Anda di halaman 1dari 15

Struktur Pelvis dan Urogenital Pada Wanita

Frischa Wibowo
102012512
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6
Frischa.wibowo@ukrida.civitas.ac.id

Pendahuluan
Sistem perkemihan atau yang biasa disebut sistem urogenital merupakan suatu sistem
penyaringan darah sehingga darah terbebas dari zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh, dimana zat yang
tidak berguna nantinya akan dibuang dalam rupa urine dan zat yang masih diperlukan akan kembali
diserap. Sistem urogenital ini mencakup alat-alat utama dalam melakukan prosesnya yaitu, ginjal, ureter,
vesika urinaria (kandung kemih) dan juga uretra. Ginjal bekerja sama dengan masukkan hormonal dan
saraf yang mengontrol fungsinya, yaitu merupakan organ yang terutama berperan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan, komposisi elektrolit dan juga osmolaritas.1 Ureter merupakan saluran penyalur
cairan atau urine untuk ditampung di vesika urinaria (organ penampung) dan uretra adalah saluran untuk
mengeluarkan urine dari dalam tubuh. Dengan demikian, sistem urogenital memegang peranan yang
cukup besar dalam fungsi mempertahankan homeostasis cairan dalam tubuh kita.
Selain organ-organ perkemihan, terdapat pula organ-organ genital yang perlu kita ketahui
fungsinya dalam membantu proses menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Organ genital atau alat
reproduksi pada wanita maupun pria memiliki beberapa perbedaan dalam segi struktur, namun tentunya
sama-sama memiliki fungsi yang dapat dikatakan homolog, terutama dalam tugasnya mengeluarkan zatzat yang tidak diperlukan dalam tubuh. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui struktur dan
fungsi organ-organ genital dalam kaitannya dengan materi sistem urogenital ini.
Dalam melakukan setiap fungsinya, sistem urogenital ini dilindungi oleh suatu penyangga yaitu
pelvis atau panggul. Pelvis berfungsi dalam menahan alat-alat rongga perut seperti sistem urogenital agar
tetap pada tempatnya, dan juga berfungsi dalam menahan uterus pada masa kehamilan wanita.
Dengan demikian, makalah ini disusun dengan tujuan agar setiap mahasiswa mampu mempelajari
struktur serta jenis-jenis panggul dan juga mampu mempelajari struktur traktus urogenitalis terutama pada
wanita.

Skenario

Ibu A sedang hamil 9 bulan datang ke klinik bersalin karena dirasakan akan melahirkan
anaknya yang pertama. Selama ini ibu tersebut belum pernah memeriksakan kehamilannya.
Karena belum lahir juga sesuai perhitungan dokter maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,
ternyata ibu A memiliki panggul yang sempit.

Langkah 1
Identifikasi Istilah yang Tidak Diketahui

Langkah 2
Rumusan Masalah
Ibu yang sedang hamil 9 bulan akan melahirkan anak pertama, tetapi anaknya belum lahir
sesuai perhitungan, sebelumnya ibu ini belum pernah memeriksa kehamilan dan ternyata
memiliki panggul yang sempit.

Langkah 3
Analisis Masalah
MIND MAP

Diameter Panggul

Struktur Pelvis

Ibu Hamil 9 Bulan


Dengan Panggul Sempit

Organ Dalam Ruang


Panggul Wanita

Struktur Urogenital Wanita

Jenis-Jenis
Panggul

Langkah 4
Hipotesis
Seorang ibu yang hamil 9 bulan sulit melahirkan karena panggul yang sempit.

Langkah 5
Sasaran Pembelajaran
1.
2.
3.
4.

Mempelajari struktur panggul.


Mempelajari jenis-jenis dan bentuk panggul.
Mempelajari otot dan pembuluh darah panggul
Mempelajari isi rongga panggul.

Struktur Panggul
Rongga pelvis terletak di bagian bawah dan merupakan kelanjutan dari rongga abdomen, dimana
panggul disusun oleh tulang-tulang panggul yaitu os sacrum, os coxae (os pubis, os ileum dan os ischium)
dan os coccygis. Panggul dibagi menjadi dua bagian yang di pisahkan oleh linea terminalis menjadi pelvis
mayor dan juga pelvis minor.
a. Pelvis Mayor
Pelvis mayor disebut juga sebagai false pelvis yang berfungsi menahan alat-alat rongga perut dan
menahan uterus pada masa kehamilan wanita. Bagian belakang pelvis mayor di batasi oleh
vertebra lumbales, sedangkan bagian depannya di batasi oleh dinding abdomen bagian bawah dan
sisi lateralnya dibatasi oleh fossa iliaca kanan dan kiri beserta ototnya.
b. Pelvis Minor
Pelvis minor disebut juga sebagai true pelvis yang berupa dua segitiga dengan alas yang
bersekutu. Segitiga di bagian depa disebut sebagai trigonum urogenitale yang berbatasan dengan
ramus inferior ossis pubis dan ossis ischii sebelah kiri dan kanan, dan puncaknya adalah
symphisis ossis pubis. Pada bagian belakang terdapat trigonum anale yang berbatasan dengan
ligamentum sacrotuberosa kanan dan kiri dan puncaknya pada os coccygis.

Kedua bagian panggul tersebut dibatasi oleh pintu atas panggul (PAP) yang disebut juga apertura
pelvis superior. PAP adalah suatu bidang yang melalui promontorium ossis sacri sebagai batas dorsal,
linea terminalis dan pecten ossis pubis sebagai batas lateral dan tepi atasnya simphysis ossis pubis sebagai
batas anterior. Pintu keluar panggul atau pintu bawah panggul (PBP) yang disebut juga apertura pelvis
inferior dibatasi oleh ossis coccygis dibagian dorsal dan oleh simphysis ossis pubis dibagian depan, dan
lengkung pubis, ischium serta ligament, yang berjalan dari ischium ke sacrum di setiap sisi. Pintu
keluarnya terisi oleh struktur yang membentuk dasar pelvis. 2

Gambar1. Kerangka Pelvis

Dasar pelvis dibentuk oleh bagian yang disebut diaphragma pelvis. Diaphragma pelvis dibagi
menjadi dua bagian yaitu diaphragma pelvis pars muskularis dan pars membranasea. Pars muskularis
terdiri dari:
1. M. Levator Ani
Otot ini berfungsi untuk mengfiksasi alat-alat rongga panggul pada tempatnya, menahan
tekanan intraabdomen yang mendadak tinggi (biasanya pada saat batuk), dan bekerja sebagai
sphincter. Otot ini dibagi menjadi 3, yaitu m. pubbococcygeus, m. puborectalis, dan m.
iliococcygeus.
2. M. Coccygeus
Otot ini terletak dibagian dorsal dari m. levator ani, dan dipersarafi oleh nervus sacralis 4 dan
cabang-cabang perineal profundus.
Pars membranasea diaphragma pelvis terdiri dari dua lembar fascia, yaitu fascia diaphragma
urogenitalis superior dan fascia diaphragma urogenitalis inferior. Diantara kedua fascia terdapat m.
transversus perinei profundus dan m. sphincter uretrae membranaceae. Kemudian pada bagian terendah
badan terdapat regio perinealis yang merupakan sebuah garis yang menyambung kedua tuberositas ischii,
dan membaginya menjadi daerah depan garis ini, yaitu trigonum urogenital dan yang belakangnya adalah
trigonum analis. Titik tengahnya disebut badan perineum yang terdiri atas struktur otot fibrus kuat
disebelah depan anus dan pada wanita langsung di belakang vagina.2

Pendarahan Panggul

Panggul mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri iliaca interna. Cabang-cabang arteri
iliaca yang memperdarahi panggul dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Bagian Parietal
Terdiri dari: a. iliolumbalis (memperdarahi m. iliacus dan ilium serta m. psoas dan m. quadrates
lumborum), a. sacralis lateralis (memperdarahi medulla spinalis), a. obturatoria, a. glutea superior
(untuk memperdarahi otot-otot gluteus), a. glutea inferior, dan a. pudenda interna.
b. Bagian Viseral
Terdiri dari: a. umbilicalis, a. vesicalis superior, a. deferentialis (memperdarahi vesicula
seminalis, fundus vesica, ureter dan ductus deferens), a. vesicalis inferior (pembuluh ini hanya
ada pada laki-laki), a. uterina, a. vaginalis, dan a. rectalis media.

Gambar 2. Cabang Arteri Iliaca Interna

Ukuran Pelvis
1. Conjugata anatomica, merupakan jarak dari tepi atas simphysis ossis pubis ke promontorium
sacri. Conjugata anatomica disebut juga conjugata interna atau diameter anteroposterior PAP.
2. Conjugata diagonalis, merupakan jarak dari tepi bawah symphisis ossis pubis ke promontorium
ossis sacri.
3. Diameter transversal apertura pelvis superior, adalah jarak melintang yang menghubungkan
bagian terbesar PAP.
4. Diameter transversal apertura pelvis inferior, adalah jarak melintang yang menghubungkan kedua
titik tercaudal tuber ischiadicum.
5. Diameter obliquae PAP, merupakan jarak eminentia iliopectinea kiri ke articulatio sacroiliaca
pada PAP kanan.
6. Diameter obstretica, merupakan jarak terpendek yang menghubungkan promontorium ossis sacri
dan dataran dorsal symphisis ossis pubis.
7. Diameter interspinarum, merupakan jarak antara spina iliaca anterior inferior kiri dan kanan.

Tabel 1. Ukuran Pelvis3

Gambar 3. Diameter Pelvis

Bentuk-Bentuk Panggul
Bentuk-bentuk panggul menurut Caldwell Moloy, terdiri dari 4 jenis, yaitu:

Gynecoid. Banyak dijumpai pada wanita, bentuk panggul yang baik untuk persalinan.
Android (tunnel-shaped pelvis). Banyak dijumpai pada laki-laki. Ditandai degan diameter
transversal yang sama dengan diameter anteroposterior.
Anthropoid. Yaitu panggul panjang, sempit, dengan diameter anteroposterior lebih besar daripada
diameter transversal dan berbentuk oval.
Platypelloid. Bentuknya datar dan lebar dengan promontorium menonjol ke ventral. Bentuk ini
jarang dijumpai.

Gambar 4. Macam-Macam Bentuk Pelvis4

Isi Rongga Panggul


Dalam rongga panggul terdapat organ-organ yang berperan penting dalam proses
mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, yaitu sistem urinaria dan genitalia yang meliputi struktur
fungsional ginjal (2buah ginjal, 2buah ureter, vesika urinaria dan uretra) serta alat reproduksi manusia.

Struktur Sistem Urinaria

Ginjal (Ren)
Ginjal adalah organ yang terletak peritoneal,
yaitu diantara peritoneum parietale dan fascia
transversa abdominis, pada sebelah kanan dan kiri
columna vertebralis. Ren sinistra terletak setinggi
costa XI atau vertebra lumbal 2-3, sedangkan ren
dextra terletak setinggi costa XII atau vertebra lumbal
3-4. Ren berbentuk seperti kacang. Ren memiliki: (1)
dua ekstremitas, yaitu ekstremitas superior dan
ekstremitas inferior. (2) dua margo, yaitu margo
medialis yang berbentuk konkaf dan margo lateralis
yang berbentuk konveks. Pada margo medialis
Gambar 5. Ginjal
terdapat suatu pintu yang disebut hilus renalis, dan
merupakan tempat masuknya pembuluh-pembuluh darah, limfe, saraf, dan ureter. (3) dua facies,
yaitu facies anterior yang berbentuk cembung dan facies posterior yang agak datar. Facies
anterior dan posterior merupakan bagian ren yang berhubungan dengan organ sekitarnya. Ginjal
mempunyai beberapa lapisan yang membungkusnya yaitu:
1.
2.

3.

Capsula fibrosa
Capsula fibrosa hanya menyelubungi ginjal dan tidak membungkus glandula suprarenalis.
Capsula adiposa
Capsula adiposa mengandung banyak lemak yang membungkus ginjal dan glandula
suprarenalis. Capsula adiposa di bagian depan relatif lebih tipis dibandingkan bagian
belakang. Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adiposa.
Fascia renalis (Gerota)
Fascia renalis terletak di luar capsula fibrosa dan terdiri dari dua lembar yaitu fascia
prerenalis di abgian depan ginjal dan fascia retrorenalis di bagian belakang ginjal. Kedua
lembar fascia renalis ke arah cranial bersatu dan ke arah caudal terpisah sehingga kantung
ginjal terbuka ke arah caudal, oleh karena itu sering terjadi ascending infection.

Ginjal mempunyai dua bagian yaitu korteks renalis dan medulla renalis. Korteks renalis
terdiri dari glomerulus dan pembuluh darah, di dalam glomerulus, darah disaring dan disalurkan
ke dalam medulla. Medulla renalis dapat dijumpai papilla renalis sesuai ujung ginjal yang

berbentuk segitiga, yang disebut piramid renalis (malphigi); saluran-saluran yang menembus
papilla disebut ductuli papillares (Bellini), tempat tembusnya area cribriformis; papilla renalis
menonjol ke dalam calyx minor; di antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (Bertini);
beberapa calyx minor (2-4 buah) membentuk calyx major; beberapa calyx major bergabung
menjadi pyelum atau pelvis renis, kemudian menjadi ureter; ruangan tempat calyx disebut sinus
renalis.
Secara mikroskopis, ginjal memiliki 1-3juta unit nefron (struktur fungsional ginjal) yang
terdiri dari korpuskel Malpighi, tubulus kontortus proksimal, ansa Henle (tubulus rektus
proksimal, segmen tipis ansa henle, dan tubulus rektus distal), dan tubulus kontortus distal.
Dalam korpuskel Malpighi terdapat kapsula glomerulus yang terdiri dari 2 lapis epitel
membrane, yaitu lapisan parietal luar yang membentuk dinding korpuskel luar dan lapisan
visceral dalam yang terdiri dari podosit. Tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus
distal berada di bagian korteks, hanya saja tubulus kontortus proksimal terdiri dari epitel kuboid
rendah, sitoplasmanya bersifat asidofil dan lumennya tidak begitu jelas. Sedangkan tubulus
kontortus distal memiliki epitel yang sama yaitu epitel selapis kuboid rendah namun
sitoplasmanya bersifat basofil dan lumennya jelas. Ansa Henle berada di berkas medulla dan
medulla. Tubulus rektus proksimal dan tubulus rektus distal memiliki sifat yang serupa dengan
tubulus kontortus proksimal dan distal, namun bagian segmen tipisnya berbeda karena
strukturnya lebih mirip dengan kapiler darah yang terdiri dari epitel selapis gepeng.5
Ginjal diperdarahi oleh A. renalis, a. segmentalis, a. interlobaris, a. arcuata dan a.
interlobularis. Sedangkan arah pembuluh balik ginjal, yaitu dari v. interlobularis v. arcuata
v. interlobaris v. renalis v. cava inferior.

Glandula Suprarenalis
Glandula suprarenalis merupakan kelenjar endokrin yang terletak superomedial terhadap
ginjal. Glandula suprarenalis dextra berbentuk piramid dan terletak antara diaphragma lobus
dexter hepatis. Glandula suprarenalis sinistra lebih pipih dan semilunair. Glandula suprarenalis
dapat dibedakan menjadi korteks dan medulla. Glandula suprarenalis mendapat pendarahan dari:
A. suprarenallis superior, cabang dari a. phrenica inferior; A. suprarenalis media, cabang dari
aorta abdominales; A. suprarenalis inferior, cabang dari a. renalis. sedangkan pembuluh darah
baliknya melalui beberapa vena-vena kecil mengikuti pembuluh nadinya. Vena suprarenalis
dextra bermuara pada vena cava inferior, sedangkan v. suprarenalis sinistra bermuara pada v.
renalis sinistra dan biasanya membentuk satu saluran dengan v. phrenica inferior. Glandula
suprarenalis dipersarafi oleh pleksus coeliacus dan cabang-cabang nn. Splanchini.

Ureter
Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, panjangnya 25-30 cm berjalan ke arah distal
untuk bermuara di vesica urinaria. Menurut letaknya ureter dibedakan menjadi pars abdominlais
ureteris dan pars pelvina ureteris. Pars abdominalis ureteris adalah perjalanan ureter dalam
cavum abdomen pada laki-laki dan perempuan. Pars pelvina ureteris adalah perjalanan ureter
dalam cavum pelvis pada perempuan berbeda dengan laki-laki karena perbedaan alat-alat
panggul perempuan dan laki-laki. Secara mikroskopik, ureter terdiri dari epitel transisional
dengan sel-sel membulat pada kantung yang menyusut, sel-sel kantung gepeng pada kantung
yang melebar. Ureter terdiri dari otot polos yang susunannya adalah otot polos longitudinalsirkular-longitudinal.
Sepanjang perjalanannya, ureter mengalami penyempitan di beberapa tempat, yaitu
ureteropelvic junction, saat ureter menyilang vassa iliaca communis (flexura marginalis), dna
saat ureter masuk ke dalam vesica urinaria. Ureter dipersarafi oleh pleksus hypogastricus inferior
T11-L2 melalui neuron-neuron sympathis.

Vesica Urinaria
Vesica urinaria disebut juga bladder atau kandung kemih dan berfungsi sebagai reservoir
urin dengan kapasitas 200-400 cc. Pada anak-anak, vesica urinaria terletak di atas apertura pelvis
superior. Setelah desawa, rongga panggul akan membesar dan vesica urinaria turun ke dalam
rongga panggul. Bila terisi, bagian atas vesica urinaria akan terletak di daerah hypogastrica akan
berbentuk ovoid atau menyerupai telur. Sedangkan vesica urinaria yang kosong, seluruhnya
terletak di belakang symphisis ossis pubis dalam rongga panggul dan berbentuk seperti limas.
Bagian vesica urinaria dibedakan menjadi apex vesica urinaria, dasar vesica urinaria, dinding
vesica urinaria dan collum vesica urinaria.

Gambar 6. Vesica Urinaria

Secara mikroskopik, vesica urinaria terdiri dari tunika mukosa, tunika muscular, dan
tunika adventisia. Pada tunika mukosa, terdapat epitel transisional pada lamina propianya.
Tunika muscular nya terdiri dari otot polos longitudinal-sirkular-longitudinal dan pada tunika
adventisia nya terdapat jaringan ikat fibroelastik.
Vesika urinaria diperdarahi oleh a. vesicalis superior, a. vesicalis inferior dan a.
vesiculodiferensialis. Sedangkan pembuluh baliknya berasal dari plexus venosus vesicales
kemudian v. iliaca interna, v. iliaca communis dan berakhir pada vena cava inferior.

Uretra
Uretra pada wanita hanya berfungsi sebagai saluran kemih, sedangkan pada pria, uretra
juga berfungsi sebagai jalur ejakulasi semennya. Uretra pada wanita memiliki ukuran yang lebih
pendek dibandingkan dengan uretra pria, yaitu sekitar 3-4cm. Faktor inilah yang menyebabkan
predisposisi infeksi saluran kemih akibat penyebaran asenderen dari organism usus. Uretra
berjalan dari leher kandung kemih menuju meatus eksterna. Meatus ini terletak diantara klitoris
dan vagina.6

Struktur Sistem Genitalia Wanita


Sistem reproduksi wanita terdiri atas genitalia eksterna dan genitalia interna. Genitalia
eksterna wanita secara kolektif disebut sebagai vulva. Sedangkan genitalia interna terdiri atas
vagina dan serviks, ovarium, tuba fallopii dan uterus.7,8

Gambar 7. Sistem Reproduksi Wanita


Genitalia Eksterna
Vulva terbagi atas sepertiga bagian bawah vagina, klitoris dan labia. Labia terdiri dari
labia mayor dan labia minor. Labia mayor homolog terhadap skrotum pada pria dan terdiri atas

jaringan ikat dan areolar dengan banyak kelenjar sebasea. Terdapat suatu lapisan fascia tipis
didalam labia tepat dibawah permukaannya, serupa dengan tunika dartos pada skrotum pria.
Labia mayor merupakan struktur terbesar genitalia eksterna wanita dan mengelilingi organ
lainnya yang berakhir pada mons pubis. Mons pubis merupakan tonjolan lemak yang besar dan
terletak di atas simphysis ossis pubis. Kulit mons pubis mengandung kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea. Jumlah lemak subkutannya di tentukan oleh keturunan, umur, faktor gizi dan
mungkin faktor hormone steroid. Hanya mons pubis dan labia mayor yang dapat terlihat pada
genitalia wanita. Labia minor merupakan lipatan kulit yang memanjang, yang kecil dan sempit,
antara labia mayor dan introitus vagina. Labia minor tidak mempunyai folikel rambut ataupun
kelenjar keringat namun kaya akan kelenjar sebasea. Sedangkan klitoris berhomolog dengan
penis dan berukuran 2-3cm. Tersusun atas 2 korpus kecil yang erektil, masing-masing melekat
ke periosteum simphysis pubis, dan sebuah struktur lebih kecil yang banyak mendapat persarafan
sensoris.

Gambar 8. Organ Genitalia Eksterna Wanita


Vulva mendapat pasokkan darah dari arteri pudenda interna, arteri ini berasal dari cabang
arteri iliaca interna bagian posterior. Aliran limfatik vulva mengalir ke nodus inguinalis.

Genitalia Interna
1. Vagina dan Serviks
Vagina merupakan struktur tubular yang terbentang antara muaranya pada introitus
perineum dengan serviks. Permukaannya dibungkus oleh epitel lemah ber-rugae. Dua per
tiga bagian atasnya paling tepat disebut sebagai bagian dari genitalia interna karena
adanya hubungan embriologis dengan uterus. Himen merupakan potongan membrane
tipis yang mungkin tetap ada pada masa pubertas atau saat hubungan seksual pertama
kali, terlihat sebagai lingkaran jaringan tidak teratur pada muara vagina ke vulva. Vagina
dilapisi oleh epitel skuamosa.

Serviks terdiri atas banyak jaringan ikat. Struktur ini dilapisi oleh satu lapis epitel
kelenjar penghasil mukus di bagian dalam kanalis servikalis dan epitek skuamosa
berlapis pada bagian serviks yang terlihat dalam vagina. Transisi antara epitel kelenjar
dan epitel skuamosa dikenal sebagai zona transformasi. Zona ini penting karena
merupakan lokasi yang sering mengalami perubahan displastik yang dapat menjadi
keganasan.
2. Ovarium
Ovarium merupakan dua struktur kecil berbentuk oval, masing-masing berukuran sekitar
2x4x1,5 cm, berada jauh didalam pelvis wanita sedikit lateral terhadap dan dibelakang
uterus. Arteri ovarika berasal dari aorta yang berada sedikit dibawah arteri renalis dan
merupakan pemasok darah ovarium yang utama. Sedangkan pembuluh baliknya keluar
melalui vena ovarika. Vena ovarika mengalirkan darah ke vena kava inferior pada sisi
kanan dan pada sisi kiri ke vena renalis. Perbedaan anatomis dalam aliran vena ini sangat
penting. Semakin lateral posisi vena ovarika membuatnya semakin rentan terhadap
obstruksi dan pembentukan thrombus, terutama pada kehamilan. Ovarium memiliki dua
fungsi, yaitu untuk reproduksi sel germinal dan biosintesis hormone steroid.

Gambar 9. Potongan Melintang Ovarium


Penunjang sel germinal terdapat pada struktur mikroskopik yang dikenal sebagai folikel
ovarium. Masing-masing folikel yang berada dalam keadaan istirahat mengandung oosit
primordial atau primitif yang dikelilingi oleh selapis sel, yaitu sel granulosa. Di sekitar
sel-sel granulosa terdapat sekelompok sel yang disebut sel teka. Sel teka memproduksi
androgen yang kemudian dikonversi menjadi estrogen oleh sel-sel granulosa. Ovarium
manusia mengandung sekitar 2 juta oosit pada saat lahir, namun hanya berjumlah
100.000 saat pubertas. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa kehidupan
reproduksi wanita.
Gambar

Pengurangan ini terjadi karena mitosis dari oogonium primitif berhenti ditengah jalan
selama masa janin tidak berlanjut.
Folikel-folikel primordial pada ovarium akan mengalami perkembangan dengan ditandai
adanya pertambahan ukuran dari oosit, perubahan bentuk dan peningkatan sel granulosa
yang mengelilinginya, serta adanya zona pelusida di sekitar oosit. Setelah pertumbuhan
sel granulosa telah memproduksi 3-4 lapis sel, cairan mulai mengumpul diantara sel dan
masuk kedalam plasma darah. Saat cairan ini mulai berakumulasi disekitar oosit, folikel
ini disebut folikel de Graaf dan mendekati ovulasi. Dan kemudian folikel-folikel ini akan
mengalami perubahan yang hebat menjadi sel yang padat dan aktif secara endokrinologis
yang disebut sebagai sel lutein. Sel ini menghasilkan pigmen kuning dan struktur yang
mengandung sel-sel ini disebut sebagai korpus luteum atau badan kuning.
3. Tuba Fallopii
Tuba Fallopii merupakan struktur saluran bilateral yang melekat ke uterus pada setiap
kornu. Tuba Fallopii dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan anatomi dan fungsinya,
yaitu kornu, ismus, dan fimbria. Kornu merupakan bagian dari dinding otot uterus dan
menjamin hubungan yang stabil dan kuat dengan organ ini. Fertilisasi terjadi dalam
bagian yang panjang, sempit dan menyerupai pensil yang disebut ismus. Ujung tuba yang
memiliki fimbria atau yang bergalur, merupakan bagian yang paling distal. Fimbria
merupakan bagian distal tuba Fallopii yang menyerupai jari-jari. Fimbria ini berperan
dalam aktivitas menyerupai gerakan menyapu secara terus-menerus dan telah diketahui
bertujuan mencapai kedalam cul-de-sac pada pelvis wanita untuk menangkap telur
matang yang jatuh dibelakang uterus. Tuba berfungsi membawa sperma dan telur
ketempat terjadinya fertilisasi didalam tuba dan mengembalikan zigot yang telah dibuahi
kedalam rongga uterus untuk proses implantasi. Bersama dengan ovarium, tuba Fallopii
dibungkus oleh satu lapis peritoneum parietal yang disebut ligamen latum.
Pasokkan darah ke tuba fallopi sebagian besar berasal dari pembuluh darah ovarika,
walaupun anasomosis dengan cabang-cabang asendens arteri uterina terdapat pada
ligamen latum. Aliran limfatik pada tuba mengikuti aliran ovarium yaitu ke nodus paraaorta.
Lumen tuba fallopii dibungkus oleh epitel kolumnar dengan silia yang panjang pada
permukaan selnya. Silia berfungsi untuk memfasilitasi pergerakan zigot nonmotil kea rah
rongga uterus untuk berimplantasi. Ketika silia mengalami kerusakan atau tidak dapat
melakukan fungsinya, maka akan terjadi kehamilan di tuba fallopii itu sendiri (kehamilan
ektopik).
4. Uterus
Uterus merupakan struktur muskular tunggal, berbentuk buah pir yang terletak diantara
kandung kemih dan rektum pada pelvis wanita. Sebagian besar dinding uterus terdiri atas
otot polos yang disebut miometrium. Uterus diikat pada pelvis oleh tiga set ligamen
jaringan ikat: ligamen rotondum, kardinal dan uterosakral. Ligamen rotondum melekat ke
kornu uterus pada bagian anterior insersi tuba Fallopii. Struktur menyerupai tali ini
melewati pelvis, memasuki cincin inguinal pada dua sisi dan mengikat osteum dari tulang
pelvis dengan kuat. Ligamen ini memberikan stabilitas bagian atas uterus namun tidak
terlalu penting. Ligamen kardinal menghubungkan uterus ke dinding abdomen anterior
setinggi serviks. Ligamen uterosakral melekat ke uterus dibagian posterior setinggi

serviks dan berhubungan dengan tulang sakrum. Ligamen kardinal dan uterosakral
memberikan penopang yang sangat kuat pada dasar pelvis wanita. Kerusakan pada
ligament-ligamen ini, termasuk ketengangan akibat melahirkan dapat menyebabkan
prolaps uterus dan dasar pelvis kedalam vagina atau bahkan melewati vagina dan
mencapai vulva. Uterus dibagi menjadi tiga area secara anatomis dan fungsional, yaitu
serviks, segmen bawah uterus, dan korpus uterus. Serviks sebagian besar terdiri atas
jaringan ikat yang kuat dan biasanya berukurang 4 cm. Segmen bawah uterus meliputi
sepertiga bawah uterus. Otot pada segmen bawah menyebabkan pembukaan dan
penipisan serviks pada persalinan. Korpus, yang merupakan segmen terbesar uterus,
terdiri atas otot yang tebal. Bagian paling atas dari uterus di antara kedua tuba Fallopii
disebut fundus. Suatu istilah yang kadang digunakan untuk menunjukkan seluruh korpus
uterus. Uterus berfungsi menunjang pertumbuhan janin selama kehamilan.
Pasokkan darah ke uterus bersifat kompleks. Bagian fundus dipasok oleh pembuluh yang
berasal dari arteri ovarika, sementara korpus, segmen bawah, dan serviks dipasok oleh
arteri uterina. Aliran limfatik uterus mengikuti pasokkan darahnya. Aliran limfatik fundus
dan bagian atas korpus seperti ovarium, menuju nodus limfatikus pada rantai para-aorta.
Aliran limfatik pada bagian bawah korpus uterus dan serviks menuju nodus yang terletak
disepanjang pembuluh iliaca interna dan eksterna.
Secara mikroskopik, sebagian besar dinding uterus dilapisi oleh otot polos yang disebut
miometrium. Sel-sel otot polos miometrium saling menempel oleh persambungan celah
(gap junction) yang memungkinkan komunikasi yang cepat diantara sel yang bertetangga
dan gerakkan seluruh massa otot yang terkoordinasi. Rongga uterus dilapisi oleh epitel
kelenjar, yaitu endometrium. Endometrium merupakan organ target dan kelenjar
endokrin sekaligus. Dibawah pengaruh produksi siklis hormon oleh ovarium,
endometrium mengalami perubahan mikroskopik yang bermakna pada struktur dan
fungsi kelenjarnya.7,8
Kesimpulan
Pelvis merupakan bagian yang penting dalam menyangga organ-organ dalaman tubuh
seperti organ-organ sistem urinaria dan genitalia agar tetap pada tempatnya. Bagi wanita, pelvis
memiliki fungsi dalam menahan uterus dan merupakan jalan yang harus dilalui janin ketika sang
ibu hendak melahirkan. Oleh karena itu, struktur pelvis wanita yang normal dengan ukuran yang
normal pula sangat dibutuhkan dalam proses melahirkan. Terdapat beberapa jenis pelvis pada
manusia, namun hanya satu jenis pelvis yang paling baik bagi wanita agar dapat melalui proses
persalinan dengan normal, yaitu bentuk pelvis gynecoid.
Berdasarkan scenario yang ada, ibu tersebut memiliki pelvis yang sempit, sehingga
proses persalinan menjadi terganggu dan akhirnya janin tidak dapat lahir pada waktu yang
ditentukan. Sehingga proses persalinan kemungkinan tidak dapat dilakukan secara normal, tetapi
dapat dilakukan dengan proses operasi caesar.

Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2011. h. 553.
2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2006. h. 255-6.
3. Verralls S. Anatomi dan fisiologi untuk kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2003. h. 37.
4. Kasdu D. Kesehatan wanita: solusi problem persalinan. Jakarta: Puspa Swara; 2007. h.
41.
5. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003. h.
651-682.
6. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004. h. 55.
7. Heffner LJ, Schust DJ. At a glance sistem reproduksi. Edisi kedua. Jakarta: Erlangga
Medical Series; 2005. p. 28-31, 62.
8. Benson RC, Pernoll ML. Buku saku obstetri & ginekologi. Edisi kesembilan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. p. 26-30.

Anda mungkin juga menyukai