Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

DIARE PADA AN.R

Koordinator Mata Kuliah :


Ns. Kardewi, S.Kep., M.Kes.

Disusun oleh :
Eka Nur Safitri
22.14901.10.29

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIK BINA HUSADA PALEMBANG
2022-2023
1.KONSEP TEORI

1.1.Definisi
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan
usus halus. Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa
kasus muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (Lynn
Betz2009)
Diare adalah buang air besar(defekasi) dengan jumlahtinja yang
lebih banyak dari biasanya(normal 100-200cc/jam) dengan tinja berbentuk
cair setengah padat,dapat disertai frekuensi yang mneingkatkan Menurut
WHO (1980) diare adalah buang air besar encer lebih dari 3xsehari.
Diaare terbagi menjadi 2 mula dan lamanya, yaitu diare akut dan
kronis (Mansjoer.A.199,501).Diare akut didefinisikan sebagai keadaan
peningkatan dan perubahan tiba-tiba frekuensi defekasi yang sering
disebabkan oleh agens infeksius dalam traktus gastrointestinal (Wong,
2009).
Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa pendapat ahli bahwa
diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali
dengan konsistensi yang encer atau cair, dan disertai atau tidak disertai
oleh lendir maupun darah yang biasanya disebabkan oleh agen infeksius.

1.2.ANATOMI & FISOLOGI


1.Mulut
Mulut merupakan bagian pertama saluran cerna. Bagian atas mulut
dibatasi oleh palatum, sedangkan pada bagian bawah dibatasi oleh
mandibula, lidah, dan struktur lain dari dasar mulut. Bagian lateral mulut
dibatasi oleh pipi. Sementara itu, bagian depan mulut dibatasi oleh bibir
dan bagian belakang oleh lubang yang menuju faring (Sodikin, 2012).
Rongga mulut atau nama lainnya rongga bukal atau rongga oral
mempunyai beberapa fungsi yaitu menganalisis material makanan sebelum
menelan, proses mekanis dari gigi, lidah, dan permukaan palatum,
lubrikasi oleh sekresi saliva, dan digesti pada beberapa material
karbohidrat dan lemak (Simon, 2003 dalam Muttaqin & Kumala, 2011).

2.Lidah
Menurut Sodikin (2012), lidah tersusun atas otot yang dilapisi,
pada bagian atas dan samping oleh membrane mukosa. Lidah menempati
rongga mulut dan melekat secara langsung pada epiglotis dalam faring.
Lidah diinervasi oleh berbagai saraf. Bagian sensorik diinervasi oleh
nevrus lingualis, yang merupakan cabang saraf kranial V (trigeminal).
Nevrus ini menginervasi dua pertiga anterior lidah untuk pengecapan.
Saraf kranial VII (fasialis) meninervasi dua pertiga anterior untuk rasa
kecap. Saraf kranial IX (glosofaringeal) meginervasi sepertiga posterior
untuk raba dan rasa kecap. Sementara itu, inervasi motorik dilakukan oleh
saraf kranial XII (hipoglosus).
Fungsi utama lidah meliputi 1) proses mekanik dengan cara
menekan, melunakkan, dan membagi material; 2) melakukan manipulasi
material makanan di dalam rongga mulut dan melakukan fungsi dalam
proses menelan; 3) analisis sensori terhadap karakteristik material, suhu,
dan reseptor rasa; serta 4) menyekresikan mukus dan enzim (Muttaqin &
Kumala, 2011).

3.Gigi
Pertumbuhan gigi merupakan proses fisiologis dan dapat
menyebabkan salvias yang berlebihan serta rasa tidak nyaman (nyeri).
Manusia mempunyai dua set gigi yang tumbuh sepanjang masa kehidupan
mereka. Set pertama adalah gigi primer (gigi susu atau desisua) yang
bersifat sementara dan tumbuh melalui gusi selama tahun pertama serta
kedua kehidupan. Gigi susu berjumlah 5 buah pada setiap setengah rahang
(jumlah seluruhnya 20), muncul (erupsi) pada sekitar 6 bulan sampai 2
tahun. Gigi susu berangsur tanggal pada usia 6 sampai 12-13 tahun,
kemudian diganti secara bertahap oleh gigi tetap (gigi permanen) pada
orang dewasa. Set kedua atau set gigi permanen berjumlah 8 buah pada
setiap setengah rahang (jumlahnya seluruhnya 32) dan mulai tumbuh pada
usia sekitar 6 tahun. Pada usia 25 tahun ditemukan semua gigi permanen,
dengan kemungkinan pengecualian dari gigi molar ketiga atau gigi sulung
(Sodikin, 2012).
Sebuah gigi mempunyai mahkota, leher, dan akar. Mahkota gigi
menjulang di atas gigi, lehernya dikelilingi gusi, dan akarnya berada
dibawahnya. Gigi dibuat dari bahan yang sangat keras, yaitu dentin. Di
dalam pusat strukturnya terdapat rongga pulpa. Pulpa gigi berisi sel
jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf. Bagian gigi yang
menjulang di atas gusi ditutupi email, yang jauh lebih keras daripada
dentin (Pearce, 2009).

4.Esophagus
Esophagus adalah saluran berotot dengan panjang sekitar 25 cm
dan diameter sekitar 2 cm yang berjalan menembus diafragma untuk
menyatu dengan lambung di taut gastroesofagus. Fungsi utama dari
esofagus adalah membawa bolus makanan dan cairan menuju lambung
(Gavaghan, 2009 dalam Muttaqin & Kumala, 2011).
Merupakan saluran otot yang membentang dari kartilago krikoid
sampai kardia lambung. Esophagus dimulai di leher sebagai sambungan
faring, berjalan ke bawah leher dan toraks, kemudian melalui crus sinistra
diagfragma memasuki lambung. Secara anatomis bagian depan esophagus
berbatasan dengan trachea dan kelenjar tiroid, jantung, dan diafragma.
Dibagian belakang esophagus berbatasan dengan kolumne vertebra,
sementara ditiap sisi berbatasan dengan paru-paru dan pleura. Bagian
tersempit esophagus bersatu dengan faring. Area ini mudah mengalami
cidera akibat instrument, seperti bougi, yang dimasukkan ke dalam
esophagus (Sodikin, 2012).

5.Lambung
Lambung adalah bagian dari saluran pencernan yang dapat mekar
paling banyak. Terletak terutama di daerah epigastrik, dan sebagian di
sebelah kiri daerah hipokondriak dan umbilikal. Lambung terdiri dari
bagian atas yaitu fundus, batang utama, dan bagian bawah yang horizontal,
yaitu antrum pilorik. Lambung berhubungan dengan esofagus melalui
orifisium atau kardia, dan dengan duodenum melalui orisium pilorik.
Lambung terletak di bawah diafragma, di depan pankreas. Dan limpa
menempel pada sebelah kiri fundus (Pearce, 2009).
Fungsi utama lambung adalah menyimpan makanan untuk
pencernaan didalam lambung, deudenum, dan saluran cerna bawah,
mencampur makanan dengan sekresi lambung hingga membentuk
campuran setengah cair (kimus) dan meneruskan kimus ke deudenum
(Sodikin, 2012).

6.Usus Halus
Usus halus terbagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum.
Panjang usus halus saat lahir 300-350 cm, meningkat sekitar 50% selama
tahun pertama kehidupan. Saat dewasa panjang usus halus mencapai ± 6
meter (Sodikin, 2012). Duodenum merupakan bagian terpendek usus,
sekitar 7,5- 10 cm, dengan diameter 1-1,5 cm. Jejenum terletak diantara
duodenum dan ileum. Panjang jejunum 2,4 m. panjang ileum sekitar
sekitar 3,6 m. Ileum masuk sisi pada lubang ileosekal, celah oval yang
dikontrol oleh sfinker otot (Sodikin, 2012).

7.Usus Besar
Usus besar berfungsi mengeluarkan fraksi zat yang tidak diserap,
seperti zat besi, kalium, fosfat yang ditelan, serta mensekresi mukus, yang
mempermudah perjalanan feses. Usus besar berjalan dari katup ileosekal
ke anus. Panjang usus besar bervariasi, sekitar ± 180 cm. Usus besar dibagi
menjadi bagian sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon desensen,
dan kolon sigmoid. Sekum adalah kantong besar yang terletak pada fosa
iliaka kanan. Sekum berlanjut ke atas sebagai kolon asenden. Dibawah
lubang ileosekal, apendiks membuka ke dalam sekum (Sodikin, 2012).

8.Hati
Hati merupakan kelenjar paling besar dalam tubuh dengan berat
±1300-1550 g. hati merah cokelat, sangat vascular, dan lunak. Hati terletak
pada kuadran atas kanan abdomen dan dilindungi oleh tulang rawan kosta.
Bagian tepi bawah mencapai garis tulang rawan kosta. Tepi hati yang sehat
tidak teraba. Hati dipertahankan posisinya oleh tekanan organ lain di dalam
abdomen dan ligamentum peritoneum (Sodikin, 2012).

9.Pankreas
Merupakan organ panjang pada bagian belakang abdomen atas,
memiliki struktur yang terdiri atas kaput (didalam lengkungan duodenum),
leher pankreas, dan kauda (yang mencapai limpa). Pancreas merupakan
organ ganda yang terdiri atas dua tipe jaringan, yaitu jarinagan sekresi
interna dan eksterna (Sodikin, 2012).

10.Peritoneum
Peritoneum ialah membran serosa rangkap yang terbesar di dalam
tubuh. Peritoneum terdiri atas dua bagian utama, yaitu peritoneum parietal,
yang melapisi dinding rongga abdominal, dan peritoneum viseral, yang
meliputi semua organ yang berada di dalam rongga itu (Pearce, 2009).
Fisiologi saluran cerna terdiri atas rangkaian proses memakan atau
ingesti makanan dan skresi getah pencernaan kedalam sistem pencernaan.
Getah pencernaan membantu pencernaan atau digesti makanan. Hasil
pencernaan akan diabsorbsi kedalam tubuh, berupa zat gizi.

11.Kolon dan Rektum


Kolon mempunyai panjang sekitar 90-150 cm, berjalan dari ileum
ke rektum. Secara fisiologis kolon menyerap air, vitamin, natrium, dan
klorida, serta mengeluarkan kalium, bikarbonat, mukus, dan menyimpan
feses serta mengeluarkannya. Selain itu, kolon merupakan tempat
pencernaan karbohidrat dan protein tertentu, maka dapat menghasilkan
lingkungan yang baik bagi bakteri untuk menghasilkan vitamin K
(Muttaqin & Kumala, 2009).
1.3.ETIOLOGI
Faktor penyebab diare adalah :
1.Faktor infeksi
a.Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi internal sebagai berikut:
Infeksi bakteri : vibrio, ecoly, salmonella shigella, capylabactor, yersinia
aoromonas dan sebagainya.
1) Infeksi virus : entero virus (v.echo, coxsacria, poliomyelitis)
2) Infeksi parasit : cacing (ascaris, tricuris, oxyuris, srongyloidis,
protozoa, jamur) 16 b. Infeksi parenteral : infeksi diluar alat
pencernaan, seperti : OMA, tonsillitis, bronkopnemonia, easefalitis,
danlainnya.
2. Faktor malabsorbsi :
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan, makanan basi atau beracun
4. Faktor psikologis rasa takut dan cemas (Mansjoer arief, 2000)

1.4.TANDA DAN GEJALA


1. Diare / buang air besar berulang-ulang
2. Muntah
3. Demam
4. Nyeri abdomen
5. Membrane mukosa mulut kering da juga bibir
6. Fontanel cekung
7. BB meurun
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemas
1.5.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksan laboratariun
a. Pemeriksaan feses
b. Pemeriksaan asam basah
c. Pemeriksaan kadar umum untuk mengetahui fungsi ginjal
2. Pemeriksaan elektrolit
Untuk mengetahui jasad renik atau parasite secara kuantitatif
1.6.PATOFISIOLOGI
1.7.PENATALAKSAAN MEDIS
Menurut Mansyoer (2000) penatalaksaan untuk GE pada penderita
adalah Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa
melihat etiologinya. Tujuan terapi redrasi untuk mengoreksi cairan dan
elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai
direnya berhenti.
1. Makanan harus ditersukan untuk mencegah perubahan ststus gizi
2. Antibiotic dan anti parasit tidak boleh digunakan secara rutin
3. Obat atau terapi anti diare meliputi anti motilitis (missal loperaroid,
difenoksilat, kodeinopium)

1.8.Klasifikasi Diare
Diare dibedakan menjadi diare akut, diare kronis dan persisiten.
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atu anak-anak melebihi 3
kali sehari, disertai dengan perubahan konsisitensi tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lender dan darah yang berlangsung kurang dari satu
minggu, sedangkan diare kronis sering kali dianggap suatu kondisi yang
sama namun dengan waktu yang lebih lama yaitu diare melebihi satu
minggu, sebagian besar disebabkan diare akut berkepanjangan akibat
infeksi, diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari,
merupakan diare berkelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare
akut dan kronis biasanya ditandai dengan penurunan berat badan dan
sukar untuk naik kembali (Amabel, 2011).
Sedangkan klasifikasi diare menurut (Octa,dkk 2014) ada dua yaitu
berdasarkan lamanya dan berdasarkan mekanisme patofisiologik.
1. Berdasarkan lama diare
a. Diare akut, yautu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari
b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari
dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak
bertambah (failure to thrive) selama masa diare tersebut.
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik
1. Diare sekresi
Diare tipe ini disebabkan karena meningkatnya sekresi air dan elekrtolit
dari usus, menurunnya absorbs. Ciri khas pada diare ini adalah volume
tinja yang banyak.
2. Diare osmotik
Diare osmotic adalah diare yang disebabkan karena meningkatnya
tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-
obat/zat kimia yang hiperosmotik seperti (magnesium sulfat,
Magnesium Hidroksida), mal absorbs umum dan defek lama absorbi
usus missal pada defisiensi disakarida, malabsorbsi glukosa/galaktosa.

Tabel 2.1 : Kehilangan Cairan


Tabel kehilangan cairan menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah 2
tahun

Derajat ringan PWL NWL CWL Jumlah

Ringan 50 100 25 175


Sedang 75 100 25 200

Berat 125 200 25 350

Tabel kehilangan cairan menurut derajat dehidrasi pada anak umur 2-5 tahun

Derajat dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Ringan 30 80 25 135
Sedang 50 80 25 155

Berat 80 80 25 185

Tabel kehilangan cairan pada anak dehidrasi berat menurut berat badan
pasien dan umur

Berat badan Umur PWL NW CW Jumlah


L L
0-3 kg 0-1 bln 150 125 25 300
3-10 kg 1Bln-2thn 125 100 25 250
10-15kg 2-5 thn 100 80 25 205

15-25 kg 5-10 thn 80 25 25 130

(Ngastiyah, 2014)
Keterangan :
PWL, previous water loss (ml/kg BB) cairan yang hilang karena muntah
NWL, normal water loss (ml/kg BB) cairan hilang melalui urine, kulit,
pernapasan CWL, concomitan water loss (ml/kg BB) cairan hilang
karena muntah hebat.
1.8.Komplikasi
Menurut Maryunani (2010) sebagai akibat dari diare akan terjadi
beberapa hal sebagai berikut
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada
diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun
dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya
anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat
karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria atau
anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke
dalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2–3 % anak yang menderita diare, lebih
sering pada anak yang sebelumnya telah menderita Kekurangan
Kalori Protein (KKP). Hal ini terjadi karena adanya gangguan
penyimpanan atau penyediaan glikogen dalam hati dan adanya
gangguan etabol glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika
kadar glukosa darah menurun hingga 40 % pada bayi dan 50 % pada
anak– anak.
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini
disebabkan oleh makanan sering dihentikan oleh orang tua karena
takut diare atau muntah yang bertambah hebat, walaupun susu
diteruskan sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer
ini diberikan terlalu lama, makanan yang diberikan sering tidak dapat
dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
Menurut Ngastiyah (2014) sebagai akibat diare baik akut maupun
kronik akan terjadi kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolis,
hipokalemia), gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang,
pengeluaran bertambah), hipoglikemia, gangguan sirkulasi darah.
2.Asuhan Keperawatan Teoritis

