berbentuk segitiga
2) Diafragma urogenitalis. Menutupi hiatus urogenitalis. Di bagian depannya ditembus oleh
uretra dan vagina
c. Regio perineum
Merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul terbagi menjadi :
1) Bagian anal (sebelah belakang) .Terdapat muskulus sfingter ani eksternum yang
mengelilingi anus danliang senggama bagian bawah.
2) Regio urogenitalis.Terdapat muskulus ischiocavernosus dan muskulus transversus
perineisupervisialis.
B. Bagian Keras
1. Panggul Besar(Pelvis Maor): diatas linea terminalis
a Tulang pangkal paha (Os Coxae)
Terdiri dari 3 tulang yang berhubungan satu sama lain pada acetabulum ialah cawan untuk
kepala tulang paha (caput femoris).
1) 2 Tulang Usus (os ilium). Merupakan tulang besar dari panggul dan membentuk bagian
atas dan belakang dari panggul. Pada os ilium terdapat lajur yaitu linea innominata (linea
terminalis) yang menjadi batas antara panggul besar dan panggul kecil.
2) Tulang duduk (os ischium). Terdapat di sebelah bawah dari tulang usus. Pinggir belakang
berduri yaitu spina ischiadica. Dibawah spina ischiadica terdapat incisura ischiadica minor.
Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau
kita duduk dan disebut tuber ischidiacum.
3) Tulang kemaluan (os pubis). Terletak dibawah dan didepan dari tulang usus. Dengan tulang
ini membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul yang disebut foramen obturatorium,
tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus disebut ramus superior ossis
pubis, sedang yang berhubungan dengan tulang duduk disebut ramus inferior ossis pubis.
Ramus kiri kanan membentuk arcus pubis. Sedang hubungan antara kanan dan kiri disebut
symphisis.
b. Tulang Kelangkangan (Os. Sacrum)
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan mengecil di bagian bawah.
Tulang ini terletak di antara kedua tulang pangkal paha yang mempunyai ciri :
1) Terdiri dari 5 ruas tulang yang berhubungan erat.
2) Permukaan depan licin dengan lengkungan dari atas kebawah dan dari kanan maupun kiri.
3) Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf foramina sacralia
anterior.
4) Tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pinggang ruas ke 5
5) Tulang kelangkang yang paling atas mempunyai tonjolan besar ke depan disebut
promontorium.
6) Kesamping tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui
artikulasio sacro iliaca.
7) Ke bawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging.
c. Tulang Tungging (Os. Coccygis)
Bentuknya segitiga dan terdiri dari 5 ruas yang bersatu, pada waktu persalinan ujung tulang
ini dapat ditolak sedikit ke belakang sehingga ukuran panggul bertambah besar.
A.Tengkorak
Tengkorak bayi saat baru lahir tersusun atas tulang rawan atau yang di sebut juga
kartilago terdiri atas sel-sel kartilago dan matriks ekstraseluler. Tulang tengkorak bayi masih
terdiri dari tulang-tulang rawan yang terpisah dan akan menyatu ketika pertumbuhan otak telah
lengkap (Lutz, 2014). Bagian-bagian tengkorang sebagai berikut:
1.Os Frontal (tulang dahi)
Os frontal merupakan tulang berbentuk mangkuk tidak berpasangan yang terletak di
daerah dahi, yang berperan dalam pembentukan tempurung kepala. Tulang frontal terletak di atas
tulang hidung dan di anterior tulang parietal (Lutz, 2014).
2.Os Parietal (tulang ubun-ubun)
Os Parietal merupakan tulang yang terletak di setiap sisi tengkorak tepat di belakang
tulang frontal. Kedua tulang parietal bersama-sama membentuk sebagian besar atap tengkorak
dan sisi tengkorak. Setiap tulang parietal memiliki bentuk segiempat yang tidak beraturan dan
memiliki empat sudut, empat tepi, dan dua permukaan (Lutz, 2014).
3.Os Temporal
Os temporal merupakan tulang berpasangan yang terletak di sisi lateral dan dasar
tengkorak. Tulang temporal memiliki struktur 8 penting dari peralatan vestibulocochlear,
termasuk meatus akustik eksternal, rongga timpani, dan struktur telinga bagian dalam (Lutz,
2014).
4.Os Occipitale
Os occipital merupakan tulang tunggal dan terdiri dari empat bagian yang mengelilingi
foramen magnum (Lutz, 2014).
5.Sutura
Sutura adalah suatu jaringan yang kuat dan fleksibel yang menyatukan tulang kranial.
Dua sutura yang membentuk membran disebut titik lemah atau fontanel, tempat kedua sutura
tersebut bertemu. Sutura berguna dalam melindungi otak bayi serta memberikan kesempatan
bagi otak untuk tumbuh (Lutz, 2014). Sutura terbagi menjadi beberapa yaitu:
a.Sutura Lambdoidea
Sutura lambdoidea merupakakan jaringan yang terletak diantara os occipitalis dan os
parietalis. Berfungsi untuk menyatukan os occipital dan os parietal (Lutz, 2014).
b..Sutura Sagitalis (sela panah)
Sutura sagitalis merupakan jaringan yang terletak ditengah os parietal. Berfungsi untuk
menyatukan dua os parietal di garis tengah (Lutz, 2014).
c..Sutura Coronaria (sela mahkota)
Sutura coronaria merupakan jaringan yang berada diantara os frontal dan os parietal.
Berfungsi untuk menyatukan os parietali dan os frontali (Lutz, 2014).
d.Sutura Frontalis Sutura frontalis merupakan jaringan yang berada di antara os frontalis.
Berfungsi untuk menyatukan kedua os frontalis (Lutz, 2014).
B.Lingkar Kepala
Pertumbuhan dan pengukuran lingkar kepala digunakan sebagai pengganti pengukuran
ukuran dan pertumbuhan otak tetapi tidak sepenuhnya berkorelasi dengan volume otak.
Pengukuran lingkar kepala merupakan prediktor terbaik dalam melihat perkembangan syaraf
anak dan dalam menyediakan tampilan dinamis dari pertumbuhan global otak dan struktur
internal, sehingga harus dipantau dalam pranatal awal dan tahap postnatal. Pada bayi baru lahir
ukuran lingkar kepala normal adalah 34 – 35 cm, akan bertambah 2 cm setiap bulan pada usia 0-
3 bulan. Pada usia 4-6 bulan akan bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 6-12 bulan
pertambahan 0,5 cm per bulan. Sampai usia 5 tahun biasanya sekitar 50 cm. Usia 5-12 tahun
hanya naik sampai 52- 53 cm dan setelah usia 12 tahun akan menetap. Untuk pengukuran lingkar
kepala dilakukan dengan cara melingkarkan pita pengukur fleksibel dari bahan tidak elastik
melalui bagian paling menonjol di bagian kepala belakang (protuberantia occipitalis) dan dahi
(glabella). Ada baiknya saat pengukuran sisi pita yang menunjukkan sentimeter berada di sisi
dalam agar tidak meningkatkan kemungkinan subjektifitas pengukur. Kemudian ditulis dikartu
menuju sehat, cocokkan dengan grafik Nelheus. Grafik bayi laki-laki cukup bulan dimulai
dengan ukuran 32-38 cm, sedangkan grafik bayi perempuan cukup bulan dimulai dari ukuran 31-
37 cm.
Pada kebanyakan individu, kecepatan umum dari pertumbuhan tubuh mengikuti suatu
pola. Pada bayi pertumbuhan kepala berlangsung dengan kecepatan yang relatif tinggi melambat
secara progresif selama masa anak-anak dan mencapai kecepatan minimal pada periode pubertas
sampai ke maturitas. Usia tahap-tahap pertumbuhan ini bervariasi antara individu dan antara
jenis kelamin. Dalam hal dimorfisme seksual, studi tentang anak-anak antara 1 sampai 5 tahun
menunjukkan lingkar kepala anak laki-laki lebih besar daripada anak perempuan dengan
perbedaan sekitar 5 sampai 10 mm. Pemeriksaan lingkar kepala juga dapat dilihat dari foto x-ray
bisa dilihat dari sefalik indeks dan cranial size/modulus indeks. Sefalik indeks merupakan ratio
antara lebar (bipareital diameter/BPD) dan panjang kepala (occipitofrontal diameter/OFD), dikali
100. Sefalik indeks terbagi dalam 3 kelompok yaitu 8 dolicocephalic atau lonjong (di bawah 75),
mesocephalic atau sedang (75-80) dan bracycephalic atau bulat (di atas 80). Pemeriksaan
radiologi cranial size (ukuran tengkorak) atau modulus indeks dapat dilihat persamaan Haas,
ukuran tengkorak = (OFD + BPD + L) / 3. OksipitoFrontal Diameter (OFD), bipareital
diameter/BPD, dan panjang tengkorak (L) adalah pengukuran utama tegak lurus terhadap
tengkorak garis dasar, yaitu, garis sejajar dengan lantai sinus sphenoid ke margin posterior dari
foramen magnum. Cranial size seseorang dapat normosefal ataupun mikrosefal tergantung status
gizi, penyakit genetik, gangguan endokrin, dan penyakit otak yang bertanggung jawab untuk
serangkaian perubahan sistemik, beberapa dapat menyebabkan keterbelakangan, dan
perkembangan tengkorak yang abnormal.
C. Fleksi
1. Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil yaitu dengan
diameter suboccipito bregmatikus (9,5 cm) menggantikan suboccipito frontalis (11 cm)
2. Fleksi disebabkan karena janin didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir
PAP, cervix, dinding panggul atau dasar panggul
3. Akibat adanya dorongan di atas kepala janin menjadi fleksi karena momement yang
menimbulkan fleksi lebih besar daripada moment yang menimbulkan defleksi
4. Sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi maksimal. Kepala turun
menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan
5. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin yang disebabkan oleh
his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi yang disebut sebagai putaran paksi dalam
E. Ekstensi
1. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi
atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk dapat melewati
pintu bawah panggul.
2. Dalam rotasi UUK akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul UUK berada di
bawah simfisis, dengan suboksiput sebagai hipomoklion kepala mengadakan gerakan defleksi
untuk dapat dilahirkan.
3. Pada saat ada his vulva akan lebih membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum
menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum.
4. Dengan kekuatan his dan kekuatan mengejan, maka berturut-turut tampak bregmatikus, dahi,
muka, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
5. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi luar
F. Ekstensi
1. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi
atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk dapat melewati
pintu bawah panggul
2. Jika tidak terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan menembusnya
3. Kepala bekerja dengan 2 kekuatan yaitu satu mendesak ke bawah dan satunya lagi menolak ke
atas karena adanya tahanan dasar panggul
4. Setelah subocciput tertahan di pinggir bawah symphysis, maka yang dapat maju adalah bagian
yang berhadapan dengan subocciput