Anda di halaman 1dari 10

RESUME

TRANSPOTASI GAWAT DARURAT DAN TEKNIKNYA

Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Pengampu :

Ns. Hili Aulianah, S.Kep

Disusun Oleh :

Eka Nur Safitri 18.14201.30.06

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA

PALEMBANG 2020/2021
TRANSPOTASI GAWAT DARURAT

A. Definisi

Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu adalah suatu jejaring sumber daya yang
saling berhubungan untuk memberikan pelayanan gawat darurat dan transportasi kepada
penderita yang mengalami kecelakaan atau penyakit mendadak. Pelayanan gawat darurat
modern dimulai dari tempat kejadian, berlanjut selama proses transportasi dan
disempurnakan di fasilitas kesehatan.

1. PENGANGKATAN DAN PEMINDAHAN PENDERITA

Manusia bukan kambing, karena itu pengangkatan penderita membutuhkan cara-cara


tersendiri. Setiap hari banyak penderita diangkat dan dipindahkan dan banyak pula petugas
paramedik/penolong yang cedera karena salah mengangkat.
Keadaan dan cuaca yang menyertai penderita beraneka ragam dan tidak ada satu rumus pasti
bagaimana mengangkat dan memindahkan penderita saat mengangkat dan memindahkan
penderita.

2. MEKANIKA TUBUH SAAT PENGANGKATAN

Tulang yang paling kuat ditubuh manusia adalah tulang panjang dan yang paling kuat
diantaranya adalah tulang paha (femur). Otot-otot yang beraksi pada tutlang tersebut juga
paling kuat.
Dengan demikian maka pengangkatan harus dilakukan dengan tenaga terutama pada paha
dan bukan dengan membungkuk
ANGKATLAH DENGAN PAHA, BUKAN DENGAN PUNGGUNG.

3. PANDUAN DALAM MENGANGKAT PENDERITA

 Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita. Nilai beban yang akan
diangkat secara bersama dan bila merasa tidak mampu jangan dipaksakan.
 Ke-Dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit sebelahnya,
 Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat
 Tangan yang memegang menghadap kedepan
 Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa jarak maksimal
tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm
 Jangan memutar tubuh saat mengangkat
Panduan diatas berlaku juga saat menarik atau mendorong penderita
4. PANDUAN UNTUK MEMINDAHKAN PENDERITA
 Emergensi
 Ada Api atau bahaya api atau ledakan
 Ketidak mampuan menjaga penderita terhadap bahaya lain pada TKP (benda
jatuh dsb) Usaha mencapai penderita lain yang lebih urgent
 Ingin RJP penderita, yang tidak mungkin dilakukan ditempat tersebut.
 Apapun cara pemindahan penderita, selalu ingat kemungkinan patah tulang
leher bila penderita trauma.

A. Pemindahan Emergensi :
1. Tarikan Baju
2. Tarikan Selimut
3. Tarikan lengan
4. Ekstrikasi Cepat

B. Non Emergensi :
1. Pengangkatan dan pemindahan secara langsung oleh 2 atau 3 petugas. Harus diingat
bahwa cara ini tidak boleh dilakukan bila ada kemungkinan fraktur servikal. Prinsip
pengangkatan harus tetap di indahkan.
2. Pemindahan dan pengangkatan memakai sprei. Sering dilakukan dirumah sakit

5. PERLENGKAPAN UNTUK PEMINDAHAN PENDERITA


- Brankar
- SPLINTING (SPALK/BIDAI)

6. TUJUAN
Mencegah pergerakan tulang yg patah mengiritasi saraf, menyebabkan
nyeri yang hebat Mencegah kerusakan lanjut dari otot, saraf, pembuluh
darah.

7. KAPAN MENGGUNAKAN BIDAI


Tidak ada aturan apapun yang dapat diikuti, apabila ragu-ragu lebih baik
pasang, secara umum pasien trauma lebih baik dilakukan imobilisasi
spinal sebelum dipindahkan.

MACAM TRANSPORTASI
1. Prehospital Transport
2.Interhospital Transport
3.Intrahospital Transport
Persiapan

a. Prehospital Transport

Keberhasilan penanggulangan penderita emergency baik trauma maupun non


trauma (kasus emergency intoksikasi, gawat jantung, dsb.) tergantung dari:
1) Akses masyarakat

2) Komunikasi dari dokter yang merujuk (dokter keluarga,

3) dokter perusahaan, dsb)

4) Orang awam

5) Orang awam khusus

6) Ambulans Gawat Darurat.

b. Interhospital Trasnport

1) Tersedianya peralatan medis dan ambulans

2) Memastikan ambulans siap untuk pelayanan


3) Persiapan petugas
c. Intrahospital Trasnport

Kategori Transportasi Pasien

a. Transportasi intra mural (pemindahan dalam satu lingkup RS).

Pemindahan pasien dalam lingkungan RS seringkali diperlukan, sebagai contoh dan UGD, kamar
operasi atau dan ruangan!zaal yang akan masuk ke ICU, ataupun untuk keperluan diagnostik.
Pemindahan pasien dalam lingkungan RS relatif
sederhana, meskipun pada keadaan darurat tetap harus diperhatikan/diantisipasi.

b. Transportasi ekstra mural (pemindahan di luar RS). Ada 3 jenis pemindahan:


Pre RS (primer) Dan tempat kejadian ke RS.
c. Inter RS (sekunder)

d. Pemindahan dan RS ke RS lain.

e. International

f. Jarak Iebih dari 5.000 km.

g. Kategori Transportasi lainnya.

1. Transportasi Neonatus/anak.

2. Transportasi pada pasien yang mengalami kecelakaan sewaktu menyelam.

3. Transportasi pasien ICU pada saat kebakaran.

Rujukan pasien pasien dengan kondisi gawat membutuhkan :

a. Resusitasi dan Stabilisasi

b. Transportasi dan Komunikasi

c. Proses transportasi dan

d. Rujukan

e. Alat pengangkutan

f. Radio komunikasi
g. Rumah sakit rujukan

Proses transportasi dan rujukan


Jenis alat Transportasi 1.Transportasi
Tanpa Alat 2.Transportasi dengan
Alat

Transportasi memakai alat

Memakai kursi
Transportasi memakai alat

Memakai selimut
Alat bantu Transportasi

Beberapa aturan terkait dengan pengangkatan dan pemindahan korban

• Pemindahan korban dilakukan apabila diperlukan betul dan tidak membahyakan


penolong

Terangkan secara jelas pada korban apa yang akan dilakukan agar korban dapat kooperatif

• Libatkan penolong lain.Yakinkan penolong lain mengerti apa yang akan dikerjakan

• Pertolongan pemindahan dibawah satu komando agar dapat dikerjakan secara


bersamaan

• Pakailah cara mengangkat korban dengan teknik yang benar agar tidak menambah
cedera yang lebih berat

TRANSPORTASI AMBULANS

Atap ambulanns harus tinggi agar kita dapat bekerja di Alat – alat resusitasi lengkap
dalamnya

Keuntungan ambulans darat

1. Mobilisasi cepat

2. Tidak perlu tempat mendarat

3. Langsung ke tempat kejadian dan tempat rujukan

4. Tidak membutuhkan personel yang khusus

5. Biaya murah

Kerugian ambulans darat

1. Waktu lama apabila ada kemacetan, dll

2. Akses terbatas dan kekuatan terbatas

3. Sulit memasuki area yang terbatas

4. Kurang nyaman

Anda mungkin juga menyukai