Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

disusun untuk menyelesaikan tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Maternitas

Oleh
Fakhrun Nisa Fiddaroini, S.Kep
NIM 12231101064

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
A. Jenis Panggul

Dalam obstetri dikenal 4 jenis panggul (pembagian Cadwell dan Molloy) yang
mempunyai ciri-ciri pintu atas panggul sebagai berikut :
1. Jenis gynaecoid
Panggul paling baik untuk wanita, bentuk pintu atas panggul hampir mirip
lingkaran. Diameter anteroposterior kira-kira sama dengan diameter transversa.
Jenis ini ditemukan pada 45% wanita. Merupakan jenis panggul tipikal wanita
(female type).
2. Jenis anthropoid
Bentuk pintu atas panggul seperti ellips membujur anteroposterior. Diameter
anteroposterior lebih besar dari diameter transversal. Jenis ini ditemukan pada
35% wanita.
3. Jenis android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Diameter transversal terbesar
terletak di posterior dekat sakrum. Dinding samping panggul membentuk sudut
yang makin sempit ke arah bawah. Jenis ini ditemukan pada 15% wanita.
Merupakan jenis panggul tipikal pria (male type).
4. Jenis platypelloid
Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka
belakang. Diameter transversa jauh lebih lebar dari diameter anteroposterior.
Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.
Dalam Obstetri yang dimaksud panggul sempit secara fungsional yang artinya
perbandingan antara kepala dan panggul. Kesempitan panggul dibagi sebagai
berikut:
1. Kesempitan Pintu Atas Panggul Pintu atas panggul dianggap sempit bila
conjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau diameter transversa kurang dari 12
cm. Penyebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul antara lain :
a. Kelainan karena gangguan pertumbuhan, terdiri atas : 1) panggul sempit
seluruh : semua ukuran kecil; 2) panggul picak : ukuran muka belakang
sempit, ukuran melintang biasa; 3) panggul sempit picak : semua ukuran
kecil tapi berlebihan ukuran muka belakang; 4) panggul corong : pintu atas
panggul biasa, pintu bawah panggul sempit; 5) panggul belah : simpisis
terbuka.
b. Kelainan karena penyakit tulang panggul dan sendi-sendinya, terdiri atas :
1) panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruh panggul sempit

picak; 2) panggul osteomalacci : panggul sempit melintang; 3) radang


articulation sacroiliaca : panggul sempit miring.
c. Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang, terdiri atas : 1)
kiposis di daerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong; 2) sciliose
di daerah tulang punggung menyebabkan panggul sempit.
d. Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah, antara lain : coxitis,
luxatio, dan atrofia menyebabkan panggul sempit.
2. Kesempitan Bidang Tengah Panggul Bidang tengah panggul terbentang antara
pinggir bawah simfisis dan spina os ischii dan memotong sakrum kira-kira
pada pertemuan ruas sakral ke-4 dan ke-5. Dikatakan bidang tengah panggul
sempit jika jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 cm
atau kurang dari 15,5 cm dan diameter antara spina kurang dari 9 cm
3. Kesempitan Pintu Bawah Panggul Pintu bawah panggul terdiri atas 2 segitiga
dengan jarak antar kedua tuber isiadika sebagai dasar. Pintu bawah panggul
dikatakan sempit jika jarak antara tubera ossis ischii 8 cm dengan sendirinya
arcus pubis akan meruncing (Bratakoesoema, Dinan S., 2005).
B. Jalan Lahir
Jalan lahir (passage) terdiri atas jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak. Jalan
lahir tulang harus memenuhi syarat, bentuk ukuran luas bagian dalamnya dalam
batas normal sehingga proses adaptasi dengan kepala baik, yang memberi
kemungkinan persalinan berjalan normal. Jalan lahir lunak terdiri atas otot dasar
panggul, elastis, mampu terbuka dengan baik sehingga proses persalinan berjalan
normal dan lancar (Manuaba et al, 2009).
Proses persalinan merupakan proses mekanisme yang melibatkan 3 faktor ,
yaitu jalan lahir, kekuatan yang mendorong dan akhirnya janin yang di dorong
dalam satu mekanisme terpadu. Jalan lunak pada keadaan tertentu tidak akan
membahayakan janin dan sangat menentukan proses persalinan.
Jalan lahir dibagi atas :
1. Bagian keras : tulang-tulang panggul
2. Bagian lunak : otot-otot, ligament, dan jaringan
Fungsi jalan lahir bagian lunak
a. Membentuk lapisan dalam jalan lahir
b. Menyangga alat genitalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil
maupun saat kala nifas

c. Saat persalinan berperan dalam proses pelahiran ala uri


Bagian keras (tulang-tulang panggul)
a. Panggul besar (pelvis mayor) untuk menyanggah isi abdomen
Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis disebut
juga false pelvis. Panggul besar mendukung isi perut panggul besar tidak
mempunyai arti penting dalam ilmu kebidanan, tetapi kadang-kadang ukuran
dan bentuknya dapat memberi gambaran mengenai ukuran panggul kecil.
b. Panggul kecil (pelvis minor) untuk membentuk jalan lahir dan untuk tempat
genitalia
Pelvis minor adalah bagian yang terletak dibawah linea terminalis atau disebut
juga true pelvis. Bagian inilah yang mempunyai peranan penting dalam
obstetric dan harus dapat dikenal da dinilai sebaik-baiknya untuk dapat
meramaikan dapat tidaknya bayi melewatinya. Bentuk pelvis minor ini
menyerupai suatu saluran yang mempunyai sumbu melengkung kedepan atau
sumbu carus.
C. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada usia kehamilan di
atas 28 minggu atau lebih (Yulaikhah, 2009). Batas teoritis antara kehamilan
muda dan kehamilan tua adalah 28 minggu tanpa melihat berat janin, mengingat
kemungkinan hiduo janin di luar uterus. Perdarahan setelah kehamilan 28 minggu
biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 28
minggu.
Pada setiap perdarahan antepartum pertama-tam harus selalu dipikirkan bahwa
hal tersebut bersumber pada kelainan plasenta, karena perdarahan antepartum
yang berbahaya umumnya bersumber dari kelainan plasenta, sedangkan kelainan
serviks tidak seberapa berbahaya. Perdarahan antepartum terjadi pada usia
kehamilan 28 minggu karena segmen bawah rahim terbentuk mulai usia
kehamilan 28 minggu. Saat segmen bawah rahim mulai terbentuk, uterus mulai
mengalami peregangan. Kemudian terjadi pergeseran pada plasenta previa yang
dapat menyebabkan perdarahan.

DAFTAR PUSTAKA
Bratakoesoema, Dinan S. 2005. Distosia Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri
Patologi. Jakarta: EGC
Manuaba, et al. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC
Yulaikhah, Lily. 2009. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai