TINJAUAN TEORITIS
7
8
2) Toddler : 4 cm.
3) Prasekolah :7,6 cm.
4) Sekolah :10 cm.
2.1.2 Definisi
Peritonitis adalah Inflamasi peritonium-lapisan membran serosa
rongga abdomen dan meliputi viresela. Biasanya, akibat dari infeksi
bakteri. Organnisme yang berasal dari penyakit saluran
gagastrointestinal atau pada wanita dari organ reproduktif internal
(Nurarif dan Kusuma, 2015).
Prevalensi peritonitis pada pria (68,4%) lebih tinggi dari pada wanita
(31,6%) kelompok usia paling umum adalah 10-19 tahun (24,5%),
peritonitis sekunder jenis peritonitis yang paling umum (53,1%)
sebagian besar rawat inap 4-7 hari (45,9%) frekuensi pasien
peritonitis berdasarkan kondisi ketika dari rumah sakit sebagian
besar hidup (85,7%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa
peritonitis dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, penyebab
peritonitis, prosedur operasi, rawat inap dan kondisi saat dikeluarkan
dari rumah sakit (aiwi, 2016).
1
2.1.3 Etiologi
Penyebab peritonitis menurut (Hughes, 2012) adalah :
2.1.3.1. Infeksi bakteri
a. Mikroorganisme berasal dari penyakit saluran
gastrointestinal
b. Appendicitis yang meradang dan perforasi
c. Tukak peptic (lambung/duodenum)
d. Tukak thypoid
e. Tukak disentri amuba / colitis
f. Tukak pada tumor
g. Salpingitis
1
2.1.4 Patofisiologi
Awalnya mikroorganisme masuk kedalam rongga abdomen adalah
steril tetapi dalam beberapa jam terjadi kontaminasi bakteri.
Akibatnya timbul edema jaringan dan pertahanan eksudat. Cairan
dalam rongga abdomen menjadi keruh dengan bertambahnya
sejumlah protein, sel-sel darah putih, sel-sel yang rusak. Respon
yang segera dari saluran intestinal adalah hipermotilitas, di ikuti oleh
ileus paralitik dengan penimbunan udara dan cairan didalam usus
besar.
1
Pathway Peritonitis
Peritonitis
Gangguan pada lambung Menyebabkan edema pada dinding abdomen Memicu pengeluaran prostaglandin
(meningkatkan HCI)
Pengumpulan cairan di rongga peritoneum
Memacu kerja thermostat
hipotalamus
Reaksi mual dan muntah Kehilangan sejumlah besar Merangsang saraf
cairan perasa nyeri
Suhu tubuh meningkat
Ketidak seimbangan nutrisi Distensi abdomen
Dehidrasi
kurang dari kebutuhan tubuh ke paru Nyeri Hipertermi
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi dari peritonitis adalah : gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, sesak napas akibat desakan
distensi abdomen ke paru, pembentukan luka dan pembentukan
abses (Rudi, 2012).
2.1.8 Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan pasien peritonitis penggantian cairan, koloid
dan elektrolit adalah focus utama. Analgetik diberikan untuk
mengatasi nyeri antiemetic dapat diberikan sebagai terapi untuk
mual dan muntah. Terapi oksigen dengan kanul nasal atau masker
akan meningkatkan oksigenasi secara adekuat, tetapi kadang-kadang
intubasi jalan napas dan bentuk ventilasi diperlukan. Terapi
medikamentosa nonoperatif dengan terapi antibiotic, terapi
hemodinamik untuk paru dan ginjal, terapi nutrisi dan metabolic dan
terapi modulasi respon peradangan.
b. Demam menggigil
2.2.1.8 Keamanan
Riwayat inflamasi organ pelvis, infeksi puerpuralis, aborsi
sepsis, abses retroperitneal.
2.2.1.9 Pengajaran/pembelajaran
Riwayat trauma dengan penetrasi abdomen seperti trauma
abdomen, perforasi kandung kemih/kandung empedu,
perforasi Ca lambung, ulkus deudenum, hernia starngulasi.
(Suratun dan Lusianah, 2010)