2.1.Pengkajian
1. Data klien
2. Pengkajian 13 domaind nanda
a. Health promotion
b. Nutrion
c. Elimination
d. Activity
e. Perception/kognitron
f. Self perception
g. Role relationship
h. Sexuality
i. Coping
j. Life principles
k. Sfety protection
l. Comfort
m. Growth

2.2.Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake output tidak adekuat
2. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
elektrolit
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya defekasi
2.3.Intervensi

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh NOC : NIC :

 Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutrition Management


Kriteria Hasil :
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan  Kaji adanya alergi makanan
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
metabolisme tubuh. dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
 Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan
tujuan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi  Berikan substansi gula
Batasan karakteristik :  Tidak ada tanda tanda malnutrisi  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
 Tidak terjadi penurunan berat badan yang mencegah konstipasi
berarti  Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
dengan ahli gizi)
- Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari
 Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
RDA (Recomended Daily Allowance)
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
- Membran mukosa dan konjungtiva pucat
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Kelemahan otot yang digunakan untuk
menelan/mengunyah  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
- Luka, inflamasi pada rongga mulut dibutuhkan
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah
makanan
- Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
Nutrition Monitoring
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa
- Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah
makanan  BB pasien dalam batas normal
- Miskonsepsi  Monitor adanya penurunan berat badan
- Kehilangan BB dengan makanan cukup  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
- Keengganan untuk makan  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
- Kram pada abdomen  Monitor lingkungan selama makan
- Tonus otot jelek  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor turgor kulit
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Diare dan atau steatorrhea  Monitor mual dan muntah
- Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Suara usus hiperaktif  Monitor makanan kesukaan
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor pertumbuhan dan perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Faktor-faktor yang berhubungan :  Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan
cavitas oral.
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan
 Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan
faktor biologis, psikologis atau ekonomi.

Defisit Volume Cairan NIC :


2
NOC: Fluid management
 Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial,  Fluid balance • Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi,  Hydration • Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi
 Nutritional Status : Food and Fluid Intake adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium • Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN ,
Kriteria Hasil : Hmt , osmolalitas urin )
• Monitor vital sign
 Mempertahankan urine output sesuai dengan • Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori
usia dan BB, BJ urine normal, HT normal harian
Batasan Karakteristik :  Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas • Kolaborasi pemberian cairan IV
normal • Monitor status nutrisi
 Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas
- Kelemahan • Berikan cairan
turgor kulit baik, membran mukosa lembab,
- Haus • Berikan diuretik sesuai interuksi
tidak ada rasa haus yang berlebihan
- Penurunan turgor kulit/lidah • Berikan cairan IV pada suhu ruangan
- Membran mukosa/kulit kering • Dorong masukan oral
- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, • Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
penurunan volume/tekanan nadi • Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
- Pengisian vena menurun • Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Perubahan status mental • Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
- Konsentrasi urine meningkat • Atur kemungkinan tranfusi
- Temperatur tubuh meningkat • Persiapan untuk tranfusi
- Hematokrit meninggi
- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third
spacing)
Faktor-faktor yang berhubungan:

- Kehilangan volume cairan secara aktif


- Kegagalan mekanisme pengaturan
3 Kerusakan intergritas kulit b/d edema dan menurunnya NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes NIC :Pressure Management
tingkat aktivitas
Kriteria Hasil :  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis  Hindari kerutan padaa tempat tidur
 Integritas kulit yang baik bisa  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
dipertahankan (sensasi, elastisitas,  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
temperatur, hidrasi, pigmentasi)  Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Tidak ada luka/lesi pada kulit  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
Batasan karakteristik :  Perfusi jaringan baik  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
 Menunjukkan pemahaman dalam proses  Monitor status nutrisi pasien
- Gangguan perbaikan kulit dan mencegah terjadinya  Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
pada bagian tubuh sedera berulang
- Kerusakan  Mampu melindungi kulit dan
lapisa kulit (dermis) mempertahankan kelembaban kulit dan
- Gangguan perawatan alami

permukaan kulit

(epidermis) Faktor yang

berhubungan :

