LAPORAN PENDAHULUAN
PADA ANAK DENGAN DIARE
1. Pengertian Diare
Diare adalah suatu dimana kondisi seseorang BAB (buang air besar)
dengan konsistensi lembek atau bisa juga cair, dan bahkan juga dapat
berupa air saja dengan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau
padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada frekuensi yaitu buang
air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang tersebut dapat/tanpa
sehari).
2. Etiologi
Penyebab diare yang terjadi pada anak dapat dibedakan menjadi
a. Faktor Infeksi
b. Faktor Malabsorbsi
terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi
c. Faktor Makanan
Gambar 2.1
Anatomi Fisiologi
Pencernaan Sumber :
(Syaifuddin, 2016)
(air, elektrolit, dan zat gizi). Sebelum zat ini diperoleh tubuh makanan
a. Mulut
1) Vestibulum oris : bagian di antara bibir dan pipi di luar, gusi dan
belakang.
b. Gigi
c. Lidah
makanan
9
d. Faring
e. Esofaghus
f. Lambung
Fungsi lambung :
lambung.
hati.
g. Usus halus
kira
11
h. Usus besar
1,5-1,7 meter dan penampang 5-5cm. Lanjutan dari usus harus yang
Lapisan usus besar dari dalam keluar terdiri dari lapisan selaput
dan lapisan jaringan ikat. Bagian dari usus besar terdiri dari sekum,
sigmoid.
12
4. Patofisiologi
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga usus, isi
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus, isi rongga usus
toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan air dan elektrolit ke
5. Manifestasi Klinis
a. Diare akut
2) Onset yang tak terduga dri buang air besar encer, gas-gas dalam
3) Nyeri pada kadran kanan bawah disertai kram dam bunyi pada
perut
4) demam
b. Diare kronik
Bentuk Klinis
Diare
Diagnosa Didasarkan pada keadaan
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan tinja
pospat.
7. Penatalaksanaan
elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat
diserap dengan baik oleh usus penderita diare. cara pemberian oralit
yaitu satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air matang
(200 cc)
Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk
kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan
anak tetap sehat. Pada saat diare, anak akan kehilangan zinc dalam
sembuh dari diare. Obat Zinc merupakan tablet dispersible yang larut
diare dan meningkatkan sistim imunitas tubuh bayi. anak tetap diberi
kan ASI bila diare jika anak masih mendapatkan ASI, maka teruskan
pemberian ASI sebanyak dia mau. Jika anak mau lebih banyak dari
biasanya itu akan lebih baik. Biarkan dia makan sebanyak dan selama
18
dia mau. anak dengan diare harus diberi makan seperti biasa dengan
frekuensi lebih sering. Lakukan ini sampai dua minggu setelah anak
berhenti diare. Jangan batasi makanan anak jika ia mau lebih banyak,
jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare karena kolera, atau
diare dengan disertai penyakit lain. Ini sangat penting karena sering
antibiotik.
cara pemberian Oralit, Zinc, ASI atau makanan dan tanda-tanda untuk
5. Demam
berikut :
a. Masalah (problem)
yang
20
b. Indikator diagnostik
personal d) Maturasional
validasi diagnosis
kategori yaitu :
4) Maturasional
Diare
Frekuensi BAB
meningkat
Distensi abdomen
Pathway Penyakit
Diare
Sumber : (Nurarif & Kusuma, 2016) ; PPNI (2017)
23
PPNI,2017) :
1) Definisi
alveolus-kapiler
2) Penyebab
a) Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
a) Subjektif :
(1) Dispnea
b) Objektif :
(3) Takikardi
a) Subjektif
(1) Pusing
b) Objektif
(1) Sianosis
(2) Diaforesis
(3) Gelisah
dalam/dangkal)
b. Diare (D.0020)
1) Definisi
berbentuk.
2) Penyebab
a) Fisiologis :
(4) Malabsorpsi
25
b) Psikologis :
(1) Kecemasan
c) Situasional
b) Objektif :
a) Subjektif :
(1) Urgency
b) Objektif :
1) Definisi
2) Penyebab
b) Objektif :
a) Subjektif :
b) Objektif :
1) Definisi
2) Penyebab
a) Perubahan sirkulasi
d) Penurunan mobilitas
tinggi)
i) Kelembaban
28
j) Proses penuaan
k) Neuropati perifer
l) Perubahan pigmentasi
m) Perubahan hormonal
b) Objektif :
b) Objektif :
(1) Nyeri
(2) Perdarahan
(3) Kemerahan
(4) Hematoma
1) Pengertian
2) Penyebab
b) Objektif :
a) Subjektif
b) Objektif :
(5) Sariawan
(8) diare
30
f. Resiko syok
1) Definisi
2) Faktor risiko
a) Hipoksemia
b) Hipoksia
c) Hipotensi
e) Sepsis
g. Ansietas (D.0080)
1) Definisi
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
ancaman.
2) Penyebab
a) Krisis situasional
c) Krisis maturasional
31
j) Penyalahgunaan zat
lain- lain)
a) Subjektif
b) Objektif
a) Subjektif :
(2) Anoreksia
32
(3) Palpitasi
b) Objektif :
(4) Diaforesis
(5) Tremor
yaitu :
1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
b. Diare
c. Hipovolemi
e. Defisit nutrisi
f. Risiko syok
g. Ansietas
3. Intervensi Keperawatan
c) Sianosis membaik
d) Takikardi membaik
2) Intervensi keperawatan
Observasi :
j) Monitor x-ray
toraks Terupetik :
b) Dokumentasikan hasil
pemantauan Edukasi :
b. Diare (D.0020)
Kriteria hasil :
2) Intervensi keperawatan
Observasi :
pada bayi
makan Teraupetik :
jika perlu
dan elektrolit
Edukasi :
mengandung laktosa
ASI Kolaborasi :
difenoksilat
37
smektit, kaolin-pektin)
c. Hipvolemia (D.0023)
Kriteria hasil :
2) Intervensi keperawatan
Observasi :
lemah)
cairan Teraupetik :
oral Edukasi :
mendadak Kolaborasi
NaCl 0,4%)
Kriteria hasil :
a) Elastisitas meningkat
b) Hidrasi meningkat
2) Intervensi keperawatan
Observasi :
Teraupetik :
diare
kering
kulit sensitif
kering Edukasi
masalah kesehatan
Kriteria hasil :
2. Diare menurun
40
2) Intervensi keperawatan
Observasi :
laboratorium Teraupetik :
Edukasi
diprogramkan Kolaborasi
f. Resiko syok
Kriteria hasil :
d) Pucat menurun
2) Intervensi keperawatan
: Observasi :
TD, MAP)
e) Periksa riwayat
alergi Teraupetik :
Edukasi :
awal syok
e) Anjurkan menghindari
allergen Kolaborasi :
Kriteria hasil :
2) Intervensi keperawatan
43
Observasi :
stresor)
verbal) Teraupetik :
memungkinkan
datang
Edukasi
dan prognosis
kebutuhan
44
h) Latih teknik
relaksasi Kolaborasi
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
keperawatan
45
fungsi dan tanda gejala yang spesifik ( Olfah & Ghofur, 2016)
terdiri dari empat komponen, diantaranya manusia dalam hal ini anak,
a. Manusia (anak)
spiritual.
diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik pada semua anak tidak
sudah ada sejak bayi akan tetapi belum terbentuk sempurna dan akan
karena struktur fisik anak dan dewasa berbeda mulai dari besarnya
b. Sehat-sakit
maupun spiritual.
pada keluarga. Jadi batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu
47
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya
c. Lingkungan
eksternal seperti gizi buruk, peran orang tua, saudara, teman sebaya
d. Keperawatan
masa depan anak yang lebih baik, melalui interaksi tersebut dalam
terwujud kesejahteraan
48
anak.
belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang
bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) ukuran panjang (cm,
kemampuan serta struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari
interaksi
49
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
kembangnya
keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum
(legal).
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
baik.
anak dan orang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek
merupakan salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan anak
a. Sebagai pendidik
b. Sebagai konselor
perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua
alternatif pemecahannya.
perawat, oleh karena itu kerja sama dengan keluarga juga harus
e. Sebagai peneliti
6. Pengertian Hospitalisasi
tinggal dirumah sakit yang akan menjalani terapi dan perawatan sampai
7. Dampak Hospitalisasi
a. Anak
pada anak. Anak bereaksi terhadap stres pada saat sebelum, selama
dan
54
kesepian,tidak mau lepas dari orang tua, menuntut perhatian dari orang
rawat inap, tindakan invasif yang dilakukan serta kecemasan orang tua.
(Ramdaniati, 2011).
b. Orang Tua
masalah bagi anak, namun juga bagi orang tua. Berbagai macam
perasaan muncul pada orang tua yaitu takut, rasa bersalah, stres dan
cemas. Perasaan orang tua tidak boleh diabaikan karena apabila orang
tua stres, hal ini akan membuat ia tidak dapat merawat anaknya
dengan baik dan akan menyebabkan anak akan menjadi semakin stres
(Supartini, 2012).
diungkapkan oleh orang tua. Takut dan cemas dapat berkaitan dengan
kecemasan yang paling besar berkaitan dengan trauma dan nyeri yang
sakit, rasa tidak diterima oleh petugas, prognosis yang tidak jelas,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan/jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk
evaluasi.
B. Subyek Penelitian
1. Kriteria Inklusi
(Notoatmodjo, 2012).
b. Subyek pasien terdiri dari 2 orang klien anak ( laki – laki maupun
c. Pasien kooperatif
2. Kriteria Eksklusi
Notoatmodjo, 2012).
a. Orang tua pasien pada anak Diare tidak bersedia dilakuan asuhan
keperawatan
C. Definisi operasional
menjadi kata – kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang diamati,
1. Variabel Terikat
Seorang anak mengalami diare dengan kondisi BAB (buang air besar)
konsistensi lembek atau bisa juga cair, dan bahkan juga dapat berupa air
saja dengan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam
satu hari. Adapun diare dibagi menjadi tiga klasifikasi, dehidrasi berat bila
anak mengalami latergis, mata cekung, tidak bisa minum atau malas
minum dan cubitan kulit perut kembali > 2 detik. Dehidrasi ringan/sedang
bila anak mengalami rewel, gelisah, mata cekung, haus (minum dengan
lahap),
58
cubitan kembali lambat dan tanpa dehidrasi bila anak tidak terdapat cukup
2. Variabel bebas
Asuhan Keperawatan anak dengan diare di ruang keperawatan anak RSUD dr.
E. Prosedur penelitian
adalah :
59
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data pada
G. Keabsahan data
triangulasi dari tiga sumber data utama yaitu klien, perawat dan keluarga klien
H. Analisa data
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisis data dilakukan dengan
cara
60
1. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Anamnesa
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK (> 1 tahun)
STIKES YARSI PONTIANAK
I. IDENTITAS KLIEN
Riwayat Keluarga
Saudara :
JENIS KELAMIN
NO NAMA UMUR SEHAT / SAK
L/P
1.
2.
3.
1. PERNAFASAN
Hasil laboratorium :
[ ] Hipoproteimenia [ ] Hipoalbuminemia
[ ] Hipokalemia [ ] Hipokalsemia
[ ] Hiponatremia
Dextrostik : [ } Normal [ } Rendah [ ] Tinggi
Keterangan : …………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
4. ELIMINASI
Tingkat Kesadaran
[ ] Kompos mentis [ ] Apatis [ ] Somnolent
[ ] Sopor coma [ ] Coma
Orientasi
[ ] Waktu [ ] Tempat [ ] Orang [ ] Bingung
Sifat Anak
[ ] Tenang [ ] Sedih [ ] Cemas [ ] Lain-lain ………………………………
Berbicara
[ ] Sesuai/teratur [ ] Tak sesuai [ ] Menghina
[ ] Aphasia [ ] Kacau
Kontak mata : [ ] Ya [ ] Tidak
Pupil mata : [ ] Isokor [ ] An isokor [ ] Dilatasi
[ ] Bereaksi [ ] Tidak Bereaksi
Keterangan : ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
6. KEAMANAN / MOBILISASI
6.a. Persepsi/koordinasi
Penglihatan
[ ] Baik [ ] Kabar [ ] Ganda [ ] Buta warna
Pendengaran :
[ ] Baik [ ] Tuli [ ] Nyeri
Sensori :
[ ] Baik [ ] Pusing [ ] Pingsan [ ] Nyeri
[ ] Sakit Kepala [ ] Mati rasa
Keterangan : ………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
6.b. Mobilisasi
Aktifitas sehari-hari yang bisa dilakukan ………………………………………………………………
[ ] Dapat menolong diri sendiri
[ ] Ditolong dengan bantuan
Keadaan saat ini :
[ ] Sulit berjalan [ ] Kelelahan [ ] Nyeri
[ ] Gerakan yang terbatas [ ] kejang
[ ] Parasitis [ ] Otot lemah [ ] Riwayat jatuh
[ ] Koordinasi yang rusak [ ] Cemas
[ ] Pernafasan terganggu
[ ] Pengetahuan kurang
[ ] Penglihatan kurang
[ ] Gangguan Muskuloskeletal
[ ] Penurunan daya tahan tubuh
Keterangan : ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. PEMERIKSAAN FISIK
Berat Badan : ………….. Tinggi Badan : ………… Lingkar kepala : ……… (<
3 thn)
Lingkar Lengan Atas : .......................... Lingkar Dada : ....................
Lingkar Perut : ..................
B. Tanda Vital :
C. Pemeriksaan Umum
1. Kulit :
b. Lesi
………………………………………………………………………………………….
d. Temperatur.........................................................................................................
..........
…………………………………………………………………………………………
…
c. Bentuk kuku
( cembung,cekung)..............................................................................
3. Rambut :
c. Sclera ...............................................……………………………………………..
d. Iris : …………………………………………………………………………………
e. Cornea : ……………………………………………………………………………..
i. Ketajaman penglihatan.......................................................................................
7. Hidung
a. Mukosa hidung ( warna) ………………………………………………..
d. Septum ………………………………………………………………………………
8. Mulut
…………………………………………………………………………………………
f. Pharing ( kemerahan pada dinding belakang, sekret ) …………………………
………………………………………………………………………………………..
g. Tonsil (kemerahan, bengkak).............................................................................
h. Kebersihan mulut ………………………………………....................................
9. Telinga
c. Benjolan …………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………..
f. Pendengaran …………………………………………………………………………
10. Leher
a. Gerakan leher
…………………………………………………………………………
11. Dada :
c. Bentuk dada :
………………………………………………………………………….
12. Paru-paru :
a. Gerakan pernafasan :
…………………………………………………………………
b. Pola pernafasan :
……………………………………………………………………..
c. Frekuensi :
…………………………………………………………………………….
d. Suara pernafasan :
……………………………………………………………………
13. Abdomen :
69
a. Menonjol dan gerakan
……………………………………………………………………..
d. Bising usus
…………………………………………………………………………………
14. Hepar :
a. Adakah pembesaran :
………………………………………………………………….
b. Teraba(ada/tidak):
……………………………………………………………………………..
d. Nyeri tekan :
……………………………………………………………………………….
16. Ginjal :
a. Dapat diraba/tidak
………………………………………………………………………….
b. Pembesaran unilateral/bilateral
………………………………………………………….
17. Punggung
a. Bentuk ( simetris )
…………………………………………………………………………..
b. Lessi, tumor
………………………………………………………………………………….
c. Adakah fraktur
……………………………………………………………………………….
e. Oedema/lessi
………………………………………………………………………………..
f. Nyeri otot
……………………………………………………………………………………
g. Refleks lutut/siku
……………………………………………………………………………
19. Genitalia
20. Anus
a. Perdarahan :
………………………………………………………………………………
b. Hemoroid :
…………………………………………………………………………………
c. Atresia ani
…………………………………………………………………………………
3. PEMERIKSAAN REFLEKS
A. Berkedip
: ................................................................
B. Moro : ................................................................
..
(Refleks menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa
stimulasi)
E. Swallowing/menelan
: ...................................................................
F. Merangkak : ...............................................................
.
B. Motorik halus :
D. Motorik kasar :
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosis penyakit :
………………………………………………………………………………
B. Pemeriksaan laboratorium :
……………………………………………………………………..
1. Urine :
………………………………………………………………………………………....
2. Feces :
…………………………………………………………………………………………
3. Kimia darah :
……………………………………………………………………………………
72
C. Pengobatan
1. Simtomatik :
………………………………………………………………………………………
2. Kausal/antibiotika :
……………………………………………………………………………….
3. Terapi cairan :
……………………………………………………………………………………
4. Terapi oksigen/karbondioksida :
………………………………………………………………
D. Radiologi
2. USG :
………………………………………………………………………………………………
.
3. Lumbal fungsi :
…………………………………………………………………………………….
2)
No Identitas Klien
5 Nama
Ayah Tn. S
Ibu Ny. S
6 Umur
Ayah 39 tahun
Ibu 30 tahun
7 Pekerjaan
Ayah Swasta
Ibu IRT
8 Pendidikan
Ayah SMA
Ibu SMA
9 Alamat Dusun Persak Desa Sungai Raya
yang dirawat pada tanggal 24 November 2022 dengan keluhan BAB encer
4 kali Klien tampak lemas dan rewel. Pada An.R didapatkan hasil
pengkajian dari orang tua dari orang tua mengenai masa prenatal, natal,
sejak umur 6 bulan dengan jenis bubur dan pada imunisasi dasar lengkap
bulan dengan jenis bubur, klien memiliki alergi makanan telur puyuh.
Pada An.R sebelum sakit selera makan klien baik, pola makan klien
teratur 3x dan diselingi dengan ASI pada saat sakit klien susah makan,
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik
1 Inpeksi
a. Kepala Kepala dan Rambut
:
Bentuk kepala dan wajah simetris, tidak
ada edema, kulit kepala bersih tidak
79
2 Palpasi
a. Leher Teraba kelenjar getah bening, tidak teraba
kelenjar tiroid
3 Auskultasi
a. Paru – paru Suara nafas vesikuler, tidak ditemukan
weezing dan ronchi
3) Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
81
b. Data Fokus
Data Fokus An.R di Puskesmas Sungai Raya Tahun 2022
An.R
DS :
1. Orang tua klien mengatakan anaknya BAB encer 4 kali
2. Orang tua klien mengatakan anaknya susah makan
3. Orang tua klien mengatakan sebelum menyusui anaknya orang tua klien
tidak mencuci tangan terlebih dahulu
4. Orang tua klien mengatakan anaknya sering diberi makan seperti makanan
orang dewasa
5. Orang tua klien mengatakan klien masih ASI sampai sekarang
6. Orang tua klien mengatakan terdapat iritasi disekitar anus
DO :
1. Nadi : 140 x/menit
2. Suhu : 36, 8oC
3. RR : 24x/menit
4. Mukosa bibir kering
5. Turgor kulit < 2detik
6. BAB encer kuning kecoklatakan dan berampas
7. BB sekarang 8kg
8. BB sebelum 9kg
9. TB : 67 cm
10. Makanan tampak tidak dihabiskan
11. Adanya kemerahan disekitar anus
82
c. Analisa Data
mengatakan
menyusui
anaknya orang
tua tidak
mencuci
tangan dulu
c. Orang tua
klien
mengatakan
anaknya sering
diberikan
makan seperti
makanan orang
dewasa
DO :
a. Konsistensi
BAB encer
kuning
kecoklatan dan
berampas
b. Nadi :
140
x/menit
c. Suhu : 36, 8oC
d. RR :
24x/menit
3 DS : Faktor Resiko Defisit
a. Orang tua Psikologis Nutrisi
klien
mengatakan
klien masih
ASI sampai
sekarang
b. Orang tua
klien
mengatakan
anaknya susah
untuk makan
DO :
a. BB sekarang:
8 kg
b. BB sebelum
: 9kg
c. TB : 67 cm
d. Makanan
tampak tidak
dihabiskan
84
4 DS : Kelembaban Gangguan
a. klien Integritas kulit
mengatakan
terdapat iritasi
disekitar anus
DO :
b. Adanya
kemerahan di
sekitar anus
85
86
87
d. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawaan
No An.R di Puskesmas Sungai Raya
Hari / Diagnosa Keperawatan (Kode SDKI)
tanggal
Ditemukan
1 23 November Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan
2022 cairan aktif (D.0023)
4. Gangguan L : Integritas
integritas kulit Kulit dan I : Perawatan
berhubungan Jaringan Integritas Kulit
dengan ( L.14125 ) ( I.11353 )
kelembaban Setelah dilakukan 4.1 identifikasi penyebab
( D.0129) intervensi gangguan integritas
keperawatan 3x24 kulit
jam diharapkan 4.2 bersihkan perineal
integritas kulit dengan air hangat
dan jaringan 4.3 anjurkan
meningkat dengan menggunakan
KH : pelembab
1. Elastisitas 4.4 anjurkan minum air
meningkat yang cukup
2. Hidrasi
meningkat
90
e.Implementasi
Implementasi Perencanaan An.R Puskesmas Sungai Raya Tahun
2022
Waktu Tindakan Keperawatan Evaluasi
Pelaksanaan
Rabu, 23
November
2022
N : 140x/menit
08.30 1.1 Memeriksa tanda Turgor kulit
dan gejala
kembali <2detik
hipovolemi
Mukosa bibir
kering
BAB encer 4
09.40 2.2 Memonitor warna, kali dengan
volume, frekuensi dan konsistensi encer
konsistensi tinja kuning kecoklatan
dan berampas
Jum’at, 25
November
2022
f. Evaluasi
Evaluasi An.R di Puskesmas Sungai Raya Tahun 2022
Dx An.R
Hari
Hari I Hari II Hari III
1 Jam 14. 05 Jam : 20.05 Jam 20:10
S : anak mengalami S : orang tua klien S : orang tua klien
diare BAB mengatakan mengatakan
encer 4x dari anaknya BAB BAB encer 2
pagi dengan encer dari pagi kali sejak tadi
konsistensi sampai pagi warna
encer warna sekarang jadi 3 kuning
kuning kali berwarna kecoklatan
kecoklatan dan kuning O:
berampas kecoklatan dan (1) N
O: berampas :108x/menit
(1) N : O: (2) RR :
140x/menit (1) N : 22x/menit
(2) RR 120x/menit (3) S : 36.5
23x/menit (2) RR : (4) Mukosa
(3) S : 36,4 22x/menit bibir
(4) Tidak ada (3) S : 36,7 tampak
muntah (4) Mukosa bibir lembab
(5) Mukosa sudah tidak (5) Klien tidak
bibir tampak kering rewel dan
kering (5) Turgor kulit gelisah
(6) Turgor kulit kembali A : masalah
kembali <2 <2detik teratasi
detik A : masalah P : Intervensi
A : masalah belum teratasi dihentikan
teratasi sebagian
P : lanjutka P : lanjutkan
intervensi intervensi
O: O: O:
(1) BAB encer (1) BAB encer (1) Bising usus
berwarna berwarna 10x/menit
kuning kuning (2) BAB masih
(2) kecoklatan kecoklatan encer
dan berampas dan A : masalah
(3) Bising usus berampas teratasi
30x/menit (2) Bising usus P : intervensi
A : Masalah belum 18x/menit dihentikan
teratasi A : masalah
P : Lanjutkan teratasi
intervensi sebagian
P : lanjutkan
intervensi
P : lanjutkan
intervensi
2. Pengkajian
lembek atau bisa juga cair, dan bahkan bisa berupa air saja dengan
frekuensinya lebih
98
An.R berusia 9 bulan dan klien 2 berusia 7 bulan dengan diagnosa medis
diare. Ditemukan pengkajian klien 1 yaitu BAB encer 4 kali sehari nafsu
anus.
sebelum menyusui tidak mencuci tangan. Hal ini sesuai dengan teori
memegang peran penting pada tumbuh kembang anak baik fisik maupun
3. Diagnosa Keperawatan
situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017).
subjektif klien BAB encer sejak 1 hari yang lalu, BAB encer 4 kali
10
0
klien lemas. Data objektif yang ditemukan pada An.R tampak BAB
konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi lebih tinggi dari
tiga kali dalam satu hari. Diare juga didefinisikan sebagai suatu
rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan anakn merangsang usus
diagnosa pada SDKI yaitu sekitar 80-100% dan tanda minor sebagai
pendukung yang ditemukan dari gejala dan tanda mayor data objektif
defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dan fases lembek atau cair,
jaringan dan atau/ lapisan kulit, sedangkan gejala dan tanda minor
ditemukan berupa data subjektif ialah merasa lemah dan merasa haus
dan pada data objektif ialan pengisian vena menurun, status mental
subjektif klien BAB encer sejak 1 hari yang lalu, BAB encer 4 kali
bibir kering, turgor kulit kembali <2 detik, dan hematokrit meningkat,
klien rewel.
cairan).
kehilangan cairan aktif. Hal ini sesuai data yang ditemukan yaitu pada
An.R dan adanya frekuensi BAB encer lebih dari 3 kali dalam sehari
untuk makan)
metabolisme.
sampai sekarang, klien susah makan dan pada data objektif berat badan
subjektif pada klien 2 dimana klien BAB encer 4kali dari pagi sampai
Mukosa bibir lembab dan Turgor kulit kembali <2 detik, klien dapat
meingkat diatas rentang normal. Gejala dan tanda mayor objektif suhu
tubuh di atas nilai normal sedangkan gejala dan tanda minor kulit
hipertermia.
.
105
kulit. Dan diagnosa yang berbeda pada An.R terdapat diagnosa hipovolemia
Intervensi keperawatan
asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada kedua klien sesuai dengan
warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja, monitor tanda dan gejala
makanan porsi kecil tapi sering dan anjurkan melanjutkan pemberian ASI.
monitor intake dan output cairan, teraupetik : berikan asupan cairan per
oral
106
cukup.
penerapan dan penulisan kriteria hasil pada An.R sesuai dengan teori yang
4. Implementasi keperawatan
Ghofur, 2016).
Implementasi yang dilakukan peneliti pada An.R pada hari pertama yaitu :
pelembab dan menganjurkan makan porsi kecil dan sering. Orang tua klien
minum air yang cukup dan menganjurkan melanjutkan ASI. Orang tua
klien mengatakan klien minum dengan kuat dan klien mendapatkan ASI
sampai sekarang.
DAFTAR PUSTAKA