OLEH :
ERLIN WIWIN SAFITRI
NIM : 0118091
Mengetahui,
Kepala Ruangan
...............................
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DIARE
A. KONSEP MEDIS
Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak
dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1992) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna
hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2002).
d. Gaster (lambung)
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat
mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster. Bagian-bagian
lambung, yaitu :
1) Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah
kiri osteum kardium biasanya berisi gas.
2) Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
bawah notura minor.
3) Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk
spinkter pilorus.
4) Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteum
kordi samapi pilorus.
5) Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi
kiri osteum kardium melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai
ke pilorus anterior.
e. Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6cm,
merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan obstruksi
hasil pencernaan makanan.
Usus halus terdiri dari :
1) Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu
kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada
bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang nambulir disebut
papila vateri.
2) Yeyunum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus,
di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
Pada manusia dewasa panjangnya ± 2-3 meter.
3) Ileum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus
halus. Pada sistem pencernaan manusia panjangnya sekitar ± 4-5 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
f. Usus besar/interdinum mayor
Panjangnya ± 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap air dari
makanan, tempat tinggal bakteri koli, tempat feces. Usus besar terdiri atas 8
bagian:
1) Sekum.
2) Kolon asenden.
Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum sampai
kehati, panjangnya ± 13 cm.
3) Appendiks (usus buntu)
Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm.
4) Kolon transversum.
Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan
panjang ± 28 cm.
5) Kolon desenden.
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke
bawah dengan panjangnya ± 25 cm.
6) Kolon sigmoid.
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S"
ujung bawah berhubungan dengan rektum.
7) Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum
mayor dengan anus.
8) Anus.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan
rektum dengan dunia luar.
3. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli,
Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb),
infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll),
infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C.
albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada
bayi dan anak. Di samping itu bisa terjadi malabsorbsi lemak dan
protein.
3. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas),
jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
4. Tanda dan Gejala
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan
tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai
penurunan berat badan.
Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran
menurun.
Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
5. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri t
Hipertermi DIARE
Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen
Pemeriksaan penunjang
(i) Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
1. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
2. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
7. Komplikasi
Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
Renjatan hipovolemik.
Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
Hipoglikemia.
Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut adalah sebagai berikut :
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan
rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:
1) Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan
karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya
rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak
tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya
ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter
NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat
diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala
akibatnya.
2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan
harus sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Derajat
dehidrasi ringan, sedang, berat dapat dinilai dengan Skor Mourice
King.
Menilai tingkat dehidrasi ringan sedang berat dengan menggunakan
Skor Maurice King, sebagai berikut :
Keterangan:
Nilai 0-2 : dehidrasi ringan
Nilai 3-6 : dehidrasi sedang
Nilai 7-12: dehidrasi berat
2. Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg, jenis makanan :
a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak
tak jenuh.
b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang
berantai sedang atau tak jenuh.
3. Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
a. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
b. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
c. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata
Terdiri dari Nama, nama orang tua, Tempat tanggal lahir, Umur, Jenis
penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
kebiasaan.
3) Languange (bahasa)
4) Komunikasi
pola eliminasi, pola istirahat dan tidur, personal hygiene, aktivitas dan olah
raga.
a. Aspek sosial
ekonomi keluarga.
b. Pemerikasan fisik
B.Diagnosa Keperawatan
-Defisit nutrisi b.d Asupan nutrisi yang tidak ade kuat (D.0019)
C..Intervensi Keperawatan
susu)
makanan
-Monitor jumlah pengeluaran
diare
Terapeutik :
Edukasi :
-Anjurkan melanjutkan
pemberian asi
Kalaborasi :
jenis nutrient
-nafsu makan membaik
Teraupotik :
makan,jika perlu
dan protein
Edukasi :
mampu
Kalaborasi :
I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : ALVARENDRA RAFISQY
HAM
Umur : 1th,11bulan
Status : Anak Ke dua
Pendidikan :-
Alamat : Karanglo 1 Rt 2 Rw 2 Kelurahan wates
Kec.Magersari
Agama : Islam
Diagnosa medis : DIARE
Tanggal MRS : 25 September 2021
Tanggal pengkajian : 28,September 2021
No. Register :-
Golongan darah :-
B. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ibu : Ibu Wiwit
Umur : 41 tahun
Agama : Islma
Bahasa : Indonesia
Suku : Jawa
Pendidikan : D3
Alamat : Karanglo 1 Rt 2 Rw 2 Kelurahan wates
Kec.Magersari
Pekerjaan : Serabutan
Penghasilan : Tidak nentu
Golongan darah :-
II. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
1. KELUHAN UTAMA
-Ibu px mengatakan BAB cair lebih dari 6 kali (diare)
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
-An.Keenan dibawah orangtua ke IGD oleh kedua orangtuanya karena px
mengalami BAB > 6 kali dan panas
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
-Ibu px mengatakan tidak ada riwayat saat masa kehamilan
4. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
-Ibu px menagatakan tidak ada riwayat sakit waktu kecil
Penyakit penyakit waktu kecil : -
a. Pernah dirawat di rumah sakit
-Ibu px mengatakan pernah mrk 1x waktu bln maret kamaren
b. Penggunaan obat obatan
-Ibu px mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obat khusus
c. Tindakan ( misalnya operasi atau tindakan lainnya )
-
d. Alergi
-ibu px mengatakan anak tidak mempunyai alergi
e. Kecelakaan
-
f. Imunisasi
-Ibu px mengatakan anak mendapatkan imunasasi lengkap
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
-
GENOGRAM
-
6. DATA PSIKOSOSIAL
a. Yang mengasuh anak
-
b. Hubungan anggota keluarga
-
c. Hubungan teman sebaya
-
d. Penyebab secara umum
-
7. POLA AKTIFITAS SEHARI HARI
1) Pola persepsi kesehatan, pemeliharaan kesehatan
-
2) Pola nutrisi dan metabolism
-
3) Pola Eliminasi
Ibu px mengatakan anak mencret (BAB 6x)
4) Pola aktivitas-latihan
Pasien melakukan aktivitas dibantu oleh orangtuanya
5) Pola istirahat-tidur
-
6) Pola kognitif-persepsi (sensori)
-
7) Pola konsep diri
-
8) Pola hubungan peran
-
9) Pola seksual-reproduksi
-
10) Pola penanganan masalah stres
-
11) Pola keyakinan, nilai-nilai
-
8. Keadaan Kesehatan Saat Ini
1) Diagnosa medis : DIARE
2) Tindakan operasi :-
3) Status nutrisi : Baik
4) Status hidrasi : -
5) Obat obatan : - Ka-en 3B,Ranitidine,Antrain
6) Aktifitas : Px melakukan aktifitas dibantu dg orangtua
7) X Ray :-
9. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan / Penampilan / Kesan Umum
-Px terlihat lemas
b. Tanda Tanda Vital
Suhu tubuh : 38,2
Denyut nadi : 120
Tekanan darah :-
Pernafasan : 24 kali/menit
Berat badan : 9 kg
Tinggi badan : 50 cm
c. Pemeriksaan kepala dan leher
-Tidak ada benjolan , tidak ada luka/lesi , rambut berwarna hitam
d. Pemeriksaan integumen (kulit)
-Kulit terasa hangat
e. Pemeriksaan payudara dan ketiak
-
f. Pemeriksaan dada / thorak
1) Inspeksi thorak
Dada simetris kanan-kiri , tidak ada massa
2.) Pmeriksaan paru
-
3) Pemeriksaan jantung
-
g. Pemeriksaan Abdomen
--Bising usus, peristaltic ususnya terjadi mual
dan muntah perut kembung
h. Pemeriksaan genetalia dan sekitarnya
Jenis kelamin laki-laki , tidak ada kelainan pada anus
i. Pemeriksaan muskuloskeletal (ekstremitas)
Terpasang infus Ka-en 3B di sebelah tangan kiri
j. Pemeriksaan neurologi
-
k. Pemeriksaan kuku dan integumen
Kulit terasa hangat
10. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Obsevasi ttv , kolab dengan medis
11. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
-Diberikan infus ka-en 3B 500 ml
2.ANALISA DATA
- Ibu px mengatakan
anak muntah
- Ibu mengatakan
3x)
- Ibu mengatakan
DO :S-:38,2
N-:120
-Anak terlihat lemas
3..Diagnosa Keperawatan
-Diare (D.0020)
4. Intervensi Keperawatan
susu)
makanan
diare
Terapeutik :
Edukasi :
-Anjurkan melanjutkan
pemberian asi
Kalaborasi :
5.Evaluasi