Anda di halaman 1dari 22

Diameter melintang pada tengkorak janin adalah :

1) Diameter biparietalis 9,5 cm


2) Diameter bitemporalis kurang lebih 8 cm

b. Ukuran circumferensia (keliling)


1) Cirkumferensial fronto occipitalis kurang lebih 34 cm
2) Cirkumferensia mento occipitalis kurang lebih 35 cm
3) Cirkumferensia sub occipito bregmatika kurang lebih 32 cm
Ukuran badan lain

a. Bahu
1) Jaraknya kurang lebih 12 cm
2) Lingkaran bahu kurang lebih 34 cm
b. Bokong
1) Lebar bokong ( diameter intertrokanterika) kurang lebih 12 cm
2) Lingkaran bokong kurang lebih 27 cm

Presentasi Janin

Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas panggul dan terus
melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm. Tiga presentasi janin yang utama adalah
kepala (96%), bokong (3%), bahu (1%).
Faktor-faktor yang menentukan bagian presentasi adalah letak janin, sikap janin, dan
ekstensi atau fleksi kepala janin.

Letak Janin

Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu panjang
(punggung ibu). Ada 2 macam letak (1) memanjang atau vertikal, dimana sumbu panjang
janin paralel dengan sumbu panjang ibu; (2) melintang atau horizontal, dimana sumbu
panjang janin membentuk sudut terhadap sumbu panjang ibu. Letak memanjang dapat berupa
presentasi kepala atau presentasi sacrum atau sungsang. Presentasi ini tergantung pada
struktur janin yang pertama memasuki panggul ibu.

Sikap Janin

Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan tubuh janin yang lain. Janin
mempunyai postur yang khas (sikap) saat berada dalam rahim. Hal ini sebagian merupakan
akibat pola pertumbuhan janin dan sebagian akibat penyesuaian janin terhadap bentuk rongga
rahim. Pada kondisi normal punggung janin sangat fleksi, kepala fleksi ke arah dada, dan
paha fleksi ke arah sendi lutut. Sikap ini disebut fleksi umum. Tangan disilangkan di depan
toraks dan tali pusat terletak diantara lengan dan tungkai. Penyimpangan sikap normal dapat
menimbulkan kesulitan saat anak dialhirkan.

Posisi Janin

Posisi adalah hubungan antara bagian presentasi (oksiput, sacrum, mentum/dagu,


sinsiput/ puncak kepala yang defleksi atau menengadah) terhadap 4 kuadran panggul ibu.
Yaitu posisi oksipito anterior kanan, oksipito transversa kanan, oksipito posterior kanan,
oksipito posterior kiri, oksipito transversa kiri, oksipito anterior kiri.
Engagement menunjukkan bahwa diameter transversa terbesar bagian presentasi telah
memasuki PAP. Pada presentasi kepala yang fleksi dengan benar, diameter biparietal
merupakan diameter terbesar.
B. Passage ( jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul, vagina, dan
introitus (lubang luar vagina).

Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang
keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus
berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran
dbentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

ANATOMI JALAN LAHIR

Terdiri dari:

1. Jalan lahir keras = pelvis =panggul

Bagian keras dibentuk oleh empat buah tulang yaitu :

a. Dua tulang pangkal paha (os coxae) terdiri dari :


 Os ilium/tulang usus
 Ukurannya terbesar dibanding tulang lainnya. Sebagian batas dinding atas
dan belakang panggul/pelvis
 Pinggir atas os ilium yang tumpul dan menebal : crista iliaka
 Bagian terdepan krista iliaka : spina ilika anterior superior (SIAS) dan
beberapa centimeter di bawahnya menonjol : spina ilika anterior inferior
(SIAI)
 Bagian paling belakang dari krista iliaka : spina iliaka posterior superior
(SIPS)
 Di bawah SIPS ada tonjolan yang dinamakan spina iliaka posterior inferior
(SIPI)
 Lengkungan di bawah SIPI dinamakan incisura ischiadika mayor
 Pada sisi dalam os ilium merupakan batas antara panggul mayor dan panggul
minor dinamakan linea innominata/linea terminalis.

 Os ischium/tulang duduk
 Posisi os ischium terletak di bawah os ilium, pada bagian belakang terdapat
cuat duri dinamakan spina ischiadika
 Lengkungan di bawah spina ischiadika dinamakan incisura ischiadika minor
 Pada bagian bawah menebal, sebagai penopang tubuh saat duduk dinamakan
tuber ischiadikum.

 Os pubis/tulang kemaluan
 Membentuk suatu lubang dengan os ischium yaitu foramen obturatorium.
Fungsi di dalam persalinan belum diketahui secara pasti
 Di atas foramen obturatorium dibatasi oleh sebuah tangkai dari os pubis yang
menggabungkan dengan os ischium disebut ramus ossis pubis, sedang
dinding bawah foramen dibatasi oleh ramus inferior ossis pubis
 Pada ramus superior ossis pubis kanan dan kiri terdapat tulang yang bersisir,
dinamakan pecten ossis pubis
 Kedua ramus inferior ossis pubis kiri dan kanan membentuk sudut yang
disebut arkus pubis. Pada panggul wanita normal sudut ini tidak kurang dari
900
 Pada bagian atas os pubis terdapat tonjolan yan g dinamakan tuberkulum
pubik.

b. Os sacrum/tulang kelangkang
 Bentuknya segitiga, dengan dasar segitiga di atas dan ujung di bawah
 Terdiri dari lima ruas yang bersatu, terletak diantara os coxae dan merupakan
dinding belakang panggul
 Permukaan belakang pada bagian tengan terdapat cuat duri dinamakan crista
sakralia
 Permukaan depan membentuk cekungan disebut arkus sakralia yang memperlebar
luas panggul kecil/pelvis minor
 Dengan lumbal V terdapat artikulasio lumbosacralis
 Bagian deppan paling atas dari tulang sacrum dinamakan promontorium, dimana
bagian ini bila dapat teraba pada waktu periksa dalam berarti ada kesempitan
panggul.

c. Os cocsygis/tulang ekor
 Dibentuk oleh 3-5 ruas tulang yang saling berhubungan dan berpadu dengan
bentuk segitiga
 Pada kehamilan tahap akhir, cocsygeum dapat bergerak (kecuali jika struktur
tersebut patah).

Perhubungan tulang-tulang panggul

a. Di deppan panggul terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri yang
disebut sympisis pubis
b. Di belakang panggul terdapat articulasio sakro-iliaka yang menghubungkan os
sacrum dan os ilium
c. Di bagian bawah panggul terdapat articulasio sacro-coxigea yang
menghubungkan os sacrum dengan os coccigeus.
Tulang panggul dipisahkan oleh pintu atas panggul menjadi dua bagian :

a. Panggul palsu/false pelvis (pelvis mayor).panggul palsu adalah bagian diatas pintu
atas panggul dan tidak berkaitan dengan persalinan
b. Panggul sejati/ true pelvis (pelvis minor). Bentuk pelvis minor ini menyerupai
suatu saluran yang menyerupai sumbu melengkung kedepan
c. Pintu atas panggul (PAP)yang disebut juga pelvic inlet
d. Bidang tengah panggul atau midpelvic terdiri atas bidang luas dan bidang sempit
panggul. Pintu bawah panggul (PBP)atau disebbut juga pelvic outlet.

Pintu atas panggul / PAP


a. Bagian anterior pintu atas panggul, yakni batas atas panggul sejati, dibentuk oleh
tepi atas tulang pubis
b. Bagian lateralnya dibentuk oleh linea iliopectinea, yakni sepanjang tulang
innominata
c. Bagian posteriornya dibentuk oleh bagian anterior tepi atas sacrum dan
promontorium sacrum.

Rongga panggul atau panggul tengah

a. Merupakan saluran lengkung yang memiliki dinding anterior pendek dan dinding
posterior yang jauh lebih cembung dan panjang
b. Rongga panggul melekat pada bagian posterior simpisis pubis, ischium, sebagian
ilium, sacrum dan coccigeum.

Pintu bawah panggul

a. Adalah batas bawah panggul sejati


b. Jika dilihat darii bawah, struktur ini berbentuk lonjong, agak menyerupai intan,
dibagian anterior dibatasi oleh lengkung pubis, di bagian lateral oleh oleh
tuberositas ischium, dan bagian posterior coccsigeus.
Bidang – bidang Hodge

Bidang hodge adalah bidang semu sebagai pedoman untuk menentuksn


kemajuan persalinan yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui dalam/vagina
toucher (VT).

Adapun bidang hodge adalah sebagai berikut :

a. Hodge I : bidang yang setinggi pintu atas panggul (PAP) yang dibentuk oleh
promontorium, articulatio, sacro iliaka, sayap sacrum, linea inominata, ramus
superior os pubis, tepi atas sympisis pubis
b. Hodge II : bidang setinggi pinggir bawah sympisis pubis berhimpit dengan PAP
(hodge I)
c. Hodge III : bidang setinggi spina ischiadika berhimpit dengan PAP (hodge I)
d. Hodge IV : bidang setinggi ujung os coccygis berhimpit dengan PAP (hodge I).

Ukuran-ukuran panggul
a. Panggul luar
 Distansia spinarium yaitu diameter antara kedua spina iliaka anterior superior
kanan dan kiri : 24-26 cm
 Distansisa cristarum yaitu diameter terbesar antara kedua crista iliaka kanan
dan kiri ; 28-30 cm
 Distansia boudeloque atau konjugata eksterna yaitu diameter antara lumbal V
dengan tepi atas sympisis pubis : 18-20 cm
 Lingkar panggul yaitu jarak antara tepi atas sympisis pubis ke pertengahan
antara trochanter dan spina iliaka anterior dan superior kemudian ke lumbal V
kembali ke sisi sebelahnya sampai kembali ke tepi atas sympisis pubis. Diukur
dengan metlin. (Normal 80-90 cm)
b. Panggul dalam
 Pintu atas panggul
 Konjugata vera atau diameter anterior posterior (diameter depan belakang)
yaitu diameter antara promontorium dan tepi atas sympisis : 11 cm. cara
pengukuran dengan periksa dalam akan memperoleh konjugata diagonalis
yaitu jarak dari tepi bawah sympisis pubis ke promontorium (12,5 cm)
dikurangi 1,5-2 cm. konjugata obstetrika adalah jarak antara
promontorium dengan pertengahan.
 Diameter transversal (melintang), yaitu jarak terlebar antara kedua linea
inominata : 13 cm
 Diameter oblik (miring) yaitu jarak antara articulatio sacroiliaca dengan
tuberculum pubicum sisi yang bersebelah : 12 cm
 Bidang tengah panggul
 Bidang luas panggul terbentuk dari titik tengah simphisis, pertengahan
acetabulum dan ruas sacrum ke-2 dan ke-3. Merupakan bidang yang
mempunyai ukuran paling besar sehingga, tidak menimbulkan masalah
dalam mekanisme turunnya kepala. Diameter anterior posterior 12,75 Cm,
diameter transversal 12, Cm.
 Bidang sempit panggul. Merupakan bidang yang berukuran kecil,
terbentang dari tepi bawah simpisis, spina ischiadika kanan dan kiri, dan 1-
2 Cm dari ujung bawah sacrum. Diameter anterior posterior 11, 5 Cm
diameter transversal 10 Cm
 Pintu Bawah Panggul
 Terbentuk dari 2 segitiga dengan alas yang sama, yaitu diameter tuber
ischiadikum. Ujung segitiga belakang pada ujung os sacrum, sedangkan
ujung segitiga depan arkus pubis.
 Diameter anterior posterior yaitu ukuran dari tepi bawah simpisis ke ujung
sacrum 11,5 Cm.
 Diameter transversal: jarak antara tuber ischiadikum kanan dan kiri 10,5
Cm
 Diameter sagitalis posterior yaitu ukuran dari ujung sacrum ke pertengahan
ukuran transfersal: 7,5 Cm

Inklinatio pelvis

Adalah kemiringan panggul, sudut yang terbentuk antara bidang semu pintu atas
panggung dengan garis lurus tanah sebesar 55 – 60 derajat.

Sumbu Panggul

Sumbu ini secara klasik adalah garis yang menghubungkan titik persekutua antara
diameter transfersal dan kungjugata vera pada pintu atas panggul dengan titik-titik sejenis di
hodge II, III dan IV. Sampai dekat hodge III Sumbu itu lurus, sejajar dengan sacrum, untuk
seterusnya melengkung ke depan, sesuai dengan lengkungan sacrum.
Pada ukuran tinggi badan yang berbeda, bentuk dan ukuran saluran panggul juga berbeda.
Diameter bidang pintu atas, panggul tengah, pintu bawah dan sumbu jalan lahir menentukan
mungkin tidaknya persalinan pervaginam berlangsung dan bagaimana janin dapat menuruni jalan
lahir. Sudut sub pubis, yang menunjukan jenis lengkung pubis serta panjang ramus pubis dan
diameter intertuberositas, merupakan bagian terpenting. Karena pada tahap awal janin harus
melalui bagian bawah lengkung pubis maka sudut subpubis yang sempit kurang menguntungkan
jika dibandingkan dengan lengkung yang lebar.

Empat jenis panggul dasar dikelompokkan sebagai berikut:

1. Ginekoid (tipe wanita klasik)


2. Android (mirip panggul pria)
3. Antropoid (mirip panggul kera anthtropoid)
4. Platipelloid (panggul pipih)

Perbandingan tipe panggul


Bagian GINEKOID ANDROID ANTROPOID PLATIPELOID
(50 % wanita) (23% wanita) (24% wanita) (3% wanita)
Pintu atas Sedikit lonjong Berbentuk hati Oval Sisi
atau sisi kiri dan bersudut anteroposterior anteroposterior
kanan bulat lebih lebar pipih, kanan-
kiri lebar
Bentuk Bulat Hati Oval Pipih
Kedalaman Sedang Dalam Dalam Dangkal
Dinding tepi Lurus Konvergen Lurus Lurus
Spina ischiadika Tumpul, agak Menonjol, Menonjol, Tumpul,
jauh terpisah diameter diameter terpisah jauh
interspinosa interspinosa
sempit sering kali
sempit
Sakrum Dalam, Sedikit Sedikit Sedikit
melengkung melengkung, melengkung melengkung
bagian ujung
sering bengkok
Lengkung Lebar Sempit Sempit Lebar
Subpubis
Model Pervaginam Sesaria Forsep/spontan Spontan
persalinan yang spontan posisi pervaginam sulit, dengan posisi
biasa terjadi oksipitu anterior jika oksipitoposterior
menggunakan atau oksipito
forsep anterior

2. Jalan lahir lunak = segmen bawah rahim/SBR, serviks, vagina, introitus vagina dan
vulva, muskulus dan ligamentum yang menyelubungi dinding dalam dan bawah panggul.
Pada bagian bawah sebagai dasar panggul. Dasar panggul/diafragma pelvis terdiri dari
bagian otot disebut muskulus levator ani, sedangkan bagian membran disebut diafragma
urogenital.
a. Permukaan belakang panggul dihubungkan oleh jaringan ikat antara os sacrum dan ilium
dinamakan ligamentum sakro iliaka posterior, bagian depan dinamakan ligamentum
sakroag iliaka anterior.
b. Ligamentum yang menghubungkan os sacrum dan spina ischium dinamakan ligamentum
sakrospinosum
c. Ligamentum antara os sacrum dan os tuber ischiadikum dinamakan ligamentum sakro
tuberosum.
d. Padabagian bawah sebagai dasar panggul. Dasar panggul/diafragma pelvis terdiri dari
bagian otot disebut muskulus levatorani.
e. Bagian membrane disebut diafragma urogenital.
f. Muskulus levatorani menyelubungi rectum, terdiri atas muskulus pubo coccygeus,
musculus ilio coccygeus dan muskulus ischio coccygeus.
g. Di tengah-tengah muskulus pubo coccygues kanan dan kiri ada hiatus urogenitalis yang
merupakan celah berbentuk segitiga. Hiatus ini dibatasi sekat yang menyelubungi pintu
bawah panggul sebelah depan. Pada wanita sekat ini merupakan tempat keluarnya uretra
dan vagina
h. Fungsi diafragma pelvis adalah untuk menjaga agar genitalia interna tetap pada
tempatnya. Bila muskulus ini menurun fungsinya, maka akan terjadi prolaps atau
turunnya alat genitalia interna.

Perineum
Merupakan daerah yang menutupi pintu bawah panggul, terdiri dari:
a. Regio analis, sebelahbelakang. Sfingter ani eksterna yaitu muskulus yang
mengelilingi anus berada disini.
b. Regio urogenitalis terdiri atas muskulus bulbo capernosus, ischio capernosus dan
transpersus perinea superfisialis.
Jaringan lunak sebelum persalinan dimulai uterus terdiri dari corpus uteri dan
serviks uteri. Saat persalinan dimulai kontraksi uterus bagian atas yang tebal dan
berotot dan bagian bawah yang berotot pasif dan berdinding tipis. Suatu cincin
retraksi fisiologis memisahkan kedua segmen ini. Segmen bawah uterus secara
bertahap membesar karena mengakomodasi isi dalam rahim, sedangkan bagian atas
menebal dan kapasitas akomodasinya menurun. Kontraksi korpus uterus
menyebabkan janin tertekan ke bawah, terdorong kea rah serviks. Serviks kemudian
menipis dan berdilatasi ( terbuka) secukupnya sehingga memungkinkan bagian
pertama janin turun memasuki vagina. Dasar panggul adalah lapisan otot yang
memisahkan rongga panggul di bagian janin berotasi kea arah anterior saat menuruni
jalan lahir. Vagina kemudian mengembang, berdilatasi untuk mengakomodasi
sehingga memungkinkan janin ke dunia luar.

C. Power (Kekuatan)

Adalah tenaga yang mendorong keluar janin. Kekuatan yang berguna untuk mendorong
keluar janin adalah his, kontraksi otot –otot perut, kontraksi diagfragma dan aksi ligamamnet,
dengan kerja sama yang baik dan sempurma. Ada dua power yang bekerja dalam proses
persalinan. Yaitu HIS dan Tenaga mengejan ibu. HIS merupakan kontraksi uterus karena otot
– otot polos bekerja dengan baik dan sempurna, pada saat kontraksi, otot –otot rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri lebih kecil mendorong
janin dan kantong amnion ke arah bawah rahim dan serviks. Sedangkan tenaga mengejan ibu
adalah tenaga selain HIS yang membantu proses pengeluaran janin.

Posisi

Penolong persalinan dapat membantu ibu agar tetap tenang dan rileks, maka penolong
tidak boleh mengatur posisi meneran. Penolong persalinan harus menfasilitasiibu dalam
memilih sendiri posisi meneran dan menjelaskan alternatif-alternatif posisi meneran bila
posisi yang dipilih ibu tidak efektif. Adapun macam-macam posisi meneran adalah:

a. Posisi duduk atau setengah duduk


Memberikan rasa nyaman bagi ibu dan memberi kemudahan baginya untuk
beristirahat diantara kontraksi, keuntungan dari kedua posisi ini adalah gaya grafitasi
untuk membantu ibu melahirkan bayinya serta lebih leluasa untuk memperhatikan
perineum.
b. Merangkak dan berbaring miring ke kiri
Posisi merangkak atau berbaring miring kekiri membuat ibu merasa lebih nyaman
dan efektif untuk meneran, kedua posisi tersebut juga akan membantu perbaikan posisi
oksiput yang melintang untuk berputar menjadi posisi oksiput anterior. Posisi
merangkak seringkali membantu ibu mengurangi nyeri punggung saat persalinan.
Adapun posisi berbaringg miring ke kiri memudahkan ibu untuk beriistirahat diantara
kontraksi jika ia mengalami kelelahan dan juga dapat mengurangi resiko laserasi
perineum.
Selain itu posisi berbaring miring ke kiri dapat mengurangi penekanan pada vena
cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena
suplai oksigen tidak terganggu, dapat memberi suasana rileks bagi ibu yang mengalami
kecapekan.
c. Jongkok atau berdiri
Membantu mempercepat kemajuan kala II persalinan dan mengurangi rasa nyeri
selain itu. Memudahkan penurunan kepala janin, memperluas panggul sebesar 28%
lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan meneran. Namun posisi
ini beresiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir)

Hindari posisi terlentang (supine position) karena:

Alasan:
jika ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban,
plasenta dll) menekan vena cava inferior ibu, hal ini akan mengurangi pasokan oksigen
melalui sirkulasi utero-plasenter sehingga akan menyebabkan hipoksia pada bayi.
Berbaring terlentang juga akan mengganggu kemajuan persalinan dan menyulitkan ibu
untuk meneran secara efektif (Enkin, et al, 2000)

D. Psikologi
Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia tidak
memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan pada dirinya. Wanita
bersalin biasanya akan mengutarakan kekhawatirannya jika ditanya. Prilaku dan
penampilan wanit serta pasangannya merupakan petunjuk berharga tentang jenis
dukungan yang akan diperlukannya. Membantu wanita berpartisipasi sejauh yang
diinginkan dalam melahirkan, memenuhi harapan wanita akan hasil akhir persalinannya,
membantu wanita menghemat tenaga, mengendalikan rasa nyeri merupakan suatu upaya
dukungan dalam mengurangi kecemasan pasien.
Dukungan psikologi dari orang-orang terdekat akan membantu memperlancar
proses persalinan yang sedang berlangsung. Tindakan mengupayakan rasa nyaman
dengan menciptakan dengan menciptakan suasana yang nyaman dalam kamar bersalin,
memneri sentuhan, memberi penanangan nyeri non farmakologi, member analgesia jika
diperlukan, dan yang paling penting berada di sisi pasien adalah bentuk-bentuk dukungan
psikologis. Dengan kondisi psikologis yang positif proses persalinan akan berjalan lebih
mudah.
E. Penolong

Dalam persalinan, ibu tidak mengerti apa yang dinamakan dorongan ingin mengejan asli
atau yang palsu. Untuk itu, seorang mitra yang dapat membantunya mengenali tanda gejala
persalinan sangat dibutuhkan. Tenaga ibu akan menjadi sia –sia jika saat untuk mengejan
yang ibu lakukan tidak tepat.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa dalam persalinan terdapat beberapa
factor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan persalinan, diantaranya yaitu tiga
faktor utama yang menentukan prognosis persalinan adalah jalan lahir (passage), janin
(passanger), kekuatan (power) dan ada dua faktor lain yang juga sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan asuhan persalinan yaitu faktor posisi dan psikologis.

Dari beberapa factor diatas, factor jalan lahir (passage) dan janin (passanger) adalah
factor harus dimengerti dan dipahami oleh bidan sebagai tenaga kesehatan, adapaun ke
tiga factor lainnya seperti power, posisi dan psikis adalah hal yang harus diketahui oleh
ibu, karena ketiga factor tersebut berkaitan langsung dengan ibu dalam menjalani
persalinan agar dalam proses persalinannya nanti dapat berjalan dengan normal tanpa
adanya indikasi-indikasi atau penyulit dalam persalinan baik dari ibu maupun janin yang
akan dilahirkan.

B. Kritik dan Saran


Menurut survey demografi dan kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun 1997, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka
kematian bayi baru lahir sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup. Sebagian besar penyebab
kematian tersebut dapat di cegah dengan penanganan yang adekuat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas dalam menolong persalian. Adanya perubahan paradigma
menunggu terjadinya dana menangani komplikasi menjadi pencegahan terjadinya
komplikasi diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penurunan angka kematian
ibu dan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

JNPK-KR/POGI dan JHPIEGO corporation.2007.Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi


Menyusu Dini. Jakarta:Jaringan Nasional Pelatihan Klinik (JNPK).

Sumarah dan Widyastuti, Yani. 2008. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta:Fitramaya.

www.google.com
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………..……………………….... 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….

C. Tujuan……………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Jalan Lahir (passage)……………………………………………………………

B. Janin dan Plasenta (passanger) ….……………………………………………..

C. Kekuatan (power) ……………………………….…………………………….

D. Psikologi ……………………………………………………………………..

E. Penolong ……………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP

A. Simpulan……………………………………………………………………..…

B. Kritik dan Saran…………………………………………………………….…

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai