Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA PASIEN DIARE


DI RUANG KERTAWIJAYA 3
RSU DR WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

OLEH :
ERLIN WIWIN SAFITRI
NIM : 0118091

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIARE
DI RSU DRWAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO

Nama Mahasiswa : Erlin Wiwin Safitri

Telah disetujui pada


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Pendidikan Pembimbing RS

Nur Chasanah, S.Kp.,


M.Kes ..............................

Mengetahui,
Kepala Ruangan

...............................
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

A. KONSEP MEDIS
Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak
dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1992) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna
hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2002).

2. Anatomi dan Fisiologi


1) Anatomi sistem pencernaan
a. Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2
bagian :
1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi,
bibir dan pipi.
2) Rongga mulut/bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi
sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandi bilaris disebelah
belakang bersambung dengan faring.
b. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan, merupakan persimpangan jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan didepan ruas tulang
belakang.
c. Esofagus (kerongkongan)
Panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak
dibawah lambung. Esofagus terletak dibelakang trakea dan didepan
tulang punggung setelah melalui thorak menembus diafragma masuk
kedalam abdomen ke lambung.

d. Gaster (lambung)
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat
mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster. Bagian-bagian
lambung, yaitu :
1) Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah
kiri osteum kardium biasanya berisi gas.
2) Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
bawah notura minor.
3) Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk
spinkter pilorus.
4) Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteum
kordi samapi pilorus.
5) Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi
kiri osteum kardium melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai
ke pilorus anterior.
e. Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6cm,
merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan obstruksi
hasil pencernaan makanan.
Usus halus terdiri dari :
1) Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu
kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada
bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang nambulir disebut
papila vateri.
2) Yeyunum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus,
di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
Pada manusia dewasa panjangnya ± 2-3 meter.
3) Ileum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus
halus. Pada sistem pencernaan manusia panjangnya sekitar ± 4-5 m dan
terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
f. Usus besar/interdinum mayor
Panjangnya ± 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap air dari
makanan, tempat tinggal bakteri koli, tempat feces. Usus besar terdiri atas 8
bagian:
1) Sekum.
2) Kolon asenden.
Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum sampai
kehati, panjangnya ± 13 cm.
3) Appendiks (usus buntu)
Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm.
4) Kolon transversum.
Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan
panjang ± 28 cm.
5) Kolon desenden.
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke
bawah dengan panjangnya ± 25 cm.
6) Kolon sigmoid.
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S"
ujung bawah berhubungan dengan rektum.
7) Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum
mayor dengan anus.
8) Anus.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan
rektum dengan dunia luar.

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan

2) Fisiologi sistem pencernaan


Usus halus mempunyai dua fungsi utama, yaitu : pencernaan dan
absorpsi bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan
lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan
masuk. Proses dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim-
enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein
menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret
pankreas membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk
kerja enzim-enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernaan
dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan lebih luas
bagi kerja lipase pankreas (Price & Wilson, 1994).
Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan,
yaitu segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan
hormon (Sjamsuhidajat Jong, 2005). Pergerakan segmental usus halus
mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan
sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung
ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan
suplai kontinu isi lambung (Price & Wilson, 1994).
Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat,
lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino)
melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-
sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi. Absoprpsi
berbagai zat berlangsung dengan mekanisme transpor aktif dan pasif yang
sebagian kurang dimengerti (Price & Wilson, 1994).
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan
dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah
mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon
bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung
massa feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung (Preice &
Wilson, 1994). Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak
rantai pendek serta mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut
membantu menjaga keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah
terjadinya dehidrasi. (Schwartz, 2000)
Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari kolon
kanan dan meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola
yang paling umum, mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksai ini
menurun oleh antikolinergik, meningkat oleh makanan dan kolinergik.
Gerakan massa merupakan pola yang kurang umum, pendorong antegrad
melibatkan segmen panjang 0,5-1,0 cm/detik, tekanan 100-200 mmHg, tiga
sampai empat kali sehari, terjadi dengan defekasi. (Schwartz, 2000)
Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan
produksi intralumen. Nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, metan.
Bakteri membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang
tidak tercerna. Normalnya 600 ml/hari. (Schwartz, 2000)

3. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli,
Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb),
infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll),
infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C.
albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada
bayi dan anak. Di samping itu bisa terjadi malabsorbsi lemak dan
protein.
3. Faktor Makanan
 Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
 Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas),
jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
4. Tanda dan Gejala
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
 Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
 Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
 Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan
tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
 Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai
penurunan berat badan.
 Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran
menurun.
 Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
5. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri t

Secara skematis, patofisiologi diare dapat digambarkan sebagai


berikut :
umbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

faktor infeksi Faktor malabsorbsi Faktor makanan Faktor Psikologi


KH,Lemak,Protein

Masuk Tek. Osmotik meningkat toksin cemas


& berkembang dlm usus

Hipersekresi air Pergeseran air dan hiperperistaltik


dan elektrolit elektrolit ke rongga
( isi rongga usus) usus Menurunya kesempatan usus
menyerap makanan

Hipertermi DIARE
Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Kehilangan cairan & Gg. integritas kulit


Elektrolit berlebihan perianal

gg. kes. cairan & elektrolit Asidosis Metabolik Mual, muntah

Resiko hipovolemi syok sesak Nafsu makan menurun

Gagguan Oksigenasi Perubahan nutrisi

Pemeriksaan penunjang
(i) Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
1. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
2. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

7. Komplikasi
 Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
 Renjatan hipovolemik.
 Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektro kardiagram).
 Hipoglikemia.
 Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
 Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
 Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut adalah sebagai berikut :
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan
rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:
1) Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan
karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya
rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak
tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya
ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter
NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat
diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala
akibatnya.
2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan
harus sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Derajat
dehidrasi ringan, sedang, berat dapat dinilai dengan Skor Mourice
King.
Menilai tingkat dehidrasi ringan sedang berat dengan menggunakan
Skor Maurice King, sebagai berikut :
Keterangan:
 Nilai 0-2 : dehidrasi ringan
 Nilai 3-6 : dehidrasi sedang
 Nilai 7-12: dehidrasi berat

2. Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg, jenis makanan :
a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak
tak jenuh.
b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang
berantai sedang atau tak jenuh.
3. Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
a. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
b. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
c. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Biodata

Terdiri dari Nama, nama orang tua, Tempat tanggal lahir, Umur, Jenis

kelamin, Tanggal Mrs, Tanggal dikaji, No. Cm, No. Reg.,

penanggung jawab.

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Alasan masuk rumah sakit/keluhan utama yang dirasakan, riwayat

keluhan utama, keluhan lain yang menyertai, diagnosa medik.

b. Riwayat kesehatan masa lalu

Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit sebelumnya,

kebiasaan.

c. Riwayat kesehatan keluarga yang terdiri dari genogram 3 generasi dan

mengidentifikasi berbagai penyakit turunan

3. Riwayat Tumbuh Kembang

1) Cross motor (motorik kasar)

2) Fire Motor (motorik halus)

3) Languange (bahasa)

4) Komunikasi

4. Pola kegiatan sehari-hari

Apakah terjadi perubahan pola kegiatan sehari-hari yakni : pola nutrisi,

pola eliminasi, pola istirahat dan tidur, personal hygiene, aktivitas dan olah

raga.
a. Aspek sosial

Hubungan dengan keluarga, hubungan dengan perawat, keadaan

ekonomi keluarga.

b. Pemerikasan fisik

a) Keadaan umum : nampak sakit berat, sedang atau ringan.

b) Kepala : bentuk, nyeri, pusing

c) Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu badan, nadi dan pernafasan

B.Diagnosa Keperawatan

-Diare b.d gangguan penyerapan zat gizi (D.0020)

-Defisit nutrisi b.d Asupan nutrisi yang tidak ade kuat (D.0019)

C..Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1 Diare b.d gangguan Setelah dilakukan Manajemen diare (1.03101)

penyerapan zat gizi tindakan keperawatn


Obserfasi :
1x24 jam maka diare
-Identifikasi penyebab diare
membaik dengan
(mis.inflamasi gastroin testinal iri
kreateria hasil:
tasi gastrointertinal,proses infeksi
-konsistensi feses
malapsorpsi ansietas ,stress efek
membaik
obat- obatan,pemberian botol

susu)

-identifikasi riwayat pemberian

makanan
-Monitor jumlah pengeluaran

diare

Terapeutik :

-Berikan asupan cairan oral (mis


larutan garam gula,oralit,
pedialite,renalite)

-pasang jalur intravena

-ambil sampel feses untuk


kultur,jika perlu

Edukasi :

-Anjurkan makanan porsi kecil


dan sering secara bertahap

-Anjurkan menghindari makanan


pembentuk gas,pedas dan
mengandung laktosa

-Anjurkan melanjutkan
pemberian asi

Kalaborasi :

-Kolaborasi pemberian obat


mengeras feses
(mis,atapulgit,smektit,kaolin,-
paktin )
2 Defisit nutrisi b.d Asupan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi (1.03119 )

nutrisi yang tidak ade kuat tindakan keperawatan


Observasi :
1x24 jam maka defisit
-Identifikasi status nutrisi
nutrisi meningkat

dengan - Identifikasi makanan disukai

kreateria hasil : -Identifikasi kebutuhan kalori dan

jenis nutrient
-nafsu makan membaik

-Monitor asupan makanan

Teraupotik :

-Lakukan oral hygiene sebelum

makan,jika perlu

-Fasilitasi menentukan pedoman

diet (mis,piramida makanan )

-Sajikan makanan secara menarik

dan suhu yang sesuai

-Berikan makanan tinggi serat

untuk mencegah konstipasi

-Berikan makanan tinggi kalori

dan protein

-Berikan suplemen makanan ,jika


perlu

Edukasi :

-Anjurkan posisi duduk jika

mampu

-Ajarkan diet yang diprogramkan

Kalaborasi :

-Kolaborasi pemberian medikasi

sebelum makan (mis.pereda

nyeri,antlemetik ),jika perlu

ASUHAN KEPERAWATAN AN.K DENGAN DIARE DI RUANG

KERTAWIJAYA 3 RSU Dr WAHIDIN SUDIRO HUSODO


STIKes Dian Husada Mojokerto
2. Program Studi Ilmu Keperawatan
1. Jl. Raya Brangkal Sooko

a) FORMAT PENGKAJIAN ANAK

I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : ALVARENDRA RAFISQY
HAM
Umur : 1th,11bulan
Status : Anak Ke dua
Pendidikan :-
Alamat : Karanglo 1 Rt 2 Rw 2 Kelurahan wates
Kec.Magersari
Agama : Islam
Diagnosa medis : DIARE
Tanggal MRS : 25 September 2021
Tanggal pengkajian : 28,September 2021
No. Register :-
Golongan darah :-
B. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ibu : Ibu Wiwit
Umur : 41 tahun
Agama : Islma
Bahasa : Indonesia
Suku : Jawa
Pendidikan : D3
Alamat : Karanglo 1 Rt 2 Rw 2 Kelurahan wates
Kec.Magersari

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


Penghasilan :-
Golongan darah :O
Nama Ayah : Hendrik
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Bahasa : Indonesia
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Alamat : Karanglo 1 Rt 2 Rw 2 Kelurahan wates Kec.Magersari

Pekerjaan : Serabutan
Penghasilan : Tidak nentu
Golongan darah :-
II. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
1. KELUHAN UTAMA
-Ibu px mengatakan BAB cair lebih dari 6 kali (diare)
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
-An.Keenan dibawah orangtua ke IGD oleh kedua orangtuanya karena px
mengalami BAB > 6 kali dan panas
3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
-Ibu px mengatakan tidak ada riwayat saat masa kehamilan
4. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
-Ibu px menagatakan tidak ada riwayat sakit waktu kecil
Penyakit – penyakit waktu kecil : -
a. Pernah dirawat di rumah sakit
-Ibu px mengatakan pernah mrk 1x waktu bln maret kamaren
b. Penggunaan obat – obatan
-Ibu px mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obat khusus
c. Tindakan ( misalnya operasi atau tindakan lainnya )
-
d. Alergi
-ibu px mengatakan anak tidak mempunyai alergi
e. Kecelakaan
-
f. Imunisasi
-Ibu px mengatakan anak mendapatkan imunasasi lengkap
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
-
GENOGRAM
-
6. DATA PSIKOSOSIAL
a. Yang mengasuh anak
-
b. Hubungan anggota keluarga
-
c. Hubungan teman sebaya
-
d. Penyebab secara umum
-
7. POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI
1) Pola persepsi kesehatan, pemeliharaan kesehatan
-
2) Pola nutrisi dan metabolism
-
3) Pola Eliminasi
Ibu px mengatakan anak mencret (BAB 6x)
4) Pola aktivitas-latihan
Pasien melakukan aktivitas dibantu oleh orangtuanya
5) Pola istirahat-tidur
-
6) Pola kognitif-persepsi (sensori)
-
7) Pola konsep diri
-
8) Pola hubungan peran
-
9) Pola seksual-reproduksi
-
10) Pola penanganan masalah stres
-
11) Pola keyakinan, nilai-nilai
-
8. Keadaan Kesehatan Saat Ini
1) Diagnosa medis : DIARE
2) Tindakan operasi :-
3) Status nutrisi : Baik
4) Status hidrasi : -
5) Obat – obatan : - Ka-en 3B,Ranitidine,Antrain
6) Aktifitas : Px melakukan aktifitas dibantu dg orangtua
7) X – Ray :-

9. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan / Penampilan / Kesan Umum
-Px terlihat lemas
b. Tanda – Tanda Vital
Suhu tubuh : 38,2
Denyut nadi : 120
Tekanan darah :-
Pernafasan : 24 kali/menit
Berat badan : 9 kg
Tinggi badan : 50 cm
c. Pemeriksaan kepala dan leher
-Tidak ada benjolan , tidak ada luka/lesi , rambut berwarna hitam
d. Pemeriksaan integumen (kulit)
-Kulit terasa hangat
e. Pemeriksaan payudara dan ketiak
-
f. Pemeriksaan dada / thorak
1) Inspeksi thorak
Dada simetris kanan-kiri , tidak ada massa
2.) Pmeriksaan paru
-
3) Pemeriksaan jantung
-
g. Pemeriksaan Abdomen
--Bising usus, peristaltic ususnya terjadi mual
dan muntah perut kembung
h. Pemeriksaan genetalia dan sekitarnya
Jenis kelamin laki-laki , tidak ada kelainan pada anus
i. Pemeriksaan muskuloskeletal (ekstremitas)
Terpasang infus Ka-en 3B di sebelah tangan kiri
j. Pemeriksaan neurologi
-
k. Pemeriksaan kuku dan integumen
Kulit terasa hangat
10. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Obsevasi ttv , kolab dengan medis
11. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
-Diberikan infus ka-en 3B 500 ml

2.ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Gangguan penyerapan zat gizi Diare

- Ibu px mengatakan

anak muntah

- Ibu mengatakan

anak mencret (BAB

3x)

- Ibu mengatakan

anak masi panas

DO :S-:38,2

N-:120
-Anak terlihat lemas

3..Diagnosa Keperawatan

-Diare (D.0020)

4. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1 Diare b.d gangguan Setelah dilakukan tindakan Manajemen diare (1.03101)

penyerapan zat gizi keperawatn 1x24 jam maka


Obserfasi :
diare membaik dengan
-Identifikasi penyebab diare
kreateria hasil:
(mis.inflamasi gastroin testinal iri
-konsistensi feses membaik
tasi gastrointertinal,proses infeksi

malapsorpsi ansietas ,stress efek

obat- obatan,pemberian botol

susu)

-identifikasi riwayat pemberian

makanan

-Monitor jumlah pengeluaran

diare

Terapeutik :

-Berikan asupan cairan oral (mis


larutan garam gula,oralit,
pedialite,renalite)

-pasang jalur intravena

-ambil sampel feses untuk


kultur,jika perlu

Edukasi :

-Anjurkan makanan porsi kecil


dan sering secara bertahap

-Anjurkan menghindari makanan


pembentuk gas,pedas dan
mengandung laktosa

-Anjurkan melanjutkan
pemberian asi

Kalaborasi :

-Kolaborasi pemberian obat


mengeras feses
(mis,atapulgit,smektit,kaolin,-
paktin )

5.Evaluasi

1.Diharapkan diare menurun dan suhu tubuh menurun


DAFTAR PUSTAKA

1. Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC.


Jakarta

2. Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI.


Jakarta.

3. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

4. Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

5. PPNI (2018),standar intervensi keperawatan Indonesia :Defisi dan Tindakan


keperawatan, Edisi 1.Jakarta :DPP PPNI

6. PPNI (2018 ),standar diagnosis keperawatan Indonesia : Definisi dan indikator


diagnostic, Edisi 1,Jakarta :DPP PPNI

7. PPNI ( 2018 ), standar luaran keperawatan Indonesia :Defisi dan kriteria


,Edisi 1.Jakarta :DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai