Disusun oleh :
Eka Nur Safitri
22.14901.10.29
A. DEFINISI
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat
terjadi pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri
otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam (Soeparman,
2006). DBD disebabkan oleh Arbovirus (Arthropodborn Virus) melalui
gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty).
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan suatu penyakit
epidemik akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki
gejala berupa demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala,
nyeri pada mata, otot dan persendian, hingga perdarahan spontan (WHO,
2010).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk
aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia.
B. ETIOLOGI
2. Jantung
3. Pembuluh Darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu :
a. Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang
membawa darah keseluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah
arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut
aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi
sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan. Arteri yang paling besar
didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya
kira-kira 1-3 cm. Arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan
tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh
darah rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang
mengalir didalamnya tetapi hanya untuk tunika intima. Sedangkan
untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang
disebut vasa vasorum.
b. Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang
membawa darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam
jantung. Tentang bentuk susunan dan juga pernafasan pembuluh
darah yang menguasai vena sama dengan pada arteri. Katup-katup
pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang gunanya
untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang
ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena
ini juga mempunyai cabang yang lebih kecil yang disebut venolus
4. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair
disebut plasma dan bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada
darah keadaannya tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan
karbon dioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon
dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah diambil
dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau
orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/3 dari berat badan
atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap
orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung
atau pembuluh darah. Fungsi darah antara lain sebagai alat
pengangkut, sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan
racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibody/zat-zat
antiracun serta mengatur panas keseluruh tubuh. Adapun proses
pembentukan sel dara terdapat tiga tempat yaitu: sumsung tulang,
hepar, dan limpa.
D. PATOFISIOLOGI DAN PATOFLOW
Infeksi virus dengue, akan mengeluarkan toksin, reaksi imunologis,
trombositoposis destruksi trombosit dalam darah naik. Saat virus
mengeluarkan toksin dapat melepaskan pirogen ke dalam darah yang
menstimulasi pusat termoregulasi (Hipothalamus) dan mengirim impuls ke
pusat vasomotor sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Dari
peningkatan suhu tubuh tersebut terjadi kesalahan interpretasi dan mukosa
mulut/lidah kotor dan tidak nyaman. Kesalahan interpretasi tersebut
dikarenakan kurang pengetahuan dan membutuhkan hospitalisasi sehingga
menyebabkan ansietas (kecemasan), sedangkan dari mukosa yang kotor
menyebabkan mual muntah atau anoreksia sehingga intake nutrisi tidak
adekuat yeng kemudian bisa terjadi penurunan daya tahan tubuh dan
beresiko terjadi infeksi, sementara perubahan nutrisi bisa terjadi dan
kondisi tubuh dapat melemah selanjutnya akan terjadi intoleransi aktivitas.
Reaksi imunologis menyebabkan permeabilitas vaskuler meningkat dan
dapat terjadi ekstraksi cairan yang menimbulkan kebocoran plasma yaitu
hemokonsentrasi, hipoproteinuria, efusi pleura, serta acites. Kemudian
hipovolemia yang terjadi dapat menyebabkan hipotensi dan vasodilatasi
arteri sehingga kulit menjadi panas dan terjadi peningkatan penguapan
cairan tubuh yang berujung pada deficit volume cairan tubuh. Sedangkan
dari kerusakan trombosit, agregasi trombosit akan meningkat sehingga
terjadi trombositopenia yang menyebabkan menurunnya faktor koagulasi
akan memanifestasikan perdarahan ringan – berat yang beresiko terhadap
perdarahan lebih lanjut sehingga vaskositas darah menurun dan dapat
terjadi perdarahan dan suplai O2 dalam zat makanan ke dalam tubuh
menurun yang menyebabkan penumpukan asam laktat dalam otak dan
sendi yang berujung pada nyeri yang akut.
Patoflow
Vasodilatasi arterial
hipertermi
Mukosa
mulut
Kulit menjadi
kotor
panas
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin yang dilakukan untuk menapis pasien
tersangka DBD adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin,
hematokrit, jumlah trombosit dan apusan darah tepi. Parameter
Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
o Leukosit : dapat normal atau turun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui
limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya
limfosit plasma biru >15% dari jumlah total leukosit yang ada pada
fase syok akan meningkat.
o Trombosit : umumnya terdapat trombositopenia hari ke 3-8.
o Hematokrit : Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya
peningkatan hematokrit > 20% dari hematokrit awal, umumnya di
temukan pada hari ke-3 demam
o Hemostasis : dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-
Dimer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan
atau kelainan pembekuan darah.
o Protein/ albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran
plasma
o SGOT/SGPT: dapat meningkat.
o Ureum kreatinin : bila didapatkan gangguan ginjal
o Elektrolit : sebagai parameter pemantauan pemberian cairan
o Golongan darah dan cross match: bila akan diberikan transfuse
darah atau komponen darah
o Imunoserologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap
dengue.
2) Radiologi
Pada foto dada terdapat efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan
tetapi bila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura ditemui di
kedua hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada sebaiknya dalam
posisi lateral.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Minum banyak 1,5-2 liter/ hari dengan air teh, gula atau susu, hal ini
karena pasiesn dengan DBD beresiko tinggi mengalami kekurangan
volume cairan berlebih. Mencegah terjadinya kekurangan volume
cairan.
2. Meningkatkan perfusi jaringan adekuat, mengkaji dan mencatat tanda-
tanda vital .
3. Memberikan nutrisi secara adekuat. Berikan makanan yang disertai
suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi.
4. Mensupport koping keluarga yang adaptif. Izinkan orangtua dan
keluarga untuk memberikan respons secara panjang lebar, dan
identifikasi faktor yang paling mencemaskan keluarga.
5. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal. Ukur tanda-tanda
vital.
2. Diagnosa
1) Hipertermia b.d proses inflamasi
2) Kekurangan volume cairan b.d intake yang tidak adekuat dan
diaphoresis
3) Perubahan perfusi jaringan perifer b.d perdarahan
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah,
anoreksia
5) Resiko terjadi perdarahan berulang b.d tromobositopenia
6) Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang
berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
3. Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Drs H. Syaifuddin, AMK. 2016. Anatomi Fisiologi. Jakarta
Firda N.2019. Mengenal Demam Berdarah Dengue.Jakarta :Alprin
Nadesul, Handrawan. 2007. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah. Jakarta
: PT Kompas Media Nusantara
Ginanjar, Genis. Demam Berdarah. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran.
Handayani, Sri. 2021. Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia. Yogyakarta: CV
Media Sains Indonesia