Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI

OLEH:

NAMA: NI KOMANG AYU PRIDARIYANTI

KELAS: B AFFILIASI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
2022
Tugas anatomi fisiologi

NAMA : Ni Komang Ayu Pridariyanti

Kelas : B Affiliasi

No Absen : 17

Buat resume tentang anatomi panggul, tengkorak bayi dan mekanisme persalinan.

I. ANATOMI PANGGUL
Setiap wanita mempunyai anatomi panggul yang unik dan berbeda satu sama lain. Panggul
terdiri atas bagian keras panggul (dibentuk oleh tulang) dan bagian lunak panggul (dibentuk otot,
jaringan dan ligamen).

Fungsi bagian keras panggul wanita adalah sebagai berikut:

1. Panggul besar untuk menyangga isi abdomen

2. Panggul kecil untuk membentuk jalan lahir dan tempat alat genetalia

Sedangkan fungsi bagian lunak panggul wanita adalah sebagai berikut:

1. Membentuk lapisan dalan jalan lahir

2. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi normal saat hamil maupun nifas

3. Saat persalinan, berperan dalam proses kelahiran dari kala uri

Ruang panggul terbagi menjadi dua yaitu:

1. Panggul besar (pelvis mayor) adalah bagian panggul yang terletak di atas linea
terminalis (false pelvis). Panggul besar berfungsi mendukung isi perut dan
menggambarkan keadaan panggul kecil.
2. Panggul kecil (pelvis minor) bagian panggul yang terletak di bawah linea terminalis (true
pelvis). Panggul kecil ini merupakan wadah alat kandungan dan menentukan bentuk jalan
lahir serta penting dalam persalinan.

A. Panggul besar (pelvis mayor)

Bagian Panggul Yang Keras

Bagian keras dari panggul wanita terbentuk oleh tulang panggul. Tulang panggul merupakan
sebuah corong, bagian atas yang lebar disebut panggul besar, sedangkan
bagian bawah untuk menentukan bentuk jalan lahir.

Tulang panggul terdiri atas:

1. Tulang pangkal paha(os coccae)

2. Tulang kelangkang (os sacrum)

3. Tulang tungging (os coxcigys)

1. Tulang pangkal paha (os coccae)

Tulang pangkal paha ada 2 buah. Tulang pangkal paha terdiri dari 3 buah tulang
yang berhubungan dengan yang lainnya pada acetabulum. Tulang tersebut adalah tulang
usus (os ilium), tulang duduk (os ischium) dan tulang kemaluan (os pubis).

a. Tulang usus (os ilium)

Tulang usus merupakan tulang terbesar panggul yang membentuk bagian atas dan
belakang panggul. Batas atas yang tebal disebut crista illiaka. Ujung depan maupun
belakang dari crista illiaka menonjol disebut spina iliaka anterior superior dan spina
iliaka posterior superior. Tonjolan tulang di bawah spina illiaka anterior superior
disebut spina illiaka anterior inferior dan sebelah bawah spina illiaka posterior
superior terdapat spina illiaka posterior inferior. Di bawah spina illiaka posterior
inferior terdapat tekik atau cekungan yang disebut incisura iskhiadika major. Garis
yang membatasi panggul besar dan panggul kecil disebut linea inominata atau linea
terminalis.

b. Tulang duduk (os ischium)

Tulang duduk terletak di sebelah bawah tulang usus, pinggir belakangnya berduri
disebut spina iskhiadika. Di bawah spina iskhiadika terdapat incisura ischiadika
minor. Bagian pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, yang dapat mendukung berat
badan pada saat duduk, disebut tuber iskhiadikum. Tuber iskhiadikum merupakan
ukuran melintang dari pintu atas panggul.

c. Tulang kemaluan (os pubis)

Tulang kemaluan terletak di sebelah bawah dan depan dari tulang usus yang disebut
dengan tulang duduk. Tulang ini membatasi sebuah lubang yang terdapat dalam
tulang panggul, lubang ini disebut foramen obtoratorium. Ramus superior ossis
pubis merupakan tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus. Sedang
yang berhubungan dengan tulang duduk disebut ramus inferior ossis pubis. Ramus
inferior kiri dan kanan membentuk arkus pubis. Arkus pubis normal akan membentuk
sudut 90-100 derajat.

2. Tulang kelangkang (os sacrum)

Tulang kelangkang ada 1 buah. Tulang kelangkang merupakan tulang yang berbentuk
segitiga yang melebar di atas dan meruncing ke bawah. Tulang kelangkang terletak di
sebelah belakang antara kedua tulang pangkal paha. Tulang kelangkang terdiri dari 5 ruas
tulang senyawa. Kiri dan kanan dari garis tampak 5 buah lubang yang disebut foramen
sacralia anterior. Crista sacralis merupakan deretan cuat-cuat duri yang terdapat di garis
tengah tulang kelangkang. Bagian atas dari sakrum yang berhubungan dengan 5 ruas tulang
pinggang dan menonjol ke depan disebut promontorium. Jarak antara promontorium dan
pinggir atas simfisis merupakan ukuran muka belakang dari pintu atas panggul. Ke samping
tulang kelangkang berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui articulasio sacro
illiaca. Ke bawah tulang kelangkang berhubungan dengan tulang tungging.

3. Tulang tungging (os coxcigis)


Tulang tungging ada 1 buah. Tulang tungging berbentuk segitiga dan terdiri dari 3-5 ruas,
tulang yang bersatu. Pada saat persalinan, ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke
belakang, sehingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar.

Bagian Panggul Yang Lunak

Bagian panggul yang lunak terdiri dari otot-otot dan ligamen yang meliputi dinding panggul
sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah. Bagian yang membentuk dasar
panggul disebut diafragma pelvis.

Diafragma pelvis terdiri dari:

1. Pars Muskularis

Pars muskularis yaitu muskulus levator ani. Muskulus levator ani terletak agak ke belakang
dan merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rektum. Muskulus levator ani kiri dan
kanan terdiri dari 3 bagian yaitu:

• Muskulus pubokogsigis dari os pubis ke septum anokogsigeum

• Muskulus illio kogsigeus dari arkus tendineus muskulus levator ani ke os kogsigis
dan septum anokogsigeum

• Musculus ischio coccygis dari spina ischiadika ke pinggir os sacrum dan os coccygis

2. Pars Membranosa

Pars membranosa yaitu diafragma urogenital. Antara muskulus pubio kogsigeus kiri kanan
terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urigenitalis yang tertutup oleh sekat
yang disebut diafragma urogenitalis. Sekat ini menutupi pintu bawah panggul disebelah
depan dan ditembus oleh uretra dan vagina

3. Regio Perineum

Regio perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul. Daerah ini
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
• Regio analis disebelah belakang – Pada regio analis terdapat muskulus spinter
eksternus yang mengelilingi anus dan liang senggama bagian bawah

• Regio urogenitalis – Pada regio urogenitalis terdapat muskulus ischiokavernosus dan


muskulus transversus perinei superfisialis

Ligamen-ligamen yang penting adalah ligamen sacro illiaka, ligamen sacro spinosum dan
ligamen sacro tuberosum.

B. Panggul kecil (pelvis minor)

Panggul kecil merupakan tempat alat reproduksi wanita dan membentuk jalan lahir. Panggul
kecil mempunyai 4 bidang dengan ukuran yaitu:

1. Pintu atas panggul

Pintu atas panggul merupakan batas dari panggul kecil yang bentuknya bulat oval. Batas
dari pintu atas panggul antara lain: promontorium, sayap os sakrum, linea inominata,
ramus superior ossis pubis dan pinggir atas simpisis.

Ukuran yang dapat ditentukan oleh pintu atas panggul adalah sebagai berikut:

• Ukuran muka belakang (diameter antero posterior, conjugata vera) – Conjugata


vera mempunyai ukuran normal 11 cm dan bukan merupakan ukuran terpendek
antara promontorium dan simpisis. Ukuran terpendek adalah conjugata obstetrica,
dari promontorium dan simpisis. Pada seorang wanita yang memiliki panggul sempit,
conjugata vera dapat diperhitungkan dengan mengurangi konjugata diagonalis 1,5-2
cm. Konjugata vera (CV)= CD-1,5 cm.

• Ukuran melintang (diameter transversa) – Ukuran normal dari diameter transversa


adalah 12,5-13,5 cm. Diameter transversa merupakan ukuran terbesar antara linea
inominata diambil tegak lurus pada conjugata vera.

• Ukuran serong (obliqua) – Obliqua merupakan ukuran panggul yang diambil garis
dari artikulasio sakrailiaka ke tuberkulum pubikum dari belahan yang bertentangan.
Ukuran normal 13 cm.
2.Bidang luas panggul

Bidang luas panggul merupakan bidang dengan ukuran terbesar. Bidang ini terbentang
antara pertengahan simpisis, pertengahan acetabulum, dan pertemuan antara ruas kedua
dan ketiga tulang kelangkang. Ukuran muka 11,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.

3.Bidang sempit panggul

Bidang sempit panggul merupakan bidang panggul dengan ukuran yang terkecil. Bidang
ini terdapat setinggi bawah simpisis, kedua spina iskhiadika. Ukuran muka belakang 11,5
cm, ukuran melintang 12,5 cm, diameter sagitalis posterior adalah dari sakrum ke
pertengahan antar spina iskhiadika 5 cm.

4.Pintu bawah panggul

Pintu bawah panggul terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama. Segitiga depan
dasarnya tuber ossis ischiadica dengan dibatasi arcus pubis. Segitiga belakang dasarnya
tuber ossis ischiadica dengan dibatasi oleh ligamentum sacrotuberosum kanan dan kiri.

Pintu bawah panggul mempunyai 3 ukuran:

• Ukuran muka belakang dari pinggir bawah simpisis ke ujung sakrum, normal 11,5 cm.

• Ukuran melintang, antara ujung sakrum ke pertengahan ukuran melintang, normal 10,5
cm.

• Diameter sagitalis, dari ujung sakrum ke pertengahan ukuran melintang dengan ukuran
normal 7,5 cm.

Ukuran Ukuran Panggul

Ukuran panggul kecil dapat diperiksa secara klinis dengan melakukan pemeriksaan dalam ataupun
dengan rontgenologi. Ukuran-ukuran panggul luar antara lain:

1. Distantia spinarum

Jarak antara spina iliaka anterior kiri dan kanan, ukuran normal 23-26 cm.
2. Distantia kristarum

Jarak yang terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri, ukuran 26-29 cm.

3. Konjugata eksterna (boudeloque)

Jarak antara pinggir atas simpisis dan ujung processus spinosus tulang lumbal V, ukuran
18-20 cm.

4. Ukuran lingkar panggul

Dari pinggir atas simpisis ke pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan
trochanter mayor sepihak dan kembali melalui tempat yang sama, di pihak lainnya ukuran
80-90 cm.

Inclinatio Pelvis

Inclinatio pelvis adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri. Sudut ini
sebesar 55 derajat. Besar dan kecilnya dapat mempengaruhi proses persalinan.

Sumbu Panggul

Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan pusat-pusat dari beberapa bidang di dalam
panggul berupa garis lurus di bagian atas sampai suatu titik sedikit di atas spina ischiadika dan
kemudian melengkung ke depan di daerah PBP.

Bidang Hodge

Bidang hodge adalah bidang khayal untuk menentukan seberapa jauh bagian depan anak turun ke
dalam rongga panggul . Bidang hodge terbagi menjadi:

1. Hodge I : sama dengan PAP

2. Hodge II : sejajar hodge I melalui pinggir bawah simpisis

3. Hodge III : sejajar hodge I melalui spina ischiadica

4. Hodge IV : sejajar hodge I melalui ujung os coccygis


Gambar. Bidang Hodge

Bentuk Panggul

Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy, bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:

1. Panggul gynecoid

Panggul yang paling ideal. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa
bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.

2. Panggul android

Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pada panggul pria. Panjang diameter
transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.

3. Panggul anthropoid

Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter anteroposterior
lebih besar daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita.

4. Panggul platypeloid

Merupakan panggul picak. Diameter transversa lebih besar daripada diameter


anteroposterior, menyempit arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.

II. TENGKORAK BAYI


ANATOMI KEPALA BAYI

1. Tulang Pembentuk Kepala Bayi


Terdiri dari :

a. Bagian Muka

▪ Tulang hidung (os nasale)


▪ Tulang pipi (os zigomaticum)
▪ Tulang rahang atas (os maxilaris)
▪ Tulang rahang bawah (os mandibularis)

b. Bagian Tengkorak

▪ Tulang dahi (os fontale)


▪ Tulang ubun-ubun (os parietale)
▪ Tulang pelipis (os temporal)
▪ Tulang belakang kepala (os occipital)

2. Sutura

a. Sutura sagitalis (sela panah) adalah antara kedua os parietale

b. Sutura coronaria ( sela mahkota) adalah antara os frontale dan os parietale

c. Sutura lamdoidea adalah antara os occipital dan kedua os parietal

d. Sutura frontalis adalah antara os frontalis kiri dan kanan

3. Ukuran Kepala Bayi

a. Ukuran muka belakang

▪ Diameter Suboccipito Bregmatica : dari foramen magnum ke ubun-ubun besar (9,5 cm)
▪ Diameter Suboccipito Frontalis : dari foramen magnum ke pangkal hidung (11 cm )
▪ Diameter Fronto Occipitalis : dari pangkal hidung ke titik terjauh di belakang kepala (12
cm)
▪ Diameter Mento Occipitalis : dari dagu ke titik terjauh di belakang kepala (13, 5 cm)
▪ Diameter Submento Bregmatica : dari bawah dagu ke ubun-ubun besar (9,5 cm)

b. Ukuran melintang

▪ Diameter biparietalis (9 cm)


▪ Diameter bitemporal (8 cm)

c. Ukran lingkaran

• Circumferentia Suboccipito Bregmatica (lingkaran kecil kepala) 32 cm


• Circumferentia Fronto Occipitalis (lingkaran sedang kepala) 34 cm
• Circumferentia Mento Occipitalis (lingkaran besar kepala) 35 cm

4. Fontanela/ Ubun-ubun

Terdiri atas dua :

a. Ubun-ubun besar (Fontanela Mayor/ Bregmatica), berbentuk segiempat

b. Ubun-ubun kecil (Fontanela Minor), berbentuk segitiga

ANATOMI KEPALA JANIN, SUTURA, DAN FUNGSI SUTURA PADA PROSES

PERSALINAN

Kepala janin terdiri dari bagian muka dan bagian tengkorak

1. Bagian muka terdiri dari :

a. Tulang hidung (os. Nassal)

b. Tulang pipi (os. Zigomatikum)

c. Tulang rahang atas (os. Maxillare)

d. Tulang rahang bawah (os. Mandibulare)

Susunan tulang muka dan dasar kepala sangat rapat sehingga tidak dapat melakukan atau terjadi
moulage. Kedudukan tulang muka ditentukan dengan meraba hidung, dagu, mulut, dan rongga
mata.

2. Bagian tengkorak

Tengkorak merupakan bagian terpenting dalam persalianan, yang terdiri dari:

a. Tulang dahi (os. Frontale) 2 buah


b. Tulang ubun-ubun (os. Parietale) 2 buah

c. Tulang pelipis (os. Temporal) 2 buah

d. Tulang belakang kepala (os. Occipital)

3. Hubungan antara tulang tengkorak

Hubungan tulang tengkorak janin belum rapat sehingga kemungkinan mendekat saat persalinan
tanpa membahayakan jaringan otak, disebut moulage. Celah-celah diantara tulang tengkorak
yang ditutup dengan jaringan ikat disebut sutura.

1. Sutura sagitalis (selah panah) antara tulang parietal.

2. Sutura koronaria (sela mahkota) antara tulang frontalis dan tulang parietalis.

3. Sutura lamboidea antara tulang occipitalis dan tulang parietalis.

4. Sutura frontalis : antara kedua frontalis.

Disamping itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk ubun-ubun (fontanella).

1. Ubun-ubun besar (fontanella mayor)

a. Bentuk segi empat laying merupakan pertemuan antara sutura sagitalis, dan sutura
koronaria dan sutura frontalis.

b. Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis.

c. Sebagai petunjuk letak puncak kepala.

2. Ubun-ubun kecil (fontanella minor)

a. Dibentuk oleh sutura sagitalis dan sutura lamboidea.

b. Sebagai petunjuk letak belakang kepala.

Sutura dan ubun-ubun tertutup pada bayi sekitar 1,5 sampai 2 tahun.
4. Ukuran Tulang Kepala Bayi Aterm

1. Ukuran muka belakang

a. Diameter suboksipito-bregmatika

• Antara foramen magnum ke ubun-ubun basar.


• Jaraknya 9,5 cm
• Akan melalui jalan lahir pada letak belakang kepala, dengan lingkaran
sirkumferensia suboksipito-bregmatika dengan ukuran 32cm.

b. Diameter suboksipito-frontalis

• Antara foramen magnum ke pngkal hidung


• Jaraknya 11cm
• Ukuran yang melalui jalan lahir sirkumferensia suboksipito-frontalis dengan
kedudukan fleksi sedang, belakang kepala.

c. Diameter fronto-oksipitalis

• Antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh pada belakang kepala


• Jaraknya 12cm
• Lingkaran fronto-oksipitalis dengan sirkumferensia 34cm melalui jalan lahir pada
letak puncak kepala.
d. Diameter mento-oksipitalis
• Antara dagu ke titik terjauh belakang kepala.
• Jaraknya 13,5cm
• Dengan sirkumferensia 35cm. melalui jalan lahir pada letak dahi.
e. Diameter submento-bregmatika
• Antara os hyoid ke ubun-ubun besar.
• Jaraknya 9,5cm.
• Dengan sirkumferensia 32cm. melalui jalan lahir pada letak muka.

2. Ukuran Melintang

a. Diameter biparietalis, antara kedua parietalis dengan ukuran 9cm.


b. Diameter bitemporalis, antara kedua tulang temporalis dengan ukuran 8cm.

5. Persendian Tulang Leher

Dalam persalinan letak kepala persendian tulang leher berperan penting karena

1. Bentuk kepala ovale (telur) sehingga setelah bagian besar lahir maka bagian kepala
lainnya mudah melalui jalan lahir.

2. Persendian tulang leher dalam bentuk persendian kogel sehingga dapat berputar kesegala
arah yamg memberikan kemungkinan untuk melakukan putaran paksi dalam, dan letak
persendian leher agak kebelakang di tulang oksipitalis sehingga memberikan
kemungkinan fleksi kearah dada.

Dengan demikian kepala bayi dalam proses persalinan dapat menyesuaikan diri pada jalan lahir
yang berbentuk corong melengkung ke depan yang disebut putaran paksi dalam. Sampai
beberapa bulan setelah dilahirkan, tulang-tulang kepala bayi belum menyambung satu sama
lain. Namun letaknya telah tersusun berdampingan secara rapi. Keadaan ini memungkinkan
jaringan otak berkembang menjadi lebih besar, karena terdapat ruang yang bisa mengikuti
besarnya otak.Kepala bayi dibentuk oleh beberapa lempeng tulang, yaitu 1buah tulang di bagian
belakang (tulang oksipital), 2 buah tulang di kanan dan kiri (tulang parietal), dan 2 buah tulang
di depan tulang frontal). Di antara tulang-tulang yang belum bersambung itu terdapat celah yang
disebut sutura. Sutura-sutura ini ada yang membujur dan ada pula yang melintang.

Titik silang celah-celah itulah yang membentuk ubun-ubun depan (besar) dan ubunubun
belakang (kecil). “Ubun-ubun dan sutura-sutura ini normalnya menutup antara usia 6-20 bulan.
Jika ternyata di bawah usia 6 bulan sutura tulang tengkoraknya sudah menutup, bisa dikatakan
menutup terlalu cepat. Jika masing-masing tulang sudah bersambungan satu sama lain, biasanya
ubunubun juga ikut menutup. Istilah medis untuk penutupan sutura ini, craniosynostosis, berasal
dari kata cranio yang berarti tulang tengkorak, syn yang berarti bergabung, dan ostosis yang
artinya tulang. Secara kasat mata, akibat proses penutupan tulang tengkorak yang kelewat dini
bisa dilihat melalui bentuk kepala yang tak normal.Ketidaknormalan ini terjadi karena
pertumbuhan kepala cenderung mengarah ke tulang yang suturanya menutup belakangan.
Ketidaknormalan bentuk itu tentu saja tampak berbeda-beda, tergantung sutura mana yang
menutup lebih dulu. “Sebagai contoh, kalau sutura bagian depan sudah menutup lebih dulu,
pertumbuhan kepala akan lebih mengarah ke belakang, dan akibatnya kepala jadi
panjul.”“Sutura atau ubun-ubun yang sudah menutup bisa mulai diketahui dari pemeriksaan
yang dilakukan saat bayi baru lahir.” Dokter yang menolong persalinan biasanya dengan mudah
bisa melihat kelainan itu. Ia akan curiga bila kepala bayi tampak lebih kecil dibandingkan
badan. Yang normal, kepala bayi justru terlihat lebih besar daripada bagian tubuh lainnya karena
keliling lingkar luar kepalanya sama dengan keliling dadanya.

Tujuan mengukur lingkar kepala bayi pada saat ia lahir ialah untuk mengetahui adanya
kecenderungan ubun-ubun menutup terlalu cepat. Pengukuran ini tentu saja tidak hanya sekali,
tapi terus dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Untuk mengetahui apakah ukuran lingkar kepala bayi normal atau tidak,
nakes berpatokan pada grafik lingkar kepala berdasarkan umur yang disebut grafik Nellhaus.

Dengan grafik ini, adanya kelainan pada ukuran lingkar kepala dan proses pertumbuhannya bisa
terdeteksi, baik jik akepala terlalu besar (misalnya karena hidrosefalus) atau terlalu kecil,
misalnya karena craniosynostosis. Selain itu, pemeriksaan bisa dilakukan dengan meraba ubun-
ubun besar bayi, apakah ukurannya normal atau tidak. Diameter ubunubun besar yang normal
berkisar antara 0,63,6 cm dan bila diraba akan terasa berdenyut karena memang ada pembuluh
darah di bawahnya. Pemeriksaan ubun-ubun dan lingkar kepala ini sebenarnya tidak sulit
namun untuk perabaan terhadap sutura kepala bayi yang biasanya agak lebih sulit.
Bagaimanapun, celah antar tulang ini memang tak sebesar ubunubun. Jika dari pemeriksaan
ukuran dan perabaan kepala dicurigai ubun-ubun menutup terlalu cepat, nakes akan
memeriksanya lebih jauh dengan CT Scan. Alat ini bisa memberi gambaran yang lebih jelas.

III. MEKANISME PERSALINAN


Persalinan adalah proses pengluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melelui
vagina ke dunia luar (Wiknjosastro, 2006)

Patofisiologi Persalinan

a. Tanda – tanda permulaan persalinan

Menurut Manuaba (1998), tanda – tanda permulaan persalinan :


1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.

2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uterus turun.

3. Perasaan sering – sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terbawah janin.

4. Perasaan sakit di perut dan di pegang oleh adanya kontraksi. Kontraksi lemah di uterus,
kadang di sebut “ traise labor pains”.

5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah juga bercampur
darah (bloody show)

b. Tanda – tanda inpartu.

1) Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.

2) Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan – robekan kecil
pada serviks’

3) Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

Pembagian Tahap Persalinan

a. Persalinan kala I

Menurut azwar (2004), persalinan kala I adalah pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap.

Dengan ditandai dengan :

1. Penipisan dan pembukaan serviks.

2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2


kali dalam 10 menit).

3. Keluarnya lendir bercampur darah.

Menurut wiknjosasto, kala pembukaan di bagi atas 2 fase yaitu :


1) Fase laten

Pembukaan serviks berlangsung lambat, di mulai dari pembukaan 0 sampai pembukaan


3 cm, berlangsung kira – kira 8 jam.

2) Fase aktif

Dari pembukaan 3 cm sampai pembukaan 10 cm, belangsung kira – kira 7 cm.

Di bagi atas :

1. Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4.

2. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat,
dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm

3. Fase deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm.

Kontraksi menjadi lebih kuat dan sering pada fase aktif. Keadaan tersebut dapat
dijumpai pada primigravida maupun multigravida, tetapi pada multigravida fase laten,
fase aktif das fase deselerasi terjadi lebih pendek.

Primigravida Osteum uteri internum akan membuka terlebih dahulu sehingga serviks
akan mendatar dan menipis. Keadaan osteum uteri eksternal membuka, berlangsung
kira – kira 13 – 14 jam.

Multigravida Osteu uteri internum sudah membuka sedikit sehingga osteum uteri
internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu
yang bersama.

b. Kala II (pengluaran)

Menurut winkjosastro (2002), di mulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Pada primigravida berlangsung 2 jam dan pada multigravida berlangsung 1 jam. Pada kala
pengluaran, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira –kira 2 -3 menit sekali. Kepala
janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot – otot dasar panggul
yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa
seperti mau buang air bersih, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan maksimal kepala
janin di lahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi, muka, dagu melewati
perineum. Setelah his istriadat sebentar, maka his akan mulai lagi untuk meneluarkan anggota
badan bayi.

c. Kala III (pelepasan uri)

Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengluaran uri (mochtar,1998). Di mulai segera
setelah bayi baru lahir samapi lahirnya plasenta ysng berlangsung tidak lebih dari 30 menit
(saifudin, 2001)

d. Kala IV ( obsevasi )

Menurut saifudin (2002), kala IV dimulai dari saat lahirnya plasena sampai 2 jam pertama
post partum.

Mekanisme Persalinan Normal

Menurut Manuaba (1999) gerakan – gerakan janin dalam persalinan adalah sebagai berikut :

a. Engagement ( masuknya kepala ) : kepala janin berfiksir pada pintu atas panggul.

b. Descent ( penurunan )

Penurunan di laksanakan oleh satu / lebih.

1) Tekanan cairan amnion

2) Tekanan langsung fundus pada bokong kontraksi otot abdomen.

3) Ekstensi dan penelusuran badan janin.

4) Kekuatan mengejan.

c. Fleksion (fleksi)
Fleksi di sebabkan karena anak di dorong maju dan ada tekanan pada PAP, serviks,
dinding panggul atau dasar panggul. Pada fleksi ukuran kepala yang melalui jalan lahir
kecil, karena diameter fronto occopito di gantikan diameter sub occipito.

d. Internal rotation ( rotasi dalam)

Pada waktu terjadi pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari janin memutar ke depan ke bawah simfisis ( UUK berputar ke depan
sehingga dari dasar panggul UUK di bawah simfisis)

e. Extensition ( ekstensi )

Ubun – ubun kecil (UUK) di bawah simfisis maka sub occiput sebagai hipomoklion,
kepala mengadakan gerakan defleksi ( ekstensi ).

f. External rotation (rotasi luar)

Gerakan sesudah defleksi untuk menyesuaikan kedudukan kapala dengan punggung anak.

g. Expulsion ( ekspusi ) : terjadi kelahiran bayi seluruhnya.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke
III. Jakarta.

Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Cetakan ke VI. Fitramaya. Yogyakarta.

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC

Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta. Dian Rakyat.

Salmah,dkk.2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta:EGC.

Scott, J. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Widya Medika. Jakarta.

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR). Buku Acuan Asuhan
Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. 2002

Anda mungkin juga menyukai