22.14901.10.29
2022
1.1 DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat,
2015).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh ibu (Mitayani, 2017).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2018).
2.1 ETIOLOGI
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain:
1. Teori oxytocin :Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot-otot Rahim
2. Keregangan otot-otot :Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila
dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan
makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
3. Pengaruh janin:Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang
peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
4. Teori Plasenta Menjadi Tua: Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan konstraksi rahim.
5. Teori Iritasi Mekanik: Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.
3.1 ANATOMI FISOLOGI
Anatomi Panggul
Untuk memahami mekanisme persalinan, terlebih dahuluku dibicarakan panggul
wanita yang memegang peranan penting dalam proses kehamilan, persalionan, dan kala
nifas.
Panggul wanita terdiri dari :
I. Bagian keras yang dibentuk oleh empat buah tulang :
2 tulang pangkal paha (os coxea)
1 tulang kelangkang (os sacrum)
1 tulang tungging (os cocygis)
II. Bagian lunak : diafragma pelvis, dibentuk oleh :
1. Pars muskularis levator yang terdiri dari :
Muskulus pubococcygeus dari pubis ke septum anococcygeum
Muskulus iliococcygeus dari arkus tendineus muskulus levator ani ke
oscocygis dan septum anococcysigeum
Muskulus ischiococcygeus dari spina ischiadica ke pinggir os sacrum dan os
coccygis
2. Pars membranase
a. Hiatus urogenitalis
Terletak antara kedua muskulus pubococcygeus
Berbentuk segitiga
b. Diafragma urogenitalis
Menutupi hiatus urogenitalis
Dibagian depannya ditembus oleh uretra dan vagina
3. Region perineum
Merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul terbagi menjadi :
a. Bagian anal : (sebelah belakang )
Terdapat muskulus sfingier ani eksternum yang mengelilingi anus dan liang
senggama bagian bawah
b. Regio urogenitalis
Terdapat muskulus ischiokavernosus dan muskulus transversus perinci
superfisialis.
Fungsi Umum Panggul Wanita
Fungsi umum panggul wanita adalah sebagai berikut :
1. Bagian keras panggul wanita terdiri dari dan berfungsi :
a. Panggul besar (pelvis mayor)
Menyangga isi abdomen (perut)
b. Panggul kecil (pelvis minor)
Membentuk jalan lahir
Tempat alat genetalia
2. Bagian lunak panggul wanita berfungsi :
a. Membentuk lapisan dalam jalan lahir
b. Menyangga alat genetalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun
saat kala nifas.
c. Saat persalinan, berperan dalam proses pelahiran dan kala uri.
Pembahasan tentang panggul wanita dalam kebidanan diamksudkan adalah
panggul kecil yang menentukan jalannya persalinan. Untuk mendapatkan gambaran lebih
jelas inilah penjelasan tentang panggul kecil (pelvis minor).
Ukuran-ukuran panggul
Ukuran panggul penting diketahui terutama pada kehamilan pertama. Sehingga
ramalan terhadap jalannya persaliann daqpat persalinan dapat ditentukan. Ukuran panggul
luar tidak banyak artinya, untuk kepentingan ramalan persalinan, dan ditetapkan melalui
pemeriksaan :
Secara klinis dilakukan dengan pemeriksaan dalam
Ritgen abdomen dan pelvis
Ultrasonografi
Pemeriksaan foto rotgen panggul sudah lama ditinggalkan karena dapat
memebahyakan janin sehingga pemeriksaan dalam menjadi lebih penting penting untuk
menentukan persalinan.
Ukuran-ukuran secara klinis :
1. Ukuran pintu atas panggul
Ukuran pintu atas panggul yang utama adalah konyugata vera, yang dapat diukure
secara tidak langsung. Dengan pemeriksaan dalam, dapat diukur panjang konyugata
diagonalis sehingga konyugata vera = CD – 1,5cm. pada panggul normal
promontorium tidak teraba. Bila ukuran CV di atas 10 cm dianggap panggul dalam
batas normal.
2. Ukuran panggul tengah
Ditentukan dengan mengukur distansia interspinarum
3. Ukuran pintu bawah panggul
Ditentukan dengan mengukur jarak tuber ossis iskium dari luar.
Pemeriksaan dalam
Pada waktu melakukan pemeriksaan dapat diperkirakan ukuran panggul bagian
dalam dengan memperhatikan apa yang harus diperiksa :
1. Apakah promotorium dapat diraba dan berapa jaraknya.
2. Apakah linea terminalis dapat diraba seluruhnya atau sebagian.
3. Bagaimana bentuk dinding samping jalan lahir.
Lurus-sejajar
Divergen
Konvergen
Terdapat benjolan tambahan
4. Apakah spina ischiadica menonjol dan berapa jaraknya.
5. Bagaimana keadaan tulang kelangkang.
Melengkung atau merata
Terdapat benjolan
6. Bagaimana sudut arkus pubis.
Tumpul
Runcing atau tajam
Gambar mengukur konjugata diagonalis
Tanda-Tanda Inpartu
Proses persalinan
Kelelahan (O2 )
Gangguan Respirasi
5.1 MANIFESTASI
TANDA-TANDA PERSALINAN
Apabila ibu hamil mengalami tanda-tanda seperti dibawah ini, mengindikasikan
bahwa proses persalinan akan segera berlangsung. Ada dua macam tanda persalinan :
1. Tanda persalinan asli (true labor)
a) Kontraksi
- Tejadi secara teratur, makin lama makin kuat/kencang, semakin lama, dan
dalam waktu yang semakin berdekatan
- Intensitas kontraksi meningkat bila sambil berjalan
- Dirasakan dipunggung bagian bawah dan menyebar kebagian bawah
abdomen.
b) Serviks
- Memperlihatkan perubahan yang cepat (lunak, dilatasi yang ditandai dengan
adanya perdarahan)
- Perubahan keposisi anterior, sulit ditentukan tanpa pemeriksaan vagina.
c) Janin
- Bagian presentasi biasanya sudah berada dirongga pelvis (sering disebut
“lightening/dropping”). Keadaan ini meningkatkan kemudahan bernafas, dan
pada saat yang bersamaan kandung kemih akan tertekan akibat dorongan
bagian presentasi janin kearah rongga pelvis).
2. Tanda persalinan palsu (false labor)
a) Kontraksi
- Terjadi secara tidak teratur atau teratur tetapi hanya sebentar
- Kontraksi berhenti jika berjalan atau jika berubah posisi
- Dirasakan di daerah punggung atau abdomen diatas navel.
b) Serviks
- Mungkin lunak tetapi tidak ada dilatasi atau tanda-tanda adanya perdarahan
- Seringkali di posisi posterior, tidak dapat dipastikan tanpa pemeriksan vagina
c) Janin
- Bagian presentasi biasanya belum masuk rongga pelvis.
3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
- Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih / menangis selama kontraksi
- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
- Servik dilatasi penuh (10 cm)
- Peningkatan perdarahan pervagina
- Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
- Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2) Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
3) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d tekanan Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi derajat
mekanis pada bagian keperawatan ketidaknyamanan
presentasi selama….,diharapkan nyeri 2. Berikan tanda/ tindakan
terkontrol dengan criteria kenyamanan seperti
hasil: perawatan kulit, mulut,
1. TTV perineal dan alat-alat tahun
2. Pasien dapat yang kering
mendemostrasikan nafas 3. Bantu pasien memilih posisi
dalam dan teknik yang nyaman untuk
mengejan mengedan
4. Pantau tanda vital ibu dan
DJJ
5. Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi
2. Perubahan curah Setelah dilakukan asuhan 1. Pantau tekanan darah dan
jantung b/d fluktasi keperawatan nadi tiap 5 – 15 menit
aliran balik vena selama…..,diharapkan 2. Anjurkan pasien untuk
kondisi cardiovaskuler inhalasi dan ekhalasi selama
pasien membaik dengan upaya mengedan
criteria hasil: 3. Anjurkan klien / pasangan
1. TD dan nadi memilih posisi persalinan
2. Suplay O2 tersedia yang mengoptimalkan
sirkulasi
3. Risiko tinggi terhadap Setelah asuhan 1. Bantu klien dan pasangan
kerusakan integritas keperawatan pada posisi tepat
kulit b/d pada selama….,diharapkan 2. Bantu klien sesuai kebutuhan
interaksi hipertonik integritas kulit terkontrol 3. Kolaborasi epiostomi garis
dengan criteria hasil: tengah atau medic lateral
1. Luka perineum tertutup 4. Kolaborasi terhadap
(epiostomi) pemantauan kandung kemih
dan kateterisasi
4. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
- Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan
oral, muntah.
2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Instruksikan klien untuk
terhadap asuhan keperawatan mendorong pada kontraksi
kekurangan volume selama….,diharapkan 2. Kaji tanda vital setelah pemberian
cairan b/d kurang cairan seimbang oksitosin
masukan oral, denngan criteria 3. Palpasi uterus
muntah. hasil: 4. Kaji tanda dan gejala shock
1. TTV 5. Massase uterus dengan perlahan
2. Darah yang setelah pengeluaran plasenta
keluar ± 200 – 6. Kolaborasi pemberian cairan
300 cc parentral
2. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 1. Bantu penggunaan teknik
trauma jaringan asuhan keperawatan pernapasan
setelah melahirkan selama….,diharapkan 2. Berikan kompres es pada
nyeri terkontrol perineum setelah melahirkan
dengan criteria hasil: 3. Ganti pakaian dan liner basah
1. Pasien dapat 4. Berikan selimut penghangat
control nyeri 5. Kolaborasi perbaikan episiotomy
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan 1. Palpasi fundus uteri dan massase
terhadap cedera asuhan keperawatan dengan perlahan
maternal b/d posisi selama….,diharapkan 2. Kaji irama pernafasan
selama persalinan cidera terkontrol 3. Bersihkan vulva dan perineum
dengan criteria hasil: dengan air dan larutan antiseptic
1. Plasenta keluar 4. Kaji perilaku klien dan perubahan
utuh system saraf pusat
2. TTV 5. Dapatkan sampel darah tali pusat,
kirim ke laboratorium untuk
menentukan golongan darah bayi
6. Kolaborasi pemberian cairan
parenteral
5. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada
respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama
persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk
kelahiran saesaria
3) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma, edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
2) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
miometri
3) Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota
leluarga
c. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan 1. Kaji sifat dan derajat
hormone, asuhan keperawatan ketidaknyamanan
trauma,edema selama….,diharapkan 2. Beri informasi yang tepat
jaringan, kelelahan nyeri terkontrol dengan tentang perawatan selama
fisik dan psikologis, criteria hasil: periode pascapartum
ansietas 1. Pasien dapat control 3. Lakukan tindakan kenyamanan
nyeri 4. Anjurkan penggunaan teknik
relaksasi
5. Beri analgesic sesuai
kemampuan
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Tempatkan klien pada posisi
kekurangan volume asuhan keperawatan rekumben
cairan b/d selama….,diharapkan 2. Kaji hal yang memperberat
kelelahan/ketegangan cairan simbang dengan kejadian intrapartal
miometri criteria hasil: 3. Kaji masukan dan haluaran
1. TD 4. Perhatikan jenis persalinan dan
2. Jumlah dan warna anastesi, kehilangan daripada
lokhea persalinan
5. Kaji tekanan darah dan nadi
setiap 15 menit
6. Dengan perlahan massase
fundus bila lunak
7. Kaji jumlah, warna dan sifat
aliran lokhea
8. Kolaborasi pemberian cairan
parentral
Carpenito LJ. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta: EGC.