Eksternal :

- Hipertermia
atau hipotermia
- Substansi
kimia
- Kelembaban
udara
- Faktor
mekanik (misalnya :
alat yang dapat
menimbulkan luka,
tekanan, restraint)
- Immobilitas
fisik
- Radiasi
- Usia yang
ekstrim
- Kelembaban
kulit
- Obat-obatan
Internal :

- Perubahan
status metabolik
- Tulang
menonjol
- Defisit
imunologi
- Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan
- Perubahan
sensasi
- Perubahan
status nutrisi (obesitas,
kekurusan)
- Perubahan
status cairan
- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan
sirkulasi
- Perubahan
turgor (elastisitas kulit)
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

DATA KLIEN

A. DATA UMUM

1. Nama Inisial Klien : An. R


2. Umur :2 tahun
3. Alamat : 26 Ilir, RT 10
4. Agama : Islam
5. Tanggal Masuk RS/RB :09-12-2022
6. Nomor Rekam Medis :
7. Bangsal : Zaal Anak
- Polahidup (konsumsi/alkohol/olahraga, dll)
Pasien mengatakan mengkonsumsi alcohol & jaramg berolahraga

PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA

1. HEALTH PROMOTION
a.Kesehatan Umum :
- Alasan masuk rumah sakit :
Ibu Pasien mengatakan pasien sudah BAB lebih dari
2x dari sehari semalam, BAB cair, mual muntah.
- Tekanan darah:
- Nadi : 80 kali/menit
- Suhu : 36,7
- RR : 22kali/menit

b. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakaan, dll) :


Pasien tidak memiliki riwayat penyakit masa lalu

c. Riwayat pengobatan
Nama Obat/Jamu Dosis Keterangan

1.

2.
3.

d. Kemampuan mengontrol kesehatan :


e. Faktor social ekonomi (penghasilan/asuransi kesehatan, dll) :
Pasien mengatakan masuk Rumah sakit menggunakan BPJS kelas 1
f. Pengobatan sekarang :
No Nama Obat Dosis Kandungan Manfaat

1. Paracetamol syrup 3x1 Paracetamol Meredakan


demam dan
nyeri
2. Zinc 1x1 Zat gizi Meningkatkan
sistem
kekebalan tubuh
3. Domperidon 2x1 domperidon Meredakan
mual muntah
4. Oralit oralit Mengganti
kadar elektrolit
dan mineral
tubuh yang
hilang

g. Riwayat Imunisasi (padaanak) :


Jenis Ke-1 Ke-2 Ke-3
Imunisasi

BCG Umur :
Oleh :
Komplikasi :

Hepatitis Umur : Umur : Umur :


B Oleh : Oleh : Oleh :
Komplikasi : Komplikasi : Komplikasi :

DPT Umur : Umur : Umur :


Oleh : Oleh : Oleh :
Komplikasi : Komplikasi : Komplikasi :

Polio Umur : Umur : Umur :


Oleh : Oleh : Oleh :

Komplikasi : Komplikasi : Komplikasi :


Campak Umur :
Oleh :
Komplikasi :

Imunisasi Jelaskan :
lain yang
pernah
dijalani

2. NUTRION
a.A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT :
1) BB biasanya : 9 kg dan BB sekarang 9 kg
2) Lingkar perut : cm
3) Lingkar kepala : cm
4) Lingkar dada : cm
5) Lingkar lengan atas : cm
6) IMT :

b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abnormal


c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa
bibir,
Conjungtiva anemis/tidak :
turgor kulit kering, mukosa bibir kering
d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan
selama Dirumah sakit :
pasien tidak nafsu makan
e. E (Energy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifitas selama di
rumah sakit :
f. F (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi : (kemampuan menelan,
mengunyah, dll)
g. Penilaian Status Gizi
Baik
h. PolaAsupanCairan
Untuk mengatasi dehidrasi pasien terpasang
i. CairanMasuk
minum
j. CairanKeluar
BAK
k. Penilaian Status Cairan (Balance Cairan)
Cairan masuk-cairan keluar
l. Pemeriksaan Abdomen
I: Simestris P: Normal P: A: Bising usus normal

3. ELIMINATION
a.Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan)
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit di sistem
perkemihan
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Tidak ada masalah
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
warna jernih/keemasan
4)Distensi kandung kemih/retensi urine

b.Sistem Gastrointestinal
1)Polaeliminasi
2)Konstipasi dan factor penyebab konstipasi

c.Sistem Integumen
1) Kulit (integritaskulit/hidrasi/turgor/warna/suhu)
4. ACTIVITY/REST
a.Istirahat/tidur
1) Jam tidur : 21.00 wib
2) Insomnia :
3) Pertolongan untuk merangsang tidur :
Pasien kalau tidak bisa tidur membaca doa-doa atau memejamkan
mata
b. Aktivitas
1) Pekerjaan :
2) Kebiasaan olahraga : Pasien jarang berolahraga
3) ADL
a) Makan : tidak nafsu makan
b) Toileting :-
c) Kebersihan :
d) Berpakaian : rapi 4)Bantuan ADL :
5)Kekuatanotot : - 6)ROM :-
7)Resikoutukcidera :
c. Cardio respons : tidak memiliki penyakit jantung
1) Penyakit jantung :-
2) Edomaesktremitas :-
3) Tekanan darah dan nadi :-
a) Berbaring
b) Duduk
4) Tekanan vena jugulari :-
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : normal
b) Palpasi : normal
c) Perkusi : normal
d) Auskultasi : normal
d. Pulmonary respon
1) Penyakit system nafas : tidak memiliki riwayat penyakit
pernafaasan
2) Penggunaan O2 :-
3) Kemampuan bernafas : -
4) Gangguan pernafasan (batu, suaranafas, sputum, dll)
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit pernafasan
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : simetris
b) Palpasi : simetris
c) Perkusi : redup
d) Auskultasi : sonor

5.PERCEPTION/COGNITION
a.Oerintasi/kognisi
1)Tingkat pendidikan :
2)Kurang pengetahuan :-
3)Pengetahuan tentang penyakit :
4)Orientasi (waktu, tempat, orang) :
b.Sensasi/persepsi
1) Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
2) Sakit kepala : Tidak ada
3) Penggunaan alat bantu : Tidak ada
4) Penginderaan : Tidak ada
c.Communication
1) Bahasa yang digunakan : Indonesia
2) Kesulitan berkomunikasi : Tidak
6. SELF PERCEPTION
a.Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : Tidak ada
2) Perasaan putusasa/kehilangan : Tidak ada
3) Keinginan untuk menciderai : Tidak ada
4) Adanyaluka/cacat : Tidak ada

7.ROLE RELATIONSHIP
a.Peranan hubungan
1) Status hubungan :
2) Orang terdekat :
3) Perubahan konflik/peran :-
4) Perubahan gaya hidup : -
5) Interaksi dengan orang lain :-

8.SEXUALITY
a.Identitas seksual
1) Masalah/disfung siseksual :-
2) Periode menstruasi :-
3) Metode KB yang digunakan :
4)Pemeriksaan SADARI :
5)Pemeriksaan pasmear :

9.COPING/STRESS TOLERANCE
a.Coping respon

1)Rasa sedih/takut/cemas : Tidak ada


2)Kemampuan untuk mengatasi :-
3)Perilaku yang menampakkan cemas : -

10.LIFE PRINCIPLES
a.Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti :-
2) Kemampuan untuk berpartisipasi :-
3) Kegiatan kebudayaan : -
4) Kemampuan memecahkan masalah : -

11.SAFETY/PROTECTION
a. Alergi
b. Penyakit autoimmune
c. Tanda infeksi
d. Gangguan thermoregulasi
e. Gangguan /resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi
neurovaskuler peripheral, kondisi hipertensi, perdarahan,
hipoglikemia, syndrome disuse, gayahidup yang tetap)

