DAN
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
Disusun oleh :
Rossi Nordani Sastro
01-003
BAB I
PENDAHULUAN
Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar hasil pembuahan yaitu janin yang
viable, plasenta, dan ketuban dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya
proses ini berlangsung pada suatu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh besar lagi, ketika
janin sudah cukup matur untuk dapat hidup di luar rahim, tapi masih cukup kecil untuk
dapat melaluin jalan lahir dalam waktu kurang dari 24 jam. 1
Persalinan normal adalah janin lahir aterm (40 minggu) melalui vagina dengan letak
belakang kepala atau ubun-ubun kecil, disusul dengan pengeluaran plasenta tanpa
memakai alat atau pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun janin (kecuali
episiotomi), dan berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. 1,2,3,4
1
Mekanisme persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin melalui vagina yang
dimulai dengan rentetan pergerakan kepala janin sebagai suatu proses adaptasi dalam
perjalanannya melewati pelvis.
Mekanisme persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran janin yang aterm (40
minggu) melalui vagina dengan letak belakang kepala atau ubun-ubun kecil yang dimulai
dengan rentetan pergerakan kepala janin sebagai suatu proses adaptasi dalam
perjalanannya melewati pelvis. 1,2,3
Persalinan ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu power, passage dan passanger
dengan adanya keseimbangan atau kesesuaian antara faktor-faktor tersebut, persalinan
normal dapat berlangsung. Persalinan terdiri atas 4 kala mulai dari pembukaan serviks
sampai lengkap, pengeluaran janin, pengeluaran plasenta, dan masa 1 jam setelah
partus.1,3
Panggul membentuk cincin tulang yang digunakan untuk memindahkan berat badan ke
ekstremitas bawah, tetapi pada wanita mempunyai bentuk panggul khas untuk
menyesuaikan diri terhadap kemampuan reproduksinya. 2
Panggul terdiri atas bagian keras yang terdiri atas bagian keras yang terdiri atas tulang
dan bagian yang lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamentum. Panggul dibagi
menjadi bagian atas yang lebar (pelvis mayor) yang menjadi penyangga isi perut dan
bagian bawah (pelvis minor) yang berperan penting dalam membentuk jalan lahir dan
dalam melahirkan anak. 5
Panggul diklasifikasikan menjadi 4 bentuk, yaitu panggul Ginekoid yang ditemukan pada
hamper 50% wanita, panggul Android, panggul Antropoid, dan panggul Platipeloid.
Klasifikasi bentuk panggul ini penting untuk membantu dokter dalam memahami
mekanisme pada panggul yang berbentuk normal atau abnormal. 2
2
BAB II
ANATOMI PANGGUL
Panggul terdiri atas bagian keras yang terdiri atas tulang dan bagian yang lunak yang
dibentuk oleh otot-otot dan ligamenta. Panggul bagian keras yang terdiri dari tulang
membentuk suatu corong terdiri dari bagian atas yang lebar (pelvis mayor) yang menjadi
penyangga isi perut sedangkan bagian bawah (pelvis minor) menjadi wadah alat
kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir. 5,7
3
1. Bidang Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul (pintu superior) merupakan batas atas dari panggul kecil.
Batas-batas pintu atas panggul:
Anterior : Rami horizontal tulang-tulang pubis dan simpisis pubis
Posterior : Promontorium dan ala sacrum
Lateral : Linea terminalis
4
3. Bidang Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul merupakan pintu keluar panggul yang dimulai dari bidang dengan
dimensi terkecil sampai pintu keluar anatomik. Pintu bawah panggul terdiri dari dua
daerah yang kurang lebih berbentuk segitiga dengan dasar yang sama, yaitu garis yang
menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Puncak dari segitiga yang
belakang adalah ujung os sakrum, dan batas-batas lateralnya adalah ligamentum
sakroiskiadika dan tuberositas iskii. Segitiga anterior dibentuk oleh tuberositas iskii.2,3,5
Tiga diameter pintu bawah panggul biasanya disebut sebagai: diameter anteroposterior,
transversal, dan segitiga posterior. Diameter anteroposterior terbentang dari tepi bawah
simphisis pubis sampai ke ujung sakrum. Diameter transversal adalah jarak antara tepi-
tepi dalam tuberositas ischii. Diameter sagital posterior terbentang dari ujung sakrum ke
perpotongan tegak lurus dengan suatu garis antara kedua tuberositas ischii. 2
5
BIDANG HODGE
Bidang Hodge berguna untuk menentukan seberapa jauhnya bagian depan janin itu turun
ke dalam rongga panggul, maka Hodge telah menentukan beberpa bidang khayalan dalam
panggul : 2,3,5
HI : Sama dengan pintu atas panggul
H II : Sejajar dengan H I melalui pinggir bawah symphysis
H III : Sejajar dengan H I melalui spinae ischiadicae
H IV : Sejajar dengan H I melalui ujung os coccygis
BENTUK PANGGUL
Selain dari ukuran-ukuran panggul, bentuk panggul pun menentukan ramalan persalinan.
Caldwell-Moloy membagi 4 bentuk dasar panggul berdasarkan bentuk segmen posterior
dan anterior dari pintu atas panggul. Segmen posterior adalah bagian yang terdapat di
sebelah belakang dari diameter transversa pintu atas panggul, sedangkan segmen anterior
adalah bagian yang terdapat di sebelah depan dari garis tersebut. 4 bentuk dasar panggul
tersebut adalah : 2,3,5,7
1.Panggul Gynecoid
2.Panggul Android
3.Panggul Anthropoid
4.Panggul Platypelloid
6
Panggul Gynecoid:
Bentuk panggul ini merupakan bentuk yang khas bagi wanita, ditemukan hampir
50% pada wanita.
Diameter sagitalis posterior hanya sedikit lebih pendek dari diameter sagitalis
anterior.
Batas samping segmen posterior membulat dan segmen anterior juga membulat
dan luas.
Diameter transvarsa kira-kira sama panjangnya dengan diameter anteroposterior
hingga bentuk pintu atas panggul mendekati bentuk lingkaran.
Dinding samping panggul lurus, spina ischiadica tidak menonjol, diameter inter
spinalis 10 cm atau lebih.
Incisura sejajar dengan symphisis dengan konkavitas yang normal.
Arcus pubis luas.
Panggul Android:
Diameter sagitalis posterior jauh lebih pendek dari diameter sagitalis anterior .
Batas samping segmen posterior tidak membulat dan membentuk sudut yang
runcing dengan pinggir samping segmen anterior.
Segmen anterior sempit dan berbentuk segitiga.
Dinding samping panggul convergent, spina ischiadica menonjol, arcus pubis
sempit.
Incisura ischiadica sempit dan dalam.
7
Sacrum letaknya ke depan, hingga diameter antero posterior sempit pada pintu
atas panggul maupun pada pintu bawah panggul.
Bentuk sacrum lurus, kurang melengkung, sedangkan ujungnya menonjol ke
depan.
Panggul Anthropoid:
Diameter anteroposterior dari pintu atas panggul lebih besar dari diameter
transversa hingga bentuk pintu atas panggu lonjong ke depan.
Bentuk segmen anterior sempit dan runcing.
Incisura ischiadica mayor luas.
Dinding samping konvergen, sacrum letaknya agak ke belakang, hingga ukuran
anteroposterior besar pada semua bidang panggul.
Sacrum biasanya mempunyai 6 ruas, hingga panggul anthropoid lebih dalam dari
panggul-panggul lain.
8
Panggul Platypelloid:
Bentuk ini sebenarnya adalah bentuk panggul gynecoid yang picak ; diameter
antero posterior kecil dan diameter transversa biasa.
Segmen anterior lebar
Sacrum melengkung
Incisura ischiadica lebar
9
MEKANISME PERSALINAN NORMAL
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi pada tua kehamilan sekurang-
kurangnya 28 minggu atau bayi yang dilahirkan beratnya 1000 gram lebih yang
memungkinkan hidupnya bayi (viable) melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. 1,3
Persalinan normal adalah bayi lahir aterm (40 minggu) melalui vagina dengan letak
belakang kepala atau ubun-ubun kecil, disusul dengan pengeluaran plasenta tanpa
memakai alat atau pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun janin (kecuali
episiotomi), dan berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. 1,3,4,8,9
Mekanisme persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin melalui vagina yang
dimulai dengan rentetan pergerakan kepala janin sebagai suatu proses adaptasi dalam
perjalanannya melewati pelvis. 1
Mekanisme persalinan normal adalah suatu proses pengluaran janin yang aterm (40
minggu) melalui vagina dengan letak belakang kepala atau ubun-ubun kecil yang dimulai
dengan rentetan pergerakan kepala janin sebagai suatu proses adaptasi dalam
perjalanannya melewati pelvis. 1,2,3
10
Dengan adanya keseimbangan atau kesesuaian antara faktor-faktor tersebut, persalinan
normal dapat berlangsung.
PEMBAGIAN KALA PERSALINAN
Kala I : Pembukaan serviks samapai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
Kala II : Kala pengeluaran janin.
Kala III : Pelepasan dan pengeluaran plasenta.
Kala IV : Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi. 1,2,3,4,5,8,10,11
11
Lamanya pembukaan tergantung parietas ibu. Pada primigravida, berlangsung kira-kira
12 jam. Pada multigravida berlangsung kira-kira 7 jam . pada primigravida, retraksi
mendahului pembukaan serviks, sedangkan pada multi gravida berlangsung bersama-
sama, inilah yang menentukan lamanya kala I.
HIS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dengan uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri.
Pada 3 atau 4 minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his pendahuluan yang
sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi braxton Hicks. His pendahuluan
bersifat :
Nyeri dan nyeri ini hanya terasa di perut bagian bawah
Tidak teratur
Lamanya his pendek
Tidak bertambah kuat dengan majunya waktu
Jika dibawa berjalan nyeri atau mules tidak bertambah kuat
Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.
Pada kala pembukaan, his belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit. Lambat laun
his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek, kontraksi lebih kuat dan lama, serta
mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.1,3,4,5,7,9
12
Nyeri pada waktu His dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
Hipoksia miometrium yang berkontraksi
Penekanan ganglia saraf di serviks dan uterus bagian bawah oleh berkas-
berkas otot yang saling bertautan.
Peregangan serviks sewaktu dilatasi
Peregangan peritonium yang terletak di atas fundus. 2,3
LENDIR DARAH
Keluarnya lendir darah dari jalan lahir (bloody show) menunjukkan ekstrusi sumbat
mukus yang mengisi saluran serviks sepanjamng kehamilan. Dengan pendataran dan
pembukaan, lendir dari kanalis servikalis kelaur disertai dengan sedikit darah. Perdarahan
yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah rahim
hingga beberapa kapilari terputus.
Normalnya darah yang keluar dari sumbat mukus hanya beberapa tetes. Perdarahan yang
lebih banyak menunjukkan perubahan yang abnormal. 1,3,5,9
13
Tanda-tanda klinik pada kala II :
His menjadi lebih kuat dan nyeri makin hebat, refleks ketuban biasanya pecah
dalam kala ini dan ditandai dengan keluarnya cairan kekuningan yang banyak.
Darah lendir bertambah banyak
Perasaan seperti mau buang air besar
Hemoroid fisiologis mulai tampak.
Pasien merasa ingin mengejan.
Mengejan disebabkan oleh turunnya kepala yang menekan rektum, yang berakibat
meningkatnya tekanan intaabdominal yang memperkuat kontraksi uterus, sehingga
membantu pengeluaran janin. Jangan dibiarkan jika serviks belum membuka lengkap
atau dilakukan di luar his persalinan dilakukan di luar his, karena regangan yang
berlebihan pada ligamentum serviks lateralis dapat menimbulkan prolapsus uteri (turun
peranakan) di kemudian hari. Perineum yang menggembung terjadi pada waktu kepala
janin mencapai introitus vaginal. Bertambah gembung pada setiap kontraksi uterus, yang
dapat mengakibatkan robekan perineum kecuali jika dilakukan episiotomi. 3,5,9
14
1. Kepala Masuk Pintu Atas Panggul
Janin mengalami penurunan terus menerus dalam jalan lahir setelah kehamilan trimester
III, antara lain masuknya bagian terbesar kepala janin ke dalam pintu atas panggul.
Sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggiul (sinklitismus) atau
miring/ membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior/
asinklitismus posterior).
Jika sutura sagitalis mendekati promontorium sakrum, maka akan lebih banyak bagian
dari tulang parietal anterior yang teraba oleh jari pemeriksa, kondisi ini disebut
asinklitismus antarior. Tetapi bila sutura sagitalis terletak dekat simfisis, maka lebih
banyak tulang parietal posterior yang akan teraba dan kondisi ini disebut asinklitismus
posterior. Pada keadaan asinklitismus posterior yang ekstrim, disebut juga kemiringan
Litzmann, telinga posterior dapat diraba dengan mudah
Asinklitismus derajat sedang pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi asinklitismus
yang berat gerakan ini dapat menimbulkan cephalo pelvic disproportion pada panggul
yang berukuran normal sekalipun.
Perubahan yang berturut-turut dari asinklistismus posterior ke artertior mempermudah
turunnya kepala dengan kemungkinan kepala janin mengembil kesaempatan
memanfaatkan daerah-daerah yang paling luas dari rongga panggul.2.3
15
Tekanan dari cairan amnion
Kontraksi otot dengan perut dan diafragma (mengejan)
Badan janin terjadi ekstensi dan menegang atau lurus. 1,2,9
3. Fleksi
pada permulaan persalinan, kepala janin biasanya berada dalam sikap fleksi dengan
turunnya kepala janin, tahanan yang diperoleh dari dasar panggul; akan makin besar yang
mengakibatkan kepala janin makin fleksi lagi, sampai-sampai dagu janin menekan
dadanya dan belakang kepala menjadi bagian terbawah janin.
Gerakan janin saat fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke thoraks, posisi kepala
berubah dari diameter oksipitofrontalis (puncak kepala) menjadi diameter
suboksipitobregmatikus (belakang kepala). Terdapat empat derajat fleksi kepala yaitu :
mulai dari fleksi buruk, fleksi sedang, fleksi lanjut dan fleksi lengkap. Fleksi dinyatakan
lengkap bila dagu berada di dada dan diameter suboksipitobregmatika, diameter
anteroposterior kepala janin yang terpendek, dapat melewati pintu atas panggul. 2,3
16
karena terjadinya dalam kepala janin mengalami gerakan seperti spiral atau seperti skrup
pada waktu turun dalam jalan lahir itu. Bahu tidak berputar bersama-sama dengan kepala
karena adanya leher yang tidak memaksa putaran kepala harus diikuti putaran bahu
janin.3,9
5.Ekstensi
setelah kepala mencapai vulva dan kepala janin dilahirkan dengan melepaskan diri dari
sikap kepala yang fleksi maksimal dengan jalan menempuh gerakan ekstensi, maka
berturut-turut dilahirkan oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,dan akhirnya dagu. Pada
saat ini sumbu panjang bahu bersesuaian dengan diameter oblik panggul tengah.2,9
6. Restitusi
sewaktu berlangsung rotasi dalam, leher terpelintir karena bahu tidak bersama-sama
mengadakan puteran paksi dalam dengan kepala yang lebih dahulu melakukan putaran
17
paksi dalam. Pada saat kepala janin lahir, pelintiran leher itu akan terlepas, sehingga
kepala janin akan berputar kembali, sehingga hubungan kepala janin dan bahunya
menjadi normal seperti semula.2,9
8.Ekspulsi
18
Setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya alkan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya
lahir badan (thorax,abdomen) dan lengan, pinggul/trochanter depan dan belakang,
tungkai dan kaki.1,2
19
6.
resume keadaan umum ibu
7.
resume keadaan umum janin. 1
DAFTAR PUSTAKA
20
11. Normal Labour ; http://patient.co.uk//shodoc/40000167/
21