Pasien mengatakan tidak ada alergi


12.COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkannyeri) : -
2) Quality (bagaimanakualitasnya) :-
3) Regio (dimanaletaknya) :-
4) Scala (berapaskalanya) :-
5) Time (waktu) : - b. Rasa tidak nyaman lainnya :-
c. Gejala yang menyertai :-

13.GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. DDST (Form dilampirkan)
ANALISIS DATA

Nama Pasien : An.R Diagnosa Medis : DIARE


Jenis Kelamin :P No. Medis Record :-
No. Kamar Bed : 313 Hari/tanggal : 09-12-2022

Data Senjang Etiologi Masalah


DS: Output yang berlebih intake tidak Kekurangan volume
adekuat cairan
- ibu klien mengatakan BAB cair
- ibu klien mengatakan mual
muntah Dehidrasi
Do:
a) Mukosa bibir kering Tubuh kehilangan cairan

b) Tugor kulit kering


kekurangan volume
cairan
DS: Perubahan status kesehatan Kurang Pengetahuan
Ibu klien mengatakan kurang
mengerti penanganan diare
Kurang informasi

DO:
Kurang pengetahuan
a) Mukosa bibir kering
b) Tugor kulit kering

MASALAH KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan
2. Kurang pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d output yang berlebih
2. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi
NURSING PLANING
Nama Pasien : An. R Diagnosa Medis : DIARE
Jenis Kelamin :P No. Medis Record
No. Kamar Bed : 313 Hari/tanggal : 09-12-2022

NO Diagnosa Noc Nic


Keperawatan

1. Kekurangan Setelah dilakukan asuhakan keperawatan diharapkan Fluid management


volume cairan cairan klien terpenuhi dengan KH
b.d output yang
- Pertahankan intake dan
berlebih - Tidak ada tanda gejala dehidrasi output yang akurat

- Elastis turgor membaik - Monitor status dehidrasi

- Membran mukosa lembab - Monitor TTV

- Anjur kan klien untuk sering


minum
- Kolaborasi pemberian terapi

2. Kurang Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan - berikan edukasi tentang


pengetahuan b.d pengetahuan bertambah penyakit
kurang informasi Dengan kriteria hasil :
- berikan edukasi tentang
- Mengerti tentang penyakit diare
berperilaku hidup bersih
- Dapat berperilaku hidup bersih
NURSING IMPLEMENTASI

Nama Pasien : An.R Diagnosa Medis : DIARE


Jenis Kelamin :P No. Medis Record :
No. Kamar Bed : 313 Hari/tanggal : 09-12-2022

Waktu Implementasi Evaluasi Paraf


- mempertahankan intake dan S:
09/12/22 output yang akurat - ibu klien mengatakan
DX I - memonitor status dehidrasi BABnya cair
- memonitor TTV O:

- menganjur kan klien untuk - Mukosa bibir kering


sering minum
A: Kekurangan volume cairan
- berkolaborasi pemberian teratasi sebagian
terapi
P: Lanjutkan intervensi
09/12/22 - Memberikan edukasi S:
DX II tentang penyakit - Ibu klien mengatakan
- Memberikan edukasi
kurang mengerti
tentang berperilaku hidup
penanganan diare
bersih O:

- Mukosa bibir kering


- Turgor kulit kering

A: kurang pegetahuan teratasi


sebagian

P: Lanjutkan intervensi
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. R Diagnosa Medis : DIARE
Jenis Kelamin :P No. Medis Record :
No. Kamar Bed : 313 Hari/tanggal :09-12-2022

NO TGL/JAM EVALUASI PARAF


DIAGNOSA

DX1 09/12/22 S:

- ibu klien mengatakan


BABnya cair
O:

- Mukosa bibir kering

A: Kekurangan volume cairan


teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi

DX2 09/12/22 S:

- Ibu klien mengatakan


sudah mengerti
penanganan diare
O:

- Mukosa bibir kering


- Turgor kulit kering

A: kurang pegetahuan teratasi

P: intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai